(SMP N 3 Ngadirojo Wonogiri Tahun Ajaran 2008/2009) SKRIPSI
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1
Jurusan Pendidikan Matematika
Oleh :
DEWI INDARWINI A 410 050 150
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Transformasi atau perubahan dalam dunia pendidikan memerlukan
waktu yang tidak pendek, disamping diperlukan anggaran yang cukup dan
petugas-petugas yang memerlukan. Namun demikian harus disadari bahwa
dunia pendidikan khususnya dunia pengajaran di negara Indonesia masih
banyak terpengaruh oleh sistem lama yang ada sejak jaman penjajahan. Hal ini
cukup sulit untuk dihilangkan begitu saja. Sifat-sifat tradisional dan
konservatif masih begitu dominan pada guru. Tradisional dalam arti
melaksanakan proses belajar mengajar dengan usaha untuk memperbaiki
dengan kreasi yang baru, relatif masih kecil dilaksanakan. Konservatif dalam
arti bertindak secara kolot menurut cara-cara lama yang kurang atau tidak
sesuai lagi dengan perubahan dan kemajuan jaman. Sampai saat ini, sifat
tradisional dan konservatif sudah melekat dan mengakar sebagai karakteristik
mayoritas guru- guru di Indonesia. Padahal sifat-sifat ini bukanlah hal yang
baik dan mendukung bagi perkembangan pendidikan di Indonesia. Sifat-sifat
semacam ini harus diubah dan diganti, karena sifat tersebut tidak menuntut
siswa untuk mengoptimalkan dan berperan aktif pada proses belajarnya. Hal
ini juga menuntut guru untuk berperan aktif dalam mengoptimalkan kadar
keaktifan anak didiknya dalam proses belajar mengajar.
Pendidikan modern sekarang ini berusaha untuk menciptakan proses
belajar mengajar yang berlangsung secara wajar dan dinamis, dimana siswa
atau anak didik tidak hanya difungsikan sebagai objek semata, melainkan
mereka juga berfungsi sebagai subyek. Dalam hal ini, tidak dikehendaki
proses belajar mengajar yang berlangsung secara formal belaka, tanpa dihayati
makna dan kebutuhan yang diperlukan, melainkan kedua belah pihak baik
guru maupun siswa harus aktif didalamnya, sehingga terjadi interaksi dan
partisipasi yang aktif. Apabila proses belajar mengajar tersebut dapat berjalan
dengan baik maka akan dapat manunjang keberhasilan proses pembelajaran.
Menurut Ibu listiyanti guru matematika SMP N 3 Ngadirojo
Rendahnya prestasi belajar matematika siswa SMP di Indonesia mungkin saja
disebabkan karena guru salah dalam menerapkan pendekatan pembelajaran
yang sesuai dengan anak didik dan materi yang sedang diajarkan. Selain itu,
mungkin juga dapat dipengaruhi oleh rendahnya minat siswa terhadap materi
pelajaran yang sedang diajarkan oleh guru tersebut.
Matematika merupakan suatu materi pelajaran yang membutuhkan
pemikiran logis dan sistematis untuk memahami dan menyelesaikan
persoalan-persoalan yang terkait dengan matematika. Salah satu materi yang
dirasa cukup sulit, meskipun materi ini telah disampaikan secara sistematis.
Kesulitan inilah yang nantinya akan menyebabkan siswa melakukan kesalahan
dalam menyelesaikan persoalan-persoalan yang terkait dengan materi.
Mengajar matematika memang tidak mudah, diperlukan metode yang
tepat. metode konvensional dirasa sudah tidak cocok lagi dipakai untuk
mengajar matematika. Karena pada matematika di perlukan proses pemikiran
memahami hal-hal yang bersifat khusus ke hal-hal yang bersifat umum.
Sehingga pendekatan secara induktif dirasa lebih cocok untuk mengajar
matematika.
Pendekatan induktif mengajarkan dan membimbing siswa untuk
mengenal dan memahami hal-hal yang bersifat khusus tentang materi
matematika., yang kemudian akan membimbing siswa untuk memahami
hal-hal umum mengenai materi matematika.
Secara umum proses belajar dapat dilakukan melalui berbagai kegiatan
diantaranya dengan keikutsertaan siswa dalam aneka ragam kegiatan belajar
mengajar dan peningkatan keterlibatan mental siswa dalam proses belajar
mengajar. Pada gilirannya, keterlibatan mental yang optimal ini sekaligus
berarti peningkatan motivasi yang optimal pula dipihak siswa untuk
melaksanakan kegiatan belajar mengajar yang memberi kesempatan kepada
siswa untuk mencoba sendiri.
Dengan bertumpu pada usaha terciptanya proses belajar mengajar yang
wajar dan dinamis, proses ini akan tampak ketika guru sadar akan pribadi anak
didik dengan segala hak dan kewajiban serta kemampuannya. Selain itu, guru
harus aktif dalam memberi pelajaran sedangkan anak didik secara kritis dan
kreatif memandang realitas yang dihadapi serta menemukan bagaimana cara
berpartisipasi didalamnya.
Partisipasi dalam proses belajar mengajar menunjuk pada keaktifan
mental meskipun untuk mencapai maksud ini dalam banyak hal dipersyaratkan
keaktifan mental merupakan partisipasi siswa yang mungkin tidak dapat
diamati sebagai suatu partisipasi aktif. Mungkin siswa yang bersangkutan
hanya diam, padahal ia sedang mengerahkan segala kemampuan yang dimiliki
untuk memecahkan masalah. Kemampuan untuk memecahkan masalah baru
dapat diamati apabila siswa itu telah bertindak. Padahal tindakan yang dapat
diamati merupakan hasil dari upaya keaktifan sebelumnya, bahkan mungkin
tindakan tersebut tidak lagi merupakan bagian penting dalam pemecahan
masalah.
