• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengontrolan Catu Daya Cadangan Dengan Panel Surya Pada Smart Traffic Light

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pengontrolan Catu Daya Cadangan Dengan Panel Surya Pada Smart Traffic Light"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Panel Surya Pada Smart Traffic Light

Noveri Lysbetti Marpaung #1, Edy Ervianto #2, Nurhalim #3, Rahyul Amri #4

#Electrical Engineering Department, University of Riau Jl. Soebrantas Km 12,5 Panam – Pekanbaru, Indonesia

1 noveri.marpaung@lecturer.unri.ac.id 2 edy.ervianto@unri.ac.id 3 nurhalim@lecturer.unri.ac.id 4 rahyul.amri@lecturer.unri.ac.id

Abstrak — Indonesia saat ini merupakan salah satu negara dengan populasi penduduk yang padat. Ditambah lagi dengan penggunaan kendaraan yang banyak menyebabkan kemacetan di Kota Pekanbaru. Pemadaman listrik menjadi salah satu penyebab kemacetan karena lampu lalu lintas tidak bekerja dengan baik. Tujuan penelitian untuk menganalisa pengontrolan catu daya cadangan dengan menggunakan Panel Surya(PV) dan Boost Converter, untuk menjaga agar lampu lalu lintas tetap menyala ketika listrik dari Perusahaan Listrik Negara(PLN) tidak aktif. Beban berupa prototype Smart Traffic Light(STL) sebesar 75,9Watt dengan pengontrolan PLC dan baterai 12V dengan kapasitas 7Ah, diisi dari energi Tenaga Surya. Waktu pengisian baterai selama 11 jam dari tegangan baterai 9,5V sampai 13,3V dan tegangan charger baterai 9,8V sampai 13,8V dengan kondisi arus 10% dari kapasitas baterai (0,7A). Ketika sumber PLN padam, relai bekerja dan sumber beban otomatis berpindah ke baterai. Agar bekerja lebih efisien, tegangan keluaran PV dihubungkan dengan rangkaian Boost Converter untuk menghasilkan keluaran 24V dan minimal 13V. Tegangan masukan maksimal PV 22V dengan Duty Cycle minimal 11,3% menghasilkan keluaran 24,8V. Sedangkan tegangan masukan minimum PV 13V supaya Boost Converter bekerja, dengan Duty Cycle minimal 46% menghasilkan tegangan keluaran 24,1V. Perbedaan rata-rata keluaran Boost Converter adalah sebesar 3,33%. Baterai dapat mensuplai beban 75,9W dengan tegangan keluaran inverter 198VAC selama 1jam dan

beban 40Watt dapat disuplai selama 1jam 40menit dengan tegangan keluaran inverter 205VAC. Waktu

perpindahan dari Tegangan PLN ke baterai sebesar 0,08s. Waktu perpindahan dari baterai ke Tegangan PLN selama 0,14s. Penelitian ini telah bekerja dengan baik dan PV bisa mensuplai STL selama listrik PLN padam.

Kata kunci — Panel Surya, Baterai, Boost Converter, PLC, Pensaklaran.

I. PENDAHULUAN

Ketersediaan listrik yang memadai dan

berkesinambungan pada saat ini, sangat dibutuhkan oleh seluruh lapisan masyarakat. Kebanyakan listrik di Indonesia sampai sekarang ini, masih disuplai oleh Perusahaan Listrik Negara (PLN). Jadi, sumber energi

listrik PLN sendiri, sebaiknya harus selalu tersedia. Agar tersedianya sumber energi yang cukup untuk mensuplai listrik kebutuhan masyarakat ini, berbagai upaya dilakukan agar energi listrik tetap bisa digunakan tanpa ada kendala pemadaman. Pemadaman sendiri terjadi akibat beberapa hal seperti sumber energi dari pembangkit yang masih kurang (baik dari segi kuantitas maupun kuantitas), perawatan peralatan listrik yang dilaksanakan belum secara berkala, gangguan pada transmisi atau pembangkit yang terjadi, sambaran petir, dan sebagainya.

