• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan Perencanaan Partisipatif dengan dalam

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Laporan Perencanaan Partisipatif dengan dalam"

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr.wb

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karuniaNya kepada kita semua sehingga laporan pengabdian masyarakat dapat diselesaikan tanpa suatu masalah yang berarti. Pengabdian masyrakat merupakan salah satu pilar Tri Dharma Perguruan Tinggi. Selain sebagai bentuk bakti perguruan tinggi kepada masyarkat, kegiatan ini juga dapat menjadi wahana penerapan ilmu pengetahuan mahasiswa yang berguna bagi kebutuhan perikehidupan masyarakat kita. Laporan pengabdian masyarakat ini tidak dapat disusun dengan lancar tanpa pelibatan dengan pihak-pihak yang lain. Oleh karena itu, ucapan terima kasih saya sampaikan kepada:

1. Allah SWT yang telah memberikan kelancaran dan kemudahan dalam proses pendampingan

2. Ibu Murtanti Jani Rahayu, ST,MT dan Ibu Isti Andini selaku dosen pengampu Mata Kuliah Perencanaan Pembangunan Partisipatif yang telah membimbing kami

3. Ketua RW XXI Dusun Jogobondo, Palur, Mojolaban, Kabupaten Sukoharjo

4. Warga Dusun Jogobondo RW XXI yang telah berpartisipasi aktif dalam acara pengabdian

5. Rina Wulandari dan Wahyudin yang telah mendampingi kami dalam kelancaran proses pendampingan desa

(2)

mewujudkan amanat Peraturan Menteri Dalam Negeri No 66 Tahun 2007.

Secara garis besar laporan kegiatan pengabdian masyarakat ini mencakup beberapa hal sebagai berikut:

1. Pendahuluan sebagai latar belakang dan tujuan dilakukannya kegiatan ini

2. Materi dan hasil kegiatan fasilitas pengenalan masalah dan potensi Dusun Jogobondo, Desa Palur, Kecamatan Mojolaban, Kabupaten Sukoharjo.

3. Lampiran-lampiran

(3)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Analisis Situasi

Berdasarkan UU No.25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, yang dimaksud dengan perencanaan adalah suatu proses untuk menentukan tindakan masa depan yang tepat melalui urutan pilihan dengan mempertimbangkan sumber daya yang tersedia. Dalam proses perencanaan, agar dapat meghasilkan suatu rencana yang lebih berpihak pada kepentingan masyarakat, maka perlu adanya keterlibatan masyarakat.

Keterlibatan masyarakat dalam proses perencanaan ini dimaksud dengan perencanaan partisipatif. Perencanaan partisipatif merupakan proses penyusunan perencanaan yang melibatkan masyarakat dalam mekanisme tertentu yang telah disepakati bersama (Ditjen PMD Depdagri). Perencanaan partisipatif semakin digalakkan terutama pasca reformasi, dimana otonomi daerah sedang gencar-gencarnya dilakukan. Terdapat tiga alasan utama pentingnya perencanaan partisipatif, yaitu (Conyers, 1991, 154-155):

1. Partisipasi masyarakat merupakan suatu alat untuk memperoleh informasi mengenai kondisi, kebutuhan dan sikap masyarakat setempat agar program pembangunan dan proyek-proyek dapat terlaksana dengan lancar.

2. Masyarakat akan lebih mempercayai program pembangunan apabila turut dilibatkan dalam proses persiapan dan perencanaannya, sehingga masyarakat dapat lebih mengetahui seluk-beluk program tersebut dan akan mempunyai rasa memiliki terhadap program tersebut.

3. Timbul anggapan bahwa pelibatan masyarakat dalam proses pembangunan merupakan suatu hak.

(4)

untuk mengatur dan mengurus kepentingan pemerintahannya sendiri. Hal ini sesuai dengan pernyataan yang terdapat dalam UU Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, yang menyatakan bahwa desa merupakan kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas-batas wilayah dan berwenang untuk mengatur serta mengurus kepentingan masyarakat setempat.

