• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 - Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Pola Konsumsi Ikan Siswa Sekolah Dasar Negeri 060919 di Kecamatan Medan Sunggal Tahun 2015

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 - Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Pola Konsumsi Ikan Siswa Sekolah Dasar Negeri 060919 di Kecamatan Medan Sunggal Tahun 2015"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Anak Sekolah

Anak sekolah adalah anak yang berada pada usia sekolah yaitu antara 6-12

tahun. Pada usia ini anak yang sehat akan mengalami pertumbuhan dan

perkembangan yang normal dan wajar, yaitu sesuai standar pertumbuhan fisik anak

pada umumnya dan memiliki kemampuan sesuai standar kemampuan seusianya

(Adriani, 2012).

2.1.1 Kebutuhan Gizi Anak Sekolah

Anak usia sekolah memerlukan makanan yang kurang lebih sama dengan

yang dianjurkan untuk anak prasekolah, akan tetapi porsinya harus lebih besar

karena kebutuhannya yang lebih banyak, mengingat bertambahnya berat badan dan

aktivitas (Adriani, 2012).

Kebutuhan gizi harus disesuaikan dengan banyaknya aktivitas yang

dilakukan anak, oleh karena itu ada beberapa fungsi dan sumber zat gizi yang perlu

diketahui agar tercukupinya kebutuhan gizi anak sekolah, yaitu :

1. Energi

Aktivitas fisik memerlukan energi di luar kebutuhan untuk metabolisme

basal. Aktivitas fisik adalah gerakan yang dilakukan oleh otot tubuh dan sistem

penunjangnya. Selama aktivitas fisik berlangsung, otot membutuhkan energi di luar

(2)

tambahan untuk mengantarkan zat-zat gizi dan oksigen ke seluruh tubuh serta

mengeluarkan sisa-sisa dari tubuh.

Penggunaan energi di luar AMB (Angka Metabolisme Basal) bagi bayi dan

anak selama masa pertumbuhan adalah untuk bermain dan sebagainya. Besar

kecilnya angka kecukupan energi sangat dipengaruhi oleh intensitas kegiatan

jasmani tersebut.

Sumber energi berkonsentrasi tinggi adalah bahan makanan sumber lemak,

seperti lemak dan minyak, kacang-kacangan dan biji-bijian. Setelah itu bahan

makanan sumber karbohidrat seperti padi-padian, umbi-umbian dan gula murni.

Semua makanan yang dibuat dari bahan makanan tersebut merupakan sumber

energi.

2. Karbohidrat

Di dalam tubuh, zat-zat makanan yang mengandung unsur karbon dapat

digunakan sebagai bahan pembentuk energi yaitu karbohidrat, lemak dan protein.

Energi yang terbentuk dapat digunakan untuk melakukan gerakan-gerakan tubuh

baik yang disadari maupun yang tidak disadari misalnya, gerakan jantung,

pernapasan (paru-paru), usus dan organ-organ lain dalam tubuh. Dari uraian

tersebut dapat diketahui keperluan tubuh yang utama adalah terbentuknya bahan

bakar (tenaga). Karbohidrat-zat tepung/pati-gula adalah makanan yang dapat

menghasilkan tenaga.

Fungsi utama karbohidrat adalah menyediakan keperluan energi tubuh.

Selain itu, karbohidrat juga mempunyai fungsi lain yaitu untuk kelangsungan proses

(3)

penghematan terhadap protein. Pangan sumber karbohidrat misalnya, serealia,

biji-bijian, gula dan buah-buahan umumnya menyumbang paling sedikit 50% atau

separuh kebutuhan energi keseluruhan. Proporsi asupan karbohidrat yang

disarankan untuk anak usia sekolah adalah 50-60% karbohidrat dari kebutuhan

energi per hari.

