• Tidak ada hasil yang ditemukan

DAERAH OTONOM BARU (DOB)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "DAERAH OTONOM BARU (DOB)"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

Kementerian Keuangan Republik Indonesia

Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan

Integritas ● Profesionalisme ● Sinergi ● Pelayanan ● Kesempurnaan

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

PENYELESAIAN KEWAJIBAN HIBAH/BANTUAN KEUANGAN KEPADA

DAERAH OTONOM BARU

(DOB)

(2)

OUTLINE

DASAR HUKUM PEMBENTUKAN DAERAH

PENDANAAN UNTUK DOB

PERMASALAHAN DOB

PMK NO. 215/PMK.07/2016

(3)

DASAR HUKUM PEMBENTUKAN DAERAH

Undang-undang Pembentukan Daerah

s.d. 1998

1999 s.d.

2006

2007 s.d. 2015

UU 5/1974

Jumlah

Daerah: 319

UU 22/1999

PP 129/2000

148 DOB

Jumlah

Daerah: 467

2007-2009

UU 32/2004

PP 78/2007

57 DOB

Jumlah

Daerah: 524

2012-2013

UU 32/2004

PP 78/2007

15 DOB

Jumlah

Daerah 539

2014

UU 32/2004

PP 78/2007

3 DOB

Jumlah

Daerah 542

2015

UU 23/2014

PP 78/2007

-- DOB

Jumlah

Daerah 542

 UU 23/2014 tentang Pemerintahan Daerah

(4)

MEKANISME PEMBENTUKAN DAERAH

4

UU Nomor 23 Tahun 2014

Tentang Pemerintahan Daerah

 Pembentukan Daerah dilakukan melalui Mekanisme Daerah Persiapan dengan jangka

waktu

3

tahun dan maksimal

5

tahun untuk Kepentingan Strategis Nasional.

 Persyaratan Administrasi dan Persyaratan Dasar Kewilayahan Usulan Pembentukan

Daerah Persiapan dinilai oleh Pemerintah Pusat

 Persyaratan Dasar Kapasitas Daerah dinilai oleh Tim Kajian Independen yang selanjutnya

menjadi bahan pertimbangan Pemerintah Pusat.

 Pembentukan Daerah Persiapan ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah.

 Pemerintah Pusat melakukan Evaluasi Akhir kepada Daerah Persiapan

 Daerah Persiapan dengan Hasil Evaluasi Akhir yang dinyatakan Layak akan

ditingkatkan statusnya menjadi Daerah Otonom Baru.

 Daerah Persiapan dengan Hasil Evaluasi yang dinyatakan Tidak Layak akan dicabut

status Daerah Persiapannya dan dikembalikan ke Daerah Induk.

(5)

SUMBER PENDANAAN DAERAH PERSIAPAN

Hibah dari Daerah Induk / Bantuan Pendanaan dari Provinsi

Dana Perimbangan (split Dana Alokasi Umum)

Dana Alokasi Khusus Prasarana

--UU Nomor 32 Tahun 2004

UU Nomor 23 Tahun 2014

Bantuan pengembangan Daerah Persiapan yang

bersumber dari APBN

Bagian pendapatan dari pendapatan asli Daerah

Induk yang berasal dari Daerah Persiapan

Penerimaan dari bagian dana perimbangan Daerah

Induk

Sumber pendapatan lain yang sah sesuai dengan

ketentuan peraturan perundang-undangan

Bantuan pendanaan yang bersumber

dari APBN

Pajak Daerah dan Retribusi Daerah di

Daerah Persiapan

PEMBENTUKAN DAERAH PERSIAPAN

BERDASARKAN USULAN DAERAH

PEMBENTUKAN DAERAH PERSIAPAN

KEPENTINGAN STRATEGIS NASIONAL

Pendanaan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Persiapan yang dibentuk berdasarkan Usulan

Daerah ditetapkan dalam APBD Induk

(6)

PERMASALAHAN DOB

(7)

PERMASALAHAN DOB TERKAIT HIBAH/BANTUAN KEUANGAN

DAERAH INDUK DAN/ATAU PROVINSI

 Dari 57 DOB pembentukkan tahun 2007 – 2009, masih ada 25 DOB yang

belum selesai 100% pemberian Hibah/Bantuan Pendanaan dari Daerah

Induk, Provinsi dan/atau Daerah Lainnya, baik yang sama sekali belum

dibayarkan atau baru dibayarkan sebagian;