Salah satu cara untuk menunjang keaktifan masyarakat desa adalah dengan adanya fasilitator yang mampu mendampingi masyarakat untuk memandu serta mengarahkan kegiatan perencanaan menggunakan panduan yang mudah dipahami dan sesuai dengan kebutuhan. Oleh karenanya dalam kegiatan ini mahasiswa dilatih untuk menjadi fasilitator dalam mendampingi masyarakat desa agar dapat mengkaji masalah yang ada dilingkungannya dan dapat menentukan rencana tindak untuk memecahkan permasalahan tersebut.

B. Permasalahan

(5)

C. Maksud Dan Tujuan 1. Maksud

Untuk memotret profl desa dengan beberapa teknik yang dapat digunakan sebagai alat guna mengeksplorasi berbagai keterangan yang mengungkapkan kondisi desa, sebagai data yang dapat dimanfaatkan untuk menyusun informasi tentang identifkasi masalah serta potensi yang ada terkait keadaan penduduk, kelembagaan yang ada di desa, prasarana/sarana yang ada, dll.

2. Tujuan

a. Memberikan pengetahuan tentang teknik-teknik yang dapat digunakan sebagai alat dalam merumuskan situasi desa.

b. Untuk merumuskan daftar masalah dan potensi desa baik dari aspek ekonomi, infrastruktur maupun sosial budaya serta untuk menentukan alternatif pemecahan masalah yang dapat diupayakan.

(6)

BAB II

KERANGKA PEMECAHAN MASALAH

Ada beberapa teknik pengenalan masalah dan rencana tindak dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri no 66 tahun 2007. Ketiga teknik tersebut adalah Sketsa Desa, Kalender Musim, dan Bagan Kelembagaan. Perbedaan dasar dari ketiganya adalah tujuannya.

1. Sketsa Desa mempunyai tujuan untuk menggali informasi terkait masalah dan potensi secara fsik meliputi kondisi wilayah, permukiman warga, fasilitas umum dan sosial maupun prasarana dasar lingkungan.

2. Kalender Musim mempunyai tujuan untuk menggali kegiatan atau kejadian yang terjadi berulang-ulang baik secara harian maupun musiman.

3. Bagan Kelembagaan mempunyai tujuan untuk menggali informasi tentang hubungan, peran, dan manfaat lembaga-lembaga dan organisasi yang ada di dalam maupun di luar masyarakat.

(7)

A. Pengkajian Keadaan

Pengkajian keadaan desa didokumentasikan dalam profl desa. Pada tahapan ini masyarakat dengan didampingi fasilitator mendokumentasikan profl desa menggunakan teknik Sketsa Desa, Kalender Musim, dan Bagan Kelembagaan. Dari ketiga teknik tersebut akan didapatkan maslaah dan potensi desa. Masalah adalah keadaan yang bertentangan dengan harapan atau penghalang terhadap tercapainya keadaan yang diharapkan. Hal ini berarti ada kesenjangan antara keadaan yang ada sekarang dengan keadaan yang diharapkan.

1) Sketsa Desa

Pada tahapan teknik Sketsa Desa ini masyarakat dengan didampingi fasilitator membuat gambaran desanya dengan peta non-skalatis tentang:

i. Persebaran masalah lingkungan seperti:

 Kondisi Jalan

 Saluran air bersih

 Banjir, sampah, pencemaran lingkungan

 Kecenderungan menurunnya kualitas lingkungan

ii. Potensi desa yang mampu diidentifkasi sehingga bisa dikembangkan seperti:

 Ruang terbuka hijau

 SDA

 SDM

 Fasilitas umum dan sosial

(8)

Proses yang dilakukan dalam Sketsa Desa antara lain:  Fasilitator menjelaskan maksud dan tujuan teknik ini.

 Narasumber bersama-sama diajak untuk menggambarkan batas-batas wilayah, arah mata angin, pola jalan, fasilitas umum dan sosial pada kertas plano.

 Penyepakatan simbol-simbol tertentu yang dapat mempermudah menggambar dan membaca gambar tersebut.

 Menggambarkan posisi dimana tepatnya masalah fsik lingkungan.  Identifkasi potensi desa sebagai kemungkinan penyelesaian

masalah yang ada.

