• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan keuangan tahun 2013 audited id0

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Laporan keuangan tahun 2013 audited id0 "

Copied!
114
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN KEUANGAN

Untuk Periode Yang Berakhir 31 Desember 2013

(Audited)

(2)
(3)

Daftar Isi

ii

DAFTAR ISI

Hal

Kata Pengantar ... i

Daftar Isi ... ii

Daftar Tabel dan Lampiran ... iii

Pernyataan Telah Direviu ... vi

Ringkasan ... 1

Pernyataan Tanggung Jawab ... I. Laporan Realisasi Anggaran ... 4

II. Neraca ... 5

III. Catatan atas Laporan Keuangan ... 7

A. Penjelasan Umum ... 7

A.1. Dasar Hukum ... 7

A.2. Profil dan Kebijakan Teknis ...7

A.3. Pendekatan Penyusunan Laporan Keuangan ...9

A.4. Kebijakan Akuntansi ...10

B. Pendekatan atas Pos-Pos Laporan Realisasi Anggaran ...18

B.1. Pendapatan Negara dan Hibah ...18

B.2. Belanja Negara ... 20

C. Penjelasan atas Pos-Pos Neraca ...25

C.1. Aset Lancar ...25

C.2. Aset Tetap ...44

C.3. Piutang Jangka Panjang ...75

C.4. Aset Lainnya ... 78

C.5. Kewajiban Jangka Pendek ...92

C.6. Ekuitas Dana Lancar ...98

C.7. Ekuitas Dana Investasi ...101

D. Pengungkapan Penting Lainnya ...103

D.1. Kejadian-Kejadian Penting Setelah Tanggal Neraca ...103

(4)

Daftar Tabel dan Lampiran

iii

DAFTAR TABEL DAN LAMPIRAN

Hal

Tabel 1 : Ringkasan Laporan Realisasi Anggara TA 2013 dan 2012...1

Tabel 2 : Ringkasan Neraca Per 31 Desember 2013 dan 2012 ... 2

Tabel 3 : Rekapitulasi Jumlah Satker UAKPA ...10

Tabel 4 : Penggolongan Kualitas Piutang ... 16

Tabel 5 : Penggolongan Masa Manfaat Kelompok Aset Tetap ... 17

Tabel 6 : Rincian Estimasi dan Realisasi Pendapatan...18

Tabel 7 : Perbandingan Realisasi PNBP TA 2013 dan 2012 ... 19

Tabel 8 : Rincian Anggaran dan Realisasi Belanja menurut Program TA 2013 ...20

Tabel 9 : Rincian Anggaran dan Realisasi Belanja TA 2013 ... 20

Tabel 10 : Perbandingan Realisasi Belana TA 2013 dan 2012... 21

Tabel 11 : Perbandingan Belanja Pegawai TA 2013 dan TA 2012 ...22

Tabel 12 : Perbandingan Belanja Barang TA 2013 dan TA 2012 ...22

Tabel 13 : Perbandingan Realisasi Belanja Modal TA 2013 dan 2012 ...24

Tabel 14 : Rincian Aset Lancar per 31 Desember 2013 dan 2012 ...25

Tabel 15 : Rincian Kas di Bendahara Pengeluaran per Eselon I ... 25

Tabel 16 : Rincian Kas di Bendahara Pengeluaran ...26

Tabel 17 : Rincian Setoran Kas di Bendahara Pengeluaran Sekretariat Jenderal ...26

Tabel 18 : Rincian Setoran kas di Bendaharan Pengeluaran Ditjen PDN ...27

Tabel 19 : Rincian Setoran kas di Bendaharan Pengeluaran Ditjen DAGLU ...27

Tabel 20 : Rincian Setoran kas di Bendaharan Pengeluaran Ditjen PEN ...27

Tabel 21 : Rincian Setoran kas di Bendaharan Pengeluaran Ditjen SPK ...28

Tabel 22 : Rincian Kas di Bendahara Penerimaan per Eselon I ... 28

Tabel 23 : Rincian Kas di Bendahara Penerimaan ...29

Tabel 24 : Rincian Setoran Kas di Bendahara Penerimaan ...29

Tabel 25 : Rincian Kas Lainnya dan Setara Kas ...29

Tabel 26 : Rincian Uang Muka Belanja (Prepayment) per Eselon I ...30

Tabel 27 : Rincian Piutang Bukan Pajak ... 32

Tabel 28 : Rincian Piutang Tidak Tertagih – Piutang Bukan Pajak ...34

Tabel 29 : Rincian Bagian Lancar Tagihan Tuntutan Perbendaharaan/ Tuntutan Ganti Rugi ... 36

Tabel 30 : Rincian TP/TGR ...36

Tabel 31 : Rincian Penyisihan Piutang Tak Tertagih – Bagian Lancar Tagihan Tuntutan Perbendaharaan/ Tuntutan Ganti Rugi ...37

Tabel 32 : Rincian Bagian Lancar Tagihan Tuntutan Perbendaharaan/ Tuntutan Ganti Rugi (Netto) ...37

(5)

Daftar Tabel dan Lampiran

iv

Tabel 45 : Rincian Konstruksi Dalam Pengerjaan (KDP) per Eselon I ...73

Tabel 46 : Rincian Akumulasi Penyusutan Aset Tetap ...75

Tabel 47 : Rincian Akumulasi Penyusutan Aset Tetap per Eselon I ...75

Tabel 48 : Rincian Tagihan Tuntutan Perbendaharaan/ Tuntutan Ganti Rugi ...75

Tabel 49 : Rincian TP/TGR ...76

Tabel 50 : Penyisihan Piutang Tak Tertagih – Tagihan Tuntutan Perbendaharaan/Tuntutan Ganti Rugi ...76

Tabel 51 : Rincian Tuntutan Perbendaharaan/ Tuntutan Ganti Rugi (Netto) ...77

Tabel 52 : Rincian Tuntutan Perbendaharaan/ Tuntutan Ganti Rugi (Netto) per Eselon I ... 77

Tabel 53 : Rincian Penyisihan Piutang tak Tertagih Tagihan Tuntutan Perbendaharaan/ Tuntutan Ganti Rugi (TP/TGR) ...77

Tabel 54 : Rincian Aset Lainnya ...78

Tabel 55 : Rincian Aset Lainnya per Eselon I ...78

Tabel 56 : Rincian Aset Tak Berwujud ...79

Tabel 57 : Rincian Aset Tak Berwujud per Eselon I ...79

Tabel 58 : Rincian Aset Lain-lain per Eselon I ...85

Tabel 59 : Rincian Akumulasi Penyusutan/Amortisasi Asset Lainnya per Eselon I ...92

Tabel 60 : Rincian Kewajiban Jangka Pendek ...92

Tabel 61 : Rincian Utang Kepada Pihak Ketiga ...93

Tabel 62 : Rincian Utang Kepada Pihak Ketiga per Eselon I ...93

Tabel 63 : Rincian Pendapatan Diterima Dimuka ...94

Tabel 64 : Rincian Pendapatan Diterima Dimuka per Eselon I ... 94

Tabel 65 : Rincian Perhitungan Pendapatan Diterima Dimuka ... 95

Tabel 66 : Rincian Uang Muka dari KPPN per Eselon I ...97

Tabel 67 : Rincian Pendapatan yang Ditangguhkan per Eselon I ...98

Tabel 68 : Rincian Ekuitas Dana Lancar ... 98

Tabel 69 : Rincian Ekuitas Dana Lancar Per Eselon I ...99

Tabel 70 : Rincian Cadangan Piutang per Eselon I ...99

(6)

Daftar Tabel dan Lampiran

v

Tabel 72 : Rincian Dana yang harus disediakan untuk Pembayaran Utang

Jangka Pendek per Eselon I ...100

Tabel 73 : Rincian Barang/Jasa yang Harus Diterima per Eselon I ...100

Tabel 74 : Rincian Barang/Jasa yang Harus Diserahkan per Eselon I ...101

Tabel 75 : Rincian Ekuitas Dana Investasi ...101

Tabel 76 : Rincian Ekuitas Dana Investasi per Eselon I ...101

Tabel 77 : Rincian Diinvestasikan dalam Aset Tetap per Eselon I ...102

Tabel 78 : Rincian Diinvestasikan Dalam Aset Lainnya per Eselon I ...102

Lampiran A1 : Rincian Nilai Perolehan, Akumulasi Penyusutan dan Nilai Buku Aset Tetap

(7)
(8)

Ringkasan Laporan Keuangan

-

1

-RINGKASAN LAPORAN KEUANGAN

Berdasarkan Pasal 55 ayat (2) Undang-Undang (UU) Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara dan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 171/PMK.05/2007 sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 233/PMK.05/2011 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 171/PMK.05/2007 tentang Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat, Menteri/Pimpinan Lembaga selaku Pengguna Anggaran/Pengguna Barang menyusun dan menyampaikan Laporan Keuangan Kementerian Negara/Lembaga (LKKL) yang meliputi Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, dan Catatan atas Laporan Keuangan kepada Menteri Keuangan selaku pengelola fiskal, dalam rangka penyusunan Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP).

Laporan Keuangan Kementerian Perdagangan Tahun Anggaran 2013 ini telah disusun dan disajikan sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP).

1. LAPORAN REALISASI ANGGARAN

Laporan Realisasi Anggaran menggambarkan perbandingan antara anggaran dengan realisasinya, yang mencakup unsur-unsur pendapatan dan belanja selama periode 1 Januari sampai dengan 31 Desember 2013.

Realisasi Pendapatan Negara pada TA 2013 adalah berupa Pendapatan Negara Bukan Pajak sebesar Rp68.410.539.906 atau mencapai 648,80 persen dari estimasi pendapatan sebesar Rp10.544.228.000. Realisasi Belanja Negara pada TA 2013 adalah sebesar Rp2.702.461.830.133 atau mencapai 91,19 persen dari alokasi anggaran sebesar Rp2.963.458.632.000.

Ringkasan Laporan Realisasi Anggaran TA 2013 dan 2012 dapat disajikan sebagai berikut:

Tabel 1

Ringkasan Laporan Realisasi Anggaran TA 2013 dan 2012

Uraian Anggaran (Rp) TA 2013 Realisasi (Rp) % Realiasasi TA 2012 thd Anggaran Realisasi (Rp)

Pendapatan Negara Dan

(9)

Ringkasan Laporan Keuangan

-

2

-2. NERACA

Neraca menggambarkan posisi keuangan entitas mengenai aset, kewajiban, dan ekuitas dana pada 31 Desember 2013 dan 31 Desember 2012.

