34 4.1.1 Hasil Penelitian Siklus 1
Pelaksanaan siklus I dilaksanakan dengan kompetensi dasar 2.3 mengenal perkembangan teknologi produksi, komunikasi, dan transportasi. Pelaksanaan pembelajaran ini dilaksanakan melalui pendekatan inkuiri yang akan dilakasankan
dalam 2 siklus, 1 siklus 2 pertemuan dengan rinciannya sebagai berikut:
Perencanaan
Setelah diperoleh informasi pada tahap observasi, maka tahap selanjutnya dilakukan diskusi dengan guru kelas 4 mengenai materi pembelajaran yang akan disajikan serta alat penunjang lain yang perlu digunakan. Pada perencanaan ini, tahap yang dilakukan adalah dengan membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) mengenai KD 2.3 tentang mengenal perkembangan teknologi produksi, komunikasi, dan transportasi. Indikator yang akan digunakan adalah mengenal perkembangan teknologi pengolahan kayu tradisional dan modern, selanjutnya menentukan tujuan pembelajaran sesuai dengan indikator yang telah dibuat melalui pendekatan inkuiri. Setelah indikator dan tujuan pembelajaran selesai dibuat selanjutnya menyiapkan sumber belajar seperti dari lingkungan sekitar, tempat pengolahan kayu, internet, buku paket BSE IPS kelas 4, media pembelajaran seperti powerpoint, gambar dan video serta lembar kerja siswa (Lampiran 1), selain itu membuat kisi-kisi penilaian unjuk kerja kreativitas belajar dan lembar observasi kreativitas belajar siswa (disajikan dalam lampiran 1), Lembar observasi pelaksanaan tindakan melalui pendekatan inkuiri yang
Pelaksanaan Tindakan dan Observasi
Dalam tahap ini pelaksanaan yang dilakukan adalah dengan menerapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah disusun (Lampiran 1). RPP yang dibuat dibagi dalam 2 pertemuan, pertemuan pertama dilaksanakan pada hari sabtu, 4 April 2015 dengan waktu 2 x 35 menit, pertemuan kedua dilaksanakan pada hari senin 6 April 2015 dengan waktu 3 x 35 menit. Selanjutnya secara bersamaan juga dilaksanakan observasi pelaksanaan pembelajaran melalui pendekatan inkuiri yang dilakukan oleh guru (Lampiran 3) dan siswa (Lampiran
4) dan observasi kreativitas belajar pada siswa (Lampiran 1).
Pertemuan Pertama:
Seperti yang telah dirancang dalam RPP, rencana pelaksanaan pembelajaran terbagi menjadi tiga kegiatan yaitu kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan penutup. Pada kegiatan pertemuan pertama pada awal pembelajaran, siswa mengucapkan salam, berdoa dan guru memeriksa kehadiran siswa. Untuk mengawali pembelajaran guru melakukan apersepsi dengan mengajak siswa untuk
bernyanyi lagu tentang “Tukang Kayu” kemudian guru bertanya jawab untuk
mengarahkan pada pokok bahasan yang akan dipelajari. Guru memberikan tujuan pembelajaran tentang mengenal perkembangan alat pengolahan kayu tradisional dan modern dan langkah-langkah kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan agar siswa mengerti arah tujuan yang ingin dilakukan bersama guru sejak awal pembelajaran..
Pada pertemuan pertama akan dijelaskan pelaksanaan pembelajaran dan observasi pembelajaran. Pelaksanaan kegiatan inti pembelajaran diantaranya, siswa menyimak handout tentang pengolahan kayu tradisional dan modern. Ketika siswa menyimak guru menjelaskan tentang isi bacaan yang terdapat dalam
handout. Agar siswa benar-benar memperhatikan isi materi maka guru menyuruh
penjelasan guru tentang cara penggunaan alat maupun kelebihan dan kekurangan. Seluruh siswa terlihat memperhatikan dengan baik karena gambar yang disajikan cukup menarik sehingga memicu pandangan siswa untuk mengarah ke layar LCD. Pada saat siswa menyimak gambar, kemudian siswa mengajukan 1 gagasan rumusan masalah pengolahan kayu tradisional dan modern berdasarkan gambar yang telah disimak. Setelah itu siswa membentuk kelompok menjadi 6 kelompok dengan jumlah anggota 4 orang per kelompok. Dalam kelompok tersebut melalui penayangan video tentang pengolahan kayu tradisional dan modern guru
menginstruksikan pada siswa untuk membuat pertanyaan rumusan masalah, dengan melihat tayangan video siswa membuat 2 pertanyaan rumusan masalah pengolahan kayu tradisional dan modern. Dalam kegiatan ini nampak siswa masih mengalami kesulitan dikarenakan belum terbiasa membuat pertanyaan. Dari pertanyaan tersebut siswa mencoba membuat jawaban sementara yang nantinya akan dibuktikan pada saat proses pengumpulan data ketika siswa melakukan studi lapang dipertemuan kedua. Langkah terakhir dari pertanyaan rumusan masalah dan hipotesis yang telah dibuat, siswa menyampaikan hasilnya didepan kelas. Kegiatan penutup dilakukan guru dengan memeberikan penegasan kepada siswa tentang pengolahan kayu tradisional dan modern. Guru melakukan tanya jawab pada siswa tentang materi yang belum dipahami.
Kegiatan pelaksaan proses pembelajaran pada pertemuan pertama dilakukan pengamatan yang dilakukan oleh observer. Pada saat melakukan pengamatan dari awal sampai akhir pembelajaran observer mengisi lembar observasi tindakan guru (Lampiran 3) dan siswa (Lampiran 4) melalui pendekatan inkuiri, selain itu kreativitas belajar siswa juga dilakukan pengamatan oleh observer (lampiran 1).
