• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penelitian Ropes Smks Tanjung Selamat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Penelitian Ropes Smks Tanjung Selamat"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Sekolah adalah lembaga pendidikan formal dan tempat berlangsungnya berbagai kegiatan terutama kegiatan belajar mengajar. Belajar merupakan aspek terpenting dalam dunia pendidikan. Berhasil atau tidaknya pencapaian proses belajar salah satunya tergantung dari model pembelajaran yang diterapkan oleh guru. Model pembelajaran sangat penting. Model pembelajaran ini berkaitan dengan masalah, cara atau sistem pencapaian isi kurikulum (delivery sistem ) dalam rangka pencapaian tujuan yang telah dirumuskan. (Sudjana 2009 : 21) mengemukakan bahwa model pembelajaran adalah alat dan bahan yang digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Alat ini dapat berupa strategi dan teknik pengajaran.

Pelajaran Matematika sering kali dirasakan sulit oleh siswa sehingga cenderung tidak disenangi siswa. Bahkan tidak jarang anak yang memandang pelajaran matematika sebagai pelajaran yang menakutkan. Meskipun ada sebagian siswa yang menyenanginya atau bahkan justru “ Jagoan” dibidang matematika, tetapi selalu saja ada siswa yang menganggap matematika itu ibarat “ Moster” yang menakutkan. Akibatnya tidak sedikit siswa yang malas untuk mempelajari matematika dan akhirnya menjadi siswa yang mengalami kesulitan belajar matematika. Kesulitan belajar matematika ini sering kali disebut dengan istilah “ diskalkula.” (Asrori, 2009 : 241).

Konsep dasar Matematika yang diajarkan di sekolah Dasar mempunyai jalinan yang cukup erat dengan konsep-konsep matematika yang ada pada jenjang berikutnya, dalam hal ini siswa diajarkan untuk mengetahui tentang bangun datar pada jenjang SMP sudah diperkenalkan pada jenjang SD sebelum siswa Melanjutkan ke jenjang berikutnya.

Berdasarkan Observasi awal, Kebanyakan siswa merasa jenuh dengan pembelajaran matematika disebabkan ketidaksesuaian model pembelajaran yang digunakan, cara guru memberikan materi yang sulit dipahami oleh siswa, pada saat pembelajaran dimulai guru tidak pernah memberikan review untuk mengukur pemahaman siswa terhadap materi yang sudah diberikan sebelumnya. Pada saat di akhir pembelajaran guru tidak pernah memberikan kesempatan kepada siswa untuk mempraktekkan apa yang telah mereka dapatkan saat proses pembelajaran, bahkan guru tidak pernah mengambil suatu kesimpulan diakhir pembelajaran.

(2)

baru. Tidak perlu ada keseragaman format, karena pada hakikatnya silabus dan rencana pengajaran adalah program guru mengajar (Majid, 2009:77). Yang membuat model pembelajaran ROPES berbeda dengan model pembelajaran lain adalah bahwa pada model ROPES siswa ditekankan untuk aktif dalam proses belajar mengajar, dan siswa harus mempraktekkan apa yang telah mereka pahami terhadap materi tersebut. Selain itu pada akhir pembelajaran guru diharuskan mengambil kesimpulan dari materi yang diberikan.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas maka, peneliti dapat merumuskan permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut “Bagaimanakah hasil belajar siswa materi bangun datar dengan menggunakan penerapan model pembelajaran ROPES pada siswa“.

1.3. Tujuan

Adapun tujuan penelitian ini adalah “ untuk mengetahui bagaimana hasil belajar siswa materi bangun datar setelah menggunakan penerapan model pembelajaran ROPES pada siswa.

1.4. Manfaat

Adapun manfaat yang diperoleh dari penelitian ini yaitu : 1. Teoritis

a. Memberi dan menambah wawasan pengetahuan serta sebagai acuan untuk melakukan penelitian yang berkaitan dengan penerapan model pembelajaran ROPES.

b. Sebagai bahan informasi pada peneliti lebih lanjut tentang model pembelajaran ROPES agar memperoleh pengalaman langsung dalam penerapan pembelajaran matematika dengan menggunakan model pembelajaran ROPES.

2. Praktis a. Bagi siswa

b. Bagi guru c. Bagi Sekolah 1.5 Batasan Masalah

Yang menjadi batasan masalah dari penelitian ini adalah materi bangun datar yang terdiri dari jenis-jenis segitiga, keliling dan luas segitiga.

