• Tidak ada hasil yang ditemukan

FORMULASI GEL HAND SANITIZER DARI KITOSAN DENGAN BASIS NATRIUM KARBOKSIMETIL SELULOSA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "FORMULASI GEL HAND SANITIZER DARI KITOSAN DENGAN BASIS NATRIUM KARBOKSIMETIL SELULOSA"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

FORMULASI GEL HAND SANITIZER DARI KITOSAN DENGAN BASIS

NATRIUM KARBOKSIMETIL SELULOSA

Supomo

1)

, Yullia Sukawaty

2)

, Fedri Baysar

1)

Bidang Farmak ognosi dan Fitokimia, Ak ademi Farmasi Samarinda1) e-mail: fahmipomo@gmail.com1)

ABSTRAK

Kitosan telah banyak dimanfaatkan dala m bidang industri, pangan, farmasi dan pertanian. Sifat biologi kitosan antara lain bersifat bio ko mpatibel a rtinya sebagai polime r a la mi sifatnya tidak me mpunyai akibat samping, tidak beracun, tidak dapat dicerna dan mudah diuraikan oleh mikroba (biodegradable). Penelit ian ini bertujuan untuk mengetahui apakah kitosan dapat diformulasikan ke dala m sediaan gel hand sanitizer yang me menuhi persyaratan stabilitas fisik gel.

Kitosan diformu lasikan dengan me mvariasikan 3 konsentrasi basis Na CMC yaitu 3%, 4,5% dan 6%. Pengujian sediaan gel yang dilaku kan adalah uji stabilitas fisik yang me liputi uji organoleptis, uji homogenitas, uji pH, uji daya sebar, uji viskositas dan uji konsistensi. Pengujian dila kukan setiap minggu selama 4 minggu penyimpanan.

Hasil pengujian sifat fisik ge l hand sanitizer dari kitosan me mpunyai bentuk dan wa rna yang stabil namun aroma yang dihasilkan berubah selama penyimpanan. pH sediaan gel me menuhi persyaratan, pada pengujian konsistensi tidak terjadi pemisahan fase, pada pengujian homogenitas menunjukkan gel tidak homogen,daya sebar gel tidak me menuhi persyaratan,viskositas sediaan gel dari ketigaformu la tidak me menuhi persyaratan viskositas gel.

Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa sediaan gel me menuhi persyaratan organoleptis, pH, dan konsistensi, namun tidak me menuhi pers yaratan homogenitas, daya sebar dan viskositas gel.Data yang telah diperoleh ke mud ian diku mpulkan, diana lisis dan diinterpretasikan secara deskriptif menggunakan tabel dan grafik.

Kata kunci: Kitosan,Ge l,Hand Sanitizer, Uji Stabilitas Fisik Ge l. PENDAHULUAN

Kitosan telah banyak dimanfaat kan dalam bidang industri, pangan, farmasi dan pertanian dalam berbagai bentuk dan tujuan.Kitosan dalam b idang farmasi dimanfaatkan sebagai obat luka, obat pelangsing tubuh, antibakteri, antitumor, antiko lesterol, antioksidan, sebagai pengemulsi, dan dapat me mbentuk gel (Toharis man,2007).

Pe manfaatan kitosan dalam bentuk gel hand sanitizer belum banyak dilakukan. Hand sanitizer atau hand antiseptik merupakan a lternatif untuk mencuci tangan selain menggunakan air dan sabun.Penelit ian in i d ila kukan untuk mengetahui pengaruh penambahan Na CM C terhadap sifat fisik ge l hand sanitizer darikitosan terhadap persyaratan stabilitas fisik gel yang me liputi uji organoleptis, pe meriksaan homogenitas, pengukuran pH, pengukuran daya sebar, pengukuran viskositas danpengujian konsistensi.

METODE P ENELITIAN Bahan Penelitian

Bahan-bahan yang digunakan adalah kitosan, asam asetat 4%, Natriu m CMC , propilengliko l, met il paraben,essens lemondan air suling.

