• Tidak ada hasil yang ditemukan

EVALUASI PELAKSANAAN (BUMDES) BADAN USAHA MILIK DESA BERBASIS EKONOMI SYARIAH DI DESA TEMUREJO KECAMATAN BANGOREJO KABUPATEN BANYUWANGI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "EVALUASI PELAKSANAAN (BUMDES) BADAN USAHA MILIK DESA BERBASIS EKONOMI SYARIAH DI DESA TEMUREJO KECAMATAN BANGOREJO KABUPATEN BANYUWANGI"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

EVALUASI PELAKSANAAN (BUMDES) BADAN USAHA MILIK DESA BERBASIS EKONOMI SYARIAH DI DESA

TEMUREJO KECAMATAN BANGOREJO KABUPATEN BANYUWANGI

Oleh: Mahbub Junaidi

Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas 17 Agustus 1945 Banyuwangi

Abstrak

Tujuan penelitian ini adalah mendiskripsikan dan menganalisis pelaksanaan BUMDes berbasis ekonomi syariah di Desa Temurejo Kecamatan Bangorejo. Metode Penelitian yang digunakan pada penelitian ini pendekatan kualitatif, Pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Dalam penelitian ini juga menggunakan penelitian survei guna memperoleh data mengenai evaluasi pelaksanaan BUMDes berbasis ekonomi syariah di Desa Temurejo Kecamatan Bangorejo. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan BUMDes berbasis ekonomi syariah berjalan lancar. Namun masih sedikit saja ada kendala yang masih belum bisa diatasi dengan baik. Meskipun tujuan agar sesuai dengan yang diinginkan, kendala diantaranya masih kurangnya Sumber Daya Manusia (SDM) yang dimiliki, serta insfrastrukturnya.

Kata Kunci : Evaluasi, Badan Usaha Milik Desa PENDAHULUAN

BUMDes (Badan Usaha Milik Desa) yang dikelola oleh masyarakat dan pemerintah desa merupakan salah satu upaya untuk memperkuat perekonomian desa dan dibentuk berdasarkan kebutuhan dan potensi yang ada. BUMDes merupakan suatu lembaga ekonomi yang dibangun atas inisiatif masyarakat dan menganut asas mandiri dengan modal usaha yang bersumber dari masyarakat.

Pada Undang-Undang (UU) Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah pada Pasal 213 Ayat (1) disebutkan bahwa “Desa

(2)

dapat mendirikan Badan Usaha Milik Desa sesuai dengan kebutuhan dan potensi desa”. Substansi UU ini menegaskan tentang janji pemenuhan permintaan (demand complience scenario) dalam konteks pembangunan di tingkat desa.

Dalam pelaksanaan BUMdes berbasis ekonomi syariah yang ada di desa Temurejo, BUMdes tersebut pelaksanaannya masih manual, artinya dalam pelaporan yang dilakukan masih belum meng-gunakan komputerisasi, artinya masih belum menunjang keberadaan BUMdes dengan cepat, dalam pelaksanaan BUMdes sudah memberikan dampak positif kepada warga dan kas Desa dengan modal awal 50.000.000 per 2006 sampai pada tahun 2015 meningkat menjadi 600.000.000 dengan digunakan usaha sewa lahan jeruk serta sewa lahan buah naga, dalam menjalankan BUMdes yang berbasis syariah ini memberikan manfaat secarah menyeluruh, akan tetapi masih ada kekurangan di lapangan dengan BUMdes yang berbasis ekonomi syariah ini perkembangan kurang meningkat dibanding dengan BUMdes yang berbasis konvensional, tetapi yang diinginkan pengurus BUMdes di Desa Temurejo masih mem-pertahankan BUMdes yang berbasis ekonomi syariah bagi pengurus lebih mengedepankan kekeluargaan dalam menjalankan usahanya serta tentunya sesuai dengan syariat Islam yang diajarkan.