(3)

Agar tidak menimbulkan salah penafsiran dalam penelitian ini, maka penulis memberikan penjelasan istilah atau batasan istilah sebagai berikut:

1. Belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku yang menghasilkan perubahan kemampuan baru melalui latihan dan pengalaman.

2. Hasil belajar adalah perubahan tingkah laku yang terjadi pada siswa sebagai akibat dari keikutsertaannya dalam proses pembelajaran.

3. Pembelajaran mengandung arti setiap kegiatan yang dirancang untuk membantu seseorang mempelajari suatu kemampuan dan atau nilai yang baru.

4. Model pembelajaran ROPES adalah sebagai rencana prosedur persiapan mengajar ( Review, Overview, Prensentation, Axercise, Summary).

5. Bangun datar disebut juga bangun dua dimensi. Bangun berdimensi dua mengandung dua unsur, yaitu panjang dan lebar (Haharap, 2005: 18).

(4)

BAB II

PEMBAHASAN DAN HASIL

Dalam Satuan Acara Perkuliahan (SAP), biasanya dicantumkan, antara lain : Mata kuliah dan Kode Mata kuliah, Bobot SKS, pokok bahasan dan sub pokok bahasan, standar kompetensi dan kompetensi dasar, tujuan pembelajaran, strategi pembelajaran, dan sumber bahan. Pada strategi pembelajaran tercantum tahapan pola umum kegiatan dosen dan mahasiswa dalam menjalani satu sesi perkuliahan. Menurut Hunt tidak mengkategorikan perencanaan pengajaran menjadi rencana semester, mingguan, dan harian. Akan tetapi Hunts menyebutnya rencana prosedur pembelajaran sebagai persiapan mengajar yang disebutnya ROPES ( Review, Overview, presentation, exercise, summary) dengan langkah – langkah sebagai berikut:

1. Review, kegiatan ini dilakukan dalam waktu 1 sampai 5 menit, yakni mencoba menggukur kesiapan siswauntuk mempelajari bahan ajar dengan melihat pengalaman sebelumnya yang sudah dimiliki oleh siswa dan diperlukan sebagai prerequiste untuk memahami bahan yang disampaikan hari itu . Hal ini diperlukan denga didasarkan atas :

a. Guru bbisa memulai pelajaran, jika perhatian dan motivasi untuk mempelajari bahan baru sudah mulai tumbuh.

b. Guru hendak memulai pelajaran, jika interaksi antara guru dengan siswa sudah mulai terbentuk.

c. Guru dapat memulai pembalajaran jika siswa – siswa sudah memahami hubungan bahan ajar sebelumnya dengan bahan ajar baru yang dipelajari hari itu.

Guru harus yakin dan tahu betul jika siswa sudah siap menerima pelajaran baru. Jika siswa belum menguasi pelajaran sebelumnya, maka guru harus dengan bijak memeberi kesempatan kepada siswa untuk memahami terlebih dahulu atau mencerahkan melalui pemberian tugas, penjelasan, bimbingan, tutor, sebaya, dan baru bergerak pada materi sebelumnya. Apabila terjadi akumulasi bahan ajar yang tertunda, maka harus dicarikan waktu tambahan, karena lebih baik menunda bahan ajar baru dari pada menumpuk ketidak pahaman siswa.

(5)

oleh guru sehingga berlangsung proses pembelajaran yang hendak ditempyh oleh guru sehingga berlangsungnya proses pembelajaran bukan hanya milik guru semata, akan tetapi siswa pun ikut merasa senang dan merasa dihargai keberadaanya.

3. Presentation , tahap ini merupakan inti dari proses kegiatan elajar mengajar. Karena disini guru sudah tidak lagi memberikan penjelasan - penjelasan singkat, akan tetapi masuk pada peroses telling, showing dan doing. Proses tersebut sangat diperlukan untuk meningkatkan daya serap dan daya ingat siswa tentang pembelajarn yang mereka dapatkan. Hal ini sejalan dengan konsep yang dikemukakan oleh Muhammad Syafe’i yaitu bahan – bahan yang dapat mengebangkan pikiran, perasaan dan keterampilan atau yang lebih dikenal istilah 3H, Head. Heart, dan Hand. Apalagi jika kompetensinya memasuki wilayah efektif dan psikomotorik, strategi pembelajaran yang menekankan pada doing dan psikomotorik, strategi pembelajaran yang menekankan pada doing dan hand menjadi sangat penting, karena penerimaan, tanggapan, dan pemahaman nilai akan otomatis berjalan dalam proses pembelajaran yang digunakan, semakin baik proses dan hasil yang dicapai, karena tidak menjadikan siswa jenuh, melainkan mengantarkan mereka menikmati proses pembelajaran dengan susasana asyik dan menyenangkan.