1. Prosedur Pe mbuatan Gel Hand Sanitizer

 Na CM C d ike mbangkan dengan cara ditaburkan d i atas air dala m mo rtir dia mkan hingga mengembang sela ma 24

ja m, la lu digerus.

 Kitosan sebanyak 1 g dilarutkan dengan 20 ml asa m asetat 4% dan digerus hingga homogen.

 Dita mbahkan propilenglikol dan met il paraben yang telah dila rutkan dala m propilengliko l panas, gerus homogen hingga me mbentuk basisgel.

 Dita mbahkan larutan kitosan sedikit de mi sedikit kedala m basis gel.

 Dita mbahkan a ir suling hingga gel mencapai 100 ml.

 Dan terakh ir d ita mbahkan pengaroma.

2. Evaluasi Sediaan Gel Hand Sanitizer

Evaluasi sediaan ge l yaitu menga mati o rganoleptis, pe meriksaan homogenitas, pengukuran pH , pengukuran daya sebar dan pengujian konsistensi.

(2)

3. For mul asi Sediaan Gel Hand Sanitizer

Tabel 3. Formu la Sed iaan Ge l Hand Sanitizer

Bahan Konsentr asi Bahan dalam For mula (% ) b/ v

F1 F2 F3 Kitosan 1 1 1 Na CM C 3 4,5 6 Propilenglikol 2 2 2 Metil paraben 0,02 0,02 0,02 Essens Le mon 3 gtt 3 gtt 3 gtt Air Suling ad 100 100 100

HASIL DAN PEMBAHASAN A. For mul asi Gel Hand Sanitizer

Formula sediaan yang telah dibuat dapat dilihat pada tabel 3. Bahan aktif yang digunakan dalam sediaan gel ini adalah kitosan. Kitosan yang merupakan polime r kationik yang bersifat nontoksik, dapat mengala mi biodegradasi dan bersifat biokompatibe l. Kitosan merupakan senyawa polikationik ala m yang unik me miliki aktivitas antibakteri (Liu, dkk., 2006). Berdasarkan sifat antibakteri kitosan dan dari penelit ian Sarjono dkk (2008), larutan kitosan 1% dala m mengha mbat pertumbuhan bakteri jika dibandingkan dengan antibiotik tetrasiklin 0,01% secara berturut-turut adalah Staphylococcus aureus, Bacillus substilis, Pseudomonas aeruginosa dan Escherichia colimaka d igunakan konsentrasi 1% pada setiap formu la.

Sediaan gel bila digunakan me miliki efe k pendinginan pada kulit, penamp ilan sediaan yang jernih dan elegan, pada pemaka ian di ku lit setelah ke ring men inggalkan film te mbus pandang, elastis, daya lekat tinggi yang tidak menyu mbat pori sehingga pori tidak terganggu, mudah dicuci dengan air, pe lepasan obat baik dan ke ma mpuan penyebaran pada kulit baik (Voight, 1995).

Sediaan gel pada umumnya me miliki ko mposisiterdiri dari ko mponen bahan yang dapat mengembang dengan adanya air, hu me ktan dan pengawet, adakalanyadiperlu kan pula bahan yang dapat meningkatkan penetrasi bahan berkhasiat(Anwar, 2012). Bahan tambahan yang lain adalah Na CM C, propilengliko l, nipagin, essens lemon dan aquades.

NaCM C merupakan gelling agent turunan selulosa yang digunakan dalam formu lasi gel hand sanitizer dari kitosan. Gelling agent untuk kebutuhan farmasi dan sediaan kosmetik harus bersifat inert, aman dan tidak reaktif dengan komponen lain. Bahan aktif yang digunakan dalam sediaan gel ini adalah kitosan yang terlarut dalam asa m asetat 4% dengan pH 4 sehingga basis Na CMC dapat digunakan sebagai gelling agent dalam sediaan gel dengan bahan aktif kitosan karena Na CMC me miliki stabilitas yang baik pada suasana asam maupun basa dengan kisaran pH 2-10.