TINJAUAN PUSTAKA Evaluasi

Pengertian evaluasi menurut Charles O. Jones dalam Aprilia1 adalah “evaluation is an activity which can contribute greatly to the understanding and improvement of policy development and implementation” (evaluasi adalah kegiatan yang dapat menyumbangkan pengertian yang besar nilainya dan dapat pula membantu penyempurnaan pelaksanaan kebijakan beserta perkembangannya). Pengertian tersebut menjelaskan bahwa kegiatan evaluasi dapat mengetahui apakah pelaksanaan suatu program sudah sesuai dengan tujuan utama, yang selanjutnya

1 Charles O Jones, Manajemen Pembangunan Untuk Negara Berkembang, (Jakarta: LP3ES, 2009), 14

(3)

kegiatan evaluasi tersebut dapat menjadi tolak ukur apakah suatu kebijakan atau kegiatan dapat dikatakan layak diteruskan, perlu diperbaiki atau dihentikan kegiatannya.

Menurut PP No. 39 Tahun 2006, evaluasi adalah rangkaian kegiatan membandingkan realisasi masukan (input), keluaran (output), dan hasil (outcome) terhadap rencana dan standar.

Badan Usaha Milik Desa (BUMDes)

Pengembangan basis ekonomi di pedesaan sudah semenjak lama dijalankan oleh Pemerintah melalui berbagai program. Namun upaya itu belum membuahkan hasil yang memuaskan sebagaimana diinginkan bersama. Terdapat banyak faktor yang menyebabkan kurang berhasilnya program-program tersebut. Salah satu faktor yang paling dominan adalah intervensi Pemerintah terlalu besar, akibatnya justru menghambat daya kreativitas dan inovasi masyarakat desa dalam mengelola dan menjalankan mesin ekonomi di pedesaan. Sistem dan mekanisme kelembagaan ekonomi di pedesaan tidak berjalan efektif dan berimplikasi pada ketergantungan terhadap bantuan Pemerintah sehingga mematikan semangat kemandirian. Satu pendekatan baru yang diharapkan mampu menstimuli dan menggerakkan roda perekonomian di pedesaan adalah melalui pendirian kelembagaan ekonomi yang dikelola sepenuhnya oleh masyarakat desa. Bentuk kelembagaan sebagaimana disebutkan di atas dinamakan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes). Badan usaha ini sesungguhnya telah diamanatkan di dalam UU No.32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (bahkan oleh undang-undang sebelumnya, UU 22/1999) dan Peraturan Pemerintah (PP) No.. 71 Tahun 2005 tentang Desa. Pendirian badan usaha tersebut harus disertai dengan upaya penguatan kapasitas dan didukung oleh kebijakan daerah (Kabupaten/Kota) yang memfasilitasi dan melindungi usaha ini dari ancaman persaingan para pemodal besar.

Mengingat badan usaha ini merupakan lembaga ekonomi baru yang beroperasi di pedesaan dan masih membutuhkan landasan yang kuat untuk tumbuh dan berkembang. Pembangun landasan

(4)

bagi pendirian BUMDes adalah Pemerintah. Ketika gagasan pembentukan BUMDes di Kabupaten Banyuwangi yang ditetapkan dalam Peraturan Daerah Pemerintah Kabupaten Banyuwangi Nomor 21 Tahun 2011 tentang Pembentukan dan Pengelolaan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes), banyak pihak yang merasa pesimis.

Pihak yang pesimis ini berasumsi bahwa jangankan

mengembangkan BUMDes, BUMD dan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) banyak yang bermasalah. Apalagi BUMDes Tentu saja pemikiran demikian mengandung kebenaran mengingat masih banyak badan usaha pemerintah di atas desa yang bermasalah sehingga pengembangan BUMDes juga kelak akan mengalami permasalahan yang sama. Namun satu hal dilupakan bahwa asumsi demikian belum tentu benar, karena permasalahan desa sangat berbeda.

Sebagai langkah awal dalam pembentukan BUMDes di desa-desa yang ada di Kabupaten Banyuwangi, Pemerintah Daerah Kabupaten Banyuwangi melakukan sosialisasi ke beberapa kecamatan agar disampaikan ke desa tentang pentingnya pendirian BUMDes untuk meningkatkan pendapatan asli desa dan dapat memberdayakan masyarakat. Salah satu kecamatan yang mendapatkan sosialisasi tentang pendirian BUMDes adalah

Kecamatan Bangorejo. Pemerintah Kecamatan Bangorejo

memberikan amanat kepada Pemerintah Desa Temurejo untuk mengikuti sosialisasi tentang pembentukan dan pengelolaan BUMDes.

