• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAHAN PENCEMAR DARI BAHAN KIMIAWI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAHAN PENCEMAR DARI BAHAN KIMIAWI"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

BAHAN PENCEMAR DARI BAHAN KIMIAWI

Pencemaran kimiawi adalah pencemaran yang disebabkan oleh bahan/ zat kimia. Zat kimia ini bisa berasal dari limbah industri, limbah rumah tangga ataupun yang berasal dari penggunaan pestisida DDT yang berlebihan. Zat kimia yang berasal dari limbah pabrik yang merupakan logam berat misalnya Pb (timbal), Hg (Air raksa), Cd (kadnium), Zn (seng), Cr (kromium), dan Ni (nikel). Limbah rumah tangga yang mengandung bahan kimia adalah penggunaan detergen.

Zat kimia yang lain penyebab pencemaran adalah penggunaan pestisida DDD yang berlebihan. DDT (Dikloro Difenil Trichlorothan) mengakibatkan pencemaran tanah dan pencemaran air.

Pencemaran Makanan Oleh Bahan Kimia

Berbagai fenomena yang berhubungan dengan keracunan makanan banyak kita jumpai, kasus yang cukup terkenal mengenai keracunan makanan oleh bahan kimia adalah tragedi Minamata Diseases. Penyakit ini pertama kali ditemukan pada orang yang bertempat tinggal di sekitar teluk Minamata Jepang tahun 1953, penyakit ini disebabkan oleh senyawa Air Raksa (Hg) yang biasanya dihasilkan oleh bahan kimia yang dipakai dalam fungisida dan industri plastik dan limbahnya dibuang di sekitar teluk, masyarakat yang mengkonsumsi ikan dan kerang yang ada di pinggir teluk tersebut terpapar dalam jangka waktu lama, yang pada akhirnya menimbulkan penyakit.

Di Indonesia kasus biskuit beracun yang terjadi tahun 1992 penambahan kandungan Sodium Nitrat yang berlebihan dalam biskuit. Nityrit yang menyebabkan keracunan pada anak-anak dan orang dewasa, dalam bantuk kalium atau natrium biasanya dipakai sebagai bahan pengawet makanan. Misalnya dipakai untuk mengawetkan daging dengan mencegah pertumbuhan kuman yang bisa hidup tanpa oksigen (anaerob) . Nitrit mengubah lingkungan kuman sehingga pertumbuhan kuman tidak memungkinkan. Pengolahan kue juga bisa memakai bahan pengawet ini, tapi ada batas tertentu yang bisa ditoleransi oleh tubuh atau Nilai Ambang Batas. Jika melebihi NAB makan akan menimbulkan efek keracunan bagi orang yang

(2)

mengkonsumsinya.Jika seseorang memakan makanan yang mengandung benda asing baik organik maupun anorganik yang bersifat racun , sehingga mengubah sifat asli makanan tersebut dan menyebabkan penyakit atau gangguan kesehatan bagi yang memakannya , hal ini disebut Food Poisoning (keracunan makanan). Ada beberapa hal yang menjadi penyebab timbulnya kasus keracunan makan makanan ditinjau dari sudut kimia :

a. Makanan terkontaminasi oleh bahan-bahan kimia

Kontaminasi karena bahan kimia sering terjadi karena kelalaian atau kecelakaan , seperti meleltakkan pestisida dengan bahan makanan, kelalaian dalam pencucian sayuran atau buah-buahan sehingga sayur atau buah-buahan tersebut masih mengandung sisa pestisida dan kelalaian memasukkan bahan kimia yang seyogyanya dipakai untuk kemasan dimasukkan ke dalam makanan. Bahan kimia yang terdapat dalam bahan makanan dengan kadar yang berlebih akan bersifat toksik bagi manusia. Beberapa zat yang sering menimbulkan keracunan manusia adalah :

1. Zinc, terdapat pada perlatan dapur akan mengalami reduksi bila kontak dengan bahan makan yang bersifat asam.

2. Insektisida, keracunan ini terjadi karena mengkonsumsi makanan yang masih mengandung residu pestisida, seperti pada syran dan buah-buahan.

3. Cadmium, keracunan ini bisa terjadi karena Cd yang terdapat pada peralatan dapur dengan kontak dengan makanan yang bersifat asam.

