• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III METODOLOGI PENELITIAN"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Metode penelitian merupakan suatu kegiatan pengumpulan, pengolahan, penyajian dan analisis data yang dilakukan dengan metode iliah secara sistematis yang hasilnya berguna untuk mengetahui suatu keadaan dalam usaha pengembangan ilmu pengetahuan untuk keputusan dalam rangka pemecahan masalah.

3.1. Obyek Penelitian

Informasi mengenai tempat penelitian dan jadwal penelitian perlu diketahui agar dapat dijadikan petunjuk dimana dan bilamana penelitian akan dilakukan. Obyek yang akan diteliti penulis dalam penelitian ini adalah situs www.facebook.com. Subyek penelitian yang dilakukan penulis adalah para pembeli

yang pernah melakukan transaksi pembelian pada situs www.facebook.com yang tergabung dalam grup komunitas online shop dengan menyebarkan kuisioner. Penyebaran kuisioner dilakukan pada bulan Juni – Juli 2010.

3.1.1 Tempat Penelitian

Penulis memilih tempat penelitian pada situs pertemanan www.facebook.com yang tergabung dalam grup komunitas online shop.

(2)

3.1.2 Sejarah Facebook

Facebook diluncurkan pertama kali pada tanggal 4 Februari 2004 oleh Mark Zuckerberg sebagai media untuk saling mengenal bagi para mahasiswa Harvard. Dalam waktu dua minggu setelah diluncurkan, separuh dari semua mahasiswa Harvard telah mendaftar dan memiliki account di Facebook. Tak hanya itu, beberapa kampus lain di sekitar Harvard pun meminta untuk dimasukkan dalam jaringan Facebook. Zuckerberg pun akhirnya meminta bantuan dua temannya untuk membantu mengembangkan Facebook dan memenuhi permintaan kampus-kampus lain untuk bergabung dalam jaringannya. Dalam waktu 4 bulan semenjak diluncurkan, Facebook telah memiliki 30 kampus dalam jaringannya.

Dengan kesuksesannya tersebut, Zuckerberg beserta dua orang temannya memutuskan untuk pindah ke Palo Alto dan berhasil bertemu dengan Sean Parker (cofounder Napster). Dari hasil pertemuan tersebut Parker pun setuju pindah ke apartemen Facebook untuk bekerja sama mengembangkan Facebook. Tidak lama setelah itu, Parker berhasil mendapatkan Peter Thiel (cofounder Paypal) sebagai investor pertamanya. Thiel menginvestasikan 500 ribu US Dollar untuk pengembangan Facebook.

(3)

Sumber : http://roymorejon.com/facebook-hits-half-a-billion-users/

Gambar 4.1 Pertumbuhan Pengguna Facebook Di Dunia

Pada September 2005 Facebook tidak lagi membatasi jaringannya hanya untuk mahasiswa, Facebook pun membuka jaringannya untuk para siswa SMU. Beberapa waktu kemudian Facebook juga membuka jaringannya untuk para pekerja kantoran. Dan akhirnya pada September 2006 Facebook membuka pendaftaran untuk siapa saja yang memiliki alamat e-mail.

Tidak ada situs jejaring sosial lain yang mampu menandingi daya tarik Facebook terhadap user. Pada tahun 2007, terdapat penambahan 200 ribu account baru perharinya Lebih dari 25 juta user aktif menggunakan Facebook setiap harinya. Rata-rata user menghabiskan waktu sekitar 19 menit perhari untuk melakukan berbagai aktifitas di Facebook.

(4)

3.2 Desain Penelitian

Desain penelitian skripsi ini adalah deskriptif yaitu bertujuan membuat deskripsi secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta – fakta dan sifat – sifat dari populasi (obyek) penelitian.