Pemerintah Kecamatan Bangorejo memberikan amanatnya kepada Pemerintah Desa Temurejo harapannya agar Desa Temurejo mampu mendirikan dan mengelola BUMDes, dimana Desa Temurejo akan dijadikan sebagai percontohan desa yang mampu mendirikan dan mengelola BUMDes di wilayah Kecamatan Bangorejo.

Pendirian BUMDes di Desa Temurejo didasarkan pada Surat Gubernur Jawa Timur tanggal 28 Desember 2005 Nomor : 141 / 13137 / 011 / 2005 tentang pengembangan BUMDes, serta adanya Surat Bupati Banyuwangi Tanggal 2 Pebruari 2006 Nomor 4126 / 270

(5)

/ 416 / 204 / 2006 tentang Penunjukan dan Pembentukan BUMDes Percontohan Tahun 2006. Dalam rangka memberdayakan usaha perekonomian rakyat untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan perlu dibentuk BUMDes.

Dengan demikian Kepala Desa Temurejo membuat kebijakan Keputusan Kepala Desa Temurejo Tentang Penetapan Pengurus / Pengelola (BUMDes) Desa Temurejo Kecamatan Bangorejo Kabupaten Banyuwangi. Setelah kepala desa membuat kebijakan tersebut pemerintah desa mengadakan musyawarah desa dengan tokoh masyarakat beserta perwakilan dari masyarakat untuk merumuskan Anggaran Dasar dan Rumah Tangga BUMDes

METODE PENELITIAN Jenis dan Tipe Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan metode survei di Kantor Desa Temurejo yaitu penelitian yang diadakan untuk memperoleh fakta-fakta dari gejala-gejala yang ada dan mencari keterangan-keterangan secara faktual, baik tentang intitusi sosial, ekonomi atau politik dari suatu kelompok. peneliti bermaksud memperoleh data di BUMDes Temurejo.

Secara teoritis penelitian merupakan penelitian yang menggunakan diri sendiri (peneliti) sebagai instrument penelitian. Dalam pelaksanaan penelitian peneliti akan mengikuti asumsi asumsi kultural sekaligus mengikuti data, dalam upaya mencapai wawasan imajinatif kedalam dunia sosial informasi, dimana peneliti diharapkan fleksibel dan reflektif tetapi tetap mampu mengatur jarak.2

Fokus Penelitian

Penelitian yang dilakukan dalam suatu organisasi tertentu, terutama dalam organisasi publik dengan fokus kajiannya menggunakan data aggregate (data yang terkumpul untuk satu tujuan). Fokus penelitian ini adalah evaluasi pelaksanaan BUMDes

2 Lexy J. Moloeng, Metodologi Penelitian Kualitatif. (Bandung: PT. Rosda Karya Remaja, 2001), 46

(6)

berbasis syariah didesa Temurejo Kecamatan Bangorejo Kabupaten Banyuwangi.

Obyek Penelitian

Penelitian ini dilakukan di BUMdes didesa Tempurejo Kecamatan Bangorejo Kabupaten Banyuwangi.

Subyek Penelitian

Informan adalah orang yang berada pada lingkup penelitian, artinya orang yang dapat memberikan informasi tentang situasi dan kondisi latar penelitian. Penelitian mengenai evaluasi pelaksanaan BUMdes di Desa Temurejo memerlukan informan yang mempunyai pemahaman yang berkaitan langsung dengan masalah penelitian guna memperoleh data dan informasi yang lebih akurat. Oleh sebab itu, informan yang dimaksud adalah sebagai berikut:

a. Kepala Desa Temurejo b. Pengurus BUMdes

Teknik Pengumpulan Data

Data collecting procedure dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan teknik observer-partisipatory (pengamatan terlibat) dan/atau sesuai dengan langkah-langkah yang direkomendasikan dalam pendekatan kualitatif. Adapun untuk menggali data dan informasi secara lebih mendalam ke sejumlah key informan dan debriefer (pembanding informan) yang berkompeten dengan evaluasi pelaksanaan BUMDes di Desa Temurejo, maka akan dilakukan wawancara dengan membatasi atau berfokus pada persoalan tertentu sesuai dengan rumusan masalah peneltian dengan pengurus BUMDes Temurejo. Selain itu, dengan mengacu rambu-rambu pengumpulan data kualitatif, maka penelitian ini melakukan 3 (tiga) tahap atau proses kegiatan pengumpulan data, yang terdiri dari:3 a. Proses memasuki latar penelitian (getting in)

b. Ketika berada di lokasi penelitian (getting a long)