4. Exercise, yakni sesuatu proses untuk memberikan kesempatan kepada siswa mempertaktekan apa yang telah mereka pahami. Hal ini dimaksudkan untuk memberikan pengalaman langsung kepada siswa sehingga hasil yang dicapai lebih bermakna. Oleh karna itu guru harus mempersiapkan rencana pembelajaran tersebut dengan baik memlalui sekenario yang sistematis. Misalnya untuk sains bisa dilakukan praktek dilaboraturium, untuk bahasa, membaca al-qur’an , mengkafani mayat bisa dilakukan dikelas, jika tidak sulit, sulit bagi guru memberikan pengalaman – pengalaman manipulatif bebrbagai praktikum di sekolah. Disamping itu pula guru harus mempersiapkan perencanaan pengajaran bukan hanya bahan ajar saja tetapi pengalaman belajar siswa yang harus diberikan. Lewat peragaan – peragaan bermain peran dan sejenisnya yang harus ditata berdasarkan alokasi wektu antara penjelasan, tugas – tugas, peragaan dan sebagainya.

(6)

mempunyai data dan informasi yang cukup tentang perkembangan siswa, maka terjadilah penumpukan akumulasi ketidak pahaman siswa. Yang pada akhirnya menjadi bumerang bagi sekolah itu sendiri, sehingga muncul anggapan sekolah melulusakan siswa dengan kemampuan dibawah standar minimal penguasaan kompetensi.

Untuk melengkapi ide pemikiran hunts tersebut, kiranya guru dapat memasukan unsur penilaian, karena memlalui penilaianlah guru memperoleh gambar tingkatan penguasaan siswa terhadap materi yang disampaikan. Sehingga dapat mengembangkan materi yang akan disajikan pada pertemuan berikutnya. Berdasrkan hasil penilaiannya guru dapat mengetahi tingakat efektifitas strategi pembelajaran yang digunakan.

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel tunggal yakni hasil belajar siswa setelah diterapkan model pembelajaran ROPES. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Tes Awal

Tes ini dilakukan untuk mengetahui kemampuan awal siswa terhadap materi yang akan diajarkan.

2. Tes Akhir

Tes ini diberikan untuk mengetahui hasil belajar kognitif siswa terhadap materi yang diberikan setelah menggunakan penerapan model pembelajaran ROPES.

3. Lembar Observasi

Lembaran ini digunakan untuk mengamati aktivitas siswa selama kegiatan belajar mengajar, yang terdiri atas aspek afektif dan aspek psikomotor. Aspek afektif meliputi :kehadiran siswa, keseriusan dalam mengerjakan LKS dan perhatian dalam mengikuti pelajaran, sedangkan aspek psikomotor meliputi : kecakapan siswa dalam bertanya pada guru, kecakapan siswa dalam menjawab pertanyaan baik dari guru maupun teman dan ketepatan siswa dalam berkomunikasi lisan.

Pengumpulan data yang dilakukan berdasarkan Langkah-langkah sebagai berikut: 1. Langkah-langkah persiapan

a. Menyiapkan bahan ajar yakni tentang segitiga, rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dan soal-soal tes awal dan tes akhir.

2. Langkah-langkah pelaksanaan

Langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran :

(7)

c. Pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran ROPES. d. Pada akhir pertemuan, diberikan tes secara individual.

Data yang didapat akan dianalisis dengan menggunakan Statistik Deskriptif. Statistik ini digunakan untuk mendeskripsikan hasil belajar siswa pada pokok bahasan segitiga, hasil analisis deskriptif yang berpedoman pada tingkat penguasaan atau nilai akhir.