3.3 Variabel dan Skala Pengukuran

Dalam penelitian ini terdapat variabel X, yaitu Kepuasan Konsumen dalam melakukan pembelian melalui media online (Facebook) yang terdiri dari variabel-variabel indikator yaitu :

a. Tangibles (X1) yaitu penampilan luar dari service quality yang dapat berupa fasilitas fisik, peralatan, personalia dan komunikasi

b. Reability (X2) yaitu kemampuan menunjukkan atau melaksanakan service yang dijanjikan secara tepat dan dapat dipercaya. Pelayanan harus tepat waktu dalma spesfikasi yang sama (tidak berubah), tanpa kesalahan kapan saja pelayanan diberikan

c. Responsiveness (X3) yaitu kerelaan untuk membantu pelanggan dan memberikan service yang tepat. Pelanggan yang menunggu terlalu lama akan memberikan respon yang negatif terhadap service quality perusahaan.

d. Assurance (X4) yaitu pengetahuan, kesopanan dan kemampuan karyawan untuk menyampaikan kepercayaan dan keyakinan kepada pelanggan sehingga pelanggan merasa aman dan terjamin.

(5)

e. Empathy (X5) yaitu perhatian atau pemahaman secara pribadi kepada pelanggan.

Untuk mengukur antara tingkat kepentingan dan penilaian responden terhadap kinerja perusahaan maka penulis menggunakan skala ordinal dengan menggunakan metode skala likert (Likert Scale). Dengan skala ordinal, indikator yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel, kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai tolak ukur untuk menyusun item – item instrumen yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan. Jawaban setiap item instrumen yang menggunakan skala ordinal mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif, yang dapat berupa kata – kata, misalnya setuju atau tidak setuju, senang atau tidak senang, puas atau tidak puas.

Skala Ordinal dalam penelitian ini menggunakan 5 tingkatan dengan bobot penilaian sebagai berikut :

Sumber : Sugiyono (2007 : 86) Keterangan Nilai Sangat Setuju 5 Setuju 4 Cukup Setuju 3 Kurang Setuju 2 Tidak Setuju 1

(6)

3.3.1 Definisi Operasional Variabel

Menurut Sugiyono (2007:31) : “Variabel adalah sesuatu hal yang berbentuk apa saja yang ditentukan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya”.

Variabel juga dapat merupakan atribut dari bidang keilmuan atau kegiatan tertentu.

(7)

Tabel 3.1 Operasional Variabel Variabel Dimensi Indikator Tangibles (Berwujud)

Display produk sesuai dengan harapan dan keinginan konsumen

Reability

(Kehandalan)

Ketepatan waktu pengiriman barang

Kesediaan memberikan solusi ketika konsumen solusi ketika konsumen mendapatkan kesulitan / masalah

Responsiveness

(Ketanggapan)

Informasi tentang produk yang dijual lengkap

Respon dan tanggapan terhadap permintaan baik

Assurance

(Keyakinan)

Memberikan jaminan bahwa barang yang dikirim akan sampai ke tangan konsumen tanpa cacat / hilang dalam pengiriman

Perasaan aman saat bertransaksi melalui facebook

Empathy

(Empati)

Memberikan pelayanan sesuai kebutuhan konsumen

Kemampuan menarik minat untuk membeli produk yang dijual

(8)

3.4 Metode Pengumpulan Data

3.4.1 Kuesioner

Menurut Sugiyono (2007:162) kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Kuisioner didistribusikan disampaikan langsung oleh peneliti, sehingga peneliti dapat berhubungan langsung dengan responden dan kuisioner dapat langsung dikumpulkan setelah selesai dijawab oleh responden.

3.4.2 Studi Kepustakaan

Penelitian ini dibuat berdasarkan studi kepustakaan yang dilakukan mengenai periklanan dan keputusan pembelian serta studi kepustakaan lainnya untuk memperoleh teori yang berhubungan dengan masalah yang diteliti. Diharapkan studi kepustakaan yang dilakukan dapat menunjang dan melandasi penelitian yang akan dilakukan.

3.5 Jenis Data

Penelitian ini menggunakan data yang bersumber dari data primer, yaitu data yang diperoleh secara langsung dari responden. Menurut Nur Indriantoro dan Bambang Supomo (2002 : 146) data primer merupakan sumber data penelitian yang diperoleh secara langsung dari sumber asli (tidak melalui media perantara). Jenis data dalam penelitian ini adalah kuantitatif. Sugiyono (2007:14) mendefinisikan data kuantitatif sebagai data yang bertentuk angka.