Menurut Rowe, d kk., (2009) konsentrasi Na CMC sebagai gelling agent yaitu 3-6%.Da la m pembuatan gel menggunakan variasi konsentrasi Natriu m CM C sebesar 3%, 4,5%, dan 6%. Pe mbentukan gel Na CM C terbentuk pada konsentrasi polimer yangrelatif rendah antara 2-6%.Pe mbentukan gel Na CM C u mu mnya diinduksioleh pembentukan heliks, kadang diikuti dengan agregasi dari heliks. Pe mbentukan heliks me libatkan transisi dari bentuk koil menjad i struktur heliks, selanjutnya menjad i heliks ganda (heliks agregat). He liks yang terbentuk dari Na CMC dapat mencair ke mba li pada peningkatan suhu. Hal ini terjadi karena peningkatan entropi pada sistem dengan adanya peningkatan temperatur. Gel Na CM C bersifat temperature-reversible, seringkali terjad i bila ge l yang mencair pada pemanasan dan pembentukan gel pada pendinginan. Bila terbentuk heliks ganda maka akanterbentuk struktur tiga dimensi yang menyerap air dala m ju mlah besar sehingga kandungan air dala m med iu m men jadi se makin sedikit mengakibatkan terbentuknya massa yang semipadat (gel) (Anwa r, 2012).

Molekul Na CM C sebagian besar meluas atau me man jang padakonsentrasi rendah tetapi pada konsentrasi yang lebih tinggi mo leku lnya bertindih dan menggulung, pada konsentrasi yang lebih tinggi akan me mbentuk benang kusut menjadi gel yang termoreversibel. Meningkatnya kekuatan ionik dan menurunnya pH dapat menurunkan viskositas Na CM C akibat polimernya yang bergulung (Deviwings, 2008).

Medium pendispersi yang digunakan dala m sediaan in i adalah a ir suling. Kandungan air sulingyang cukup besar dapat digunakan sebagai media pertumbuhan mikroba ma ka diperlu kan pengawet untuk menghambat pertumbuhan mikroba.Metil paraben dari golongan paraben me mpunyaike ma mpuan sebagai antimikroba spektrum luas meskipun lebih efektifterhadap jamu r dan kapang, aman digunakan (relatif tidakmengiritasi dan tidak beracun) dan stabil pada pH yang terdapat dalamkosmet ik (Fisher dan Joseph, 2008). Met il paraben me miliki pH optimu m pada 4-8(Rowe, d kk., 2006).Sed iaan gel yang dihasilkan me miliki pH 5yang ma mpu me mbuat metil paraben bekerja optimu m sebagai pengawet.

(3)

Bahan tambahan lain yaitu propilenglikol. Propilengliko l digunakan sebagai humektan yang akan me mpe rtahankan kandungan air dala m sediaan sifat fisik dan stabilit as sediaan dalam penyimpanan dapat dipertahankan.Hu mektan adalah agen yang mengontrol perubahan kele mbaban antara produk dengan udara pada kulit. Pele mbab biasanya mengandung substansi dengan bobot mole kul rendah dengan sifat penarik a ir yang disebut humektan. Substansi-substansi ini berpenetrasi pada kulit dan meningkatkan derajat hidrasi stratum corneum (Fisher dan Joseph, 2008). Pe milihan propilenglikol sebagai humektan ka rena lebih baik dibandingkan dengan gliserin yang biasanya juga digunakan sebagai h umektan. Propilengliko l me mpunyai penetrasi yang lebih baik terhadap stratumk orneum. Hal tersebut mungkin ka rena propilengliko l lebih larut dala m le mak dibandingkan dengan gliserin. Propilengliko l leb ih murah dibandingkan gliserin dan lebih sedikit mengakibatkan iritasi (Fisher dan Joseph,2008).Konsentrasi propilengliko l yang digunakan adalah sebesar 2% sebagai humektan. Loden, (2009) menyatakan bahwa konsentrasi propilengliko l di atas 10% dapat menimbulkan reaksi iritasi kulit sedangkan di bawah 2% men imbulkan dermat itis. Propilenglikol me miliki stabilitas yang baik pada pH 3-6 (Allen, 2002). Propilenglikol dapat digunakan sebagai humektan dala m sediaan gel hand sanitizer dari kitosan.