(7)

c. Proses mengumpulkan data (logging the data)

Selain dengan menggunakan proses pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan beberapa cara atau teknik, sebagai berikut:4

a. Wawancara mendalam (indepth interview) b. Observasi (observation)

c. Dokumentasi (documentation)

Teknik Analisis Data

Data dianalisis secara deskriptif-kualitatif, data yang sudah terkumpul kemudian direduksi berupa pokok-pokok temuan yang relevan dengan fokus penelitian, selanjutnya disajikan secara naratif. Dengan demikian data disajikan secara deskriptif, faktual dan sistematik. Proses selanjutnya adalah penarikan kesimpulan, analisis data ini merupakan uraian logis, dimana baik data yang bersifat kualitatif maupun kuantitatif disajikan dengan saling melengkapi.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Prinsip Pengelolaan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes)

Prinsip-prinsip pengelolaan BUMDes penting untuk dielaborasi atau diuraikan agar difahami dan dipersepsikan dengan cara yang sama oleh pemerintah desa, anggota (penyerta modal), BPD, Pemkab, dan masyarakat. Terdapat 6 (enam) prinsip dalam mengelola BUMDes, yaitu5:

Pertama, Kooperatif, Semua komponen yang terlibat di dalam BUMDes harus mampu melakukan kerjasama yang baik demi pengembangan dan kelangsungan hidup usahanya; Kedua, Partisipatif. Semua komponen yang terlibat di dalam BUMDes harus bersedia secara sukarela atau diminta memberikan dukungan dan kontribusi yang dapat mendorong kemajuan usaha BUMDes; Ketiga Emansipatif. Semua komponen yang terlibat di dalam BUMDes

4 Ibid

5Panduan Pendirian dan Pengelolaan Badan Usaha Milik Desa ( BUMDes ) Departemen Pendidikan Nasional Pusat Kajian Dinamika Sisitem Pembangunan (PKDSP) Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya 2007.

(8)

harus diperlakukan sama tanpa memandang golongan, suku, dan agama; Keempat Transparan. Aktivitas yang berpengaruh terhadap kepentingan masyarakat umum harus dapat diketahui oleh segenap lapisan masyarakat dengan mudah dan terbuka; Kelima Akuntabel. Seluruh kegiatan usaha harus dapat dipertanggung jawabkan secara teknis maupun administratif; Keenam Sustainabel. Kegiatan usaha harus dapat dikembangkan dan dilestarikan oleh masyarakat dalam wadah BUMDes.

Terkait dengan implementasi Alokasi Dana Desa (ADD), maka proses penguatan ekonomi desa melalui BUMDes diharapkan akan lebih berdaya. Hal ini disebabkan adanya penopang yakni dana anggaran desa yang semakin besar. Sehingga memungkinkan ketersediaan permodalan yang cukup untuk pendirian BUMDes. Jika ini berlaku sejalan, maka akan terjadi peningkatan PADesa yang selanjutnya dapat digunakan untuk kegiatan pembangunan desa. Hal utama yang penting dalam upaya penguatan ekonomi desa

adalah memperkuat kerjasama (cooperatif), membangun

kebersamaan/menjalin kerekatan disemua lapisan masyarakat desa. Sehingga itu menjadi daya dorong (steam engine) dalam upaya pengentasan kemiskinan, pengangguran, dan membuk akses pasar.

Pengelolaan BUMDes Berbasis Ekonomi Syariah

Sampai sekarang pengelolaan BUMDes yang ada di Kabupaten Banyuwangi masih menggunakan model pengolaan BUMDes konvensional sehingga belum menggunakan pengelolaan berbasis ekonomi syariah, untuk pengelolaan BUMDes berbasis syariah satu-satunya di Kabupaten Banyuwangi terletak di Desa Temurejo Kecamatan Bangorejo, dengan melibatkan masyarakat serta sistem bagi hasil usaha menerapkan ekonomi syariah yang dijalankan selama pendirian mulai pada tahun 2006 sampai sekarang, ini bukti bahwa BUMDes secara penerapannya sangat cocok menggunakan sistem syariah, sehingga tidak ada yang saling dirugikan antara penyewa lahan jeruk dan yang di sewa lahan jeruknya, akan tetapi pada pelaksanakan di lapangan masih dijumpai beberapa kendala di lapangan diantaranya masih minimnya pelaporan yang masih

(9)

menggunakan manual sehingga dirasa menjadi kendala dalam pelaksanaannya dilapangan, kendala selanjutnya pada dukungan pemerintah yang belum memberikan pendamping BUMDes untuk terus melakukan pendampingan dan pemantauan secara menyeluruh sehingga memudahkan para pengururs untuk melakukan giat usahanya yang dilakukan oleh BUMDes Temurejo.