3. Protein

Protein adalah bagian dari semua sel hidup dan merupakan bagian terbesar

tubuh sesudah air. Kebutuhan protein menurut FAO/WHO/UNU (1985) adalah

konsumsi yang diperlukan untuk mencegah kehilangan protein yang diperlukan

dalam masa pertumbuhan, kehamilan dan menyusui. Angka Kecukupan Protein

(AKP) anak usia sekolah umur 7-9 tahun adalah 400 mg untuk laki-laki dan

perempuan, umur 10-12 tahun laki-laki adalah 400 mg sedangkan untuk perempuan

350 mg. Disarankan untuk memberi protein 1,5-2 g/kg berat badan bagi anak

sekolah.

Sumber protein dalam bahan makanan hewani merupakan sumber protein

yang baik dalam jumlah maupun mutu seperti telur, susu, daging, unggas, ikan dan

kerang. Sumber protein nabati adalah kacang, kedelai dan hasil olahannya seperti

tempe dan tahu serta kacang-kacangan lain.

4. Lemak

Seperti halnya karbohidrat dan protein, lemak merupakan sumber energi

bagi tubuh. Fungsi lemak terutama adalah menghasilkan energi yang diperlukan

(4)

dalam tubuh secara langsung dan tak langsung serta sebagai pembawa (carrier)

vitamin yang larut dalam lemak.

Defisiensi lemak dalam tubuh akan mengurangi ketersediaan energi dan

mengakibatkan terjadinya katabolisme atau perombakan protein. Cadangan lemak

akan semakin berkurang dan lambat laun akan terjadi penurunan berat badan.

Defisiensi asam lemak akan mengganggu pertumbuhan dan menyebabkan

terjadinya kelainan pada kulit. Sumber lemak diantaranya susu, minyak olive,

minyak jagung, minyak kacang tanah, minyak ikan dan lain-lain. Menurut WHO

(2008), kebutuhan lemak untuk anak usia 2-18 tahun adalah 25-35% dari kebutuhan

energi total.

5. Vitamin

Vitamin merupakan zat organik yang harus tersedia dalam jumlah yang

sedikit karena vitamin tidak dapat disintesis pada makhluk hidup. Vitamin

diklasifikasikan baik sebagai vitamin larut lemak (vitamin A, D, E, K) atau vitamin

larut air (vitamin B kompleks dan vitamin C). Vitamin tidak menyediakan energi

atau bahan pembangun untuk jaringan dan organ tubuh. Vitamin berperan sebagai

partisipan dalam proses katalitik (sebagai koenzim) dan pengatur proses metabolik

(Grober, 2009).

6. Mineral

Berikut adalah jenis mineral yang dibutuhkan oleh anak usia sekolah, antara

(5)

a) Kalsium

Kalsium merupakan mineral yang paling banyak terdapat di dalam tubuh,

yaitu 1,5-2% dari berat badan orang dewasa atau lebih kurang sebanyak 1 kg dan

jumlah ini 99% berada dalam jaringan keras, yaitu tulang dan gigi.

Semakin tinggi kebutuhan dan semakin rendah persediaan kalsium dalam

tubuh semakin efisien absorpsi kalsium. Peningkatan kebutuhan terjadi pada masa

pertumbuhan khususnya pada anak usia sekolah dan remaja, kehamilan, menyusui,

defisiensi kalsium dan tingkat aktifitas fisik yang meningkatkan densitas tulang.

Kalsium mempunyai berbagai fungsi dalam tubuh yaitu dalam pembentukan

tulang dan gigi. Angka kecukupan rata-rata sehari untuk kalsium bagi orang

Indonesia ditetapkan oleh Widyakarya Pangan dan Gizi LIPI (1998) untuk

anak-anak 500 mg dan remaja 600-700 mg.

Sumber kalsium utama adalah susu dan hasil olahannya, seperti keju. Ikan

dimakan dengan tulang, termasuk ikan kering merupakan sumber kalsium yang

baik. Serealia, kacang-kacangan dan hasil olahannya seperti tahu dan tempe,

sayuran hujau juga merupakan sumber kalsium yang baik.

b) Besi

Besi berfungsi sebagai cadangan untuk memproduksi hemoglobin.

