• Tidak ada hasil yang ditemukan

RESENSI KAPITA SELEKTA HUBUNGAN INTERNAS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "RESENSI KAPITA SELEKTA HUBUNGAN INTERNAS"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

RESENSI

”KAPITA SELEKTA HUBUNGAN INTERNASIONAL”

Resensi ini Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pengantar Ilmu Politik Dosen : Dr. Agus Subagyo, S.IP ., M.Si

Disusun Oleh :

Muhammad Ridwan Sholehudin 6211161113

JURUSAN ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

(2)

IDENTITAS BUKU

Judul Buku: Kapita Selekta Hubungan Internasional

Penulis Buku: Dr. Agus Subagyo, S.IP, M.Si.

Penerbit: ALFABETA, cv,

Telp. (022) 200 8822, Fax. (022) 2020 373

Email: alfabetabdg@yahoo.co.id

Website: www.cvalfabeta.com

Kota Penerbit: Bandung, Jawa Barat

Cetakan: Kesatu

Jumlah Halaman: 204 Halaman

Harga: Rp.40.000

Tahun Terbit: Juli 2015

(3)

BAB I PENDAHULUAN

Pertama,pada masa dinasti Chou (112-221 SM). Kaisaran hubungan internasionalyang terpusat di cia memiliki beberapa ciri atau karakteristik seperti : 1 stuktur kekuasaanbaersifat harakiki,berjenjang bertahap, 2 sumber kekuasaan terkonsentrasi pada unit politik tingkat atas,3 kuatnya subordinasi karena kebijakan top-dwon penguasa,4 bersifat tertup dan tidak berekspansi keluar.

Kedua, pada masa Yunani kuno 9800-322 SM). Ketika itu,uint politik yang ada adalah negara kota (polis city state)

Ketiga, sebelum perang Dunia ke 1 (1914). Hubungan Internasional pada masa ini sangat kental diwarnai pertimbangan kekuasaan (balance of power)

Keempat, setelah perang Dunia II (1945) atau pada masa perang dingin, pada masa pasca perang dunia : 1) tight bipolar atau bipolar ketat (1945-1955), 2)loose bipolar atau bipolar longgar (1955-1970), 3) menuju ke arah multipolar (1970-1989).

Kelima, pasca perang dingin (1990-2001). Runtuhnya Uni Soviet, bersatunya Jerman karena runtuhnya tembok berlin, dan hancurnya ideologi sosialis-komunis telah mengubah politik internasional menjadi dua jenis,yaitu 1) secara politik militer,politik internasional bersifat unipolar diamana AS sebagai satu satunya aktor utama 2) secara ekonomi,politik internasional bersifat multipolar karena terdapat aktor aktor baru seperti Jepang,Cina,eropa Barat,dan Jerman.

Keenam,pasca tragedi WTC dan pantagon 11 september 2001 serangan teroris internasional ke gedung WTC di New York dan gedung Washington yang menelan korban sipil lebih dari 3000 orang yang telah mengubah konstelasi hubungan inmternasional dari low politics menjadi high politics (politico military security).

(4)

BAB II

DEMOKRASI DALAM HUBUNGAN INTERNASIONAL

Demokrasi merupakan salah satu topik yang mendapat tempat dalam ilmu hubungan internasional karena proses demokratisasi sangat memakan waktu panjang, dan ini merupakan proses dari suatu pemerintahan yang otoriter menjadi merdeka. Penulis buku mengajak pembaca untuk sama-sama mengkaji lebih dalam tentang demokrasi.

Demokrasi berasal dari bahasa Yunani, demos berari rakyat, dan kratos berarti kekuasaan atau berkuasa, dengan hal itu, demokrasi adalah rakyat yang berkuasa atau pemerintahan yang diatur oleh rakyat. Menurut Presiden Amerika Serikat yang ke-enam belas, Abraham Lincoln, demokrasi adalah pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat. Arti lain dari demokrasi ialah mekanisme hubungan antara penguasa dengan rakyatnya. Hubungan antar kedua pihak ini dilandasi oleh sebuah perjanjian atau kontrak yang telah disepakati oleh pihak-pihak tersebut.

Melihat perkembangan demokrasi dari Yunani kuno sampai Yunani modern, terdapat tiga pola transformasi sosial yang dilingkupinya. Pertama dari demokrasi langsung menjadi demokrasi tidak langsung. Artinya, jika dulu rakyat berperan seluruhnya dalam pemerintahan, namun saat ini bentuk dan peran masyarakat di dalam pemerintahan dipilih dalam pemilihan umum dan yang memenangkan pemilihan umum akan menjadi wakil rakyat di parlemen. Kedua, dari negara kota menjadi negara bangsa. Maksudnya, pada saat demokrasi Yunani kuno, pelaksanaannya hanya pada Polis Athena saja, sementara polis-polis lain tidak melaksanakannya. Demokrasi modern mengubah sistem demokrasi ke dalam hal yang lebih luas yaitu negara bangsa. Artinya dalam satu negara hanya ada satu bangsa, dan demokrasi merupakan gejala seolah-olah kewajiban bagi setiap negara di dunia. Ketiga, hak pilih yang tadinya hanya diperboleh untuk laki-laki saja, sekarang sudah meluas hingga mencakup perempuan, budak, dan penduduk asing. Ini tentu didorong dengan adanya hak asasi manusa yang mengandung unsur kebebasan, persamaan, dan kepemilikan.

