• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bab 1. Pendahuluan. Perusahaan Jepang merupakan perusahaan asing nomor satu di Indonesia sejak

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Bab 1. Pendahuluan. Perusahaan Jepang merupakan perusahaan asing nomor satu di Indonesia sejak"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

Bab 1 Pendahuluan

1.1. Latar Belakang

Perusahaan Jepang merupakan perusahaan asing nomor satu di Indonesia sejak tahun 1967 sampai saat ini . Dengan Jumlah investasi perusahaan Jepang mencapai tiga kali lipat lebih besar dari investasi perusahaan Amerika (BKPM, 2000).

Banyak perusahaan Jepang di Indonesia yang dalam kegiatan produksinya sering menemukan masalah. Antara lain jumlah produksi yang cacat , persediaan atau stok yang berlebihan, marjin efisiensi operasi (jam kerja), dan penyerahan yang lewat deadline. Berbagai masalah inilah yang mengakibatkan berbagai peluang yang seharusnya berpotensi untuk menghasilkan laba menjadi sebaliknya mengakibatkan kerugian bagi perusahaan tersebut atau dalam bahasa Jepang hal ini disebut muda(無) (Yasuhiro, 1995:247).

Dari fenomena diatas terlihat bahwa mereka tidak menerapakan 5 S pada pabrik mereka. Sehubungan dengan hal ini peneliti akan meneliti tentang penerapan salah satu konsep kaizen(改善) yaitu 5 S pada sistem produksi pada PT.Global Packaging System yang berlokasi di Jalan Raya Bogor, kilometer 13.

Dalam bahasa Jepang, kaizen berarti perbaikan yang berkesinambungan. Istilah itu mencakup pengertian perbaikan yang melibatkan semua orang, baik manajer dan karyawan dan melibatkan biaya dalam jumlah tak seberapa. Filsafat kaizen (改善) berpandangan bahwa cara hidup orang Jepang , baik kehidupan kerja atau kehidupan

(2)

menerus.

Perbaikan dalam kaizen (改善) bersifat kecil dan berangsur, kebalikan dari inovasi, yang sering dipakai dalam manajeman barat umumnya dan merupakan perubaahan besar-besaran melalui terobosan teknologi, konsep manajemen, atau teknik produksi mutakhir, kaizen tidak bersifat dramatis dan proses kaizen (改善) diterapkan berdasarkan akal sehat dan berbiaya rendah, menjamin kemajuan berangsur yang memberikan imbalan hasil dalam jangka panjang. Jadi kaizen (改 善 ) merupakan pendekatan dengan risiko rendah (Handayani, 2005 : 5).

Kegiatan utama kaizen (改善) meliputi: a. Standarisasi

Makna standarisasi di gemba atau lapangan adalah menerjemahkan kebutuhan teknologikal dan teknikal yang telah ditetapkan oleh staf rekayasa teknik ke dalam standar operasional harian yang dipahami oleh tenaga kerja. Proses penerjemahan tersebut tidak membutuhkan teknologi maupun kecanggihan yang dibutuhkan adalah rencana yang jelas dari manajemen untuk dijabarkan dalam tahapan yang logis.

b. 5 S dan Pemeliharaan Tempat Kerja ƒ Seiri ( 整理)(ringkas) ƒ Seiton (整頓)(rapi) ƒ Seiso (清掃)(resik) ƒ Seiketsu (清潔)(rawat) ƒ Shitsuke (仕付) (rajin)

(3)

Saat ini menerapkan 5 S sudah menjadi norma bagi perusahaan yang berkecimpung dalam bidang manufaktur. Ketiadaan 5 S di gemba atau lapangan merupakan indikasi efisiensi rendah, kualitas yang jelek, biaya yang tinggi, dan banyak kesulitan dalam memenuhi batas waktu penyerahan barang. Dengan demikian, lima butir dari pemeliharaan tempat kerja atau 5 S merupakan kegiatan awal bagi perusahaan apapun juga agar dapat dikenal dan dipandang sebagai perusahaan bertanggung jawab yang berpotensi mendapatkan status kelas dunia (Handayani, 2005 : 5).

Kaizen (改善) berasal dari bahasa Jepang yang artinya ‘penyempurnaan’ atau ‘perbaikan’ berkesinambungan yang melibatkan semua orang, baik manajemen puncak, manajer maupun seluruh karyawan, karena kaizen (改善) adalah tanggung jawab setiap individu atau orang.

