• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN HASIL BELAJAR PADA SISTEM PEMERINTAHAN INDONESIA MELALUI PENDEKATAN CTL. Karniti

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENINGKATAN HASIL BELAJAR PADA SISTEM PEMERINTAHAN INDONESIA MELALUI PENDEKATAN CTL. Karniti"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

Dinamika: Jurnal Praktik Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Dasar & Menengah

Vol. 11, No. 1, Januari - April 2021

ISSN 0854-2172

PENINGKATAN HASIL BELAJAR PADA SISTEM PEMERINTAHAN

INDONESIA MELALUI PENDEKATAN CTL

Karniti

Pengawas SD Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah karnitiayufiana@gmail.com

Abstract

The purpose of this study is to increase students’ learning output in Indonesian government system materials and to improve students’ activities by using the Contextual Teaching and Learning (CTL) approach to students of VI-grade in the first semester of State Elementary School of Delegtukang, Pekalongan district. This study used two phases of class action research. The result showed the average score of students’ daily examination achieved 66,06 and almost all students did not pass the minimum score criteria. The researcher continued to the second phase, the result was 81,26 of average score. It can be concluded that there was an increasing score of 15,20 points and successful to achieve the minimum score criteria 97,73% of 19 students.

Keywords: CTL; Indonesian Government System; Learning outcomes. Abstrak

Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar tentang sistem pemerintahan Indonesia dan meningkatkan aktivitas pembelajaran melalui pendekatan CTL pada siswa kelas VI semester I SD Negeri Delegtukang Kabupaten Pekalongan. Penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas yang dilakukan dalam dua siklus. Hasil penelitian menunjukkan rata-rata hasil ulangan 66,06 pada siklus I, ketuntasan hasil belajar pada siklus satu yang memenuhi KKM 63,16 karena semua siswa belum tuntas secara keseluruhan dilanjutkan siklus dua dengan hasil ulangan rata-rata 81,26 jadi ada peningkatan 15,20 point, berhasil tuntas memenuhi KKM 94,73% dari 19 siswa.

© 2021 Dinamika Kata Kunci: Hasil Belajar, CTL, Sistem Pemerintahan Indonesia

PENDAHULUAN

Kegiatan belajar mengajar yang diterapkan sekarang ini masih terbatas pada penggunaan metode ceramah dan tanya jawab. Hal ini menjadi kendala tercapainya ketuntasan belajar. Kendala tercapainya ketuntasan belajar disebabkan juga karena pengelolaan dalam pembelajaran siswa di kelas. Hal ini dapat dilihat dalam proses pembelajaran, di mana guru masih mendominasi pembelajaran sehingga keterlibatan atau keaktifan siswa dalam proses pembelajaran sangat kurang. Penggunaan metode yang masih tradisional, yaitu guru masih menggunakan metode ceramah yang menempatkan guru sebagai pusat pembelajaran dan siswa hanya sebagai pendengar yang menimbulkan kebosanan, begitu juga respons siswa kurang senang dengan gaya mengajar guru yang selalu monoton, siswa kurang kesempatannya untuk berpikir kritis. Karena berpikir kritis yang terbatasi tersebut maka siswa merasa dipaksa dalam mempelajari materi-materi pelajaran di kelas.

(2)

Rumuskan masalah dalam penelitian ini adalah apakah melalui pendekatan CTL dapat meningkatkan hasil belajar, meningkatkan aktivitas pembelajarann tentang sistem pemerintahan Indonesia. Sedangkan tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah dengan penerapan pendekatan CTL dapat meningkatkan hasil belajar, meningkatkan aktivitas pembelajaran tentang sistem pemerintahan Indonesia?

Dengan penelitian tindakan kelas dapat meningkatkan kinerja belajar siswa, dapat meningkatkan hasil belajar dan aktivitas siswa. Dengan Penelitian tindakan kelas diharapkan bermanfaat sebagai penguat bagi guru untuk memperkuat kemampuan mengajar, meningkatkan sensitivitas guru dalam memahami persoalan-persoalan di kelas dan terampil mencari solusinya sehingga dapat diciptakan kinerja pembelajaran yang mantap, efektif, dan sesuai dengan tujuan kurikulum.

Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan warga negara yang memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk menjadi warga negara Indonesia yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945 (Permendiknas, 2006)

Hasil Belajar merupakan tingkat penguasaan materi pelajaran yang sedang dipelajari siswa, yang nilainya diperoleh dari proses evaluasi yang dilaksanakan setelah proses pembelajaran selesai dilaksanakan. Proses evaluasi merupakan aspek penting dalam pengelolaan pembelajaran. Penilaian terhadap proses pembelajaran dilakukan sebagai bagian integral dari pengajaran ( Rohani Ahmad : 159).

Strategi belajar “baru” yang lebih memberdayakan siswa, yang tidak mengharuskan siswa menghafal semua fakta-fakta, melainkan mendorong siswa untuk mengkonstruksikan pengetahuan yang ada di benak masing-masing. Melalui landasan konstruktivisme, yang dianggap senafas dengan CTL, maka CTL digunakan sebagai alternatif strategi belajar baru, yang diharapkan dapat mengubah pandangan bahwa siswa dapat belajar melalui pengalaman–pengalaman, bukan karena menghafal Pendekatan konstruktivisme menurut Jonnasen (1991) dan Marra & Jonnasen (1993), sebagaimana di kutip oleh Carr, dkk (1998 : 8) dalam Fachrurrazy (2001:1). Sebenarnya tanpa disadari, guru - guru sudah menerapkan CTL, karena 7 pilar CTL kalau kita cermati satu-persatu bukanlah suatu hal baru. 7 pilar CTL itu adalah :

1. Inquiry, yaitu merumuskan masalah, mengamati obyek, menganalisis atau dan menyajikan data,

mengkomunikasikan, atau menyajikan hasil karyanya pada orang lain 2. Questioning, digunakan guru untuk memotivasi, membimbing dan menilai kemampuan berpikir

siswa.

3. Construktivisme, adalah membangun konsep sendiri dari pengalaman-pengalaman baru yang dikaitkan dengan konsep yang telah dimiliki yang diharapkan pembelajaran menjadi lebih bermakna.

4. Learning Comunity, adalah berkomunikasi dan berbagi pengalaman, dan bekerja sama dengan

orang lain untuk menciptakan situasi belajar yang lebih baik dari pada belajar sendiri. 5. Reflection, artinya melakukan perenungan dan berpikir tentang apa yang dipelajari. Merevisi dan

merespons kejadian, aktivitas, mencatat yang telah dipelajari.

6. Modelling, artinya belajar dari model, akan lebih mudah dan cepat karena tidak perlu mencoba-coba lagi.

7. Authentic Assasement, antara lain mengukur pengetahuan dan keterampilan siswa, mempersyaratkan penerapan pengetahuan, menilai produk dan kinerja dan menilai tugas-tugas kontekstual yang relevan.

Ke 7 pilar CTL tidak harus diterapkan bersama-sama dalam suatu proses pembelajaran, tetapi dapat dipilih yang sesuai dengan materi yang sedang di bahas.

(3)

Pendekatan pembelajaran yang mengkonstruk merupakan kecenderungan yang sulit dibendung saat ini. Paradigma mengajar telah berubah menjadi paradigma belajar. Perubahan paradigma ini membawa konsekuensi profesi guru berubah pula. Paradigma “mengajar” didasari oleh belajar untuk menerima (transmisi dan absorbsi) konsep dan prinsip materi pelajaran yang sedang dipelajari. Sedangkan paradigma “belajar” didasari oleh meng-konstruk, yang memberikan nilai utama dalam mengembangkan ide personal dari siswa, yang sangat berbeda dengan paradigma mengajar (mengajar tradisional) bernilai hanya mengembangkan teknik konsep saja. (Hudoyo , Herman: MUI.1.1)

METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian dilaksanakan di SD Negeri Delegtukang, Kabupaten Pekalongan, pada kelas VI semester I, dengan alasan : peneliti sebagai guru di SD Negeri Delegtukang, kelas VI SD Negeri Delegtukang berdasar hasil penilaian tes formatif nilai rata-rata dan persentase tuntas KKM pada materi sistem pemerintahan Indonesia masih rendah. Penelitian ini dilaksanakan selama 4 bulan (Agustus 2018 s.d November 2018 )

Teknik pengumpul data dalam penelitian ini : tes, dokumentasi, diskusi dengan teman kolaborator yang bertindak sebagai observer. Sedangkan alat pengumpulan data dalam Penelitian ini adalah dokumen daftar nilai, lembar observasi, butir soal tes dan lembar pengamatan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian tindakan kelas yang terdiri dari dua siklus. Tiap siklus terdiri dari 4 tahap, yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi.

Validasi data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara observasi, menganalisis lalu membandingkan hasil evaluasi pada kondisi awal, siklus 1, dan siklus 2. Observasi berguna untuk mengamati perubahan aktivitas siswa, observasi aktivitas guru. Terdapat beberapa perbaikan mengenai item instrumen observasi, yakni yang sebelumnya hanya perilaku umum menjadi lebih khusus pada keberanian siswa untuk bertanya, menyampaikan pendapat dan aktivitas dengan teman sekelompok. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini secara kuantitatif dan kualitatif.

Prosedur kerja dalam penelitian tindakan kelas ini dirancang dalam 2 siklus, setiap siklus terdiri dari 4 tahap yaitu perencanaan, Tindakan, Pengamatan dan Refleksi.

Siklus I a. Perencanaan

Dalam perencanaan siklus I terdiri dari beberapa langkah yaitu : 1) koordinasi dengan Kepala Sekolah, 2) koordinasi dengan guru-guru pendukung 3) menyusun RPP, 4) membuat soal tes formatif, 5) membuat lembar observasi, 6) menyiapkan rubrik penilaian.

b. Tindakan

Tindakan yang dilakukan peneliti dalam meneliti proses pembelajaran tentang sistem pemerintahan Indonesia sesuai tindakan dengan perencanaan yang telah disusun. Tindakan yang dilakukan peneliti secara garis besar adalah melaksanakan proses pembelajaran tentang sistem pemerintahan Indonesia dengan menggunakan pendekatan CTL. Tindakan ini meliputi :

1. Guru membuka pelajaran, presensi, memberitahu memberi petunjuk siswa tentang kegiatan yang hendak dilakukan agar kegiatan tersebut berjalan lancar.

2. Sebagian siswa yang ditunjuk guru melaksanakan bercerita dengan membaca teks yang telah disediakan guru sedangkan siswa yang lain memperhatikan.

3. Siswa dibagi menjadi kelompok masing-masing kelompok empat sampai lima orang, 4. Masing-masing kelompok memperhatikan alat peraga yang dipasang guru.

5. Siswa memperhatikan penjelasan guru dengan alat peraga yang dipasang di papan tulis maupun peraga yang telah dibagikan guru untuk masing-masing kelompok.

(4)

7. Siswa mengerjakan tugas tersebut dalam kelompok dengan dibimbing guru agar siswa dapat menemukan hal-hal baru yang berkaitan materi yang dipelajari yaitu tentang pemilu dan pilkada lewat sumber belajar yang sudah disediakan oleh peneliti.

8. Memberi kesempatan untuk presentasi hasil pekerjaan dengan perwakilan tiap kelompok diwakili satu orang, kelompok lain menanggapi.

9. Mengevaluasi hasil pekerjaan.

10. Memberi masukan dan ralat hasil pekerjaan siswa. 11. Membuat kesimpulan bersama siswa.

c. Pengamatan

Pengamatan dilakukan selama pembelajaran berlangsung. Dalam pengamatan ini diungkap segala peristiwa yang berhubungan dengan pembelajaran baik aktivitas maupun respons siswa selama melakukan kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan pendekatan CTL .