C. Eval uasi Sedi aan Gel

Evaluasi sediaan gel dilaku kan untuk mengetahui gel yang dibuat stabil dan me menuhi persyaratan berdasarkan pustaka.Pengamatan dila kukan setiap minggu selama 4 minggu penyimpanan.

1. Pengamatan Organole ptis

Pada pengamatan organoleptis sediaan gel dia mati bentuk, wa rna dan aro ma.

Tabel 5. Hasil Penga matan Organoleptis

For mul a Hasil Pengamatan

Bentuk Warna Aroma

F1 Se mi solid agak kental Putih ke ruh Essens Le mon

F2 Se mi solid kental Putih ke ruh Essens Le mon

F3 Se mi solid sangat kental Putih ke ruh Essens Le mon

Keterangan :

F1 : Formula dengan konsentrasi basis Na CM C 3%

F2 : Formula dengan konsentrasi basis Na CM C 4,5%

F3 : Formula dengan konsentrasi basis Na CM C 6%

Berdasarkan tabel 5, sediaan gel yang dihasilkan dengan variasi basis gel Na CM C cukup baik. Gel hand sanitizer yang dibuat tidakmena mpakkan perubahan bentuk, warna dan aro ma pada awa l pe mbuatan.

Setiap formula me miliki bentuk yang berbeda-beda, hal ini dika renakan terdapat perbedaan konsentrasi gelling agent yang digunakan. Se makin besar konsentrasi gelling agent yang digunakan maka se makin kental pula sediaan yang dihasilkan. Pada formu la F1 me miliki bentuk semi solid agak kental, formu la F2 me miliki bentuk semi

solid kental, dan formula F3 me miliki bentuk semi solid sangat kental.

Hasil penga matanwarna gel kitosan dari ket iga formu la, mu la i dari hari ke -0 mena mpakkan warna putih keruh dan aroma essens lemon yang bercampur dengan asam asetat. Warna putih keruh pada gel dikarenakan kitosan yang digunakan sebanyak 1%, sema kin tinggi konsentrasi kitosan maka sema kin keruh pula wa rna gel. Pada hari ke -3, aro makhas asam asetat dari ketiga formula mu lai berkurang danaroma essens lemon mula i mendominasi. Hal in i dikarena kan asam asetat yang digunakan untuk me larutkan kitosan menguap selama penyimpanan.

2. Pengamatan Homogenitas

Pengamatan homogenitas dilaku kan dengan mengoleskan sediaan gel pada sekeping kaca. Uji ini dila kukan untuk mengetahui homogenitas bahan aktif dan bahan tambahan lainnya dala m sediaan.

Tabel 6.Hasil Pengamatan Ho mogenitas

For mul a Homogenitas

F1 Tidak ho mogen, menunjukkan adanya gumpalan kec il

F2 Tidak ho mogen, menunjukkan adanya gumpalan sedang

F3 Tidak ho mogen, menunjukkan adanya gumpalan besar

Keterangan :

F1 : Formula dengan konsentrasi basis Na CM C 3%

F2 : Formula dengan konsentrasi basis Na CM C 4,5%

F3 : Formula dengan konsentrasi basis Na CM C 6%

Dari pengamatan homogenitas yang dapat dilihat pada tabel 6, setiap formula tidak menunjukkan butiran kasar, namun terlihat gumpalan Na CM C yang didalamnya terdapat larutan kitosan berwarna putih keruh. Se makin

(4)

tinggi konsentrasi Na CMC yang digunakan maka semakin besar pula gumpalan yang dihasilkan, hal ini dapat dilihat pada formula F1 yang me miliki gu mpalan kec il, formu la F2 yang me miliki gu mpalan leb ih besar dari F1 dan