Dalam hal ini, salah satu pemakaian listrik yang paling umum bagi masyarakat di Kota Pekanbaru yaitu pada lampu lalu lintas. Lampu lalu lintas digunakan agar menghindari kemacetan di jalan, terutama di kota-kota maju yang memiliki populasi penduduk yang padat. Saat ini, ada juga lampu lalu lintas yang bekerja dengan sistem pewaktuan berdasarkan jumlah kepadatan kendaraan. Lampu lalu lintas ini disebut

Smart Traffic Light. Dalam beberapa kasus, pemadaman listrik yang terjadi, mengakibatkan tidak berfungsinya lampu lalu lintas secara optimal.

Agar Smart Traffic Light dapat bekerja dengan baik dan persediaan daya harus selalu ada, maka diperlukan persediaan daya cadangan yang mampu menggantikan pasokan daya dari PLN.

Pasokan daya cadangan bisa didapat dari Panel Surya yang disimpan di baterai. Baterai mampu menyimpan daya yang dihasilkan oleh Panel Surya, dengan kapasitas sesuai keperluan penggunaan beban. Sebagai salah satu energi terbarukan yang cukup banyak digunakan, Panel Surya menjadi sumber energi alternatif yang mampu menggantikan PLN apabila terjadi pemadaman. Namun tegangan keluaran Panel Surya tidak stabil dan sangat bergantung pada cuaca. Oleh karena itu, penulis merancang catu daya dengan pensaklaran menggunakan Boost Converter sebagai rangkaian penaik tegangan keluaran dari Panel Surya.

Tujuan penelitian adalah menganalisa

pengontrolan dari catu daya cadangan dengan menggunakan Panel Surya dan Boost Converter untuk menjaga agar Smart Traffic Light tetap menyala ketika listrik dari Perusahaan Listrik Negara (PLN) tidak aktif.

(2)

Pada dasarnya batasan masalah dalam penelitian ini, berupa :

1. Pengontrolan catu daya switching tipe Boost

Converter dari Panel Surya ke baterai.

2. Tidak membahas tentang Konversi Energi surya

lebih detail.

Perumusan masalah penelitian ini adalah :

1. Menganalisa pengontrolan catu daya yang

bersumber dari Panel Surya yang disimpan di baterai sehingga keluarannya sesuai dengan kebutuhan lampu lalu lintas agar mampu menjadi sumber cadangan apabila terjadi kegagalan daya dari Tegangan Jala-jala PLN.

2. Menentukan tegangan minimal baterai dan Panel

Surya untuk mensuplai beban lampu lalu lintas.

II. TINJAUANPUSTAKA A. Energi Surya

Referensi [1] menyatakan bahwa energi yang dikeluarkan oleh sinar matahari hanya diterima oleh permukaan bumi sebesar 69% dari total energi pancaran matahari. Suplai Energi Surya dari sinar matahari, yang diterima oleh permukaan bumi mencapai 3x1.024 Joule per tahun (setara dengan 2x1.017 Watt).

Indonesia berpotensi untuk menjadikan sel surya sebagai salah satu sumber energi masa depannya mengingat posisi Indonesia pada daerah khatulistiwa.

Dalam kondisi puncak atau posisi matahari tegak lurus, sinar matahari yang jatuh di permukaan Panel

Surya di Indonesia seluas 1 m2, mampu mencapai 900

hingga 1.000 Watt. Total intensitas penyinaran per hari

di Indonesia mencapai 4.500 watt hour/m2, yang

membuat Indonesia tergolong kaya sumber energi matahari [2].

Intensitas radiasi matahari di Indonesia, dapat dilihat pada Gambar 1.