Dalam hal ini penulis di bantu seorang observer berpedoman pada lembar observasi yang telah disiapkan . Hasil observasi kemudian dianalisis. Data perolehan belajar siswa diperoleh dari analisis terhadap hasil tes, lembar observasi siswa dan laporan kegiatan siswa.

d. Refleksi

Kegiatan refleksi dilakukan oleh peneliti setelah pembelajaran siklus I berakhir. Hal ini dimaksudkan untuk mengkaji hasil analisa, yang selanjutnya akan digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan tindakan pada siklus II.

Siklus II a. Perencanaan

Menyusun RPP perbaikan sesuai masukan dari observer. b. Tindakan

Peneliti melakukan tindakan kelas sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah disusun pada siklus II. Pada tahap ini secara khusus pelaksanaan perbaikan dilakukan sebagai berikut:

1. Membuka pelajaran, presensi.

2. Menjelaskan tujuan pembelajaran dan memotivasi siswa agar aktif 3. Tanya jawab materi pada siklus I

4. Siswa dibentuk kelompok, masing-masing kelompok empat sampai lima orang,

5. Siswa melakukan bercerita tentang tugas dan fungsi pemerintah pusat dan pemerintah daerah setelah mendapat pengarahan dari guru dengan tanpa membaca teks.

6. Guru membagikan tugas kelompok.

7. Masing-masing kelompok berkompetisi untuk menyelesaikan dan menyampaikan hasil pekerjaannya.

8. Siswa mendengarkan penjelasan kelompok lain dengan menggunakan peraga yang sudah disediakan guru dengan situasi yang menyenangkan.

9. Memberi kesempatan siswa untuk mempresentasikan hasil pekerjaan kelompok, antara anggota kelompok saling melengkapi penjelasan tentang sistem pemerintahan Indonesia.

10. Siswa bersama guru membahas hasil presentasi masing-masing kelompok. 11. Siswa mencatat rangkuman hal-hal yang penting.

12. Bersama siswa guru membuat kesimpulan. 13. Siswa mengerjakan evaluasi ( soal-soal terlampir) 14. Guru menilai dan menganalisis hasil evaluasi 15. Guru memberi PR

16. Guru menutup pelajaran c. Pengamatan

(5)

Dilakukan observasi terhadap aktivitas belajar siswa selama pelaksanaan proses belajar mengajar dengan CTL yang dilakukan guru pengamat, yang akan berdiskusi setelah pembelajaran berakhir, untuk mengetahui temuan-temuan baru selama proses pembelajaran yang akan digunakan sebagai bahan refleksi.

d. Refleksi

Kegiatan refleksi dilakukan oleh peneliti setelah pembelajaran siklus II berakhir. Hal ini dimaksudkan untuk mengkaji hasil analisa yang selanjutnya akan digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk proses pembelajaran lebih lanjut pada materi-materi lain atau sebagai bahan kajian pada pembelajaran tahun-tahun mendatang.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pelaksanaan pendekatan CTL pada pembelajaran tentang sistem pemerintahan Indonesia dilaksanakan dalam 2 siklus. Setiap siklus terdiri dari perencanaan, tindakan, pengamatan, refleksi. Tindakan siklus I dilaksanakan dalam dua pertemuan. Untuk membuat siswa lebih termotivasi, setiap siswa yang menjawab dengan benar diberi reward berupa bintang. Peserta didik diberi informasi jika materi pemilu dan pilkada dapat dikuasai dengan baik dapat digunakan untuk bekal agar kita tidak tersesat dalam mengikuti pemilu dan pilkada.