Kekurangan besi dapat menurunkan kekebalan tubuh sehingga sangat peka

terhadap serangan bibit penyakit. Penelitian di Indonesia menunjukan terjadi

peningkatan prestasi belajar pada anak-anak sekolah dasar bila diberi suplemen

besi. Besi memegang peranan dalam sistem kekebalan tubuh. Angka kecukupan

(6)

Sumber besi adalah makanan hewani seperti daging, ayam dan ikan. Sumber

baik lainnya adalah telur, serealia tumbuk, kacang-kacangan, sayuran hujau, dan

beberapa jenis buah.

c) Yodium

Yodium berfungsi sebagai bagian dari tirosin dan senyawa lain yang

disintesis oleh kelenjar tiroid. Tubuh mengandung sekitar 25 mg yodium, dimana

sepertiganya terdapat dalam kelenjar tiroid. Fungsinya adalah mengontrol

transduksi energi seluler.

Kebutuhan yodium sehari-hari sekitar 1-2 µg/kg berat badan. Widyakarya

Pangan dan Gizi LIPI (1998) menganjurkan angka kecukupan gizi yodium untuk

anak sekolah 70-120 µg. Sumber yodium yang utama yaitu makanan laut berupa

ikan, udang dan kerang serta gangang laut.

Angka kecukupan gizi yang dianjurkan bagi anak sekolah tercantum dalam

tabel dibawah ini :

Tabel 2.1 Angka Kecukupan Gizi Yang Dianjurkan Untuk Anak Sekolah Umur

Masalah gizi (malnutrition) adalah gangguan pada beberapa segi

(7)

terpenuhinya kebutuhan akan zat gizi yang diperoleh dari makanan (Demanik,

2010).

Kekurangan berat badan merupakan masalah gizi yang terjadi pada anak

sekolah. Kekurangan berat badan yang berlangsung pada anak yang sedang tumbuh

merupakan masalah serius. Kondisi ini mencerminkan kebiasaan makan yang

buruk. Pada awal usia enam tahun, anak mulai masuk sekolah. Dengan demikian

anak-anak mulai memasuki dunia baru, dimana mereka mulai banyak belajar,

berhubungan dengan orang di luar keluaga dan berkenalan dengan suasana dan

lingkungan yang baru. Secara langsung maupun tidak, keadaan tersebut bisa

memengaruhi kebiasaan makan. Anak-anak cenderung memilih makanan yang

mengandung banyak lemak, sementara kandungan protein dan mineralnya rendah

(Adriani, 2012).

Pada saat memasuki usia sekolah dasar, anak berada pada masa awal belajar

yang nantinya akan memengaruhi proses belajar anak pada masa yang akan datang.

Oleh karena itu penting memperhatikan gizi anak sekolah dasar untuk menunjang

kondisi fisik otak yang merupakan syarat anak mempunyai kecerdasan tinggi.

2.2 Pola Konsumsi Ikan Anak Sekolah

Menurut Lie Goan Hoang yang dikutip oleh Zulfrida (2003), pola makan

adalah berbagai informasi yang memberikan gambaran mengenai jumlah dan jenis

bahan makanan yang dimakan setiap hari oleh satu orang dan merupakan ciri khas

(8)

Gizi pada anak dari segi mutu maka protein hewani dapat dikatakan lebih

baik dari protein nabati. Hal ini disebabkan karena protein hewani mempunyai

susuanan asam amino esensial yang lengkap. Khusus untuk protein hewani anak

dianjurkan agar konsumsinya kira-kira 5 gram protein asal ternak ditambah 10 gram

protein ikan per hari (Khomsan, 2010). Anjuran konsumsi protein ikan rata-rata per

hari yaitu 9 gram dengan kriteria baik ≥ 9 gram/hari dan kurang < 9 gram/hari.