F3 yang me miliki gumpa lan lebih besar dari formu la F1 dan F2. Ge l tidak homogen disebabkan karena konsentrasi

kitosan yang digunakan sebanyak 1% meningkat kan viskositas sediaan gel dan me mbentuk gumpalan yang sulit untuk dihilangkan ketika d ioleskan pada sekeping kaca. Gu mpa lan gel diakibatkan karena Na CM C dengan kitosan inko mpatibilitas, Na CMC bersifat anionik (Deviwings, 2008) sedangkan kitosan bersifat kationik ( Rahayu L.H. dan Purnavita (2007).

3. Pengukuran pH

Pengukuran pH sediaan gel kitosan menggunakan pH indikator universal. Hasil pengukuran pH dapat dilihat pada tabel 7.

Tabel 7. Hasil Pengukuran pH

Pengukuran pH

For mul a pH Gel Se belum

Penyi mpanan pH Gel Sesudah Penyi mpanan F1 5 5 F2 5 5 F3 5 5 Keterangan :

F1 : Formula dengan konsentrasi basis Na CM C 3%

F2 : Formula dengan konsentrasi basis Na CM C 4,5%

F3 : Formula dengan konsentrasi basis Na CM C 6%

Pengujian pH dila kukan untuk mengukur pH (dera jat keasaman) sediaan dan untuk mengetahui apakah sediaan sudah me menuhi syarat pH yang sesuai dengan kondisi pH kulit yaitu 4-8 (Aulton, 1988).Pada pengamatan pH yang dila kukan setiap minggu selama 4 minggu menghasilkan ge l yang me miliki pH 5 yang tidak mengala mi perubahan selama penyimpanan dapat dilihat pada tabel 8. Sediaan yang dihasilkan bersifat asam, pH yang bersifat terlalu asam dapat menyebabkan iritasi sedangkan pH yang terlalu basa menyebabkan kulit bersisik. Pengujian dila kukan dengan menggunakanindikator pH, d imanatingkat a kurasi dan perubahan yang terjadi pada sediaan tidak dapat terlihat dengan baik.

4. Pengukuran Daya Sebar

Pengukuran daya sebar dilakukan untuk mengetahui penyebaran gel pada saat digunakan. Hasil pengukuran dapat dilihat pada tabel 8 dan ga mbar 10.

. Tabel 8. Hasil Pengukuran Daya Sebar

Waktu Penyi mpanan (Minggu) Daya Se bar (c m) ± SD F1 F2 F3 0 3,77 ± 0,007 3,21 ± 0,09 2,52 ± 0,15 1 3,30 ± 0,20 2,80 ± 0,19 2,07 ± 0,02 2 3,02 ± 0,26 2,40 ± 0,07 2,02 ± 0,04 3 2,89 ± 0,22 2,06 ± 0,06 2,10 ± 0,04 4 2,68 ± 0,11 2,52 ± 0,06 1,86 ± 0,14 Rata-rata ± SD 3,13 ± 0,42 2,59 ± 0,43 2,11 ± 0,24 Keterangan :

F1 : Formula dengan konsentrasi basis Na CM C 3%

F2 : Formula dengan konsentrasi basis Na CM C 4,5%

F3 : Formula dengan konsentrasi basis Na CM C 6%

Para meter daya sebar gel yang baik yaitu 5-7 c m (Garg, dkk., 2002) sedangkan daya sebar gel pada ketiga formula berkisar antara 1,86-3,77 c m yang menunjukkan bahwa ketiga formu la tida k me menuhi persyaratan.La ma penyimpanan me mpengaruhi daya sebar gel, semakin la ma penyimpanan ma ka daya sebar gel semakin kecil, daya sebar gel yang kecil dika renakan kandungan air dala m sediaangel menguap sehingga sediaan menjadi se makin keras.