Pertemuan Kedua:
Selanjutnya siswa menyimak tujuan dan langkah-langkah pembelajaran yang disampaikan oleh guru.
Kegiatan inti pembelajaran, siswa dan guru mengulas sekilas materi pada pertemuan pertama tentang pengolahan kayu tradisional dan modern. Siswa membentuk 6 kelompok dengan 4 anggota per kelompok. Setelah siswa membentuk kelompok, guru menjelaskan tentang hal-hal yang harus dilakukan ketika melaksanakan studi lapang ditempat pengolahan kayu. Selanjutnya siswa melakukan studi lapang ketempat pengolahan kayu. Siswa mengamati alat-alat
yang digunakan untuk mengolah kayu, alat tradisional maupun alat yang sudah modern. Ketika siswa menemukan alat pengolahan kayu tradisional dan modern siswa memperinci alat yang digunakan untuk mengolah kayu tradisional dan modern. Siswa memperinci dengan menuliskannya dibuku tulis yang telah disediakan. Misalnya siswa menulis alat tradisional tentang alat bor kayu tradisional kemudian siswa memperinci bagian-bagian alat tersebut, mulai dari mata bor, pengencang bor maupun bagian alat pegang dan pemutar bor. Selain menemukan alat siswa juga menemukan cara kerja alat yaitu dengan siswa mengamati tukang kayu yang sedang mengerjakan atau mengolah kayu. Kemudian siswa mencatat cara kerja alat pengolahan kayu tradisional dan modern. Siswa juga melakukan tanya jawab pada tukang kayu jika ada alat atau cara kerja alat yang belum jelas dimengerti oleh siswa. Siswa memperinci cara kerja alat pengolahan kayu tradisional dan modern. Misalnya seperti urut-urutan cara penggunaan alat bor, mulai dari cara meletakan bor secara tegak kemudian bor dipegang bagian pemutar dengan cara memutarkan secara cepat. Setelah siswa menemukan data dengan melakukan studi lapang ketempat pengolahan kayu, siswa kemudian kembali kesekolahan. Dengan berdiskusi kelompok siswa menganalisis hasil penemuan dengan membuat tabel tentang alat pengolahan kayu
telah dibuat. Dalam diskusi kelas ini, siswa saling menanggapi pendapat apabila ada pendapat yang lain dari siswa.
Kegiatan penutup pada pertemuan ini, guru memberi penegasan tentang alat dan cara kerja pengolahan kayu tradisional dan modern. Guru memberikan tanya jawab pada siswa apabila ada materi yang belum dipahami. Siswa bersama guru melakukan refleksi kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan hari ini kemudian menutup pembelajaran dengan salam.
Kegiatan pelaksaan proses pembelajaran pada pertemuan kedua dilakukan
pengamatan yang dilakukan oleh observer. Pada saat melakukan observasi dari awal sampai akhir pembelajaran observer mengisi lembar observasi tindakan guru (Lampiran 3) dan siswa (Lampiran 4) melalui pendekatan inkuiri, selain itu kreativitas belajar siswa juga dilakukan pengamatan (lampiran 1).
Refleksi
Tabel 4.1
Distribusi Jumlah Tindakan Belajar IPS Melalui Pendekatan Inkuiri Siswa Kelas 4 SDN Bandunggede 02 Kecamatan Kedu Kabupaten Temanggung
Semester 2 Tahun Pelajaran 2014/2015 Siklus I
No Tindakan
Pada saat observasi terhadap pelaksanaan tindakan melalui pendekatan inkuiri oleh siswa didapatkan hasil pada siklus 1 yang meliputi observasi kegiatan siswa pada kegiatan awal pembelajaran, kegiatan inti yang menggunakan pendekatan inkuiri dan kegiatan akhir.
Pertemuan pertama kegiatan awal pembelajaran siswa menunjukan
modern, siswa merumuskan hipotesis tentang cara kerja pengolahan kayu tradisional dan modern. Dalam kegiatan inti kekurangan-kekurangan yang didapati diantaranya siswa masih kurang percaya diri didalam mengajukan gagasan rumusan masalah, siswa masih merasa malu. Dalam menyimak tersebut siswa sudah baik dalam menyimak handout, namun ada beberapa siswa yang belum dengan baik dalam menyimak. Tercatat terdapat 3 siswa yang masih belum dengan baik pada saat menyimak handout disertai dengan penjelasan guru. Kemudian, dalam mengajukan gagasan dan membuat pertanyaan hampir sebagian
besar siswa belum bisa secara cepat melakukannya. Hanya 1 siswa yang berani mengajukan gagasan rumusan masalah. Siswa harus dibantu oleh guru dalam membuat pertanyaan. Siswa masih mengalami kesulitan karena belum terbiasa belajar membuat pertanyaan. Dalam kegiatan akhir siswa menyimak penegasan materi yang disampaiakn oleh guru. Akan tetapi siswa belum melakukan refleksi pembelajaran dikarenakan guru tidak membimbing siswa melakukan refleksi pembelajaran. Namun kelebihan dari pertemuan pertama ini ialah meskipun siswa masih merasa kebingungan dengan langkah-langkah pembelajaran yang diterapkan akan tetapi siswa mau mencoba untuk membuat pekerjaanya dengan berdiskusi dalam satu kelompok walaupun membutuhkan waktu yang relatif lama. Pertemuan kedua, siswa sudah mulai baik atau sekitar 78,95% kegiatan dalam melaksanakan pembelajaran yang dilakukan siswa. Kelebihan pada pertemuan kedua ini diantaranya adalah, Siswa sudah bisa menemukan data tentang alat pengolahan kayu tradisional dan modern ditempat pengolahan kayu, siswa sudah memperinci hasil penemuan alat, misalnya memperinci bagian-bagian alat pengolahan kayu secara tradisional dan modern. Siswa juga telah memperinci cara kerja pengolahan kayu tradisional dan modern. Ketika menganalisis data dengan membuat tabel juga sebagaian besar siswa bekerja
kelas. Siswa masih merasa takut, malu dan kurang percaya diri. Hasil yang diperoleh dari tindakan belajar IPS siswa menngunakan pendekatan inkuiri siklus 1 secara rinci dapat dijelaskan melalui gambar 4.1 Berikut ini.