4. Antimonium, berasal dari perlatan dapur yang dilapisi dengan email kelabu murahan.

b. Penggunaan Zat Aditif

Zat aditif bahan makanan biasanya digunakan secara sengaja , zat tambahan tadi dapat menyebabkan makanan lebih sedap, tampak lebih menarik, bau dan rasa lebih sedap, dan makanan lebih tahan lama (awet) , tetapi karena makanan

(3)

tersebut dapat berbahaya bagi manusia maka disebut zat pencemar. WHO mensyaratkan zat tambahan itu seharusnya memenuhi kriteria sebagai berikut : (1). Aman digunakan, (2). Jumlahnya sekedar memnuhi kriteri pengaruh yang diharapkan, (3). Sangkil secara teknologi, (4). Tidak boleh digunakan utnuk menipu pemakai dan jumlah yang dipakai haruslah minimal. Pemakaian zat tambahan yang aman digunakan merupakan pertimbangan yang penting , walaupun tidak mungkin untuk mendapatkan bukti secara mutlak bahwa suatu zat tambahan yang digunakan secara khusus tidak toksik bagi semua manusia dalam semua kondisi, paling tidak pengujian secara sifat-sifat fisiologis, farmakologis, dan biokemis pada binatang percobaan yang dusulkan dapat dipaki sebagai dasar yang beralasan bagi penilaian pemakian suatu zat tambahan pada bahan makanan.

Akan tetapi permasalahan yang sering muncul adalah pihak produsen makanan lebih memperetimbangkan segi untungnya dari dampak timbul bagi kesehatan masyarakat yang mengkonsumsi makanan yang dihasilkannya. Karena pertimbangan ini sering terjadi pemalsuan dalam perdagangan makanan, kalau pemalsuan sebatas merk dagang yaitu dengan meniru nama produk yang digemari masyarakat tidak akan memberikan masalah yang besar bagi kesehatan masyarakat, tetapi bila pemalsuan tersebut bertujuan agar produk yang mestinya dibuang baik karena kesalahan produksi, maupun telah melebihi masa kadaluarsa, bila dipasarkan kembali akan sangant membahayakan bagi kesehatan masyarakat. Ada beberapa cara pemalsuan yang sering terjadi dan ini dilakukan oleh penjual /produsen :

1. Menghilangkan bau, seperti penambahan cuka pada ikan yang telah membusuk

2. Memberikan kesegaran palsu, misalnya dengan menambahkan zat warna pada daging

3. Menambahkan zat putih pada tepung.

4. Menambahkan tanggal kadaluarsa suatu produk

5. Menyalurkan kembali makanan yang telah kadaluarsa melalui paket-paket hadiah atau parcel.

(4)

Selain penyalahgunaan zat aditif tersebut bisa toksik pada seseorang yang mengkonsumsi makanan dengan kandungan zat tambahan yang melebihi kadarnya dalam waktu relatif lama . Sifat toksik tersebut yang muncul setelah terpapar dalam rentang waktu relatif lama, seperti penggunaan sakarin dan siklamat (pemanis buatan) akan meracuni hati, penggunaan Monosodium Glutamat (penyedap rasa) akan merusak jaringan otak dan banyak bahaya zat tambahan lain yang bisa membahayakan kesehatan manusia.

c. Penggunaan bahan makanan seraca alamiah mengandung racun

Keracunan makanan bisa terjadi akibat racun secara alamiah terdapat dalam makanan itu sendiri, keracunan seperti itu terjadi karena kelalaian atau ketidaktahuan masyarakat yang mengkonsumsinya, misalnya keracunan singkong karena adanya asam sianida (HCN) yang pada dosis tertentu bisa menyebabkan kematian. Singkong yang dikonsumsi tidak dicuci dengan benar atau tidak sempurna pengolahannya. Demikian juga dengan keracunan jengkol karena adanya kristal asam jenkolat yang bisa menyumbat saluran air seni apabila kandungan jengkolat yang terakumulasi dalam tubuh.

Pencemaran Udara

Pencemaran udara adalah pencemaran akibat masuknya bahan atau zat asing, energi, dan komponen lainnya ke udara. Zat-zat pencemar (polutan) yang ada di udara umumnya berupa debu, asap, dan gas buangan hasil pembakaran bahan bakarfosil, seperti minyakdan batu bara oleh kendaraan/alat transportasi dan mesin-mesin pabrik. Gas buangan yang mengandung zat yang berbahaya, misalnya asap, karbon monoksida (CO), karbon dioksida (C02), sulfur oksida (S02), nitrogen oksigen (NO, N02, NOx), CFC, dan sebagainya.

a. Asap

Asap adalah hasil pembakaran bahan organik yang tidaksempurna. Pembakaran hutan, plastik, dan sampah organik akan menghasilkan asap yang berdampak langsung kepada fungsi mata, saluran pernapasan, dan aktivitas manusia.