Kendala selanjutnya adalah dalam pemasaran produk usaha, selama ini pemerintah hanya memberikan bantuan modal pertama saja, bukan memberikan bantuan bagaimana memasarkan produk serta memberikan bantuan kerjasama dengan lembaga perbankkan, nantinya untuk pengembangan usaha tidak hanya pada usaha riil saja akan tetapi usaha berbasis simpan pinjam model syariah untuk memberikan kepada modal petani jeruk dan buah naga untuk mengembangkan usaha di Desa Temurejo, kedepan BUMDes Temurejo akan mengembangkan usahanya untuk menjadi pemasok hasil pertanian desa diantaranya usaha petani jeruk dan buah naga.

Ekonomi Syariah yang diterapkan di BUMDes Temurejo sangat memberikan sebuah manfaat yang luar biasa untuk menjalin kekeluargaan antar warga sehingga bekerja menghindari riba dan haram yang diajarkan agama Islam.

Untuk itu keberadaan BUMDes yang ada di Kabupaten Banyuwangi setidaknya seluruh BUMDes menggunakan modal berbasis syariah dalam pengelolaan BUMDes akan bisa lebih berkembang dan tidak merugikan bagi warga termasuk yang terlibat dalam pengelolaan BUMDes.

Hasil penelitian ini bisa menjadi acuan dalam pengelolaan BUMDes yang ada di Kabupaten Banyuwangi sehingga diharapkan seluruh BUMDes yang ada di Kabupaten Banyuwangi bisa menerapkan BUMDes yang berbasis ekonomi syariah.

(10)

KESIMPULAN

Berdasarkan analisis dan pembahasan dapat disimpulkan sebagai berikut:

Pertama, Prinsip pengelolaan BUMDes yang ada di Desa

Temurejo Kecamatan Bangorejo Kabupaten Banyuwangi,

menggunakan 6 prinsip diantaranya kooperatif, partisipatif, emansipatif, transparan, akuntabel dan sustainabel; Kedua, Dalam pengelolaan BUMDes yang ada diKabupaten Banyuwangi masih sedikit yang menggunakan model ekonomi syariah; Ketiga, BUMDes yang menggunakan model ekonomi syariah diantaranya BUMDes di Desa Temurejo Kecamatan Bangorejo; dan Keempat, Masih ditemukan kendala dalam pengelolaan BUMDes Temurejo diantaranya SDMnya masih kurang dalam pengelolaan BUMDes, insfrastruktur, pelaporan masih menggunakan model manual, dukungan pemerintah kurang dalam hal pemasaran produk, serta memberikan kerjasama antar lembaga perbankan untuk pengembangan modal BUMDes, dan pendamping pumdes yang kurang optimal dalam mendampingin BUMDes untuk pengelolaan BUMDes Temurejo.

DAFTAR PUSTAKA

Moleong, Lexy J. 2001. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Rosda Karya Remaja

O. Jones, Charles. 2009. Manajemen Pembangunan Untuk Negara Berkembang. Jakarta: LP3ES.

Panduan Pendirian dan Pengelolaan Badan Usaha Milik Desa

(BUMDes) Departemen Pendidikan Nasional Pusat Kajian Dinamika Sisitem Pembangunan (PKDSP) Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya 2007.

UU Nomor 32 Thun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah UU Nomor 23 tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah.

Anggaran Dasar dan Rumah Tangga BUMDes (BUMDes) Desa Temurejo.

(11)

PETUNJUK PENULISAN

A. PETUNJUK UMUM

1. Artikel merupakan produk orisinil yang belum pernah terpublikasikan di media manapun.

2. Artikel dapat berupa pemikiran konseptual atau hasil penelitian yang terkait dengan keilmuan ekonomi dan bisnis Islam

3. Artikel ditulis dalam bahasa Indonesia yang baik dan benar. 4. Panjang tulisan antara 15-20 halaman dengan spasi ganda ukuran

A4.