Neraca yang disajikan adalah hasil dari proses Sistem Akuntansi Instansi, sebagaimana yang diwajibkan dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 171/PMK.05/2007 sebagaimana telah diubah dengan 233/PMK.05/2011 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 171/PMK.05/2007 tentang Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat.

Jumlah Aset adalah sebesar Rp4.150.626.089.972 yang terdiri dari Aset Lancar sebesar Rp87.194.464.777, Aset Tetap sebesar Rp3.855.263.970.699, Piutang Jangka Panjang sebesar Rp458.679.329, dan Aset Lainnya sebesar Rp207.708.975.167.

Jumlah Kewajiban adalah sebesar Rp47.816.331.141 di mana keseluruhannya merupakan Kewajiban Jangka Pendek.

Sementera itu jumlah Ekuitas Dana adalah sebesar Rp4.102.809.758.831 yang terdiri dari Ekuitas Dana Lancar sebesar Rp39.378.133.636, dan Ekuitas Dana Investasi sebesar Rp4.063.431.625.195.

Ringkasan Neraca per 31 Desember 2013 dan 31 Desember 2012 dapat disajikan sebagai berikut:

Tabel 2

Ringkasan Neraca per 31 Desember 2013 dan 2012

Nama Perkiraan Tanggal Neraca Kenaikan/ Penurunan

31-12-2013 (Rp) 31-12-2012 (Rp) (Rp) %

Aset

Aset Lancar 87.194.464.777 50.380.933.735 36.813.531.042 73,07 Aset Tetap 3.855.263.970.699 3.887.748.255.143 (32.484.284.444) (0,84) Piutang Jangka Panjang 458.679.329 465.843.329 (7.164.000) (1,54)

Aset Lainnya 207.708.975.167 363.026.837.974 (155.317.862.807) (42,78)

Jumlah Aset 4.150.626.089.972 4.301.621.870.181 (150.995.780.209) (3,51)

Kewajiban

Kewajiban Jangka Pendek 47.816.331.141 14.429.021.619 33.387.309.522 231,39

Jumlah Kewajiban 47.816.331.141 14.429.021.619 33.387.309.522 231,39

Ekuitas Dana

Ekuitas Dana Lancar 39.378.133.636 35.951.912.116 3.426.221.520 9,53 Ekuitas Dana Investasi 4.063.431.625.195 4.251.240.936.446 (187.809.311.251) (4,42)

(10)

Ringkasan Laporan Keuangan

-

3

-3. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK) meliputi penjelasan atau daftar terinci atau analisis atas nilai suatu pos yang disajikan dalam Laporan Realisasi Anggaran dan Neraca. Termasuk pula dalam Catatan atas Laporan Keuangan adalah penyajian informasi yang diharuskan dan dianjurkan oleh Standar Akuntansi Pemerintahan serta pengungkapan-pengungkapan lainnya yang diperlukan untuk penyajian yang wajar atas laporan keuangan.

Dalam penyajian Laporan Realisasi Anggaran untuk periode yang berakhir sampai dengan tanggal 31 Desember 2013, Pendapatan Negara dan Hibah dan Belanja Negara diakui berdasarkan basis kas, yaitu diakui pada saat kas diterima atau dikeluarkan dari rekening kas negara.

(11)
(12)

Lihat Catatan atas Laporan Keuangan yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari laporan keuangan ini

4

-I. LAPORAN REALISASI ANGGARAN

KEMENTERIAN PERDAGANGAN LAPORAN REALISASI ANGGARAN

UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 2013 DAN 2012

Uraian Catatan

TA 2013 TA 2012

Anggaran(Rp) Realisasi Rp)

% Realisasi

thd Anggaran

Realisasi(Rp)

PENDAPATAN NEGARA DAN HIBAH B.1

Pendapatan Negara Dan Hibah

Transaksi Kas

Penerimaan Negara Bukan Pajak B.1.1 10.544.228.000 68.410.539.906 648,80 71.016.125.290

JUMLAH PENDAPATAN NEGARA DAN HIBAH 10.544.228.000 68.410.539.906 648,80 71.016.125.290

BELANJA NEGARA B.2

Belanja Negara Transaksi Kas

Belanja Pegawai B.2.1 299.149.029.000 261.708.726.215 87,48 198.765.211.821 Belanja Barang B.2.2 1.780.929.256.000 1.588.790.294.477 89,21 1.308.671.024.350 Belanja Modal B.2.3 883.380.347.000 832.077.946.674 94,19 668.890.484.076

Belanja Negara Transaksi Non Kas

Belanja Barang B.2.2 0 19.884.862.767 100,00 0

(13)

Lihat Catatan atas Laporan Keuangan yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari laporan keuangan ini

5

-II. NERACA

KEMENTERIAN PERDAGANGAN NERACA

PER 31 DESEMBER 2013 DAN 2012

NAMA PERKIRAAN CATATAN 31 DESEMBER 2013 (Rp) 31 DESEMBER 2012 (Rp)

ASET Bagihan Lancar Tagihan Tuntutan Perbendaharaan/Tuntutan Ganti Rugi C.1.7 427.071.208 363.589.208

Penyisihan - Bagihan Lancar Tagihan Tuntutan Perbendaharaan/Tuntutan Ganti Rugi C.1.8 (333.761.103) (333.443.693)

(14)

Lihat Catatan atas Laporan Keuangan yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari laporan keuangan ini

6

-NAMA PERKIRAAN CATATAN 31 DESEMBER 2013 (Rp) 31 DESEMBER 2012 (Rp)

EKUITAS DANA

EKUITAS DANA LANCAR C.6

Cadangan Piutang C.6.1 740.169.902 400.340.407 Cadangan Persediaan C.6.2 13.396.063.435 5.832.728.260 Dana yang harus disediakan untuk pembayaran Utang Jangka Pendek C.6.3 (131.068.007) (170.302.345) Barang/Jasa yang Harus Diterima C.6.4 25.580.678.257 30.244.896.533 Barang/Jasa Yang Harus Diserahkan C.6.5 (207.709.951) (355.750.739) JUMLAH EKUITAS DANA LANCAR 39.378.133.636 35.951.912.116

EKUITAS DANA INVESTASI C.7

(15)

Catatan atas Laporan Keuangan

-

7 -

A. PENJELASAN UMUM

Dasar Hukum A.1. DASAR HUKUM

1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara. 2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan

Negara.

3. Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan.

4. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah.

5. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2013 tentang Tata Cara Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara.

6. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 171/PMK.05/2007 sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 233/PMK.05/2011 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 171/PMK.05/2007 tentang Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat.

7. Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-57/PB/2013 tentang Pedoman Penyusunan Laporan Keuangan Kementerian Negara/Lembaga.

Untuk mewujudkan tujuan di atas, Kementerian Perdagangan berkomitmen dengan visi “Perdagangan sebagai Motor penggerak pertumbuhan dan daya saing ekonomi serta pencipta kemakmuran rakyat yang berkeadilan.”

Misi:

1. Meningkatkan kinerja ekspor non-migas secara berkualitas. 2. Menguatkan pasar dalam negeri.

3. Menjaga ketersediaan bahan pokok dan penguatan jaringan distribusi nasional.

4. Optimalisasi reformasi birokrasi.

Sasaran Strategis:

1. Meningkatnya pertumbuhan ekspor non migas, sebagai salah satu sumber utama pertumbuhan nasional.

(16)

Catatan atas Laporan Keuangan

-

8 -

Pada tahun 2013 pertumbuhan ekspor non migas nominal ditargetkan 12,3 – 13,5 persen.

2. Diversifikasi pasar tujuan ekspor.

Pada tahun 2013 rasio konsentrasi penguasaan pangsa pasar 5 negara tujuan ekspor non-migas terbesar (CR5) ditargetkan sebesar 43 – 47 persen.

3. Diversifikasi produk ekspor.

Pada tahun 2013, kontribusi ekspor diluar 10 produk utama 53 – 60 persen.

4. Perbaikan layanan perizinan sektor perdagangan luar negeri.

Pada tahun 2013, jumlah perizinan online ditargetkan 70 izin dan waktu pelayanan ditargetkan maksimal 2 hari.

5. Peningkatan keunggulan komparatif produk ekspor non-migas.

Pada tahun 2013, jumlah komoditi dengan RCA > 1 selama 5 tahun berturut-turut ditargetkan sebanyak 590 – 605 komoditi.

6. Perbaikan citra produk ekspor Indonesia.

Pada tahun 2013, skor dimensi ekspor dalam Simon Anholt Nation Brand Index (NBI) ditargetkan sebesar 44 – 49.

7. Peningkatan peran dan kemampuan dalam diplomasi perdagangan Internasional.

Pada tahun 2013, jumlah hasil perundingan perdagangan internasional ditargetkan sebanyak 166.

8. Perbaikan layanan perizinan sektor perdagangan dalam negeri.

Pada tahun 2013, perizinan online ditargetkan berjumlah 17 perizinan dan waktu pelayanan ditargetkan maksimal 5 hari.

9. Peningkatan pertumbuhan PDB sektor perdagangan besar dan eceran. Pada tahun 2013, pertumbuhan PDB sektor perdagangan besar dan eceran ditargetkan sebesar 4,2 – 5,0 persen.

10. Peningkatan PDB industri kretatif.

Pada tahun 2013, kontribusi PDB Industri kreatif ditargetkan sebesar 8 persen.

11. Peningkatan perlindungan konsumen.

(17)

Catatan atas Laporan Keuangan

-

9 -

12. Peningkatan kinerja logistik Indonesia.

Pada tahun 2013, skor logistic performance index ditargetkan sebesar 2,76.

13. Penurunan koefisien variasi harga komoditas tertentu.

Pada tahun 2013, rata-rata koefisien variasi harga komoditas tertentu ditargetkan sebesar 5 – 9.

14. Penurunan rasio variasi harga komoditas tertentu di dalam dan luar negeri.

Pada tahun 2013, rata-rata rasio koefisien variasi harga komoditas tertentu di dalam dan luar negeri ditargetkan > 1.

15. Penurunan disparitas harga antar propinsi.

Pada tahun 2013, rata-rata rasio koefisien variasi harga propinsi/ nasional ditargetkan sebesar 1,5 – 2,5.