Gambar 4.1
Grafik Garis Jumlah Tindakan Belajar IPS Melalui Pendekatan Inkuiri Siswa Kelas 4 SDN Bandunggede 02 Kecamatan Kedu Kabupaten
Temanggung Semester 2 Tahun Pelajaran 2014/2015 Siklus 1
Dari gambar 4.1 Nampak bahwa tindakan pada kegiatan awal yang dilakukan sebanyak 8 tindakan, tindakan pada kegiatan inti yang dilakukan sebanyak 17 kegiatan. Sedangkan pada kegiatan akhir 4 tindakan dilakukan oleh siswa.
Tabel 4.2
Distribusi Jumlah Tindakan Belajar IPS Melalui Pendekatan Inkuiri Guru Kelas 4 SDN Bandunggede 02 Kecamatan Kedu Kabupaten Temanggung
Semester 2 Tahun Pelajaran 2014/2015 Siklus I
No Tindakan inkuiri pertemuan pertama pada siswa. kelebihan-kelebihan pada pertemuan pertama adalah guru sudah memberikan memberikan apersepsi pembelajaran dengan baik, tetapi tujuan pembelajaran belum disampaikan oleh guru. Guru memberikan kesempatan siswa berpendapat dalam mengarahkan pembelajaran.
Kekurangn-kekurangan guru pada pertemuan pertama ini diantaranya, guru masih terlalu cepat didalam menjelaskan materi. Kesempatan waktu siswa dalam mengajukan gagasan belum diberikan secara lebih lama oleh guru karena guru terkesan tergesa-gesa dalam menyampaikan materi. Ketika siswa mencoba membuat pertanyaan rumusan masalah, guru kurang memantau perkembangan siswa dalam belajar yang mengakibatkan banyak siswa yang masih tertinggal dalam mengikuti pembelajaran. Penegasan materi pada kegiatan penutup sudah dilakukan oleh guru, tetapi padaa saat refleksi guru tidak melakukannya.
kekurangan yang didapatkan guru dalam melaksanakan pembelajaran. Dalam kegiatan awal guru tidak menyampaiakn tujuan pemebelajaran. Meskipun guru sudah mempersiapkan siswa untuk belajar dengan merapikan tempat duduk, mengucapkan salam, berdoa dan melakukan presensi namun tujuan belum diberikan oleh guru. Kurangnya pengawasan guru terhadap siswa pada saat melakukan studi lapang ketempat pengolahan kayu yang mengakibatkan siswa kurang terkontrol dengan baik. Sehingga guru harus menggunakan suara yang keras dalam mengatur siswa. Guru kurang memberikan kata pengantar terhadap
siswa dalam melakukan studi lapang ditempat pengolahan kayu yang mengakibatkan siswa sedikit kebingungan dengan urut-urutan kegiatan yang akan dilakukan. Kelebihan Pada pertemuan kedua ini diantaranya langkah-langkah pembelajaran sudah disampaikan dengan baik. Kegiatan inti sudah dilakukan dengan baik oleh guru. Guru sudah memberikan penegasan materi dengan menyampaiakan kesimpulan pembelajaran pada pertemuan kedua. Ketika memasuki kegiatan penutup guru masih lupa belum malukan refleksi pembelajaran. Hasil yang diperoleh dari tindakan belajar IPS guru secara rinci dapat dijelaskan melalui gambar 4.2 berikut ini.
Gambar 4.2
Grafik Garis Jumlah Tindakan Belajar IPS Melalui Pendekatan Inkuiri Guru Kelas 4 SDN Bandunggede 02 Kecamata Kedu Kabupaten
Temanggung Semester 2 Tahun Pelajaran 2014/2015 Siklus 1
Dari gambar 4.2 nampak bahwa tindakan pada kegiatan awal yang dilakukan sebanyak 8 tindakan, tindakan pada kegiatan inti yang dilakukan sebanyak 17 kegiatan dilakukan oleh guru. Sedangkan pada kegiatan akhir 4 tindakan dilakukan oleh guru.
Hasil Kreativitas Belajar IPS Siklus I
Hasil jumlah aktivitas kreativitas belajar IPS melalui pendekatan inkuiri diperoleh dari observasi kegiatan siswa dalam proses pembelajaran yang terdiri
dari 10 indikator pernyataan kreativitas belajar. Kreativitas belajar tersebut diantaranya adalah menyimak masalah pengolahan kayu tradisional dan modern, mengajukan gagasan rumusan masalah pengolahan kayu tradisional dan modern, membuat pertanyaan tentang rumusan masalah cara kerja pengolahan kayu tradisional dan modern, merumuskan hipotesis tentang cara kerja pengolahan kayu tradisional dan modern, memperinci hasil pengamatan alat pengolahan kayu tradisional dan modern, memperinci hasil pengamatan cara kerja pengolahan kayu tradisional dan modern, membuat tabel alat pengolahan kayu tradisional dan modern, membuat tabel cara kerja pengolahan kayu tradisional dan modern, menjawab pertanyaan pengolahan kayu tradisional dan modern, bebas menyatakan pendapat tentang pengolahan kayu tradisional dan modern.
