• Tidak ada hasil yang ditemukan

PT Gowa Makassar Tourism Development Tbk. Dan Entitas Anak

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PT Gowa Makassar Tourism Development Tbk. Dan Entitas Anak"

Copied!
49
0
0

Teks penuh

(1)

PT Gowa Makassar Tourism Development Tbk.

Dan Entitas Anak

Laporan Keuangan Interim Konsolidasian Beserta

Laporan Auditor Independen 30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012 serta Periode Enam Bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal

(2)
(3)

DAFTAR ISI

Halaman

Laporan Auditor Independen

Laporan Posisi Keuangan Interim Konsolidasian 1– 2

Laporan Laba Rugi Komprehensif Interim Konsolidasian 3

Laporan Perubahan Ekuitas Interim Konsolidasian 4

Laporan Arus Kas Interim Konsolidasian 5

(4)
(5)
(6)

Catatan atas laporan keuangan interim konsolidasian terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan

interim konsolidasian secara keseluruhan 1

Catatan 30 Juni 2013 31 Desember 2012

ASET

ASET LANCAR

Kas dan setara kas 2e,2n,4,25 61.732.383.532 284.039.994.367 Piutang Usaha

Pihak ketiga – setelah dikurangi cadangan penurunan

nilai piutang sebesar Rp. 648.110.202 pada

30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012 2f,2n,5,25 8.377.286.104 12.853.035.056

Piutang lain-lain

Pihak berelasi 2n,6a,25 1.690.919.500 862.987.000

Pihak ketiga 2n,6b,25 4.385.412.195 3.058.928.218

Persediaan 2g,7 310.582.420.776 261.786.858.009

Pajak dibayar di muka 8 32.322.227.800 25.195.779.272

Beban dibayar di muka 2h 4.321.400 126.125.869

Jumlah Aset Lancar 419.094.971.307 587.923.707.791

ASET TIDAK LANCAR

Aset pajak tangguhan 2o,14c 232.029.457 227.922.888

Tanah untuk pengembangan 2g,9 695.569.534.974 229.202.303.471

Aset tetap - setelah dikurangi akumulasi penyusutan

sebesar Rp. 7.941.267.465 pada 30 Juni 2013 dan

Rp. 7.675.950.616 pada 31 Desember 2012 2i,2j,10 3.351.754.176 2.378.721.079 Aset tidak lancar lainnya 2n,11,25 81.866.455.830 80.864.411.087 Jumlah Aset Tidak Lancar 781.019.774.437 312.673.358.525

JUMLAH ASET 1.200.114.745.744 900.597.066.316

(7)

Catatan atas laporan keuangan interim konsolidasian terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan

interim konsolidasian secara keseluruhan 2

Catatan 30 Juni 2013 31 Desember 2012

LIABILITAS DAN EKUITAS

LIABILITAS JANGKA PENDEK

Utang usaha

Pihak ketiga 2n,12,25 14.166.400.419 23.219.724.587

Utang non-usaha

Pihak berelasi 2d,2n,13,25 169.802.783.240 -

Utang pajak 2o,14a 6.149.879.263 3.256.108.456

Beban masih harus dibayar 2n,15,25 69.051.244.929 71.105.260.907 Uang muka pelanggan 2l,16,25 391.881.847.860 357.180.098.441 Pendapatan diterima di muka 25 2.123.194.138 1.822.645.115

Utang dividen 5.076.900.000 -

Jumlah Liabilitas Jangka Pendek 658.252.249.849 456.583.837.506

LIABILITAS JANGKA PANJANG

Uang muka pelanggan 2l,16,25 262.091.232.345 205.945.395.049 Liabilitas imbalan kerja karyawan 2m,17,21 4.364.358.000 4.112.353.000 Jumlah Liabilitas Jangka Panjang 266.455.590.345 210.057.748.049

Jumlah Liabilitas 924.707.840.194 666.641.585.555

EKUITAS

Ekuitas yang dapat Diatribusikan kepada Pemilik Entitas Induk:

Modal saham – nilai nominal Rp. 500 per saham

Modal dasar – 240.000.000 saham

Modal ditempatkan dan disetor penuh –

101.538.000 saham pada 30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012

1b,18

50.769.000.000 50.769.000.000

Saldo laba

Telah ditentukan penggunaannya 400.000.000 300.000.000 Belum ditentukan penggunaannya 224.214.837.658 182.886.480.761 Jumlah Ekuitas yang dapat Diatribusikan kepada

Pemilik Entitas Induk 275.383.837.658 233.955.480.761

Kepentingan Non-Pengendali 23.067.892 -

Jumlah Ekuitas 275.406.905.550 233.955.480.761

(8)

Catatan atas laporan keuangan interim konsolidasian terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan

interim konsolidasian secara keseluruhan 3

Catatan 30 Juni 2013 30 Juni 2012 (Tidak Diaudit)

PENDAPATAN 2l,19 143.908.064.282 108.775.390.905

BEBAN POKOK PENJUALAN 2l,20 (72.364.002.883 ) (49.576.754.933 )

LABA KOTOR 71.544.061.399 59.198.635.972

BEBAN USAHA:

Beban penjualan 2l,21 (14.624.665.378 ) (17.003.908.713 ) Beban umum dan administrasi 2l,21 (10.976.672.210 ) (9.059.707.262 )

Jumlah beban usaha (25.601.337.588 ) (26.063.615.975 )

LABA USAHA 45.942.723.811 33.135.019.997

PENDAPATAN (BEBAN) LAIN-LAIN

Pendapatan bunga 7.046.020.698 2.991.414.118

Pendapatan lainnya 1.700.844.180 1.163.989.134

Beban lain-lain (862.922.350 ) (169.231.687 )

Jumlah pendapatan (beban) lain-lain 7.883.942.528 3.986.171.565

LABA SEBELUM BEBAN PAJAK 53.826.666.339 37.121.191.562

Manfaat (Beban) pajak 2o,14d

Kini (7.327.448.119 ) (5.671.873.112 )

Tangguhan 4.106.569 -

Jumlah manfaat (beban) pajak (7.323.341.550 ) (5.671.873.112 )

LABA PERIODE BERJALAN 46.503.324.789 31.449.318.450

PENDAPATAN KOMPREHENSIF LAINNYA - -

LABA KOMPREHENSIF PERIODE BERJALAN 46.503.324.789 31.449.318.450

LABA KOMPREHENSIF PERIODE BERJALAN YANG DAPAT DIATRIBUSIKAN KEPADA:

Pemilik Entitas Induk 46.505.256.897 31.449.318.450

Kepentingan Non-Pengendali (1.932.108 ) -

46.503.324.789 31.449.318.450

(9)

PT GO WA M A K A SS A R T O U R ISM D E V E LOP M E N T T b k . DA N ENT ITA S ANA K LA PO R AN P E R U B AH A N EK UI T A S I N TE RI M K O NSO L ID A SIA N Untuk peri ode en am bulan yang berak hir pada ta ngg al-tanggal 30 Ju ni 2013 dan 2012 (tidak diaudit) (Disajik an dala m R u piah, k e cuali dinyatak an lain) C a tata n atas lap oran k euangan inte ri m k onsol idasi an terl am pir m erupak an bagian yan g tidak terpi sah k an dari lapor an k euangan interi m k onsol idasi an secara k e sel uruhan 4 Moda l Sa ha m Sa ld o L aba Catatan T elah Ditentu k an P eng g una an ny a Belu m Ditentu k an P eng g una an ny a Jum lah K epe nt ing an Non P eng en da li Sa ld o pa da 31 D es em b er 2011 50. 76 9.0 0 0 .0 0 0 200 .0 00. 00 0 122 .4 71. 83 3. 86 8 173 .4 40. 83 3. 86 8 - L ab a ko m p reh en sif p erio d e b erjal an - - 31. 44 9. 31 8.4 5 0 31. 44 9.3 1 8 .4 5 0 - Div id en 23 - - ( 3 .8 5 8 .4 44. 00 0 ) (3 .8 58 .4 44. 00 0 ) - Sa ld o p a d a 30 Ju n i 2012 50. 76 9.0 0 0 .0 0 0 200 .0 00. 00 0 150 .0 62. 70 8. 31 8 201 .0 31. 70 8. 31 8 - Sa ld o pa da 31 D es em b er 2012 50. 76 9.0 0 0 .0 0 0 300 .0 00. 00 0 182 .8 86. 48 0. 76 1 233 .9 55. 48 0. 76 1 - Div id en - - (5 .0 76 .9 00. 00 0 ) (5 .0 76 .9 00. 00 0 ) - P em b en tu kan cad an gan u m u m - 100 .0 00. 00 0 (10 0 .0 00 .00 0 ) - - P eni n gkat an kep en ti n gan n o n -p engen d al i - - - - 25. 00 0.0 0 0 L ab a ko m p reh en sif p erio d e b erjal an - - 46. 50 5.2 5 6 .8 9 7 46. 50 5.2 5 6 .8 9 7 (1.9 32 .1 08 ) Sa ld o p a d a 30 Ju n i 2013 50. 76 9.0 0 0 .0 0 0 400 .0 00. 00 0 224 .2 14. 83 7. 65 8 275 .3 83. 83 7. 65 8 23. 06 7.8 9 2

(10)

Catatan atas laporan keuangan interim konsolidasian terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan

interim konsolidasian secara keseluruhan 5

Catatan 30 Juni 2013 30 Juni 2012 (Tidak Diaudit)

ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI

Penerimaan dari pelanggan 259.378.657.880 318.068.969.212

Pembayaran untuk:

kontraktor, pemasok dan lainnya (171.938.406.041 ) (122.586.033.626 )

beban usaha (21.011.957.107 ) (14.455.241.731 )

Karyawan (6.510.795.696 ) (5.284.398.156 )

Penerimaan bunga 7.046.020.699 2.991.414.118

Pembayaran pajak (26.849.655.489 ) (35.334.420.692 )