B. Sel Surya

Sel Surya (Solar Cell) atau photovoltaic cell adalah alat untuk mengkonversi tenaga matahari menjadi energi listrik. Photovoltaic (PV) adalah teknologi yang berfungsi untuk mengubah radiasi matahari menjadi energi listrik secara langsung. PV biasanya dikemas dalam sebuah unit yang disebut Modul. Dalam sebuah Modul surya, terdiri dari banyak sel surya yang bisa disusun secara seri maupun parallel [4].

Sel surya bekerja menggunakan prinsip p-n

junction, yaitu junction antara semi-konduktor tipe-p

dan tipe-n. Semi-konduktor tipe-n mempunyai

kelebihan elektron (muatan negatif) dan tipe-p mempunyai kelebihan hole (muatan positif) dalam struktur atomnya.

Gambar 1. Peta Radiasi Surya di Indonesia [3] Ketika energi cahaya matahari (foton) mengenai

sel, elektron terlepas dari atom yang ada dalam material semi-konduktor. Elektron berpindah dari pita valensi menuju pita konduksi dan meninggalkan hole pada pita valensi, disebut efek photovoltaic. Akibat dari aliran elektron dan hole ini, maka terbentuk medan listrik.

Sejumlah Modul umumnya terdiri dari 36 sel surya atau 33 sel dan 72 sel. Modul-modul ini kemudian dirangkai menjadi Panel Surya. Panel Surya yang dihubungkan secara baris dan kolom, disebut

dengan Array. Pengoperasian maksimum Panel Surya sangat bergantung pada temperatur, insolation, kecepatan angin, keadaan atmosfer dan peletakan Panel Surya [5].

C. Switching Mode Power Supply

Switching Mode Power Supply (SMPS) adalah power supply yang tegangan keluarannya dapat diatur

sesuai kebutuhan beban. SMPS yang digunakan dalam penelitian ini adalah Boost Converter.

(3)

Boost Converter adalah Konverter DC-DC yang

menghasilkan tegangan keluaran DC yang lebih tinggi

dari tegangan masukan DC. Boost-converter

memanfaatkan sifat induktor terhadap guncangan listrik berfrekuensi tinggi dan bekerja dengan adanya denyut-denyut tegangan. Rangkaian Boost Converter, ditunjukkan Gambar 2.

Gambar 2. Rangkaian Boost Converter [6]

Ripple tegangan dari keluaran Boost Converter dapat dilihat pada gambar 3.

Gambar 3. Keluaran tegangan Ripple Boost Konverter [6] Dimana :

persamaan 1 persamaan 2

Pada saat ton, induktor akan mengisi (VL) dan arus

akan di-ground-kan sehingga

VL = Vd persamaan 3

D. Arduino Uno

Arduino Uno adalah board mikrokontroler berbasis ATmega328, memiliki 14 pin digital

input/output (dimana 6 pin dapat digunakan sebagai

keluaran PWM), 6 input analog, resonator keramik 16 MHz, koneksi USB, jack listrik, header ICSP, dan tombol reset. Uno dibangun berdasarkan apa yang diperlukan untuk mendukung mikrokontroler, sumber daya bisa menggunakan power USB (jika terhubung ke komputer dengan kabel USB) dan juga dengan adaptor atau baterai. Uno dalam bahasa Italia berarti satu, alasan diberi nama tersebut adalah untuk menandai peluncuran Arduino 1.0. Uno dan versi 1.0 akan menjadi versi referensi dari Arduino, dan akan terus berkembang.Pin Arduino Uno Rev. 3, dapat dilihat pada Gambar 4.

Gambar 4. Pin Arduino Uno Rev. 3[8]

III. HASILPENGUJIAN

Prinsip kerja prototype secara umum adalah memberikan suplai pada Smart Traffic Light (STL)

dengan penambahan Panel Surya. Dengan

penambahan Panel Surya, maka digunakan catu daya

switching, yang mampu mengatur tegangan baterai

sebagai penyimpan energi apabila tegangan pada Panel Surya tidak mampu mensuplai beban.