 Pada akhir kegiatan pemetaan, narasumber diminta untuk mempresentasikan gambar yang telah dibuat di depan warga dalam triangulasi data.

2) Kalender Musim

Penggalian informasi tentang keadaan-keadaan dan permasalahan yang berulang-ulang dalam suatu periode tertentu (musiman) dalam kehidupan masyarakat. Subyek atau pelaku dari teknik ini adalah wakil dari masyarakat yang memahami kondisi dan masalah desa yang berasal dari tempat berbeda. Media yang digunakan adalah kertas plano dan spidol.

Proses yang dilakukan dalam Kalender Musim ini antara lain:  Fasilitator menjelaskan maksud dan tujuan teknik ini.

 Para narasumber diarahkan dalam pembuatan matriks kalender musim dan atau harian (baris paling atas diisi dengan waktu yang menjadi periode musim desa, kolom paling kiri diisi dengan masalah yang muncul)

 Perlu diinventaris seluruh maslah musiman, kegiatan harian warga, berdasarkan informasi narasumber

(9)

Untuk menggali dan mengkaji hubungan yang terjadi antara beberapa pihak, melihat hubungan berbagai lembaga desa, mengetahui kondisi lembaga melalui analisa potensi, manfaat, dan peran, kelemahannya, ancaman, dan kemungkinan pengembangannya. Subyek atau pelaku dari teknik kelembagaan ini adalah wakil dari masyarakat yang memahami kondisi dan masalah desa yang berasal dari beberapa tempat berbeda. Media yang digunakan adalah kertas plano, kertas warna yang telah dibentuk bulat dan memiliki tiga ukuran, spidol, dan lem perekat.

Proses yang dilakukan dalam Bagan Kelembagaan ini antara lain:  Narasumber diajak untuk mengidentifkasi semua kelembagaan

yang ada. Lembaga apa saja yang membantu atau punya peran terhadap kemajuan kehidupan warga. Lembaga apa saja yang kurang atau bahkan mengganggu kegiatan desa.

 Setelah daftar semua lembaga yang ada lengkap, lalu dianalisis seberapa besar peran dan kedekatan lembaga-lembaga tersebut terhadap masyarakat.

 Menggambarkan peran-peran lembaga tersebut yang ditunjukkan dengan posisi dan besaran yang sesuai dengan menggunakan kertas warna yang sudah dibentuk bulat tadi.

B. Proses Pemilihan Tindakan 1) Pengelompokan Masalah

Pada tahapan ini semua hasil identifkasi masalah dari semua teknik (Sketsa Desa, Kalender Musim, Bagan Kelembagaan) dikumpulkan dalam satu tabel beserta potensi-potensinya.

2) Penentuan Peringkat Masalah

(10)

3) Pengkajian Tindakan Pemecahan Masalah

Pada tahapan ini dilakukan kajian penyebab masalah dan identifkasi upaya yang dapat dilakukan untuk memecahkan masalah berdasarkan pada potensi yang dimiliki desa.

4) Penentuan Peringkat Tindakan

(11)

BAB III

PELAKSANAAN KEGIATAN

A. Sasaran

Pada pendampingan yang dilakukan, kelompok penulis memilih masyarakat di lingkungan RW XXI, Dusun Jogobondo, Desa Palur, Kecamatan Mojolaban, Kabupaten Sukoharjo. Adapun peserta yang mengikuti pendampingan terdiri dari Pengurus RW XXI, Pengurus RT yang ada di RW XXI (terdiri dari RT 1,2,3), Pengurus PKK, Masyarakat, dan Perwakilan Karang Taruna RW XXI. Direncanakan peserta yang hadir berjumlah 30 orang, namun yang dapat hadir berjumlah 25 orang.

B. Metode Kegiatan

Pada pendampingan yang telah dilaksanakan, tim melakukan kegiatan berikut:

1) Persiapan

Pada tahap persiapan ini, tim melakukan pencarian lokasi, pembagian tugas, perijinan, pemilihan peserta serta pendataan awal.

 Lokasi yang dipilih merupakan lokasi yang sesuai dengan kriteria tim, yaitu belum pernah dilakukan pendampingan sebelumnya, dekat dengan Kampus Kentingan Univeritas Sebelas Maret, dan masih berupa pedesaan.