Penerimaan lainnya 6.896.906.687 7.018.317.900

Arus Kas Neto dari Aktivitas Operasi 47.010.770.933 150.418.607.025

ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI

Perolehan aset tetap (1.095.787.025 ) (52.495.000 )

Penempatan dana yang dibatasi penggunaannya (1.002.044.743 ) (31.564.113.750 ) Pembayaran atas akuisisi Entitas Anak (437.020.550.000 ) -

Arus Kas Neto untuk Aktivitas Investasi (439.118.381.768 ) (31.616.608.750 )

ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN

Penerimaan pinjaman dari pihak berelasi 169.800.000.000 -

Arus Kas Neto untuk Aktivitas Pendanaan 169.800.000.000 -

KENAIKAN (PENURUNAN) BERSIH

KAS DAN SETARA KAS (222.307.610.835 ) 118.801.998.275

KAS DAN SETARA KAS AWAL PERIODE 284.039.994.367 87.936.662.595

KAS DAN SETARA KAS AKHIR PERIODE 4 61.732.383.532 206.738.660.870

(11)

6

1. GAMBARAN UMUM

a. Pendirian Perusahaan

PT Gowa Makassar Tourism Development Tbk (Perusahaan) didirikan pada tanggal 14 Mei 1991 berdasarkan akta notaris Haji Abdullah Ashal, S.H. No. 34 yang kemudian diubah dengan akta notaris Dorcas Latanna, S.H. No. 5 tanggal 7 Agustus 1998 dan telah disetujui oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam suratnya No. C-2288 HT.01.01.Th 99 tanggal 3 Februari 1999 serta telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 44 tanggal 1 Juni 1999, Tambahan No. 3221. Perubahan selanjutnya yaitu melalui akta notaris Maria Josefina Grace Kawi Tandiari, S.H. No. 44 tanggal 22 Juni 2001 mengenai perubahan proses penunjukan komisaris dan direksi Perusahaan dari setiap lima tahun menjadi setiap tahun. Akta pendirian dan perubahannya tersebut telah diterima oleh Menteri Kehakiman dalam suratnya No.C-14317.HT.01.04.Th.2001 tanggal 27 November 2001.

Perubahan terakhir Anggaran Dasar Perusahaan dinyatakan dalam akta No. 09 tanggal 19 Maret 2008 oleh Maria Josefina Grace Kawi Tandiari, S.H. notaris di Makassar mengenai penyesuaian dengan UU No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. Akta tersebut telah mendapat persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia tanggal 17 Oktober 2008 No. 74889.AH.01.02.Tahun 2008, dengan daftar Perseroan tanggal 17 Oktober 2008 No. AHU-0097450.AH.01.09 Tahun 2008, serta telah didaftarkan pada Dinas Perindustrian Perdagangan dan Penanaman Modal Kota Makassar tanggal 7 Nopember 2008 No. 1641/BH/20-23/XI/2008, dan telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia tanggal 30 Desember 2008 No. 105, Tambahan No. 29947/2008.

Sesuai dengan Pasal 3 anggaran Perusahaan, ruang lingkup kegiatan Perusahaan terutama bergerak dalam bidang investasi dan pengembangan real estat dan properti.

Perusahaan berkedudukan di Makassar, Sulawesi Selatan dengan kantor pusat Perusahaan berlokasi di Jalan Metro Tanjung Bunga Kav. 3-5.

Perusahaan mulai beroperasi komersial pada tanggal 21 Juni 1997. b. Penawaran Umum Efek Perusahaan

Pada Rapat Umum Luar Biasa Pemegang Saham yang diselenggarakan pada tanggal 16 Juni 2000, yang dinyatakan dalam akta notaris Maria Josefina Grace Kawi Tandiari, S.H. No. 14 tanggal 16 Juni 2000, para pemegang saham menyetujui dan / atau mengesahkan, antara lain pencatatan saham pendiri sebanyak 66.000.000 saham dan mengenai penawaran saham maksimum sebanyak 35.538.000 saham baru Perusahaan kepada masyarakat melalui Bursa Efek Indonesia (dahulu Bursa Efek Jakarta). Perubahan ini disetujui oleh Menteri Hukum dan Perundang-undangan dalam surat keputusannya No. C-18090 HT.01.04-TH. 2000 tanggal 16 Agustus 2000. Penerbitan saham Perusahaan di Bursa Efek Indonesia disetujui oleh PT Bursa Efek Indonesia dalam suratnya No. S-3523/BEJ.EEM/12-2000 tanggal 7 Desember 2000.

Berdasarkan Pengumuman No. Peng-SPT-007/BEI.WAS/02-2011 tanggal 18 Februari 2011 PT Bursa Efek Indonesia perlu melakukan penghentian sementara perdagangan (Suspensi) Saham PT Gowa Makassar Tourism Development Tbk di Pasar Regular dan Pasar Tunai, mulai perdagangan sesi I tanggal 18 Februari 2011 sampai dengan Pengumuman Bursa lebih lanjut. Kemudian berdasarkan Pengumuman Bursa No: Peng-UPT-011/BEI.WAS/04-2013 suspensi atas perdagangan Saham PT Gowa Makassar Tourism Development Tbk tersebut dibuka kembali mulai perdagangan sesi I tanggal 24 April 2013.

(12)

7

1. GAMBARAN UMUM (lanjutan)

c. Dewan Komisaris, Direksi dan Karyawan

Susunan Dewan Komisaris dan Direksi Perusahaan pada tanggal 30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012 berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan dan Luar Biasa yang diselenggarakan pada tanggal 24 April 2013 dan 5 April 2012 adalah sebagai berikut:

30 Juni 2013 31 Desember 2012

Presiden Komisaris : H. Achmad Amiruddin H. Achmad Amiruddin Wakil Presiden Komisaris : Theo L. Sambuaga -

Komisaris Independen : Poerwanto Pratiknjo Poerwanto Pratiknjo Komisaris Independen : H. Masagoes Ismail Ning H. Masagoes Ismail Ning Komisaris : H. Muh. Yusuf Sommeng H. Muh. Yusuf Sommeng Komisaris : Tanri Abeng Tanri Abeng

Komisaris : Ketut Budi Wijaya Ketut Budi Wijaya

Komisaris : Musyafir Kelana Arifin Numang Musyafir Kelana Arifin Numang

Komisaris : H. Sabri -

Komisaris : - H. A. Muh. Anis Zakaria Kama

Komisaris : - Theo L. Sambuaga

Komisaris : - Ivan Setiawan Budiono

Presiden Direktur : H. Andi Anzhar Cakra Wijaya H. Andi Anzhar Cakra Wijaya Direktur : Wahyu Tri Laksono Wahyu Tri Laksono

Direktur : Siek Citra Yohandra Siek Citra Yohandra Direktur : Ninik Prajitno Ninik Prajitno Direktur : Andy Gunawan David Imam Santoso

Direktur : - Soeparmadi

Susunan Komite Audit Perusahaan pada tanggal 30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012 adalah sebagai berikut:

30 Juni 2013 31 Desember 2012

Ketua : H. Masagoes Ismail Ning Erman Munzir Anggota : R.B. Hadibuwono Isnandar Rachmat Ali Anggota : Tanjung Kartawitjaya R. Hikmat Kartadjoemena Corporate Secretary Perusahaan pada tanggal 30 Juni 2013 dijabat oleh Andy Gunawan dan pada tanggal 31 Desember 2012 dijabat oleh Wahyu Tri Laksono.

Jumlah renumerasi yang dibayarkan kepada dewan komisaris dan direktur perusahaan sebesar Rp. 1.482.477.105 untuk periode yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2013 dan Rp. 2.156.049.358 untuk

tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012.

Pada tanggal 30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012, Perusahaan dan Entitas Anak mempekerjakan, 46 dan 48 karyawan tetap (tidak diaudit).

(13)

8

1. GAMBARAN UMUM (lanjutan)

d. Entitas Anak

Perusahaan memiliki secara tidak langsung lebih dari 50% saham Entitas Anak sebagai berikut:

Entitas Anak Kegiatan

Usaha Utama Tempat Kedudukan Tahun Awal Beroperasi Persentase Kepemilikan Tidak Langsung

Jumlah Aset Sebelum Eliminasi

30 Juni 2013 31 Des 2012 PT. Tribuana Jaya Raya Perdagangan, Pembangunan Dan Jasa Tangerang 2013 75 437.820.054.811 -

PT Tribuana Jaya Raya didirikan pada tanggal 4 Maret 2013 berdasarkan akta notaris Sriwi Bawana Nawaksari, Sarjana Hukum, Magister Kenotariatan No. 15 yang telah disahkan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor: AHU-19364.AH.01.01 tahun 2013 tertanggal 12 April 2013. Akta tersebut mengalami beberapa kali perubahan, perubahan terakhir melalui akta notaris Sriwi Bawana Nawaksari, Sarjana Hukum, Magister Kenotariatan No. 44 tertanggal 12 Juni 2013 mengenai perubahan susunan pemegang saham dan susunan pengurus perusahaan.

Perusahaan memiliki 75.000 lembar saham dengan nilai nominal Rp 1.000 per saham atau setara dengan Rp. 75.000.000 yang merupakan 75% kepemilikan pada tanggal 30 Juni 2013.

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING

a. Dasar Penyusunan Laporan Keuangan Interim Konsolidasian

Laporan keuangan interim konsolidasian telah disusun sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia (“SAK”) yang mencakup Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) dan Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan (ISAK) yang dikeluarkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia (DSAK-IAI) serta peraturan yang ditetapkan oleh Otoritas Jasa Keuangan (“OJK”) No. VIII.G.7 mengenai Pedoman Penyajian Laporan Keuangan.