Daya sebar gel yang kecil juga disebabkan karena adanya peningkatan konsentrasi gelling agent yaitu Na CM C pada formu la F1, F2, dan F3. Sa lah satu faktor yang me mpengaruhi daya sebar gel adalah ju mlah dan ke kuatan

(5)

matriks gel. Se ma kin banyak dan kuat matriks gel maka daya sebar gel akan berkurang. Da la m sistem ge l yang bertanggung jawab terhadap terbentuknya matriks gel adalah gelling agent. Dengan demikian konsentrasi gelling agentakan menambah dan me mperkuat matriks gel (Zats dan Kushla, 1996). Oleh ka rena itu fa ktor dominan yang menentukan respon daya sebar adalah Na CM C.

Daya sebar gel dari kitosan tidak me menuhi persyaratan disebabkan oleh berbaga i maca m fa ktor seperti viskositas dan karakteristik basis gel yang digunakan.Sediaan yang me miliki viskositas rendah (lebih encer) menghasilkan dia meter penyebaran yang lebih besar karena lebih mudah mengalir. Ge l dari kitosan me miliki konsistensi yang kental sehingga lebih sulit mengalir. Pada dispersi polimer turunan selulosa, molekul polime r masuk ke da la m rongga (cavities) yang dibentuk oleh mole kul air menyebabkan terjad inya ikatan hidrogen antara gugus hidroksil (-OH) dari polimer dengan mole kul air. Ikatan hidrogen ini yang berperan dalam hidrasi pada proses swelling dari suatu polimer. Struktur mono mer Na CMC me miliki gugus hidroksil yang banyak sehingga me miliki ikatan hidrogen yang banyak pula dan menyebabkan gel Na CM C menjad i lebih kental. Na CMCme miliki gaya kohesi yang besar karena interaksi antar mole kul sejenis lebih besar. Gaya kohesi antar mole kul basis gel ya ng besar menyebabkan sediaan cenderung mengumpul dan sulit menyebar (Era wati, dkk., 2005).

Gambar 10. Grafik Daya Sebar Ge l

Keterangan :

F1 : Formula dengan konsentrasi basis Na CM C 3%

F2 : Formula dengan konsentrasi basis Na CM C 4,5%

F3 : Formula dengan konsentrasi basis Na CM C 6% 5. Pengukuran Viskositas

Viskositas adalah suatu pernyataan tahanan dari suatu cairan untuk mengalir, ma kin t inggi viskositas ma ka ma kin besar tahanannya begitupun sebaliknya. Pengujian viskositas bertujuan untuk menentukan nilai ke kentalan suatu zat. Sema kin tinggi nilai viskositasnya maka semakin tinggi tingkat kekentalan zat tersebut (Martin, dkk.,1993). Hasil pengukuran viskositas dapat dilihat pada tabel 9 dan gambar 11.

Tabel 9. Hasil Pengukuran Viskositas Waktu Penyi mpanan

(Minggu) Viskositas (cP) F1 F2 F3 0 25.033 47.516 - 1 27.599 57.483 - 2 40.633 93.216 - 3 33.566 117.616 - 4 39.216 96.166 - Rata-Rata 33.209 82.399 - Keterangan :

F1 : Formula dengan konsentrasi basis Na CM C 3%

F2 : Formula dengan konsentrasi basis Na CM C 4,5% 1.69 2.19 2.69 3.19 3.69 4.19 0 1 2 3 4 D a y a S e b a r G e l (c m )

Wa ktu Penyimpa na n (Minggu)

Hasil Pengukuran Daya Sebar Gel

(6)

F3 : Formula dengan konsentrasi basis Na CM C 6%

Pengukuran viskositas sediaan gel yang telah diformulasi menggunakan Portable Rotary Viscometer Model : VP1020dengan spindel yang cocok yaitu spindel no. R7 dan kecepatan 20 rpm, dari hasil pengamatan dan pengukuran viskositas sebelum penyimpanan me miliki nilai yang berbeda -beda dapat dilihat pada tabel 9. Pada minggu ke-0 ketiga formu la yaitu formula F1 me miliki viskositas 25.033 c P, formu la F2 me miliki viskositas