Untuk membangkitkan partisipasi siswa dalam berbagai kegiatan
belajar secara aktif sehingga meningkatkan keterlibatan mental siswa yang
optinal dalam proses belajar mengajar salah satunya adalah dengan pemberian
reinforcement atau penguatan. Reinforcement atau penguatan adalah segala
bentuk respon, baik yang bersifat verbal ataupun non verbal yang merupakan
bagian dari modifikasi tingkah laku guru terhadap tingkah laku siswa.
Pemberian reinforcement ini bertujuan untuk memberikan ketegasan atau
penguatan atas perbuatan siswa sebagai suatu dorongan agar siswa lebih aktif
berpartisipasi dalam interaksi belajar mengajar
Berdasarkan uraian di atas, penulis terdorong untuk mengadakan
penelitian tentang pendekatan induktif disertai pemberian reinforcement pada
pembelajaran matematika ditinjau dari tingkat partisipasi siswa dalam proses
B. Identifikasi Masalah
Dari latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas,
didefinisikan masalah sebagai berikut :
1. Untuk meningkatkan kualitas proses belajar mengajar perlu diperhatikan
kemampuan dan kondisi siswa dalam proses belajar mengajar.
2. Kualitas interaksi dan partisipasi aktif siswa dalam proses belajar mengajar
akan berpengaruh terhadap proses belajar mengajar yang pada akhirnya
pembelajaran dapat berjalan secara optimal.
3. kesulitan siswa dalam memahami materi pada pokok bahasan bangun
ruang terutama pada sub pokok bahasan segitiga menyebabkan rendahnya
prestasi belajar
4. Pendekatan pembelajaran yang tepat dapat meningkatkan prestasi belajar
matematika. Pendekatan induktif dirasa cukup efisien dan efektif untuk
dipakai sebagai pendekatan pembelajaran pada sub pokok bahasan
segitiga.
5. Perlu diupayakan pengoptimalan kadar partisipasi siswa dalam proses
belajar mengajar. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan
pemberian reinforcement atau penguatan.
6. Dalam proses belajar mengajar siswa selalu membutuhkan batuan dan
bimbingan. Oleh karena itu, bantuan dan bimbingan kepada siswa perlu
C. Pembatasan Masalah
Agar permasalahan yang dikaji lebih terarah dan mendalam, maka
masalah-masalah tersebut penulis batasi sebagai berikut :
1. Tingkat partisipasi siswa yang diamati dalam penelitian ini dikategorikan
menjadi tiga, yaitu partisipasi aktif tinggi, sedang, dan rendah.
2. Cara-cara yang digunakan untuk meningkatkan kadar partisipasi siswa
dalam proses belajar mengajar dalam penelitian ini adalah dengan
pemberian reinforcement yang dikategorikan menjadi dua, yaitu
reinforcement bentuk pemberian point setiap latihan soal untuk
penambahan nilai dan reinforcement bentuk pujian.
3. Pendekatan mengajar yang dipakai dalam penelitian ini adalah pendekatan
induktif dengan metode ceramah disertai Tanya jawab dimana kadar
keterlibatan siswa diharapkan lebih optimal dibandingkan metode ceramah
saja.
4. materi yang diberikan dalam penelitian ini pada pokok bahasan bangun
ruang khususnya pada sub pokok bahasan segitiga.
5. penelitian dilaksanakan di SMP Negeri 3 Ngadirojo tahun ajaran
2008/2009 pada siswa kelas VII semester genap.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah dan
1. Adakah pengaruh yang signifikan antara reinforcement bentuk pemberian
point setiap latihan soal untuk penambahan nilai dan reinforcement bentuk
pujian dalam proses belajar mengajar dengan pendekatan induktif terhadap
prestasi belajar matematika sub pokok bahasan segitiga?
2. Adakah pengaruh yang signifikan antara tingkat partisipasi siswa dalam
proses belajar mengajar dengan pendekatan induktif terhadap prestasi
belajar matematika pada sub pokok bahasan segitiga?
3. Adakah interaksi antara reinforcement dan tingkat partisipasi siswa dalam
proses belajar mengajar dengan pendekatan induktif terhadap prestasi
belajar matematika pada sub pokok bahasan segitiga?
E. Tujuan Penelitian
Sejalan dengan perumusan masalah di atas tujuan yang akan dicapai
dalam penelitian ini sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pengaruh yang signifikan antara reinforcement bentuk
pemberian point setiap latihan soal untuk penambahan nilai dan
reinforcement bentuk pujian dalam proses belajar mengajar dengan
pendekatan induktif terhadap prestasi belajar mengajar matematika sub
pokok bahasan segitiga.
2. Untuk mengetahui pengaruh yang signifikan antara tingkat partisipasi
siswa dalam proses belajar mengajar dengan pendekatan induktif terhadap
3. Untuk mengetahui interaksi antara reinforcement dan tingkat partisipasi
siswa dalam proses balajar mengajar dengan pendekatan induktif terhadap
prestasi belajar matematika pada sub pokok bahasan segitiga.
F. Kegunaan Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat:
1. Memberikan gambaran mengenai pengaruh penggunaan reinforcement dan
partisipasi aktif siswa terhadap prestasi belajar matematika siswa.
2. Menyadarkan siswa bahwa selama proses belajar mengajar berlangsung,
keikutsertaan dan keterlibatan mental yang optimal sangat diperlukan
untuk menciptakan proses belajar mengajar yang wajar dan dinamis.
3. Untuk menambah pengetahuan, karena sesuai dengan program yang telah
ditekuni oleh penulis sebagai calon pendidik, sehingga nantinya dapat
menerapkan dilapangan.