Pada dasarnya, STL disuplai oleh Tegangan Jala-jala PLN, Namun karena sering terjadi gangguan listrik maka digunakan sumber catu daya cadangan untuk mendukung agar STL tetap bekerja walaupun listrik padam. Dalam hal ini, catu daya cadangan berasal Panel Surya. Namun tegangan Panel Surya tidak bisa langsung mensuplai beban, jadi dibutuhkan rangkaian catu daya yang dapat mensuplai STL. Blok

diagram penelitian, dapat dilihat pada Gambar5.

Gambar5. Blok diagram penelitian

Pada saat tegangan Panel Surya (PV) mencapai 9,5V maka PV dapat menghasilkan tegangan yang cukup untuk menjalankan catu daya. Catu daya bekerja sebagai penghantar untuk pengisian baterai melalui Boost Converter. Beban kemudian disuplai melalui inverter dari baterai. Beban yang digunakan adalah prototype STL, dengan sistem pengontrolan

PLC dan tegangan kerja 220 VAC.

Tegangan minimal pengisian baterai adalah 14 Volt, kemudian tegangan ini dinaikkan oleh Boost Converter hingga menghasilkan tegangan 24,8V. Berdaarkan name plate baterai, tegangan charger baterai berkisar antara 13,8 – 14,4 Volt. Sedangkan tegangan minimal pada keseluruhan alat untuk dapat bekerja adalah 9,5 Volt.

Kendali Switching Beban (220 VAC) Arduino Uno Panel Surya Inverter Boost Converter Rangkaian Chaarger Baterai (12V 7Ah) PLN

(4)

Sumber utama pada perancangan ini adalah Tegangan Jala-jala PLN. Apabila Tegangan Jala-jala PLN tidak ada, maka switching bekerja dan berpindah pada inverter, kemudian kembali lagi jika Tegangan Jala-jala PLN sudah aktif kembali. Mikrokontroler Arduino bertugas sebagai pengatur switching dan PWM pada catu daya ini.

A. Pengujian Panel Surya

Panel Surya yang digunakan pada perancangan ini memiliki spesifikasi seperti pada Gambar 6.

Nilai tegangan masukan PV selalu berubah sesuai dengan tegangan keluaran PV, dilakukan pada tanggal 21 Januari 2017. Grafik tegangan keluaran Panel Surya, dapat dilihat pada Gambar 7.

Gambar 6. Spesifikasi Panel Surya

Gambar 7. Grafik tegangan keluaran Panel Surya

B. Pengujian Tegangan Boost Converter

Pengujian dimulai dengan memberikan tegangan masukan pada Boost Converter dari 12 V hingga 22 V. Hasil dari pengujian dapat dilihat pada Tabel I.

TABELI

PENGUJIANTEGANGANBOOSTCONVERTER

Tegangan Masukan (V) Tegangan Keluaran (V) Duty Cycle (%) Tegangan Keluaran Teori (V) Error (%) 12 11,8 0 24 50,83 13 24,1 46 24 0,42 14 24,8 43,5 24 3,33 15 24,8 39,5 24 3,33 16 24,8 35,4 24 3,33 17 24,8 31,5 24 3,33 Tegangan Masukan (V) Tegangan Keluaran (V) Duty Cycle (%) Tegangan Keluaran Teori (V) Error (%) 18 24,8 27,4 24 3,33 19 24,8 23,4 24 3,33 20 24,8 19,4 24 3,33 21 24,8 15,3 24 3,33 22 24,8 11,3 24 3,33

Tegangan keluaran minimal Boost Converter 13V dengan Duty Cycle minimal 46% menghasilkan tegangan keluaran sebesar 24,1 V. Tegangan masukan maksimal Panel Surya 22 V dengan Duty Cycle minimal 11,3% menghasilkan tegangan keluaran 24,8 V. Batas tegangan keluaran maksimum dari Boost

Converter saat pengujian adalah 24,8V, sedangkan

tegangan yang dibutuhkan adalah 24V. Tegangan keluaran tetap stabil meskipun tegangan masukan berubah nilainya.

