• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEPEMIMPINAN PEMERINTAHAN DAERAH & ETIKA PEMERINTAHAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KEPEMIMPINAN PEMERINTAHAN DAERAH & ETIKA PEMERINTAHAN"

Copied!
35
0
0

Teks penuh

(1)

KEPEMIMPINAN PEMERINTAHAN DAERAH &

ETIKA PEMERINTAHAN

BAHAN PENATARAN

UNTUK PEJABAT PEMERINTAH DAERAH SE PROVINSI RIAU

TANGGAL 23 Mei 2008

OLEH :

(2)

A. PENDAHULUAN

Manusia adalah mahkluk sosial (homo socious) yang

kemudian berkembang menjadi mahkluk organisasi

(HOMO ORGANISMUS).

Setiap kelompok akan selalu ada pemimpinnya.

Organisasi ada yang berorientasi pada pemimpin

(

leader orientation

), adapula yang berorientasi

pada sistem (

system orientation).

Organisasi

modern cenderung berorientasi pada sistem.

Gejala kepemimpinan muncul dalam kelompok.

Kepemimpinan berkaitan dengan kemampuan

seseorang.

Kepemimpinan berbicara mengenai pengaruh (lihat

(3)

Kepemimpinan pada dasarnya adalah

kemampuan & pengaruh, yaitu kemampuan

mempengaruhi orang lain utk melakukan atau

tidak melakukan sesuatu yg dikehendaki oleh

pemimpin secara sukarela.

Sekurang-kurangnya ada dua jenis

kepemimpinan dalam bidang pemerintahan

yakni kepemimpinan organisasional dan

kepemimpinan sosial.

(4)

Kepemimpinan organisasional

- Timbul karena ybs menjadi pimpinan unit organisasi dengan pengikut sebagai bawahan yang patuh dgn berbagai ikatan norma-norma organisasi formal;

- Dimensi administratif lebih dominan daripada dimensi sosial maupun politik;

- Pimpinan organisasi formal, biasanya dapat menggunakan fasilitas manajerial seperti :

kewenangan, dana, personil dan logistik dsb

Kepemimpinan Sosial

- Timbul karena kapasitas & kualitas pribadinya dalam menggerakkan bawahannya;

- Dimensi sosial & politik lebih dominan dari pada dimensi administratif;

Kepala Daerah termasuk pimpinan SKPD seharusnya

(5)

Pertimbangan dalam memilih Pimpinan Pemerintahan : 1. Kapabilitas

2. Akseptabilitas 3. Kompatibilitas

ad. 1. Kapabilitas

Gambaran kemampuan diri si pemimpin baik intelektual maupun moral, yang dapat dilihat dari catatan jejak (track record) pendidikannya maupun jejak sikap dan perilakunya selama ini.

Pemimpin yang baik tidak akan muncul secara tiba-tiba,

(6)

ad. 2. Akseptabilitas

Gambaran tingkat penerimaan pengikut terhadap kehadiran pemimpin.

ad. 3. Kompatibilitas

Kemampuan untuk menyesuaikan diri dgn kebijakan dari pemerintah tingkat atasnya & mengakomodasikan

kebijakan dari pemerintah tingkat bawahnya maupun tuntutan dari para pengikutnya.

Derajat urgensi ketiga aspek tsb sangat tergantung

pada tingkatan dari wilayah pengaruh dari pimpinan pemerintahan.

(7)

Urutan pentingnya Aspek Kepemimpinan

dikaitkan dengan Tingkatan pada Posisi Pemerintahan

NO Tingkatan

Posisi Pemerintahan

Urutan Derajat Urgensi Aspek Kepemimpinan 1. Presiden 1. Kapabilitas 2. Akseptabilitas 3. Kompatibilitas 2. Kepala Daerah Propinsi 1. Kompatibilitas 2. Kapabilitas 3. Akseptabilitas 3. Kepala Daerah K/K 1. Akseptabilitas 2. Kapabilitas 3. Kompatibilitas