 Dari 18 DOB pembentukkan tahun 2012 – 2014, masih ada 15 DOB yang

belum selesai 100% pemberian Hibah/Bantuan Pendanaan dari Daerah

Induk, Provinsi dan/atau Daerah Lainnya, baik yang sama sekali belum

dibayarkan atau baru dibayarkan sebagian;

 Daerah yang belum menyelesaikan kewajibannya, antara lain disebabkan

adanya perbedaan persepsi antara daerah induk dan DOB terkait besaran,

waktu pembayaran dan/atau bentuk hibah/bantuan pendanaan.

 Kondisi tersebut membutuhkan penyelesaian melalui campur tangan

(8)

HIBAH/BANTUAN KEUANGAN KEPADA DOB

YANG BELUM SELESAI

Data Kemenkeu sementara tahun 2015, yang dapat berubah berdasarkan konfirmasi/laporan penyelesaian dari Pemda

Data DOB

No

D O B

Daerah Induk

Provinsi

Kewajiban Induk

Kewajiban Provinsi

Keterang

an

Jumlah

(Miliar)

Real.

(Miliar)

Sisa

(Miliar)

Jumlah

(Miliar)

Real.

(Miliar)

Sisa

(Miliar)

1.

Kab. Pidie Jaya

Kab. Pidie

Aceh

10 10 0 10 10 0 Data 2015

2.

Kota Subulussalam

Kab. Aceh Singkil

Aceh

10 0 10 13,74 13,74 0 Data 2015

3.

Kab. Batubara

Kab. Asahan

Sumut

22,50 22,50 0 15 15 0 Data 2015

4.

Kab. Padang Lawas Utara

Kab. Tapanuli Selatan

Sumut

10 10 0 10 10 0 Data 2015

5.

Kab. Padang Lawas

Kab. Tapanuli Selatan

Sumut

10 7,5 2,5 10 0 10 Data 2015

6.

Kab. Empat Lawang

Kab. Lahat

Sumsel

10 10 0 20 20 0 Data 2015

7.

Kab. Pesawaran

Kab. Lampung Selatan

Lampung

10 10 0 10 10 0 Data 2015

8.

Kota Serang

Kab. Serang

Banten

10 10 0 10 10 0 Data 2015

9.

Kab. Bandung Barat

Kab. Bandung

Jabar

10 10 0 10 10 0 Data 2015

10. Kab. Nagekeo

Kab. Ngada

NTT

10 10 0 10 10 0 Data 2015

11. Kab. Sumba Tengah

Kab. Sumba Barat

NTT

10 10 0 10 10 0 Data 2015

12. Kab. Sumba Barat Daya

Kab. Sumba Barat

NTT

10 10 0 10 10 0 Data 2015

13. Kab. Manggarai Timur

Kab. Manggarai

NTT

10 10 0 10 10 0 Data 2015

14. Kab. Kayong Utara

Kab. Ketapang

Kalbart

10 10 0 10 10 0 Data 2015

15. Kab. Kubu Raya

Kab. Pontianak

Kalbar

10 10 0 10 10 0 Data 2015

16. Kab. Tana Tidung

Kab. Bulungan

Kaltim

10 10 0 10 10 0 Data 2015

17. Kab. Gorontalo Utara

Kab. Gorontalo

Gorontalo

10 10 0 10 10 0 Data 2015

18. Kab. Konawe Utara

Kab. Konawe

Sulttra

10 8 2 10 10 0 Data 2015

(9)

PENYELESAIAN KEWAJIBAN HIBAH/BANTUAN

KEUANGAN KEPADA DOB

No

D O B

Daerah Induk

Provinsi

Kewajiban Induk

Kewajiban Provinsi

Keterang

an

Jumlah

(Miliar)

Real.

(Miliar)

Sisa

(Miliar)

Jumlah

(Miliar)

Real.