(9)

3.6 Populasi dan Sampel Penilitian

Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 50 didasarkan pada (Suprapto, 2004:239) yang menyatakan bahwa sampel penelitian meliputi jumlah responden yang lebih besar dari persyaratan minimal sebanyak 30 responden, dimana semakin besar sampel akan memberikan hasil yang lebih akurat. Sampel ini didssarkan pendapat Sugiyono (2007:73),

“Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga, dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi tersebut. Untuk itu sampel yang diambil dari populasi harus betul – betul mewakili”. Untuk itu Penulis menggunakan teknik pengambilan sample Convenience Sampling, yang menurut Drs. Husein Umar (2003:140), adalah ”Sampel yang paling cepat dilakukan dimana peneliti memiliki kebebasan untuk memilih siapa saja yang ditemui untuk diminta pendapatnya mengenai variabel yang diteliti”.

3.7 Metode Analisis Data

3.7.1 Analisis Deskriptif

Metode analisis yang digunakan untuk mengevaluasi kepusan pelanggan adalah metode Deskriptif yang dilakukan dengan jalan membandingkan faktor – faktor yang mempengaruhi kepuasan pelanggan pada pembelian barang melakui situs www.facebook.com.

(10)

3.7.2 Uji Validitas dan Reabilitas Kuesioner

Dalam penggunaan alat ukur pada sebuah penelitian, terdapat kemungkinan terjadinya kesalahan pendefinisian pada variabel – variabel operasional yang digunakan dimana variabel – variabel tersebut tidak relevan pada penelitian yang dilakukan sehingga alat ukur yang digunakan menjadi tidak sempurna dan mengurangi kualitas keilmiahan penelitian tersebut. Dengan demikian, maka perlu dilakukan evaluasi terhadap kebaikan dan kesesuaian alat ukur yang digunakan umtuk menjamin bahwa instrument yang digunakan memang mengukur variabel yang semestinya diukur denga sebaik mungkin. Dua kriteria pokok untuk menguji kesesuaian instrumen adalah dengan melakukan pengujian validitas dan reabilitas.

Pengujian validitas dan reliabilitas kuesioner dilakukan penulis dengan bantuan program SPSS. Hasil output SPSS uji validitas dan reliabilitas dapat dilihat dalam lampiran. Ringkasan output untuk analisa lebih lanjut dapat dilihat dalam tabel berikut ini:

(11)

Tabel 4.10

Rekapitulasi Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner No

Butir Dimensi

Uji Validitas Uji Reliabilitas Nilai Hasil Nilai Hasil

1 Kualitas produk 0,739 Valid

0,892 Reliabel

2 Display produk 0,796 Valid

3 Pengiriman barang 0,570 Valid 4 Pemberian solusi 0,744 Valid 5 Kelengkapan informasi 0,776 Valid 6 Tanggapan thd konsumen 0,737 Valid

7 Garansi/jaminan 0,743 Valid

8 Keamanan bertransaksi 0,629 Valid

9 Pelayanan 0,806 Valid

10 Menumbuhkan minat beli 0,608 Valid 4 Sumber: Hasil Pengolahan Data

a. Analisis Uji Validitas

Berdasarkan hasil output ringkasan output SPSS yang tertera pada tabel 4.10 dapat dinyatakan bahwa nilai korelasi antara skor butir 1 dengan skor total adalah 0,739. lalu nilai korelasi antara skor butir 2 dengan skor total adalah 0,796 dan seterusnya. Korelasi yang digunakan adalah korelasi Product Moment. Seperti yang telah dikemukanan bahwa bila koefisien korelasi sama dengan 0,3 atau lebih (paling kecil 0,3), maka butir instrumen dinyatakan valid (Sugiono 2004 : 190). Dari hasil output uji validitas, ternyata nilai korelasi (Pearson Correlation) pada kesepuluh butir instrumen kuesioner dengan skor total di atas 0,3 sehingga semua butir instrumen dinyatakan valid. Butir yang memiliki nilai validitas tertinggi adalah butir nomor sembilan yaitu sebesar 0,806. Sedangkan

(12)

butir yang memiliki nilai validitas terendah adalah butir nomor tiga yaitu sebesar 0,570.