Analisis data dalam penelitian ini adalah teknik analisis deskriptif yaitu berupa hasil belajar siswa dalam bentuk tes yang disesuaikan dengan kriteria ketuntasan minimal (KKM). Untuk mengetahui hasil belajar siswa digunakan rumus sebagai berikut:

Nilai = skor yang diperolehskor total ×100 (Arikunto,2009 : 329)

Seorang siswa dinyatakan lulus, apabila telah memenuhi kriteria ketuntasan minimum (KKM) yang telah ditentukan oleh guru mata pelajaran. Adapun kriteria ketuntasan minimum (KKM) pada salah satu sekolah SMP khususnya pada mata pelajaran matematika kelas VII adalah sebagai berikut :

Tabel 3.1. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)

Nilai Kriteria

≥ 65 < 65

Tuntas Tidak Tuntas

2.1 Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan. Peneliti terlebih dahulu melakukan observasi di salah satu sekolah SMP. Observasi ini dilaksanakan untuk mengetahui informasi tentang jadwal pelajaran dan kemampuan hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika khususnya pada materi Bangun datar yaitu bangun datar segitiga. Untuk pertemuan pertama peneliti melakukan tes awal. Pertemuan kedua melakukan penerapan pembelajaran dengan menggunakan penerapan model ROPES untuk indikator menjelaskan jenis-jenis segitiga berdasarkan sisinya dan berdasarkan besar sudutnya. Pertemuan ketiga membahas tentang menjelaskan keliling dan luas segitiga. Pertemuan keempat peneliti melakukan tes akhir. Dalam penelitian ini peneliti terlibat langsung dalam proses belajar mengajar di kelas dengan menggunakan penerapan model pembelajaran ROPES.

Berikut ini dapat kita lihat hasil penelitian yang dilakukan pada salah satu sekolah SMP pada siswa, materi Bangun datar dengan menggunakan model pembelajaran ROPES.

(8)

Tes awal ini digunakan untuk mengetahui sejauh mana kemampuan awal siswa sebelum menggunakan penerapan model pembelajaran ROPES. Hasil tes awal siswa dapat dilihat Data kualifikasi hasil tes awal siswa dapat dilihat pada Tabel 4.1 sebagai berikut.

Tabel 4.1 Kemampuan hasil tes awal siswa

Nilai Frekuensi Persentas

e

Kriteria

65 10 34,48% Tuntas

¿ 65 19 65,51% Belum

Tuntas

( Sumber : Hasil Penelitian halaman 55 Lampiran 13 ) Dari Tabel 4.1 terlihat bahwa ada 10 siswa (34,48%) yang memperoleh nilai 65 yang dikatakan tuntas, sedangkan 19 siswa (65,51%) yang memperoleh nilai ¿ 65 yang dikatakan belum tuntas.

2.1.2 Tingkat Penguasaan Siswa Setelah menggunakan penerapan Model pembelajaran ROPES

a. Aspek Kognitif

Berdasarkan hasil belajar siswa dapat terlihat melalui hasil tes akhir siswa pada materi bangun datar segitiga dengan dua indikator yaitu sebagai berikut :

1. Menjelaskan jenis-jenis segitiga berdasarkan sisinya dan jenis-jenis berdasarkan besar sudutnya.

2. Menjelaskan keliling dan luas segitiga.

Data hasil tes akhir siswa dapat dilihat pada halaman 58 Lampiran 16 dari hasil tes akhir siswa tersebut dapat dilihat pada Tabel 4.2 Data kualifikasi tingkat penguasaan siswa sebagai berikut :

Nilai Frekuensi persentase Kriteria

65 23 79,31% Tuntas

¿ 65 6 20,68% Belum Tuntas

( Sumber : Hasil Penelitian halaman 58 Lampiran 16 )

(9)

b. Aspek Afektif

Data hasil pengamatan kemampuan afektif siswa dapat dilihat pada Lampiran 17 halaman 59 dari data hasil pengamatan kemampuan afektif siswa selama proses pembelajaran dapat dilihat pada Tabel 4.3 sebagai berikut :

Tabel 4.3 Kemampuan Afektif siswa Nilai Frekuens

i

persent ase

Kriteria

65 26 89,65% Tuntas

¿ 65 3 10,34% Belum

Tuntas ( Sumber : Hasil Penelitian halaman 59 Lampiran 17)

Berdasarkan Tabel 4.3 di atas terlihat kemampuan Afektif siswa sebanyak 26 siswa (89,65%) yang memperoleh nilai 65 el 4.4 Kemampuan Psikomotor siswa

Nilai Frekuens

i

persentas e

Kriteria

65 25 86,20% Tuntas

¿ 65 4 13,79% Belum

Tuntas

( Sumber : Hasil Penelitian halaman 61 Lampiran 17 )

Berdasarkan Tabel 4.4 di atas terlihat kemampuan Afektif siswa sebanyak 25 siswa (86,20%) yang memperoleh nilai 65 ini berarti dikatakan telah tuntas, sedangkan 4 siswa (13,79%) yang memperoleh nilai ¿ 65 dikatakan belum tuntas.