Kebijakan akuntansi dan metode perhitungan yang sama digunakan dalam laporan keuangan interim konsolidasian sebagaimana digunakan dalam laporan keuangan tahunan konsolidasian terkini atau, jika kebijakan atau metode tersebut telah diubah, penjelasan tentang sifat dan dampak dari perubahan tersebut. Laporan arus kas interim konsolidasian disusun dengan menggunakan metode langsung dengan mengklasifikasikan arus kas berdasarkan aktivitas operasi, investasi dan pendanaan. Untuk tujuan penyusunan laporan arus kas interim konsolidasian, kas dan setara kas mencakup kas, kas di bank, dan deposito dengan jangka waktu tiga bulan atau kurang, setelah dikurangi cerukan.

Laporan keuangan interim konsolidasian disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain, disusun dengan dasar akrual menggunakan konsep biaya historis, kecuali untuk persediaan yang dinyatakan sebesar nilai yang lebih rendah antara biaya perolehan atau nilai realisasi bersih.

(14)

9

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan)

b. Prinsip-prinsip Konsolidasian

Laporan keuangan konsolidasian meliputi akun-akun Perusahaan dan Entitas Anak seperti yang disebutkan dalam catatan 1d, yang dimiliki oleh Perusahaan baik secara langsung atau tidak langsung dengan persentase kepemilikan lebih dari 50%.

Seluruh transaksi material dan saldo akun antar Perusahaan (termasuk laba atau rugi yang belum direalisasi) telah dieliminasi.

Entitas anak dikonsolidasi secara penuh sejak tanggal akuisisi, yaitu tanggal Perusahaan memperoleh pengendalian, sampai dengan tanggal Entitas induk kehilangan pengendalian. Pengendalian dianggap ada ketika Perusahaan memiliki secara langsung atau tidak langsung melalui Entitas anak, lebih dari setengah kekuasaan suara Entitas.

Rugi Entitas anak yang tidak dimiliki secara penuh diatribusikan pada Kepentingan Non Pengendali (“KNP”) bahkan jika hal ini mengakibatkan KNP mempunyai saldo defisit .

Jika kehilangan pengendalian atas suatu Entitas anak, maka Perusahaan dan Entitas Anak: • menghentikan pengakuan aset (termasuk setiap goodwill) dan liabilitas Entitas anak; • menghentikan pengakuan jumlah tercatat setiap KNP;

• menghentikan pengakuan akumulasi selisih penjabaran, yang dicatat ekuitas, bila ada; • mengakui nilai wajar pembayaran yang diterima;

• mengakui setiap sisa investasi pada nilai wajarnya;

• mengakui setiap perbedaan yang dihasilkan sebagai keuntungan atau kerugian dalam laba rugi; dan • mereklasifikasi bagian induk atas komponen yang sebelumnya diakui sebagai pendapatan

komprehensif ke laba rugi, atau mengalihkan secara langsung ke saldo laba.

KNP mencerminkan bagian atas laba atau rugi dan aset neto dari Entitas Anak yang tidak dapat diatribusikan secara langsung maupun tidak langsung pada Perusahaan, yang masing-masing disajikan dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian dan dalam ekuitas pada laporan posisi keuangan konsolidasian, terpisah dari bagian yang dapat diatribusikan kepada pemilik Entitas induk.

Transaksi dengan Entitas non pengendali yang tidak mengakibatkan hilangnya pengendalian dicatat sebagai transaksi ekuitas (dalam hal ini traksaksi dengan pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik). Perbedaan antara nilai wajar yang dibayar dan saham yang diakuisisi atas nilai tercatat aset Entitas Anak dicatat pada ekuitas.

(15)

10

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan)

c. Kombinasi Bisnis

Kombinasi bisnis dicatat dengan menggunakan metode akuisisi. Biaya perolehan dari sebuah akuisisi diukur pada nilai agregat imbalan yang dialihkan, diukur pada nilai wajar pada tanggal akuisisi, dan jumlah setiap KNP pada pihak yang diakuisisi. Untuk setiap kombinasi bisnis, pihak pengakuisisi mengukur KNP pada Entitas yang diakuisisi baik pada nilai wajar ataupun pada proporsi kepemilikan KNP atas aset bersih yang teridentifikasi dari Entitas diakuisisi. Biaya-biaya akuisisi yang timbul dibebankan langsung dan disertakan dalam beban-beban administrasi.

Ketika melakukan akusisi atas sebuah bisnis, Perusahaan atau Entitas anak mengklasifikasikan dan menentukan aset keuangan yang diperoleh dan liabilitas keuangan yang diambil alih berdasarkan pada persyaratan kontraktual, kondisi ekonomi dan kondisi terkait lain yang ada pada tanggal akuisisi. Hal ini termasuk pemisahan derivatif melekat dalam kontrak utama dengan pihak diakuisisi.

Jika suatu kombinasi bisnis dilakukan secara bertahap, pihak pengakuisisi mengukur kembali kepentingan ekuitas yang dimiliki sebelumnya pada pihak yang diakuisisi pada nilai wajar tanggal akuisisi dan mengakui keuntungan atau kerugian yang dihasilkan dalam laba rugi.

Untuk pembelian dengan diskon, sebelum mengakui keuntungan dari pembelian dengan diskon, pihak pengakuisisi menilai kembali apakah telah mengidentifikasi dengan tepat seluruh aset yang diperoleh dan liabilitas yang diambil alih serta mengakui setiap aset atau liabilitas tambahan yang dapat diidentifikasi dalam pengkajian kembali tersebut. Jika selisih lebih itu tetap ada setelah identifikasi dilakukan, maka pihak pengakuisisi mengakui keuntungan yang dihasilkan dalam laba rugi pada tanggal akuisisi. Keuntungan diatribusikan kepada pihak pengakuisisi.

Imbalan kontijensi yang dialihkan oleh pihak pengakuisisi diakui pada nilai wajar tanggal akuisisi. Perubahan nilai wajar atas imbalan kontijensi setelah tanggal akuisisi yang diklasifikasikan sebagai aset atau liabilitas, akan diakui sebagai laba atau rugi atau pendapatan komprehensif lainnya sesuai dengan PSAK No. 55 (Revisi 2011). Jika diklasifikasikan sebagai ekuitas, imbalan kontijensi tidak diukur kembali sampai penyelesaian selanjutnya diperhitungkan dalam ekuitas.

Pada tanggal akuisisi, goodwill awalnya diukur pada harga perolehan yang merupakan selisih lebih nilai agregat dari imbalan yang dialihkan dan jumlah setiap KNP atas selisih jumlah dari aset teridentifikasi yang diperoleh dan liabilitas yang diambil alih. Jika imbalan tersebut kurang dari nilai wajar aset bersih yang telah diidentifikasi dari Entitas anak yang diakuisisi, selisih tersebut diakui dalam laba rugi komprehensif. Setelah pengakuan awal, goodwill diukur pada harga perolehan dikurangi akumulasi kerugian penurunan nilai. Untuk tujuan uji penurunan nilai, goodwill yang diperoleh dari suatu kombinasi bisnis, sejak tanggal akuisisi, dialokasikan kepada setiap Unit Penghasil Kas (“UPK”) dari Perusahaan dan Entitas Anak yang diharapkan akan memperoleh manfaat dari sinergi kombinasi tersebut, terlepas dari apakah aset atau liabilitas lain dari pihak yang diakuisisi ditetapkan atas UPK tersebut.

Jika goodwill telah dialokasikan pada suatu UPK dan operasi tertentu atas UPK tersebut dihentikan, maka goodwill yang diasosiasikan dengan operasi yang dihentikan tersebut termasuk dalam jumlah tercatat operasi tersebut ketika menentukan keuntungan atau kerugian dari pelepasan. Goodwill yang dilepaskan tersebut diukur berdasarkan nilai relatif operasi yang dihentikan dan porsi UPK yang ditahan.

(16)

11

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan)

d. Transaksi dengan Pihak-pihak Berelasi

Perusahaan dan Entitas anak melakukan transaksi dengan pihak-pihak berelasi sebagaimana didefinisikan dalam PSAK No. 7 (Revisi 2010) “Pengungkapan Pihak-pihak Berelasi”. Transaksi ini dilakukan berdasarkan persyaratan yang disetujui oleh kedua belah pihak. Persyaratan tersebut mungkin tidak sama dengan transaksi lain yang dilakukan dengan pihak-pihak yang tidak berelasi.

Rincian saldo dan transaksi yang signifikan dengan pihak-pihak berelasi disajikan dalam Catatan 6a dan 13.

e. Setara Kas

Deposito berjangka dengan jangka waktu jatuh tempo tiga bulan atau kurang sejak tanggal penempatan dan tidak digunakan sebagai jaminan atas utang atau pinjaman diklasifikasikan sebagai “Setara Kas”

f. Cadangan Penurunan Nilai Piutang

Cadangan ditentukan berdasarkan kebijakan yang dijabarkan dalam Catatan 3b

g. Persediaan dan Tanah untuk Pengembangan

Persediaan terdiri dari lahan siap bangun, rumah hunian dan tanah yang siap untuk dijual atau dalam penyelesaian dan dinyatakan sebesar nilai yang lebih rendah antara beban perolehan dan nilai realisasi bersih. Beban perolehan ditentukan dengan menggunakan metode rata-rata (average method). Beban yang dikeluarkan sehubungan dengan pengerjaan, pengembangan, dan pematangan tanah, termasuk beban pendanaan atas pinjaman bank dan fasilitas kredit lainnya yang diperoleh untuk mendanai pembangunan proyek real estat, serta perolehan dan pengembangan tanah sampai dengan tahap penyelesaian dikapitalisasi sebagai bagian dari persediaan.

Tanah yang dimiliki Perusahaan dan Entitas Anak untuk pengembangan di masa yang akan datang disajikan sebagai “Tanah untuk Pengembangan”. Nilai tercatat tanah tersebut akan direklasifikasi menjadi persediaan atau akun aset lainnya mana yang lebih tepat, pada saat dimulainya pengembangan.

h. Beban Dibayar Di Muka

Beban dibayar di muka diamortisasi sepanjang masa manfaat dengan metode garis lurus. Bagian tidak lancar dari beban dibayar di muka disajikan sebagai bagian dari “Aset Lain-lain” pada laporan posisi keuangan interim konsolidasian.