5. Artikel diserahkan dalam bentuk soft copy dan hard copy

B. PETUNJUK KHUSUS

1. Kerangka tulisan meliputi abstraks, kata kunci, pendahuluan, isi dan penutup (bila merupakan pemikiran konseptual), atau meliputi abstraks, kata kunci, pendahuluan, permasalahan, metodologi, pembahasan, dan kesimpulan (bila merupakan hasil penelitian).

2. Abstrak memuat kata inti permasalahan sebanyak 150-200 kata. 3. Kata kunci dapat berbentuk kata atau frasa.

4. Artikel menggunakan footnote dengan ketentuan sebagai berikut nama pengarang, koma, judul rujukan (italic), volume (bila ada), buka kurung, tempat terbit, titik dua, nama penerbit, koma, tahun terbit, kurung tutup, koma, halaman, titik, dengan ketentuan sebagai berikut:

a. Buku:

Richard Bulliet, Islam: The View of the Edge, (New York: Columbia University Press, 1996), hal. 69.

b. Buku Terjemahan:

A.W. Person, Menejemen Riset Antardisiplin, terj. Tjun Suryaman (Bandung: Remaja Rosdakarya,1991), hal. 15. c. Artikel dalam Buku atau Ensiklopedi:

Clifford Geertz, "Religion as a Cultural System" dalam Michael Burton, Antropologikal Approach to the Studi of Religion, (London: Tavistok, 1996), hal. 135.

D.S. Adam, "Theology", Encyclopedia of Religion and Ethic, vol. 12, ed. James Hastings, et.al (New York: Charles Scribner's Sons, t.t), hal. 297.

(12)

d. Artikel dalam Jurnal:

Karl Wolfgang Deutsch, "Sosial Mobilization and Political Development", American Political Science Review, vol. 55, no. 3 (September 1961), hal. 583.

e. Artikel dalam Media Massa:

Shahrizal Putra, "Menelanjangi RUU Pornoaksi dan Pornografi", KOMPAS, 17 Maret 2006, hal. 6.

f. Skripsi, Tesis, dan Disertasi:

Mastuhu, Dinamika Sistem Pendidikan Pesantren, Disertasi (Bogor: I PB, 1989), hal. 79.

g. Kitab Suci:

Q.S. Al-Baqarah (2): 99. Perjanjian Baru, Yoh. (20): 31.

h. Apabila mengutip ulang referensi yang sama secara berurut, maka cukup ditulis: Ibid. Jika berbeda halamannya cukup tambahkan nomor halamannya: Ibid., 17.

i. Apabila referensi terkutip ulang berselang oleh satu atau lebih referensi berbeda, maka cukup ditulis last name pengarang berikut satu kata awal judul dari referensi dimaksud. Misalnya, Bulliet, Islam……, hal. 232.

Referensi

Dokumen terkait

Belanja Makanan Dan Minuman Harian Pegawai 3000 orang/kali APBD Kabanjahe - Berastagi TKDN: Tidak Belanja Makanan dan Minuman dan Snack Harian Pegawai Kegiatan Diklat Revolusi

Untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan ketersediaan ternak Domba/Kambing dengan kualitas ternak yang sehat, terawat serta persentase karkas yang optimal, maka kami

Pelaksanaan pengabdian masyarakat ini mengambil sasaran Badan Usaha Milik Desa (BUMDES) desa Tasikmadu dan desa Sumurgung Kecamatan Palang Kabupaten Tuban9. Hasil

Sistem pengontrolan yang dibangun dengan menggunakan Supervisory Control And Data Acquisition (SCADA) yang berbasis PLC dapat diterapkan dalam berbagai proyek akhir

Perkembangan Fungsi Kardiorespirasi pada Anak Usia 10-13 Tahun VO2max pada anak dipengaruhi oleh beberapa faktor yakni kadar lemak tubuh, usia, jenis kelamin, penyakit

Dalam pengorganisasian Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) dengan mencari masyarakat yang ingin mengelola BUMDes kemudian menyusun rencana kerja beserta fungsi dari

Peningkatan Daya Saing Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) di Kecamatan Mayong Kabupaten Jepara. Pemerintah Kecamatan