Hasil penelitian siklus I pertemuan I persentase aktivitas siswa 59,70 %. Sedangkan pada siklus I pertemuan II Persentase terhadap aktivitas siswa 65,13 %. Hasil belajar siswa pada siklus I kategori sangat tinggi (86-100) ada 2 siswa (10,2 %), katagori tinggi (71-85) ada 3 siswa (15,78 %), katagori sedang (60-70) ada 7 siswa (36,84 %), katagori rendah (0-50) ada 7 siswa (36,84 %). Pencapaian ketuntasan belajar siswa pada siklus I dari 19 siswa ada 12 siswa yang tuntas mencapai KKM, ada 7 siswa yang belum tuntas mencapai KKM, dengan persentase ketuntasan 63,16 dengan KKM yang ditetapkan yaitu 64. Sedangkan rata-rata nilai yang dicapai secara klasikal 66,05. Hal ini dapat dilihat pada tabel 1 berikut ini.

Tabel 1: Tabel pencapaian KKM Siklus I Jumlah Siswa Rata-rata nilai KKM Tuntas KKM Belum Tuntas KKM Persentase Ketuntasan 19 66,05 64 12 7 63,16

Hasil observasi guru pengamat terhadap aktivitas guru pelaksana tindakan dengan pembelajaran yang menggunakan pendekatan CTL diperoleh skor 61,5 atau 85,41% dengan skor rata-rata 3,41 (skor maksimal 4). Hal ini menunjukkan bahwa guru pelaksana tindakan sudah cukup baik dalam melaksanakan pembelajaran dengan pendekatan CTL. Kelemahan-kelemahan yang masih perlu diperbaiki antara lain : (a). Kegiatan pendahuluan, meliputi memotivasi siswa, apersepsi, introduksi masih perlu ditingkatkan lagi. (b). Kegiatan inti, meliputi pada kegiatan kelompok pada bagian pemanfaatan peraga individu belum maksimal, pemberian kesempatan pada peserta didik untuk bertanya perlu ditingkatkan. (c). Kegiatan penutup, meliputi pembuatan kesimpulan bersama peserta didik.

Hasil penelitian siklus II pertemuan I persentase aktivitas siswa 74,51 %. Sedangkan siklus II pertemuan II persentase aktivitas siswa 81,25 %. Hasil belajar siswa pada siklus II katagori sangat tinggi ada 11 siswa (57,89 %), katagori tinggi ada 8 siswa (42,10 %). Hasil observasi pengamatan aktivitas guru pelaksana tindakan dengan pembelajaran dengan pendekatan CTL skor rata-rata perolehan siklus II yaitu 67,5 atau 93,75 %. Jika dirata-rata dengan perolehan per skor maka skor rata-rata 3,75 (skor tertinggi 4). Hal ini menunjukkan bahwa guru pelaksana tindakan sudah baik dalam melaksanakan pembelajaran dengan pendekatan CTL.

Berdasar data penelitian tindakan siklus I jelas tergambar bahwa hasil belajar siswa setelah menggunakan pendekatan CTL menunjukkan hasil belajar dengan nila rata-rata kelas 66,05 dan

(6)

ketuntasan klasikal hanya 63,16 persentase terhadap aktivitas siswa 62,41 % ini artinya hasil pencapaian terhadap hasil belajar, aktivitas belajar belum mencapai apa yang diharapkan sehingga perlu dilakukan tindakan siklus II.

Pada siklus II hasil belajar menunjukkan aktivitas siswa pada rentang katagori sangat tinggi (25-32) dicapai oleh 11 siswa atau 57,89%. Katagori tinggi (17-24 ) ada 8 siswa atau 42,10%. Nilai rata-rata kelas 81,26 dengan ketuntasan klasikal mencapai 94,74%. Dari 19 siswa ada 18 siswa tang tuntas mencapai KKM, dan ada 1 siswa yang belum tuntas mencapai KKM. Hal ini dapat dilihat dari tabel 2 berikut ini.