Perbedaan rata-rata tegangan keluaran Boost

Converter dari perhitungan teori dan praktek adalah

sebesar 3,33%.

C. Pengujian Tegangan Charger Baterai

Pengujian tegangan charger baterai dilakukan dengan memberi tegangan masukan baterai dari 12V sampai 30V. Keluaran tegangan charger baterai diatur agar tetap konstan sebesar 14,4V sesuai dengan tegangan pengisian baterai. Hasil pengujian tegangan charger baterai, ditunjukkan Tabel II.

TABELII

HASILPENGUJIANTEGANGANCHARGERBATERAI

Tegangan Masukan (V) Tegangan Keluaran (V) Arus Pengisian (A) 12 9,1 0,08 13 10,6 0,2 14 12 0,4 15 12,8 0,4 16 14 0,5 17 13,8 0,66 18 14,3 0,7 19 14,4 0,7 20 14,4 0,7 21 14,4 0,7 22 14,4 0,7 23 14,4 0,7 24 14,4 0,7 30 14,4 0,7

Pada pengujian tegangan baterai, diperoleh

keluaran tegangan sebesar 14,4V dengan

masukan antara 12V sampai 30V. Baterai

penuh ketika tegangan mencapai 14,4V. Arus

pengisian charger sebesar 0,7A. Sampai

baterai terisi penuh maka arus menjadi 0A.

Lama waktu pengisian baterai dari tegangan

9,5V sampai penuh yaitu 13,3V, dapat dilihat

pada Tabel III.

(5)

TABELIII

LAMAWAKTUPENGISIANBATERAI

Waktu Pengisian Tegangan Charger (V) Tegangan Baterai (V) 08.00 9,8 9,5 09.00 10,6 10 10.00 10,8 10,3 11.00 11,0 10,9 12.00 11,4 11,0 13.00 11,6 11,4 14.00 12,0 12,1 15.00 12,4 12,2 16.00 12,6 12,5 17.00 12,9 12,8 18.00 13,4 13,2 19.00 13,8 13,3

Pengisian baterai dilakukan dari pukul 08.00 WIB pada tanggal 28 Januari 2017 selama 11 jam dari tegangan baterai 9,5V hingga mencapai 13,3V dan tegangan charger baterai 9,8V hingga mencapai 13,8V dengan kondisi arus 10% dari kapasitas baterai yaitu 0,7A.

D. Inverter

Inverter yang digunakan pada penelitian ini

adalah inverter dengan tegangan kerja 12VDC/220VAC

dengan kapasitas maksimum 80W/220VAC. Kapasitas

beban maksimum inverter adalah ±80 Watt.

Pada saat kondisi baterai penuh, inverter

menghasilkan tegangan 260 VAC dalam kondisi tanpa

beban dan hanya bekerja pada saat tegangan Panel Surya 9,5 Volt karena suplai Arduino langsung dari Panel Surya sebagai pengatur kerja alat keseluruhan.

Ketika diberi beban 40 Watt, tegangan keluaran

inverter berubah menjadi 205VAC dan 198VAC untuk

beban prototype sebesar 75,9 Watt. Untuk gelombang tegangan dari inverter dapat dilihat pada Gambar 8.

Gambar 8. Gelombang Tegangan Keluaran Inverter

E. Pengujian Suplai Beban oleh Baterai

Pengujian ini dilakukan unuk mengetahui seberapa lama ketahanan baterai dalam mensuplai beban melalui inverter. Beban berupa prototype Smart

Traffic Light 75,9W, dapat disuplai selama 1 jam dan

beban 40 Watt, dapat disuplai selama 1 jam 40 menit

oleh baterai 12V dengan kapasitas 7Ah. Hasil pengujian beban STL oleh baterai, dapat dilihat pada Tabel IV.

