• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Implementasi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perkotaan (studi kasus : Pinjaman Bergulir di Kelurahan Bantan Kecamatan Tembung)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Implementasi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perkotaan (studi kasus : Pinjaman Bergulir di Kelurahan Bantan Kecamatan Tembung)"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kemiskinan dan ketimpangan distribusi pendapatan sosial selalu menjadi fenomena atau bagian dari suatu pembangunan sebuah negara khususnya negara yang sedang berkembang. Kemiskinan juga telah menjadi perhatian dunia, terutama sejak krisis ekonomi melanda Asia sejak 1997. Salah satu bentuk perhatian dunia terhadap kemiskinan dan ketimpangan sosial adalah berkumpulnya 192 negara anggota PBB dan paling sedikit 23 organisasi internasional pada tahun 2000, untuk menyetujui pencapaian tujuan milenium (Millennium Development Goals, MDGs) pada tahun 2015.

Secara umum kemiskinan menyebabkan efek yang hampir sama di semua negara hilangnya, (1) kesejahteraan bagi kalangan miskin (sandang, pangan, papan), (2) hak akan pendidikan, (3) hak atas kesehatan, (4) tersingkirnya dari pekerjaan yang layak secara kemanusiaan, (5) termarjinalkan dari hak atas perlindungan hukum, (6) hak atas rasa aman, (7) hak atas partisipasi terhadap pemerintahan dan keputusan publik, (8) hak atas spiritual, (9) hak untuk berinovasi dan yang lebih penting (10) hak atas kebebasan hidup. 1

1

Hari Susanto, Menuju Indonesia Sejahtera, (Jakarta: Khanata – PustakaLP3ES Indonesia, 2006), hal.4.

(2)

Badan Pusat Statistik (BPS) menggunakan konsep kemampuan memenuhi kebutuhan dasar dalam mendefenisikan kemiskinan, kemiskinan dipandang sebagai ketidakmampuan dari sisi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan dasar makanan dan bukan makanan, yang diukur dari sisi pengeluaran, jadi penduduk miskin adalah penduduk yang memiliki rata rata pengeluaran perkapita perbulan di bawah garis kemiskinan.

Kemiskinan merupakan masalah yang pada umumnya dihadapi hampir di semua negara-negara berkembang, terutama yang padat penduduknya seperti Indonesia. Penduduk miskin pada bulan Maret 2008 berjumlah 34,96 juta (15,42 persen). Jumlah penduduk miskin ( penduduk yang berada di bawah garis kemiskinan di Indonesia pada bulan Maret 2009 sebesar 32,53 juta (14,15 persen). Berarti jumlah penduduk turun sebesar 2,43 juta. Selama periode Maret 2008 – Maret 2009, penduduk miskin di daerah pedesaan berkurang 1,57 juta, sementara di daerah perkotaan berkurang 0,86 juta orang. Pada Maret 2011 mencapai 30,2 juta orang atau sekitar 12,49 % dan pada bulan Maret 2012 tercatat 29,13 juta orang (11,96 persen).2

Beberapa kebijakan pemerintah ini masih berorientasi pada pemberian bantuan tunai, dan dalam pelaksanaannya masih banyak ditemukan hambatan, seperti kemampuan sumber daya manusia yang masih kurang, anggaran yang disediakan yang belum memadai,

Kegagalan negara dalam memberantas kemiskinan tidak terlepas dari model pembangunan yang diterapkan. Kegagalan yang terjadi dikarenakan model pembangunan yang berlaku tidak memberi kesempatan pada rakyat miskin untuk ikut serta dalam proses pengambilan keputusan yang menyangkut pemilihan, perencanaan dan pelaksanaan program pembangunan. Dengan kata lain, rakyat miskin hanyalah sekedar obyek dari pembangunan yang bercirikan top down dan memihak segelintir orang serta pemerintahan yang sentralistik.

2

(3)

permasalahan kelembagaan, partisipasi masyarakat yang masih kurang dan permasalahan-permasalahan lainnya yang menyebabkan usaha-usaha pengentasan kemiskinan tidak memberikan dampak yang signifikan

Program – program pengentasan kemiskinan sudah banyak dilakukan di berbagai negara. Di Indonesia sendiri sudah banyak program – program penanggulangan kemiskinan dilaksanakan, seperti pengembangan desa tertinggal, perbaikan kampung, gerakan terpadu pengentasan kemiskinan, dan lain sebagainya. Berbagai program kemiskinan terdahulu dalam kenyataannya sering menghadapi kondisi yang kurang menguntungkan, misalnya salah sasaran, terciptanya benih – benih fragmentasi sosial, dan melemahkan nilai – nilai kapitalsosial yang ada di masyarakat seperti gotong royong, musyawarah, dan keswadayaan.