(17)

12

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan)

i. Aset Tetap

Perusahaan dan Entitas Anak menerapkan PSAK No. 16 (revisi 2011), “Aset Tetap”.

Aset tetap dinyatakan sebesar biaya perolehan dikurangi akumulasi penyusutan dan rugi penurunan nilai, jika ada. Biaya perolehan termasuk biaya penggantian bagian aset tetap saat biaya tersebut terjadi, jika memenuhi kriteria pengakuan. Selanjutnya, pada saat pemeliharaan dan perbaikan yang signifikan dilakukan, biaya tersebut diakui ke dalam nilai tercatat (carrying amount) aset tetap sebagai suatu penggantian jika memenuhi kriteria pengakuan. Apabila terdapat kewajiban untuk membongkar dan memindahkan aset tetap, maka beban yang terkait akan ditambahkan ke biaya perolehan aset tetap yang bersangkutan dan kewajiban atas biaya terkait tersebut diakui. Semua biaya pemeliharaan dan perbaikan yang tidak memenuhi kriteria pengakuan dibebankan langsung pada operasi tahun berjalan.

Seluruh aset tetap lainnya, kecuali tanah disusutkan dengan menggunakan metode garis lurus berdasarkan taksiran masa manfaat aset tetap sebagai berikut:

Tahun

Bangunan 10-20

Peralatan, perlengkapan dan perabot kantor 3-5

Kendaraan 5

Perusahaan dan Entitas Anak juga menerapkan Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan (ISAK) No. 25 (2011), tentang “Hak atas Tanah”. Sesuai dengan ISAK tersebut, tanah, termasuk biaya pengurusan legal yang timbul pada awal pengurusan hak atas tanah, dinyatakan sebesar biaya perolehan dan tidak diamortisasi. Biaya-biaya yang terjadi sehubungan dengan perpanjangan atau pembaharuan hak atas tanah ditangguhkan dan diamortisasi selama periode hak atas tanah atau taksiran masa manfaat ekonomis tanah, periode mana yang lebih pendek.

Tanah dinyatakan sebesar biaya perolehan dan tidak disusutkan/diamortisasi.

Aset dalam penyelesaian dinyatakan sebesar biaya perolehan. Akumulasi biaya perolehan akan direklasifikasikan ke masing-masing akun aset tetap yang bersangkutan pada saat aset tersebut selesai dikerjakan dan siap untuk digunakan.

Jumlah tercatat aset tetap dihentikan pengakuannya pada saat dilepaskan atau saat tidak ada manfaat ekonomis masa depan yang diharapkan dari penggunaan atau pelepasannya. Laba atau rugi yang timbul dari penghentian pengakuan aset (dihitung sebagai perbedaan antara jumlah neto hasil pelepasan dan jumlah tercatat dari aset) dikreditkan atau dibebankan ke operasi periode berjalan pada tahun aset tersebut dihentikan pengakuannya.

Pada setiap akhir periode buku, nilai residu, umur manfaat dan metode penyusutan aset tetap direviuw, dan jika perlu dilakukan penyesuaian, disesuaikan secara prospektif.

(18)

13

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan)

j. Penurunan Nilai Aset Non-keuangan

Pada setiap akhir periode pelaporan, Perusahaan dan Entitas Anak menilai apakah terdapat indikasi suatu aset mengalami penurunan nilai. Jika terdapat indikasi tersebut atau pada saat pengujian penurunan nilai aset diperlukan, maka Perusahaan dan Entitas Anak membuat estimasi jumlah terpulihkan atas aset tersebut.

Jumlah terpulihkan yang ditentukan untuk aset individual adalah jumlah yang lebih tinggi antara nilai wajar aset atau UPK dikurangi biaya untuk menjual dan nilai pakainya, kecuali aset tersebut tidak menghasilkan arus kas masuk yang sebagian besar independen dari aset atau kelompok aset lain. Jika nilai tercatat aset lebih besar daripada nilai terpulihkannya, maka aset tersebut dipertimbangkan mengalami penurunan nilai dan nilai tercatat aset diturunkan nilainya menjadi sebesar nilai terpulihkannya. Dalam menghitung nilai pakai, estimasi arus kas masa depan neto didiskontokan ke nilai kini dengan menggunakan tingkat diskonto sebelum pajak yang menggambarkan penilaian pasar kini dari nilai waktu uang dan risiko spesifik atas aset. Dalam menentukan nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual, digunakan harga penawaran pasar terakhir, jika tersedia. Jika tidak terdapat transaksi tersebut, model penilaian yang sesuai digunakan untuk menentukan nilai wajar aset. Perhitungan-perhitungan ini dikuatkan oleh penilaian berganda (valuation mutiples) atau indikator nilai wajar lain yang tersedia. Kerugian penurunan nilai dari operasi yang berkelanjutan, jika ada, diakui pada laporan laba rugi komprehensif interim konsolidasian sesuai dengan kategori biaya yang konsisten dengan fungsi dari aset yang diturunkan nilainya.

k. Transaksi Sewa

Penentuan apakah kontrak merupakan atau mengandung unsur sewa adalah berdasarkan substansi kontrak pada tanggal awal sewa, yakni apakah pemenuhan syarat kontrak tergantung pada penggunaan aset tertentu dan kontrak tersebut berisi hak untuk menggunakan aset tersebut.

Evaluasi ulang atas perjanjian sewa dilakukan setelah tanggal awal sewa hanya jika salah satu kondisi berikut terpenuhi:

a. Terdapat perubahan dalam persyaratan perjanjian kontraktual, kecuali jika perubahan tersebut hanya memperbarui atau memperpanjang perjanjian yang ada;

b. Opsi pembaruan dilakukan atau perpanjangan disetujui oleh pihak-pihak yang terkait dalam perjanjian, kecuali ketentuan pembaruan atau perpanjangan pada awalnya telah termasuk dalam masa sewa;

c. Terdapat perubahan dalam penentuan apakah pemenuhan perjanjian tergantung pada suatu aset tertentu; atau

d. Terdapat perubahan substansial atas aset yang disewa.

Apabila evaluasi ulang telah dilakukan, maka akuntansi sewa harus diterapkan atau dihentikan penerapannya pada tanggal dimana terjadi perubahan kondisi pada skenario a, c, atau d dan pada tanggal pembaruan atau perpanjangan sewa pada skenario b.

(19)

14

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan)

k. Transaksi Sewa (lanjutan)

Sewa Operasi

Sewa dimana Perusahaan dan Entitas Anak tetap mempertahankan secara substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan suatu aset diklasifikasikan sebagai sewa operasi. Biaya langsung awal yang diatribusikan secara langsung dengan negosiasi dan pengaturan sewa operasi ditambahkan ke nilai tercatat aset sewaan dan diakui ke laporan laba rugi komprehensif konsolidasian periode berjalan selama masa sewa sesuai dengan dasar pengakuan pendapatan sewa.

l. Pengakuan Pendapatan dan Beban

Pendapatan dari penjualan lahan siap bangun, dan rumah hunian dan tanah diakui dengan menggunakan metode akrual penuh (full accrual method), apabila seluruh kriteria berikut terpenuhi:

1. Rumah hunian dan tanah

a. Pengikatan jual beli telah berlaku dan telah ditandatangani;

b. Harga jual akan tertagih, yang terlihat dari jumlah pembayaran yang diterima sekurang-kurangnya telah mencapai 20% dari harga jual yang telah disepakati;

c. Tagihan penjual terhadap pembeli di masa yang akan datang bebas dari subordinasi;

d. Penjual telah mengalihkan risiko dan manfaat pemilikan yang umum terdapat pada suatu transaksi penjualan kepada pembeli dan penjual tidak lagi terlibat secara signifikan atas properti tersebut. Dalam hal ini, pembangunan properti telah selesai dan siap untuk digunakan.

2. Lahan siap bangun (bila bangunan akan didirikan oleh pembeli) a. Masa pengembalian uang muka telah lewat;

b. Pembeli telah membayar uang muka sekurang-kurangnya telah mencapai 20% dari harga jual yang telah disepakati;

c. Harga jual akan tertagih, yang terlihat dari jumlah pembayaran yang diterima sekurang-kurangnya telah mencapai 20% dari harga jual yang telah disepakati;

d. Tagihan penjual terhadap pembeli di masa yang akan datang bebas dari subordinasi;

e. Penjual tidak mempunyai liabilitas yang signifikan lagi untuk menyelesaikan pematangan lahan yang dijual, pembangunan fasilitas yang dijanjikan ataupun yang menjadi kewajiban dan beban penjual sesuai dengan perjanjian antara penjual dan pembeli.

Seluruh pembayaran yang diterima dari pelanggan disajikan sebagai “Uang Muka Pelanggan” sampai transaksi-transaksi tersebut memenuhi kriteria pengakuan pendapatan.

Beban pokok penjualan lahan siap bangun ditentukan berdasarkan beban pra-perolehan, beban perolehan tanah ditambah taksiran pengeluaran-pengeluaran lainnya untuk pengembangan dan pematangannya. Beban pokok penjualan rumah hunian mencakup beban aktual pengerjaan yang sudah dibayar dan taksiran beban yang masih akan dibayar untuk menyelesaikan pekerjaan. Taksiran beban untuk menyelesaikan pekerjaan disajikan dalam “Beban Masih harus Dibayar”.

Biaya yang tidak jelas hubungannya dengan suatu proyek real estat, seperti biaya umum dan administrasi, diakui sebagai beban pada saat terjadinya.

(20)

15

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan)

l. Pengakuan Pendapatan dan Beban (lanjutan)

Apabila suatu proyek diperkirakan akan rugi, penyisihan dibuat untuk jumlah kerugian tersebut.