(5)

setelah perang. Kemudian, negara-negara yang kalah perang tersebut di desain ulang oleh negara-negara pemenang perang atau aktor internasional seperti halnya yang terjadi pada Jerman, Italia, dan Jepang.

Hubungan antara pemilu dan demokrasi dapat dijelaskan dalam empat poin penting. Pertama, pemilihan umum merupakan ciri penting bagi suatu negara yang menganut sistem demokrasi. Bukan negara demokrasi jika di dalam negara tersebut tidak diselenggarakan pemilihan umum untuk memilih wakil rakyat dan pimpinan politik. Kedua, pemilihan umum merupakan suatu bentuk dari proses demokrasi. Fungsinya untuk memilih calon pemimpin yang dapat memimpin negara atau daerahnya. Ketiga, pemilu merupakan alat untuk mengukur dan menentukan kualitas dan kuantitas demokrasi suatu negara.

Terselenggarakannya pemilu secara jujur, adil, transparan, dan terbuka menandakan bahwa suatu bangsa memiliki kualitas demokrasi yang tinggi. Kuantitas demokrasi juga akan tinggi bila semua elemen masyarakat mengikuti pemilihan umum dan rakyat yang tidak mengikuti pemilihan umum atau golput jumlahnya sedikit disbanding yang mengikuti pemilihan umum. Keempat, demokrasi merupakan hasil dari rasionalisasi kekuasaan politik.

Dalam perkembangannya, demokrasi telah mengenal dua pendekatan, pendekatan prosedural dan pendekatan substansial. Pendekatan prosedural artinya cenderung melihat demokrasi sebagai sebuah proses penciptaan prosedur dan tata cara pemerintahan serta proses pelembagaannya. Menurut pandangan ini, demokrasi adalah bagaimana mengelola dan melembagakan seluruh infrastruktur dalam masyarakat dengan menggunakan sistem pemilu, pembatasan kekuasaan, dan proses pengambilan keputusan. Sedangkan pendekatan substansial artinya demokrasi tidak efektif dengan tidak adanya substansi jiwa, kultur, atau ideologi demokratis. Demokrasi substansial lebih cenderung rasional, utopian, dan ideal.

Lahirnya demokrasi bukan hanya karena satu faktor saya, tetapi karena ada banyak faktor yang melahirkan demokrasi. Berdasarkan tinjauan para teoritik, ada beberapa hal yang dicetuskan oleh beberapa ilmuwan tentang lahirnya demokrasi yaitu:

(6)

3. Elit politik dan demokrasi. 4. Budaya politik dan demokrasi. 5. Transisi dan demokrasi.

(7)

BAB III

HAM DALAM HUBUNGAN INTERNASIONAL A. Pengetian HAM

1. Menurut Jan Nartenson (staff ahli komisi HAM PBB) hak asasi manusia adalah “human rights could be generally defined as those right which are inherent in our nature without wich we cannot live as human being”.(hak asai manusia itu merupakan hak yang melekat pada sifat manusia yang tanpa hak tersebut,manusia mustahil dapat hidup sebagai manusia.

2. Menurut Mirriam Budiardjo Hak asai manusia adalah hak yang dimiliki manusia yang telah diperoleh dan dibawanya bersamaan dengan kelahiran atau kehadiran dirinya di dalam kehidupan dalam bermasyarakat.

3. Menurut Rizal Abdullah, hak asasi manusia merupakan hak dasar yang dibawa oleh manusia semenjak lahir sebagai anugerah Yang Maha Esa

4. Menurut Krisna Harahap pengertian hak asasi manusia sangat lah meluas tetapi dengan demikian dapat disimpulkan : bersumber dari hukum kodrat,merupakan anugerah dari Tuhan Yang Maha Esa,Merupakan Hak yang diatur dalam peraturan. B. Sejarah Perkembangan HAM

1. Magna Charta (Piagam Agung 1215). 2. Petition of Rights (tahun 1628).

3. Habeas Corpus Act (tahun 1679).

4. The Glorious Revolution (Undang undang Hak 1689.

5. Declaration of Independence (Deklarasi Kemerdekaan Amreika Serikat 1776).

6. Declaration des droits de I’homme et du citoyen (Pertanyaan hak-hak manusia dan warga negara 1789).

7. Bill of Rights (Undang Undang Hak, 1789). 8. Pemikiran Trias Politika dan Kontrak Sosial.

9. The Four Freedoms (Empat Kebebasan,1941 atau awal perang Dunia II)

10.Universal Decalaration of Human Rights (Pernyataan Sedunia tentang HAM 1948) 11.International Covenant on civil and political Rights (Konveksi Internasional tentang

