i
PENGARUH DISIPLIN, FASILITAS KERJA DAN
PELATIHAN KARYAWAN TERHADAP
PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN PADA BANK
SYARIAH
STUDI KASUSPADA BANK MANDIRI SYARIAH KC
KENDAL
Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna
Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E)
IKA SETIYANINGRUM
NIM : 213-12-068
JURUSAN PERBANKAN SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SALATIGA
ii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : Ika Setiyaningrum NIM : 213-12-068
Jurusan : Pernbankan Syariah S1
Fakultas : Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
Judul Skripsi : PENGARUH DISIPLIN, FASILITAS KERJA DAN PELATIHAN KARYAWAN TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA
KARYAWAN PADA BANK SYARIAH (Studi kasus BSM KC Kendal)
Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau
temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.
Salatiga,16 Maret 2017 Yang menyatakan,
v
KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
Jalan Tentara Pelajar No. 02 Salatiga 50721 Telepon( 0298) 323706 Faksimili (0298) 323433
Website : www.iainsalatiga.ac.id E-mail : [email protected]
PERNYATAAN BEBAS PLAGIASI
Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Ika Setiyaningrum NIM : 213-12-068
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis Islam Progdi : Perbankan Syariah (S1)
Dengan ini menyatakan bahwa Skripsi secara keseluruhan bebas dari plagiasi. Jika dikemudian hari terbukti melakukan plagiasi maka saya siap ditindak sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Salatiga, 12 Oktober 2017 Penulis
vi
DECLARATION
In the name of Allah the most gracious and merciful.
Hereby the writer fully declares that the graduating paper is made by the writer herself, and it is not contained the materials written or has been published by other people and others, people ideas except the information from the references.
The writer is capable to account for graduating paper if in the future it can proved
of containing other’s ideas or fact the writer imitated to other’s graduating paper.
Like wise the declaration made by the writer and he hopes that this declaration can be understood.
Salatiga, 12 Oct 2017 The Writer,
vii
PERNYATAAN PUBLIKASI SKRIPSI
Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Ika Setiyaningrum NIM : 213-12-068
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis Islam Progdi : Perbankan Syariah (S1)
Judul : Pengaruh Disiplin, Fasilitas Kerja dan Pelatihan Karyawan Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan Pada Bank Syariah (Studi Kasus Pada Bank Mandiri Syariah KC Kendal)
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi ini benar-benar karya saya sendiri dan tidak berkeberatan untuk dipublikasikan oleh pihak IAIN Salatiga tanpa menuntut konsekuensi apapun.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dan jika pada kemudian hari terbukti karya saya ini bukan karya sendiri, maka saya sanggup untuk menanggung semua konsekuensinya.
Salatiga, 12 Oktober 2017 Penulis
viii Motto
Sob’ru yu’inu ‘alakulli ‘amali
( Kesabaran itu dapat menolong segala pekerjaan )
Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri, dan jika kamu berbuat jahat, maka kejahatan itu untuk
dirimu sendiri (QS. Al- Isra’: 7)
ix
PERSEMBAHAN
Dengan mengucap rasa syukur kepada Allah SWT, skripsi ini saya persembahkan untuk :
Allah SWT yang telah memberikan kemudahan kesehatan dan kelancaran dalam membuat skripsi ini.
Kedua orang tuaku ibu Suyanti dan bapak Mariman yang selalu mensupport, mendoakan dalam segala keadaan dan kondisi .
Seluruh keluarga dan kerabat yang memberikan semangat dalam pembuatan skripsi ini.
Untuk semua sahabat dan teman yang selalu mendukung Isni, Candra, Aji, semua teman kost togaten dan sahabat-sahabat yang berjuang
x
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayahnya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “ Pengaruh Disiplin, Fasilitas Kerja dan Pelatihan Karyawan terhadap Produktivitas Kerja Karyawan pada Bank Syariah (Studi kasus pada Bank
Syariah Mandiri KC Kendal)” degan lancar. Sholawat dan salam tercurah kepada
Nabi Muhammad SAW, keluarga dan seluruh pengikutnya di akhir zaman.
Skripsi ini diajukan gua memenuhi tugas dan syarat untuk memperoleh gelar strata satu jurusan Perbankan Syariah Fakultas E konomi dan Bisnis Islam.
Ucapan terimakasih penulis ucapkan kepada semua pihak yang telah memberikan pengarahan, bimbingan dan bantuan dalam berbagai bentuk. Ucapan terimakasih terutama penulis kami sampaikan kepada :
1. Bapak Dr.Rahmat Hariyadi, M.Pd selaku rektor IAIN Salatiga
2. Bapak Dr.Anton Bawono selaku dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam 3. Ibu Fetria Eka Yudiana,M.Si selaku ketua jurusan S1 Perbankan Syariah 4. Bapak H.Agus Waluyo, M.Ag selaku dosen pembimbing yang telah
membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. 5. Segenap Dosen Jurusan S1 Perbankan Syariah
6. Kedua orang tuaku tercinta yang telah mendoakan, memberikan dukungan moril maupun materiil kepada penulis
xi 8. Semua orang yang saya sayangi
9. Kepada semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak kekurangan. Oleh karena itu dengan penuh kerendahan hati penulis menyampaikan permohonan maaf yang sebanyak-banyaknya, serta semoga skripsi ini dapat memberikan manfaaatbagi berbagai pihak.
Salatiga 16 maret 2017
Penulis
xii ABSTRAK
Setiyaningrum, Ika. 2017. Pengaruh Disiplin, Fasilitas Kerja dan Pelatihan Karyawan Twrhadap Produktivitas Kerja Karyawan pada Bank Syariah (Studi kasus pada Bank Mandiri Syariah KC Kendal). Skripsi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, Program Studi Perbankan Syariah Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing : H. Agus Waluyo, M.Ag
Email Penulis : [email protected] Email Dosen Pembimbing : [email protected]
Seiring dengan perkembangan jaman dan kemajuan, manusia dituntut untuk dapat mempunyai keterampilan yang berkualitas untuk memenuhi taraf hidup yang lebih baik. Oleh karena itu sumber daya manusia yang didaya gunakan secara efektif dan efesien akan bermanfaat untuk menunjang ekonomi yang berkelanjutan. Persoalan sekarang yang ada adalah bagaimana menciptakan sumber daya manusia yang dapat menghasilkan produktivitas secara optimal yang ada dalam setiap individu. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Pengaruh Disiplin, Fasilitas kErja dan Pelatihan Karyawan sebagai variabel terhadap Produktivitas Kerja Karyawan (Studi Kasus pada Bank Mandiri Syariah KC Kendal)
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif. Objek penelitian yang digunakan adalah karyawan Bank Mandiri Syariah KC Kendal sebanyak 37 karyawan dengan menggunakan sampel jenuh. Sedangkan untuk teknik pengumpulan data menggunakan metode kuisioner, wawancara dan observasi. Data dioalah dengan menggunakan aplikasi SPSS. Uji data yang dipakai dalam penelitian ini adalah uji reabilitas, uji validitas, uji statistik dan uji asumsi klasik.