47.516 cP dan formu la F3 me miliki viskositas terlalu kental sehingga tidak terbaca pada spindel R7 yang me miliki

range untuk me mbaca viskositas hingga 200.000cP.Setelah 4 minggu penyimpanan rata -rata viskositas gel pada formula F1 adalah 33.209, formula F2 sebesar 82.399 cP sedangkan pada formu la F3 selama 4 minggu penyimpanan

masih t idak terbaca nila i v iskositasnya.Nila i v iskositas sediaan gel yang baik yaitu 2.000-4.000 cP(Ga rg, dkk., 2002). Da ri data yang diperoleh diatas bahwa viskositas sediaan gel tidak me menuhi persyaratan gel yang baik.

Viskositas gel dipengaruhi oleh konsentrasi dari gelling agent. Peningkatan jumlah gelling agent dapat me mpe rkuat matriks gel sehingga menyebabkan kenaikan viskositas (Zats dan Kushla, 1996). Dala m fo rmula F1,

F2 dan F3 me miliki v iskositas yang berbeda, semakin t inggi konsentrasi Na CMC yang digunakan ma ka se makin

besar pula viskositas yang diperoleh. Dala m formu la sediaan gel, Na CM C dominan dala m menentukan respon viskositas gel. Nila i pH juga me mpengaruhi besarny a viskositas yang dihasilkan, v iskositas maksimu m Na CM C yaitu pada pH 7-9 (Rowe , dkk., 2006) pH sediaan yang dihasilkan 5 dan tidak berada pada rentang pH maksimu m Na CM C.

Gambar 11. Grafik Viskositas Ge l

Keterangan :

F1 : Formula dengan konsentrasi basis Na CM C 3%

F2 : Formula dengan konsentrasi basis Na CM C 4,5%

F3 : Formula dengan konsentrasi basis Na CM C 6% 6. Pengujian Konsistensi

Pengujian gel dengan uji me kanik bertujuan untuk mengetahui kestabilan gel setelah pengocokan yang sangat kuat.

Tabel 10. Hasil Pengujian Konsistensi

For mul a Konsistensi

F1 Tidak te rjad i pe misahan fase

F2 Tidak te rjad i pe misahan fase

F3 Tidak te rjad i pe misahan fase

Keterangan :

F1 : Formula dengan konsentrasi basis Na CM C 3%

F2 : Formula dengan konsentrasi basis Na CM C 4,5%

F3 : Formula dengan konsentrasi basis Na CM C 6%

Pengujian konsistensi dilakukan menggunakan centrifugal test yaitu sampel gel d isentrifugasi pada kecepatan 3800 rp m sela ma 5 ja m ke mudian d ia mati perubahan fisiknya, hasil yang dipero leh dapat dilihat pada

20000 60000 100000 140000 180000 0 1 2 3 4 V ik o si ta s (c P )

Wa ktu Penyimpa na n (Minggu)

Hasil Pengukuran Viskositas Gel

(7)

tabel 10. Sed iaan gel yang telah disentrifugasi setiap minggu selama 4 minggu penyimpanan tidak terjad i pemisahan fase sehingga sediaan gel yang dihasilkan tetap stabil dan tidak te rpengaruh gaya gravitasi.

DAFTAR PUSTAKA

Ansel, H.C. 1989.Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi, Ed isi IV, Diterje mahkan oleh Fa rida Ib rahim, UI – Press: Jakarta.

Anwar,E.2012.Ek sipiendalamSediaanFarmasiKarak terisasidanAplik asi. Jakarta: Dian Ra kyat.