Secara lebih rinci hasil kreativitas belajar IPS melalui pendekatan inkuiri akan disajikan pada tabel 4.3 berikut:
Tabel 4.3
Distribusi Kriteria Kreativitas Belajar IPS Melalui Pendekatan Inkuri Siswa Kelas 4 SDN Bandunggede 02 Kecamatan Kedu Kabupaten Temanggung
Semester 2 Tahun Pelajaran 2014/2015 Siklus I No
Kreativitas Siswa Jumlah Aktivitas
Kreativitas Kriteria Frekuensi Persentase
1 ≥7 Tinggi 16 66,7%
2 4-6 Sedang 5 20,8%
3 ≤3 Rendah 3 12,5%
Jumlah 24 100
Dari data diatas setelah adanya tindakan melalui pendekatan inkuiri dalam pembelajaran diketahui adanya peningkatan kreativitas siswa, yaitu siswa dengan kriteria kreativitas tinggi 66,7% (16 siswa), selanjutnya siswa dengan kriteria kreativitas sedang 20,8% (5 siswa) dan siswa dengan kriteria kreativitas rendah 12,5% (3 siswa). Jadi pembelajaran melalui pendekatan inkuiri dapat mengembangkan kemampuan kreativitas belajar siswa. Namun, karena belum mencapai seperti target yang ditetapkan perlu dilakukan tindakan pada siklus 2. Lebih jelasnya deskripsi jumlah aktivitas kreativitas pada siklus 1 akan ditunjukan
melalui gambar 4.3 dibawah ini:
Gambar 4.3
Grafik Garis Jumlah Aktivitas Kreativitas Belajar IPS Melalui Pendekatan Inkuiri Siswa Kelas 4 SDN Bandunggede 02
Kecamatan Kedu Kabupaten Temanggung Semester 2 Tahun Pelajaran 2014/2015 Siklus 1
Dari gambar 4.3 nampak bahwa siswa yang memiliki jumlah aktivitas kreativitas dari yang terendah dengan jumlah aktivitas kreativitas 2 sebanyank 1 siswa, jumlah aktivitas kreativitas 3 sebanyak 2 siswa, jumlah aktivitas kreativitas 4 sebanyak 1 siswa, jumlah aktivitas kreativitas 5 sebanyak 1 siswa, jumlah aktivitas kreativitas 6 sebanyak 3 siswa, jumlah aktivitas kreativitas 7 sebanyak 7 siswa, jumlah aktivitas kreativitas 8 sebanyak 7 siswa, dan jumlah aktivitas kreativitas 9 sebanyak 2 siswa.
4.1.3 Hasil Penelitian Siklus 2
Pelaksanaan siklus 2 dengan kompetensi dasar 2.4 mengenal permasalahan sosial di daerahnya. Pendekatan pembelajaran yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas yaitu melalui pendekatan inkuiri dengan rincian sebagai berikut:
Perencanaan
Perencanaan dalam siklus 2 dilaksanakan dengan mengidentiikasi masalah guru dan siswa yang diperoleh pada pelaksanaan siklus 1, maka dilakukan diskusi
dengan guru kelas 4 mengenai materi pembelajaran yang akan disajikan serta alat penunjang lain yang perlu digunakan. Pada perencanaan ini, tahap yang dilakukan adalah dengan membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) mengenai KD 2.3 tentang mengenal permasalahan sosial yang ada di daerahnya. Indikator yang akan digunakan adalah mengenal masalah sampah yang ada dilingkungan masyarakat, selanjutnya menentukan tujuan pembelajaran sesuai dengan indikator yang telah dibuat melalui pendekatan inkuiri. Setelah indikator dan tujuan pembelajaran selesai dibuat selanjutnya menyiapkan sumber belajar seperti dari lingkungan sekitar, perpustakaan, internet, buku paket BSE IPS kelas IV, media pembelajaran seperti powerpoint, gambar dan video serta lembar kerja siswa(Lampiran 2), selain itu membuat kisi-kisi unjuk kerja penilaian kreativitas belajar dan instrumen observasi terhadap unjuk kerja kreativitas belajar siswa (disajikan dalam lampiran 2). Lembar observasi pelaksanaan tindakan pembelajaran melalui pendekatan inkuiri untuk guru (Lampiran 3) dan untuk siswa (Lampiran 4) di kelas yang digunakan untuk mengetahui kegiatan pelaksanaan pembelajaran.
Pelaksanaan Tindakan dan Observasi
bersamaan juga dilaksanakan observasi pelaksanaan pembelajaran melalui pendekatan inkuiri oleh guru (lampiran 3) dan oleh siswa (lampiran 4) dan observasi kreativitas belajar pada siswa (Lampiran 1).
Pertemuan Pertama:
Seperti yang telah dirancang dalam RPP, rencana pelaksanaan pembelajaran terbagi menjadi tiga kegiatan yaitu kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan penutup. Pada kegiatan pertemuan pertama pada awal pembelajaran,
siswa mengucapkan salam, berdoa dan guru memeriksa kehadiran siswa. Untuk mengawali pembelajaran guru melakukan apersepsi dengan mengajak siswa untuk
bernyanyi lagu tentang “Buang ditong Sampah” kemudian guru bertanya jawab untuk mengarahkan pada pokok bahasan yang akan dipelajari. Guru memberikan tujuan pembelajaran tentang mengenal perkembangan alat pengolahan kayu tradisional dan modern dan langkah-langkah kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan agar siswa mengerti arah tujuan yang ingin dilakukan bersama guru sejak awal pembelajaran..