TABLEIV

PENGUJIANBEBANPROTOTYPESMARTTRAFFICLIGHT

OLEHBATERAI Tegangan Mula Baterai (V) Waktu (Menit) Tegangan Baterai (VDC) Tegangan Beban (VAC) 12,8 0 12,6 198 10 12,3 194 20 11,8 190 30 11 187 40 10,6 183 50 10 180 60 9,8 173

Dari Tabel IV, diperoleh tegangan baterai habis dan tidak dapat mensuplai beban pada tegangan 9,8V pada menit ke-60 (1 jam).

F. Pengujian Waktu Pindah Antar Sumber

Penelitian ini menggunakan dua sumber listrik yaitu sumber dari tegangan jala-jala PLN dan sumber dari Panel Surya. Jadi, dibutuhkan waktu untuk pergantian sumber, pada saat salah satu sumber mati dengan menggunakan relai jenis DPDT (Double Pole

Double Throw), yang dipasang dengan pengaturan switching melalui Arduino. Pengujian waktu pindah

dilakukan menggunakan stopwatch. Hasil pengujian waktu pindah antar sumber dapat dilihat pada Tabel V.

TABEL V

PENGUJIAN WAKTU PINDAH ANTAR SUMBER

No. Parameter Waktu Pindah (s)

1 PLN – Baterai 0,08 2 Baterai – PLN 0,14

Dari Tabel V, waktu perpindahan dari Tegangan PLN ke baterai sebesar 0,08 s. Sebaliknya waktu perpindahan dari baterai ke Tegangan PLN selama 0,14 s.

IV. KESIMPULAN

1. Tegangan keluaran minimal Boost Converter

13V untuk menghasilkan tegangan keluaran sebesar 24,1V.

2. Tegangan masukan maksimal Panel Surya 22 V

dengan Duty Cycle minimal 11,3% menghasilkan tegangan keluaran 24,8 V. Sedangkan tegangan masukan minimum Panel Surya 13V supaya Boost Converter bekerja, dengan Duty Cycle minimal 46% menghasilkan tegangan keluaran 24,1 V.

3. Perbedaan rata-rata tegangan keluaran Boost

Converter dari perhitungan teori dan praktek

(6)

4. Waktu pengisian baterai 12V 7Ah adalah selama 11 jam dari tegangan baterai 9,5V hingga mencapai 13,3V dan tegangan charger baterai 9,8V hingga mencapai 13,8V dengan kondisi arus 10% dari kapasitas baterai yaitu 0,7A.

5. Baterai 12V dengan kapasitas 7Ah dapat

mensuplai beban 75,9W dengan tegangan

keluaran inverter 198 VAC selama 1 jam dan

beban 40 Watt dapat disuplai selama 1 jam 40 menit dengan tegangan keluaran inverter 205 VAC.

6.

Waktu perpindahan dari Tegangan PLN ke

baterai sebesar 0,08 s dan waktu perpindahan dari baterai ke Tegangan PLN selama 0,14 s.

DAFTARPUSTAKA

[1] Yuliarto. Brian, 2008. Teknologi Sel Surya untuk Energi

Masa Depan, Energy Technology Research Institute, National Institute of Advanced Industrial Science and Technology (AIST), Jepang, [Online]. Available: http://dosen.tf.itb.ac.id/, Akses 18 Oktober 2016.

[2] Jatmiko, dkk, 2010, Pemanfaatan Sel Surya dan Lampu LED

untuk Perumahan, Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi Terapan, Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah, Surakarta.

[3] Vetri Nurliyanti, dkk, 2012, Pembuatan Peta Potensi Energi

Surya. Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Ketenagalistrikan, Energi Baru, Terbarukan, dan Konversi Energi.

[4] Paiman, Mikri Romario, 2016, Rancang Bangun Pembangkit

Listrik Tenaga Surya di Desa Talawaan. Politeknik Negeri Manado.