(8)

13.African Charter on Human and peoples Rights (Piagam Afrika menangani hak asai manusia dan bangsa-bangsa 1981)

14.Cairo Declaration on Human Rights in Islam (Deklarasi Cairo mengenai Hak Asasi Manusia dalam Islam 1990)

15.Singapore White Paper on Shared Values (buku Putih mengenai Nilai Bersama,11 Januari 1991)

16.Bangkok Declaration (deklarasi Bangkok, April 1993) C. Tiga Konsepsi HAM

1. Konsep HAM Paham Liberal

Hak asasi manusia menurut paham liberal ini lebih ditekankan pada individualisme Barat.

2. Konsep HAM Paham Sosialis

Hak asai manusia menurut paham sosialis tidak menekankan kepada hak terhadap masyarakat,tetapi lebih menekankan pada kewajiban terhadap masyarakat.

3. Konsep HAM Dunia Ketiga

Di dalam kelompok dunia ketiga,terdapat tiga kelompok pandangan yaitu kelompok : yang dipengaruhi sosialis,Marxist,dipengaruhi oleh konsep Barat dan Negara Negara karena filsafat kehidupannya.

D. Sudut Pandang tentang HAM

1. Negara atau kelompok yang berpandangan Universal-absolut 2. Negara atau kelompok yang memandang HAM secara Relatif

3. Negara atau kelompok yang berpandangan HAM secara Particularistic-absolut 4. Negara atau kelompok yang memandang HAM Particularistic-relatif

E. HAM Dalam Prespektif Hubungan Internasional

Kisaranperdebatan terletak pada masalah bagaimana interaksi antara implementasi nilai HAM yang bersifat Universal-Internasional dengan kedaulatan Negara.Secara garis besar,perdebatan itu dapat dirangkum dalam sudut pandang sebagai berikut : 1. Autonomy Of States

2. Cosmopolitan prespective

F. Kritik terhadap Autonomy of States dan Cosmopolitan Prespective

(9)

Autonomy Of Statestidak dapat digunakan sebagai dasar untuk memberikan keabsahan umum pada prinsip tidak campur tangan.

2. Kritik terhadap Cosmopolitan Prespective : pandangan ini melihat masalah HAM atau dasar kedaulatandan hak menentukan nasib sendiri pada tingkat Individu,aspek keagamaan yang luas,memberikan peluang intervensi militer kepada Negara lain,berkaitan dengan hak hak social dan ekonomi

G. Kasus pelanggaran HAM di Dunia 1. Kasus Agust Pinochet

2. Kasus Slobodan Milosevic 3. Kasus Pol Pot

4. Kasus Timor Timur Pacsa Jalak Pendapat (Agustus 1999) H. Perkembangan HAM Di Indonesia

1. Produk Hukum Nasional tentang HAM 2. Pembentukan Komnas HAM

3. Pengadilan HAM

4. Ratifikasi,Konvensi Internasional I. Statuta Roma

Menurut Artikel Romayuridiksi International Criminal Court (ICC) meliputi: a. The crime of genocide (Kejahatan genosida)

b. Crime against humanity(Kejahatan terhadap kemanusiaan) c. War Crime (Kejahatan Perang)

(10)

BAB IV

GOOD GOVERNANCE ( DALAM HUBUNGAN INTERNASIONAL)

. Dalam kajiannya, konsep ini merupakan konsep yang masih terbilang baru, masuknya konsep ini ke dalam hubungan internasional berawal saat berakhirnya Perang Dingin, awal tahun 1990-an. Awalnya konsep ini berasal dari ilmu administrasi negara dan ilmu pemerintahan, tetapi akhirnya menyebar hingga ke ilmu hubungan internasional. Konsep ini dicetuskan oleh salah satu organisasi yang bernaung dibawah United Nations (UN) yakni United Nations Development Programme (UNDP), kemudian konsep ini disebarluaskan melalui lembaga keuangan dan ekonomi dunia seperti IMF dan Bank Dunia.

Konsep governance memiliki arti bahwa kekuasaan negara digunakan untuk mengelola sumberdaya-sumberdaya ekonomi dan sosial untuk pembangunan masyarakat. Itu yang diungkapkan menurut Bank Dunia. United Nations Development Programme juga menyatakan bahwa governance memiliki arti sebuah rujukan pada penggunaan kewenangan politik, ekonomi, dan administratif untuk menangani masalah-masalah nasional di setiap tingkatan. Masih menurut UNDP, governance memiliki tiga poin yaitu, politik, ekonomi, dan administrasi. Ekonomi governance artinya pemerintahan melibatkan diri dalam pembuatan keputusan untuk memfasilitasi aktivitas ekonomi di dalam negeri dan hubungan diantara penyelenggara ekonomi. Disini, pemerintah diharapkan tidak ikut campur dalam urusan pasar dan ekonomi karena jika pemerintah ikut campur, maka akan terjadi masalah dalam pasar.