(Miliar)

Sisa

(Miliar)

20. Kota Kotamobagu Kab. Bolaang Mongondow Sultra 10 10 0 7,5 5 2,5 Data 2015 21. Kab. Minahasa Tenggara Kab. Minahasa Selatan Sultra 18 18 0 7,5 7,5 0 Data 2015 22. Kab. Bol-Mong Utara Kab. Bolaang Mongondow Sultra 20 20 0 7,5 6 1,5 Data 2015 23. Kab. Siau Tagulandang Biaro Kab. Kep. Sangihe Talaud Sultra 15 0 15 7,5 6 1,5 Data 2015 24. Kota Tual Kab. Maluku Tenggara Maluku 10 10 0 10 0 10 Data 2016 25. Kab. Mamberamo Raya Kab. Sarmi Papua 36 36 0 6 0 6 Data 2015 26. Kab.Mamberamo Tengah Kab. Jayawijaya Papua 20 0 20 10 2,5 7,5 Data 2015 27. Kab. Yalimo Kab. Jayawijaya Papua 20 0 20 10 0 10 Data 2015 28. Kab. Lanny Jaya Kab. Jayawijaya Papua 20 0 20 10 0 10 Data 2015 29. Kab. Nduga Kab. Jayawijaya Papua 20 0 20 10 0 10 Data 2015 30. Kab. Puncak Kab. Puncak Jaya Papua 30 30 0 10 10 0 Data 2015 31. Kab. Dogiyai Kab. Nabire Papua 40 40 0 10 10 0 Data 2015 32. Kab. Labuhan Batu Selatan Kab. Labuhan Batu Sumut 22 0 22 10 4 6 Data 2016 33. Kab. Labuhan Batu Utara Kab. Labuhan Batu Sumut 22 0 22 10 7 3 Data 2016 34. Kab. Bengkulu Tengah Kab. Bengkulu Utara Bengkulu 12 12 0 11 11 0 Data 2015 35. Kota Sungai Penuh Kab. Kerinci Jambi 14 14 0 11 11 0 Data 2016 36. Kab. Lombok Utara Kab. Lombok Barat NTB 20 20 0 5 5 0 Data 2015 37. Kab. Sigi Kab. Donggala Sulteng 20 20 0 7 7 0 Data 2015

(10)

HIBAH/BANTUAN KEUANGAN KEPADA DOB

YANG BELUM SELESAI

Data Kemenkeu sementara tahun 2015, yang dapat berubah berdasarkan konfirmasi/laporan penyelesaian dari Pemda

++: UU Pembentukan DOB tidak mengatur jumlah besaran hibah/bantuan keuangan

No

D O B

Daerah Induk

Provinsi

Jumlah

Kewajiban Induk

Kewajiban Provinsi

Keterang

an

(Miliar) Real. (Miliar) Sisa (Miliar) Jumlah (Miliar) Real. (Miliar) Sisa (Miliar)

39. Kab. Bol-Mong Timur Kab. Bolaang Mongondow Sulut 10 6,75 3,25 7,5 7 0,5 Data 2015 40. Kab. Bol-Mong Selatan Kab. Bolaang Mongondow Sulut 10 7,5 2,5 7,5 7 0,5 Data 2015 41. Kab. Maluku Barat Daya Kab. Maluku Teng-Barat Maluku 16,5 0 16,5 17 0 17 Data 2015 42. Kab. Buru Selatan Kab. Pulau Buru Maluku 17,5 10,75 6,75 17 0 17 Data 2015 43. Kab. Kepulauan Anambas Kab. Natuna Kepri 5 5 0 15 0 15 Data 2015 44. Kab. Nias Utara Kab. Nias Sumut 11,5 11,5 0 ++ ++ 0 Data 2015 45. Kab. Nias Barat Kab. Nias Sumut 7,5 7,5 0 ++ ++ 0 Data 2015 46. Kota Gunung Sitoli Kab. Nias Sumut 7,5 7,5 0 8 5,3 2,7 Data 2015 47. Kab. Pringsewu Kab. Tanggamus Lampung 17 17 0 13 13 0 Data 2015 48. Kab. Mesuji Kab. Tulang Bawang Lampung 17 17 0 13 13 0 Data 2017 49. Kab. Tulang Bawang Barat Kab. Tulang Bawang Lampung 17 17 0 13 13 0 Data 2016 50. Kota Tangerang Selatan Kab. Tangerang Banten 39,73 39,4 0,33 17,5 17,5 0 Data 2016 51. Kab. Sabu Raijua Kab. Kupang NTT 8 8 0 8 8 0 Data 2015 52. Kab. Pulau Morotai Kab. Halmahera Utara Maluku Utara 12,4 2,5 9,9 12,5 12,5 0 Data 2015 53. Kab. Intan Jaya Kab. Paniai Papua 90 90 0 16 16 0 Data 2015 54. Kab. Deiyai Kab. Paniai Papua 60 60 0 11 11 0 Data 2015 55. Kab. Tambrauw Kab. Sorong Papua Barat 6 0 6 4,5 0 4,5 Data 2015 56. Kab. Kepulauan Meranti Kab. Bengkalis Riau ++ ++ 0 10 10 0 Data 2015 57. Kab. Maybrat Kab. Sorong Papua Barat 6 0 6 11 0 11 Data 2015