Pada pertemuan pertama akan dijelaskan pelaksanaan pembelajaran dan observasi pembelajaran. Pelaksanaan kegiatan inti pembeajaran diantaranya, siswa menyimak handout tentang masalah sampah yang ada dilingkungan masyarakat. Ketika siswa menyimak, guru menjelaskan tentang isi bacaan yang terdapat dalam handout. Agar siswa benar-benar memperhatikan isi materi maka guru menyuruh
siswa untuk membaca bacaan tentang pengolahan kayu yang ada di handout. Langkah selanjuntya ialah guru menanyangkan gambar tentang masalah sampah yang ada dilingkungan masyarakat. Siswa menyimak gambar dampak masalah sampah yang ada dilingkungan masyarakat, beberapa macam dampak sampah dengan sedikit penjelasan guru tentang cara penanggulangannya. Seluruh siswa
jumlah anggota 4 orang per kelompok. Dalam kelompok tersebut melalui penayangan video tentang dampak masalah sampah, selanjutnya guru menginstruksikan pada siswa untuk membuat pertanyaan rumusan masalah, dengan melihat tayangan video siswa membuat 2 pertanyaan rumusan masalah pengolahan kayu tradisional dan modern. Dalam kegiatan ini nampak siswa sudah dengan lancar dalam membuat pertanyaan hal ini terbukti dari 24 siswa seluruh siswa sudah bisa membuat pertanyaan rumusan masalah dengan baik. Meskipun ada 2 anak yang mengalami ketertinggalan dalam membuat pertanyaan akan tetapi
dengan segera bisa menyusul teman-teman yang lainnya. Selanjutnya guru menyuruh siswa untuk merumuskan 2 hipotesis dari pertanyaan yang telah dibuat. Dari pertanyaan tersebut siswa mencoba membuat jawaban sementara yang nantinya akan dibuktikan pada saat proses pengumpulan data ketika siswa melakukan studi lapang dilingkungan masyarakat dipertemuan kedua. Langkah terakhir pada pertemuan pertama dari pertanyaan rumusan masalah dan hipotesis yang telah dibuat, siswa menyampaiakn hasilnya didepan kelas. Kegiatan penutup dilakukan guru dengan memeberikan penegasan kepada siswa tentang masalah sampah yang ada dilingkungan masyarakat. Guru melakukan tanya jawab pada siswa tentang materi yang belum dipahami.
Kegiatan pelaksaan proses pembelajaran pada pertemuan pertama pada siklus dua ini dilakukan pengamatan yang dilakukan oleh observer. Pada saat melakukan pengamatan dari awal sampai akhir pembelajaran observer mengisi lembar observasi tindakan guru (Lampiran 3) dan siswa (Lampiran 4) melalui pendekatan inkuiri, selain itu kreativitas belajar siswa juga dilakukan observasi (lampiran 2).
Pertemuan Kedua:
Kegiatan inti pembelajaran, siswa dan guru mengulas sekilas materi pada pertemuan pertama tentang masalah sampah yang ada dilingkungan masyarakat pada pertemuan pertama. Siswa membentuk 6 kelompok dengan 4 anggota per kelompok. Setelah siswa membentuk kelompok, guru menjelaskan tentang hal-hal yang harus dilakukan ketika melaksanakan studi lapang ke lingkungan masyarakat dan perpustakaan. Selanjutnya siswa melakukan studi lapang ke lingkungan masyarakat. Siswa mengamati dampak sampah yang ada dilingkungan masyarakat, selain dampak siswa juga mengamati jenis-jenis sampah yang ada
dilingkungan masyarakat seperti disungai, jalan maupun pekarangan rumah warga. Ketika siswa menemukan dampak sampah yang ada dilingkungan masyarakat, siswa memperinci dengan menuliskannya dilembar portofolio yang telah disediakan. Misalnya siswa menulis dampak sampah seperti pencemaran air, pencemaran tanah, pencemaran udara dan ganggungan estetika. Selain menemukan dampak sampah yang ada dilingkungan masyarakat, menemukan jenis-jenis sampah dan cara penanggulangan sampah. Cara penanggulangan sampah tersebut diperoleh melalui informasi dari sumber bacaan yang ada diperpustakaan sekolah. Misalnya jenis sampah organik bisa dijadikan pupuk, sampah botol aqua bisa dijadikan vas bunga dan lain sebagainya. Kemudian siswa mencatat hasil informasi yang diperoleh dilembar portofolio. Selain dari sumber bacaan tersebut siswa juga mengamati tentang barang-barang yang dihasilkan dari daur ulang sampah, hal ini dimaksudkan agar siswa bisa menegrti tentang barang yang sudah jadi dari hasil pengolahan sampah. Setelah siswa menemukan data dengan melakukan studi lapang ke lingkungan masyarakat dan perpustakaan sekolah, siswa kemudian kembali kekelas. Dengan berdiskusi kelompok siswa menganalisis hasil penemuan dengan membuat tabel tentang dampak sampah, sampah-sampah yang bisa didaur ulang dan barang-barang yang dihasilkan dari
diskusi kelas ini, siswa saling menanggapi pendapat apabila ada pendapat yang lain dari siswa.
Kegiatan penutup pada pertemuan ini, guru memberi penegasan tentang masalah sampah yang ada dilingkungan masyarakat dan cara penanggulangannya. Guru memberikan tanya jawab pada siswa apabila ada materi yang belum dipahami. Siswa bersama guru melakukan refleksi kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan hari ini kemudian menutup pembelajaran dengan salam. Dalam melakukan refleksi guru sudah melaksanakan dengan baik dan memberikan
kesimpulan dari seluruh pembelajaran.
Refleksi
Setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran pada siklus 2 dari pertemuan pertama dan kedua maka selanjutnya diadakan refleksi. Kegiatan refleksi dengan menganalisis hasil observasi maupun catatan yang dilakukan observer. Evaluasi berisi tentang bagaimana pembelajaran IPS Melalui pendekatan inkuiri dalam upaya untuk meningkatkan kreativitas belajar siswa.
Pengamatan terhadap pelaksanaan tindakan melalui pendekatan inkuiri oleh siswa didapatkan hasil pada siklus 2 yang meliputi pengamatan kegiatan siswa pada kegiatan awal pembelajaran, kegiatan inti yang menggunakan pendekatan inkuiri dan kegiatan akhir.