[5] Wiryadinata, Romi, dkk, 2013, Studi Pemanfaatan Energi

Matahari di Pulau Panjang Sebagai Pembangkit Listrik Alternatif, Jurnal Ilmiah Setrum Vol. 2, No. 1 Jurusan Teknik Elektro Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Cilegon.

[6] Husodo, Budi Yanto, 2012, Elektronika Daya, Pusat

Pengembangan Bahan Ajar, UMB.

[7] Marpaung, N. l., 2016, Prototype of Switch Control Battery

Charger on Power Electricity Generation by Hybrid Generator, 1st International Conference on Electrical

Engineering and Informatics, Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Riau, Pekanbaru.

[8] Octopart, 2014, Arduino Uno Rev 3, [Online]. Available:

http://datasheet.octopart.com/A000066-Arduino-datasheet-38879526. pdf,Akses 18 Oktober 2016.

[9] Effendi, Jodie Satria, dkk, 2015, Perancangan Dan

Implementasi Catu Daya PC Dengan Sistem Penyimpanan Daya Pada Baterai, D3 Teknik Telekomunikasi Fakultas IlmuTerapan – Telkom University.

[10] Wibisono, Guruh, 2011, Rancang Bangun Catu Daya Tenaga Surya Untuk Audio Mobil (Hardware), EEPIS Final Project. [11] Woryanto, Giri, dkk, 2013, Rancang Bangun Battery Charge

Controller Dual Sumber Suplai Beban Dengan PLTS dan PLN Berbasis Mikrokontroler, Jurnal Informatika dan Teknik Elektro Terapan Vol. 1, No. 2, Jurusan Teknik Elektro Universitas Lampung.

[12] Shahab, Rianti Mawarni, 2010. Rancang Bangun Sistem Pengendali Pengisian Muatan Baterai dengan Tenaga Surya Sebagai Catu Daya Base Transceiver Station (BTS) GSM,

Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik, Universitas Indonesia.

[13] Gurning, Juli Mansen, 2016. Rancang bangun prototype Automatic Transfer Switch (ATS) Untuk Beban Kategori 2E Pada Puskesmas Rawat Inap Berbasiskan Mikrokontoroller ATMega16, Teknik Elektro, Universitas Riau.

Gambar

Gambar 1. Peta Radiasi Surya di Indonesia [3]
Gambar 3. Keluaran tegangan Ripple Boost Konverter [6]
Gambar 6. Spesifikasi Panel Surya
TABEL III

Referensi

Dokumen terkait

「地域主権改革」のゆくえと地方自治の課題 片山, 善博Katayama, Yoshihiro 慶應義塾大学法学研究会 2013 法學研究 : 法律・政治・社会 Journal of

Saat ini, penerapan teknologi semakin berkembang dan mulai merambah ke berbagai sektor. Semua aktivitas yang dilakukan oleh sebuah bidang usaha semakin tidak terlepas dari pengaruh

Sedang Google Sites adalah sebuah layanan google yang berfungsi untuk memudahkan pengguna google untuk membuat situs,Google Sites merupakan aplikasi wiki

Penelitian yang dilakukan ini merupakan penelitian hukum dalam bidang hukum pidana dengan fokus mengenai tindak pidana yang dilakukan oleh muncikari dalam

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kelayakan usaha teh gaharu, mengetahui strategi pemasaran teh gaharu, dan menganalisis strategi pengembangan usaha teh gaharu

Dn UDK 711.52:902:712.25043.2 oblikovanje krajine/zelene površine/mestni park/arheološki muzej na prostem/Ptuj VODA, Nuša GAZVODA, Davorin mentor SI- 1000 Ljubljana, Jamnikarjeva

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan di Kelurahan Tanjung Mas Kecamatan Semarang Utara Kota Semarang dengan 10 ibu hamil didapatkan hasil berikut dari 7

Berdasarkan hasil penelitian dan data yang ada maka dapat disimpulkan bahwa Usaha Topeng Malangan memiliki kekuatan serta peluang yang dapat digunakan dan dikembangkan untuk