• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Waktu Tunggu pada Proses Renewal

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Analisis Waktu Tunggu pada Proses Renewal"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

Analisis Waktu Tunggu pada Proses Renewal

Suyono, Ibnu Hadi

Fakultas MIPA Universitas Negeri Jakarta [email protected]

Abstrak—Dalammakalahinidibahashal-hal yang terkait dengan waktutunggupada

proses renewal.

Waktutunggudidefinisikansebagaiwaktusampaiterjadinyakejadiankendihitungsejakwa ktu 0 dandinotasikandenganSn. Dalam makalah ini disajikan hasil-hasil penelitian

berupa (1) mean, variansi, fungsi distribusi kumulatif, dan fungsi kepadatan probabilitas distribusidariSN(t)dimana(N(t), t ≥0)adalahproses renewal dan proses

Poisson (sebagai kasus khusus dari proses renewal); (2) mean, variansi, fungsi pembangkit momen, limit mean, limit variansi dari jumlah parsial S1 + S2 + ... + Sn

pada proses renewal; dan (3) mean, variansi, transformasi Laplace, dan sifat limit dari

S1 + S2 + ... + SN(t) baik pada proses Poisson maupun proses renewal

Kata kunci:Proses Poisson, proses renewal, transformasi Laplace, waktu tunggu

I. PENDAHULUAN

Banyaksituasidalamkehidupansehari-haridimanabanyaknyakejadianpadasuatu interval

waktumenjadiperhatian yang menarikuntukdianalisis.

Beberapacontohsituasitersebutadalahbanyaknyanasabah yang datangkesebuah bank selamasehari, banyaknyaklaimpadasuatuperusahaanasuransiselamasetahun, banyaknyakecelakaan yang terjadi di suaturuasjalantolselamasebulan, dan lain-lain. Situasi-situasiinidapatdimodelkandengan proses renewal.

Secaramatematis proses renewal dapatdideskripsikansebagaiberikut. Dimulaidarititikwaktut = 0, misalkanX1menyatakanwaktukejadianpertama, X2adalahwaktuantarakejadianpertamadankedua, X3adalahwaktuantarakejadiankeduadanketiga, danseterusnya. Notasikan

Sn = X1 + X2 + … + Xn, n = 1, 2, 3, … danS0 = 0. Definisikanuntukt ≥ 0,

N(t) = sup{n : Snt}.

KuantitasbahwaN(t) menyatakanbanyaknyakejadian yang terjadipada interval waktu [0,t] dan

Snadalahwaktutunggu (waiting time) sampaiterjadinyakejadianken.Jikawaktu-waktuantarkejadianX1, X2, X3, … dianggapsalingindependendanberdistribusiidentikdengansebarangdistribusi, maka proses stokastik

(N(t), t 0) dinamakanproses renewal.Sebagaikasuskhususdari proses renewal,jikawaktu-waktuantarkejadianXiberdistribusieksponensial maka proses (N(t), t 0) dinamakan proses Poisson homogen.

Proses renewal, danjuga proses Poisson,

telahbanyakdibahasdalamliteraturdanmendapatperhatiandaribanyakpeneliti. Dalam Ross [1] telahdibahasdistribusidari proses Poisson, hargaharapan proses Poisson, variansi proses Poisson, distribusiwaktutungguSn, distribusi proses renewal dansifat-sifatasimtotik proses renewal. Suyonodan van der Weide[2]membahasalternating proses renewal sebagaigeneralisasidari proses renewal. Suyonodan van der Weide[3]membahassuperposisidari proses renewal.

Terkaitdenganwaktutunggusampaikejadianken, untuk proses Poisson telahdibuktikanbahwaSnberdistribusi gamma, sedangkanuntuk proses renewal distribusiSnhanyadapatdirumuskanbentukumumnya, lihat Ross [1]. Terdapathal yang menarikterkaitdenganwaktutunggu. Jikapada interval waktu [0, t] terjadisebanyakN(t) kejadian, makawaktutunggusampaiterjadinyakejadianterakhirpada interval [0, t] adalahSN(t). TerdapatperbedaanantaraSndanSN(t),

yakniindeksdariSnadalahbilangancacahdandistribusinyahanyatergantungpadadistribusiwaktuantarkejadiante tapitidaktergantungpada interval waktu [0, t], sedangkanindeksdariSN(t)adalah variable acakdandistribusinyatergantungpadawaktuantarkejadiandanjugapada interval waktu [0, t]. Dalam makalah ini akan dibahas sifat-sifat distribusi dari SN(t).SelainitudaribarisanwaktutungguS1, S2,