 Pembagian tugas merupakan kegiatan untuk membagi tanggug jawab dari persiapan awal hingga penyusunan laporan.

 Pada tahap perijinan, dilakukan prosedur administrasi dari pihak kampus, perijinan kelurahan serta perijinan RW

 Pada kegiatan pemilihan peserta dilakukan pemilihan terhadap orang-orang yang akan hadir pada pendampingan. Pemilihan tersebut dilakukan bersama Ketua RW, untuk meilih peserta yang sekiranya mengetahui kondisi dari lokasi (RW XXI, Jogobondo)

(12)

menyampaikan kondisi desanya. Pendataan dilakukan dengan survey langsung dan wawancara.

2) Pelaksanaan Pendampingan

Pelasanaan pendampingan merupakan kegiatan yang dilakukan dengan warga. Adapun kegiatannya adalah sebagai berikut:

 Penyampaian materi awal merupakan presentasi awal (belum mendalam) terhadap teknik-teknik yang akan digunakan. Adapun teknik yang dilakukan adalah teknik sketsa desa, teknik kalender musim, dan teknik bagan kelembagaan.

 Pembagian kelompok dilakukan dengan membagi peserta menjadi tiga, untuk dijadikan sebagai peserta dalam tiap-tiap teknik. Peserta dibuat beragam dari berbagai RT, asal lembaga dan jenis kelamin.

 Pembahasan merupakan kegiatan mengkaji desa dengan menggunakan 3 teknik yang telah disebutkan sebelumnya. Pembahasan ini dilakukan dengan penyampaian maksud dan tujuan teknik oleh fasilitator kemudian dilanjutkan dengan identifkasi masalah dan potensi berdasarkan masing-masing teknik.

 Verifkasi merupakan presentasi mengenai hasil dalam pembahasan. Pada pendampingan yang dilakukan, disepakati verifkasi yang dilakukan hanya dari teknik sketsa desa.

3) Pembahasan Lebih Lanjut

Pembahasan lebih lanjut berisi tentang proses perencanaan. Proses ini dilakukan oleh tim setelah dilakukan pendampingan. Adapun kegiatan pada tahap ini adalah sebagai berikut:

(13)

pembobotan, masalah yang ada kemudian dikelompokkan. Pembobotan dilakukan dengan 4 kriteria, kriteria tersebut antara lain: Dirasakan oleh banyak orang, Tingkat Keparahan, Menghambat Peningkatan Pendapatan, Tersedia potensi untuk memecahkan

 Penyusunan kaji tindak, dari masalah yang ada kemudian disusun strategi pemecahan masalah. Penyusunan ini disusun dengan melihat potensi yang ada terhadap masalah yang ada.

 Pemilihan tindak rencana dilakukan setelah strategi-strategi tersusun. Strategi tersebut kemudian dipilih melalui metode pembobotan. Adapun kriteria yang dipakai dalam pembobotan adalah pemenuhan kebutuhan orang banyak, dukungan peningkatan pendapatan masyrakat, dan dukungan potensi.

Tabel 3.1 Pembagian Kelompok Diskusi

Sketsa Desa Kalender Musim Bagan Kelembagaan

Mahasiswa: Mahasiswa: Mahasiswa:

Reza Eka Putri D. Avista

Wahyuningtyas

Fimalananda A

Yuedhi Mahalina F Istiaana M Lintang P.S

Juliarahman

Mastarakat: Masyarakat: Masyarakat:

Ibu Sri Mujiyati Ibu Sri Martini Ibu Eni

Ibu Tri Kusmiyati Ibu Sumiyem Ibu Rukun Wijayati

Bp Darno Bp Jaswadi Wijaya Bp Suharno

Bp Walidi Bp Suryo Widodo Bp Yanto

Bp Rahmad Bp Sumanto Bp Joko

Zambiyanto

Bp Sriwiyanto Bp Tarno Bp Purnomo

Bp Diran Bu RW Bp Agus M

Ibu Mujiyah BP Sarno

Pak RW

(14)