xiii DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN... iii
PENGESAHAN KELULUSAN ... iv
PERNYATAAN BEBAS PLAGIASI...v
DAFTAR GAMBAR. ... ...xiv
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang... ... ...1
B. Rumusan Masalah... ... ...5
C. Tujuan... ...5
D. Manfaat... ...6
E. Sistematika Penulisan... ... ...6
BAB II LANDASAN TEORI A. Telaah Pustaka ... 9
B. Kerangka Teori 1. Kedisiplinan... ... 13
2. Fasilitas Kerja... 18
3. Pelatihan Kerja ... 22
4. Produktivitas Kerja... 28
xiv
D. Hipotesis ... 32
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian ... 40
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 40
C. Populasi dan Sampel ... 40
D. Teknik pengumpulan Data ... 40
E. Skala Pengukuran ... 42
F. Definisi Operasional ... 42
1. Variabel Penelitian ... .42
2. Operasional Variabel ... 43
G. Metode Analisis ... 44
1. Uji instrumen Penelitian ... 45
2. Uji Asumsi Klasik ... 46
3. Uji Statistik ... 49
H. Alat Analisa ... 52
BAB IV ANALISIS DATA A. Gambaran Objek Penelitian ... 54
1. Profil Bank... 54
2. Deskripsi Data Responden ... 56
B. Analisa Data... 60
1. Uji Instrumen Penelitian... 60
a. Uji Reabilitas... 60
3. Uji Asumsi Klasik...70
a. Uji Multikolinieritas... 70
b. Uji Heteroskedastisitas... 71
c. Uji Normalitas... 72
d. Uji Linieritas... 75
4. Hasil Analisis Regresi Linier Berganda...76
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 77
B. Saran...77
xv DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Telaah Pustaka ... 10
Tabel 3.1 Variabel dan Indikator Penelitian ... 43
Tabel 4.1 Jenis Kelamin Responden ... 57
Tabel 4.2 Usia Responden... 58
Tabel 4.3 Pendidikan Terakhir Responden ... 58
Tabel 4.4 Masa Kerja Responden ... 59
Tabel 4.5 Uji Reliabilitas ... 60
Tabel 4.6 Uji Validitas ... 62
Tabel 4.7 Uji R2 ... 64
Tabel 4.8 Uji F ... 65
Tabel 4.9 Uji ttest ... 66
Tabel 4.10 Uji Multikolinearitas Metode VIF ... 70
Tabel 4.11 Uji Heteroskedastisitas Metode Park ... 71
xvii
DAFTAR GAMBAR
1 BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Bank merupakan lembaga perantara keuangan (financial intermediaries) yang menyalurkan dana dari pihak kelebihan dana (surplus unit) kepada pihak yang membutuhkan dana (deficit unit) pada waktu yang ditentukan (Dendawijaya 2009:14). Bank mempunyai fungsi sebagai penghimpun dan penyalur dana masyarakat. Dalam menjalankan fungsinya sebagai lembaga perantara, bank mendasarkan kegiatan usahanya pada kepercayaan masyarakat. Maka bank juga disebut sebagai lembaga perantara, bank mendasarkan kegiatan usahanya pada kepercayaan masyarakat. Maka bank juga disebut sebagai lembaga kepercayaan masyarakat (agent of trust). Selain berfungsi sebagai agent of trust bank juga berfungsi bagi pembangunan perekonomian nasional (agent of development) dalam rangka meningkatkan pemerataan,pertumbuhan ekonomi dan stabilitas nasional (Hasibuan 2005:4).
Bank berperan penting dalam mendorong perekonomian nasional karena bank merupakan pengumpul dana dari surplus unit dan penyalur kredit kepada deficit unit, tempat menabung yang efektif dan produktif bagi masyarakat, serta memperlancar lalu lintas pembayaran bagi semua sektor perekonomian (Hasibuan 2005:3).
2
Rakyat. Kedua jenis bank tersebut dalam menjalankan kegiatan usahanya diklasifikasikan menjadi dua, yaitu bank konvensional dan bank dengan prinsip syariah.
Bank Syariah pada awalnya dikembangkan sebagai suatu respon dari kelompok ekonom dan praktisi perbankan muslim yang berupaya mengakomodasi desakan dari berbagai pihak yang menginginkan agar tersedia jasa transaksi keuangan yang dilaksanakan sejalan dengan nilai moral dan prinsip-prinsip syariah dalam Islam. Secara filosofis bank syariah adalah bank yang aktivitasnya meninggalkan masalah riba. Dengan demikian, penghindaran bunga yang dianggap riba merupakan salah satu tantangan yang dihadapi dunia Islam. Oleh karena itu, didirikan mekanisme perbankan yang bebas bunga (bank Syariah). Perbankan Syariah didirikan berdasarkan alasan filosofis maupun praktik. Secara filosofis, karena dilarangnya pengambilan riba dalam transaksi keuangan maupun non keuangan. Secara praktis, karena sistem perbankan berbasis bunga atau konvensional mengandung kelemahan.
3
pengendalian diri karyawan dan pelaksanaan yang teratur dan menunjukkan tingkat kesungguhan kerja tim didalam sebuah organisasi.
Hasil penelitia Prawatya (2015) menunjukkan bahwa disiplin kerja berpengaruh terhadap kinerja karyawan. organisasi, dan mencurahkan lebih banyak upaya dalam bekerja.Untuk meningkatkan disiplin kerja karyawan, perlu adanya Disiplin kerja adalah sikap yang mencerminkan sejauh mana seorang individu mengenal dan terikat pada organisasinya.
Untuk hasil penelitian yang dilakukan Usman (2016) menunjukan bahwa disiplin kerja berpengaruh signifikan namun memiliki korelasi yang lemah dan disarankan umtuk peneliti selanjutnya dapat menemukan atau menggunakan variabel lain dalam mencari hubungan yang signifikan dan memiliki korelasi yang kuat terhadap produktivitas kerja karyawan.
Husnan (2002:187) “Fasilitas kerja merupakan suatu bentuk pelayanan perusahaan terhadap karyawan agar menunjang kinerja dalam memenuhi kebutuhan karyawan, sehingga dapat meningkatkan produktifitas
kerja karyawan.” Adanya fasilitas kerja yang disediakan oleh perusahaan sangat mendukung karyawan dalam bekerja.
Dalam penelitian Hayati (2014) Fasilitas tidak berpengaruh signifikan atau negatif terhadap kinerja karyawan, karena setelah melakukan penelitian fasilitas tidak ada hubungannya dengan kinerja karyawan.
4
diberikan kepada karyawan maka akan meningkatkan produktivitas kerja karyawan.
Sudrajat (2015) menyebutkan dalam penelitiannya bahwa pelatihan berpengaruh positif terhadap produktivitas kerja karyawan tetapi korelasinya lemah karena dalam penelitiannya faktor yang paling mempengaruhi produktivitas kerja karyawan adalah semangat kerja dan kecakapan dalam pekerjaan.
Alasan mengapa peneliti melakukan penelitian ini adalah karena produktivitas kerja sangat penting dalam membantu pihak Bank untuk mewujudkan peningkatan produktivitas kerja karyawan yang baik.
Mulyono dan Sudarmo (2001: 12) “Produktivitas bukanlah hanya satu masalah teknis maupun manajerial tetapi merupakan suatu masalah yang kompleks, merupakan masalah yang berkenaan barang-barang pemerintah, serikat buruh dan lembaga-lembaga sosial lainnya, yang semakin berbeda
tujuannya akan semakin beda pula definisinya, produktivitasnya.”
5
Sehingga, dalam penelitian ini mengukur produktivitas kerja karyawan dengan menggunakan pendekatan hasil atau output oleh Syarif (2010).
Berdasarkan uraian diatas peneliti merasa tertarik melakukan penelitian terkait produktivitas kerja karyawan dengan judul : Pengaruh Disiplin Kerja, Fasilitas Kerja dan Pelatihan Karyawan Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan Pada Bank Syariah. (Studi Kasus pada Bank Mandiri Syariah KC Kendal ).
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengaruh disiplin kerja terhadap produktivitas kerja karyawan pada BSM KC Kendal?
2. Bagaimana pengaruh fasilitas kerja terhadap produktivitas kerja karyawan pada BSM KC Kendal?
3. Bagaimana pengaruh pelatihan kerja terhadap produktivitas kerja karyawan pada BSM KC Kendal?
4. Bagaimana pengaruh variabel secara bersama-sama mempengaruhi produktivitas kerja karyawan pada BSM Kendal?
C. Tujuan Penelitian
1. Mengetahui pengaruh disiplin kerja terhadap produktivitas karyawan pada BSM KC Kendal.
2. Mengetahui pengaruh fasilitas kerja terhadap produktivitas karyawan pada BSM KC Kendal.
6
4. Mengetahui pengaruh secara bersama-sama 3 variabel yang diteliti terhadap produktivitas kerja karyawan pada BSM KC Kendal..
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dalam penelitian ini adalah :
1. Manfaat bagi BSM KC Kendal
Hasil penelitian ini diharapkan mampu menambah wawasan terkait dengan produktivitas karyawan, sehingga dapat membantu pihak instansi dalam menyusun satu kebijakan dalam upaya memperbaiki dan meningkatkan produktivitas.
2. Manfaat bagi penulis
Disamping menambah pengalaman dan menjadi pembanding antara ilmu yang diperoleh di bangku kuliah dalam aplikasi nyata di dunia kerja dan publik (masyarakat) juga sebagai syarat untuk mencapai gelar sarjana. 3. Manfaat bagi penelitian
Penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan perbandingan bagi peneliti selanjutnya yang berkaitan dengan disiplin kerja, fasilitas kerja dan pelatihan karyawan terhadap produkitivitas karyawan.
4. Manfaat bagi akademisi
7 E. Sistematika Penulisan
Untuk memberikan gambaran, penulis akan menjelaskan secara garis besar materi yang terkandung dalam masing-masing bab.