4. Kepala Desa 1. Akseptabilitas 2. Kompatibilitas 3. Kapabilitas

(8)

VARIABEL KEPEMIMPINAN

Ada empat variabel yang mempengaruhi kepemimpinan visioner dalam pemerintahan yakni :

1. Pemimpin 2. Pengikut

3. Situasi dan kondisi

(9)

Keterkaitan Antar

Variabel Kepemimpinan

PEMIMPIN

Visi & misi Situasi &

organisasi Kondisi

(10)

Variabel Pemimpinan

PEMIMPIN = Fungsi dari (BAKAT, KEMAMPUAN,

KESEMPATAN). * Bakat dapat dilihat melalui psikotest

* Kemampuan dapat dikembangkan melalui pendidikan dan atau pelatihan

* Kesempatan diberikan dan diperoleh melalui perjuangan baik secara sosiologis maupun secara politis. Pada saat sekarang kesempatan secara politis terbuka lebar.

Seseorang dapat melakukan mobilitas vertikal secara cepat. Contoh: Walikota Cilegon yang semula adalah Kepala Desa.

(11)

Delapan Perbedaan Pemimpin

dengan Manajer :

Manajer mengadiministrasikan, pemimpin melakukan

inovasi-inovasi.

Manajer tiruan, pemimpin adalah asli.

Manajer memelihara, pemimpin mengembangkan.

Manajer memfokuskan pada sistem dan struktur, pemimpin

memfokuskan pada orang.

Manajer menitikberatkan pada pengendalian, pemimpin

mendasarkan pada rasa percaya.

Manajer memiliki pandangan jangka pendek, pemimpin

memiliki pandangan jangka panjang

Manajer menanyakan “mengapa” dan “bagaimana”,

sedangkan pemimpin menanyakan “apa” dan “mengapa”.

Manajer memiliki pandangan pada garis dasar, pemimpin

memiliki pandangan pada horison. (Bennis & Townsend, 1995).

(12)

EMPAT HAL PENTING MENGENAI PEMIMPIN

1. Bahwa definisi satu-satunya tentang seorang

pemimpin adalah orang yang mempunyai pengikut. 2. Bahwa seorang pemimpin efektif bukanlah orang

yang dicintai atau dikagumi, tetapi ia adalah orang yang menggugah pengikutnya untuk melakukan hal-hal yang besar.

3. Bahwa pemimpin itu nyata. Mereka adalah orang-orang yang nyata memberikan teladan.

4. Bahwa kepemimpinan bukanlah jabatan, hak

istimewa, gelar atau uang. Kepemimpinan adalah tanggung jawab. ( Sumber : Peter F. Drucker, 1997).

(13)

ENAM LANGKAH BERTAHAP

DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN

1. Kelompokkan masalahnya. 2. Tetapkan masalahnya.

3. Buat spesifikasi jawaban terhadap masalah.

4. Putuskan apakah yang “benar”, daripada yang dapat diterima, berkaitan dengan batas-batas kondisi.

5. Kaitkan keputusan dengan tindakan yang nyata.

6. Uji validitas dan keefektifan keputusan dihadapkan pada kejadian aktual.

(Sumber : Peter F. Drucker, The Effective Decision, Harvard Business Review on Decision Making, 2001 : 2-3).

(14)

PARPOL BALON KDH KDH & WAKIL KDH & WAKIL RAKYAT APBD SDM INVESTOR/ SDA PENGUSAHA SDB

(15)

C. DAMPAK HASIL PILKADA TERHADAP

KEMAJUAN DAERAH

Banyak sekali faktor yang menentukan kemajuan

suatu daerah, ada faktor internal yakni faktor yang berada di bawah kendali manajemen. Adapula faktor eksternal, yakni faktor yang berada diluar kendali manajemen.