Salah satu tantangan pengentasan kemiskinan adalah bagaimana mengikutsertakan masyarakat secara aktif dalam proses pembangunan. Sebab pembangunan tanpa partisipasi masyarakat hanya akan menimbulkan ketergantungan dan masyarakat hanya menjadi objek dalam proses pembangunan. Selama lebih dari tiga dasawarsa pembangunan Indonesia, kelompok lapisan masyarakat bawah belum secara aktif dilibatkan dalam pembangunan. Bahkan kelompok ini menjadi kelompok marginal dan menjadi beban pembangunan. Persepsi negatif yang muncul adalah bahwa kelompok masyarakat bawah kurang partisipatif dalam pembangunan.

(4)

dimaksudkan untuk memperluas prospek dan pilihan untuk dapat hidup dan berkembang di masa depan, khususnya bagi masyarakat miskin di perkotaan.

Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan (P2KP) dilaksanakan sejak tahun 1999 sebagai suatu upaya pemerintah untuk membangun kemandirian masyarakat dan pemerintah daerah dalam menanggulangi kemiskinan secara berkelanjutan. Program ini sangat strategis karena menyiapkan landasan kemandirian masyarakat berupa lembaga kepemimpinan masyarakat yang representatif dan kondusif bagi perkembangan modal sosial (social capital) masyarakat di masa mendatang serta menyiapkan program masyarakat jangka menengah dalam penanggulangan kemiskinan yang menjadi pengikat dalam kemitraan masyarakat dengan pemerintah daerah dan kelompok peduli setempat.

Mempertimbangkan perkembangan positif P2KP tersebut, mulai tahun 2007 telah dirintis untuk mengadopsi P2KP menjadi bagian dari Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri. Oleh sebab itu mulai tahun 2007, PNPM Mandiri P2KP diarahkan untuk mendukung upaya peningkatan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) dan pencapaian sasaran Millennium Development Goals (MDGs) sehingga tercapai pengurangan penduduk miskin sebesar 50% di tahun 2015. Tahun 2008 secara penuh P2KP menjadi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perkotaan (PNPM Mandiri Perkotaan). Sebagai bagian dari PNPM Mandiri maka tujuan, prinsip dan pendekatan yang ditetapkan dalam PNPM Mandiri juga menjadi tujuan, prinsip dan pendekatan PNPM Mandiri Perkotaan, begitu juga nama generik lembaga kepemimpinan masyarakat berubah dari BKM menjadi LKM (Lembaga Keswadayaan Masyarakat).3

Penganggulangan kemiskinan dilakukan dengan memberdayakan masyarakat melalui tiga jenis kegiatan pokok yaitu Infrastruktur, Sosial dan Ekonomi yang dikenal dengan

3

(5)

Tridaya. Dalam kegiatan ekonomi, diwujudkan dengan kegiatan Pinjaman Bergulir, yaitu pemberian pinjaman dalam skala mikro kepada masyarakat miskin di wilayah kelurahan dimana Lembaga Keswadayan Masyarakat (LKM) / Unit Pelaksana Kegiatan (UPK) berada dengan ketentuan dan persyaratan yang telah ditetapkan. Pedoman ini hanya mengatur ketentuan pokok untuk pelaksanaan kegiatan Pinjaman Bergulir, namun keputusan untuk melaksanakannya diserahkan sepenuhnya kepada warga masyarakat setempat.4

Sumatera Utara pada Maret 2012 memiliki jumlah penduduk miskin sebanyak 1.407.200 orang (10 persen), angka ini berkurang sebanyak 74.100 orang bila dibandingkan dengan jumlah penduduk miskin Maret 20q11 yang berjumlah 1.481.300 orang (11,33 persen). Selama periode Maret 2011 – Maret 2012, penduduk miskin di daerah perkotaan berkurang sebanyak 21.900 orang (dari 691.100 orang pada Maret 2011 menjadi 669.200 orang pada Maret 2012. Penduduk miskin di daerah perkotaan pada Maret 2011 sebesar 10,75 persen, turun menjadi 10,32 persen pada Maret 2012.

Program Penanggulangan Kemiskinan dilaksanakan sebagai suatu upaya pemerintah untuk membangun kemandirian masyarakat dalam menanggulangi kemiskinan secara berkelanjutan. Program ini sangat strategis karena menyiapkan landasan kemandirian masyarakat berupa lembaga kepemimpinan masyarakat yang representatif, mengakar dan kondusif bagi perkembangan modal sosial masyarakat mendatang serta menyiapkan program masyarakat jangka menengah dalam penanggulangan kemiskinan yang menjadi kemitraan masyarakat dengan pemerintah dan kelompok peduli setempat.

5

Kecamatan Medan Tembung merupakan salah satu kecamatan yang menjalankan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Madiri – Perkotaan. Kecamatan Medan Tembung memiliki penduduk sebesar 134.763 jiwa pada tahun 2010 dengan luas

4.