4.2 Pembahasan

4.2.1 Hasil Belajar Siswa Sebelum Menggunakan Penerapan Model Pembelajaran ROPES

1. Hasil Tes Awal

Sebelum kegiatan belajar mengajar berlangsung peneliti melakukan kegiatan Tes awal dengan tujuan untuk mengetahui tentang kemampuan awal siswa pada materi bangun datar segitiga yang akan diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran ROPES.

(10)

terjadi karena terdapat 4 siswa tidak hadir, dan 15 siswa lainnya pemahamannya masih kurang.

4.2.2 Hasil Belajar Siswa Setelah Menggunakan Penerapan Model pembelajaran ROPES.

a) Aspek Kognitif

Melalui hasil evaluasi tes akhir belajar siswa yang dilaksanakan selama dua kali pertemuan dengan menggunakan penerapan model pembelajaran ROPES terlihat pada Lampiran 16 halaman 58. Terlihat bahwa dari 29 siswa SMP 23 siswa (79.31%) yang mencapai ketuntasan. Hal ini berarti bahwa siswa SMP telah mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dan yang belum mencapai KKM sebanyak 6 siswa (20,69%). Keenam siswa yang tidak tuntas tersebut juga tidak tuntas pada tes awal dapat dilihat pada Lampiran 13 halaman 55, disebabkan karena keseriusan siswa tersebut dalam menyelesaikan LKS, perhatian dalam mengikuti pelajaran dan kehadiran yang kurang baik.

b) Aspek Afektif

Berdasarkan hasil Penilaian Afektif siswa yang dilaksanakan selama empat kali pertemuan dengan menggunakan penerapan Model pembelajaran ROPES dapat dilihat pada Lampiran 17 halaman 59. Terlihat bahwa dari 29 siswa SMP PGRI Mawah terdapat 26 siswa (89,65%) yang mencapai ketuntasan. Hal ini berarti bahwa 89,65 % siswa SMP PGRI Mawah telah mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dan yang belum mencapai KKM sebanyak 3 siswa (10,34%). Tiga siswa yang belum mencapai KKM pada aspek ini disebabkan karena ketiga siswa tersebut, kurang serius dalam menyelesaikan LKS pertemuan pertama dapat dilihat pada Lampiran 14 halaman 56 dan pertemuan kedua dapat dilihat pada Lampiran 15 halaman 57. Selain itu ketiga siswa tersebut perhatiannya kurang dalam mengikuti proses belajar mengajar dan kehadirannya yang kurang baik.

c) Aspek Psikomotor

(11)

disebabkan karena tidak cakap dalam bertanya, kemudian tidak menjawab pertanyaan dari guru.

4.2.3 Pembahasan Hasil Belajar

(12)

BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengamatan dan Evaluasi yang diperoleh pada penelitian penerapan model pembelajaran ROPES pada Siswa kelas VIIa SMP PGRI Mawah,

maka dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan penerapan model Pembelajaran ROPES Materi Bangun Datar yaitu Menjelaskan jenis-jenis segitiga berdasarkan sisinya dan jenis-jenis segitiga berdasarkan besar sudutnya, Menjelaskan keliling dan luas segitiga. Setelah menggunakan penerapan pembelajaran ROPES ternyata, sebagian besar hasil belajar siswa dapat mencapai KKM yang telah ditetapkan oleh sekolah yaitu 65. Kini ketercapaian KKM siswa setelah penerapan model pembelajaran ROPES yaitu 79,31%. Sehingga pembelajaran Bangun Datar dikatakan telah berhasil.

3.2 Saran

(13)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

( RPP )

Nama Sekolah : SMP... Mata Pelajaran : Matematika

Kelas / Semester : VII (Tujuh / 1 ( satu ) Materi Pokok : Bangun Datar

Alokasi Waktu : 80 menit (1 pertemuan).