16. Peningkatan Kualitas Kinerja Organisasi.

Opini BPK atas Laporan Keuangan ditargetkan WTP dan Penilaian atas Akuntabulitas kinerja Kementerian mendapatkan kategori B.

17. Penguatan dan Peningkatan kualitas organisasi dan SDM.

Hasil survey atas organisasi yang berbasis kinerja ditargetkan sebesar 2,42 dan peningkatan profesionalisme, kompetensi, dan remunerasi yang sesuai dengan beban kerja dan tanggung jawab ditargetkan

A.3. PENDEKATAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN

Laporan Keuangan Tahun 2013 ini merupakan laporan yang mencakup seluruh aspek keuangan yang dikelola oleh Kementerian Perdagangan. Laporan Keuangan ini dihasilkan melalui Sistem Akuntansi Instansi (SAI) yaitu serangkaian prosedur manual maupun yang terkomputerisasi mulai dari pengumpulan data, pencatatan dan pengikhtisaran sampai dengan pelaporan posisi keuangan dan operasi keuangan pada Kementerian Negara/Lembaga.

(18)

Catatan atas Laporan Keuangan

-

10 -

Jumlah satuan kerja di lingkup Kementerian Perdagangan adalah 255 satker. Dari jumlah tersebut, yang menyampaikan laporan keuangan dan dikonsolidasikan sejumlah 255 satker (100%). Rincian satuan kerja tersebut dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3 Manajemen dan Akuntansi Barang Milik Negara (SIMAK-BMN). SAI dirancang untuk menghasilkan Laporan Keuangan Satuan Kerja yang terdiri dari Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, dan Catatan atas Laporan Keuangan. Sedangkan SIMAK-BMN adalah sistem yang menghasilkan informasi aset tetap, persediaan, dan lainnya untuk penyusunan neraca dan laporan barang milik negara serta laporan manajerial lainnya.

A.4. KEBIJAKAN AKUNTANSI

(19)

Catatan atas Laporan Keuangan

-

11 -

kaidah-kaidah pengelolaan keuangan yang sehat di lingkungan pemerintahan. Kebijakan-kebijakan akuntansi yang penting yang digunakan dalam penyusunan Laporan Keuangan Kementerian Perdagangan adalah sebagai berikut:

Kebijakan Akuntansi atas Pendapatan

(1) Kebijakan Akuntansi atas Pendapatan

 Pendapatan adalah semua penerimaan yang menambah ekuitas dana lancar dalam periode tahun yang bersangkutan yang menjadi hak pemerintah pusat dan tidak perlu dibayar kembali oleh pemerintah pusat.

 Pendapatan diakui pada saat kas diterima pada Kas Umum Negara (KUN).

 Akuntansi pendapatan dilaksanakan berdasarkan azas bruto, yaitu dengan membukukan penerimaan bruto, dan tidak mencatat jumlah nettonya (setelah dikompensasikan dengan pengeluaran).

 Pendapatan disajikan menurut klasifikasi sumber pendapatan.

Kebijakan Akuntansi atas Belanja

(2) Kebijakan Akuntansi atas Belanja

 Belanja adalah semua pengeluaran yang mengurangi ekuitas dana lancar dalam periode tahun yang bersangkutan yang tidak akan diperoleh pembayarannya kembali oleh pemerintah pusat.

 Belanja diakui pada saat terjadi pengeluaran kas dari KUN.

 Khusus pengeluaran melalui bendahara pengeluaran, pengakuan belanja terjadi pada saat pertanggungjawaban atas pengeluaran tersebut disahkan oleh Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN).

 Belanja disajikan menurut klasifikasi ekonomi/jenis belanja.

Kebijakan Akuntansi atas Aset

(3) Kebijakan Akuntansi atas Aset

(20)

Catatan atas Laporan Keuangan

-

12 -

sumber daya alam seperti hutan, kekayaan di dasar laut, dan kandungan pertambangan. Aset diakui pada saat diterima atau pada saat hak kepemilikan berpindah.

 Aset diklasifikasikan menjadi Aset Lancar, Investasi, Aset Tetap, Piutang Jangka Panjang dan Aset Lainnya.

Aset Lancar a. Aset Lancar

 Aset Lancar mencakup kas dan setara kas yang diharapkan segera untuk direalisasikan, dipakai, atau dimiliki untuk dijual dalam waktu 12 (dua belas) bulan sejak tanggal pelaporan.

 Kas disajikan di neraca dengan menggunakan nilai nominal. Kas dalam bentuk valuta asing disajikan di neraca dengan menggunakan kurs tengah BI pada tanggal neraca.

 Piutang dinyatakan dalam neraca menurut nilai yang timbul berdasarkan hak yang telah dikeluarkan surat keputusan penagihan atau yang dipersamakan, yang diharapkan diterima pengembaliannya dalam waktu 12 (dua belas) bulan setelah tanggal pelaporan dan disajikan sebagai Bagian Lancar Piutang.

 Tagihan Penjualan Angsuran (TPA) dan Tuntutan Ganti Rugi (TGR) yang akan jatuh tempo 12 (dua belas) bulan setelah tanggal neraca disajikan sebagai Bagian Lancar TPA/TGR.

 Persediaan adalah aset lancar dalam bentuk barang atau perlengkapan yang dimaksudkan untuk mendukung kegiatan operasional pemerintah, dan barang-barang yang dimaksudkan untuk dijual dan/atau diserahkan dalam rangka pelayanan kepada masyarakat.

 Persediaan dicatat di neraca berdasarkan hasil perhitungan fisik pada tanggal neraca dikalikan dengan:

harga pembelian terakhir, apabila diperoleh dengan

pembelian;

harga standar apabila diperoleh dengan memproduksi

sendiri;

(21)

Catatan atas Laporan Keuangan

-

13 -

Aset Tetap Aset Tetap

 Aset tetap mencakup seluruh aset berwujud yang dimanfaatkan oleh pemerintah maupun untuk kepentingan publik yang mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun.

 Aset tetap dilaporkan pada neraca berdasarkan harga perolehan atau harga wajar.

 Pengakuan aset tetap didasarkan pada nilai satuan minimum kapitalisasi sebagai berikut:

a. Pengeluaran untuk per satuan peralatan dan mesin dan peralatan olah raga yang nilainya sama dengan atau lebih dari Rp300.000 (tiga ratus ribu rupiah);

b. Pengeluaran untuk gedung dan bangunan yang nilainya sama dengan atau lebih dari Rp10.000.000 (sepuluh juta rupiah);

c. Pengeluaran yang tidak tercakup dalam batasan nilai minimum kapitalisasi tersebut di atas, diperlakukan sebagai biaya kecuali pengeluaran untuk tanah, jalan/irigasi/jaringan, dan aset tetap lainnya berupa koleksi perpustakaan dan barang bercorak kesenian.

Piutang Jangka

Panjang Piutang Jangka Panjang

 Piutang Jangka Panjang adalah piutang yang akan jatuh tempo atau akan direalisasikan lebih dari 12 bulan sejak tanggal pelaporan. Termasuk dalam Piutang Jangka Panjang adalah Tagihan Penjualan Angsuran (TPA), Tagihan Tuntutan Perbendaharaan/Tuntutan Ganti Rugi (TP/TGR) yang jatuh tempo lebih dari satu tahun.

(22)

Catatan atas Laporan Keuangan

-

14 -

 TP adalah tagihan yang ditetapkan oleh Badan Pemeriksa

Keuangan kepada bendahara yang karena lalai atau perbuatan melawan hukum mengakibatkan kerugian Negara/Daerah.

 TGR adalah suatu proses yang dilakukan terhadap pegawai negeri atau bukan pegawai negeri bukan bendahara dengan tujuan untuk menuntut penggantian atas suatu kerugian yang diderita oleh negara sebagai akibat langsung ataupun tidak langsung dari suatu perbuatan yang melanggar hukum yang dilakukan oleh pegawai tersebut atau kelalaian dalam pelaksanaan tugasnya.

Aset Lainnya Aset Lainnya

 Aset Lainnya adalah aset pemerintah selain aset lancar, aset tetap, dan piutang jangka panjang. Termasuk dalam Aset Lainnya adalah Aset Tak Berwujud, dan Aset Lain-lain.

 Aset Tak Berwujud merupakan aset yang dapat diidentifikasi dan tidak mempunyai wujud fisik serta dimiliki untuk digunakan dalam menghasilkan barang atau jasa atau digunakan untuk tujuan lainnya termasuk hak atas kekayaan intelektual.

 Aset Lain-lain berupa aset tetap pemerintah yang dihentikan dari penggunaan operasional pemerintah.

Kebijakan Akuntansi atas Kewajiban

(4) Kebijakan Akuntansi atas Kewajiban

 Kewajiban adalah utang yang timbul dari peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya mengakibatkan aliran keluar sumber daya ekonomi pemerintah.

 Kewajiban pemerintah diklasifikasikan kedalam kewajiban jangka pendek dan kewajiban jangka panjang.

a. Kewajiban Jangka Pendek

(23)

Catatan atas Laporan Keuangan

-

15 -

Kewajiban jangka pendek meliputi Utang Kepada Pihak Ketiga, Belanja yang Masih Harus Dibayar, Pendapatan Diterima di Muka, Bagian Lancar Utang Jangka Panjang, dan Utang Jangka Pendek Lainnya.

b. Kewajiban Jangka Panjang

Kewajiban diklasifikasikan sebagai kewajiban jangka panjang jika diharapkan untuk dibayar atau jatuh tempo dalam waktu lebih dari dua belas bulan setelah tanggal pelaporan.

 Kewajiban dicatat sebesar nilai nominal, yaitu sebesar nilai kewajiban pemerintah pada saat pertama kali transaksi berlangsung.

Kebijakan Akuntansi atas Ekuitas Dana

(5) Kebijakan Akuntansi atas Ekuitas Dana

 Ekuitas dana merupakan kekayaan bersih pemerintah, yaitu selisih antara aset dan kewajiban pemerintah.

 Ekuitas dana diklasifikasikan Ekuitas Dana Lancar dan Ekuitas Dana Investasi.

 Ekuitas Dana Lancar merupakan selisih antara aset lancar dan

kewajiban jangka pendek.

 Ekuitas Dana Investasi mencerminkan selisih antara aset tidak lancar dan kewajiban jangka panjang.