Jam Kegiatan PJ

19.30 - 20.00 Menunggu warga datang,

Presensi Yurdhi

20.00 - 20.10 Pembukaan

Sambutan dari perwakilan mahasiswa

Ketua RW XXI

Mas Wahyudin 20.10 – 20.30 Presentasi perkenalan dan materi

(pembagian konsumsi)

MC: Lintang

Presenter: Riswan, Nanda, Avista

Konsumsi: Reza, Isti

20.30 – 20.35 Pembagian Kelompok Lintang

20.40 - 21.40 Diskusi Kelompok (3 teknik) Sketsa Desa: Dila,

Reza

Kalender Musim: Avista, Rahman, Isti

Bagan

Kelembagaan: Lintang, Nanda Time Keeper : Riswan

21.45-22.00 Verifkasi Masalah oleh masyarakat MC: Lintang

Narasumber: perwakilan dari sketsa desa

22.00 Penutupan dan penyerahan secara

kenang kenangan untuk masyarakat RW XXI

(15)

BAB IV

HASIL KEGIATAN

A. Pengkajian Keadaan

Daftar Masalah dan Potensi Lingkungan Dusun Jogo Bondo RW 21 Kelurahan Palur, Kecamatan Mojolaban, Kabupaten Sukoharjo. 1. Teknik Sketsa Desa (Permasalahan Fisik)

Gambar 4.1

Hasil Sketsa Lingkungan Dusun Jogo Bondo RW 21 Kelurahan Palur, yang dilakukan oleh Warga

Tabel 4.1

Identifikasi Potensi dan Masalah dengan Teeknik Sketsa Desa

No. Masalah Lokasi Potensi Lokasi

1. Jalan rusak RT 1,2,3 Sudah ada

Poskamling

RT 1, 2,3

2. Jembatan

darurat sempit

RT 1 Lapangan untuk

kegiatan warga

RT 3

3. Belum ada

saluran drainase

RT 1,2,3 Terdapat PAUD &

POSYANDU

(Balita dan Lansia)

(16)

No. Masalah Lokasi Potensi Lokasi

4. Saluran

drainase belum maksimal

RT 2,3 Gudang

Karangtaruna

RT 2

5. Belum ada TPS,

warga membuang sampah di sungai

RT 1,2,3 Adanya lahan

milik perorangan yang boleh

dipergunakan sebagai TPS beberapa warga

RT 3

6. Genangan di

musim hujan

RT 3

7. Banjir luapan

Sungai

Bengawan Solo

RT 1,3

8. Kurangnya

MCK Umum

RT 1, RT 2

2. Teknik Kalender Musim

Gambar 4.2

(17)
(18)

3. Teknik Bagan Kelembagaan

Gambar 4.3

Hasil Bagan Kelembagaan Dusun Jogo Bondo RW 21 Kelurahan Palur, yang dilakukan oleh Warga

Tabel 4.3

Hasil Pembahasan Teeknik Bagan Kelembagaan N

o.

Jenis

Lembaga Lembaga dan Program Masalah Potensi

1

Internal Pengurus RW

Mengkoordinasikan

antar RT untuk

menyelesaikan masalah

2

Pengurus RT Arisan rutin Kerja bakti Kegiatan sosial Simpan pinjam

Tabungan

3 PKK

Arisan rutin

 Kurang

perhatian dari

 Banyak

(19)

N o.

Jenis

Lembaga Lembaga dan Program Masalah Potensi

PAUD Kegiatan sosial

(nyinom, dana sosial, relawan bencana) Kegiatan hiburan

(acara 17-an, bazar)

Hiburan untuk hajatan

7

Panitia Bersih Dusun Syukuran

Pentas seni wayang kulit

8

Eksternal

Pemerintah Kabupaten Perbaikan jalan,

sanitasi, talud dan saluran irigasi Berbagai bentuk

bantuan dana bagi masyarakat

Melakukan pendataan

(20)

N o.