Bab I Pendahuluan, Pada bab I penulis akan menjelaskan tentang
garis besar permasalahan penelitian yang meliputi : latar belakang
masalah, rumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian
Bab II Landasan Teori, Pada Bab II ini penulis akan membahas
telaah pustaka tentang informasi variabel-variabel yang diteliti, landasan
teoritik, dan hipotesis yang berkaitan dengan variabel yang diteliti.
Bab III Metode Penelitian, Pada Bab III di jelaskan tentang
metodologi penelitian yang meliputi : Lokasi penelitian, Definisi
Operasional Variabel, Jenis Pendekatan, Sumber Data, Teknik
Pengumpulan Data dan Teknik Analisis Data.
Bab IV Analisis Dan Pembahasan, Pada Bab IV ini berisi tentang hasil analisis dari pengolahan data, baik analisis data secara deskriptif maupun analisis hasil pengujian hipotesis yang telah dilakukan. Analisis tersebut diinterprestasikan terhadap hasil pengolahan data dengan menggunakan teori.
Bab V Penutup, Pada Bab V di jelaskan tentang penarikan
8 BAB II
LANDASAN TEORI
A. Telaah Pustaka
Penelitian yang dilakukan Ria Mentari Muslimin dkk (2016) yang berjudul Analisis pelatihan, motivasi dan disiplin kerja terhadap Produktivitas kerja pegawai pada Pt. Pos dan giro Manado, menggunakan 50 karyawan sebagai dan 40 sampel hasilnya menyimpulkan bahwa pelatihan, motivasi dan disiplin berpengaruh signifikan terhadap produktivitas kerja pegawai tersebut.
Sudarjat (2015) dalam penelitinnya yang berjudul Pengaruh Pelatihan Terhadap Produktivitas Karyawan pada PT Indomakmur Sawit Berjaya Rambah Hilir Kabupaten Rukan Hulu meneliti populasi sebanyak 129 orang karyawan 42 orang sebagai sampel dan kesimpulanya adalah pengaruh variabel pelatihan hanya mempengaruhi 12,2 % terhadap produktivitas karyawan sedangkan 87,8 % dipengaruhi oleh variabel diluar variabel penelitian.
9
> 0,05 yang kesimpulannya memiliki pengaruh negatif atau tidak signifikan sedangkan 2 variabel lainnya positif signifikan.
Arianto (2016) dalam jurnalnya yang berjudul Pengaruh Kedisiplinan, Lingkungan Kerja, dan Budaya kerja terhadap Kinerja Tenaga Pengajar hasilnya bahwa kedisiplinan dan lingkungan kerja tidak berpengaruh terhadap kinerja, sedangkan budaya kerja berpengaruh positif terhadap kinerja tenaga pengajar.
TABEL 2.1
Research Gap
NO Penelitian (Tahun)
Judul Penelitian Variabel Penelitian Hasil Penelitian
12
Adapun perbedaan dalam penelitian ini dengan penelitian-penelitian terdahulu terletak pada obyek dan sampelnya. Pada penelitian ini peneliti menggunakan obyek lokasi Bank Syariah Mandiri Kc Kendal, sedangkan pada penelitian terdahulu bulum ada yang menggunakan bank tersebut. Adapun untuk sampel peneliti menggunakan sampel jenuh dengan jumlah sampel 37 karyawan, sedangkan dalam penelitian terdahulu kebanyakan menggunakan random sampling. Kemudian alasan peneliti mengambil sampel karyawan yaitu karena karyawan adalah unsur yang penting dalam menjalankan suatu organisasi atau bank.
B. Kerangka Teori
1. Kedisiplinan
a. Pengertian Kedisiplinan
13
Dengan kata lain, pendisiplinan karyawan adalah suatu bentuk pelatihan yang berusaha memperbaiki dan membentuk pengetahuan, sikap dan perilaku karyawan sehingga para karyawan tersebut secara suka rela berusaha bekerja secara kooperatif dengan para karyawan lain serta meningkatkan prestasi kerjanya menurut Siagian (2008). Kedisiplinan adalah kesadaran dan kesediaan seorang menaati semua peraturan perusahaan dan norma-norma sosial yang yang berlaku. (Malayu, 2007).
b. Bentuk bentuk kedisiplinan kerja
Menurut Mangkunegara (2004:129), mengatakan ada dua bentuk disiplin diantaranya yaitu:
1) Disiplin preventif
14
sistem organisasi baik, maka diharapkan akan lebih mudah menegakkan disiplin kerja.
2) Displin korektif
Disiplin korektif adalah upaya untuk menggerakkan pegawai dalam menyatakan suatu peraturan dan menggerakkan untuk tetap mematuhi peraturan sesuai dengan pedoman yang berlaku pada perusahaan. Pada disiplin korrektif, pegawai yang melanggar disiplin perlu diberikan sanksi adalah untuk memperbaiki pelanggar, memelihara peraturan yang berlaku, dan memberikan pelajaran kepada pelanggar.
Sedangkan menurut Handoko (2001:208) mengatakan ada tiga tipe kegiatan pendisiplinan yaitu:
1) Disiplin Preventif
Disiplin preventif adalah kegiatan yang dilaksanakan untuk mendorong para pegawai agar mengikuti standar dan aturan sehingga penyelewengan-penyelewengan dapat dicegah. 2) Disiplin Korektif
15
pelanggaran dan untuk mencegah para pegawai yang lain supaya tidak melakukan hal yang serupa.
3) Disiplin progresif
Disiplin progresif adalah memberikan hukuman-hukuman yang lebih berat terhadap pelanggaran-pelanggaran yang berulang, sebagai contih sistem disiplin progresif adalah sebagai berikut:
Teguran secara lisan oleh pengawas, teguran tertulis, dengan catatan dalam file personalia, skorsing, diturunkan pangkatnya (Demosi), pemutusan hubungan kerja atau dipecat.
c. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Disiplin Kerja
Faktor–faktor yang mempengaruhi kedisiplinan adalah sebagai berikut (Fathoni, 2006) Tujuan dan kemampuan, keteladanan pimpinan, dan keadilan.
Semua organisasi atau perusahaan pasti mempunyai standar perilaku yang harus dilakukan dalam hubungannya dengan pekerjaan dan menginginkan para karyawan untuk mematuhinya sebagai upaya untuk meningkatkan produktivitas.
d. Indikator Kedisiplinan Kerja
Adapun 5 indikator yang mempengaruhi disiplin kerja karyawan (Dharma, 2003) adalah:
16
Karyawan wajib hadir di perusahaannya sebelum jam kerja, dan pada biasanya digunakan sarana kartu kehadiran pada mesin absensi.
2) Ketepatan jam kerja
Penetapan hari kerja dan jam kerja diatur atau ditentukan oleh perusahaan. Karyawan diwajibkan untuk mengikuti aturan jam kerja, tidak melakukan pelanggaran jam istirahat dan jadwal kerja lain, keterlambatan masuk kerja, dan wajib mengikuti aturan jam kerja per hari.
3) Mengenakan pakaian kerja dan tanda pengenal
Seluruh karyawan wajib memakai pakaian yg rapi dan sopan, dan mengenakan tanda pengenal selama menjalankan tugas kedinasan. Bagi sebahagian besar perusahaan biasanya menyediakan pakaian seragam yang sama untuk semua karyawannya sebagai bentuk simbol dari kebersamaan dan keakraban di sebuah perusahaan.
4) Ketaatan karyawan terhadap peraturan.
Adakalanya karyawan secara terang–terangan menunjukkan ketidakpatuhan, seperti menolak melaksanakan tugas yang seharusnya dilakukan. Jika tingkah laku karyawan menimbulkan dampak atas kinerjanya, para pemimpin harus siap melakukan tindakan pendisiplinan.
17
Disiplin dapat ditunjukkan melalui tanggung jawab. Apakah seorang pegawai menyelesaikan tugas-tugas yang dibebankan dengan tepat waktu atau tidak akan memperlihatkan bagaimana sikap pegawai terhadap perusahaan. Pegawai yang disiplin dalam kerja akan memberikan tanggung jawab yang tinggi pula pada pekerjaan. Termasuk menyelesaikan pekerjaan dengan sempurna.