(6) Kebijakan Akuntansi atas Penyisihan Piutang Tidak Tertagih

 Penyisihan Piutang Tidak Tertagih adalah cadangan yang harus dibentuk sebesar persentase tertentu dari piutang berdasarkan penggolongan kualitas piutang. Penilaian kualitas piutang dilakukan dengan mempertimbangkan jatuh tempo dan upaya penagihan yang dilakukan pemerintah.

(24)

Catatan atas Laporan Keuangan

-

16 -

Tabel 4

Penggolongan Kualitas Piutang

Kualitas Piutang Uraian Penyisihan

Lancar Belum dilakukan pelunasan s.d. tanggal jatuh tempo 0,5%

Kurang Lancar Satu bulan terhitung sejak tanggal Surat Tagihan Pertama tidak dilakukan pelunasan 10%

Diragukan Satu bulan terhitung sejak tanggal Surat Tagihan Kedua tidak dilakukan pelunasan 50%

Macet 1. Satu bulan terhitung sejak tanggal Surat

Tagihan Ketiga tidak dilakukan pelunasan 100% 2. Piutang telah diserahkan kepada Panitia

Urusan Piutang Negara/DJKN

Kebijakan Akuntansi atas Penyusutan Aset Tetap

(7) Kebijakan Akuntansi atas Penyusutan Aset Tetap

 Penerapan penyusutan Barang Milik Negara berupa Aset Tetap pada seluruh entitas Pemerintah Pusat dilaksanakan mulai tahun 2013, sesuai dengan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 53/KMK.06/2012 tentang Penerapan Penyusutan Barang Milik Negara Berupa Aset Tetap pada Entitas Pemerintah Pusat.

 Penyusutan aset tetap adalah penyesuaian nilai sehubungan dengan penurunan kapasitas dan manfaat dari suatu aset tetap. Kebijakan penyusutan aset tetap didasarkan pada Peraturan Menteri Keuangan No.01/PMK.06/2013 tentang Penyusutan Barang Milik Negara Berupa Aset Tetap Pada Entitas Pemerintah Pusat.

 Penyusutan aset tetap tidak dilakukan terhadap: a. Tanah

b. Konstruksi dalam Pengerjaan (KDP)

c. Aset Tetap yang dinyatakan hilang berdasarkan dokumen sumber sah atau dalam kondisi rusak berat dan/atau usang yang telah diusulkan kepada Pengelola Barang untuk dilakukan penghapusan.

(25)

Catatan atas Laporan Keuangan

-

17 -

Tetap yang diperoleh setelah 31 Desember 2012, nilai yang disusutkan adalah berdasarkan nilai perolehan.

 Penghitungan dan pencatatan Penyusutan Aset Tetap dilakukan setiap akhir semester tanpa memperhitungkan adanya nilai residu.

 Penyusutan Aset Tetap dilakukan dengan menggunakan metode garis lurus yaitu dengan mengalokasikan nilai yang dapat disusutkan dari Aset Tetap secara merata setiap semester selama Masa Manfaat.

 Masa Manfaat Aset Tetap ditentukan dengan berpedoman Keputusan Menteri Keuangan Nomor: 59/KMK.06/2013 tentang Tabel Masa Manfaat Dalam Rangka Penyusutan Barang Milik Negara berupa Aset Tetap pada Entitas Pemerintah Pusat. Secara umum tabel masa manfaat tersebut tersaji pada Tabel 5.

Tabel 5

Penggolongan Masa Manfaat Kelompok Aset Tetap

Kelompok Aset Tetap Masa Manfaat

Peralatan dan Mesin 2 s.d. 20 tahun

Gedung dan Bangunan 10 s.d. 50 tahun

Jalan, Jaringan dan Irigasi 5 s.d 40 tahun

(26)

Catatan atas Laporan Keuangan

-

18

-B. PENJELASAN ATAS POS-POS LAPORAN REALISASI ANGGARAN

Realisasi

B.1 Pendapatan Negara dan Hibah

Realisasi Pendapatan Negara dan Hibah Kementerian Perdagangan pada TA 2013 adalah sebesar Rp68.410.539.906 atau sebesar 648,80 persen dari estimasi pedapatan yang ditetapkan sebesar Rp10.544.228.000. Keseluruhan Pendapatan Negara dan Hibah Kementerian Perdagangan adalah merupakan Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP) Lainnya.

Rincian Estimasi Pendapatan dan Realisasi PNBP lainnya sampai dengan tanggal pelaporan tersaji pada Tabel 6.

Tabel 6

Rincian Estimasi dan Realisasi Pendapatan

No Uraian Anggaran (Rp) Realisasi (Rp) %

1 Pendapatan Dari Pengelolaan BMN Serta Pendapatan Dari Penjualan 0 924.275.483 100,00 2 Pendapatan Jasa 10.544.228.000 62.868.949.126 596,24 3 Pendapatan Bunga 0 8.668 100,00 4 Pendapatan Pendidikan 0 1.324.682.828 100,00 5 Pendapatan Iuran Dan Denda 0 374.606.260 100,00 6 Pendapatan Lain-lain 0 2.918.017.541 100,00

Realisasi Bruto 10.544.228.000 68.410.539.906 648,80

Realisasi PNBP lebih tinggi dari Estimasinya disebabkan antara lain:

1. Terdapat realisasi penjualan dari lelang BMN yang dihapuskan sebesar Rp924.275.483 yang tidak diestimasikan sebelumnya.

2. Terdapat realisasi pendapatan bunga sebesar Rp8.668 yang tidak diestimasikan sebelumnya.

3. Terdapat realisasi pendapatan pendidikan sebesar Rp1.324.682.828 yang tidak diestimasikan sebelumnya.

4. Terdapat realisasi pendapatan lain-lain sebesar Rp2.918.017.541 yang tidak diestimasikan sebelumnya.

5. Untuk pendapatan jasa:

a. Terdapat realisasi anggaran pada Satuan Kerja (Satker) yang tidak membuat estimasi pendapatan sebelumnya, yaitu pada Satker:

1) Sekretariat Ditjen SPK sebesar Rp86.803.868

2) Balai Sertifikasi Mutu dengan realisasi pendapatan sebesar Rp3.228.095.740

3) Dit. Pengujian Mutu Barang dengan realisasi pendaptan sebesar Rp49.713.500

(27)

Catatan atas Laporan Keuangan

-

19

-5) Dit. Pengawasan Barang Beredar dan Jasa dengan realisasi

pendapatan sebesar Rp208.994.790

6) Dit. Standardisasi dengan realisasi pendaptan sebesar Rp540 7) BSML Regional I Medan dengan realisasi pendapatan sebesar

Rp9.750.908

8) BSML Regional III dengan realisasi pendapatan sebesar Rp8.014.568

9) BSML Regional II dengan realisasi pendapatan sebesar Rp32.843.473

10) BSML Regional III dengan realisasi pendapatan sebesar Rp6.989 11) Satker Dekonsentrasi Jawa Timur dengan realisasi belanja sebesar

Rp45.701 yang merupakan pengembalian belanja TA 2012

12) Satker Dekonsentrasi Sulawesi Utara sebesar Rp744 yang merupakan pengembalian belanja TA 2012.

b. Realisasi pendapatan anggaran pada Satker melebihi estimasinya antara lain yaitu:

Satker Estimasi Realisasi atas Estimasi Realisasi di % Estimasi

BPMB 6.600.000.000 6.988.436.548 388.436.548 105,89% Kalibrasi 2.215.368.000 2.823.795.701 608.427.701 127,46% Dit Metrologi 1.728.860.000 2.294.239.994 565.379.994 132,70%

Jumlah 10.544.228.000 12.106.472.243 1.562.244.243 114,82%

Berdasarkan Tabel 7 di bawah ini, Realisasi Pendapatan Negara dan Hibah TA 2013 mengalami penurunan sebesar Rp2.605.585.384 atau 3,67 persen dibandingkan TA 2012.

Tabel 7

Perbandingan Realisasi PNBP TA 2013 dan 2012

No Uraian 2013 Realisasi Belanja (Rp) 2012 Kenaikan/ Penurunan (Rp) %

924.275.483 451.618.833 472.656.650 104,66 2 Pendapatan Jasa 62.868.949.126 65.564.935.837 (2.695.986.711) (4,11) 3 Pendapatan Bunga 8.668 0 8.668 100,00 4 Pendapatan Pendidikan 1.324.682.828 1.564.000.000 (239.317.172) (15,30) 5 Pendapatan Iuran Dan Denda 374.606.260 552.607.598 (178.001.338) (32,21) 6 Pendapatan Lain-lain 2.918.017.541 2.882.963.022 35.054.519 1,22

(28)

Catatan atas Laporan Keuangan

-

20

-Realisasi Belanja

Rp2.702.461.830. 133

B.2. Belanja Negara

Realisasi Belanja Negara Kementerian Perdagangan pada TA 2013 adalah sebesar Rp2.702.461.830.133 atau sebesar 91,19 persen dari anggarannya setelah dikurangi pengembalian belanja. Anggaran Kementerian Perdagangan pada TA 2013 sebesar Rp2.963.458.632.000. Anggaran dan Realisasi Belanja TA 2013 menurut program tersaji pada Tabel 8.