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Riyandini (2014) sebanyak 48,5%

anak-anak SD Brigjend Katamso mengkonsumsi jenis ikan laut dan olahannya. Ikan

laut yang dikonsumsi terbanyak adalah teri sebesar 22,06%, ikan air tawar yang

dikonsumsi terbanyak adalah lele sebesar 19,12%.

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Apriani (2012) jenis ikan yang

dikonsumsi anak balita di Nagari Taruang-Taruang Kecamatan Rao Kabupaten

Pasaman adalah ikan mas, ikan mujahir, ikan lele, ikan gabus, belut, ikan nila, ikan

tongkol dan ikan teri. Dapat diketahui bahwa jenis ikan yang sering dikonsumsi

anak balita adalah ikan mujahir, nila dan teri (48,57%).

Menurut Budiarso yang dikutip oleh Meliala (2009), beberapa contoh jenis

ikan yang kaya akan omega-3, yaitu Lemuru, Tuna, Tenggiri dan Ikan herring.

-Lemuru (Sardinella longiceps)

Jenis ikan ini hidup di perairan pantai, lepas pantai dan laut dalam. Panjang

20 cm tapi biasanya 10-15 cm, tubuhnya biru kehijauan dibagian atas, putih perak

pada bagian bawah. Terdapat di Selat Bali dan sekitarnya, termasuk Selatan

(9)

disebut soroi ini dipasarkan dalam bentuk segar, asin kering, kalengan dan asin

rebus (pindang).

-Tuna (Thunnus obesus)

Jenis ikan yang ada di Indonesia Timur sering disebut tuna mata besar ini

hidup di perairan lepas pantai mulai dari permukaan sampai kedalaman 250 m,

dipasarkan dalam bentuk segar yang dibekukan dan harganya terbilang agak mahal.

-Tenggiri ( Scomberomorus commerson)

Termasuk ikan buas, predator, karnivor dan menyukai ikan-ikan kecil

(sarden, tembang dan teri) dipasarkan dalam bentuk segar dan asin setengah kering.

-Ikan herring (harring)

Ikan ini merupakan famili penting yang tersebar luas diseluruh dunia. Ikan

ini diiris lewat punggungnya, isi perut dibuang dan sesudah direndam selama

setengah jam dalam larutan garam 80% ikan tersebut lalu digantung didalam tempat

pembakaran di atas api kayu keras selama 6-18 jam. Ikan haring itu ikan yang

berminyak karena itu mudah rusak.

Beberapa contoh jenis ikan yang biasa dikonsumsi oleh masyarakat, yaitu :

1. Bandeng

Merupakan jenis ikan budi daya air payau yang sekaligus juga merupakan

bahan konsumsi masyarakat luas. Bentuk badan yang memanjang, padat dan dapat

mencapai ukuran yang cukup besar, rasanya cukup lezat membuat bandeng disukai

(10)

Menurut Hadie dan Supriatna yang dikutip oleh Meliala (2009), ciri-ciri

ikan bandeng adalah badan memanjang, padat, kepala tanpa sisik, mulut kecil

terletak di ujung kepala dan rahang tanpa gigi serta lubang hidung yang terletak di

depan mata, sirip punggung terletak jauh di belakang tutup insang, berwarna putih

bersih dan dagingnya putih.

2. Ikan Mas

Menurut Harli yang dikutip oleh Meliala (2009), ikan mas merupakan jenis

ikan darat dan hidup di perairan dangkal yang mengalir tenang dengan suhu sejuk.

Jenis ikan konsumsi air tawar ini banyak digemari masyarakat karena dagingnya

gurih dan memiliki kadar protein tinggi. Beberapa ciri-ciri ikan mas yaitu umumnya

berwarna kuning dan badan memanjang.