Menurut Konsep Kaizen (改善) dalam Tazakigroup (2000), Kaizen (改善) dibagi menjadi tiga segmen, tergantung kebutuhan masing-masing perusahaan, yaitu:

1. Kaizen (改善) yang berorientasi pada manajemen, memusatkan perhatiannya pada masalah logistik dan strategis yang terpenting dan memberikan momentum untuk mengejar kemajuan dan moral.

2. Kaizen ( 改 善 ) yang berorientasi pada kelompok, dilaksanakan oleh gugus

kendali mutu, kelompok Jinshu Kansi (人種監視)atau manajemen sukarela menggunakan alat statistik untuk memecahkan masalah, menganalisa,

(4)

3. Kaizen (改善) yang berorientasi pada Individu, dimanifestasikan dalam bentuk saran, dimana seseorang harus bekerja lebih pintar bila tidak mau bekerja keras. Kaizen (改善) adalah konsep tunggal dalam manajemen Jepang yang paling penting dan merupakan kunci sukses Jepang dalam persaingan. Kaizen (改善) berarti penyempurnaan berkesinambungan yang melibatkan semua orang, baik manajemen puncak, manajer, maupun karyawan (Imai, 1992 : XVI).

Menurut Konsep Kaizen dalam Tazakigroup (2000) Jepang selalu berfikir bahwa tiada satu hari pun boleh berlalu tanpa suatu tindakan penyempurnaan dalam perusahaan.

Menurut Konsep Kaizen dalam Tazakigroup (2000) Konsep Kaizen ( 改善 ) sangat penting untuk menjelaskan perbedaan antara pandangan Jepang dan pandangan Barat terhadap manajemen. Perbedaan yang paling penting adalah Kaizen (改善) Jepang dan cara berfikirnya berorientasi pada proses, sebaliknya pandangan Barat berorientasi pada hasil kerja.

Kaizen (改善) merupakan alat yang mempersatukan filsafat, sistem, dan alat untuk memecahkan masalah yang dikembangkan di Jepang selama 30 tahun pada suatu perusahaan, untuk berbuat lebih baik lagi. Kaizen ( 改 善 ) dapat dimulai dengan menyadari bahwa setiap perusahaan mempunyai masalah, kaizen ( 改 善 ) memecahkan masalah dengan membentuk kebudayaan perusahaan dimana setiap orang dapat mengajukan masalahnya dengan bebas (Imai, 1992:XViii).

Aspek penting yang lain dari kaizen (改善) adalah mengutamakan proses. Kaizen (改善) telah menciptakan cara berfikir yang berorientasi pada proses, dan sebuah sistem mamajemen yang menunjang dan menghargai usaha karyawan yang berorientasi

(5)

pada proses demi penyempurnaan. Hal ini berlawanan sekali dengan manajemen Barat yang menilai performa karyawan hanya atas dasar hasil yang diperolehnya dan tidak pada usaha mereka (Imai, 1992:XIX).

Secara harafiah kaizen (改善)dapat diartikan sebagai berikut : a. 改 berarti memperbaharui

b. 善 berarti kebaikan

Secara umum kaizen (改善) berarti “mengubah untuk lebih baik” dari standar yang sudah ada dengan melakukan berbagai improvement atau peningkatan.

Menurut www. Tazakigroup.com, konsep kaizen (改善), 2000 Beberapa point penting dalam proses penerapan kaizen (改善) yaitu :

1. Konsep 3 M (Muda, Mura, dan Muri) dalam istilah Jepang

Konsep ini dibentuk untuk mengurangi banyaknya proses kerja, meningkatkan mutu, mempersingkat waktu dan mengurangi biaya atau efisiensi biaya. Adapun artinya adalah sebagai berikut:

a. Muda (無駄) diartikan sebagai mengurangi pemborosan atau kesia-siaan.

b. Mura (村)diartikan sebagai mengurangi perbedaan c. Muri (無理)diartikan sebagai mengurangi ketegangan.

(6)

2. Gerakkan 5 S (Seiri, Seiton, Seiso, Seiketsu dan Shitsuke)

Seiri(整理)artinya membereskan tempat kerja(ringkas). Seiton (整頓) berarti menyimpan dengan teratur (rapi). Seiso (清掃) berarti memelihara tempat kerja supaya tetap bersih (resik). Seiketsu( 清 潔 ) berarti kebersihan pribadi (rawat). Shitsuke (仕付) berarti disiplin, dengan selalu mentaati prosedur ditempat kerja (rajin)

3. Konsep PDCA dalam Kaizen (改善)

Setiap aktivitas usaha yang kita lakukan perlu dilakukan dengan prosedur yang benar guna mencapai tujuan yang kita harapkan. Maka PDCA (plan, do, check dan action) harus dilakukan terus menerus.