(11)

PENYELESAIAN KEWAJIBAN HIBAH/BANTUAN

KEUANGAN KEPADA DOB

No

D O B

Daerah Induk

Provinsi

Kewajiban Induk

Kewajiban Provinsi

Keterang

an

Jumlah

(Miliar)

Real.

(Miliar)

Sisa

(Miliar)

Jumlah

(Miliar)

Real.

(Miliar)

Sisa

(Miliar)

1. Prov. Kalimantan Utara Prov. Kalimantan Timur Kaltim 295 335 0 300 325 0 Data 2016 2. Kab. Pangandaran Kab. Ciamis Jabar 14,5 14,5 0 7,5 7,5 0 Data 2016 3. Kab. Pesisir Barat Kab. Lampung Barat Lampung 15 15 0 13 10 3 Data 2016 4. Kab. Manokwari Selatan Kab. Manokwari Papua Barat 13,933 0 13,933 11,5 11,5 Data 2015 5. Kab. Pegunungan Arfak Kab. Manokwari Papua Barat 17,127 0 17,127 11,5 11,5 Data 2015 6. Kab. Mahakam Ulu Kab. Kutai Barat Kaltim 80 12,9 67,10 540 267 273 Data 2016 7. Kab. Malaka Kab. Belu NTT 14 6 8 8 6 2 Data 2015 8. Kab. Mamuju Tengah Kab. Mamuju Sulbar 15,485 3 12,485 5 2 3 Data 2015 9. Kab. Banggai Laut Kab. Banggai Kepulauan Sulteng 10 0 10 7 4 3 Data 2015 10. Kab. Pulau Taliabu Kab. Kepulauan Sula Maluku Utara 45 15 30 20 1,7 18,3 Data 2015 11. Kab. P A L I Kab. Muara Enim Sumsel 15 15 0 27,5 27,5 0 Data 2015 12. Kab. Kolaka Timur Kab. Kolaka Sultra 8 6 2 10 10 0 Data 2015 13. Kab. Morowali Utara Kab. Morowali Sulteng 17 1,25 15,75 7 4 3 Data 2015 14. Kab. Konawe Kepulauan Kab. Konawe Sulteng 12 1,5 10,5 10 8 2 Data 2015 15. Kab. Musi Rawas Utara Kab. Musi Rawas Sumsel 15 10 5(pilkada) 27,5 27,5 0 Data 2016

16. Kab. Muna Barat Kab. Muna Sultra 8 3 5 10 4 6 Data 2015 17. Kab. Buton Tengah Kab. Buton Sultra 10,5 2,5 8 10 8 2 Data 2015 18. Kab. Buton Selatan Kab. Buton Sultra 10,5 2,5 8 10 8 2 Data 2015

(12)

PENYELESAIAN KEWAJIBAN HIBAH/BANTUAN

KEUANGAN KEPADA DOB

12

PEMBENTUKAN PROVINSI

PEMBENTUKAN KAB./KOTA

APBD Provinsi DOB

(Pasal 28 PP 78/2007)

APBD Kab./Kota DOB

(Pasal 29 PP 78/2007)

• Hibah Provinsi Induk

• Dukungan Kab/ Kota

Cakupan Provinsi Baru

• Hibah Kab/Kota Induk

• Bantuan Provinsi

•Besaran Kewajiban Hibah/Bantuan Pendanaan ditetapkan oleh UU Pembentukan Prov/Kab/Kota

•Terdapat klausul Sanksi Pemotongan DAU bagi Daerah Induk/Provinsi yang tidak memenuhi

kewajiban Hibah/Bantuan Pendanaan kepada DOB.