Berkaitan dengan Pilkada, ada tiga faktor penting

yang berdampak langsung terhadap kemajuan daerah, yakni :

a. Kapabilitas Kepala Daerah terpilih;

b. Dukungan partai politik yang tercermin melalui anggotanya di DPRD;

(16)

PETA PRAKIRAAN HASIL PILKADA TERHADAP KEMAJUAN DAERAH

(Berdasarkan Perpaduan antara Faktor Kapabilitas

Kepemimpinan dengan Dukungan Politik dari Parpol Melalui DPRD) D TINGGI U K U N G SEDANG A N G P A R RENDAH P O L

RENDAH SEDANG TINGGI

KAPABILITAS KEPEMIMPINAN Kemajuan Daerah sangat tergantung pada Parpol pendukung Tingkat kemajuan daerah moderat, apabila didukung birokrasi profesional Tingkat kemajuan daerah akan tinggi

Tergantung

Dinamika DPRD, Apabila DPRDnya

High Profile, daerah berpeluang untuk maju Tingkat kemajuan daerah moderat, meskipun cenderung lambat Tingkat kemajuan daerah tinggi apabila DPRD justru bersifat “Low Profile” Daerah akan cenderung mengalami kemandegan, bahkan kemunduran Tingkat kemajuan daerah lambat, sehingga memerlukan konsultansi pihak luar Cenderung banyak konflik politik, membuat kemajuan daerah menjadi lambat

(17)

PETA PRAKIRAAN HASIL PILKADA TERHADAP KEMAJUAN DAERAH

(Berdasarkan Perpaduan antara Faktor Kapabilitas Kepemimpinan dengan “Profesionalitas” Birokrasi)

P TINGGI R O F B E I S R SEDANG I O O K N R A A L S RENDAH I I T A S

RENDAH SEDANG TINGGI

KAPABILITAS KEPEMIMPINAN Kemajuan Daerah

tergantung pada ketulusan birokrasi, atau Justru terjadi biropatologi

Tingkat kemajuan daerah moderat

sampai tinggi apabila dilakukan banyak pendelegasian kew.

Tingkat kemajuan daerah akan tinggi

Untuk mencapai

kemajuan, diperlukan banyak supervisi dari Pem tingkat atasnya dan bantuan pihak luar Tingkat kemajuan daerah moderat, meskipun cenderung lambat Tingkat kemajuan daerah dari moderat ke arah tinggi apabila ada cetak biru yang jelas Daerah akan cenderung mengalami kemandegan, bahkan kemunduran Tingkat kemajuan daerah lambat, shg memerlukan Konsultansi pihak luar Cenderung menggunakan gaya otoriter untuk membuat daerah maju

(18)

Parpol mempunyai peran penting di dalam seleksi awal

bakal calon kepala daerah dan wakil kepala daerah. Oleh karena itu, Parpol harus ikut bertanggungjawab apabila bakal calon tersebut ternyata tidak membawa kemajuan berarti bagi daerah otonom bersangkutan.

Mengingat bahwa desentralisasi pada empat dimensi

(politik, administrasi, fiskal, dan ekonomi) bersifat komprehensif dan berkelanjutan, diperlukan langkah-langkah perubahan strategis lainnya untuk membangun daerah, antara lain membangun birokrasi yang

profesional dan DPRD yang berwawasan kenegarawanan.

Tidak kalah pentingnya adalah membangun masyarakat

pembelajaran yang senantiasai mau belajar pada setiap langkah kegiatan untuk kemajuan masa mendatang.

(19)

VARIABEL PENGIKUT

Sesuai dengan jenis kepemimpinan dalam bidang

pemerintahan, ada dua jenis pengikut yakni : pengikut dalam konteks organisasi administratif, dan pengikut dalam konteks organisasi sosial.

Pengikut dalam konteks organisasi administratif

terdiri para PNS, yang bekerja dengan imbalan penghasilan dari negara.

(20)

KARAKTERISTIK PENGIKUT

Menurut Hersey & Blanchard (1990 : 183) tingkat

kematangan pengikut dapat dikelompokkan menjadi 4 (empat) macam yakni :

M1 : Rendah, Tidak mampu dan tidak mau atau tidak yakin.