2. Fasilitas Kerja
a. Pengertian Faslilitas kerja
Menurut Moekijat (2001 : 155) secara sederhana yang dimaksud dengan fasilitas adalah suatu sarana fisik yang dapat memproses suatu masukan (input) menuju keluaran (output) yang diinginkan. Selanjutnya menurut Buchari (2001 : 12) fasilitas adalah penyedia perlengkapan – perlengkapan fisik untuk memberikan kemudahan kepada penggunanya, sehingga kebutuhan-kebutuhan dari pengguna fasilitas tersebut dapat terpenuhi.
Ditambahkan oleh Bary (2002: 67) fasilitas kerja adalah sebagai sarana yang diberikan perusahaan untuk mendukung jalannya nada perusahaan dalam mencapai tujuan yang ditetapkan oleh pemegang kendali.
18
diurus oleh para karyawan sendiri dalam kehidupan sehari
harinya”.
Sementara itu menurut Tjiptono (2006 : 19) fasilitas adalah sumber daya fisik yang harus ada sebelum suatu jasa ditawarkan kepada konsumen.
Ditambahkan oleh Harmizar (2003 : 155) menyatakan dengan sederhana fasilitas adalah suatu sarana fisik yang dapat memproses suatu masukan (input) menjadi keluaran (output). b. Karakteristik fasilitas kerja
Menurut Hartanto (2000 : 501) karakteristik dari sarana pendukung dalam proses aktivitas perusahaan adalah
1) Mempunyai bentuk fisik
2) Dipakai atau digunakan secara aktif dalam kegiatan normal perusahaan
3) Mempunyai jangka waktu kegunaan relative permanen lebih dari satu periode akuntansi atau lebih dari satu bulan.
4) Memberikan manfaat di masa yang akan datang.
19
maupun fasilitas pendukung untuk kemudahan dan kenyamanan bagi karyawan dalammelakukan pekerjaan. Menyadari akan pentingnya fasilitas kerja bagi karyawan maka perusahaan dituntut untuk menyediakan dan memberikan fasilitas kerja karena keberhasilan suatu perusahaan tidak pernah terlepas dari pemberian fasilitas kerja.
c. Jenis-jenis Fasilitas Kerja dan tujuannya.
Menurut Sofyan (2001 : 22) jenis –jenis fasilitas kerja terdiri dari :
1) Mesin dan peralatannya yang merupakan keseluruhan peralatan yang tujuannya digunakan untuk mendukung proses produksi yang ada di perusahaan.
2) Prasarana ,yaitu fasilitas pendukung yang igunakan untuk memperlancar aktivitas perusahaan, diantaranya adalah jembatan, jalan, dan lainnya.
3) Fasilitas yang mendukung aktivitas kegiatan yang ada di perkantoran, seperti perabot kantor (meja, kursi, lemari, dan lainnya).
4) Peralatan inventaris, yaitu peralatan yang dianggap sebagai alat
20
5) Tanah, yaitu asset yang terhampar luas baik yang digunakan ditempat bangunan, maupun yang merupakan lahan kosong yang digunakan untuk aktivitas perusahaan.
6) Bangunan, yaitu fasilitas yang tujuannya mendukung aktivitas sentral kegiatan perusahaan utama seperti perkantoran dan pergudangan.
7) Alat transportasi, yaitu semua jenis peralatan yang digunakan untuk tujuannya membantu terlaksananya aktivitas perusahaan seperti truk, traktor, mobil, motor, dan lainnya.
Sedangkan Alex S. Nitisemito (2000 : 181) jenis – jenis fasilitas yang menyenangkan dapat ditafsirkan secara luas antara lain tempat rekreasi kafetaria, tempat olah raga, balai pengobatan, tempat ibadah, kamar kecil yang bersih, pendidikan untuk anak dan sebagainya.
d. Indikator fasilitas kerja
Indikator fasilitas kerja harus sesuai dengan apa yang dibutuhkan karyawan dengan tujuan untuk meningkatkan produktivitas kerjanya. Indikator fasilitas menurut Faisal (2005 ;22) adalah:
1. Sesuai dengan kebutuhan,
2. Mampu mengoptimalkan hasil kerja, 3. Mudah dalam penggunaan,
21
5. Penempatan ditata dengan benar 3. Pelatihan Kerja
a. Pengertian Pelatihan
Menurut Gomes (1997 : 197), “Pelatihan adalah setiap usaha
untuk memperbaiki prestasi kerja pada suatu pekerjaan tertentu yang sedang menjadi tanggung jawabnya. Idealnya, pelatihan harus dirancang untuk mewujudkan tujuan – tujuan organisasi, yang pada waktu bersamaan juga mewujudkan tujuan – tujuan para pekerja secara perorangan. Pelatihan sering dianggap sebagai aktivitas yang paling umum dan para pimpinan mendukung adanya pelatihan karena melalui pelatihan, para pekerja akan menjadi lebih trampil dan karenanya akan lebih produktif sekalipun manfaat – manfaat tersebut harus diperhitungkan dengan waktu yang tersita ketika pekerja sedang dilatih. Pelatihan menurut Gary Dessler (1997 : 263) adalah “Proses mengajarkan karyawan baru atau yang ada sekarang, ketrampilan dasar yang mereka butuhkan untuk menjalankan pekerjaan
mereka”.
b. Analisis kebutuhan pelatihan
22
kebutuhan pelatihan pada penjenjangan karier juga didasarkan pada analisis tugas.Pelatihan ini umumnya juga untuk promosi. Dikalangan karyawan perusahaan swasta juga ada pelatihan-pelatihan keterampilan. Analisis kebutuhan pelatihan-pelatihan antara lain adalah
1. Perencanaan Program pelatihan
Perencanaan program pelatihan merupakan kegiatan merencanakanpogram pelatihan secara menyeluruh. Kegiatan perencanaaan pelatihan pada umumnya adalah sebagai berikut:
a. Menetapkan pengelola dan staf pembantu program pelatihan
b. Menetapkan tujuan pelatihan c. Menetapkan bahan ajar pelatihan
d. Menetapkan metode-metode yang akan digunakan e. Menetapkan alat bantu pelatihan
f. Menetapkan cara evaluasi pelatihan g. Menetapkan instruktur pelatihan
h. Menyusun rencana kegiatan dan jadwal pelatihan i. Menghitung anggaran yang dibutuhkan
2. Penyusunan bahan pelatihan
23 b. Bahan ajar
c. Pustaka pendukung
d. Komputer dan fasilitas internet e. Alat-alat bantu belajar
Peran instruktur : Peran instruktur berperan penting dalam seluruh kegiatan persiapan ini.Khususnya dalam penyiapan bahan ajar dan segala hal yang dibutuhkan dalam proses pembelajaran.Para pengelola dan staf pembantu menyiapkan segala hal yang bersangkutandengan proses penyelenggaraan pelatihan dalam aspek teknis,seperti penyiapan tempat pelatihan,penginapan,kertas,alat tulis dan sebagainya.
3. Pelaksanaan Pelatihan
24 4. Penilaian Pelatihan
Sasaran evaluasi / penilaian adalah partisipan pelatihan ,instruktur,penyelenggara pelatihan ,bahan pelatihan dan alat bantu belajar dan program pelatihan.
1) Partisipan pelatihan: Penilaian bertujuan mengukir perubahan pengetahuan, sikap dan keterampilan setiap partisipan sebagai hasil pelatihan.
2) instruktur: Penilaian bertujuan mengukur kekuatan dan kelemahan instruktur dalam pelaksanaan tugas.
3) Penyelenggara pelatihan: Penilaian bertujuan untuk mengukur kekuatan dan kelemahan dalam penyelengaraan teknis program pelatihan.
4) Bahan pelatihan dan alat bantu belajar: Penilaian bertujuan mengukur keefektifannya sebagai sarana untuk mencapai tujuan pelatihan.
5) Program pelatihan: Penilaian bertujuan mengukur keefektifan dan keefesienan program pelatihan,dipandang dari segi hasil yang dicapai partisipan dalam bandingannya dengan biaya yang dikeluarkan.
c. Tujuan pelatihan
Tujuan pelatihan menurut Moekijat (1995:55) adalah:
25
2) Untuk mengembangkan pengetahuan sehingga pekerjaan dapat diselesaikan secara rasional.
3) Untuk mengembangkan sikap, sehingga menimbulkan kerja sama dengan teman-teman pegawai dan pimpinan.