Tabel 8

Rincian Anggaran dan Realisasi Belanja menurut Program TA 2013

Kode Uraian Program Anggaran (Rp) Realisasi (Rp) %

01.01.01 Program Dukungan Manajemen Dan Pelaksanaan Tugas Teknis

Lainnya Kementerian Perdagangan 471.525.310.000 421.911.743.010 89,48 01.01.03 Program Pengawasan Dan Peningkatan Akuntabilitas Aparatur

Kementerian Perdagangan 21.800.261.000 19.018.803.516 87,24 01.01.04 Program Pengkajian Dan Pengembangan Kebijakan

Perdagangan 27.681.942.000 23.414.425.356 84,58 01.01.06 Program Pengembangan Ekspor Nasional 31.436.593.000 28.746.815.838 91,44 01.01.07 Program Peningkatan Perdagangan Luar Negeri 46.785.625.000 42.150.522.485 90,09 01.01.08 Program Peningkatan Kerja Sama Perdagangan Internasional 26.304.722.000 22.644.563.284 86,09 01.01.09 Program Pengembangan Perdagangan Dalam Negeri 103.096.839.000 92.051.513.045 89,29 01.01.10 Program Peningkatan Efisiensi Pasar Komoditi 57.155.091.000 46.416.214.061 81,21 01.01.11 Program Peningkatan Perlindungan Konsumen 84.178.363.000 70.611.680.091 83,88 04.01.02 Program Peningkatan Sarana Dan Prasarana Aparatur Kementerian

Perdagangan 71.188.588.000 68.853.495.916 96,72 04.01.03 Program Pengawasan Dan Peningkatan Akuntabilitas Aparatur

Kementerian Perdagangan 12.689.465.000 10.327.967.594 81,39 04.01.04 Program Pengkajian Dan Pengembangan Kebijakan

Perdagangan 36.046.015.000 33.725.125.489 93,56 04.01.06 Program Pengembangan Ekspor Nasional 321.891.133.000 293.220.207.276 91,09 04.01.07 Program Peningkatan Perdagangan Luar Negeri 132.014.375.000 126.254.861.643 95,64 04.01.08 Program Peningkatan Kerja Sama Perdagangan Internasional 235.297.692.000 213.900.800.648 90,91 04.01.09 Program Pengembangan Perdagangan Dalam Negeri 1.106.353.870.000 1.036.661.775.120 93,70 04.01.10 Program Peningkatan Efisiensi Pasar Komoditi 26.789.760.000 24.334.048.311 90,83 04.01.11 Program Peningkatan Perlindungan Konsumen 151.222.988.000 128.217.267.450 84,79

(29)

Catatan atas Laporan Keuangan

-

21

-Realisasi Belanja Negara Kementerian Perdagangan sebesar

Rp2.702.461.830.133 terdiri dari:

1. Belanja Transaksi Kas sebesar Rp2.682.576.967.366. 2. Belanja Transaksi Non Kas sebesar Rp19.884.862.767.

Tabel 9

Rincian Anggaran dan Realisasi Belanja TA 2013

Uraian Anggaran (Rp) Realisasi (Rp) %

Belanja Pegawai 299.149.029.000 262.169.612.919 87,64 Belanja Barang 1.780.929.256.000 1.612.788.042.224 90,56 Belanja Modal 883.380.347.000 832.160.024.219 94,20

Realisasi Bruto 2.963.458.632.000 2.707.117.679.362 91,35

Pengembalian 0 4.655.849.229 100,00

Realisasi Netto 2.963.458.632.000 2.702.461.830.133 91,19

Komposisi anggaran dan realisasi belanja dapat dilihat dalam Grafik 1.

Dibandingkan dengan TA 2012, realisasi belanja TA 2013 mengalami kenaikan sebesar 24,18 persen. Perbandingan Realisasi Belanja TA 2013 dan 2012 tersaji pada Tabel 10.

Tabel 10

Perbandingan Realisasi Belanja TA 2013 dan 2012

No Uraian 2013 Realisasi Belanja (Rp) 2012 Kenaikan/ Penurunan (Rp) %

51 Belanja Pegawai 261.708.726.215 198.765.211.821 62.943.514.394 31,67 52 Belanja Barang 1.608.675.157.244 1.308.671.024.350 300.004.132.894 22,92 53 Belanja Modal 832.077.946.674 668.890.484.076 163.187.462.598 24,40

Jumlah 2.702.461.830.133 2.176.326.720.247 526.135.109.886 24,18

-500.000.000.000 1.000.000.000.000 1.500.000.000.000 2.000.000.000.000

Belanja Pegawai Belanja Barang Belanja Modal

Grafik 1

Komposisi Anggaran dan Realisasi Belanja TA 2013

(30)

Catatan atas Laporan Keuangan

-

22

-sebesar Rp261.708.726.215 dan Rp198.765.211.821. Kenaikan -sebesar Rp62.943.514.394 atau 31,67 persen. Rincian Belanja Pegawai disajikan dalam Tabel 11.

Tabel 11

Perbandingan Belanja Pegawai TA 2013 dan TA 2012

Uraian 2013 Realisasi Belanja (Rp) 2012 Kenaikan/ Penurunan (Rp) %

Belanja Gaji dan Tunjangan

PNS 194.791.948.687 186.905.489.203 7.886.459.484 4,22 Belanja Gaji dan Tunjangan

Pegawai Non PNS 157.500.000 128.848.975 28.651.025 22,24 Belanja Honorarium 4.418.000.000 4.533.725.000 (115.725.000) (2,55) Belanja Lembur 6.404.586.657 6.084.434.915 320.151.742 5,26 Belanja Vakasi 602.852.294 593.381.817 9.470.477 1,60 Belanja Tunj. Khusus &

Belanja Pegawai Transito 55.794.725.281 833.698.386 54.961.026.895 6.592,44

Realisasi Bruto 262.169.612.919 199.079.578.296 63.090.034.623 31,69

Pengembalian 460.886.704 314.366.475 146.520.229 46,61

Realisasi Netto 261.708.726.215 198.765.211.821 62.943.514.394 31,67

sebesar Rp1.608.675.157.244 dan Rp1.308.671.024.350. Kenaikan sebesar Rp300.004.132.894 atau 22,92 persen. Rincian Belanja Barang disajikan dalam Tabel 12.

Tabel 12

Perbandingan Belanja Barang TA 2013 dan TA 2012

Uraian 2013 Realisasi Belanja (Rp) 2012 Kenaikan/ Penurunan (Rp) %

Belanja Barang Operasional 81.327.248.735 75.604.464.547 5.722.784.188 7,57 Belanja Barang Non

Operasional 328.121.998.593 348.066.986.152 (19.944.987.559) (5,73) Belanja Jasa 800.825.374.575 557.446.943.540 243.378.431.035 43,66 Belanja Jasa untuk

Pencatatan Jasa dari Hibah 19.884.862.767 0 19.884.862.767 100,00 Belanja Pemeliharaan 48.432.787.411 38.649.909.898 9.782.877.513 25,31 Belanja Perjalanan Dalam

Negeri 221.950.299.522 190.603.773.261 31.346.526.261 16,45 Belanja Perjalanan Luar

Negeri 91.614.554.841 88.065.691.685 3.548.863.156 4,03 Belanja Barang untuk

diserahkan kepada

masyarakat/Pemda 10.456.356.000 6.190.713.600 4.265.642.400 68,90 Belanja Barang Penunjang

Dana Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan untuk diserahkan kepada pemerintah daerah

(31)

Catatan atas Laporan Keuangan

-

23

-Uraian Realisasi Belanja (Rp) Kenaikan/ Penurunan

2013 2012 (Rp) %

Belanja Barang Lainnya untuk diserahkan kepada

masyarakat/Pemda 9.140.901.000 6.913.054.500 2.227.846.500 32,23

Realisasi Bruto 1.612.788.042.224 1.312.074.572.183 300.713.470.041 22,92

Pengembalian 4.112.884.980 3.403.547.833 709.337.147 20,84

Realisasi Netto 1.608.675.157.244 1.308.671.024.350 300.004.132.894 22,92

Kenaikan Belanja Barang sebesar 22,92 % disebabkan antara lain adanya: 1. Hibah langsung dari JICA.

2. Kementerian Perdagangan cq Direktorat Jenderal Kerjasama Perdagangan Internasional mendapat kesempatan menjadi penyelenggara Konferensi

Tingkat Menteri World Trade Organization (WTO) ke-9 diselenggarakan di

Nusa Dua Bali pada tanggal 3-7 Desember 2013.

3. Kementerian Perdagangan cq Direktorat Jenderal Pengembangan Ekspor

Nasional terdapat kegiatan kampanye Nation Branding di media-media TV

internasional seperti CNN, CNBC, BBC, dan Bloomberg. Materi Nation

Branding yang memuat potensi perdagangan Indonesia diharapkan dapat meningkatkan citra Indonesia sebagai negara produsen yang handal

sekaligus mitra dagang yang dapat dipercaya.

Belanja Barang Lainnya untuk diserahkan kepada masyarakat/Pemda berupa Rumah dan Peralatan Dryer pada BAPPEBTI.

Belanja Barang terdiri dari:

No Nama Proyek Donor Register Alokasi Realisasi

1 Multi Donor Facility Trade and Investment Climate (MDFTIC)

World

Bank 70860201 785.980.000 482.028.100 2 Trade Support Programme II (TSP II) Eropa Uni 70941901 1.808.830.000 637.241.353

Total 2.594.810.000 1.119.269.453

Hibah Langsung :

No Nama Proyek Donor Register Nilai Hibah (Rp) SP3JL-BJS Keterangan

No Tgl.

4.685.978.846 0085/PU.6/2013 24/06/2013 Pengesahan I

2.755.000.000 0662/PU.6/2013 31/12/2013 Pengesahan II

2

Project On Service Improvement of Directorate General National Export Development (DGNED)

JICA 73592601 12.443.883.921 0084/PU.6/2013 24/06/2013 Pengesahan I

(32)

Catatan atas Laporan Keuangan

-

24

-Belanja Modal

Rp832.077.946. 674

B.2.3 Belanja Modal

Realisasi Belanja Modal TA 2013 dan TA 2012 adalah masing-masing sebesar

Rp832.077.946.674 dan Rp668.890.484.076. Kenaikan sebesar

Rp163.187.462.598 atau 24,40 persen. Rincian Belanja Modal disajikan dalam Tabel 13.

Tabel 13

Perbandingan Realisasi Belanja Modal TA 2013 dan 2012

Uraian 2013 Realisasi Belanja (Rp) 2012 Kenaikan/ Penurunan (Rp) %

Belanja Modal Tanah 24.097.790.000 782.916.000 23.314.874.000 2.977,95 Belanja Modal Peralatan dan

Mesin 46.463.955.870 42.650.411.366 3.813.544.504 8,94 Belanja Modal Gedung dan

Bangunan 742.936.496.161 611.209.555.145 131.726.941.016 21,55 Belanja Modal Jalan, Irigasi

dan Jaringan 478.145.000 1.128.953.999 (650.808.999) -57,65 Belanja Modal Lainnya 18.183.637.188 13.148.869.487 5.034.767.701 38,29

Realisasi Bruto 832.160.024.219 668.920.705.997 163.239.318.222 24,40

Pengembalian 82.077.545 30.221.921 51.855.624 171,58

832.077.946.674 668.890.484.076 163.187.462.598 24,40

Kenaikan Belanja Modal sebesar 24,40 % disebabkan antara lain adanya: 1. Pembelian secara bertahap Tanah Pertamina untuk lahan parkir Kemendag. 2. Kegiatan Renovasi Gedung Kementerian Perdagangan.