Revisi terhadap estimasi biaya atau pendapatan, jika ada, yang pada umumnya, dapat diatribusikan pada aktivitas pengembangan real estat, dialokasikan pada proyek yang sedang berjalan dan proyek masa mendatang. Penyesuaian yang berasal dari penyesuaian periode berjalan dan penyesuaian periode sebelumnya harus diakui pada laba rugi periode berjalan, sedangkan penyesuaian yang berkaitan dengan periode mendatang harus dialokasi selama sisa masa pengembangan.

m. Imbalan Kerja

Perusahaan dan Entitas Anak menerapkan PSAK No. 24 (revisi 2010), “Imbalan Kerja

Perusahaan dan Entitas Anak telah memilih “10% corridor method” untuk pengakuan keuntungan atau kerugian aktuaria. Perusahaan dan Entitas Anak juga melakukan pengakuan liabilitas dan beban ketika pekerja telah memberikan layanan dan Entitas mengkonsumsi manfaat ekonomi yang timbul dari layanan tersebut.

Biaya imbalan kerja berdasarkan UU ditentukan dengan menggunakan metode projected-unit-credit. Keuntungan dan kerugian aktuarial diakui sebagai penghasilan atau beban apabila akumulasi keuntungan dan kerugian aktuarial neto yang belum diakui untuk setiap program pada akhir periode pelaporan sebelumnya melebihi jumlah 10% dari liabilitas imbalan pasti pada tanggal tersebut. Keuntungan atau kerugian aktuarial ini diakui selama rata-rata masa kerja karyawan dengan menggunakan metode garis lurus. Selanjutnya, biaya jasa lalu yang timbul akibat perubahan liabilitas imbalan kerja dan program sebelumnya harus diamortisasi sampai imbalan kerja tersebut telah menjadi hak karyawan.

n. Instrumen Keuangan

Perusahaan dan Entitas Anak menerapkan PSAK No. 50 (revisi 2010), “Instrumen Keuangan: Penyajian”, PSAK No. 55 (revisi 2011), “Instumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran” dan PSAK No. 60, “Instrumen Keuangan: Pengungkapan”.

PSAK No. 50 (revisi 2010) berisi persyaratan penyajian dari instrumen keuangan dan mengidentifikasikan informasi yang harus diungkapkan. Persyaratan pengungkapan berlaku terhadap klasifikasi instrumen keuangan, dari perspektif penerbit, dalam aset keuangan, liabilitas keuangan dan instrumen ekuitas; pengklasifikasian yang terkait dengan suku bunga, dividen, kerugian dan keuntungan; dan keadaan dimana aset keuangan dan liabilitas keuangan akan saling hapus. PSAK ini mensyaratkan pengungkapan, antara lain, informasi mengenai faktor yang mempengaruhi jumlah, waktu dan tingkat kepastian arus kas masa datang suatu Entitas yang terkait dengan instrumen keuangan dan kebijakan akuntansi yang diterapkan untuk instrumen tersebut.

PSAK No. 55 (revisi 2011) mengatur prinsip prinsip pengakuan dan pengukuran aset keuangan, liabilitas keuangan dan beberapa kontrak pembelian atau penjualan item non keuangan. PSAK ini, antara lain menyediakan definisi dan karakteristik derivatif, kategori instrumen keuangan, pengakuan dan pengukuran, akuntansi lindung nilai dan penetapan hubungan lindung nilai.

(21)

16

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan)

n. Instrumen Keuangan (lanjutan)

PSAK No. 60 mensyaratkan pengungkapan signifikansi instrumen untuk posisi keuangan dan kinerja; beserta sifat dan tingkat yang timbul dari risiko keuangan Perusahaan dan Entitas Anak yang terekspos selama periode berjalan dan pada akhir periode pelaporan, dan bagaimana Entitas mengelola risiko mereka.

i. Aset keuangan Pengakuan awal

Aset Keuangan diklasifikasikan sebagai aset keuangan yang dinilai pada nilai wajar melalui laba atau rugi, pinjaman yang diberikan dan piutang, investasi yang dimiliki hingga tanggal jatuh tempo atau aset keuangan tersedia untuk dijual atau mana yang sesuai. Perusahaan dan Entitas Anak menentukan klasifikasi aset keuangan pada saat pengakuan awal dan, jika diperbolehkan dan sesuai akan dievaluasi kembali setiap akhir periode keuangan.

Aset keuangan pada awalnya diakui sebesar nilai wajar, dalam hal investasi tidak diukur pada nilai wajar melalui laba rugi, nilai wajar tersebut ditambah dengan biaya transaksi yang dapat diatribusikan langsung.

Pembelian atau penjualan aset keuangan yang memerlukan penyerahan aset dalam kurun waktu yang telah ditetapkan oleh peraturan atau kebiasaan yang berlaku di pasar (pembelian secara teratur) diakui pada tanggal transaksi, yaitu tanggal Perusahaan dan Entitas Anak berkomitmen untuk membeli atau menjual aset tersebut.

Perusahaan dan Entitas Anak telah menentukan semua aset keuangan dikategorikan sebagai pinjaman dan piutang.

Pengukuran setelah pengakuan awal

Pengukuran aset keuangan setelah pengakuan awal dari aset keuangan tergantung pada klasifikasi sebagai berikut:

x Pinjaman yang diberikan dan piutang

Pinjaman dan piutang adalah aset keuangan non-derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan yang tidak dikutip di pasar aktif. Aset keuangan tersebut dicatat sebesar biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan suku bunga efektif. Keuntungan dan kerugian diakui dalam laporan laba rugi komprehensif interim konsolidasian pada saat pinjaman dan piutang dihentikan pengakuannya atau mengalami penurunan nilai, serta melalui proses amortisasi.

Pada tanggal 30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012, Perusahaan dan Entitas Anak memiliki kas dan setara kas, piutang usaha, piutang lain-lain dan aset keuangan tidak lancar lainnya yang termasuk dalam kategori ini.

(22)

17

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan)

n. Instrumen Keuangan (lanjutan)

ii. Liabilitas keuangan Pengakuan awal

Liabilitas keuangan diklasifikasikan sebagai liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi, liabilitas keuangan yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi, atau derivatif yang ditetapkan sebagai instrumen lindung nilai dalam lindung nilai yang efektif, mana yang sesuai. Perusahaan dan Entitas Anak menentukan klasifikasi liabilitas keuangannya pada saat pengakuan awal.

Liabilitas keuangan pada awalnya diakui sebesar nilai wajar yang, dalam hal liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi, sudah termasuk biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung.

Pada tanggal 30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012, Perusahaan dan Entitas Anak telah menentukan bahwa utang usaha kepada pihak ketiga, utang non-usaha kepada pihak berelasi, uang jaminan pelanggan dan beban masih harus dibayar dikategorikan sebagai liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi.

Pengukuran setelah pengakuan awal

Pengukuran liabilitas keuangan bergantung pada klasifikasi sebagai berikut: x Liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi

Setelah pengakuan awal, liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi selanjutnya diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan suku bunga efektif. Keuntungan dan kerugian diakui dalam laba rugi pada saat liabilitas dihentikan pengakuannya serta melalui proses amortisasi.

x Liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi

Liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi mencakup liabilitas keuangan yang diklasifikasikan dalam kelompok diperdagangkan dan liabilitas keuangan yang pada saat pengakuan awalnya, telah ditetapkan, diukur pada nilai wajar melalui laba rugi.

Liabilitas keuangan diklasifikasikan dalam kelompok diperdagangkan jika diperoleh atau dimiliki untuk tujuan dijual dalam waktu dekat. Liabilitas derivatif juga diklasifikasikan dalam kelompok diperdagangkan kecuali derivatif yang ditetapkan sebagai instrumen lindung nilai yang efektif. Laba atau rugi atas liabilitas dalam kelompok diperdagangkan harus diakui dalam laporan laba rugi komprehensif interim konsolidasian.

(23)

18

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan)

n. Instrumen Keuangan (lanjutan)

iii. Saling hapus instrumen keuangan

Aset keuangan dan liabilitas keuangan saling hapus dan nilai netonya disajikan dalam laporan posisi keuangan interim konsolidasian jika, dan hanya jika, terdapat hak yang berkekuatan hukum untuk melakukan saling hapus atas jumlah yang telah diakui dari aset keuangan dan liabilitas keuangan tersebut dan terdapat intensi untuk menyelesaikan dengan menggunakan dasar neto, atau untuk merealisasikan aset dan menyelesaikan liabilitasnya secara bersamaan.

iv. Nilai wajar instrumen keuangan

Nilai wajar instrumen keuangan yang secara aktif diperdagangkan di pasar keuangan ditentukan dengan mengacu pada kuotasi harga pasar yang berlaku pada penutupan pasar pada akhir periode pelaporan. Untuk instrumen keuangan yang tidak diperdagangkan di pasar aktif, nilai wajar ditentukan dengan teknik penilaian. Teknik penilaian tersebut meliputi penggunaan transaksi pasar terkini yang dilakukan secara wajar (arm’s length market transactions), referensi atas nilai wajar terkini dari instrumen lain yang secara substansial sama, analisis arus kas yang didiskonto, atau model penilaian lainnya.

Perusahaan dan Entitas Anak menyesuaikan harga di pasar yang lebih menguntungkan untuk mencerminkan adanya perbedaan risiko kredit pihak yang bertransaksi antara instrumen yang diperdagangkan di pasar tersebut dengan instrumen yang dinilai untuk posisi aset keuangan. Dalam penentuan nilai wajar posisi liabilitas keuangan, risiko kredit Perusahaan dan Entitas Anak terkait dengan instrumen keuangan tersebut ikut diperhitungkan.

v. Biaya perolehan yang diamortisasi dari instrumen keuangan

Biaya perolehan yang diamortisasi diukur dengan menggunakan metode suku bunga efektif dikurangi cadangan penurunan nilai dan pembayaran atau pengurangan pokok. Perhitungan ini mencakup seluruh premi atau diskonto pada saat akuisisi dan mencakup biaya transaksi serta komisi yang merupakan bagian tak terpisahkan dari suku bunga efektif.