M2 : Rendah ke sedang, tidak mampu tetapi mau atau yakin.

M3 : Sedang ke tinggi, mampu tetapi tidak mau atau tidak yakin.

(21)

Gaya Kepemimpian yang digunakan sesuai kematangan Pengikut : M1  G1 ( Gaya Memberitahukan). M2  G2 ( Gaya Menjajakan). M3  G3 ( Gaya Mengikutsertakan). M4  G4 ( Gaya Mendelegasikan).

(22)

EMPAT KARAKTERISTIK ORGANISASI PEMBELAJARAN

1. Membagikan informasi secara terbuka.

2. Tekankan pembelajaran dan investasikan masa depannya.

3. Jangan menghukum kesalahan atau kegagalan. 4. Harapkan orang untuk terus belajar.

(Sumber : Jeffrey A. Krames; “Jack Welch Lexicon of Leadership” 2002).

(23)

VARIABEL SITUASI DAN KONDISI

Dalam konteks organisasi, situasi dan kondisi dapat

dibedakan menjadi dua macam yakni SIKON internal dan SIKON eksternal.

SIKON INTERNAL adalah situasi dan kondisi di dalam

organisasi yang mempengaruhi kinerja pencapaian tujuan organisasi dan berada di bawah kendali

manajemen.

SIKON EKSTERNAL adalah situasi dan kondisi di luar

organisasi yang mempengaruhi kinerja pencapaian tujuan organisasi tetapi berada di luar kendali

(24)

Bagi pemimpinan pemerintahan, variabel situasi dan kondisi yang dominan meliputi :

- ideologi - politik - ekonomi

- sosial dan budaya - agama.

- pertahanan (tertentu saja). - keamanan.

(25)

VARIABEL VISI DAN MISI

ORGANISASI

Menghadapi perubahan situasi dan kondisi internal

maupun eskternal organisasi yang serba tidak menentu, diperlukan pemimpin organisasi yang mempunyai visi ke masa depan.

Visi pimpinan organisasi tsb kemudian dikemas

menjadi visi organisasi yang dipimpinnya, karena utk mencapainya diperlukan dukungan dari seluruh

(26)

Abstrak

Tingkatan Sifat

Visi di Daerah

Visi Pemerintah Daerah

Visi Perangkat Daerah

Kongkret & Terukur

(27)

Ciri Visi yang Baik :

Spesifik (

specific

);

Sederhana (

simple

);

Terikat Waktu (

time-bound

);

Mungkin untuk dicapai (

achieveable);

Terukur (

measurable

).

ada KPI (Key

Performance Indicators) untuk organisasi

dan atau individu anggota organisasi.

(28)

Faktor-faktor Yang Perlu Diperhatikan

Dalam Menyusun Visi Daerah

Kontributor PDRB Terbesar 1) 2) 3) Mata Pencarian Penduduk Terbanyak 1) 2) 3) Penetapan Bisnis Inti (Core Business) Susun Visi10 kata

Keunggulan yang di-Rencanakan di masa Mendatang :

1) 2)

(29)

Sumber : Sadu Wasistiono

Model Penyusunan Organisasi Pemerintah Daerah Berdasarkan Visi, Misi dan Kewenangan Daerah

Pemerintah Pusat Kewenangan Daerah Rakyat Mandat Visi Daerah Jangka Panjang Visi Pemda Jangka Menengah Potensi SDA, SDM, SDB Organisasi Pemerintah Daerah Transfer Kewenangan

(30)

Kompetensi Dasar Eselon I :

- Mampu menyusun Visi, Misi, dan Strategi organisasi;

- Mampu menyebarkan visi pada seluruh anggota

organisasi;

- Mampu menginformasikan visi, misi, dan strategi kpd

pihak luar yang memiliki hubungan strategis dengan

organisasi;

- Mampu menggerakkan dan memimpin organisasi

mencapai visi dan misi yang telah ditetapkan;

- Mampu mempertanggungjawabkan dan

mempertanggunggugatkan keberhasilan atau kegagalan

visi, misi, dan strategi yang telah ditetapkan.