Petunjuk Teknis Pinjaman Bergulir PNPM Mandiri - Perkotaan. 5

(6)

wilayah sebesar 7,78 KM persegi6

Di dalam usulan/rancangan penelitian, adapun format penelitian yang digunakan (deskriptif ataukah eksplanasi, studi kasus, survei ataukah eksperimen juga perlu secara tegas dan jelas merumuskan tujuan penelitian yang hendak dihasilkan.

. Penduduk Kecamatan ini memiliki banyak usaha industri kecil seperti kerajinan rotan. Sebagian besar penduduk di kecamatan ini adalah Tionghoa, Minang, Batak, Aceh, dan Jawa sedangkan suku asli suku Melayu Deli 40 persen saja. Kecamatan Medan Tembung memilki 7 kelurahan yaitu, Kelurahan Tembung, Bantan, Bandar Selamat, Bantan Timur, Sidorejo, Sidorejo Hilir, Indara Kasih.

Dari uraian di atas penulis tertarik untuk meneliti implementasi PNPM Mandiri – Perkotaan di salah satu kelurahan di Kecamatan Medan Tembung yaitu Kelurahan Bantan, untuk mengetahui bagaimana implementasi dan dampaknya bagi masyarakat miskin. Adapun judul dari penelitian ini adalah “Implementasi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri – Perkotaan (Studi Kasus : Pinjaman Bergulir di Kelurahan Bantan Kecamatan Medan Tembung) “

I.2 Perumusan Masalah

Dari uraian latar belakang masalah, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah : “Bagaimana implementasi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri – Perkotaan (Studi Kasus : Pinjaman Bergulir di Kelurahan Bantan Kecamatan Medan Tembung) “

I.3 Tujuan Penelitian

7

a) Mengetahui pelaksanaan pinjaman bergulir PNPM di Kelurahan Bantan. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah

6

Dikutip dari :

7

(7)

b) Mengetahui sasaran dana peminjam bergulir program PNPM.

c) Mengetahui pemanfaatan dana pinjaman bergulir PNPM oleh masyarakat. d) Mengetahui dampak program PNPM di Kelurahan Bantan.

1.4 Manfaat Penelitian.

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah:

a) Manfaat secara ilmiah, penelitian ini bermanfaat bagi peneliti dalam mengembangkan kemampuan menulis karya ilmiah.

b) Manfaat secara praktis, penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi pihak – pihak yang terkait dalam pengimplementasian Program Nasional Pemberayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri – Perkotaan.

(8)

1.5 Sistematika Penulisan Bab I : Pendahuluan

Bab ini memuat latar belakang masalah, fokus penelitian, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan. Bab II : Tinjauan Pustaka

Bab ini memuat tentang teori-teori yang berhubungan dengan judul penelitian dan defenisi konsep yang diperlukan peneliti.

Bab III : Metode Penelitian

Bab ini memuat alasan menggunakan metode penelitian deskriptif, lokasi penelitian, teknik pengambilan subjek penelitian, metode pengumpulan data dan metode analisis data yang digunakan dan pengujian keabsahan data. Bab IV : Temuan Penelitian

Bab ini menguraikan tentang gambaran atau karakteristik lokasi penelitian yang ditemukan di lapangan

Bab V : Analisis Temuan Penelitian

Bab ini memuat hasil penelitian yang diperoleh dari lapangan dan dokumentasi serta hasil analisanya.

Bab VI : Penutup

Referensi

Dokumen terkait

Metode tutor sebaya adalah cara mengajar yang dilakukan dengan menjadikan teman dalam kelompok peserta didik yang dipandang memiliki kemampuan atau kompetensi

Selanjutnya, temuan negatif penelitian ini adalah bahwa keterampilan menulis puisi siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Tigo Nagari Kabupaten Pasaman tanpa menggunakan media

Pada tahap kemampuan guru dalam merencanakan pembelajaran menulis puisi menggunakan model Picture and Picture memperoleh peningkatan pada siklus I yaitu 2,28

Elemen tekan yang berfungsi sebagai pengekang ( bracing ) umum disebut struts. Elemen tekan lainnya sering disebut posts atau pillars. Rangka batang terdiri atas

PELANGGARAN WILAYAH OLEH KAPAL IKAN TIONGKOK YANG DIKAWAL COAST GUARD TIONGKOK. JUMAT, 17

Berdasarkan uraian hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan di SMAS Taman Mulia Sungai Raya, penggunaan metode mengajar guru pada mata pelajaran sosiologi masih

Tujuan penulisan laporan akhir ini adalah membuat sistem informasi e-learning pada SMA Negeri 4 Palembang yang meliputi proses pengolahan data kelas, data mata pelajaran,

[r]