Alasan pentinganya diadakan pelatihan menurut Hariandja (2002:168):
a. Karyawan yang baru direkrut sering kali belum memahami secara benar bagaimana melakukan pekerjaan.
b. Perubahan – perubahan lingkungan kerja dan tenaga kerja. Perubahan – perubahan disini meliputi perubahan
– perubahan dalam teknologi proses seperti munculnya teknologi baru atau munculnya metode kerja baru. c. Meningkatkan daya saing perusahaan dan memperbaiki
produktivitas.
d. Menyesuaikan dengan peraturan – peraturan yang ada, misalnya standar pelaksanaan pekerjaan yang dikeluarkan oleh asosiasi industri dan pemerintah, untuk menjamin kualitas produksi atau keselamatan dan kesehatan kerja.
d. Indikator pelatihan
26
1. Tingkat kesesuaian materi pelatihan dengan kebutuhan kerja karyawan.
2. Tingkat ketepatan metode pelatihan yang digunakan dengan penyampaian materi
3. Kesesuaian materi pelatihan dengan pekerjaan
4. Tingkat pemahaman peserta terhadap materi pelatihan 5. Kecukupan waktu yang diberikan untuk memahami materi
pelatihan e. Manfaat Pelatihan
Manullang (1990:47) memberikan batasan tentang manfaat nyata yang dapat diperoleh dengan adanya program pelatihan yang dilaksanakan oleh organisasi / perusahaan terhadap karyawan. Manfaatnya antara lain: meningkatkan rasa puas karyawan, pengurangan pemborosan ,mengurangi ketidakhadiran dan turn over karyawan,memperbaiki metode dan sistem kerja,menaikan tingkat penghasilan,mengurangi biaya-biaya lembur,mengurangi biaya pemeliharaan mesin-mesin,mengurangi keluhan-keluhan karyawan.
27 4. Produktivitas Kerja
Produktivitas memiliki perana penting dalam pencapaian tujuan organisasi atau perusahaan. Produktivitas didefinisikan sebagai rasio antara output dan input, atau rasio antara hasil produk dengan total sumber daya yang digunakan (Evianto,2004:47). Produktivitas mengandung arti sebagai perbandingan antara hasil yang dicapai (output) dengan keseluruhansumberdaya yang digunakan (input). Dengan kata lain bahwa produktivitas memiliki dua dimensi. Dimensi pertama adalah efektivitas yang mengarah pada pencapaian target yang berkaitan dengan kualitas, kuantitas, dan waktu. Kedua yaitu efisiensi yang berkaitan dengan upaya membandingkan input dengan realisasi penggunaannya (Umar,1998).
a. Pengertian Produktivitas kerja
28
karena memungkinkan setiap orang yang memahaminya dan menerapkan dalam berproduksi maka hasilnya semakin hari semakin baik, mengutamakan bekerja dengan mengacu kepada efektif dan efisien.
Menurut Simanjuntak (1987: 30) produktivitas mengandung pengertian filosofis, definisi kerja, dan teknis operasional. Secara filosofis, produktivitas mengandung pengertian pandangan hidup dan sikap mental yang selalu berusaha untuk meningkatkan mutu kehidupan lebih baik dari hari ini.
Menurut pendapatan Ravinto(1986:16), bahwa produktivitas mengandung sebuah pengertian perbandingan antara hasil yang dicapai dengan peran serta tenaga kerja persatuan waktu yang dibutuhkan untuk menghasilkan produk dari seorang tenaga kerja. Pendapat lain mengartikan produktivitas sebagai kemampuan seperangkat sumber-sumber ekonomi untuk menghasilkan sesuatu atau diartikan juga sebagai perbandingan antara pengorbanan (output) dengan penghasilan (input).
29
harus dimanfaatkan secara efektif dan efisien agar tercapai tujuan perusahaan, atau sebagai perbandingan antara pengorbanan (output) dengan hasil yang dicapai (input).
b. Faktor Yang Mempengaruhi Produktivitas kerja
Beberapa factor yang mempengaruhi produktivitas kerja menurut Sudarmayanti dalam Suhadi, 2010: 21, yaitu:
1. Sikap mental, berupa: motivasi kerja, disiplin kerja, etika kerja.
2. Pendidikan: pada umumnya orang yang berpendidikan memiliki tingkat kesadaran akan pentingnya produktivitas, hal ini dapat mendorong seseorang melakukan tindakan produktif.
3. Keterampilan: pada aspek tertentu apabila seorang karyawan lebih terampil maka akan lebih mampu bekerja dan menggunakan fasilitas kerja dengan baik.
30 c. Manfaat produktivitas
Dalam skripsi (Suhadi, 2010: 33) terdapat dua manfaat produktivitas, yaitu:
1. Manfaat mikro: penurunan ongkos-ongkos per unit, peningkatan kontribusi pajak dan pemerintah, penghemat sumber-sumber daya masukan, menunjang hubungan kerja lebih baik, peningkatan kualitas produk atau jasayang dihasilkan, peningkatan daya bayar dan motivasi.
2. Manfaat makro: membuka kesempatan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat melalui penghasilan dan penurunan harga-harga barang dan jasa di pasar, penghematan sumber daya alam, perbaikian keaadaan kerja dan mutu hidup termasuk jam kerja yang pendek.
d. Dimensi produktivitas kerja
Dimensi produktivitas kerja, menurut Balai Pengembangan Produktivitas Daerah (dalam Umar, 2001: 1), yaitu:
31
2. Dimensi tingkat ketrampilan dioperasional, meliputi: ketrampilan pencapaian tugas, ketrampilan melaksanakan progam, dan ketrampilan mengevaluasi pencapaian progam 3. Dimensi hubungan kerja dioperasional, meliputi: hubungan
kerja dengan pimpinan, hubungan kerja antar bagian, dan hubungan kerja dengan reken sekerja.
4. Dimensi manajemen produktivitas, meliputi: koordinasi pekerjaan, komunikasi antar bagian, dan tanggung jawa pekerjaan.
5. Dimensi efisiensi, meliputi: jumlah tenaga kerja, pemanfaatan tenaga kerja, dan pemanfaatan waktu tenaga kerja.
C. Kerangka Penelitian
H1
H2
H3
Gambar 2.1 Disiplin (X1)
Fasilitas Kerja(X2)
Pelatihan Kerja (X3)
Produktivitas Kinerja Karyawan
32
Kerangka Penelitian
Dari gambar tersebut diatas, maka dapat dibuat persamaan matematisnya yaitu:
Y= a + b1x1 + b2x2 + b3xb3 + e
Dimana :
Y = Produktivitas kerja karyawan = Disiplin
a = Konstanta Interception = Fasilitas Kerja
b = Koefisien Regresi = Pelatihan Kerja
e = error
D. Hipotesis
Menurut Sugiyono (2009) hipotesis adalah jawaban sementara terhadap rumusan penelitian di mana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pernyataan. Ada 3 Hipotesis merupakan kesimpulan sementara yang mungkin benar dan mungkin bisa salah. 1. Pengaruh variabel Disiplin terhadap Produktivitas kinerja karyawan
33
tersebut secara suka rela berusaha bekerja secara kooperatif dengan para karyawan lain serta meningkatkan prestasi kerjanya.Sedangkan menurut Malayu (2007) Kedisiplinan adalah kesadaran dan kesediaan seorang menaati semua peraturan perusahaan dan norma-norma sosial yang yang berlaku.
Dari hasil jurnal yang diteliti Fitriatin (2014) yang berjudul Pengaruh Disiplin Kerja Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan Pada PT Food Station Tjipinang Jaya terhadap 50 karyawan sebagai sampel yang diketahui tingkat standar koefesiennya sebesar 0,934 atau 93,4% variabel yang diteliti mempengaruhi tingkat produktivitas sedangkan 5,6% dipengaruhi variabel lain.
Sedangkan dalam penelitian (Erinda Fauzia dkk :2014)Pengaruh Motivasi ,Disiplin,Dan Fasilitas Terhadap Kinerja Karyawan Asuransi Jiwa Bumi Putra 1912 Semarang menyimpulkan bahwa Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa disiplin berpengaruh posisif signifikan terhadap kinerja karyawan.Untuk meningkatkan kinerja karyawan Bumiputera 1912 Semarang perusahaan meningkatkan kedisiplinan yang sesuai standart perusahaan agar karyawan semakin disiplin dalam hal bekerja dan menyelesaikan pekerjaan tiap perintah dari atasan.
34
2. Pengaruh Variabel Fasilitas Kerja terhadap Produktivitas Kinerja Karyawan
Menurut Moekijat (2001 : 155) secara sederhana yang dimaksud dengan fasilitas adalah suatu sarana fisik yang dapat memproses suatu masukan (input) menuju keluaran (output) yang diinginkan.