Politik governance memiliki makna pemerintahan terjun langsung dalam proses-proses pembuatan keputusan untuk kebijakan public. Masyarakat juga harus berpartisipasi dalam proses membuat kebijakan ini, mulai dari formulasi, implementasi, dan evaluasi kebijakan. Terakhir adalah administratif governance, yang memiliki makna pemerintahan merujuk pada semua hal yang berkaitan dengan kebijakan-kebijakan yang telah diputuskan yang sah.

United Nations Development Programme mengutuskan bahwa ada Sembilan karakteristik dari good governance, yang saling berkaitan dan tidak dapat berdiri sendiri. Kesembilan karakteristik tersebut adalah:

(11)

2. Supremasi Hukum 3. Transparansi 4. Cepat Tanggap

5. Membangun Konsensus 6. Kesetaraan

7. Efektif dan Efisien 8. Bertanggung Jawab 9. Visi Strategis

Sebagai syarat untuk pencapaian good governance, Denis Osborne membaginya kedalam tiga hal sebagai berikut:

1. Peningkatan partisipasi rakyat.

2. Peningkatan akuntabilitas pemerintah. 3. Pengurangan peran dan belanja militer.

Sedangkan Alexander Love berpendapat, unsur-unsur yang harus dipenuhi guna menciptakan good governance adalah:

1. Adanya aturan main hukum yang jelas dan pasti. 2. Peningkatan manajemen sektor publik.

3. Strategi pemberantasan korupsi.

4. Pengurangan belanja militer dan control terhadap anggaran militer serta menciutkan jumlah personil militer.

(12)

BAB V

TERORISME DALAM HUBUNGAN INTERNASIONAL A. Definisi Terorisme

1. Menurut “Oxford English Dictionary”,terorisme memiliki dua arti poko yaitu :

a. Pertama, Sebagai satu system dari terror,yaitu pemerintah yang menggunakan intimidasi yang ditunjukan dan dilakukan oleh partai yang berkuasa di prancis selama revolusi dari tahun 1789-1794.

b. Kedua, Sebagai penerapan metode intimidasi,yaitu suatu kebijakan yang dimaksudkan untuk dilaksanakan dengan terror oleh mereka terhadap tindakan 2. Menurut Noam Chomsky, terorisme sebenarnya adalah sebuah istilah yang menunjuk

kepada aksi kekerasan yang dilakukan oleh siapapun (negara atau bukan) untuk tujuan-tujuan politik tertentu.

3. Menurut Walter S. Jones, terorisme adalah sebuah tindakan politik yang dilakukan oleh kelompok-kelompok ekstremis nasionaldan tradisional maupun sebagai sponsor. 4. Menurut James Adams, terorisme adalah penggunaan atau ancaman kekerasan fisik

oleh individu-individu atau kelompok-kelompok untuk tujuan-tujuan politik,baik kepentingan atau untuk melawan kekuasaan yang ada.

5. Menurut Christopher Greenwood, terorisme merupakan tindakan kekerasan yang juga tindakan criminal.

Catatan : ketidak seragaman setiap negara dalam mengambil tindakan terhadap warga negaranya. Sulit sekali membedakan antara organisasi terorisme dengan organisasi perjuangan kemerdekaan.

B. Tipologi Terorisme

1. Terorisme Negara. Menurut prespektif Weberian, negara dianggap sebagai unit politik yang memiliki legitimasi didalam menggunakan terror atau kekerasan dan terror ini dilakukan oleh negara terhadap rakyatnya untuk menjamin ketaatannya. 2. Trorisme Non Negara,artinya terorisme yang dilakukan oleh kelompok kelompok

diluar stuktur pemerintah. Kelompok teroris bukan negara dapat dikelompokkan : a. Teroris Nasional, yaitu yang wilayah aktifitasnya berada dalam nation state b. Urban Guerrilla Grup, yaitu kelompok teroris yang digambarkan sebagai

(13)

d. Publicity Seeking, yaitu kelompok teroris yang memiliki tujuan mencari publisitas dan perhatian dari masyarakat internasional.

e. Religiusm Terorism, kelompok teroris ini meliliki perbedaan tegas dengan kelompok teroris lainnya.

3. Terorisme yang disponsori oleh negara. Artinya, negara membantu atau mendukung gerakan gerakan terorisme yang dilakukan oleh kelompok-kelompok teroris bukan negara. Menurut Charles Sterling, As dan Uni Soviet pada masa perang dingin merupakan dua negara yang paling sering membantu kegiatan kelompok-kelompok teroris untuk kepentingan politik kedua negara.