Pada pertemuan pertama kegiatan awal pembelajaran siswa menunjukan kesiapan untuk belajar dengan merapikan tempat duduk, mengucapkan salam, berdoa dan melakukan presensi yang dibantu oleh guru. Siswa menyimak tujuan pembelajaran dan langkah-langkah pembelajaran yang disampaikan oleh guru. Siswa terlihat lebih siap dalam melaksanakan pembelajaran karena sudah mengetahui tujuan dan langkah-langkah pembelajaran yang akan dijalankan.
tentang rumusan masalah dampak sampah yang ada dilingkungan msyarakat, siswa merumuskan hipotesis tentang dampak sampah yang ada dilingkungan masyarakat. Dalam kegiatan inti tersebut siswa sudah baik dalam menyimak handout, seluruh siswa sudah menyimak handout tentang masalah sampah yang ada dilingkungan masyarakat. Dalam mengajukan gagasan dan membuat pertanyaan 8 siswa sudah berani mengajukan gagasan rumusan masalah sampah yang ada dilingkungan masyarakat. 24 siswa sudah bisa membuat pertanyaan rumusan masalah dengan baik. Dalam kegiatan akhir siswa menyimak penegasan
materi yang disampaikan oleh guru. Siswa menyimak kesimpulan yang diberikan guru dan sudah melakukan refleksi pembelajaran bersama guru.
Pada saat pertemuan kedua, 100 % kegiatan pembelajaran melalui pendekatan inkuiri sudah sangat baik dilakukan oleh siswa. Siswa sudah bisa menemukan data tentang dampak sampah yang ada dilingkungan masyarakat. Siswa dengan baik memperinci hasilnya di dalam lembar portofolio. Dalam menemukan data tentang cara penanggulangan masalah sampah dengan mencari buku-buku sumber diperpustakaan seluruh siswa sangat serius dalam mencari sumber informasi tentang cara penanggulangannya. Siswa menyimak dengan serius saat guru memberikan contoh barang daur ulang dari sampah seperti tempat pensi dari koran bekas, vas bungan dari aqua bekas dan kerajinan tangan yang terbuat dari sandal bekas maupun kardus bekas. Dari catatan observer pada siklus 2 ini kreativitas belajar siswa sudah terlihat lebih tinggi dibanding kegiatan pembelajaran pada siklus 1.
Aktivitas tindakan pembelajaran melalui pendekatan inkuiri yang dilakukan oleh guru, didapatkan hasil bagaimana guru melakukan tindakan inkuiri pada pertemun pertama siklus 2. Guru sudah dengan baik memberikan memberikan apersepsi pembelajaran dengan baik, tujuan dan langkah-langkah
Pada saat pertemuan kedua, guru sudah baik dalam melakukan kegiatan pembelajaran menggunakan pendekatan inkuiri. guru melaksanakan pembelajaran secara optimal. Pemantauan terhadap siswa dalam melakukan studi lapang maupun didalam menganailis data sudah dilakukan dengan baik, ditunjukan dengan kegiatan guru yang terus mendampingi siswa pada saat menganalisis data, guru menjelaskan secara berulang-ulang ketika masih ada siswa yang belum jelas dan tertinggal dalam pembelajaran. Secara keseluruhan kegiatan pembelajaran pada siklus 2 ini sudah dengan baik dilaksanakan. Tindakan pada kegiatan awal
sebanyak 10 kegiatan sudah dilakukan dengan baik, pada kegiatan inti 22 kegiatan sudah dilakukan dan pada kegiatan akhir 6 tindakan sudah dilakukan dengan baik pada siklus 2.
Hasil Kreativitas Belajar IPS Siklus 2
Hasil jumlah aktivitas kreativitas belajar IPS melalui pendekatan inkuiri diperoleh dari observasi kegiatan siswa dalam proses pembelajaran yang terdiri dari 10 indikator pernyataan kreativitas belajar. Kreativitas belajar tersebut diantaranya adalah menyimak masalah sampah yang ada dilingkungan masyarakat, mengajukan gagasan rumusan masalah sampah yang ada dilingkungan masyarakat, membuat pertanyaan tentang rumusan masalah dampak sampah yang ada dilingkungan masyarakat, merumuskan hipotesis tentang dampak sampah yang ada dilingkungan masyarakat, memperinci hasil pengamatan dampak sampah yang ada dilingkungan masyarakat, memperinci hasil pengamatan cara penanggulangan masalah sampah yang ada dilingkungan masyarakat, membuat tabel tentang dampak sampah yang ada dilingkungan masyarakat, membuat tabel penanggulangan masalah sampah yang ada dilingkungan masyarakat, menjawab pertantaan tentang masalah sampah yang ada
Secara lebih rinci hasil kreativitas belajar IPS melalui pendekatan inkuiri akan disajikan pada tabel 4.6 berikut:
Tabel 4.4
Distribusi Kriteria Kreativitas Belajar IPS Melalui Pendekatan Inkuri Siswa Kelas 4 SDN Bandunggede 02 Kecamatan Kedu Kabupaten Temanggung
Semester 2 Tahun Pelajaran 2014/2015 Siklus 2 No
Kreativitas Siswa Jumlah Aktivitas
Kreativitas Kriteria Frekuensi Persentase
1 ≥7 Tinggi 21 87,5%
2 4-6 Sedang 3 12,5%
Jumlah 24 100
Sumber: Data Primer
Gambar 4.4
Grafik Garis Jumlah Aktivitas Kreativitas Belajar IPS Melalui Pendekatan Inkuiri Siswa Kelas 4 SDN Bandunggede 02
Kecamatan Kedu Kabupaten Temanggung Semester 2 Tahun Pelajaran 2014/2015 Siklus 2
Dari gambar 4.2 diatas nampak bahwa siswa yang memperoleh jumlah aktivitas kreativitas 4 sebanyak 1 siswa, jumlah aktivitas kreativitas 6 sebanyak 2 siswa, jumlah aktivitas kreativitas 7 sebanyak 1 siswa, jumlah aktivitas kreativitas 8 sebanyak 5 siswa, jumlah aktivitas kreativitas 9 sebanyak 9 siswa, dan jumlah aktivitas kreativitas 10 sebanyak 6 siswa. Dengan demikian pencapaian kreativitas belajar IPS siklus 2, telah mencapai peningkatan 80% dari seluruh siswa yang mencapai jumlah aktivitas kreativitas belajar IPS tinggi.