Validitas adalah pernyataan sampai sejauh mana data yang ditampung pada suatu kuesioner dapat mengukur apa yang akan diukur. Menurut Simamora seperti yang dikutip oleh Kemalasari dkk. (2009 : 690), langkah – langkah uji validitas yaitu :

1) Uji Validitas disarankan dilakukan minimal pada 30 responden

2) Mempersiapkan table tabulasi pertanyaan

3) Dengan menggunakan rumus korelasi product moment pearson dengan level signigikansi 5% sebagai kritisnya. Nilai korelasi dalam penelitian ini dihitung dengan menggunakan program computer SPSS, sedangkan perhitungan manual dapat dilakukan dengan rumus di bawah ini :

r = 2 2 2 2 ) ( ) ( ) )( ( i i i i X n Y Y X n Yi Xi XiYi n Dimana :

r = nilai korelasi tiap – tiap atribut xi = skor nilai pada atribut ke-i

y = skor nilai seluruh pertanyaan pada atribut ke-i n = banyaknya sampel yaitu 50 responden

Dalam memberikan interpretasi pada koefisien korelasi item yang mempunyai korelasi positif dengan kriteria (skor total) serta korelasi tinggi, menunjukkan bahwa item tersebut mempunyai validitas yang tinggi pula.

(13)

Koefisien korelasi dikatakan valid jika nilai probabilitas t hitung 0,05 (p 0,05).

b. Uji Realibitas

Menurut Arikunto (2006:69), reabilitas adalah istilah yang dipakai untuk menunjukkan sejauh mana suatu hasil pengukuran relatif konsisten. Pada penelitian ini reabilitas diukur dengan rumus alpha dimana rumus ini sesuai digunakan untuk mengukur reabilitas jika jawaban yang digunakan pada pertanyaan berupa skor (Arikunto : 2006). Nilai Alpha (Alpha Cronhach) dicari dengan menggunakan program computer SPSS atau bisa juga dicari dengan menggunakan rumus di bawah ini :

r11 = 2 2 1 ) 1 ( t b k k Dimana : r11 = reliabilitas instrumen

k = banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal

2

b = jumlah varians butir

2

t = varians total

Dari hasil perhitungan tersebut akan diperoleh koefisien reabilitas yang kemudian dibandingkan dengan koefisien alpha (α) dengan 0,6. Kriteria pengujian yang digunakan adalah sebagai berikut :

(14)

 Jika koefisien alpha (r hitung) < 0,6, maka kuesioner dinyatakan tidak reliabel

c. Analisis Faktor

Analisis faktor merupakan cara yang digunakan untuk mengidentifikasi variabel dasar atau faktor yang menerangkan pola hubungan dalam suatu himpunan variabel observasi. Analisis faktor sering digunakan pada reduksi data untuk mengidentifikasi suatu jumlah kecil faktor yang menerangkan beberapa faktor yang mempunyai kemiripan karakter. Tujuan reduksi data untuk mengeliminasi variabel independen yang saling berkorelasi sehingga akan diperoleh jumlah variabel lainnya sehingga dijadikan satu faktor.

Analisis faktor termasuk pada Independence Technique, yang berarti tidak ada variabel dependen maupun independen. Proses analisis faktor mencoba menemukan hubungan (interrelationship) antar sejumlah variabel – variabel yang saling independen satu dengan yang lain, sehingga bisa dibuat satu atau beberapa kumpulan variabel yang lebih sedikit dari jumlah variabel awal (Santoso, 2006:11).

Sebagai contoh, misalnya ada 10 variabel yang bersifat independen satu dengan yang lain. Dengan analisis faktor, kesepuluh variabel tersebut bisa diringkas hanya menjadi 3 kumpulan variabel baru (new set of variables). Kumpulan variabel tersebut disebut faktor, di mana faktor tetap mencerminkan variabel – variabel aslinya.