(5)

b. Karbon monoksida (CO)

Karbon monoksida (CO) adalah suatu komponen yang bersifattidak berwarna, tidak berbau, dan tidak mempunyai rasa, yang terdapat dalam bentuk gas pada suhu di atas 192°C, mempunyai berat sebesar 96,9% dari berat air dan tidak larut dalam air. Karbon monoksida merupakan gas hasil pembakaran tidak sempurna terhadap karbon atau komponen yang mengandung karbon. Pada suhu tinggi, karbon monoksida terurai menjadi karbon monoksida dan oksigen. Gas ini berbahaya bagi kesehatan manusia. Gas ini mempunyai daya ikat terhadap sel darah merah lebih tinggi dibandingkan dengan daya ikat sel darah merah terhadap oksigen. Gas CO dapat menyebabkan pusing-pusing dan pingsan.

c. Karbon dioksida (CO2)

Karbon dioksida (CO2) dihasilkan dari pembakaran bahan organik, seperti minyak bumi, batu bara, kayu, dan Iain-Iain oleh mesin pabrik dan kendaraan. CO2 terbesar dihasilkan dari pembakaran bahan bakarfosil, seperti minyak bumi dan batu bara. Kadar CO2 yang tinggi dan atmosfer merupakan salah satu naiknya suhu di permukaan bumi secara global (dikenal dengan efek rumah kaca atau green house effect).

d. CFC (Chloro fluoro carbon)

CFC biasanya digunakan sebagai bahan pendingin pada AC dan kulkas, CFC dipergunakan sebagai aerosol pada penyemprotan rambut, pengharum, dan pembasmi serangga. CFC bersifat sangat ringan sehingga mudah terangkat ke atmosfer yang lebih tinggi dan jika bertemu dengan ozon akan terjadi reaksi yang menyebabkan lapisan ozon akan menipis. Lapisan ozon yang tipis dapat mengancam kehidupan makhluk hidup di permukaan bumi.

e. Sulfur oksida (SO)

Sulfur oksida (SO) terutama disebabkan oleh dua komoponen gas yang tidak berwarna, yaitu sulfur oksida (sO2) dan sulfur trioksida (SO3). Keduanya disebut sebagai SOx. Sulfur oksida mempunyai karakteristik bau yang tajam dan tidak terbakar di udara, sedangkan sulfur trioksida merupakan komponen yang tidak reaktif.Pembakaran bahan-bahan yang mengandung sulfur akan menghasilkan kedua bentuk oksida, tetapi jurmlah relatif masing-masing tidak dipengaruhi oleh jumlah oksigen yang tersedia, meskipun udara tersedia dalam jumlah cukup,

(6)

sO2 selalu terbentuk dalam jumlah terbesar.Pabrik peleburan baja merupakan industri terbesar yang menghasilkan SOx. Hal ini disebabkan berbagai elemen yang penting secara alami dalam bentuk logam sulfida, misalnya tembaga (CuFeS2 dan Cu2S), zink (ZnS), merkuri (HgS), dan timbal (PbS). Kebanyakan logam sulfida dipekatkan dan dipanggang di udara untuk mengubah sulfida menjadi oksida yang mudah tereduksi. Selain itu, sulfur merupakan kontaminan yang tidak dikehendaki di dalam logam dan biasanya lebih mudah untuk menghilangkan sulfur dari logam kasar daripada menghilangkan dari produk metal akhirnya. Polutan SOx mempunyai pengaruh terhadap manusia dan hewan pada konsentrasi jauh lebih tinggi daripada yang diperlukan untuk merusak tanaman. Kerusakan tanaman terjadi pada konsentrasi 0,5 ppm. Pengaruh utama polutan SOx terhadap manusia adalah iritasi sistem pernapasan. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa iritasi tenggorokan terjadi pada konsentrasi SO2 sebesar 5 ppm atau lebih. Oksida belerang atau sulfur oksida merupakan hasil pembakaran bahan bakar fosil juga dihasilkan dari letusan gunung berapi. Jika senyawa ini bertemu air akan bereaksi membentuk senyawa asam.

f. Nitrogen oksida (NO)