(33)

Catatan atas Laporan Keuangan

- 25 -

C. PENJELASAN ATAS POS- POS NERACA

Aset Lancar

Rp87.194.464.777 C.1. Aset Lancar

Saldo Aset Lancar per 31 Desember 2013 dan 2012 masing-masing sebesar Rp87.194.464.777 dan Rp50.380.933.735.

Aset lancar merupakan aset yang diharapkan segera untuk dapat direalisasikan atau dimiliki untuk dipakai atau dijual dalam waktu 12 (dua belas) bulan sejak tanggal pelaporan.

Rincian Aset Lancar pada Kementerian Perdagangan per 31 Desember 2013 dan 2012 tersaji pada Tabel 14.

Tabel 14

Rincian Aset Lancar per 31 Desember 2013 dan 2012

No Uraian 31-12-2013 (Rp) 31-12-2012 (Rp) Penurunan (Rp) Kenaikan/ %

1 Kas di Bendahara Pengeluaran 7.310.288.374 10.005.599.488 (2.695.311.114) (26,94)

2 Kas di Bendahara Penerimaan 2.832.027.845 3.555.160.551 (723.132.706) (20,34)

3 Kas Lainnya dan Setara Kas 37.335.236.964 342.208.496 36.993.028.468 10.810,08

4 Uang muka belanja (prepayment) 25.580.678.257 30.244.896.533 (4.664.218.276) (15,42)

5 Persediaan 13.396.063.435 5.832.728.260 7.563.335.175 129,67

6 Piutang Bukan Pajak (Netto) 646.859.797 370.194.892 276.664.905 74,73

93.310.105 30.145.515 63.164.590 209,53

Jumlah 87.194.464.777 50.380.933.735 36.813.531.042 73,07

Kas di Bendahara Pengeluaran Rp7.310.288.374

C.1.1. Kas di Bendahara Pengeluaran

Saldo Kas di Bendahara Pengeluaran per 31 Desember 2013 dan 2012 masing-masing sebesar Rp7.310.288.374 dan Rp10.005.599.488 yang merupakan kas yang dikuasai, dikelola, dan di bawah tanggung jawab Bendahara Pengeluaran yang berasal dari sisa UP/TUP yang belum dipertanggungjawabkan atau belum disetorkan kembali ke Kas Negara per tanggal neraca. Rincian saldo Kas di Bendahara Pengeluaran per Eselon I tersaji pada Tabel 15.

Tabel 15

Rincian Kas di Bendahara Pengeluaran per Eselon I

(34)

Catatan atas Laporan Keuangan

- 26 -

Kas di Bendahara pengeluaran tersebut disetor ke rekening Kas Negara sebesar Rp4.229.063.250 dengan rincian sebagai berikut:

Tabel 16

Rincian Kas di Bendahara Pengeluaran

No Uraian Saldo Per 31 Des 2013 Penyetoran Saldo

1 SETJEN 3.925.508.816 1.018.740.939 2.906.767.877

2 DITJEN PDN 1.015.692.111 955.733.164 59.958.947

3 DITJEN DAGLU 9.399.500 9.399.500 0

4 DITJEN PEN 1.894.781.783 1.894.781.783 0

5 DITJEN SPK 464.906.164 350.407.864 114.498.300

Jumlah 7.310.288.374 4.229.063.250 3.081.225.124

Rincian penyetoran Kas di Bendahara Pengeluaran sebesar Rp4.229.063.250

tersebut sampai dengan tanggal 28 Februari 2014 ke rekening Kas Negara sebagai berikut:

A. SEKRETARIAT JENDERAL

Tabel 17

Rincian Setoran Kas di Bendahara Pengeluaran Sekretariat Jenderal

Satuan Kerja 31-12-2013 (Rp) Penyetoran NTPN Tgl Setor Saldo

Atdag Washington 132.492 139.821 0601120200080809 07/01/2014 (7.329)

Atdag Ottawa 241.871.955 244.890.939 0212070503141012 10/01/2014 (3.018.984)

Atdag Moscow 3.664.687 3.664.687

Atdag London 151.699.429 151.699.429

Atdag Brussel 236.752.165 236.752.165

Atdag Den Haag 361.611 376.966 1313081514080200 16/01/2014 (15.355)

Atdag Berlin 4.534.276 4.759.191 0714071107040402 10/01/2014 (224.915)

Atdag Jenewa (58.617) (58.617)

ITN Jenewa (3.513.113) (3.513.113)

Atad Paris 83.460.824 84.058.204 1209090610001400 10/01/2014 (597.380)

Atdag Madrid 120.435 120.435

KDEI 2.402.632.138 2.402.632.138

Atdag New Delhi 206.178.402 206.178.402

Atdag Tokyo 266.037.399 269.508.398 0313150409100105 10/01/2014 (3.470.999)

Atdag Seoul 32.212.599 32.499.771 0503051103140402 10/01/2014 (287.172)

Atdag Beijing (400.285) (400.285)

Konsuldag

Hongkong 97.002.112 162.272.573 1507040615130510 07/01/2014 (65.270.461)

Atdag Canberra 158.862.155 164.837.198 0908010008090700 08/01/2014 (5.975.043)

Atdag Kualalumpur 8.074.465 8.586.849 0807050005061213 07/01/2014 (512.384)

Atdag Singapura (643.293) (643.293)

Atdag Manila 46.163.411 46.811.029 0215071315010115 16/01/2014 (647.618)

Atdag Riyadh (9.636.431) (9.636.431)

Jumlah 3.925.508.816 1.018.740.939 2.906.767.877

(35)

Catatan atas Laporan Keuangan

- 27 -

UP TA 2014 yang dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal Perbendaharaan Kementerian Keuangan Republik Indonesia.

2. Uang Persediaan dengan saldo negatif dengan jumlah (Rp94.279.379) merupakan selisih akibat selisih kurs yang akan diperhitungkan di TA.2014 sebagai pendapatan dari selisih kurs.

B. DIREKTORAT JENDERAL PERDAGANGAN DALAM NEGERI

Tabel 18

Rincian Setoran Kas di Bendahara Pengeluaran Ditjen PDN

Satuan Kerja 31-12-2013 (Rp) Penyetoran NTPN Tgl Setor Saldo

Kota Bima 59.605.646 59.605.646 1102131308061510 03/01/2014 -

Dit. Bahan Pokok 61.905.847 2.223.400 0610150108020515 07/01/2014 59.682.447

Ses. PDN 800.739.355 800.739.355 1009130811081310 10/01/2014 -

Dit. Logistik 20.050 20.050 0806021501010015 08/01/2014 -

Dit. Binus 65.274.613 65.274.613 0505001007090402 16/01/2014 -

Prop. R i a u 1.970.000 1.970.000 0601040703100208 07/01/2014 -

Kab. Tegal 9.890.000 9.890.000 0013150211010206 06/01/2014 -

Prop. Sulawesi

Selatan 16.010.100 16.010.100 0300130601150508 09/01/2014 -

Kab. Bintan 276.500 276.500

Jumlah 1.015.692.111 955.733.164 59.958.947

Sampai dengan tanggal pelaporan belum diperoleh Surat Setoran Bukan Pajak atas saldo Kas di Bendahara Pengeluaran Direktorat Bahan Pokok.

C. DIREKTORAT JENDERAL PERDAGANGAN LUAR NEGERI

Tabel 19

Rincian Setoran Kas di Bendahara Pengeluaran Ditjen DAGLU

Satuan Kerja 31-12-2013 (Rp) Penyetoran NTPN Tgl Setor Saldo

Prov. Sulawesi

Tenggara 9.399.500 9.399.500 - 06/01/2014 -

Jumlah 9.399.500 9.399.500 -

Sampai dengan tanggal pelaporan belum diperoleh nomor NTPN atas setoran Kas Bendahara Pengeluaran Provinsi Sulawesi Tenggara.

D. DIREKTORAT JENDERAL PENGEMBANGAN EKSPOR NASIONAL

Tabel 20

Rincian Setoran Kas di Bendahara Pengeluaran Ditjen PEN

Satuan Kerja 31-12-2013 (Rp) Penyetoran NTPN Tgl Setor Saldo

Set. Ditjen PEN 1.540.870.911 500.000.000 0302010200001515 06/01/2014 -

250.000.000 1510070613020910 06/01/2014

790.870.911 1412021010021210 07/01/2014

Ditjen PEN 353.910.872 250.000.000 1106100307020300 09/01/2014 -

103.910.872 0202131415090906 07/01/2014

(36)

Catatan atas Laporan Keuangan

- 28 -

E. DIREKTORAT JENDERAL STANDARDISASI DAN PERLINDUNGAN KONSUMEN

Tabel 21

Rincian Setoran Kas di Bendahara Pengeluaran Ditjen SPK

Satuan Kerja 31-12-2013 (Rp) Penyetoran NTPN Tgl Setor Saldo

Dit. Standardisasi 305.744.999 305.744.999 0401041515060308 07/01/2014 0

Dit. Pengawasan

Barang 42.069.460 4.967.942 1011091015011300 03/01/2014 (200)

37.101.718 1213000914060207 14/01/2014

BPKN 2.593.205 2.593.205 1500131000070810 07/01/2014 0

Prov. Riau

(099025) 114.498.500 - 114.498.500

Jumlah 464.906.164 350.407.864 114.498.300

Catatan:

1. Pada Satker Direktorat Pengawasan Barang terdapat selisih minus/kelebihan setor Uang Persediaan nilai setor sebesar (Rp200).

2. Sampai dengan tanggal pelaporan belum diperoleh Surat Setoran Bukan Pajak atas saldo Kas di Bendahara Pengeluaran Dekonsentrasi Provinsi Riau. masing-masing sebesar Rp2.832.027.845 dan Rp3.555.160.551 yang mencakup seluruh kas, baik saldo rekening di bank maupun saldo uang tunai, yang berada di bawah tanggung jawab Bendahara Penerimaan yang sumbernya berasal dari pelaksanaan tugas pemerintahan berupa Penerimaan Negara Bukan Pajak. Saldo kas ini mencerminkan saldo yang berasal dari pungutan yang sudah diterima oleh bendahara penerimaan selaku wajib pungut yang belum disetorkan ke Kas Negara per tanggal neraca. Saldo Kas di Bendahara Penerimaan lingkup per Eselon I tersaji pada Tabel 22.