C. Krakteristrik Terorisme

1. Pengeksploitasian manusia secara sistematik.

2. Penggunaan atau ancaman penggunaan kekerasan fisik. 3. Adanya unsure pendadakan/kejutan.

4. Mempunyai tujuan politik yang jauh lebih luas dari sasaran/korban langsungnya. 5. Sasaran pada umumnya non kombatan.

6. Direncanakan dan dipersiapkan secara rasional. D. Tujuan Terorisme

1. Memperoleh konsesi- konsesi tertentu seperti uang tebusan,pe,bebasan tahanan 2. Memperoleh Publisitas Luas.

3. Menimbulkan kekacauan luas,demoralisasi,dan difungsi system social.

4. Memancing kontrateror pemerintah sehingga meinmbulkan situasi yang menguntungkan teroris,yang akhirnya mungkin saja mengulingkan pemerintah. 5. Memaksakan kepatuhan dan ketaatan.

6. Menghukum yang bersalah atau dipandang sebagai symbol dari suatu yang jahat. E. Sekilas Tentang Sejarah Munculnya Terorisme

1. Pada Masa Yunani Kuno (abad ke-4 SM) 2. Pada zaman modern (abad ke-18)

3. Pada masa kontemporer

(14)

BAB VI

GLOBALISASI DALAM HUBUNGAN INTERNASIONAL

Dalam mempelajari hubungan internasional, kita tidak lepas dari tema globalisasi. Konsep ini banyak mengandung perdebatan dan merupakan salah satu topik yang hangat untuk didiskusikan. Banyak dari pengusaha, tokoh-tokoh, politisi tidak segan-segan untuk memperdebatkan globalisai dalam seminar-seminarnya yang bersifat nasional maupun internasional.

Globalisasi adalah proses mengglobalnya atau mendunianya sesuatu yang melintasi batas wilayah negara bangsa. Sesuatu yang dimaksud disini bisa berupa barang, jasa, modal, informasi, budaya, gaya hidup, dan hak milik intelektual. Ciri utama dari globalisasi adalah meningkatnya konsentrasi dan monopoli sumber daya dan kekuatan ekonomi oleh perusahaan transnasional maupun perusahaan keuangan global.

Ada beberapa faktor sebagai pendorong munculnya globalisasi. Faktor-faktor tersebut antara lain:

1. Faktor Ekonomi.

A. Over productions atau produksi yang berlebihan. B. Perluasan pasar.

C. Pembagian kerja secara internasional.

2. Faktor Politik. A. Pencegahan perang.

B. Kerjasama dibidang perdagangan akan menciptakan kepercayaan dan menumbuhkan pemahaman bersama antar negara.

(15)

BAB VII

GENDER DALAM HUBUNGAN INTERNASIONAL

Dalam hubungan internasional, tidak melulu kita mendiskusikan tentang diplomasi dan negosiasi, tetapi kita juga mendiskusikan tentang gender. Pengertian gender dalam kamus Merriam Webster yaitu gender adalah sama dengan sex. Sifat dari gender adalah budaya spesifik dan dinamis, artinya, bervariasi dari satu lingkungan ke lingkungan yang lain, dan dari satu waktu ke waktu yang lain. Tujuan dari gender itu sendiri adalah untuk tuntutan persamaan hak antara kaum laki-laki dan perempuan secara ekonomi dan politik.

Faktor-faktor yang menyebabkan munculnya gender anatara lain: 1. Faktor Ekonomi.

2. Faktor Politik. 3. Faktor Budaya. 4. Faktor Bahasa.

Selain itu, terdapat pula aliran-aliran pemikiran dalam gender yakni: 1. Aliran Liberal.

2. Aliran Radikal.

(16)

BAB VIII

LINGKUNGAN HIDUP DALAM HUBUNGAN INTERNASIONAL A. Cangkupan da Signifikasi LIngkungan Hidup

1. Cangkupan Lingkungan Hidup a. Tanah/Daratan

b. Air berupa lautan, danau, sungai, mata air yang ada didalamnya c. Udara, Yang mencakup atmosfer yang mendukug proses kehidupan 2. Signifikasi Lingkungan Hidup

a. Sebagai barang konsumsi (as a consumption goods)

b. Sebagai penyedia sumber daya atau bahan baku bagi proses produksi c. Sebagai penyerap berbagai limbah industry pada kgususnya aktifitas B. Perhatian Dunia terhadap masalah Lingkungan Hidup

1. Stockholm Conference on Human Evironment/SCHE (Konferensi PBB mengenai Lingkungan Hidup manusia di Stockholm tahun1972.

2. World Commission on Environment and Development/ WCED (Konsumsi Dunia untuk Lingkungan Hidup dan Pembangunan 1987).

3. The Earth Summit (KTT Bumi di Rio de janeiro, Brazil,1992)

KTT Bumi juga dikenal dengan The United Nations Coferences on Environment and Development.