Standar Kompetensi :

5. Mengetahui tentang Jajargenjang, Belah ketupat, Layang – layang, dan Trapesium

Kompetensi Dasar:

5.1 Jajargenjang, Belah ketupat, Layang – layang, dan Trapesium

a. Tujuan Pembelajaran

- Siswa dapat menggunakan aturan yang berlaku pada jajargenjang, belah ketupat, layang-layang dan trapesium .

- Dapat menghitung luas serta dapat melukis sudut, garis tinggi, garis berat, dan garis sumbu.

b. Materi Ajar

- Menyatakan belah ketupat sebagai segi empat yang dibentuk dari segitiga sama kaki dan bayangannya oleh pencerminan dengan alas ebagai cermin.

- Menentukan sifat belah ketupat melalui percobaan

- Mendefinisikan belah ketupat dari pengamatan sifat – sifatnya

- Menemukan rumus luas belah ketupat dan menggunakannya pada soal perhitungan Luas.

c. Model Pembelajaran

(14)

d. Langkah – langkah Kegiatan Pembelajaran 1. Pendahuluan ( 10 menit )

a. Guru memberi salam dan mengajak siswa berdoa, dilanjutkan menanyakan kabar dan mengecek kehadiran siswa;

b. Siswa mendengarkan dan menanggapi cerita tentang manfaat belajar skala dalam kehidupan sehari-hari;

c. Siswa menyimak tujuan belajar dan hasil belajar yang diharapkan akan dicapai dalam pertemuan

d. Guru menyampaikan cakupan materi yang akan dipelajarai

e. Siswa menyimak informasi tentang cara belajar yang akan ditempuh yaitu belajar dengan membentuk kelompok

f. Guru mengecek kemampuan prasyarat siswa dengan tanya jawab. Prasyarat ; pengertian bangundatar khususnya belah ketupat.

2. Kegiatan Inti ( 60 menit) a. Mengamati

Siswa mengamati gambar yang terdapat pada Lembar Kerja (Lampiran 1 )

b. Menanya

i. Siswa disuruh untuk membuat pertanyaan yang berkaitan dengan bangun datar belah ketupat.

ii. Siswa disuruh untuk membuat pertanyaan yang berkaitandenganskala. Misalkan, “apakah bangun yang mendasari dari bangun datar belah ketupat?”

c. Mencoba/Mengumpulkan data atau informasi

i. Siswa memahami buku siswa halaman 122, dan menggambarkan tentang Bangun Datar Belah ketupat ( Lampiran 2 )

ii. Siswa disuruh untuk membaca dan memahami sifat – sifat Bangun Datar Belah Ketupat.

d. Mengasosiasi/ Mengolah data atau informasi

i. Siswa menyelesaiakn masalah tentang luas dan keliling bangun datar belah ketupat yang terdapat pada buku kerja siswa halaman 125.

ii. Siswa menyimpulkan tentang bangun datar Belah ketupat melalui pengerjaan soal luas dan keliling.

e. Mengkomunikasikan

i. beberapa siswa mempresentasikan hasil kerja yang dikerjakan pada buku siswa di depan kelas.

(15)

iii. Guru memberikan kesimpulan atas apa yang dijelaskan siswa tentang belah ketupat melalui pengerjaan soal dengan Luas dan Keliling.

3. Penutup ( 10 menit )

a. Peserta didik bersama dengan guru membuat kesimpulan mengenai Bangun datar Belah Ketupat.

b. Guru memberikan reward atau penghargaan atas apa yang dijelaskan oleh siswa dengan sebuah pujian atau lainnya.

c. Guru melakukan refleksi atas pembelajaran yang telah dilaksanakan dengan menanyakan “ Apa yang kalian pelajarai hari ini “kemudian bertanya “Bagaimana kesan dan pesan pembelajaran hari ini “

d. Memberikan penguatan tentang manfaat mempelajari materi Bangun Datar.

e. Guru menyampaiakan materi pertemuan yang akan datang tentang Bangun Datar yang lain dengan pemberian Tugas atau Proyek.

e. Alat dan Sumber Pembelajaran - Alat: papan tulis, spidol,

- Sumber : Buku kerja siswa cermat Matematika kelas VIII f. Penilaian Hasil Belajar