(24)

19

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan)

n. Instrumen Keuangan (lanjutan)

vi. Penurunan nilai aset keuangan

Pada setiap akhir periode pelaporan, Perusahaan dan Entitas Anak mengevaluasi apakah terdapat bukti yang obyektif bahwa aset keuangan atau kelompok aset keuangan mengalami penurunan nilai.

x Pinjaman dan piutang

Untuk pinjaman yang diberikan dan piutang yang dicatat pada biaya perolehan diamortisasi, Perusahaan dan Entitas Anak terlebih dahulu menentukan bahwa terdapat bukti obyektif mengenai penurunan nilai secara individual atas aset keuangan yang signifikan secara individual, atau secara kolektif untuk aset keuangan yang tidak signifikan secara individual. Jika Perusahaan dan Entitas Anak menentukan tidak tersapat bukti obyektif mengenai penurunan nilai atas aset keuangan yang dinilai secara individual, terlepas aset keuangan tersebut signifikan atau tidak, maka aset tersebut dimasukkan ke dalam kelompok aset keuangan yang memiliki karakteristik risiko kredit yang sejenis dan menilai penurunan nilai kelompok tersebut secara kolektif. Aset yang penurunan nilainya dinilai secara individual dan untuk itu kerugian penurunan nilai diakui atau tetap diakui, tidak termasuk dalam penilaian penurunan nilai secara kolektif.

x Aset keuangan dicatat sebesar biaya perolehan diamortisasi

Jika terdapat bukti obyektif bahwa kerugian penurunan nilai telah terjadi, jumlah kerugian tersebut diukur sebagai selisih antara nilai tercatat aset dengan nilai kini estimasi arus kas masa datang (tidak termasuk kerugian kredit di masa mendatang yang belum terjadi). Nilai kini estimasi arus kas masa datang didiskonto dengan menggunakan suku bunga efektif awal dari aset keuangan tersebut. Jika suatu aset keuangan yang dikelompokkan sebagai “pinjaman yang diberikan dan piutang” memiliki suku bunga variabel, maka tingkat diskonto yang digunakan untuk mengukur setiap kerugian penurunan nilai adalah suku bunga efektif yang berlaku.

Nilai tercatat atas aset keuangan dikurangi melalui penggunaan pos cadangan penurunan nilai dan jumlah kerugian yang terjadi diakui dalam laporan laba rugi komprehensif. Pendapatan bunga selanjutnya diakui sebesar nilai tercatat yang diturunkan nilainya berdasarkan tingkat suku bunga efektif awal dari aset keuangan. Pinjaman yang diberikan dan piutang beserta dengan cadangan terkait dihapuskan jika tidak terdapat kemungkinan yang realistis atas pemulihan di masa mendatang dan seluruh agunan telah terealisasi atau dialihkan pada Perusahaan dan Entitas Anak. Jika, pada tahun berikutnya, nilai estimasi kerugian penurunan nilai aset keuangan bertambah atau berkurang karena peristiwa yang terjadi setelah penurunan nilai diakui, maka kerugian penurunan nilai yang diakui sebelumnya bertambah atau berkurang dengan menyesuaikan pos cadangan penurunan nilai. Jika di masa mendatang penghapusan tersebut dapat dipulihkan, jumlah pemulihan tersebut diakui sebagai laba rugi.

(25)

20

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan)

n. Instrumen Keuangan (lanjutan)

vi. Penurunan nilai aset keuangan (lanjutan) x Aset keuangan uang tersedia untuk dijual

Dalam hal investasi ekuitas diklasifikasikan sebagai aset keuangan yang tersedia untuk dijual, bukti obyektif akan termasuk penurunan nilai wajar yang signifikan dan berkepanjangan di bawah nilai perolehan investasi tersebut.

Jika terdapat bukti bahwa kerugian penurunan nilai telah terjadi, jumlah kerugian kumulatif – yang diukur sebagai selisih antara biaya perolehan dengan nilai wajar kini, dikurangi kerugian penurunan nilai pada investasi yang sebelumnya telah diakui dalam laba rugi dikeluarkan dari pendapatan komprehensif lain dan diakui pada laba rugi. Kerugian penurunan nilai atas investasi ekuitas tidak boleh dipulihkan melalui laba rugi; kenaikan nilai wajar atas investasi ekuitas setelah penurunan nilai diakui secara langsung dalam pendapatan komprehensif lain.

vii. Penghentian pengakuan aset dan liabilitas keuangan Aset keuangan

Penghentian pengakuan atas suatu aset keuangan (atau, apabila dapat diterapkan untuk bagian dari aset keuangan atau bagian dari kelompok aset keuangan sejenis) terjadi bila: (1) hak kontraktual atas arus kas yang berasal dari aset keuangan tersebut berakhir, atau (2) Perusahaan memindahkan hak untuk menerima arus kas yang berasal dari aset keuangan tersebut atau menanggung kewajiban untuk membayar arus kas yang diterima tersebut tanpa penundaan yang signifikan kepada pihak ketiga melalui suatu kesepakatan penyerahan dan salah satu di antara (a) Perusahaan secara substansial memindahkan seluruh risiko dan manfaat atas kepemilikan aset keuangan tersebut, atau (b) Perusahaan secara substansial tidak memindahkan dan tidak memiliki seluruh risiko dan manfaat atas kepemilikan aset keuangan tersebut, namun telah memindahkan pengendalian atas aset tersebut. Liabilitas keuangan

Liabilitas keuangan dihentikan pengakuannya ketika kewajiban yang ditetapkan dalam kontrak dihentikan atau dibatalkan atau kadaluwarsa.

Ketika liabilitas keuangan awal digantikan dengan liabilitas keuangan lain dari pemberi pinjaman yang sama dengan ketentuan yang berbeda secara substansial atas liabilitas keuangan yang saat ini ada, maka pertukaran atau modifikasi tersebut dicatat sebagai penghapusan liabilitas keuangan awal dan pengakuan liabilitas keuangan baru dan selisih antara nilai tercatat liabilitas keuangan tersebut diakui sebagai laba rugi.

o. Pajak Penghasilan Badan

Perusahaan dan Entitas Anak menerapkan PSAK No. 46 (revisi 2010).

Revisi PSAK No. 46 tersebut menetapkan perlakuan akuntansi untuk pajak penghasilan dalam menghitung konsekuensi pajak kini dan masa depan untuk pemulihan (penyelesaian) jumlah tercatat aset (liabilitas) di masa depan yang diakui pada laporan posisi keuangan interim konsolidasian; serta transaksi-transaksi dan kejadian-kejadian lain pada periode berjalan yang diakui pada laporan keuangan interim konsolidasian.

(26)

21

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan)

o. Pajak Penghasilan Badan (lanjutan)

Pajak penghasilan tidak final

Beban pajak penghasilan merupakan jumlah atau nilai bersih dari pajak penghasilan badan yang terutang saat ini termasuk pajak penghasilan final dan pajak tangguhan.

Pajak kini

Aset dan liabilitas pajak kini untuk tahun berjalan diukur sebesar jumlah yang diharapkan dapat direstitusi dari atau dibayarkan kepada otoritas perpajakan. Tarif pajak dan peraturan pajak yang digunakan untuk menghitung jumlah tersebut adalah yang telah berlaku atau secara substantif telah berlaku pada tanggal pelaporan.

Penghasilan kena pajak berbeda dengan laba yang dilaporkan dalam laporan laba rugi komprehensif interim konsolidasian karena penghasilan kena pajak tidak termasuk badian dari pendapatan atau beban yang dikenakan pajak atau dikurangkan di tahun-tahun yang berbeda, dan juga tidak termasuk bagian-bagian yang tidak dikenakan pajak atau tidak dapat dikurangkan.

Pajak tangguhan

Pajak tangguhan diakui dengan menggunakan metode liabilitas atas perbedaan temporer pada tanggal pelaporan antara dasar pengenaan pajak dari aset dan liabilitas dan jumlah tercatatnya untuk tujuan pelaporan keuangan pada tanggal pelaporan.

Liabilitas pajak tangguhaan diakui untuk semua perbedaan temporer yang kena pajak, kecuali bagi liabilitas pajak tangguhan yang berasal dari :

i. pengakuan awal goodwill, atau

ii. pada saat pengakuan awal aset atau liabilitas dari transaksi yang: (1) bukan transaksi kombinasi bisnis, dan (2) pada waktu transaksi tidak mempengaruhi laba akuntansi dan laba kena pajak/rugi pajak.

Aset pajak tangguhan diakui untuk seluruh perbedaan temporer yang dapat dikurangkan dan akumulasi rugi pajak belum dikompensasi, bila kemungkinan besar laba kena pajak akan tersedia sehingga perbedaan temporer dapat dikurangkan, dan rugi pajak belum dikompensasi, dapat dimanfaatkan, kecuali jika aset pajak tangguhan timbul dari pengakuan awal aset atau liabilitas dalam transaksi yang:

i. bukan transaksi kombinasi bisnis; dan

ii. tidak mempengaruhi laba akuntansi maupun laba kena pajak/rugi pajak.

Liabilitas pajak tangguhan diakui atas perbedaan temporer kena pajak terkait dengan investasi pada Entitas anak dan asosiasi, kecuali yang waktu pembalikannya dapat dikendalikan dan kemungkinan besar perbedaan temporer tersebut tidak akan dibalik di masa depan yang dapat diperkirakan.