4. Penyelenggaraan sidang khusus Majelis Umum (MU) PBB 1997 di New York yang bertujuan mengkaji pelaksanaan butir butir KTT Bumi selama 5 tahun

5. Pertemuan Kmite Persiapan (Preparatory Conmmitte-PrepCom) dalam menghadapi KTT Pembangunan berkelanjutan di Johannesburg.

C. Degradasi Lingkungan Hidup

1. Hanya dalam kurun waktu 30 tahun,telah terjadi degradasi tanah seluas 22 milyar atau 15 % tanah bumi sebagai akibat aktifitas manusia.

2. Setengah dari sungai dunia terpolusi secara serius

(17)

4. Pada bukan September tahun 2000,lubang ozon diatas antartika telah mencapai rekor tinggi,yakini 28 juta km persegi.

5. Hanya lebih setengah persediaan air bersih saat initerpakai manusia 6. Menghancurkan ekonoi alam dimana ekonomi pasar bergantung. D. Penyebab Degradasi Lingkungan Hidup

1. Industrialisasi.

Proses Industrialisasi yang ditandai dengan pendirian pabrik pabrik telah menyebabkan gundulnya hutan dan persawahan karena dipakai lokasi pabrik.

2. Revolusi Hijau Sejak pertengahan decade 1960-an, para perancang pembangunan melakukan upaya untuk meningkatkan output produk pertanian negara sedang berkembang dengan cara pengenalan teknik mekanisasi,pembangunan pupuk dan partisida,pengairan (Revolusi Hijau)

E. Perbedaan Pembangunan Berkenajutan dan Pembangunan Konvensional. NO Pembangunan Berkelanjutan Pembangunan Konvensional 1. Pembangunan Berkelanjutan

cenderung menganggap bahwa satu satunya factor yang membatasi produksi adalah keterbatasan persediaan sumber sumber alam mendasarkan kepada moralitas bahwa sumber sumber alam perlu untuk mempertahankan kelestariannya agar dapat dipakai

Pembangunan Konvensional cenderung melihat pembangunan dalam lingkup satu generasi saja.

3. Pembangunan Berkelanjutan berpendapat bahwa prosedur akunting pembangunan seharusnya memasukan factor kerusakan lingkungan sebagai bagian dari biaya biaya social yang harus dipikul oleh para pelaku ekonomi

Pembangunan Konvensional tidak sedikitpun merusak factor lingkungan ke dalam klakulasinya.

(18)

menggangap bahwa keterbatasan kapasitas alam dalam menyerap limbah industry harus diperhitungkanoleh para pelaku bisnis secara sukarela

optimis bahwa alam dapat dengan sendirinya mengatasi persoalan limabah.

F. Aliran Pemikiran dalam Lingkungan Hidup

Perbandingan setingkat terkait ansumsi dasar dari dua aliran yakini :

NO Moderenis Ecoradikal

1. Lingkungan Hidup bukan masalah serius.Kemajuan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi akan dapat digunakan untuk melindungi

Lingkungan Hidup adalah masalah yang serius. Perubahan cepat dalam gaya hidup ditambah control terhadap populasi untuk komprehensif yang diperlukan dalam mengatasi krisi lingkungan hidup.

(19)

BAB IX

PARIWISATA DALAM HUBUNGAN INTERNASIONAL

Dalam bab kesembilan, didiskusikan soal pariwisata di dalam hubungan internasional. Fenomena pariwisata saat ini sedang berkembang pesat, karena banyak orang yang berjalan antar negara untuk keperluan bisnis, pariwisata, belajar ke luar negeri, maupun perpindahann pengungsi yang negerinya sedang dilanda kekacauan.

Pariwisata berasal dari bahasa Sansekerta, Pari dan Wisata. Pari artinya banyak, berkali-kali, berputar-putar, lengkap sedangkan wisata artinya perjalanan, bepergian, atau pelancongan. Maka dari itu, pariwisata artinya berpergian yang dilakukan berkali-kali ke satu tempat ke tempat lain. Dalam opini Herman V. Schulalard, pariwisata artinya sejumlah kegiatan terutama yang terkait dengan perekonomian oleh satu atau lebih orang yang keluar masuk suatu daerah.

Dampak dari sektor pariwisata ini bermacam-macam, ada dampak positif, ada pula dampak negatif. Dampak positif dari pariwisata ini yakni:

1. Menambah devisa negara.

2. Industri pariwisata mendorong terciptanya dampak multiganda yang besar melalui usaha-usaha kecil dan menengah yang menyediakan barang dan jasa bagi sektor pariwisata.

3. Industri pasriwisata sebagai agen dan instrument pemerataan pembangunan dan pemerataan masyarakat.

Dampak negatifnya dari sektor pariwisata adalah: 1. Gaya dan pola hidup yang berubah.