4.2 Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil yang diperoleh dari tindakan penelitian terhadap
Temanggung semester 2 tahun pelajaran 2014/2015. Keberhasilan tersebut dapat dilihat pada tabel 4.7 berikut:
Tabel 4.5
Perbandingan Jumlah Tindakan Belajar IPS Melalui Pendekatan Inkuiri Siswa Kelas 4 SDN Bandunggede 02 Kecamatan Kedu Kabupaten
Temanggung Semester 2 Tahun Pelajaran 2014/2015 Siklus 1 dan Siklus 2
Tindakan Kegiatan
Kegiatan Awal Kegiatan Inti Kegiatan Akhir
SI SII SI SII SI SII
F % F % F % F % F % F %
Tindakan Inkuiri Yang Dilakukan
8 80 10 100 17 77,27 22 100 4 66,67 6 100 Tindakan Inkuiri
Yang Belum Dilakukan
2 20 0 0 5 22,73 0 0 2 33,33 0 0
Jumlah Tindakan
10 100 10 100 22 100 22 100 6 100 6 100 Sumber : Data Primer
Keterangan: S = Siklus f = Frekuensi
Gambar 4.5
Grafik Garis Perbandingan Jumlah Tindakan Belajar IPS Melalui Pendekatan Inkuiri Siswa Kelas 4 SDN Bandunggede 02 Kecamatan
Kedu Kabupaten Temanggung Semester 2 Tahun Pelajaran 2014/2015
Siklus 1 dan Siklus 2
Dari gambar 4.7 nampak bahwa tindakan kegiatan awal siswa pada siklus 1 hanya 8 tindakan yang dilakukan. Pada siklus 2 seluruh tindakan atau 11 tindakan telah dilakukan. Kegiatan inti siklus 1 hanya 17 tindakan yang dilakukan
sedangkan pada siklus 2, 22 tindakan atau seluruh tindakan telah dilakukan siswa. Selanjutnya pada kegiatan akhir siklus 1, 4 tindakan telah lakukan, kegiatan akhir
siklus 2, 6 tindakan atau seluruh tindakan telah dilakukan.
Adapun aktivitas tindakan guru dalam melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan Inkuiri, ditunjukan melalui tabel 4.8 perbandingan tindakan pendekatan Inkuiri yang dilakukan guru dalam siklus 1 dan siklus 2
Siklus I Siklus II Siklus I Siklus II Siklus I Siklus II
Tabel 4.6
Perbandingan Jumlah Tindakan Belajar IPS Melalui Pendekatan Inkuiri Guru Kelas 4 SDN Bandunggede 02 Kecamatan Kedu Kabupaten
Temanggung Semester 2 Tahun Pelajaran 2014/2015 Siklus 1 dan Siklus 2
Tindakan Kegiatan
Kegiatan Awal Kegiatan Inti Kegiatan Akhir
SI SII SI SII SI SII
Gambar 4.6
Grafik Garis Perbandingan Jumlah Tindakan Belajar IPS Melalui Pendekatan Inkuiri Guru Kelas 4 SDN Bandunggede 02
Kecamatan Kedu Kabupaten Temanggung Semester 2 Tahun Pelajaran 2014/2015 Siklus 1 dan Siklus 2
Dari gambar 4.4 nampak bahwa tindakan kegiatan awal guru pada siklus 1 hanya 8 tindakan yang dilakukan. Pada siklus 2 seluruh tindakan atau 11 tindakan
telah dilakukan. Kegiatan inti siklus 1 hanya 17 tindakan yang dilakukan sedangkan pada siklus 2, 22 tindakan atau seluruh tindakan telah dilakukan siswa. selanjutnya pada kegiatan akhir siklus 1, 4 tindakan telah lakukan. Kegiatan akhir siklus 2, 6 tindakan atau seluruh tindakan telah dilakukan.
Jumlah aktivitas kreativitas belajar IPS siswa menggunakan pendekatan Inkuiri diperoleh melalui lembar observasi kreativitas belajar IPS, yang terdiri dari: menyimak masalah, mengajukan gagasan rumusan masalah, membuat pertanyaan tentang rumusan masalah, merumuskan hipotesis, memperinci hasil pengamatan masalah (dalam membuat indikator ini dibagi menjadi dua disesuaikan dengan materinya), membuat tabel hasil pengamatan masalah (dalam membuat indikator ini dibagi menjadi dua disesuaikan dengan materinya), menjawab pertanyaan suatu masalah, bebas menyatakan pendapat tentang suatu masalah.
Siklus I Siklus II Siklus I Siklus II Siklus I Siklus II
Selanjutnya perbandingan hasil kreativitas belajar siswa kelas 4 SDN Bandunggede 02 Kecamatan Kedu Kabupaten Temanggung dalam siklus 1 dan 2 siklus dapat disajikan secara rinci tabel 4.9 berikut ini.