4. Konsep 5 W + 1 H

Salah satu alat pola pikir untuk menjalankan roda PDCA dalam kegiatan kaizen

(改善)adalah dengan teknik bertanya dengan pertanyaan dasar 5 W + 1 H ( what, who,

why,where, when dan how).

Sedangkan menurut Kaizen dalam softech (2007) Kaizen (改善) ialah :

人(労力)、物(材料使用量及び材料・製品の在庫)、設備あるいは生 産の仕組み等に関するムダ(いたるところに存在している)を見つけ、 知恵を出費用をかけずに、迅速にムダを一つずつ排除していく一連の活 動をいう。人手作業における改善では、設備改善よりも作業改善を優先 して行なわなくてはいけない。なお、改善は特定の人の業務ではなく、 全従業員 がそれぞれの立場でできるものであり、行なうべきものでる。 Terjemahan :

Kaizen merupakan aktifitas untuk menemukan kesia-siaan yang berhubungan dengan manusia atau tenaga kerja, barang, (banyaknya penggunaan bahan dan material serta persediaan barang jadi), fasilitas dan sistem produksi, kemudian

(7)

menghilangkan kesia-siaan itu dengan cepat satu per satu secara terus menerus. Pada teori kaizen yang berkaitan dengan pekerja, perbaikan pekerjaan harus diprioritaskan daripada perbaikan fasilitas. Kaizen ( 改 善 ) bukanlah untuk perorang namun harus dilakukan untuk seluruh pekerja.

Lima S (5 S)yang merupakan salah satu konsep kaizen (改善) adalah metode yang digunakan untuk efisiensi dalam perusahaan. Lima S adalah kependekan kata dari: 1. Seiri(整 理), yaitu memisahkan benda yang diperlukan dengan yang tidak

diperlukan, kemudian menyingkirkan yang tidak diperlukan.

2. Seiton ( 整 頓, yaitu menyusun dengan rapi dan mengenali benda untuk mempermudah penggunaan.

3. Seiso(清掃), yaitu selalu membersihkan, menjaga kerapihan dan kebersihan. 4. Seiketsu(清潔), yaitu terus menerus mempertahankan 3 S tersebut diatas, yakni

seiri(整理), seiton(整頓), dan seiso(清掃).

5. Shitsuke (仕付), yaitu membuat pekerja terbiasa menaati aturan.

Secara keseluruhan dapat diterjemahkan menjadi aktifitas pembersihan di tempat kerja (Yasuhiro, 1995:247).

Masalahnya adalah bagaimana perusahaan Jepang di Indonesia menerapakan salah satu konsep kaizen ( 改善) yaitu 5 S pada kegiatan produksinya sehari- hari.

Salah satu konsep kaizen ( 改 善) yaitu 5 S memiliki peranan penting bagi kesuksesan suatu perusahaan yaitu jika perusahaan menerapakan 5 S, maka perusahaan tersebut dapat memasok produk yang diinginkan pelanggan dalam mutu yang baik, dengan biaya rendah, cepat dan aman, sehingga laba perusahaan akan meningakat. Dan yang tidak kalah penting adalah dapat menanamkan hubungan kemanusiaan yang

(8)

baik dalam perusahaan dan meningkatkan semangat pekerja (Yasuhiro, 1995:248). Berdasarkan alasan diatas peneliti bermaksud meneliti mengenai penerapan salah satu konsep kaizen ( 改善) yaitu 5 S pada sistem produksi dan PT. Global Packaging System dan kaitannya pada kesuksesan yang diraih PT. Global Packaging System.

1.2. Rumusan Permasalahan

Berlandaskan permasalahan di atas, maka peneliti akan mengambil pokok permasalahan mengenai penerapan salah satu konsep kaizen ( 改善) yaitu 5 S pada sistem produksi PT.Global Packaging System yang berlokasi di Jalan Raya Bogor, kilometer 13.

Dalam penelitian ini, peneliti akan meneliti bagaimana kondisi sebelum dan sesudah menerapkan konsep 5 S, serta kaitannya dengan kesuksesan dalam peningkatan mutu perusahaan tersebut.