2. Proyek-proyek pariwisata seringkali tidak memperhatikan lingkungan sekitarnya.

3. Industri pariwisata biasanya menggusur nilai-nilai lokal yang melekat dalam suatu wilayah tertentu.

(20)

BAB X

NGO DALAM HUBUNGAN INTERNASIONAL

Saat Perang Dunia II berakhir, perubahan banyak terjadi pada dunia politik internasional. Perekonomian di negara Eropa Barat hancur dan munculnya negara-negara kecil yang menemukan kemerdekaannya yang juga disebut sebagai Negara Dunia Ketiga (NDK) dan juga lahirnya dua kekuatan besar di dunia yaitu Amerika Serikat dan Uni Soviet. Hal ini, membawa dunia ke babak yang baru.

(21)

BAB XI

HAKIKAT ANCAMAN DALAM PERSPEKTIF HUBUNGAN INTERNASIONAL

Dalam bab ini, dibahas mengenai hakikat ancaman dalam hubungan internasional. Cerita diawali saat era Perang Dingin antara Amerika Serikat di blok barat dengan Uni Soviet di blok timur. Hakikat ancaman lebih di dasarkan kepada ancaman yang bersifat militer dan berasal dari eksternal.

Bagi blok barat, hakikat ancaman adalah negara-negara yang berideologi sosialis-komunis dan menginduk kepada Uni Soviet dalam koalisi blok timur. Sedangkan blok timur, hakikat ancaman mereka yakni negara-negara yang berideologi liberalis-kapitalis dan yang bersekutu dengan Amerika Serikat di blok barat. Untuk pertemanan dalam politik ini, lebih ditekankan kepada ideology negara-negara tersebut, entah dia liberalis-kapitalis atau sosialis-komunis.

Fungsi utama militer adalah memelihara pertahanan dan keamanan nasional. Misi dan doktrin militer sangat membantu militer dan juga hubungan militer-sipil. Secara kategori, ancaman dibagi menjadi dua kategori dan melahirkan empat tipologi ancaman yakni:

1. Tipe 1, Eksternal, Militer 2. Tipe 2, Internal, Militer 3. Tipe 3, Eksternal, Non-Militer 4. Tipe 4, Internal, Non-Militer

Tipologi diatas ini menuntut dengan tegas perbedaan pertahanan dan keamanan, dan sekaligus akan sangat mempengaruhi dimana peran dari militer. Di Indonesia, tipe 1 dan tipe 2 ditugaskan kepada Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan tipe 3 dan tipe 4 ditugaskan kepada polisi dan elemen-elemen sipil lainnya.

Dalam memahami hakikat ancaman nasional, terdapat beberapa catatan penting yang harus diperhatikan. Ada empat catatan yang harus diperhatikan antara lain:

(22)

3. Ancaman nasional yang harus mendapatkan prioritas penanganan bagi bangsa Indonesia adalah ancaman non militer-internal dan non militer-eksternal.

BAB XII

“PERANG MODEREN” DALAM PERSPEKTIF HUBUNGAN INTERNASIONAL

Dalam bab terakhir ini, penulis buku membahas tentang perang modern yang saat ini sedang terjadi dalam perspektif hubungan internasional. Apa yang dimaksudkan dengan perang modern? Di bab ini akan dibahas mengenai apa itu perang modern dan juga solusinya untuk menangani hal ini.

Berakhirnya Perang Dingin membawa konsekuensi pada perubahan hakikat ancaman atas keamanan nasional. Pada masa setelah Perang Dingin, keadaan berubah menjadi berbeda yakni ancaman keamanan nasional lebih bersifat masalah non-militer dan bersumber dari masalah lokal dan global. Perang modern saat ini telah membayang-bayangi Indonesia, bahkan telah menjebak bangsa. Perang modern memang tidak perang fisik, tetapi sasaran utamanya adalah hati, jiwa, dan pikiran manusia.

Perang modern dapat didefinisikan sebagai penguasaan sebuah negara terhadap negara lain melalui penetrasi dengan menciptakan dan memanfaatkan kerawanan negara sasaran pada berbagai aspek kehidupan. Penggunaan cara-cara non fisik dilakukan dan selanjutnya menggunakan cara fisik dengan mengerahkan kekuatan militer apabila menguntungkan negara pelaksananya.Dalam tahapannya, perang modern memiliki lima tahap yaitu:

1. Tahap penjajahan paradigmatis. 2. Tahap eksploitasi.

3. Tahap menciptakan sel-sel perlawanan di negara sasaran. 4. Tahap psy war.

5. Tahap invasi militer.

Untuk menangkal perang modern, dibutuhkan beberapa solusi yakni:

1. Membangun Komitmen Kebangsaan dalam konteks membangun masyarakat dan manusia seutuhnya.

A. Rekonsiliasi Nasional.

(23)