1. Sikap Spritual

a. Teknik Penilaian : Observasi

b. Bentuk Instrumen :Lembar Observasi c. Kisi-kisi

Berdoa sebelum dan sesudah melakuakan sesuatu

(16)

2. Penilaian sikap sosial

a. Teknik Penilaian : Observasi

b. Bentuk Instrumen : Lembar Observasi. c. Kisi-kisi

Melaksanakan tugas individu dengan baik 1 Mengerjakan tugas sesuai

prosedur

1 Berani berpendapat . bertanya dan

menjawab pertanyaan

1 Berani presentasi di depan kelas 1

Jumlah 4

d. Instrumen ( Lampiran 4 ) e. Rubrik penilaian

3. Pengetahuan

a. Teknik Penilaian : Tes Tertulis b. Bentuk Instrumen : Uraian c. Kisi-kisi 1 Menentukan sifat – sifat pada Belah

Ketupat

1 1

2 Menentukan luas dan keliling Belah Ketupat

1 1

Jumlah 2 1

(17)

Lampiran-Lampiran RPP

Lampiran 1: Mengamati gambar yang terdapat pada Lembar Kerja

Apakah nama gambar bangun di atas ?

Lampiran 2 : Siswa memahami buku siswa, dan menggambarkan tentang Bangun Datar Belah ketupat

(18)

Pada gambar di atas ditunjukkan belah ketupat ACBC’ yang diperoleh dari ABC sama kaki dan ABC’. Segitiga ABC merupakan bayangan ABC karena pencerminan terhadap alas AB.

Lampiran 3: Instrumen Penilaian Sikap Spiritual Lembar Observasi

Kelas : VII

Semester : Satu

Tahun Pelajaran : 2014 / 2015

Butir Nilai : Menghargai dan menghayati ajaran agam yang dianutnya. Indikator sikap :

1. Berdoa sebelum dan sesudah melakukan sesuatu

2. Bersemangant dalam mengikuti pembelajaran matematika 3. Serius dalam mengikuti pembelajaran matematika

Petunjuk Pengisian :

Berilah angka 1 s.d. 4 pada kolom yang disediakan berdasarkan hasil pengamatan dengan ketentuan sebagai berikut :

1 = jika TIDAK PERNAH melakukan perilaku yang diamati 2 = jika KADANG-KADANG melakukan perilaku yang diamati 3 = jika SERING melakukan perilaku yang diamati

4 =jika SELALU melakukan perilaku yang diamati Lembar Observasi

Skor akhir menggunakan skala 1 sampai 4

Perhitungan skor akhir rata rata menggunakan rumus : Skor diperoleh

(19)

Aturan pengisian kolom Sebutan Ahir

Sangat Baik (SB) : apabila memperoleh skor :3,33 < skor ≤ 4,00 Baik (B) : apabila memperoleh skor : 2,33 < skor ≤ 3,33 Cukup (C) : apabila memperoleh skor :1,33 < skor≤ 2,33 Kurang (K) : apabila memperoleh skor:skor ≤ 1,33

Lampiran 4 : Instrumen Penilaian Sikap Sosial Lembar Observasi

Kelas : VII

Semester : Satu

Tahun Pelajaran : 2014 / 2015

Butir Nilai : Menghargai dan menghayati ajaran agam yang dianutnya. Indikator sikap :

1. Melaksanakan tugas individu dengan baik 2. Mengerjakan tugas sesuai prosedur

3. Berani berpendapat . bertanya dan menjawab pertanyaan 4. Berani presentasi di depan kelas

Petunjuk Pengisian :

Berilah angka 1 s.d. 4 pada kolom yang disediakan berdasarkan hasil pengamatan dengan ketentuan sebagai berikut :

5 = jika TIDAK PERNAH melakukan perilaku yang diamati 6 = jika KADANG-KADANG melakukan perilaku yang diamati 7 = jika SERING melakukan perilaku yang diamati

(20)

.. . 3 2

Petunjuk Penskoran :

Skor akhir menggunakan skala 1 sampai 4

Perhitungan skor akhir rata rata menggunakan rumus : Skor diperoleh

SkorMaksimal x4=skor ak hir

Aturan pengisian kolom Sebutan Ahir

Sangat Baik (SB) : apabila memperoleh skor :3,33 < skor ≤ 4,00 Baik (B) : apabila memperoleh skor : 2,33 < skor ≤ 3,33 Cukup (C) : apabila memperoleh skor :1,33 < skor≤ 2,33 Kurang (K) : apabila memperoleh skor:skor ≤ 1,33