(31)

Kompetensi Dasar Eselon II :

- Mampu menyusun Visi, Misi, dan Strategi organisasi;

- Mampu menyebarkan visi pada seluruh anggota

organisasi;

- Mampu menginformasikan visi, misi, dan strategi

kepada pihak luar yang memiliki hubungan strategis

dengan organisasi;

- Mampu menggerakkan dan memimpin organisasi

mencapai visi dan misi yang telah ditetapkan;

- Mampu mempertanggungjawabkan dan

mempertanggunggugatkan keberhasilan atau kegagalan

visi, misi, dan strategi yang telah ditetapkan.

(32)

Kompetensi Dasar Eselon III :

- Mampu menerjemahkan Visi, Misi, dan Strategi organisasi

yg disusun oleh pejabat eselon diatasnya ke dalam bahasa yang lebih operasional;

- Mampu menyebarkan visi, misi dan strategi pada seluruh anggota organisasi;

- Mampu menginformasikan visi, misi, dan strategi kepada pihak luar yang memiliki hubungan strategis dengan organisasi;

- Mampu menggerakkan, memimpin organisasi serta menjalankan aktivitas guna mencapai visi, misi, dan strategi yang telah

ditetapkan;

- Mampu mempertanggungjawabkan dan

mempertanggung-gugatkan keberhasilan atau kegagalan kegiatan yang dilaksanakan dalam rangka mencapai visi, misi, dan strategi yang telah

ditetapkan.

(33)

Kompetensi Dasar Eselon IV:

- Mampu memahami dan menerjemahkan Visi, Misi, dan Strategi

organisasi yg disusun oleh pejabat eselon diatasnya ke dalam bahasa yang lebih operasional;

- Mampu menyebarkan visi, misi dan strategi pada seluruh anggota organisasi;

- Mampu menginformasikan visi, misi, dan strategi kepada pihak luar yang memiliki hubungan strategis dengan organisasi;

- Mampu memimpin organisasi serta menjalankan aktivitas guna mencapai visi, misi, dan strategi yang telah ditetapkan;

- Mampu mempertanggungjawabkan dan

mempertanggung-gugatkan keberhasilan atau kegagalan kegiatan yang dilaksanakan dalam rangka mencapai visi, misi, dan strategi yang telah

ditetapkan.

(34)
(35)

D. HUBUNGAN KEPEMIMPINAN DAN ETIKA

PEMERINTAHAN

Referensi

Dokumen terkait

bahwa dalam mengemban tugas pokok dan fungsi, perlu disusun pengorganisasian yang jelas di Puskesmas, sehingga setiap karyawan yang memegang posisi baik pimpinan,

RPJMD Kabupaten Gresik Tahun 2011-2015 merupakan penjabaran dari visi, misi, dan program Kepala Daerah memuat gambaran umum kondisi daerah, gambaran

Berdasarkan hasil penilaian yang telah dilak- sanakan sebanyak dua siklus dengan menggunakan metode pembelajaran role playing dalam mengenal entrepreneurship anak di

Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana kebijakan pengendalian standar waktu dan persediaan bahan baku dalam rangka kelancaran proses

Penelitian ini ingin menguji secara lebih menyeluruh dan mendalam mengenai mekanisme corporate governance pada perusahaan yang mengalami financial distress dari

Dalam majalah ilmiah yang diakui oleh Instansi yang berwenang Mcncrjemahkan/mcnyadur di bidang pengawasan perikanan yang tidak dipublikasikan dalam bentuk:. Dalam bcntuk

siswa cenderung lebih terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran, sehingga dapat belajar lebih optimal. 2) Bagi guru yang akan menerapkan pembelajaran

Hasil Pemecahan Keadaan Sekarang Anak mengikuti kegiatan pembelajaran Melakukan pembelajaran di luar kelas Kecerdasan naturalis anak masih rendah Pembelejaran lebih