2. Mewujudkan daya tangkal bangsa dan negara.

A. Pancasila sebagai acuan kritis dan etika politik dalam masyarakat, berbangsa, dan bernegara.

B. Membangun kedaulatan rakyat.

C. Memantapkan pengakuan terhadap pluralisme. D. Meningkatkan kesejahteraan rakyat.

E. Meningkatkan sistem pertahanan negara.

F. Mengembalikan kedaulatan negara setara dengan negara maju.

Pemberdayaan empat pilar bangsa seperti Pancasila, UU NRI 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika harus diperkuat untuk memmbentengi diri di tengah-tengah kondisi saat ini. Serta pemanfaatan teknologi informasi, dunia maya, dan sumber daya manusia merupakan kunci untuk memenangi perang modern.

KEKUATAN DAN KELEMAHAN BUKU

Buku Kapita Selekta Hubungan Internasional karangan Dr. Agus Subagyo, S.IP, M.Si. ini sangatlah bagus dan merupakan bacaan yang sangat pantas untuk orang-orang yang gemar tentang politik. Serta tentunya, bacaan ini juga cocok untuk mahasiswa-mahasiswi yang mengambil jurusan Hubungan Internasional untuk jurusan perkuliahannya. Namun tentu saja buku ini memiliki kekuatan dan kelemahan, kekuatan yang bisa dilihat oleh penulis resensi buku yakni:

1. Isinya bagus dan menarik. 2. Tidak membosankan.

3. Membuat pembaca terpacu untuk mendalami politik, pertahanan, dan hubungan internasional.

Kelemahannya:

1. Kurangnya ilustrasi dalam buku. 2. Tidak ada gambar.

3. Halaman buku gampang terlepas.

(24)

Buku Kapita Selekta Hubungan Internasional ini sangat memberi kontribusi yang signifikan dalam studi ilmu politik dan juga studi hubungan internasional. Di dalam buku ini, pembaca dapat mempelajari tentang ilmu politik, ilmu hubungan internasional, dan sedikit ilmu tentang keamanan dan pertahanan dalam arti yang luas. Banyak teori-teori yang sangat memukau dalam buku ini serta memberi wawasan yang mendalam terhadap pembaca buku tentang apa itu ilmu-ilmu yang berkaitan dengan politik. Buku yang sangat menarik dan tidak pernah bosan untuk dibaca berulang-ulang.

IDENTITAS PENULIS BUKU

Nama Penulis: Dr. Agus Subagyo, S.IP, M.Si.

Tempat dan Tanggal Lahir: Sukoharjo, 18 April 1978.

Pendidikan:

● S-1: Universitas Muhammadiyah Yogyakarta jurusan Hubungan Internasional (2000)

● S-2: Universitas Gadjah Mada jurusan Ilmu Politik (2002)

● Gelar Doktor Ilmu Politik (Dr.) diperoleh dari FISIPOL UGM tahun 2013.

Pengalaman Mengajar:

● Dosen FISIP di Universitas Langlang Buana (2007 – 2009).

● Dosen Non-Organik di Sesko TNI (2004 – 2007).

● Dosen Non-Organik di Pusdikintel Polri (2008 – 2010).

● Dosen Non-Organkik di Seskoad (2003 – Sekarang).

● Dosen di Magister Ilmu Pemerintahan FISIP Universitas Jenderal Achmad Yani Cimahi.

● Dosen di Universitas Pertahanan.

● Dosen Tetap Hubungan Internasional di Universitas Jenderal Achmad Yani Cimahi.

(25)

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui intensitas komunikasi dilihat dari terpaan komunikasi pada www.kaskus.co.id dalam menampilkan informasi tentang budaya Solo

[r]

Kesalahan merupakan suatu hal yang penting diketahui dalam menyelesaikan soal matematika, karena dengan mengetahui kesalahan yang dilakukan oleh siswa kita dapat

Jenis penelitian yang digunakan ini adalah deskriftip korelatif dengan pendekatan cross sectional yaitu bertujuan untuk menguraikan dan mengetahui apakah ada

Meskipun secara hitungan distribusi frekuensi, bahwa seluruh responden pada kelompok perlakuan yang diberi bebat perineum mengalami kesembuhan ≤ 7 hari, tapi

Morrison (2001: 27), mengatakan bahwa kebutuhan (need) diartikan sebagai kesenjangan antara apa yang diharapkan dengan kon- disi yang sebenarnya, keinginan adalah harapan ke depan

(6) Tarif retribusi pelayanan medik dokter spesialis tamu, komponen jasa sarana sesuai dengan jenis dan klasifikasi pelayanan yang diatur dalam Peraturan Daerah tentang

lebih kecil, memiliki virulesi lebih tinggi, dan jarang terjadi multidrug resistance pada antibakteri non betalaktam. Struktur S.aureus terbentuk dari 2 komponen yaitu komponen