Sedangkan menurut Bary (2002 : 67) fasilitas kerja adalah sebagai sarana yang diberikan perusahaan untuk mendukung jalannya nada perusahaan dalam mencapai tujuan yang ditetapkan oleh pemegang kendali.
Dalam penelitian Yusuf (2013) yang berjudul Pengaruh Pemberian Fasilitas, Tingkat Pendidikan Dan Disiplin Kerja Terhadap Peningkatan Kinerja Pegawai Pada Badan Pusat Statistik Kabupaten Maros yang menggunakan semua populasi menjadi sampel yaitu 30 orang karyawan pada koefesien R square menunjukan bahwa variabel fasilitas, pendidikan, dan disiplin berpengaruh sebesar 71,6% dan 28,4% dipengaruhi oleh variabel lain.
H2= Variabel Fasilitas Kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap produktivitas kerja karyawan.
35
mewujudkan tujuan – tujuan organisasi, yang pada waktu bersamaan juga mewujudkan tujuan – tujuan para pekerja secara perorangan.
Dalam penelitian Breemer Jacob(2015) yang berjudul Pengaruh Pelatihan Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan PT.Bank Danamon Cabang Kendari menunjukkan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan variabel Pelatihan sebesar 0,000 yang lebih kecil dari ά = 0,05 terhadap kinerja karyawan.
Hasil penelitian yang dilakukan Supra Setyawati,2016 yang berjudul Pengaruh Pelatihan Kerja Dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Teller Dan Customer Sevice PT.Bank PANIN TBK Surabaya menyatakan pelatihan dan motivasi kerja memiliki hubungan yang signifikan dengan kinerja karyawan. Dari uraian diatas maka dapat diajukan hipotesis: H3= Pelatihan berpengaruh positif dan signifikan terhadap produktivitas kinerja karyawan
4. Ketiga variabel bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap produktivitas karyawan
Dari ketiga hipotesis diatas dan teori yang digunakan variabel disiplin kerja, fasilitas kerja dan pelatihan berpengaruh terhadap produktivitas kerja karyawan.
36 BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Pendekatan Penelitian
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif, karena peneliti ingin mengkonfirmasi konsep dengan teori yang telah diterangkan pada bab sebelumnya dengan data dan fakta yang ditemukan di lapangan. Penelitian kali ini adalah tentang kedisiplinan, fasilitas dan pelatihan kerja terhadap produktivitas kerja.
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi Penelitian ini dilakukan di BSM KC Kendal,Jl Raya Soekarno Hatta No. 325, Kelurahan Pegulon, Kecamatan Kendal, Kabupaten Kendal, Jawa Tengah yang dilaksanakan selama bulan desember.
C. Populasi dan Sampel
Populasi adalah keseluruhan objek dan subjek penelitian yang ditetapkan untuk dianalisis dan ditarik kesimpulan oleh peneliti (Bawono,2006:28).
Sedangkan sampel adalah objek atau subjek penelitian yang dipilih untuk mewakili keseluruhan dari populasi.
Pada penelitian ini, populasi yang digunakan sebanyak 37 jumlah karyawan di BSM KC Kendal ada 37 orang yang menjadi sampel. Ini disebut dengan sampel jenuh atau keseluruan populasi dijadikan sampel. D. Teknik Pengumpulan Data
54
Supardi (2005: 117) menyimpulkan bahwa metode pengumpulan data merupakan perencanaan kegiatan penelitian yang berkaitan dengan proses penentuan cara-cara untuk mendapapatkan data penelitian.
2. Sumber dan Jenis Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Data primer yaitu pengambilan data yang diperoleh secara langsung oleh peneliti dari lapangan melalui angket, wawancara, dan pengamatan Bawono (2006: 30).
3. Teknik pengumpulan Data
Menurut Arikunto dalam Andini (2014) Teknik pengumpulan data adalah cara yang digunakan oleh peneliti untuk memperoleh data yang dibutuhkan. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah, (Bawono, 2006: 29):
1. Penelitian lapangan
Metode kuisioner atau angket
55 E. Skala Pengukuran
Pengukuran merupakan suatu proses hal mana suatu angka atau symbol diletakkan pada karakteristik atau property suatu stimuli sesuai dengan aturan atau prosedur yang telah ditetapkan (Ghozali,2013:5). Dalam penskalaan dengan skala interval banyak juga menyebutkan dengan skala linkert (Bawono:2006:31). Dalam penelitian ini menggunakan skala interval, skor 0-10.
F. Definisi Operasional 1. Variabel Penelitian
Variabel penelitian ini terdiri dari dua macam variabel, yaitu variabel bebas (independent variable) atau variabel yang tidak tergantung pada variabel lainnya, serta variabel terikat (dependent variable) atau variabel yang tergantung pada variabel lainnya (Andini, 2014).
a. Variabel Bebas (Independent Variable)
Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (Ghozali, 2013: 6). Dalam penelitian ini yang menjadi variabel independen adalah kepemimpinan (X1), lingkungan kerja (X2) dan kompensasi (X3).
b. Variabel Terikat (Dependent Variables)
56
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah kinerja karyawan (Y).
2. Operasional Variabel
Operasional adalah penjabaran masing-masing variabel terhadap indikator-indikator yang membentuknya (Ghozali, 2013: 7). Dalam penelitian ini, indikator-indikator variabel tersebut antara lain sebagai berikut :
Tabel 3.1
Variable dan Indikator Penelitian Variabel Konsep Variabel Indikator Kedisiplinan yang berlaku. (Malayu, 2007).
1. Kehadiran karyawan setiap hari
2. Ketepatan jam kerja 3. Mengenakan
pakaian kerja dan tanda pengenal 4. Ketaatan karyawan
terhadap peraturan perlengkapan fisik untuk memberikan kemudahan kepada penggunanya, sehingga kebutuhan-kebutuhan dari pengguna fasilitas tersebut dapat terpenuhi.
4. Mempercepat proses kerja,
57 baru atau yang ada sekarang, ketrampilan dasar yang mereka butuhkan untuk
menjalankan pekerjaan
mereka”.
6. Tingkat kesesuaian materi pelatihan dengan kebutuhan kerja karyawan. 7. Tingkat ketepatan
metode pelatihan yang digunakan dengan penyampaian materi
8. Kesesuaian materi pelatihan dengan pekerjaan
9. Tingkat pemahaman peserta terhadap yang dicapai dengan peran serta tenaga kerja
2. Tingkat keterampilan 3. Manajemen
G. Metode Analisis
58 1. Uji Instrumen Penelitian
Menurut Arikunto (2000) Instrumen penelitian adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan, agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan dipermudah olehnya. Instrument penelitian memegang peran penting dalam penelitian kuantitatif karena kualitas data yang digunakan dalam banyak hal ditentukan oleh kualitas instrument yang digunakan. Oleh karena itu terlebih dahulu menguji instrument tersebut supaya bisa menghasilkan suatu penelitian yang akurat.
a. Uji Reliabilitas
Prinsipnya uji reliabitas digunakan untuk menguji data yang kita peroleh sebagai misal hasil dari jawaban kuesioner yang kita bagikan. Suatu koesioner dikatakan reliable atau handal jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu kewaktu.
b. Uji Validitas
59
mengungkapkan tingkat kerukunan umat beragama. Uji validitas dari peneliti ini untuk mengungkapkan korelasi antara butir pertanyaan dengan kuesionernya (Bawono,2006: 68):
2. Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik merupakan tahapan yang penting dilakukan dalam proses analisis regresi. Apabila tidak terdapat gejala asumsi klasik diharapkan dapat dihasilkan regresi yang handal, pelanggaran terhadap uji asumsi klasik berarti model regresi yang diperoleh tidak banyak bermanfaat dan kurang valid(Bawono,2006: 115). Uji asumsi klasik terdiri dari (ghozali,2013:105):
a. Uji Multikolonieritas
Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variable bebas (independen). Multikolonieritas yang serius dapat mengakibatkan berubahnya tanda dari parameter estimasi.
60
maka tidak ada gejala multikolonieritas. Demikian juga dengan nilai Tolerance nya berarti sebalinya (Bawono, 2006: 123).
b. Uji Heteroskedastisitas
Uji Heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan kepengamatan yang lain. Dalam uji ini dapat menggunakan beberapa metode, salah satunya yaitu metode park.