Tabel 22

Rincian Kas di Bendahara Penerimaan per Eselon I

No Uraian 31-12-2013 (Rp) 31-12-2012 (Rp) Penurunan (Rp) Kenaikan/ %

1 SETJEN 2.818.252.845 3.367.391.792 (549.138.947) (16,31)

2 DITJEN DAGLU 12.385.000 62.425.000 (50.040.000) (80,16)

3 DITJEN PEN 0 71.843.759 (71.843.759) (100,00)

4 BAPPEBTI 0 53.500.000 (53.500.000) (100,00)

5 DITJEN SPK 1.390.000 0 1.390.000 100,00

Jumlah 2.832.027.845 3.555.160.551 (723.132.706) (20,34)

(37)

Catatan atas Laporan Keuangan

- 29 -

Tabel 23

Rincian Kas di Bendahara Penerimaan

No Eselon I Satker Desember 2013 Saldo 31 Penyetoran Saldo

1 SETJEN Pusdiklat 479.000 479.000 -

KDEI 2.817.773.845 2.817.773.845 -

2 DITJEN DAGLU Set. Daglu 12.385.000 12.385.000 -

3 DITJEN SPK BPMBEI 840.000 840.000 -

Kalibrasi 550.000 550.000 -

Jumlah 2.832.027.845 2.832.027.845 -

Rincian penyetoran Kas di Bendahara Penerimaan tersebut sampai dengan tanggal 28 Februari 2013 ke rekening Kas Negara sebagai berikut:

Tabel 24

Rincian Setoran Kas di Bendahara Penerimaan

No Satker Jumlah Disetor NTPN Nilai Tgl. Setor

1 Pusdiklat 479.000 1201101308100812 479.000 02/01/2014

2 KDEI 2.817.773.845 1107041302041307 0208120602010103 2.360.191.169 932.334 16/01/2014 16/01/2014

1515111301010903 456.650.342 16/01/2014

3 Set. Daglu 12.385.000 0313051115030504 12.385.000 02/01/2014

4 BPMBEI 840.000 1008100404150111 840.000 03/01/2014

5 Kalibrasi 550.000 1511100007090604 550.000 03/01/2014

Jumlah 2.832.027.845 2.832.027.845

Kas Lainnya dan Setara Kas

Rp37.335.236.964

C.1.3 Kas Lainnya dan Setara Kas

Saldo Kas Lainnya dan Setara Kas per 31 Desember 2013 dan 2012 masing-masing sebesar Rp37.335.236.964 dan Rp342.208.496 yang merupakan kas berada di bawah tanggung jawab bendahara pengeluaran yang bukan berasal dari UP/TUP, baik saldo rekening di bank maupun uang tunai. Rincian Kas Lainnya dan Setara Kas tersaji pada Tabel 25.

Tabel 25

Rincian Kas Lainnya dan Setara Kas

No Uraian 31-12-2013 (Rp) 31-12-2012 (Rp) Penurunan (Rp) Kenaikan/ %

1 SETJEN 33.199.765.571 23.602.500 33.176.163.071 140.562,07

(38)

Catatan atas Laporan Keuangan

- 30 -

Tahun 2013 pada Eselon I Sekretariat Jenderal Satuan Kerja Setjen Biro terdapat tunjangan kinerja sebesar Rp51.621.894.391, realisasi yang telah dibayarkan sebesar Rp18.560.525.570. Sisa tunjangan kinerja sebesar Rp33.061.368.821 yang terdapat pada akun Kas Lainnya dan Setara Kas dengan rincian sebagai berikut :

No Jenis T.A. 2013 T.A. 2012

1 Tunjangan Kinerja Juli - Desember 2013 belum dibayar 22.351.655.160 0 masing-masing sebesar Rp25.580.678.257 dan Rp30.244.896.533. Rincian Uang Muka Belanja (Prepayment) tersaji pada Tabel 26.

Tabel 26

Rincian Uang Muka Belanja (Prepayment) per Eselon I

No Uraian 31-12-2013 (Rp) 31-12-2012 (Rp) Penurunan (Rp) Kenaikan/ %

1 SETJEN 24.199.830.000 28.029.594.687 (3.829.764.687) (13,66)

2 DITJEN PEN 1.380.848.257 2.215.301.846 (834.453.589) (37,67)

Jumlah 25.580.678.257 30.244.896.533 (4.664.218.276) (15,42)

Penjelasan Uang Muka Belanja sebagai berikut:

1. SEKRETARIAT JENDERAL

Uang Muka Belanja pada Sekretariat Jenderal merupakan uang muka belanja pada Satuan Kerja KDEI.

KDEI Taipei menyewa Gedung milik Sunrise Printing Co. Ltd seluas 490.64 Ping atau kurang lebih 1.472 m2 di Lantai 6 Twin Head Builidng.

Ruiguang Road No.550. Neihu Distrik Taipei City termasuk tujuh tempat parkir mobil di lantai B4 dan satu tempat parkir VIP di BI. penggunaan delapan buah lift. dan security 24 jam selama 15 tahun dari tahun 2005 hingga tahun 2019. Pada tahun kedua terdapat kesepakatan apabila sisa 13 tahun dibayar sekaligus. KDEI Taipei dibebaskan dari kewajiban pembayaran pajak selama 10 tahun. KDEI Taipei melakukan pembayaran dalam dua termin tanggal 27 Februari 2007 dan 15 Februari 2008 dengan

total pembayaran NTS 176.646.000 atau setara dengan

(39)

Catatan atas Laporan Keuangan

- 31 -

Keterangan Periode NTS Kurs Eq Rupiah

Sewa dibayar dimuka 2007-2013 90.120.000 276,3178 24.901.760.000

2014-2019 86.526.000 279,6828 24.199.830.000

Jumlah 176.646.000 49.101.590.000

Amortisasi sewa dimuka 2007 s/d 2013 90.120.000 276,3178 24.901.760.000

Sewa dibayar dimuka per 30 Juni 2013 24.199.830.000

2. DIREKTORAT JENDERAL PENGEMBANGAN EKSPOR NASIONAL

Uang muka belanja pada satker Ditjen PEN senilai Rp1.380.848.257

tersebut merupakan sewa dibayar dimuka atas biaya sewa gedung kantor Indonesia Trade Promotion Center (ITPC), dengan rincian sebagai berikut :

No ITPC Keterangan Periode Kontrak Nilai Sewa Dimuka per 31 Des 2013

1 Budapest Sewa Jan-Feb 2014 103.385.934 103.385.934

Common Cost Jan-Feb 2014 19.005.852 19.005.852

Sewa Maret 2014 52.425.156 52.425.156

Common Cost Maret 2014 9.637.494 9.637.494

2 Los Angeles Biaya Komunal Jan-Des 2014 309.300.000 309.300.000

3 Lyon Sewa kantor Jan - Mar 2014 111.706.587 111.706.587

4 Milan Sewa kantor 8 des 2013 - 7 Jan 2014 70.020.582 16.338.136

8 jan - 7 feb 2014 70.020.582 70.020.582

5 Dubai Sewa kantor 1 okt 2013 - 30 sep 2014 380.807.113 285.605.335

6 Johannesburg Sewa kantor Des 2013 - Jan 2014 117.034.685 50.527.783

7 Vancouver Sewa kantor Januari 2014 75.067.711 75.067.711

8 Sydney Sewa kantor Des 2013 - Feb 2014 263.993.659 175.995.773

9 Santiago Sewa kantor Des 2013 - Feb 2014 152.747.872 101.831.915

Sewa dimuka per 31 Desember 2013 1.380.848.257

Piutang Bukan Pajak

Rp708.818.565 C.1.5 Piutang Bukan Pajak

(40)

Catatan atas Laporan Keuangan

- 32 -

4 BAPPEBTI 119.200.000 122.074.100 (2.874.100) (2,35)

5 BPPKP 0 2.900.000 (2.900.000) (100,00)

6 DITJEN SPK 104.405.000 0 104.405.000 0,00

Jumlah 708.818.565 388.611.870 320.206.695 82,40

1. DIREKTORAT JENDERAL PERDAGANGAN DALAM NEGERI

Piutang pada Ditjen PDN merupakan piutang karena adanya klaim terhadap Bank Garansi jaminan pelaksanaan pekerjaan sebesar

Rp485.213.565 karena pekerjaan pembangan pasar tradisional modern

Ampana pada Dinas Koperasi, UMKM, Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Tojo Una-Una tidak dapat diselesaikan oleh kontraktor.

2. BADAN PENGAWAS PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI

Piutang pada BAPPEBTI merupakan piutang denda sanksi administratif atas keterlaatan penyampaian Laporan Keuangan pelaku usaha usaha perdagangan berjangka komoditi senilai Rp119.200.000 dengan rincian sebagai berikut:

No. Nama Perusahaan Nilai

1. PT Buana Investment Global Futures (BIG) 58.500.000

2. PT Jils Futures 25.900.000

3. PT Pasific Duaribu Futures 100.000

4. PT Axo Capital Futures 4.000.000

5. PT Global Artha Futures 1.500.000

6. PT Rex Capital Futures 21.200.000

7. PT Soegee Futures 1.200.000

8. PT Starpeak Equity Futures 5.400.000

9. PT Maharatu Berjangka 1.400.000

Total 119.200.000

3. DIREKTORAT JENDERAL STANDARDISASI DAN PERLINDUNGAN KONSUMEN

a.

Balai Pengujian Mutu Barang

(41)

Catatan atas Laporan Keuangan

- 33 -

No Nama Debitur Nilai

1 PT. SGS Indonesia 375.000

2 Semesta Jaya Lestari (JPA Yogya) 3.140.000

3 TUV Rheinland 9.350.000

4 Kementrian Energi & Sumber Daya Mineral 2.200.000

5 Total Multi Anugrah 200.000

6 Balai Besar Kimia dan Kemasan 625.000

7 Kurnia Jaya 250.000

8 Surya Utama Sentosa 795.000

9 Sumber Urip Sejati 4.100.000

10 Cahaya Nusantara Cipta ( Lspro PPMB) 4.100.000

11 Comextra Mayora 2.925.000

12 Ridho Agung Mitra Abadi 620.000

13 PT. Embrio Biotekindo 500.000

14 Smart Surabaya 27.950.000

15 PT. Titani Alam Semesta 360.000

16 PD. Sutiono 350.000

Jumlah 57.840.000

b.