 Penyelenggaraan

Pemerintahan, dan

 Pelaksanaan

Pemilihan Kepala

Daerah Pertama Kali

Hibah

Provinsi Induk

Dukungan Dana

Kab./Kota

Cakupan Provinsi Baru

Bantuan

Provinsi

Hibah

Kab./Kota Induk

PMK Nomor 215/PMK.07/2015

Tata Cara Pemotongan DAU dan/atau DBH bagi Daerah Induk, Provinsi , dan/atau Daerah

Lain Yang Tidak Memenuhi Kewajiban Hibah/Bantuan Pendanaan Kepada DOB dan

(13)

PENYELESAIAN KEWAJIBAN HIBAH/BANTUAN

KEUANGAN KEPADA DOB

PMK Nomor 215/PMK.07/2015:

 Sebagai pengganti PMK 162/PMK.07 /2011

 Tujuan: Meningkatkan efektifitas implementasi pemenuhan kewajiban Hibah/Bantuan

Pendanaan Daerah Induk, Provinsi, dan/atau Daerah Lain kepada DOB.

 Pemotongan DAU dan/atau DBH dikenakan terhadap Daerah Pemberi Hibah/Bantuan yang

tidak memenuhi kewajiban Pendanaan kepada DOB.

 Sebesar jumlah Hibah/Bantuan Pendanaan yang belum dibayarkan.

 Besaran dan jangka waktu pembayaran ditetapkan berdasarkan kesepakatan antara

Daerah Pemberi Hibah/Bantuan Pendanaan dengan DOB.

 Jika kesepakatan tidak tercapai, Menkeu berwenang menetapkan besaran dan jangka

waktu pemotongan DAU dan/atau DBH.

 Pemotongan DAU dan/atau DBH dikenakan setelah berakhirnya jangka waktu kewajiban

Hibah/Bantuan Pendanaan sesuai UU pembentukan DOB.

(14)

PMK 215/PMK.07/2015

Tata Cara Pemotongan DAU dan/atau DBH bagi Daerah Induk, Provinsi,

dan/atau Daerah Lain Yang Tidak Memenuhi Kewajiban Hibah/Bantuan

Pendanaan Kepada DOB dan Penyaluran Dana Hasil Pemotongan DAU

dan/atau DBH kepada DOB

(15)

Dasar Hukum:

• PP 55/2005 tentang Dana Perimbangan

• PP 78/2007 tentang Tata Cara Pembentukan, Penghapusan dan

Penggabungan Daerah

Pokok-Pokok Pengaturan:

• Ruang Lingkup

• Besaran Pemotongan DAU dan/atau DBH

• Tata Cara Pemotongan DAU dan/atau DBH

• Tata Cara Penyaluran Dana Hasil Pemotongan DAU dan/atau DBH

• Penatausahaan, Akuntansi, dan Pelaporan

• Ketentuan Lain-lain

(16)

• Pemotongan DAU dan/atau DBH dikenakan terhadap Daerah Pemberi

Hibah/Bantuan yang tidak memenuhi kewajiban Pendanaan kepada DOB.

• Pemotongan DAU dan/atau DBH dikenakan setelah berakhirnya jangka

waktu kewajiban Hibah/Bantuan Pendanaan sebagaimana diamanatkan

dalam Undang-Undang mengenai pembentukan DOB.

• Daerah Pemberi Hibah/Bantuan Pendanaan adalah Daerah Induk,

Provinsi, dan/atau Daerah Lain yang memberikan Hibah/Bantuan

Pendanaan kepada Daerah Otonom Baru.

16

Ruang Lingkup

(17)

• Sebesar jumlah Hibah/Bantuan Pendanaan yang belum

dibayarkan.

• Besaran dan jangka waktu pembayaran hasil pemotongan

ditetapkan berdasarkan kesepakatan antara Daerah Pemberi

Hibah/Bantuan Pendanaan dengan DOB yang dituangkan

dalam Berita Acara.

• Jika kesepakatan tidak tercapai, Menkeu berwenang

menetapkan besaran dan jangka waktu pemotongan DAU

dan/atau DBH dengan mempertimbangkan kapasitas frskal

daerah.

(18)

• Kepala DOB menyampaikan Surat Permintaan Penyelesaian Kewajiban

Hibah/Bantuan Pendanaan:

– Kepada Menkeu c.q. Dirjen Perimbangan Keuangan.

– Tembusan kepada Mendagri.