Park mengemukakan metode bahwa σ2
merupakan fungsi dari variabrl-variabrl bebas, yang dinyatakan sebagai berikut:
σ2i = αXβ
Persamaan ini dijadikan linier dalam bentuk log sehingga menjadi
:Ln σ2i = α + β Ln X
i + Vi karena σ2i umumnya tidak diketahui,
maka ini dapat ditaksirkan dengan menggunakan Ui sebagai
proksi, sehingga:
LnU2i = α + β Ln Xi + Vi
Apabila koefisien parameter β dari persamaan regresi tersebut signifikan secara statistic, hal ini menunjukkan bahwa dalam model empiris yang diestimasi tersebut terdapat
heteroskedatisitas, dan sebaliknya, jika β tidak signifikan secara
61 c. Uji Normalitas
Ujinormalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi variable pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Seperti telah diketahui bahwa uji t dan F mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Kalau asumsi ini dilanggar maka uji statistic menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil. Pada penelitian ini menggunakan grafik dengan cara melihat histogram yang membandingkan data observasi dengan distribusi yang mendekati normal, normal probability yang membandingkandistribusi kumulatif dari data yang sesungguhnya dengan distribusi kumulatif dari data distribusi normal. Jika distribusi normal maka garis yang menggambarkan data sesungguhnya akan mendekati garis normal (Bawono, 2006: 174).
d. Uji Linieritas
Pengujian linieritas digunakan untuk menguji apakah spesifikasi model yang digunakan tepat atau lebih baik dalam spesifikasi model bentuk lain spesifikasi model dapat berupa linier, kuadratik atau kubik. Untuk melihat spesifikasi model yang epat, salah satunya dengan uji Langrange multiplier. metode ini biasanya
ditunjukkan untuk mencari perbandingan χ2 hitung dan χ2 tabel
62 3. Uji Statistik
Uji satistik digunakan untuk melihat tingkat ketepatan atau keakuratan dari suatu fungsi atau persamaan untuk menaksir dari data yang kita analisa. Nilai ketepatan ini dapat diukur dari goodness of fit nya. Dapat dilihat dari nilai t hitung , F hitung dan nilai determinasinya (Bawono,2006:89).
a. Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi (R2) menunjukkan sejauh mana tingkat hubungan antara variabel dependen dengan variabel independen , atau sejauh mana kontribusi variabel mempengaruhi variabel dependen (Bawono,2006:92).
Ciri-ciri nilai R2 adalah:
a) Besar nilai koefisien determinasi antara 0 (nol) dan 1 (satu)
b) R2 yang kecil berarti kemampuan variable-variabel independen dalam menjelaskan variable-variabel dependen sangat terbatas
c) Nilai 0 menunjukkan tidak adanya hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen.
63
b. Uji Signifikasi Simultan (Uji Statistik F)
Uji statistic F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen atau terikat (Ghozali,2013:98). Hipotesis nol (H0) yang hendak diuji
adalah apakah semua parameter dalam model sama dengan nol, atau:
H0 : b1 = b2 =……= bK=0
Atinya, apakah semua variabel independen bukan merupakan penjelasan yang signifikan terhadap variabel dependen.
HA : b1 ≠ b2≠……≠bk≠0
Artinya, semua variabel independen secara simultan merupakan penjelasan yang signifikan terhadap variabel dependen.
Untuk menguji hipotesis ini digunakan statistic F dengan kriteria pengambilan keputusan sebagai berikut :
Quik look : bila nilai F lebih besar dari pada 4 maka H0 dapat
64
a) Mencari F hitung dengan rumus :
Dimana :
R2 = Koefisien determinasi
K = Jumlah variable independen
n = Jumlah sampel
b) Membandingkan nilai F hasil perhitungan dengn nilai F menurut table. Bila nilai F hitung lebih besar daripada F nilai table (f hitung > f table), maka H0 ditolak dan menerima Ha.
c. Uji ttest (uji secara individu)
Uji t digunakan untuk mengetahui besarnya pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen secara individu atau sendiri-sendiri (Bawono,2006:89). Menentukan hipotesis:
a) HO : β = 0, = artinya variable independen (Xi) tidak
berpengaruh terhadap variable dependen (Y).
HO :β ≠ O, = artinya variable independen (Xi) berpengaruh
terhadap variable dependen (Y).
65
Menentukan t table dengan menggunakan tingkat α 5% dan
derajat kebebasan (dk) = n – 1 – k
Dimana :
n : Jumlah data
k : Jumlah variable yang dipakai
c) Pengambilan keputusan
Jika t hitung < t table, maka HO diterima. Artinya tidak ada
pengaruh yang signifikan antara variable independen dengan variable dependen
Jika t hitung > t table, maka HO ditolak. Artinya ada pengaruh
yang signifikan antara variable independen dengan variable dependen dan jika besarnya nilai sig lebih kecil dari 0,05 atau 5% maka secara individu variabel independen berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.
H. Alat Analisis
66
67
BAB IV
ANALISIS DATA
A. Gambaran Objek Penelitian 1. Profil Bank
Sejarah berdirinya Bank Syariah Mandiri (BSM) Kantor Cabang (KC) Kendal tidak terlepas dari sejarah berdirinya (BSM) pertama kali berdiri di Indonesia. Sejarah Bank Syariah Mandiri (BSM) berawal sejak tahun 1999, Telah kita ketahui bersama bahwa kurang lebih dua tahun sebelum kehadiran bank ini, Indonesia mengalami krisis ekonomi dan moneter yang begitu hebat sejak bulan juli 1997 yang berlanjut dengan dampak krisis di seluruh sendi kehidupan bangsa terutama yang terjadi di dunia usaha. Dampak yang ditimbulkannya bagi bank-bank konvensional di masa itu mengharuskan pemerintah mengambil kebijakan dengan melakukan restrukturisasi dan merekapitalisasi sejumlah bank di Indonesia. Dominasi industri perbankan nasional oleh bank-bank konvensional di tanah air saat itu mengakibatkan begitu meluasnya dampak krisis ekonomi dan moneter yang terjadi.
68
Juli 1999 pemerintah melakukan merger empat bank (Bank Dagang Negara, Bank Bumi Daya, Bank Exim, dan Bapindo) menjadi satu bank baru bernama PT. Bank Mandiri (Persero). Kebijakan ini juga menempatkan sekaligus menetapkan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. sebagai pemilik mayoritas baru BSB.
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk kemudian melakukan konsolidasi dan membentuk Tim Pengembangan Perbankan Syariah sebagai follow up atau tindak lanjut dari keputusan merger oleh pemerintah. Tim yang dibentuk bertujuan untuk mengembangkan layanan perbankan syariah di kelompok perusahaan Bank Mandiri, sebagai respon atas diberlakukannya UU No. 10 tahun 1998, yang memberi peluang bank umum untuk melayani transaksi syariah (dual banking system).
Tim yang bekerja tersebut memandang bahwa berlakunya UU No. 10 Tahun 1998 menjadi momentum tepat untuk melakukan konversi PT. Bank Susila Bakti sebagai bank konvensional menjadi bank syariah. Karena itu, Tim Pengembangan Perbankan Syariah segera menyiapkan infrastruktur dan sistemnya, sistem dan infrastrukturnya, sehingga kegiatan usaha BSB berubah dari bank konvensional menjadi Bank Syariah dengan nama PT Bank Syariah Mandiri dengan Akta Notaris: Sutjipto, SH, No. 23 tanggal 8 September 1999.
69
Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia No. 1/1/KEP.DGS/ 1999, BI menyetujui perubahan nama menjadi PT. Bank Syariah Mandiri. Dengan ini, PT Bank Syariah Mandiri secara resmi mulai beroperasi sejak hari Senin tanggal 25 Rajab 1420 H atau tanggal 1 November 1999 Masehi sampai sekarang. Tampil, tumbuh dan berkembang sebagai bank yang melandasi kegiatan operasionalnya dengan memadukan idealisme usaha dengan nilai-nilai rohani. Inilah yang menjadi salah satu keunggulan Bank Syariah Mandiri dalam kiprahnya di perbankan Indonesia.
Bank Syari’ah Mandiri Cabang Kendal sendiri merupakan salah satu
dari sekian banyak kantor cabang yang berada di Provinsi Jawa Tengah (Wilayah III) yang berlokasi di jalan Soekarno Hatta no. 325 Kec. Kendal Kab. Kendal dan Bank Syariah Mandiri Cabang Kendal ini telah berdiri tahun 2010 dan mulai beroperasi sejak tanggal 22 Juli 2011 sebagai wujud adanya peningkatan pangsa pasar di kabupaten Kendal.