1.3. Ruang Lingkup Permasalahan

Dalam penelitian ini peneliti akan meneliti tentang penerapan salah satu konsep kaizen ( 改善) yaitu 5 S pada sistem produksi PT. Global Packaging System. Dalam hal ini peneliti akan membatasi pada penerapan di bagian produksi, ada-tidaknya pengaruh 5 S pada kelancaran dan peningkatan produktifitas perusahaan.

(9)

1.4. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengulas lebih dalam lagi mengenai penerapan salah satu konsep kaizen ( 改善) yaitu 5 S pada sistem produksi PT. Global Packaging System. Manfaat dari penelitian ini adalah penulis mengharapkan para pembaca serta pembelajar budaya Jepang lainnya memahami 5 S yang diterapkan pada perusahaan Jepang dan peranannya pada efisiensi produksi suatu perusahaan.

1.5. Metode Penelitian

Metode yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan kajian kepustakaan serta survey dan wawancara. Peneliti melakukan kajian kepustakaan untuk pengumpulan data-data yang diperlukan. Selain itu peneliti melakukan wawancara untuk investigasi di lapangan secara langsung dan mengetahui lebih pasti tentang penerapan salah satu konsep kaizen ( 改善) yaitu 5 S pada sistem produksi PT. Global Packaging System.

1.6. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan dalam skripsi ini dapat diuraikan dalam lima bab yaitu sebagai berikut :

Bab 1 Pendahuluan

Pada bab ini penulis akan menjelaskan tentang topik yang akan dibahas dalam skripsi ini yang meliputi 6 sub bab yang terdiri dari latar belakang, rumusan permasalahan, ruang lingkup permasalahan, tujuan dan manfaat penelitian, metode penelitian serta sistematika penulisan.

(10)

Bab 2 Landasan Teori

Pada Bab 2 landasan teori yang akan saya gunakan dalam penelitian ini adalah mengenai penjelasan teori 5 S yang akan digunakan peneliti untuk bahan investigasi di lapangan.

Bab 3 Analisis Data

Pada bab ini peneliti akan melakuakan analisis data yang dihubungkan dengan teori-teori pada bab 2 untuk menganalisis data yang diperoleh dilapangan yaitu tentang penerapan konsep 5 S pada sistem produksi PT. Global Packaging System.

Bab 4 Simpulan dan Saran

Pada Bab 4 peneliti akan memberikan simpulan dari hasil analisis yang telah diteliti. Disamping itu dimasukkan pula saran-saran untuk memajukan wawasan bagi pembelajar budaya Jepang mengenai etos kerja Jepang yaitu konsep 5 S.

Bab 5 Ringkasan

Dalam bab ini peneliti akan mengulang kembali topik maupun isi skripsi mengenai penerapan konsep 5 S pada sistem produksi PT. Global Packaging System secara ringkas dan mencakup latar belakang penelitian, rumusan permasalahan, tujuan dan manfaat penelitian, dan juga hasil penelitian yang telah peneliti rangkum.

Referensi

Dokumen terkait

Seorang formal caregiver gangguan psikotik dengan tingkat psychological well-being yang tercukupi akan mudah menghadapi masalah- masalah, sehingga mampu terhindar dari

Pelanggan dengan transaksi tertinggi yakni surya sejumlah 172 kali namun total nilai CLV yang dimiliki Rp.106.129.666 hal ini dikarenakan pelanggan surya melakukan

Tujuan penulis meneliti permasalahan ini adalah untuk mengetahui lebih dalam implementasi mengenai salah satu budaya kerja Jepang yaitu Horenso pada

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas berkat dan rahmat-Nya kami dapat menyusun laporan Tugas Akhir dengan “Tinjauan Metoda Pelaksanaan Dan Perencanaan

C 51.01-61 Merupakan perolehan mahasiswa yang mengikuti perkuliahan dengan cukup baik, berusaha memahami materi namun kurang persisten sehingga baru mampu menyeleseaikan sebagian

Hasil kreasi Memuat gambar, keterangan gambar, tulisan tentang cara kerja peredaran darah manusia, dan sesuai dengan materi atau teori Hanya memuat 3 dari 4 hasil yang

Dari tabel di atas dijelaskan pengembangan yang dilakukan Bandar Udara Internasional Ngurah Rai tahun 2013 terkait dengan penyediaan lahan atau luas fasilitasnya rata-rata

Interaksi antara kapur dolomit dan kompos kotoran kambing pada pemberian perlakuan dengan dosis yang besar tidak menunjukkan hasil yang signifikan pada parameter