Balai Kalibrasi

Piutang pada Balai Kalibrasi berupa piutang jasa kalibrasi sebesar

Rp46.565.000 dengan rincian sebagai berikut:

No Debitur Piutang

1 Badan Lingkungan Hidup Daerah Prov Jb 3.760.000

2 Balai Pengkajian Bioteknologi Puspitek 300.000

3 BPLHD Provinsi DKI/Akurasi Prima 975.000

4 Lab Klinik Prodia Bandar Lampung 150.000

5 Lab Klinik Prodia Banjarbaru 150.000

6 Lab Klinik Prodia Danau Sunter 150.000

7 Lab Klinik Prodia Jakarta Pusat 150.000

8 Lab Klinik Prodia Kupang 150.000

9 Lab Klinik Prodia Pekanbaru 300.000

10 Lab Klinik Prodia Puri Indah 150.000

11 Lab Klinik Prodia Semarang 150.000

12 Lab Klinik Prodia Singaraja Bali 150.000

13 Lab. Sipil Unsoed (PT. Ujayama GS) 225.000

14 PT. Akurasi Prima 2.010.000

15 PT. Astra International Tbk-Isuzu 2.625.000

16 PT. Aventis Pharma 150.000

17 PT. Dawee Elektronic Indonesia 840.000

18 PT. Eldepe Kalibrasi Instrumenindo 150.000

19 PT. Elekma 1.375.000

20 PT. Hanyung Electronic Indonesia/GMI 250.000

21 PT. Ksin Indonesia/PT. GMI 2.070.000

22 PT. Maju Teknik Utama Indonesia 650.000

23 PT. Molex Ayus/PT. Mitrajaya 225.000

24 PT. Mutu Global/PT. Ujayama GS 650.000

25 PT. Neka Boga Perisa 3.120.000

26 PT. Nicholas Lab. Indonesia 6.420.000

(42)

Catatan atas Laporan Keuangan

- 34 -

28 PT. Pangan Sari Utama 250.000

29 PT. Permata Zahra 1.350.000

30 PT. SC Johnson 6.655.000

31 PT. Super Exim Sari 740.000

32 PT. Tirta Amarta Bottling Company 415.000

33 PT. Toyota Boshoku Indonesia 375.000

34 PT. Trada Nusantara Teknika 300.000

35 PT. Tripanca 1.325.000

36 PT. Universal Teknical Servis(Fauzi Amir) 3.840.000

37 PT. Vision Ease Asia/PT. GMI 250.000

C.1.6. Penyisihan Piutang Tidak Tertagih – Piutang Bukan Pajak

Saldo Penyisihan Piutang Tidak Tertagih – Piutang Bukan Pajak per 31 Desember 2013 dan 2012 masing-masing sebesar (Rp61.958.768) dan (Rp18.416.978) yang merupakan estimasi atas ketidaktertagihan piutang jangka pendek yang ditentukan oleh kualitas masing-masing piutang.

Rincian Penyisihan Piutang Tidak Tertagih – Piutang Bukan Pajak tersaji pada Tabel 28.

Tabel 28

Rincian Piutang Tidak Tertagih – Piutang Bukan Pajak

No. Nama E1 31-12-2013 (Rp) 31-12-2012 (Rp) Kenaikan/Penurunan

(Rp) %

1 SETJEN 0 (3.380.978) 3.380.978 (100,00)

2 DITJEN PDN (2.426.068) 0 (2.426.068) 0,00

3 DITJEN PEN 0 (610.000) 610.000 (100,00

4 BAPPEBTI (52.496.000) (14.411.500) (38.084.500) 264,26

5 BPPKP 0 (14.500) 14.500 (100,00)

6 DITJEN SPK (7.036.700) 0 (7.036.700) 0,00

Jumlah (61.958.768) (18.416.978) (43.541.790) 236,42

1.

DIREKTORAT JENDERAL PERDAGANGAN DALAM NEGERI

Piutang pada Ditjen PDN merupakan piutang karena adanya klaim terhadap Bank Garansi jaminan pelaksanaan pekerjaan sebesar Rp485.213.565. Penyisihan piutang dihitung sebesar 5/1000 dari nilai piutang, yaitu sebesar Rp2.426.068

2.

BADAN PENGAWAS PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI

(43)

Catatan atas Laporan Keuangan

- 35 -

No Kualitas Jumlah Debitur Piutang Nilai Penyisihan Penyisihan Nilai

1 Lancar 1 9.200.000 0,50% 46.000

2 Kurang Lancar 5 47.500.000 10% 4.750.000

3 Diragukan 4 29.600.000 50% 14.800.000

4 Macet 7 32.900.000 100% 32.900.000

Jumlah 119.200.000 52.496.000

3.

DIREKTORAT JENDERAL STANDARDISASI DAN PERLINDUNGAN

KONSUMEN

Perhitungan penyisihan piutang pada Ditjen SPK sebesar Rp7.036.700 adalah sebagai berikut:

a.

Balai Pengujian Mutu Barang

Perhitungan penyisihan Piutang Bukan Pajak pada Balai Pengujian Mutu Barang adalah sebagai berikut:

No Kualitas Jumlah Debitur Nilai Piutang Penyisihan Penyisihan Nilai

1 Lancar 15 57.640.000 0,50% 288.200

2 Kurang Lancar 1 200.000 10% 20.000

Jumlah 57.840.000 308.200

b.

Balai Kalibrasi

Perhitungan penyisihan Piutang Bukan Pajak pada Balai Kalibrasi adalah sebagai berikut:

No Kualitas Jumlah Debitur Nilai Piutang Penyisihan Penyisihan Nilai

1 Kurang Lancar 33 41.385.000 10% 4.138.500

2 Diragukan 4 5.180.000 50% 2.590.000

Jumlah 46.565.000 6.728.500

Bagian Lancar Tagihan Tuntutan Perbendaharaan/ Tuntutan Ganti Rugi Rp427.071.208

C.1.7 Bagian Lancar Tagihan Tuntutan Perbendaharaan/Tuntutan Ganti Rugi

(44)

Catatan atas Laporan Keuangan

- 36 -

Tabel 29

Rincian Bagian Lancar Tagihan Tuntutan Perbendaharaan/Tuntutan Ganti Rugi

No ESELON 1 Jumlah Debitur 31-12-2013 (Rp) 31-12-2012 (Rp) Penurunan Kenaikan/

(Rp) %

1 Sekretariat Jenderal 6 338.092.208 363.589.208 (25.497.000) (7,01)

2 Ditjen Standardisasi dan Perlindungan

Konsumen 1 88.979.000 0 88.979.000 100,00

Jumlah 427.071.208 363.589.208 63.482.000 17,46

Penjelasan Bagian Lancar TP/TGR :

A. SEKRETARIAT JENDERAL

Rincian Bagian Lancar TP/TGR sebesar Rp338.092.208 adalah sebagai berikut:

Pendek Panjang Jangka Keterangan

1 Abdul Azis Fatah 3.701.952 940.000 2.761.952 2.761.952 - Macet sejak 1988

2 Tukul Yadi 14.497.125 5.590.855 8.906.270 8.906.270 - Macet, sejak 1997

3 Yuniarti 775.784.250 310.000.000 465.784.250 4.800.000 460.984.250 -

4 Hendro Bambang S 127.405.059 - 127.405.059 127.405.059 - Macet sejak 1980

5 Edi Djunaedi 194.218.927 - 194.218.927 194.218.927 - Macet sejak 1980

6 M Jajuli 71.000.000 71.000.000 - - - -

Total 1.186.607.313 799.076.458 338.092.208 460.984.250

Keterangan:

TP/TGR jangka pendek adalah TP/TGR yang jatuh tempo dalam 12 bulan sejak tanggal neraca.

Tagihan tuntutan perbendaharaan atas nama Abdul Azis Fatah,Tukul Yadi, Hendro B. Sumardi, Eddy Djunaedi menurut data per 31 Desember 2012 merupakan TP/TGR jangka pendek, karena berdasarkan Surat Keterangan Tanggung Jawab Mutlak (SKJTM), sudah jatuh tempo.

Tagihan tuntutan perbendaharaan atas nama Yuniarti dipisahkan untuk bagian jangka pendek dan jangka panjang. Jangka pendek dihitung sebesar 12 x Nilai angsuran menurut nilai SKTJM.

B. DIREKTORAT JENDERAL STANDARDISASI DAN PERLINDUNGAN KONSUMEN

TP/TGR jangka pendek pada Ditjen SPK merupakan TP/TGR terhadap

rekanan yang melakukan wan prestasi. TP/TGR sebesar Rp88.979.000

Gambar

Tabel 2 Ringkasan Neraca per 31 Desember 2013 dan 2012
Tabel 4 Penggolongan Kualitas Piutang
Tabel 8 Rincian Anggaran dan Realisasi Belanja menurut Program TA 2013
Grafik 1 Komposisi Anggaran dan Realisasi Belanja TA 2013
+7

Referensi

Dokumen terkait

Meskipun pada kenyataan nya, peran Pemerintah tersebut tidak banyak dirasakan dalam program pemberdayaan pemuda melalui dana CSR PT Pertamina EP Asset 4 Cepu

Buku Guru Tema 2: Terminal, Stasiun, Pelabuhan, dan Bandara.. Siswa dibimbing belajar tentang lalu lintas seperti penunjuk arah dengan contoh gambar atau VCD... 7. Siswa

Atas doa serta bantuan dari berbagai pihak, penulis dapat menyelesaikan penyusunan penelitian skripsi ini dengan judul “PENGARUH LEVERAGE DAN PROFITABILITAS

Untuk membuat sebuah database dari model yang sudah di buat, dibutuhkan bahasa untuk mentransformasikan model tersebut kedalam bentuk fisikal. 90) DDL adalah sebuah bahasa

Dalam upaya mewujudkan negara hukum, Indonesia telah memberikan perlindungan kepada Konsumen dengan memberlakukan UUPK yang bertujuan mengangkat kedudukan konsumen yang

Alamat Kuasa : (AMR PARTNERSHIP) Gandaria 8, 3rd Floor Unit D, Jalan Sultan Iskandar Muda (Arteri Pondok Indah), Jakarta Selatan 12240... Belinda Rosalina,

Evaluasi Pelaksanaan Program Jaminan Persalinan Tahun 2011 di Kabupaten Jember (Studi Kasus di Puskesmas Kaliwates); Silvi Eka Nuria, 080910201016, 2012: 81

SKPD: BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH UKPD: DINAS KESEHATAN..