– Dilakukan setelah berakhirnya jangka waktu kewajiban Hibah/Bantuan

Pendanaan sesuai UU pembentukan DOB.

– Substansi Surat:

• permintaan pemotongan DAU/DBH Daerah Pemberi Hibah/Bantuan Pendanaan.

• besarnya tunggakan kewajiban Hibah/Bantuan Pendanaan, dan

• bukti realisasi penerimaan Hibah/Bantuan Pendanaan yang telah dilaksanakan.

• Kemenkeu c.q. DJPK bersama Kemendagri melakukan pembahasan

dengan Daerah Pemberi Hibah/Bantuan Pendanaan dan DOB

• Hasil Pembahasan  Berita Acara, yang memuat:

– persetujuan pemotongan DAU dan/atau DBH

– jumlah tunggakan kewajiban Hibah/Bantuan

– besaran dan jangka waktu pembayaran hasil pemotongan DAU dan/atau DBH

18

Tatacara Pemotongan DAU dan/atau DBH

(19)

• Sesuai Berita Acara, Dirjen PK a.n. Menkeu menerbitkan KMK

Pemotongan DAU/DBH untuk Daerah Pemberi Hibah/Bantuan

Pendanaan dan Penyaluran dana hasil pemotongan DAU/DBH untuk

DOB.

• KMK menjadi dasar pelaksanaan:

– Pemotongan DAU/DBH Daerah Pemberi Hibah/Bantuan Pendanaan.

– Penyaluran Dana Hasil Pemotongan DAU/DBH kepada DOB.

• Pelaksanaan pemotongan DAU/DBH dilakukan oleh KPA Transfer ke

Daerah dan Dana Desa sesuai dengan PMK mengenai pelaksanaan dan

pertanggungjawaban TKDD.

• Pelaksanaan pemotongan DAU/DBH dilakukan sesuai “SOP Transfer”.

Tatacara Pemotongan DAU dan/atau DBH

(20)

• Dana Hasil Pemotongan DAU/DBH dicatat menggunakan

akun Penerimaan Transito Pengalihan Piutang.

• Dana Hasil pemotongan DAU/DBH disalurkan dari RKUN ke

RKU DOB

• Pelaksanaan Penyaluran Hasil Pemotongan DAU/DBH

dilakukan oleh KPA Dana Hasil pemotongan DAU/DBH.

20

Tatacara Penyaluran Hasil Pemotongan

(21)

PROSEDUR PENYELESAIAN KEWAJIBAN

HIBAH/BANTUAN KEUANGAN KEPADA DOB

Pemotongan DAU/DBH Daerah Induk/Provinsi & Penyaluran Hasil Pemotongan ke DOB

Daerah Induk / Provinsi Kemenkeu c.q. DJPK Kemendagri Kemenkeu c.q. Ditjen Perben DOB

UU Pembentukan Daerah, telah diatur Kewajiban Hibah/Bantuan Pendanaan dari Daerah Induk/Provinsi kepada DOB

Pemenuhan Kewajiban Hibah/ Bantuan Pendanaan Penerimaan Hibah/Bantuan Pendanaan

Batas waktu penyelesaian kewajiban sesuai UU

Selesai / Tidak

Surat Permintaan

Penyelesaian Proses Proses

Tidak Tembusan

PEMBAHASAN

Berita Acara Kesepakatan Penyelesaian Kewajiban Hibah/Bantuan Pendanaan End Ya Penerimaan Hibah/Bantuan Pendanaan Pemenuhan Kewajiban Hibah/ Bantuan Pendanaan

Batas waktu penyelesaian kewajiban sesuai BA

Selesai / Tidak Supervisi / Pemantauan End Ya KMK Pemotongan DAU/DBH & Penyaluran Hasil Pemotongan Tidak Pemotongan DAU/ DBH oleh KPA Transfer Salinan KMK Salinan KMK SP2D Penyaluran DAU/DBH Proses s.d terbit SPM Dana Hasil Pemotongan dicatat pada Akun Penerimaan Transito Pengalihan Piutang Penyaluran Dana Hasil Pemotongan DAU/DBH oleh KPA Dana Hasil

Pemo-tongan DAU/DBH SP2D Penyaluran Hasil Pemotongan DAU/DBH Proses s.d. terbit SPM Penerimaan Hasil Pemotongan DAU/ DBH Penerimaan DAU/ DBH (dengan potongan sesuai KMK)

(22)

22

Progress Berita Acara Yang Disepakati

Daerah Induk dan DOB

Jika sampai dengan batas akhir pembayaran sesuai BA, Daerah Induk masih belum

menyelesaikan kewajibannya, Pemerintah akan memberlakukan ketentuan PMK No.