3. Lele

Menurut Hadie dan Supriatna yang dikutip oleh Meliala (2009), dari sekian

banyak komoditas perikanan di Indonesia, lele dapat dikatakan sebagai jenis ikan

yang sangat populer di masyarakat. Selain rasanya yang lezat, kandungan gizinya

pun cukup tinggi sehingga disukai berbagai kalangan, terutama bagi anak-anak

karena kandungan proteinnya yang tinggi berguna untuk meningkatkan kecerdasan.

Pada umumnya jenis ikan lele memiliki warna hitam abu-abu atau terkadang putih

berbintik.

4. Gurami

Menurut Agus yang dikutip oleh Meliala (2009), gurame adalah ikan air

(11)

tenang. Beberapa ciri-ciri umumnya yaitu tubuh berbentuk pipih dan agak

memanjang, bagian dahi gurami dewasa terdapat tonjolan mirip cula.

2.3 Kandungan Zat Gizi Ikan

Menurut penelitian yang dilakukan Riyandini (2014) jumlah ikan yang

dikonsumsi oleh anak-anak SD Brigjend Katamso II berada pada kategori cukup

yaitu sebesar 69,1 % dengan rata-rata jumlah protein ikan adalah 12,6 gram/hari.

Sumbangan konsumsi ikan terhadap angka kecukupan protein pada anak-anak SD

Brigjend Katamso II masih tergolong kurang dengan rata-rata 27,18%.

Pada balita penelitian yang dilakukan Apriani (2012) menyimpulkan bahwa

umumnya kandungan protein yang ada pada ikan dan dikonsumsi anak balita adalah

dengan kandungan protein 10-20 gram. Sedangkan rata-rata kandungan protein

ikan yang dikonsumsi anak balita adalah 12,74 gram/hari.

Tabel 2.2 Komposisi Gizi Ikan Terutama Protein, Lemak dan Zat Besi

(12)

Ikan sebagai salah satu sumber daya gizi laut mempunyai kandungan

protein cukup tinggi, basah sekitar 17% dan kering 40% (Khomsan, 2010).

Menurut Murdiati (2013), secara umum ikan mengandung 13-20% protein yang

dapat membantu pertumbuhan sel otak. Kandungan protein ikan erat sekali

kaitannya dengan kandungan lemak dan kandungan airnya. Pada ikan yang

kandungan lemaknya rendah, rata-rata mengandung protein dalam jumlah besar.

Jumlah protein dalam daging ikan tidak kalah dibanding dengan sumber protein

lainnya (Simanjuntak, 2002). Ikan mengandung 17 gr protein tidak jauh berbeda

dengan daging ayam dan daging sapi yang mengandung 18 gr dan 19 gr protein

namun jauh berbeda dengan telur ayam yang hanya mengandung 13 gr protein.

Menurut Khomsan (2010), sebagian besar asam lemak pada ikan berupa

asam lemak omega-3, meski asam lemak omega-3 mempunyai beberapa manfaat

yang sangat penting untuk pertumbuhan sel-sel saraf maupun untuk pencagahan

penyakit degeneratif, namun struktur kimiawinya mudah rusak bila teroksidasi

(proses penggabungan dengan oksigen seperti pemanasan).

Sebagai sumber lemak asam lemak omega-3 ditemukan terutama dalam

ikan laut berlemak yang mengandung asam lemak eikosapentanoat

(eicosapentaenoic acid, EPA) dan asam dokosaheksanoat (decosahexaenoic acid,

DHA). Penelitian menunjukan peningkatan bukti mengenai efek antiinflamasi,

antiaterogenik, antitrombolik, antiaritmia dan efek penurun-trigliserida dalam

(13)

Menurut Aswan yang dikutip oleh Meliala (2009), omega 3 dan omega 6

termasuk dalam asam lemak tak jenuh jamak esensial yang berguna untuk

memperkuat daya tahan otot jantung, meningkatkan kecerdasan otak jika diberikan

sejak dini, melenturkan pembuluh darah, hingga menurunkan kadar trigliserida dan

mencegah penggumpalan darah. Omega 3 dan omega 6 berasal dari berbagai jenis

ikan, terutama ikan yang berasal dari laut, seperti sarden, tuna, cakalang, kembung,

mackarel, herring, salem, bonito dan lainnya.