Jenis

Lembaga Lembaga dan Program Masalah Potensi

bantuan

B. Proses Pemilihan Tindakan 1. Pengelompokan Masalah

Pada tahapan ini semua hasil identifkasi masalah dan potensi dari berbagai teknik (sketsa desa, kalender musim,dan bagan kelembagaan) dikumpulkan menjadi 1 dalam tabel berikut:

Teabel 4.4 Pengelompokan Masalah

N

o Masalah Potensi

1 Jalan rusak

 Gotong Royong baik

 Pengajuan proposal pembangunan

oleh Pak Bayan rutin dibuat

 Penarikan dana lingkungan (swadaya masyarakat)

2 Jembatan darurat sempit

 Gotong royong

 Penarikan dana lingkungan (swadaya masyarakat)

3 Belum ada saluran

drainase

 Gotong royong

 Penarikan dana lingkungan (swadaya masyarakat)

4 Saluran drainase belum

maksimal

 Pemerintah menyediakan dana yang

dapat diraih dengan pengajuan proposal

 Gotong royong

 Penarikan dana lingkungan (swadaya masyarakat)

5 Kurangnya pendanaan

penyedia saluran

6

Belum ada TPS, warga membuang sampah di sungai

Adanya lahan milik perorangan yang digunakan sebagai TPS beberapa warga

7 Genangan di musim

hujan

 Ada lahan kosong tiap rumah (pekarangan)

 Gotong royong

 Iuran Warga

8 Kurangnya MCK Umum  Pemerintah menyediakan dana yang

(21)

N

o Masalah Potensi

 Gotong royong

 Penarikan dana lingkungan (swadaya masyarakat)

9 Banjir

 Adanya tanggul Bengawan Solo

 Ada lahan kosong tiap rumah (pekarangan)

 Gotong Royong

 Iuran Warga

1 0

Air PDAM kurang lancar pada jam 5 pagi hingga 5 sore

 Air tanah sekitar bagus dan melimpah

 Pemerintah menyediakan dana yang

dapat diraih dengan pengajuan proposal

 Gotong royong

1 1

Adanya bank harian (rentenir) yang meresahkan warga

 Adanya program pemerintah dalam

menuntaskan rentenir

 Pengajuan proposal pembangunan

oleh Pak Bayan rutin dibuat

 Penarikan dana lingkungan (swadaya masyarakat)

1 3

Kurang perhatian dari pemerintah tingkat atas

 Banyak anggota

 Keaktifan anggota tinggi

1 4

Kekurangan dana operasional lembaga

 Banyak anggota

 Keaktifan anggota tinggi

 Terdapat program untuk mencari dana

secara mandiri, misal: bazar

2. Penentuan Peringkat Masalah

(22)

Penilaian dengan membuat range nilai untuk setiap kategorinya, berikut merupakanrange nilai yang digunakan: 1-3 sedikit, 4-6 sedsng, 7-9 banyak.

Teabel 4.5 Skoring Masalah

(23)

N

3. Pengkajian Tindakan Pemecahan Masalah

Pada tahap ini dilakukan kajian identifkasi tindakan yang dapat dilakukan untuk memecahkan masalah berdasarkan potensi yang dimiliki. masalah yang di identifkasi adalah masalah yang memiliki 3 peringkat atas hasil dari skoring.

Pada tahapan ini setiap masalah yang di anggap urgrn untukdiselesaikan di identifkasi berdasarkan penyebab terjadi masalah. Untuk memecahkan masalah tersebut maka dapat melihat pada potensi yang dimiliki yang berkaitan dengan masalah. Setelah mengidentifkasi penyebab dan potensi, maka akan muncul alternatif rencana tindak, yang kemudian dipilih 1 untuk menjadi tindakan yang layak dilakukan.

(24)

N

o Masalah Penyebab Potensi

(25)

N

o Masalah Penyebab Potensi

(26)

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Adanya kegiatan pendampingan desa, dapat meningkatkan pengetahuan masyarakat untuk mengidentifkasi permasalahan yang terjadi di lingkungannya. Sehingga dapat dijadikan sebagai bahan dasar perumusan rencana pembangunan yang tepat, untuk dilakukan di lingkungannya sendiri.

Dari kegiatan pendampingan desa di Dusun Jogobondo, Desa Palur, Kecamatan Mojolaban, Kabupaten Sukoharjo dapat diidentifkasi empat masalah utama yaitu air PDAM kurang lancar pada jam 5 pagi hingga 5 sore, kurangnya MCK umum, belum ada TPS sehingga warga membuang sampah di sungai, dan banjir.