Nilai tercatat aset pajak tangguhan direviuw pada setiap tanggal pelaporan dan nilai tercatat aset pajak tangguhan tersebut diturunkan apabila laba fiskal mungkin tidak memadai untuk mengkompensasi sebagian atau semua manfaat aset pajak tangguhan. Pada setiap tanggal pelaporan, perusahaan menilai kembali aset pajak tangguhan yang tidak diakui. Perusahaan dan Entitas Anak mengakui aset pajak tangguhan yang sebelumnya tidak diakui apabila besar kemungkinan bahwa laba fiskal pada masa yang akan datang tersedia untuk pemulihannya.

(27)

22

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan)

o. Pajak Penghasilan Badan (lanjutan)

Aset dan liabilitas pajak tangguhan diukur dengan menggunakan tarif pajak yang diharapkan akan berlaku pada tahun saat aset dipulihkan atau liabilitas diselesaikan berdasarkan tarif pajak dan peraturan pajak yang berlaku atau yang secara substantif telah berlaku, pada tanggal pelaporan.

Aset pajak tangguhan dan liabilitas pajak tangguhan disaling-hapuskan jika terdapat hak secara hokum untuk melakukan saling hapus antara aset pajak kini terhadap liabilitas pajak kini, atau aset dan liabilitas pajak tangguhan pada Entitas yang sama, atau Perusahaan dan Entitas Anak yang bermaksud untuk merealisasikan aset dan menyelesaikan liabilitas lancar berdasarkan jumlah neto.

Perubahan terhadap liabilitas perpajakan dicatat pada saat Surat Keputusan Pajak (SKP) diterima atau, jika Perusahaan atau Entitas Anak mengajukan banding, pada saat hasil banding tersebut ditentukan. Aset dan liabilitas pajak tangguhan diukur pada tarif pajak yang diharapkan akan digunakan pada tahun ketika aset direalisasi atau liabilitas dilunasi berdasarkan tarif pajak (dan peraturan perpajakan) yang berlaku atau secara substansial telah diberlakukan pada tanggal laporan posisi laporan keuangan interim konsolidasian.

Perubahan nilai tercatat aset dan liabilitas pajak tangguhan yang disebabkan oleh perubahan tarif pajak dibebankan atau dikreditkan pada operasi berjalan, kecuali untuk transaksi-transaksi yang sebelumnya telah langsung dibebankan atau dikreditkan ke ekuitas.

Jumlah tambahan pokok dan denda pajak yang ditetapkan dengan SKP diakui sebagai pendapatan atau beban dalam operasi periode berjalan, kecuali jika diajukan upaya penyelesaian selanjutnya. Jumlah tambahan pokok pajak dan denda yang ditetapkan dengan SKP ditangguhkan pembebanannya sepanjang memenuhi kriteria pengakuan aset.

Pajak penghasilan final

Sesuai dengan peraturan perundangan perpajakan, pendapatan yang telah dikenakan pajak penghasilan final tidak lagi dilaporkan sebagai pendapatan kena pajak, dan semua beban sehubungan dengan pendapatan yang telah dikenakan pajak final tidak boleh dikurangkan. Di lain pihak, baik pendapatan maupun beban tersebut dipakai dalam perhitungan laba rugi menurut akuntansi, oleh karena itu, tidak terdapat perbedaan temporer sehingga tidak diakui adanya aset atau liabilitas pajak tangguhan.

Apabila nilai tercatat aset atau liabilitas yang berhubungan dengan pajak penghasilan final berbeda dari dasar pengenaan pajaknya, maka perbedaan tersebut tidak diakui sebagai aset atau liabilitas pajak tangguhan.

Beban pajak atas pendapatan yang dikenakan pajak penghasilan final diakui secara proporsional dengan jumlah pendapatan menurut akuntansi yang diakui pada periode berjalan.

Selisih antara jumlah pajak penghasilan final yang telah dibayar dengan jumlah yang dibebankan sebagai beban pajak penghasilan final pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasian diakui sebagai pajak yang dibayar di muka atau utang pajak.

(28)

23

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan)

p. Pelaporan Segmen

Segmen operasi adalah suatu komponen dari Entitas:

a) Yang terlibat dalam akitvitas bisnis yang mana memperoleh pendapatan dan menimbulkan beban (termasuk pendapatan dan beban terkait dengan transaksi dengan komponen lain dari Entitas yang sama);

b) Hasil operasinya dikaji ulang secara reguler oleh pengambil keputusan operasional untuk membuat keputusan tentang sumber daya yang dialokasikan kepada segmen tersebut dan menilai kinerjanya; dan

c) Tersedia informasi keuangan yang dapat dipisahkan.

Pendapatan, beban, hasil, aset dan liabilitas segmen termasuk pos-pos yang dapat diatribusikan langsung kepada suatu segmen serta hal-hal yang dapat dialokasikan dengan dasar yang sesuai dengan segmen tersebut. Segmen ditentukan sebelum saldo antar perusahaan dan transaksi antar perusahaan dieliminasi.

q. Laba per Saham

Perusahaan dan Entitas Anak menerapkan PSAK No. 56 (Revisi 2011), “Laba per Saham”.

Sesuai dengan PSAK No. 56 (Revisi 2011), ”Laba per Saham”, laba per saham dihitung dengan membagi laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik Entitas Induk dengan jumlah rata-rata tertimbang saham yang beredar pada periode yang bersangkutan yaitu 101.518.000 saham pada 30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012

3. PENGGUNAAN PERTIMBANGAN, ESTIMASI DAN ASUMSI OLEH MANAJEMEN

Penyusunan laporan keuangan interim konsolidasian Perusahaan dan Entitas Anak mensyaratkan manajemen untuk pertimbangan, estimasi dan asumsi yang mempengaruhi jumlah yang dilaporkan atas pendapatan, beban, aset dan liabilitas serta pengungkapan liabilitas kontijensi pada akhir periode pelaporan. Namun, ketidakpastian asumsi dan estimasi ini dapat menyebabkan hasil yang memerlukan penyesuaian material atas nilai tercatat aset atau liabilitas yang berdampak pada masa mendatang.

a. Pertimbangan

Dalam proses penerapan kebijakan akuntansi Perusahaan dan Entitas Anak, manajemen telah membuat pertimbangan-pertimbangan berikut ini, yang terpisah dari estimasi dan asumsi, yang memiliki pengaruh paling signifikan terhadap jumlah yang dicatat dalam laporan keuangan interim konsolidasian Perusahaan dan Entitas Anak:

• Penentuan mata uang fungsional

Mata uang fungsional dari Entitas adalah mata uang dari lingkungan ekonomi primer dimana Entitas beroperasi. Mata uang tersebut adalah mata uang yang mempengaruhi pendapatan dan beban.

(29)

24

3. PENGGUNAAN PERTIMBANGAN, ESTIMASI DAN ASUMSI OLEH MANAJEMEN (lanjutan)

b. Estimasi dan Asumsi

Asumsi kunci mengenai masa depan dan sumber kunci lainnya untuk estimasi ketidakpastian pada akhir periode pelaporan yang memiliki risiko signifikan yang menyebabkan penyesuaian material terhadap nilai tercatat aset dan liabilitas dalam periode pelaporan berikutnya dijabarkan sebagai berikut:

• Penentuan nilai wajar dari aset keuangan dan liabilitas keuangan

Ketika nilai wajar dari aset keuangan dan liabilitas keuangan dicatat dalam laporan posisi keuangan tidak dapat diambil dari pasar aktif, maka nilai wajarnya ditentukan dengan menggunakan teknik penilaian termasuk model discounted cash flow. Masukan untuk model tersebut dapat diambil dari pasar yang dapat diobservasi, tetapi apabila hal ini tidak dimungkinkan, sebuah tingkat pertimbangan disyaratkan dalam menetapkan nilai wajar. Pertimbangan tersebut mencakup penggunaan masukan seperti risiko likuiditas, risiko kredit dan volatilitas. Perubahan dalam asumsi mengenai faktor-faktor tersebut dapat mempengaruhi nilai wajar dari instrumen keuangan yang dilaporkan.

• Estimasi masa manfaat aset tetap

Perusahaan dan Entitas Anak mengestimasi masa manfaat dari aset tetap berdasarkan utilisasi dari aset yang diharapkan dapat didukung dengan rencana dan strategi usaha yang juga mempertimbangkan perkembangan teknologi di masa depan dan perilaku pasar. Estimasi dari masa manfaat aset tetap adalah berdasarkan penelaahan Perusahaan dan Entitas Anak terhadap praktek industri, evaluasi internal dan pengalaman untuk aset yang setara.

Estimasi masa manfaat ditelaah paling sedikit setiap akhir periode pelaporan dan diperbarui jika ekspektasi berbeda dari estimasi sebelumnya dikarenakan pemakaian dan kerusakan fisik, keusangan secara teknis atau komersial dan hukum atau pembatasan lain atas penggunaan dari aset. Tetapi, adalah mungkin, hasil di masa depan dari operasi dapat dipengaruhi secara material oleh perubahan-perubahan dalam estimasi yang diakibatkan oleh perubahan-perubahan faktor-faktor yang disebutkan di atas. Jumlah dan saat beban dicatat setiap tahun akan terpengaruh oleh perubahan atas faktor-faktor dan situasi tersebut. Pengurangan dalam estimasi masa manfaat dari aset tetap Perusahaan dan Entitas Anak akan meningkatkan beban operasi dan menurunkan aset tidak lancar yang dicatat.

• Realisasi dari aset pajak tangguhan

Perusahaan dan Entitas Anak melakukan penelaahan atas nilai tercatat aset pajak tangguhan pada setiap akhir periode pelaporan dan mengurangi nilai tersebut sampai sebesar kemungkinan aset tersebut tidak dapat direalisasikan, dimana penghasilan kena pajak yang tersedia memungkinkan untuk penggunaan seluruh atau sebagian aset pajak tangguhan tersebut.