Tabel 2.3 Kandungan Asam Lemak Omega-3 Per 100 Gram Jenis Ikan Asam Lemak

Ikan sebagai sumber karbohidrat menurut Hadiwiyoto yang dikutip oleh

Simanjuntak (2002), sumbangan karbohidrat dari daging ikan sebagai zat gizi

kurang dari 1%. Karbohidrat dalam daging ikan paling banyak berupa glikogen

0,005%-0,85%, glukosa 0,038%, asam laktat 0,005%-1,43%. Selain sebagai

sumber karbohidrat ikan juga sebagai sumber vitamin,menurut Pandit yang dikutip

oleh Meliala (2009) bangsa yang memiliki tingkat konsumsi ikan lebih tinggi

cenderung memiliki kualitas sumber daya manusia lebih unggul, sehat dan cerdas.

Ikan dan hasil produknya banyak dimanfaatkan oleh orang-orang yang mengalami

kesulitan pencernaan. Vitamin yang ada dalam ikan bermacam-macam yaitu

vitamin A, D, thiamin, ribovlavin dan niacin. Vitamin D yang terdapat pada

(14)

hewan mamalia darat hanya ditemukan dalam jumlah kecil bahkan kurang dari 1

IU/gram (Hadiwiyoto dalam Simanjuntak, 2002).

Menurut pandit yang dikutip oleh Meliala (2009), ikan mengandung banyak

mineral, diantaranya magnesium, phosfor, yodium, flour, zat besi, copper, zinc, dan

selenium. Mineral yang terkandung dalam ikan kurang lebih sama banyaknya

dengan mineral yang ada dalam susu, seperti kalsium dan phosfor. Orang-orang di

pegunungan yang banyak menderita penyakit gondok antara lain disebabkan jarang

makan ikan laut. Kandungan yodium yang diperoleh dari jenis ikan laut sangat

cukup untuk mencegah berkembangnya penyakit gondok, oleh karena itu

pemerintah membuat peraturan penambahan yodium pada setiap garam dapur yang

dijual dipasaran.

2.4 Manfaat Konsumsi Ikan Anak Sekolah

Kajian epidemiologis mengungkapkan kaitan konsumsi ikan dan resiko

kematian akibat penyakit jantung. Bangsa eskimo yang langka berpenyakit jantung

ternyata mengkonsumsi ikan 300-400 g per hari atau rata-rata 126 kg/tahun.

Lemak ikan mempunyai keunggulan khusus dibandingkan lemak hewan

lainnya. Keunggulan khusus tersebut terutama dilihat dari komposisi asam

lemaknya. Ikan diketahui banyak mengandung asam lemak tak jenuh yang beberapa

diantaranya esensial bagi tubuh, bahkan yang disebut asam lemak omega-3 dapat

menurunkan kadar kolesterol darah. Kolesterol LDL (low density lipoprotein)

sangat berperan terhadap munculnya aterosklerosis atau penyumbatan pembuluh

darah. Oleh karena itu mengkonsumsi ikan yang banyak mengandung asam lemak

(15)

Para ahli gizi dalam Lokakarya Peranan Asam Lemak Esensial dalam

Perkembangan Kecerdasan di Serpong 14-15 Februari 1996 menyimpulkan asam

lemak omega-3 dan omega-6 yang terdapat pada ASI, ikan dan produk olahannya

(termasuk minyak ikan) mempunyai peranan penting dalam peningkatan

kecerdasan anak.

Beberapa hasil penelitian yang berhasil mengungkap diet produk ikan dan

ikan yang mengandung omega-3, yaitu mengkonsumsi ikan secara teratur akan

menurunkan resiko jantung 38% dan serangan jantung 60% dibandingkan dengan

mereka yang mengkonsumsi daging merah dan omega-3 dapat mencegah

pembentukan gumpalan darah.