2. Deskripsi Data Responden
70
a. Pada kategori jenis kelamin, responden dibedakan dalam 2 kelompok yaitu laki-laki dan perempuan. Untuk mengetahui proporsi jenis kelamin responden yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat dari tabel berikut ini:
Tabel 4.1
Jenis Kelamin Responden
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid lakilaki 28 75.7 75.7 75.7
perempuan 9 24.3 24.3 100.0
Total 37 100.0 100.0
Sumber: Data primer diolah, 2017
Berdasarkan keterangan pada tabel diatas, dapat diketahui bahwa responden terbanyak adalah laki-laki yaitu 28 orang atau 75,7% dibanding dengan perempuan yang hanya 9 orang atau 24,3%.
71 Sumber: Data primer diolah, 2017
Berdasarkan keterangan pada tabel diatas, dapat diketahui bahwa responden yang berusia < 20 tahun sebanyak 3 orang, yang berusia - 30 tahun sebanyak 20 orang, sedangkan responden yang berusia > 31-40 tahun 9 orang dan > 40 tahun ada 5 orang. Jadi dapat disimpulkan bahwa responden yang berusia -30 tahun paling banyak jumlahnya.
c. Pada kategori pendidikan terakhir, responden dibedakan menjadi 4 tingkatan yaitu SMA, Diploma, S1 dan S2. Untuk mengetahui proporsi pendidikan terakhir responden yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat dari tabel berikut ini:
Tabel 4.3
Pendidikan Terakhir Responden
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Sma 7 18.9 18.9 18.9
diploma 3 8.1 8.1 27.0
s1 24 64.9 64.9 91.9
s2 3 8.1 8.1 100.0
Total 37 100.0 100.0
Sumber; Data primer diolah, 2017
Tabel 4.2 Usia Responden
Frequency Percent
Valid
Percent Cumulative Percent
Valid <20th 3 8.1 8.1 8.1
-30th 20 54.1 54.1 62.2
31-40th 9 24.3 24.3 86.5
>40th 5 13.5 13.5 100.0
72
Berdasarkan keterangan pada tabel diatas, dapat diketahui bahwa responden yang berpendidikan terakhir SMA terdapat 7 orang, yang berpendidikan teakhir Diploma sebanyak 3 orang, sedangkan yang berpendidikan terakhir S1 sebanyak 24 orang dan S2 sebanyak 3 orang. Maka dapat disimpulkan bahwa responden yang berpendidikan paling banyak yaitu S1.
d. Pada kategori masa kerja, responden dibedakan dalam 4 tingkatan yaitu < 1 tahun, 1 – 5 tahun, 5 – 10 tahun dan 10 tahun. Untuk mengetahui proporsi masa kerja responden yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat dari tabel berikut ini:
Tabel 4.4
Masa Kerja Responden
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid <1th 9 24.3 24.3 24.3
1-5th 14 37.8 37.8 62.2
5-10th 13 35.1 35.1 97.3
>10th 1 2.7 2.7 100.0
Total 37 100.0 100.0
Sumber: Data primer diolah, 2017
73 B. Analisa Data
1. Uji Instrumen Penelitian
Menurut Arikunto (2000) Instrumen penelitian adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan, agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan dipermudah olehnya. Instrument penelitian memegang peran penting dalam penelitian kuantitatif karena kualitas data yang digunakan dalam banyak hal ditentukan oleh kualitas instrument yang digunakan. Uji Reliabilitas
Prinsipnya uji reliabitas digunakan untuk menguji data yang kita peroleh sebagai misal hasil dari jawaban kuesioner yang kita bagikan. Teknik yang digunakan dalam pengukuran reliabilitas ini adalah teknik cronbach alpha . suatu variabel dikatakan reliabel jika nilai cronbach alpha lebih besar dari 0,6 (Bawono, 2006: 64). Hasil pengujian reliabilitas dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 4.5 Uji Reliabilitas
Variabel Corected Item Total Corelation Keterangan
Disiplin 0.65 Reliabel
Fasilitas 0,679 Reliabel
74
Sumber: Data Primer diolah, 2017
Berdasarkan hasil uji tabel di atas, nilaiCronbach Alpha dari masing-masing variabel X1,X2,X3 dan Y lebih besar dari 0,60, sehingga dapat disimpulkan bahwa seluruh variabel yang digunakan dalam penelitian dinyatakan handal atau reliable sebagai alat ukur variabel.
a. Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu koesioner. Suatu koesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada koesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh koesioner tersebut. Cara menentukan korelasi antara score butir pertanyaan dengan total score, signifikan atau tidaknya penelitian ini dapat dilihat dari kolom atau baris total score, jika pada kolom atau baris tersebut masing-masing total butir pertanyaan menghasilkan tanda bintang, berarti data tersebut signifikan. Tanda bintang ada dua kemingkian (Bawono, 2006: 60):
1) Bintang satu berarti korelasi signifikan pada level 5%(0,05) untuk dua sisi.
75
2) Bintang dua berarti korelasi signifikan pada level 1% (0,01) untuk dua sisi.Hasil pengujian validitas dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 4.6 Uji Validitas
Variable Item Corected Total Correlation Keterangan
76 semua butir pertanyaan yang digunakan dalam variabel terdapat bintang. Ada yangberbintang satu pada level 5% dan berbintang dua pada level 1%. Jadi dapat disimpulkan bahwa semua butir pertanyaan yang digunakan adalah valid.
2. Uji Statistik (Hipotesis)
77
berada di daerah kritis atau yang menolak Ho maka dikatakan bahwa uji statistiknya lolos dan layak untuk uji selanjutnya dan ini berlaku sebaliknya jika berada di daerah yang menerima Ho .
a. Uji determinasi (R2)
Koefisien determinasi menunjukan sejauh mana kontribusi variabel-variabel independen (X1,X2,X3) terhadap variabel dependen (Y) nilai R2 dapat dilihat dari tabel berikut:
Tabel 4.7 a. Predictors: (Constant), pelatihan kerja,fasilitas,disiplin
Sumber: Data primer dioalah, 2017 Tabel ini menunjukkan:
a) Koefisien korelasi (R) sebesar 0,971, artinya bahwa ada hubungan yang kuat antara variable independen dengan variable dependen karena mendekati angka 1.
78
c) Koefisien Adjusted R2 sebesar 0,942 ini merupakan korelasi dari r2 sehingga gambarannya lebih mendekati populasi.
a. Uji F test(Uji Serempak)
Uji F dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui seberapa jauh semua variabel independen (X1, X2 dan X3) secara bersama-sama dapat mempengaruhi variabel dependen (Y), (Bawono, 2006: 91).
Tabel 4.8 Hasil Uji F
Sumber: Data primer diolah, 2016
Berdasarkan hasil tabel diatas dapat diketahui bahwa F hitung = 180,061. F table dapat dicari dengan melihat
kolom df penyebut = 33 sedangkan α: 5%, maka nilai F
tabel = 2,892. Berdasarkan nilai F hitung dan F tabel, maka nilai F hitung > F tabel, sehingga dapat disimpulkan ada pengaruh yang signifikan antara variabel independen secara bersama-sama terhadap variabel dependen.
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression 626.790 3 208.930 180.061 .000a
Residual 38.291 33 1.160 Total 665.081 36
79
b. Uji ttest (uji secara individu)
Uji t digunakan untuk mengetahui besarnya pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen secara individu atau sendiri-sendiri (Bawono, 2006: 89).
Tabel 4.9
a. Dependent Variable: y
Sumber: Data primer diolah, 2016
80
empiris mmenerima hipotesis yang pertama yang menyatakan bahwa disiplin berpengaruh positif dan signifikan terhadap produktifitas kerja karyawan. Hasil penelitian ini didukung penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Fitriatin (2014) dalam jurnalnya yang berjudul Pengaruh Disiplin Kerja Terhadap produktivitas kerja karyawan pada PT Food Station Tjipinang Jaya menunjukan bahwa adanya pengaruh signifikan antara disiplin dengan produktivitas kerja karyawan, Namun hasil penelitian ini tidak mendukung hasil penelitian yang dilakukan Dwi Agung Nugroho Arianto (2013) yang berjudul Pengaruh Kedisiplinan,Lingkungan kerja, dan Budaya kerja terhadap kinerja Tenaga Pengajar yang hasilnya bahwa kedisiplinan dan lingkungan kerja tidak berpengaruh terhadap kinerja,sedangkan budaya kerja berpengaruh positif terhadap tenaga pengajar.