Penelaahan Perusahaan dan Entitas Anak atas pengakuan aset pajak tangguhan untuk perbedaan temporer yang dapat dikurangkan didasarkan atas tingkat dan waktu dari penghasilan kena pajak yang ditaksirkan untuk periode pelaporan berikutnya. Taksiran ini berdasarkan hasil pencapaian Perusahaan dan Entitas Anak di masa lalu dan ekspektasi di masa depan terhadap pendapatan dan beban, sebagaimana juga dengan strategi perencanaan perpajakan di masa depan. Tetapi tidak terdapat kepastian dalam Perusahaan dan Entitas Anak dapat menghasilkan penghasilan kena pajak yang cukup untuk memungkinkan penggunaan sebagian atau seluruh bagian dari aset pajak tangguhan tersebut.

(30)

25

3. PENGGUNAAN PERTIMBANGAN, ESTIMASI DAN ASUMSI OLEH MANAJEMEN (lanjutan)

b. Estimasi dan Asumsi (lanjutan)

• Estimasi cadangan untuk kerugian penurunan nilai atas piutang

Apabila terdapat bukti obyektif bahwa rugi penurunan nilai telah terjadi atas piutang (piutang usaha dan lainnya), Perusahaan dan Entitas Anak mengestimasi cadangan untuk kerugian penurunan nilai atas piutang yang secara khusus diidentifikasi ragu-ragu untuk ditagih. Tingkat cadangan ditelaah oleh manajemen dengan dasar faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat tertagihnya piutang tersebut. Dalam kasus ini Perusahaan dan Entitas Anak menggunakan pertimbangan berdasarkan jangka waktu tidak tertagihnya piutang terhadap jumlah yang jatuh tempo untuk menentukan cadangan kerugian penurunan nilai atas piutang.

• Estimasi imbalan kerja karyawan

Penentuan cadangan dan imbalan kerja karyawan dipengaruhi oleh asumsi tertentu yang digunakan oleh aktuaris dalam menghitung jumlah tersebut. Asumsi-asumsi tersebut dijelaskan dalam Catatan 17 mencakup, antara lain, tingkat diskonto dan tingkat kenaikan gaji. Hasil aktual yang berbeda dengan asumsi perusahaan diakumulasi dan diamortisasi ke masa depan dan oleh karena itu, secara umum berdampak pada beban yang diakui dan liabilitas yang tercatat pada periode-periode mendatang. Manajemen berkeyakinan bahwa asumsi-asumsi yang digunakan adalah tepat dan wajar, namun demikian, perbedaan signifikan pada hasil aktual, atau perubahan signifikan dalam asumsi-asumsi tersebut dapat berdampak signifikan pada jumlah cadangan imbalan kerja karyawan.

• Estimasi penurunan nilai aset non-keuangan

Penelahaan atas penurunan nilai dilakukan apabila terdapat indikasi penurunan nilai aset tertentu. Penentuan nilai wajar aset membutuhkan estimasi arus kas yang diharapkan akan dihasilkan dari pemakaian berkelanjutan dan pelepasan akhir atas aset tersebut. Perubahan signifikan dalam asumsi-asumsi yang digunakan untuk menentukan nilai wajar dapat berdampak signifikan pada nilai terpulihkan dan jumlah kerugian penurunan nilai yang terjadi mungkin berdampak material pada hasil operasi Perusahaan dan Entitas Anak.

(31)

26

4. KAS DAN SETARA KAS

Akun ini terdiri dari:

30 Juni 2013 31 Desember 2012

Kas 19.500.000 19.500.000

Bank

Mata Uang Rupiah:

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk 15.519.688.195 9.014.963.149 PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk 12.659.441.514 1.621.048.798 PT Bank Central Asia Tbk 1.595.360.043 1.696.605.138

PT Bank OCBC Tbk 1.365.878.611 567.653.655

PT Bank Panin Tbk 1.320.281.757 18.319.316.504

PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk 1.146.298.418 - PT Bank Danamon Indonesia Tbk 1.013.708.357 57.937.479

PT Bank CIMB Niaga Tbk 917.281.918 1.185.052.419

PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk 600.307.837 681.289.368

PT Bank Permata Tbk 573.576.376 3.219.925.493

PT Bank Internasional Indonesia Tbk 353.323.746 66.943.404

Sub jumlah 37.065.146.772 36.430.735.407

Deposito

Mata Uang Rupiah:

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk 17.217.500.537 115.959.344.960 PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk 3.600.410.600 1.254.698.000 PT Bank CIMB Niaga Tbk 1.389.060.000 65.860.460.000 PT Bank Central Asia Tbk 1.087.255.123 580.080.000

PT Bank Permata Tbk 633.375.500 38.832.276.000

PT Bank Internasional Indonesia Tbk 501.135.000 8.900.000.000 PT Bank Danamon Indonesia Tbk 219.000.000 16.202.900.000

Sub jumlah 24.647.736.760 247.589.758.960

Jumlah 61.732.383.532 284.039.994.367

Tingkat suku bunga deposito berjangka untuk periode yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2013 adalah 4% - 6% dan untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2012 adalah 4% - 7%.

(32)

27

5. PIUTANG USAHA

Akun ini merupakan piutang usaha bersih dari penjualan kepada pihak ketiga adalah sebagai berikut:

30 Juni 2013 31 Desember 2012

Lahan siap bangun 4.981.146.379 10.466.303.563

Rumah hunian dan tanah 4.044.249.927 3.034.841.695

Jumlah 9.025.396.306 13.501.145.258

Dikurangi cadangan penurunan nilai piutang (648.110.202 ) (648.110.202 )

Bersih 8.377.286.104 12.853.035.056

Analisa umur piutang usaha dihitung berdasarkan tanggal faktur adalah sebagai berikut:

30 Juni 2013 31 Desember 2012 Persentase Persentase

Jumlah % Jumlah %

Kurang dari 1 bulan 6.007.542.932 66,56 9.972.939.967 73,87 > 1 bulan – 3 bulan 214.635.475 2,38 717.616.451 5,31 > 3 bulan – 6 bulan 296.248.214 3,28 813.789.502 6,03 > 6 bulan – 1 tahun 1.858.859.483 20,60 1.348.689.136 9.99 > 1 tahun 648.110.202 7,18 648.110.202 4,80

Jumlah 9.025.396.306 100,00 13.501.145.258 100,00

Berdasarkan hasil penelaahan atas keadaan akun piutang masing-masing pelanggan pada akhir periode, manajemen Perusahaan dan Entitas Anak berpendapat bahwa cadangan penurunan nilai piutang sebesar Rp. 648.110.202 untuk periode yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012 cukup untuk menutup kemungkinan kerugian dari tidak tertagihnya piutang usaha.

Perubahan cadangan penurunan nilai piutang pada tanggal 30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012 adalah sebagai berikut:

30 Juni 2013 31 Desember 2012

Saldo awal periode 648.110.202 648.110.202

Pemulihan - -

(33)

28

6. PIUTANG LAIN-LAIN

a. Pihak berelasi

30 Juni 2013 31 Desember 2012

PT Siloam Sarana Karya 1.690.919.500 862.987.000

Jumlah 1.690.919.500 862.987.000

b. Pihak ketiga

30 Juni 2013 31 Desember 2012

PT Barawaja 2.000.000.000 2.000.000.000

Uang muka kontraktor 1.890.703.965 700.000.000

Lain-lain 494.708.230 358.928.218

Jumlah 4.385.412.195 3.058.928.218

7. PERSEDIAAN

30 Juni 2013 31 Desember 2012 Persediaan terdiri dari :

Rumah hunian dan tanah 206.540.280.576 158.262.894.111 Lahan siap bangun 104.042.140.200 103.523.963.898

Jumlah 310.582.420.776 261.786.858.009

Rincian persediaan (dalam Hektar – Ha) berdasarkan lokasi proyek di Makassar adalah sebagai berikut: 30 Juni 2013 31 Desember 2012

Ha Ha

Kelurahan Tanjung Merdeka 22,04 27,81

Kelurahan Barombong 32,38 32,38

Kelurahan Maccini Sombala 23,42 23,42

Desa Tamanyeleng 13,16 13,51

Kecamatan Mariso 13,59 13,59

Jumlah 104,59 110,71

Beban bunga yang dikapitalisasi ke dalam persediaan sebesar Rp. nihil untuk periode yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2013 dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012.

Keseluruhan tanah telah bersertifikat kepemilikan atas nama Perusahaan. Sertifikat kepemilikan untuk semua persediaan adalah atas nama Perusahaan.

Referensi

Dokumen terkait

Selain itu, dilihat dari kitab yang diajarkan di pesantren tersebut, terlihat sekali bahwa hal tersebut mengacu pada kita- kitab bermazhab Syafi’i, seperti : Arbain

Dilakukannya penelitian ini selain sering mendapatkan komplain dari konsumen tentang harga jual yang ada dipasaran juga untuk menganalisis Harga Pokok Produksi

Dari hasil skoring dan overlay dihasilkan sebuah peta kawasan risiko banjir (Lampiran 2) yang dibagi menjadi tiga kelas yaitu Risiko Tinggi, Risiko Sedang dan Risiko

yang diterima inflasi saat terjadi fluktuasi terhadap seluruh variabel yaitu harga bahan bakar minyak jenis premium dan nilai tukar riil Rupiah/US Dollar pada tahun

 Pertumbuhan ekonomi adalah perkembangan kuantum produksi barang dan jasa dalam suatu periode tertentu (dinilai dalam harga konstan). pop med pdrb kapita pdrb..

Kewenangan desa menurut Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah pada Pasal 7 di antaranya adalah urusan pemerintahan yang sudah ada berdasarkan hak asal usul

Sarung tangan yang kuat, tahan bahan kimia yang sesuai dengan standar yang disahkan, harus dipakai setiap saat bila menangani produk kimia, jika penilaian risiko menunjukkan,

Peraturan Menteri Agama Nomor 68 Tahun 2015 tentang Pengangkatan dan Pemberhentian Rektor dan Ketua pada Perguruan Tinggi Keagamaan yang diselenggarakan oleh Pemerintah (Berita