(27)

dengan cara gotong royong masyarakat dan meminta dana kepada pemerintah untuk biaya pembuatan sumur komunal.

Masalah kurangnya MCK umum disebabkan oleh kekurangan dana dan rendahnya kesadaran masyarakat terhadap sanitasi lingkungan. Potensi-potensi yang ada dan bisa dikembangkan antara lain dana dari pemerintah yang bisa dicairkan menggunakan proposal, budaya gotong royong yang ada di masyarakat, dan juga dana swadaya masayarakat. Alternatif rencana tindak yang ada antara lain membangun MCK umum secara swadaya dan mengajukan permohonan pembangunan MCK pada pemerintah. Alternatif yang paling layak adalah pengajuan permohonan pembangunan MCK kepada pemerintah, karena untuk membangun MCK umum secara swadaya tentu akan lebh sulit, oleh karena itu mengajukan permohonan pembangunan MCK kepada pemerintah merupakan alternatif yang paling rasional.

(28)

Masalah lain yang ada di desa Palur adalah banjir. Banjir di Desa Palur disebabkan oleh saluran drainase yang kurang optimal sehingga saat hujan deras terjadi banjir, selain itu juga disebabkan oleh luapan sungai Bengawan Solo, ditambah lagi tanggul yang belum merata dibangun di semua tepi sungai. Potensi-potensi yang ada di Desa Palur antara lain budaya gotong royong yang masih melekat di masyarakat Desa Palur, iuran warga yang dananya bisa dimanfaatkan, dan juga bisa mengajukan proposal permohonan dana kepada pemerintah. Alteratif rencana tindak yang ada antara lain membuat tanggul tambahan sehingga merata di semua tepi sungai memiliki tanggul, memperbaiki saluran drainase sehingga bisa mengalirkan air dengan lancar, dan juga membuat biopori di setiap kapling rumah untuk mempercepat penyerapan air ke dalam tanah dan mencegah banjir. Yang paling layak untuk dilakukan adalah memperbaiki saluran drainase karena belum di semua jaringan jalan memiliki saluran drainase. Diharapkan dengan pembuatan saluran drainase bisa mengalirkan air hujan dengan sempurna dan menghindari adanya banjir.

B. Saran

(29)

Gambar

Tabel 3.1 Pembagian Kelompok Diskusi
Tabel 4.1
Gambar 4.2Hasil Kalender Musim Dusun Jogo Bondo RW 21 Kelurahan Palur
Tabel 4.3Hasil Pembahasan Teeknik Bagan Kelembagaan
+2

Referensi

Dokumen terkait

Dapat disimpulkan bahwa minat beli adalah tahap kecenderungan perilaku membeli dari konsumen untuk suatu produk barang atau jasa yang dilakukan pada jangka waktu

Beberapa saran yang dapat diberikan adalah (1) Para peserta (guru penjasorkes di Kecamatan Karangasem) untuk mengimplementasikan program latihan yang telah disusun,

Kesimpulannya adalah disiplin belajar dapat diartikan sebagai suatu keadaan tertib dan teratur yang dimiliki oleh siswa di sekolah sebagai penataan tindakan agar mempunyai

Dengan menggunakan tiga indikator status kesehatan, angka kematian bayi, angka kematian dibawah 5 tahun dan angka harapan hidup, Mohanoe (2004) menemukan bahwa

Selain itu pembangunan Citywalk dan Sport Village akan meningkatkan jumlah pengunjung ke Lippo Cikarang yang pada tahun 2010 telah mencapai 300 ribu orang per hari.

4.5 Analisis Pengaruh Profesionalisme dan Komitmen organisasi Terhadap Kinerja karyawan pada Electronic Solution Bandung Indah Plaza

Membuat Website Toko Online dengan PHP dan MYSQL.. Aplikasi Bisnis dengan PHP dab

Fenomena peningkatan kerapatan seiring ber- tambahnya porsi PS terhadap KKS, ternyata konsisten dengan yang terjadi pada keteguhan rekat (Gambar 3) dan kuat tarik sekrup