2.5 Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Pola Konsumsi Ikan

Dari artikel yang penulis baca, ada beberapa faktor yang berhubungan

dengan pola konsumsi ikan, antara lain sebagai berikut :

1. Pengetahuan

Pengetahuan seseorang biasanya dipengaruhi oleh pengalaman yang berasal

dari berbagai macam sumber, misalnya media massa, media elektronik, buku

petunjuk, petugas kesehatan, media poster, kerabat dekat dan sebagainya.

Pengetahuan ini dapat membentuk keyakinan tertentu sehingga seseorang

berperilaku sesuai keyakinan tersebut. Pengetahuan merupakan resultan akibat

proses penginderaan terhadap suatu obyek. Penginderaan tersebut sebagian besar

berasal dari pengelihatan dan pendengaran. Pengukuran atau penilaian pengetahuan

pada umumnya dilakukan melalui tes atau wawancara dengan alat bantu kuesioner

(16)

2. Sosial Budaya

Kehidupan manusia sebagai makhluk sosial selalu dihadapkan kepada

masalah sosial yang tak dapat dipisahkan dalam kehidupan. Masalah sosial timbul

sebagai akibat dari hubungannya dengan sesama manusia lainnya dan akibat

tingkahlakunya. Masalah sosial tidak sama antara masyarakat yang satu dengan

yang lainnya karena adanya perbedaan dalam tingkat perkembangan

kebudayaannya, sifat kependudukannya dan keadaan lingkungan alamnya.

Budaya dilihat sebagai mekanisme kontrol bagi perlakuan dan

tindakan-tindakan sosial manusia, atau sebagai pola-pola bagi kelakuan manusia. Di dalam

masyarakat, manusia mengembangkan kebudayaannya. Ada yang diterima dan ada

yang tidak, atau diterima secara selektif karena berkenaan dengan nilai-nilai moral

dan estetika, sistem-sistem penggolongan, benda-benda dan berbagai hal lainnya

yang diperlukan hidupnya. Kesemuanya ini merupakan masalah sosial yang di

dalamnya masyarakat berada dalam suatu proses perubahan sosial dan kebudayaan

yang cepat (Munandar, 1992).

3. Ekonomi

Ukuran kelayakan seseorang dalam memperoleh penghargaan dari hasil

kerjanya yang digunakan untuk memenuhi kebutuhannya. Maka baik kondisi

ekonomi seseorang dapat diasumsikan bahwa terpenuhinya kebutuhan akan

semakin baik, karena untuk kebutuhan akan lebih mudah dipenuhi.

Pendapatan keluarga termasuk ke dalam faktor ekonomi yang mempunyai

peran penting terutama dalam memberikan efek terhadap taraf hidup. Efek disini

(17)

meningkatkan tingkat gizi masyarakat. Pendapatan akan menentukan daya beli

terhadap pangan dan fasilitas lain yang dapat mempengaruhi kondisi kesehatan.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Komsatiningrum (2008)

kepada anak balita, diketahui bahwa pendapatan keluarga mempengaruhi pola

konsumsi pangan. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Jafar

(2012) kepada remaja usia 13-18 tahun dan orang dewasa usia ≥ 19 tahun, diketahui

bahwa tingkat sosial ekonomi mempengaruhi pola konsumsi pangan.

4. Dukungan Ibu

Semua orangtua harus memberikan hak anak untuk tumbuh. Semua anak

harus memperoleh yang terbaik agar dapat tumbuh sesuai dengan apa yang

mungkin dicapainya dan sesuai dengan kemampuan tubuhnya. Untuk itu perlu

perhatian/dukungan orangtua. Untuk tumbuh dengan baik tidak cukup dengan

memberinya makan, asal memilih menu makanan dan asal menyuapi anak nasi.