215/PMK.07/2016

No.

Judul Berita Acara

Tanggal

B.A.

Batas Waktu Penyelesaian

Tindak Lanjut

1. Kesepakatan Penyelesaian Kewajiban Hibah Kab. Tulang Bawang Sebagai Daerah Induk Kepada Kab. Mesuji sebagai DOB

01-03-2016  Mulai April 2016  Berakhir Agustus 2016

 S.d. Agustus 2016, Daerah Induk belum

menyelesaikan kewajibannya

 BA Rekonsiliasi data penyelesaian pada 9

November 2016

 KMK No. 99/KMK.07/2016 ttg

Pemotongan DAU Kab. Tulang Bawang dan Penyaluran DHP DAU kepada Kab. Mesuji

 Pemotongan DAU bulan Januari 2017, dan

penyaluran juga bulan Januari 2017 2. Kesepakatan Penyelesaian

Kewajiban Kab. Labuhanbatu Sebagai Daerah Induk Kepada Kab. Labuhanbatu Selatan dan Kab. Labuhanbatu Utara Sebagai DOB

14-05-2013  3 tahun (36 Bulan)  Dimulai Januari 2014  Berakhir Desember 2016

 S.d. Desember 2016, Daerah Induk belum

menyelesaikan kewajibannya

 Bulan Maret 2017 akan dilakukan

Rekonsiliasi data untuk proses pemotongan

3. Kesepakatan Penyelesaian Kewajiban Hibah Kab. Buru

Sebagai Daerah Induk Kepada Kab. Buru Selatan sebagai DOB

09-08-2016  berakhir Desember 2016  S.d. Desember 2016, belum ada

keterangan

 Bulan Maret 2017 akan dilakukan

Rekonsiliasi data untuk proses pemotongan

4. Kesepakatan Penyelesaian Kewajiban Hibah Kab. Kepulauan Sula Sebagai Daerah Induk Kepada Kab. Pulau Taliabu sebagai DOB

09-08-2016  Tahap I pada APBDP 2016  BA Rekonsiliasi data penyelesaian pada 25

November 2016

 Tahap I telah direalisasikan

5. Kesepakatan Penyelesaian Kewajiban Hibah Kab. Kerinci Sebagai Daerah Induk Kepada Kota Sungai Penuh sebagai DOB

06-10-2016  Tahap I pada APBD 2016

 Tahap II pada APBDP 2016  Tahap III pada APBD 2017

 BA Rekonsiliasi data penyelesaian pada 15

November 2016

 Tahap I, II dan III telah direalisasikan

(23)

Referensi

Dokumen terkait

harus diatur ulang dengan menebalkan bubuk sampai 2 cm. Proses ini masih dilakukan oleh operator sehingga memungkinkan terjadi kesalahan akibat tidak terpantaunya suhu

 Memberi Lembar Evaluasi Siswa sebagai pemantapan teori  Meminta siswa untuk mempelajari materi yang sudah diberikan.  PERTEMUAN KE :

Setelah dilakukan penelitian terhadap efektivitas campuran cairan bonggol pisang kepok dan jeruk nipis sebagai hand sanitizer alami maka dapat disimpulkan bahwa: Cairan

Manifestasi Surat Kabar Harian Yogyakarta didasarkan kepada Undang-undang Nomor 40 Tahun 1999 tentang Pers telah sesuai dengan Funsi dan tugas pokok sebagai media Pers

 Gelombang pendek adalah band pilihan bagi komunikasi radio antar 

Secara simultan melalui uji F variabel Reward, Punihsmen dan Motivasi Uji f diadapatkan mempunyai pengruh yang positif dan signifikan, diketahui nilai f hitung

Provinsi Jawa Barat dapat membiayai dan memenuhi kebutuhan daerah tersebut, serta diharapkan sumber pendanaan dari Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan Dana Alokasi Umum (DAU)

Sesuai dengan hasil pengujian yang dilakukan dalam penelitian ini menunjukkan bahwa Loan to Deposit Ratio tidak berpengaruh secara nyata dan negatif terhadap Perubahan Harga