Tabael 4.7
Perbandingan Kriteria Kreativitas Belajar IPS Melalui Pendekatan Inkuiri Siswa Kelas 4 SDN Bandunggede 02 Kecamatan Kedu Kabupaten
Temanggung Semester 2 Tahun Pelajaran 2014/2015 Siklus 1 dan Siklus 2
No
Kreativitas Siswa Jumlah
Aktivitas Kreativitas
Kriteria
Skilus I Siklus II
Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase
1 ≥7 Tinggi 16 66,7% 21 87,5%
2 4-6 Sedang 5 20,8% 3 12,5%
3 ≤3 Rendah 3 12,5% 0 0%
Jumlah 24 100 24 100
Sumber : Data Primer
Berdasarkan tabel 4.9 diatas, kriteria kreativitas belajar IPS siswa yang dilakukan siswa dari siklus 1 ke siklus 2 nampak mengalami peningkatan. Kriteria kreativitas belajar IPS tinggi yakni dari 66,7% (16 siswa) pada siklus 1 menjadi 87,5% (21 siswa) pada siklus 2, kriteria kreativitas sedang dari 20,8% (5 siswa) pada siklus 1 menjadi 12,5% (3 siswa) dan kriteria kreativitas rendah dari 12,5% (3 siswa) pada siklus 1 menjadi 0% atau tidak ada siswa pada siklus 2. Peningkatan jumlah kreativitas belajar secara lebih rinci akan disajikan melalui gambar 4.9 yaitu grafik perbandingan jumlah aktivitas kreativitas belajar IPS
Gambar 4.7
Grafik Garis Perbandingan Jumlah Aktivitas Kreativitas Belajar IPS Melalui Pendekatan Inkuiri Siswa Kelas 4 SDN Bandunggede 02
Kecamatan Kedu Kabupaten Temanggung Semester 2 Tahun Pelajaran 2014/2015 Siklus 1 dan Siklus 2
Berdasarkan gambar 4.9 yaitu grafik perbandingan jumlah aktivitas kreativitas belajar IPS melalui pendekatan inkuiri siswa kelas IV SD Negeri Bandunggede 02 Kedu Temanggung siklus 1 dan siklus 2 menunjukan bahwa ada peningkatan jumlah kriteria kreativitas belajar dari siklus 1 ke siklus 2.
Hipotesis tindakan menyatakan peningkatan kriteria kreativitas dilihat dari jumlah aktivitas kreativitas pada siklus 1 kreativitas belajar tinggi menunjukkan persentase 66,7% kriteria kreativitas belajar sedang menunjukkan persentase 20,8% , dan kreativitas belajar rendah menunjukkan persentase 12,5%. Siklus 2 kriteria kreativitas belajar tinggi menunjukkan persentase 87,5%, kriteria kreativitas belajar sedang menunjukkan persentase 12,5% dan kreativitas belajar
rendah menunjukkan persentase 0%. Pendekatan inkuiri yang dilaksanakan di kelas IV SD Negeri Bandunggede 02 Kedu Temanggung tahun 2014/2015 terbukti dapat meningkatkan kreativitas belajar siswa.
Koripan Kecamatan Matesih Kabupaten Karanganyar Tahun Ajaran 2013/2014”,
Hal ini dapat dilihat dari hasil pencapaian indikator kreativitas belajar yaitu, rasa ingin tahu yang besar pada pra siklus sebesar 36%, siklus I 75%, dan siklus II 86 %. Mengajukan pertanyaan yang berbobot pada pra siklus sebesar 18%, siklus I 36%, dan siklus II 79%. Memberikan gagasan dan usulan terhadap suatu masalah pada pra siklus sebesar 14%, siklus I 25%, dan siklus II 75%. Menyatakan pendapat sendiri dan dapat mengungkapkannya pada pra siklus sebesar 25%, siklus I 64%, dan siklus II 86%. Mampu mengembangkan atau merinci suatu
gagasan pada pra siklus sebesar 11%, siklus I 11%, dan siklus II sebesar 75%. Juga dilihat dari hasil belajar yang didapat pada pelaksanaan pembelajaran sebelum tindakan sebesar 53,58% dan setelah dilakukan tindakan sebesar 68% pada siklus I, dan diakhir tindakan sebesar 86% pada siklus II dan penelitian yang
dilakukan oleh Arif Jama’ah pada tahun 2014 yang berjudul “Penerapan Metode Inkuiri Untuk Meningkatkan Kreativitas Belajar Pada Mata Pelajaran
Matematika Pada Siswa Kelas V SD N 1 Jepang Kudus Tahun Ajaran 2013/2014”. Hal ini dapat dilihat dari hasil rata-rata kreativitas belajar siswa, yaitu membuat produk kreatif yang bervariasi dan orisinil pada pra siklus 53,75%, siklus I 65,625%, siklus II 81,875%. Berani menyatakan pendapat yaitu pra siklus 51,25%, siklus I 66,25%, siklus II 81,25%. Mengembangkan gagasan atau jawaban yaitu pra siklus 50%, siklus I 69,375%, siklus II 82,5%. Menjawab pertanyaan dengan penuh percaya diri yaitu pra siklus 51,25%, siklus I 70,625%, siklus II 85%. Penelitian lainya ialah penelitian yang dilakukan oleh Evi Suharyanti. dkk pada tahun 2012 yang berjudul “Pengaruh Metode Inkuiri Terhadap Kreativitas dan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VIII SMPN 7 Salatiga”. Hasil penelitian ini menunjukan adanya pengaruh signifikan dalam penggunaan pendekatan inkuiri terhadap kreativitas belajar siswa dan hasil belajar
siswa, dengan signifikan sebesar 0,005 (p < 0,05). Berdasarkan hasil tersebut, artinya bahwa metode inkuiri berpengaruh terhadap kreativitas dan hasil belajar siswa kelas VIII A SMP Negeri 7 Salatiga.