(15)

a. Data summarization, yakni mengidentifikasikan adanya hubungan antar variabel dengan melakukan uji korelasi. Jika korelasi dilakukan antar variabel (dalam pengertian SPSS adalah kolom), analisis tersebut dinamakan R Factor Analysis.

b. Data reduction. Setelah melakukan korelasi, dilakukan proses membuat variabel set baru yang dinamakan faktor untuk menggantikan sejumlah variabel tertentu.

Oleh karena prinsip utama analisis faktor adalah korelasi, maka asumsi – asumsi analisis faktor akan terkait dengan metode statistic korelasi (Santoso, 2006:13) antara lain :

a. Besar korelasi atau korelasi antar independen variabel harus cukup kuat, misalnya di atas 0,5

b. Besar korelasi parsial, korelasi antar dua variabel dengan menganggap tetap variabel yang lain, justru harus kecil. Pada SPSS, deteksi terhadap korelasi parsial diberikan lewat polihan Anti-Image Correlation.

c. Pengujian seluruh matrik korelasi (korelasi antar variabel) yang dikukur dengan besaran Bartlett Test of Sphericity atau Measure Sampling Adequacy (MSA). Pengujian ini mengharuskan adanya korelasi yang signifikan di antara paling sedikit beberapa variabel.

(16)

Setelah sampel didapat dan uji asumsi terpenuhi, langkah selanjutnya adalah melakukan proses analisis faktor. Proses analisis faktor tersebut meliputi (Santoso, 2006:14):

a. Menentukan variabel mana yang akan dianalisis

b. Menguji variabel – variabel yang telah ditentukan, menggunakan metode Bartlett Test of Sphericity serta pengukuran MSA (Measure Sampling Adequacy).

c. Melakukan proses inti pada analisis faktor, yakni factoring, atau menurunkan satu atau lebih faktor dari variabel – variabel yang telah lolos pada uji variabel sebelumnya.

d. Pengujian Anti-Image Matrices dilakukan dengan memperhatikan angka MSA yang berkisar antara angka 0 sampai 1, dengan kriteria:

1) MSA = 1, variabel dapat diprediksi tanpa kesalahan oleh variabel yang lain.

2) MSA > 0,5, variabel masih bisa diprediksi dan bisa dianalisis lebih lanjut.

3) MSA < 0,5, variabel tidak bisa diprediksi dan tidak bisa dianalisis lebih lanjut, atau dikeluarkan dari variabel lainnya.

Gambar

Gambar 4.1 Pertumbuhan Pengguna Facebook Di Dunia
Tabel 3.1  Operasional Variabel  Variabel  Dimensi  Indikator Tangibles (Berwujud)

Referensi

Dokumen terkait

Terdapat beragam kondisi minimum yang harus dipenuhi untuk mengembangkan dan mengimplementasikan sistem premi berbasis risiko atau sistem premi diferensial (Ognjenovic,

Pengukuran sipat datar/waterpass memanjang adalah suatu metode pengukuran untuk menentukan beda tinggi antara dua buah titik di permukaan bumi yang letaknya berjauhan, atau dengan

subyek langsung anak berkebutuhan khusus di Ponsos Kalijudan.. Dan untuk sumber data sekunder didapatkan dari hasil. wawancara dan dokumentasi yang dilakukan oleh

Untuk mendeskripsikan fungsi taganing pada repertoar si pitu gondang dalam gondang sabangunan dalam kebudayaan masyarakat Batak Toba, penulis menggunakan teori penggunaan dan

Hal inilah yang banyak menjadi perbincangan diberbagai aliran di dalam Islam tentang bagaimana melakukan pendekatan tentang maksud dari tiap-tiap ayat yang terkandung dalam

Andi Kurniawan, Syahru., 2012 .Sistem Penjejak Posisi Obyek Berbasis Umpan Balik Citra, Jurusan Teknik Komputer Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer

Pada grafik 2. menunjukkan nilai yang berbeda pada setiap jenis plastik yang telah diuji. Untuk Jenis plastik PET, HDPE, PVC, LDPE dan PP didapatkan.. nilai viskositas

Untuk dapat melaksanakan pembelajaran dengan pendekatan kontekstual, hal yang harus dipersiapkan guru adalah membuat atau merancang pembelajaran dengan memperhatikan