Tabel 2: Tabel pencapaian KKM Siklus II Jumlah Siswa Rata-rata nilai KKM Tuntas KKM Belum Tuntas KKM Persentase Ketuntasan 19 81,26 64 18 1 94,73

Melihat proses pengamatan guru kolaborator terhadap kinerja guru pada siklus II diperoleh skor 67,5 atau 93,75% artinya ada peningkatan kinerja guru dari siklus I ke siklus II, kelemahan guru pada siklus I sudah dapat diperbaiki baik kelemahan pada bagian (a). Kegiatan pendahuluan meliputi memotivasi siswa, apersepsi, introduksi sudah ditingkatkan lagi. (b). Kegiatan inti, meliputi pada kegiatan kelompok pada bagian pemanfaatan peraga individu sudah maksimal, pemberian kesempatan pada peserta didik untuk bertanya sudah ditingkatkan dengan maksimal. (c). Kegiatan penutup, meliputi pembuatan kesimpulan bersama peserta didik semua peserta didik sudah dilibatkan.

Jika kita bandingkan Hasil observasi aktivitas siswa siklus I dan siklus II pembelajaran PKn pada materi sistem pemerintahan Indonesia disajikan dalam tabel 3 berikut ini:

Tabel 3: Daftar Perkembangan aktivitas Siswa Siklus I dan Siklus II Kriteria Nilai Jumlah

Siswa Siklus I Jumlah Siswa Siklus II S I % S II % Peningkatan (%) Sangat Tinggi (25-32) - 11 - 57,89 57,89 Tinggi (17-24) 15 8 78,94 42,10 36,84 Sedang (9-16) 4 - 21,05 - 21,05 Rendah (1-8) - - - - - Jumlah 19 19 100 100 Jumlah Skor 378 467,5

Grafik 1: Grafik Perbandingan Aktivitas Siswa Siklus I dan Siklus II

0 2 4 6 8 10 12 14 16 ST T S R SIKLUS I SIKLUS II

Pengamatan terhadap aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran di siklus I dan siklus II dilihat dari tabel 1 dan grafik 1 terlihat adanya peningkatan 57,89% pada kategori aktivitas sangat

(7)

tinggi. Ini berarti terjadi kenaikan yang sangat signifikan yaitu ada kenaikan pada 7 siswa. Pada kriteria tinggi terjadi penurunan 36,84%. Pada kriteria sedang terjadi penurunan 21,05%.

Hasil belajar siswa menunjukkan kenaikan pada rentang nilai 86 – 100 dengan kriteria sangat tinggi kenaikannya 21,06% ada 4 siswa. Rentang nilai 71-85, dengan kriteria tinggi mengalami peningkatan 42,11 % ada 8 siswa. Rentang nilai 61-70 ada penurunan 31,58 % ada 6 siswa, rentang nilai 0-60 terjadi penurunan 31,58 % ada 6 siswa. Hasil ini dapat dilihat dari tabel 4 dan grafik 2 berikut ini.

Tabel 4: Hasil Ulangan Harian Siklus I dan Siklus II No. Rentang Nilai Kriteria Siklus I Siklus II Jumlah Siswa % Jumlah Siswa % 1 86-100 Sangat Tinggi 2 10,52 6 31,58 2 71-85 Tinggi 3 15,78 11 57,89 3 60-70 Cukup 7 36,84 1 5,26 4 0-59 Kurang 7 36,84 1 5,26 Jumlah 19 100 19 100

Grafik 2: Grafik Nilai Ulangan Siswa Siklus I dan Siklus II

0

2

4

6

8

10

12

ST

T

C

K

Siklus I

Siklus II

Nilai rata-rata 66,05 pada siklus I terjadi peningkatan pada siklus II menjadi 81,26 berarti ada peningkatan 15,21 Sedang ketuntasan berdasarkan KKM yang ditentukan yaitu 64 ada peningkatan 12 siswa pada siklus I menjadi 18 siswa pada siklus II. Berarti terjadi peningkatan 31,58 %. Peningkatan yang sangat signifikan ini dapat dilihat lebih jelas pada tabel 3 berikut ini.