Nitrogen oksida (NOx) adalah kelompok gas yang terdapat di atmosfer yang terdiri atas gas nitrit oksida (NO) dan nitrogen oksida (NO2). Walaupun bentuk nitrogen oksida lainnya ada, tetapi kedua gas ini paling banyak ditemui sebagai polutan udara. Nitrit oksida merupakan gas yan tidak berwama dan tidak berbau. Sebaliknya, nitrogen dioksida mempunyai warna cokelat kemerahan dan berbau tajam. Udara terdiri atas sekitar 80% volume nitrogen dan 20% volume oksigen. Pada suhu kamar, kedua gas ini hanya sedikit mempunyai kecenderungan untuk bereaksi satu sama lain. Pada suhu yang lebih tinggi, keduanya dapat bereaksi membentuk nitrit oksida dalam jumlah tinggi sehingga mengakibatkan polusi udara. NO yang dihasilkan oleh aktivitas alam tidak terlalu menjadi masalah karena tersebar merata sehingga jumlahnya kecil. NO yang menjadi masalah adalah polusi NO yang dihasilkan oleh kegiatan manusia karena jumlahnya akan meningkat hanya pada tern pat¬tern pat tertentu. Konsentrasi NOx di udara di daerah perkotaan dapat mencapai 0,5 ppm. Seperti halnya CO, emisi nitrogen oksida dipengaruhi oleh kepadatan penduduk karena sumber utama NOx dari kegiatan manusia, seperti pembakaran yang kebanyakan berasal dari kendaraan produksi energi, dan pembuangan sampah. Sebagian

(7)

besar emisi NOx yang dihasilkan manusia berasal dari pembakaran arang, minyak, gas alam, dan bensin.

Tabel Jenis-jenis Bahan Pencemar dari Bahan Kimia

Jenis Bahan Kimia Terurai/Tidak Terurai Kuantitatif / Kualitatif

Pestisida Terurai Kuantitatif

Pupuk Terurai Kuantitatif

Karbon monoksida (CO) Terurai Kuantitatif Karbon dioksida (CO2) Terurai Kuantitatif CFC (Chloro fluoro carbon) Terurai Kuantitatif

Sulfur oksida (SO) Terurai Kuantitatif Nitrogen oksida (NO) Terurai Kuantitatif

Asap Terurai Kuantitatif

Pb (timbal) Terurai Kuantitatif

Hg (Air raksa) Terurai Kuantitatif

Cr (kromium) Terurai Kuantitatif

Ni (nikel) Terurai Kuantitatif

Zn (seng) Terurai Kuantitatif

Cd (kadnium) Terurai Kuantitatif

Detergen Terurai Kuantitatif

Daftar Pustaka : http://teknologipangan-morsal.blogspot.co.id/2010/02/pencemaran-makanan-secara-kimia-dan.html

http://www.teknokiper.com/2013/04/jenis-jenis-bahan-pencemar-lingkungan.html

https://adhasanitarian.wordpress.com/2014/12/02/proses-pencemaran-udara-oleh-faktor-kimia-fisik-dan-biologi/

(8)

Gambar

Tabel Jenis-jenis Bahan Pencemar dari Bahan Kimia

Referensi

Dokumen terkait

autoregresive , karena di sebelah kanan persamaan dengan model VAR hanya terdiri dari kelambanan variabel di sebelah kiri (Widarjono, 2007). Analisis integrasi antara

27. Hormon yang berfungsi mempengaruhi metabolisme karbohidrat, protein maupun lemak yang merupakan sumber energi yang akan di gunakan bagi tub uh, misalnya pada waktu

mengaplikasikan pengetahuan yang telah diperoleh dalam rangka memecahkan masalah yang belum pernah dijumpai. Jadi strategi pemecahan masalah adalah segala rencana tahapan

Kemudian dalam menerapkan dasar hukum terkait masalah kekuasaan orang tua ini dituntut kekonsistenan Majelis Hakim pada Pengadilan Agama Banjarbaru terhadap penetapan usia dewasa

Hepatopulmonary syndrome atau HPS merupakan komplikasi sirosis hepatis pada paru yang ditandai oleh trias yang terdiri dari kegagalan hati stadium lanjut, hipoksemia

Limbah anorganik merupakan salah satu jenis limbah atau sampah yang berasal dari bahan- bahan non organik, yang dibuat dan diproses menggunakan teknologi tertentu.. Limbah

Juraganan Grogol Utara, Kebayoran Lama SMA NEGERI 29 Jl. Harapan Jaya

Sesuai dengan model regresi logistik yang didapat, untuk mencegah shigellosis disarankan untuk mening- katkan status gizi balita berdasarkan pola makan sesuai umur serta