Aulton, M. 1988. Pharmaceutics: The Science of Dosage Form Design . London : Curc ill Liv ingstone, Edirberd. Bastaman, S. 1989. Studies of Degradation Extraction of Chitin and Chitosan from Prawn Shells (Nephros

nevergicus). Belfas : The Faculty of Engineering of The Queenland University. Departe men Kesehatan I.1979.Farmak ope IndonesiaEdisiIII.Jaka rta: Departe men Kesehatan RI

Erawati, T., Rosita, N., Hendroprasetyo, W., Juwita, W. 2005.Pengaruh Jenis Basis Gel dan Penambahan Na Cl (0.5% b/b) terhadap Intensitas Echo Ge lo mbang Ult rasonik Sed iaan Ge l Untuk Pe meriksaan USG (AcousticCoupling Agent).Majalah Farmasi Airlangga 5 ( 2).

Fitri, K., 2005. Kajian Adsorpsi dan Desorpsi Ag (S2O3)23-dala m Limbah Fotografi pada dan dari Adsorben Kitin dan

Asam Hu mat Te rimob ilisasi pada Kit in, Tesis. Universitas Gadjah Mada : Yogyakarta.

Hargono, Abdullah dan I. Sumantri, 2008. Pembuatan Kitosan dari Limbah Cangkang Udang Serta Aplik asinya dalam Mereduk si Kolesterol Lemak Kambing. Reaktor – press, Sema rang. Vo l. 12 No. 1, Juni 2008.

Kurniasih, M., Ka rtika, D. 2009. Aktiv itas Antibakteri Kitosan Terhadap Bakteri S.aureus. Jurnal Ilmiah. Purwokerto : Universitas Jenderal Soedirman.

Nurainy, F., Rizal, S., dan Yudiantoro. 2008. Pengaruh Konsentrasi Kitosan Ter-hadap Aktivitas Antibakteri Dengan Metode Difusi Agar (Sumur). Jurnal tek nologi industri dan Hasil Pertanian Volume 13, No. 2 . Universitas La mpung

Sari, R dan De wi Isdiartuti. 2006. Sturdi e fekt ivitas sediaan gel antiseptik tangan ekstrak daun sirih ( Piperis betle Linn.). Majalah Farmasi Indonesia.

Sarjono, P.R., Mulyani, N.S., dan Wulandari, N. 2008. Uji Antibakteri Kitosan Dari Kulit Udang Win du (Panaeus monodon) Dengan Metode Difusi Cakra m Ke rtas. Proceeding Seminar Nasional Kimia dan Pendidik an Kimia. UNS-UNDIP-UNNES.

Gambar

Tabel 3. Formu la Sed iaan Ge l Hand Sanitizer
Tabel 7. Hasil Pengukuran pH
Tabel 9. Hasil Pengukuran Viskositas
Gambar  11. Grafik Viskositas Ge l  Keterangan :

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan rumusan masalah di atas tujuan yang diharapkan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pemanfaatan puzzle Aksara Jawa Dari Kardus Bekas sebagai media

Di dalam animasi memiliki jenis-jen jenis animasi inilah yang membedakan animasi satu dengan yang lainnya. Pada jenis animasi dikategorikan menj diantaranya animasi manual,

Ketahanan susu kuda sumbawa selama penyimpanan lima hari dalam suhu ruang semakin menurun, susu yang disimpan mengalami peningkatan total asam (P<0,01).

Sumber pendapatan utama rumah tangga petani contoh di Kabupaten Donggala adalah dari usahatani (On-Farm), yang memberi kontribusi sebesar 65,51 persen dari seluruh

Selain itu, dengan mengecilkan diameter plat orifis yang dipasang pada keluaran pemusar udara akan mengurangkan tekanan pada fasa jalan keluar pusaran akan berkurangan kerana

Profil pelepasan in vitro teofilin dalam bentuk tablet lepas lambat dengan menggunakan matriks kombinasi carrageenan dan kalsium sulfat, Skripsi Sarjana Farmasi Fakultas

Suatu perusahaan yang mempunyai struktur modal yang tidak baik, dimana mempunyai hutang yang sangat besar akan memberikan beban yang berat kepada perusahaan yang

Uji Chow maupun uji Hausman menunjukkan bahwa model yang sesuai untuk menjelaskan data banyaknya penduduk, banyaknya penduduk usia kerja, banyaknya desa, besarnya