Tabel 3: Daftar Perkembangan Nilai Ulangan Harian Siklus I dan Siklus II

Siklus I Siklus II

Nilai Terendah 53 56

Nilai Tertinggi 87 100

Rata-rata 66,05 81,26

Tuntas belajar 12 18

Belum tuntas belajar 7 1

Melihat adanya peningkatan dari hasil belajar, aktivitas belajar siswa sesuai dengan rencana yang telah ditentukan berarti yang telah dilakukan oleh peneliti telah berhasil. Dengan demikian

(8)

siswa dan hasil belajar PKn tentang sistem pemerintahan Indonesia pada kelas VI semester I, SDN Delegtukang Kabupaten Pekalongan tahun pelajaran 2018/2019” dapat diterima.

PENUTUP

Dari hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan dalam dua siklus dengan menerapkan pendekatan CTL dalam pembelajaran tentang sistem pemerintahan Indonesia dapat disampaikan simpulan sebagai berikut: pembelajaran tentang sistem pemerintahan Indonesia melalui pendekatan CTL berhasil mengantarkan siswa kelas VI Semester I SDN Delegtukang Kabupaten Pekalongan dapat meningkatkan hasil belajar, dapat meningkatkan aktivitas siswa.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, maka ada beberapa saran yang dapat dipergunakan sebagai bahan pertimbangan antara lain:

1. Memberi kesempatan siswa untuk mengembangkan kreativitas melalui pendekatan CTL agar hasil belajar siswa dapat meningkat.

2. Memahami, mendalami, serta mengembangkan aktivitas siswa dalam melaksanakan pembelajaran.

DAFTAR PUSTAKA

Dirjen PLP,2002. Pedekatan Kontekstual.Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional

Facrurrazy,2001. Pendekatan Konstruktivis Dalam Proses Belajar dan Mengajar Dalam “ Two-day professional development seminar and one-week Intensive professional development workshop on reforming Indonesian teaching practice “ Malang, Universitas Negeri Malang bekerja sama dengan Ohio State University – USA Herman, Hudoyo, 2005. Menjadi Guru Yang Profesional. Dalam Makalah yang Disampaikan dalam seminar

nasional Exchange Experience Of Imstep Jica. Malang, tanggal 5 – 6 September 2005. Silberman, Mel.1996. Active Learning, 101 Strategi Pembelajaran , Yogyakarta. YAPPENDIS. Rohani, Ahmad 1999. Pengelolaan Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta

Gambar

Tabel 1: Tabel pencapaian KKM Siklus I  Jumlah  Siswa  Rata-rata nilai  KKM  Tuntas KKM  Belum  Tuntas KKM  Persentase  Ketuntasan  19  66,05  64  12  7  63,16
Tabel 3: Daftar Perkembangan aktivitas Siswa Siklus I dan Siklus II   Kriteria Nilai  Jumlah
Grafik 2: Grafik Nilai Ulangan Siswa Siklus I dan Siklus II

Referensi

Dokumen terkait

Dalam rangka mendorong pertumbuhan ekonomi nasional yang berorientasi ekspor dan investasi baru di bidang pemanfaatan hutan dengan tetap memperhatikan kelestarian hutan

Slameto (Djamarah, Syaiful, Psiokologi Belajar, Rineka Cipta; 1999) (dalam http://effendi-dmth.blogspot.com/2012/09/pengertian-belajar menurut-paraahli.html) mengatakan,

Propulsi kapal dengan waterjet telah lama dikenal dan digunakan sebagai sistem penggerak untuk berbagai jenis kapal, namun aplikasi secara luas masih terbentur

Tujuan penelitan ini adalah untuk mengetahui dentin tersier yang terbentuk pada gigi penyirih di setiap puncak pulpa yaitu linguomesial, linguodistal, bukomesial,

Zero fuel weight consists of operating empty weight, maximum payload and which all additional weight must be in fuel so that when the aircraft is in flight, the bending moments

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas skripsi dengan judul

Hasil penelitian Tyan, Utomo dan Hasneli (2015) di Riau diperoleh hasil terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata tekanan darah sebelum dan sesudah diberikan

Oleh karena itu dalam penelitian ini telah dilakukan suatu survey kepada para petambak udang tradisional di Kabupaten Serang Provinsi Banten untuk mendapatkan