Lampiran 5 : Penilaian Aspek Pengetahuan Instrumen Penilaian Pengetahuan

1. Misalnya belah ketupat yang kita amati adalah belah ketupat ABCD seperti ditunjukkan pada gambar di bawah ini, maka sebutkanlah sifat – sifat dari bangun belah ketupat tersebut !

a. Semua sisi sama panjang dan sepasang – sepasang sejajar AB = BC = CD = AD, AB // CD, dan BC // AD.

b. Diagonal – diagonalnya Merupakan Sumbu Simetri

Diagonal – diagonal AC dan BC adalah masing – masing merupakan sumbu simetri sehingga diagonal – diagonal ini membagi dua sama belah ketupat ABCD.

c. Sudut yang Berhadapan Sama Besar dan terbagi Dua Sama Besar oleh diagonal

DAB = DCB = ADC = ABC = ADB = ABD = CDB = CBD = dan DAC = DCA = BAC = BCA

(21)

Diagonal AC membagi dua diagonal BD sama panjang sehingga DO = OB, demikian pula diagonal BD membagi diagonal AC sama panjang sehingga OA = OC. Diagonal AC tegak lurus diagonal BD dan AC ⊥BD.

Berdasarkan sifat – sifat tadi dapat didefinisikan tentang belah ketupat sebagai berikut:

“belah ketupat adalah segi empat yang kedua pasang sisi berhadapannya sejajar dan sam panjang, serta kedua diagonalnya saling membagi dua sama panjang dan tegak lurus”.

2. Diketahui sebuah belah ketupat ABCD. Panjang diagonal – diagonalnya adalah 32 cm dan 24 cm. Hitunglah luas dan keliling belah ketupat itu!

Diagonal AC = 32 cm dan diagonal BD = 24 cm. Diagonal Ac dab BD berpotongan di O, sehingga:

No soal Aspek Penilaian Rubrik Penilaian Skor

1 a. Pemahaman perbandingan dan skalanamun belum benar

4

Sama sekali tidak dihubungkan dengan konsep Perbandingan dan skala

(22)

No soal Aspek Penilaian Rubrik Penilaian Skor Tidak ada respon/jawaban 0 b. Kebenaran jawaban

akhir soal

Jawaban benar 7

Jawaban hampir benar 4

Jawaban salah 2

Tidak ada respon/jawaban 1

c. Proses perhitungan Seluruhnya benar 7

Sebagian besar benar 4

Sebagian kecil saja yang benar 2

Sama sekali salah 1

Tidak ada respon/jawaban 0

Skor maksimal = 20

Skor minimal = 1

Nilai Akhir = Jumlah skor yang diperolehJumlah skor maksimal X 100

Gambar

Tabel 4.3 Kemampuan Afektif siswa

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan analisis jawaban ketiga narasumber pada tahapan menilai posisi kerja masa depan, maka dapat diketahui persyaratan kerja untuk posisi General Manajer

Sebagai temuan dalam penelitian ini, tentang tinjauan peran guru dalam meningkatkan minat belajar siswa pada mata pelajaran PAI, maka dapat disimpulkan bahwa tiga peran

Berdasarkan Laporan Status Lingkungan Hidup Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (2016), Kabupaten Bangka memiliki persentase kerusakan terumbu karang sebesar 50% akibat

Salah satu usaha untuk meminimalisir ketergantungan tersebut, penggunaan tepung terigu dalam pembuatan naan bread dapat disubstitusi dengan berbagai macam tepung

Karena layanan bimbingan dan konseling tidak hanya untuk pelajar yang memiliki masalah, tetapi pengembangan layanan bimbingan dan konseling ditujukan untuk semua siswa sehingga

Hal tersebut terjadi karena dipengaruhi oleh ukuran bahan yang dikeringkan, pada variasi 1 dengan ukuran yang lebih kecil memiliki luas permukaan yang lebih besar

Berdasarkan hasil dari penelitian tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa proses pembelajaran dengan perencanaan yang baik melalui strategi ‘Injeksi’ terjadi

Penelitian ini berjudul Profiling DPR dan KPK pada MBM TEMPO dengan menggunakan Studi Analisis Framing Profiling DPR dan KPK dalam Upaya Pemberantasan Korupsi di DPR oleh KPK