Akan tetapi anak membutuhkan sikap orang tuanya dalam memberi makan. Semasa

bayi, anak hanya menelan apa saja yang diberikan ibunya. Sekalipun yang

ditelannya itu tidak cukup dan kurang bergizi. Demikian pula sampai anak sudah

mulai disapih, anak tidak tahu mana makanan terbaik dan mana makanan yang

boleh dimakan. Anak masih membutuhkan bimbingan seorang ibu dalam memilih

makanan agar pertumbuhan tidak terganggu. Bentuk perhatian/dukungan ibu

terhadap anak salah satunya perhatian ketika makan (Nadesul, 1995).

Wanita yang berstatus ibu rumah tangga memiliki peran ganda dalam

keluarga, terutama jika memiliki aktivitas di luar rumah seperti bekerja atau pun

(18)

biasanya dalam hal menyusun menu tidak terlalu memperhatikan keadaan gizinya,

tetapi cenderung menekankan dalam jumlah atau banyaknya makanan, sedangkan

gizi mempunyai pengaruh yang cukup atau sangat berperan bagi pertumbuhan dan

perkembangan mental maupun fisik anak. Selama bekerja ibu cenderung

mempercayakan anak mereka diawasi oleh anggota keluarga lainnya yang biasanya

adalah nenek, saudara perempuan atau anak yang sudah besar bahkan orang lain

(19)

2.6 Kerangka Konsep

Variabel Independen Variabel Dependen

Gambar 2.1 Kerangka Konsep

Dari gambar 2.1 di atas dapat dilihat hubungan antara pengetahuan, sosial

budaya, ekonomi dan dukungan ibu dengan pola kosumsi ikan berupa jumlah ikan

yang dikonsumsi. Sementara pola konsumsi ikan berupa jenis ikan dan frekuensi

ikan yang dikonsumsi hanya melihat distribusinya saja. Pengetahuan

Sosial Budaya

Ekonomi

Dukungan Ibu

Pola Konsumsi Ikan

Jumlah ikan yang dikonsumsi

Jenis ikan yang dikonsumsi

Gambar

Tabel 2.1 Angka Kecukupan Gizi Yang Dianjurkan Untuk Anak Sekolah
Tabel 2.2 Komposisi Gizi Ikan Terutama Protein, Lemak dan Zat Besi dibandingkan Telur dan Daging
Gambar 2.1 Kerangka Konsep

Referensi

Dokumen terkait

Selain itu, media yang digunakan Fatkhiatus Sa’adah adalah TV sedangkan penulis Radio, obyek penelitian yang digunakan Fatkhiatus Sa’adah adalah Siaran program acara di

Integrasi antara Adaptive Defense Scheme dengan master station SCADA akan mendorong utility menuju pada satu kesatuan data (integritas data) sehingga data yang dihasilkan

Proses berpikir dalam menyelesaikan suatu permasalahan perlu memiliki kemampuan pemahaman masalah yang baik, sehingga dapat menggali informasi-informasi yang ada dalam

Melalui hasil evaluasi tes akhir belajar siswa yang dilaksanakan selama dua kali pertemuan dengan menggunakan penerapan model pembelajaran ROPES terlihat pada Lampiran 16 halaman

Bu1ru laporan ini adalah merupakan hasil perbaikan yang telah dilakukan para pcncliti dari tiap bagian berdasarkan masukan-rnasukan yang diperoleh dari ~r

sebuah kumparan kawat yang berputar dalam medan magnet serba sama.. GGL yang diinduksikan di dalam sebuah generator ideal berupa

UNIVERSITAS BHAYANGKARA JAKARTA RAYA 2016.. Suzuki Indomobil Motor merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang manufaktur yang memiliki spesialisasi di

Jumlah minyak atau lemak yang digunakan dalam proses pembuatan sabun harus dibatasi karena berbagai alasan, seperti: kelayakan ekonomi, spesifikasi produk (sabun