…dapatdibentukjumlahparsialJm = S1 + S2 + … + Sn, maupunJN(t)= S1 + S2 + … + SN(t). Secaramatematiskeduaderetinimenarikuntukdianalisis dan akan dibahas sifat-sifatnya pada makalah ini.

(2)

II. PEMBAHASAN A. Distribusi SN(t) pada ProsesPoisson

Pikirkan proses Poisson (N(t), t ≥ 0) dengan waktu-waktu antar kedatangan X1, X2, … yang

berdistribusieksponensial dengan parameter > 0. Definisikan untuk t 0,

SN(t) = X1 + X2 + … + X N(t).

Variabel acak SN(t) menyatakan waktu tunggu sampai terjadinya kejadian terakhir pada interval waktu [0,t]. Teorema berikut menyajikan sifat-sifat dari SN(t).

Teorema 1.

Pada proses Poisson waktu tunggu SN(t) mempunyai sifat-sifat sebagai berikut: a. Fungsi distribusi kumulatif dari SN(t) adalah

.

0

,

)

(

( ) ) (

x

e

x

t

F

S t x t N

 

b. Fungsi kepadatan probabilitas dari SN(t) adalah

t

x

e

x

f

S t x t N

 

0

,

)

(

( ) ) ( 

dan

P

(

S

N(t)

0

)

e

t

.

c. Mean dari SN(t) adalah

t t N

t

e

S

E

1

1

]

[

()

d. Variansi dari SN(t) adalah

t t t N

e

e

t

S

Var

 

2 2 2 2 ) (

1

2

1

]

[

 Bukti:

a. Dengan mengkondisikan pada kejadian N(t) = n diperoleh

 

  





0 ) ( 1 ) (

|

(

)

(

(

)

)

)

(

) ( n t N i i t N S

x

P

S

x

P

X

x

N

t

n

P

N

t

n

F

t N

Jika N(t) = 0 maka SN(t) = S0 = 0 dan untuk x ≥ 0, P(S0x| N(t) = 0) = 1, sehingga

 

    





0 1 ) ( 1

)

)

(

(

)

(

|

)

)

(

(

)

(

|

)

0

)

(

(

)

(

) ( n n n t N i i S

n

t

N

P

n

t

N

x

S

P

n

t

N

P

n

t

N

x

X

P

t

N

P

x

F

t N

Jika diberikan N(t) = n, maka distribusi bersama dari S1, S2, ..., Sn sama dengan distribusi bersama order statistik dari n variabel acak yang saling independen dan berdistribusi identik uniform pada interval (0,t), lihat Ross [1]. Teorema ini mengimplikasikan bahwa fungsi kepadatan probabilitas bersyarat dari S1, S2,

..., Sn jika diberikan N(t) = n adalah

t

s

s

s

t

n

n

s

s

s

f

n n n

,

0

...

!

)

|

,...,

,

(

1 2 1 2 .

Sebagai akibat dari teorema di atas, distribusi bersyarat marginal dari Sn jika diberikan N(t) = n adalah

t

s

t

ns

ds

ds

ds

n

s

s

s

f

n

s

f

n n n n s s s n n n S n n

     

(

,

,...,

|

)

...

,

0

)

|

(

1 ... 0 1 2 1 2 1 2 1 . Dengan demikian fungsi distribusi kumulatif bersyarat dari Sn jika diberikan N(t) = n adalah

n n s n n s S n S

t

s

dx

t

nx

dx

n

x

f

n

s

F

n n n n

 0 1 0

)

|

(

)

|

(

(3)

Jadi

.

0

,

!

!

)

(

)

)

(

(

)

|

(

)

(

( ) 0 0 ) (

e

x

t

n

t

e

t

x

n

t

N

P

n

x

F

x

F

t x n n t n n S SNt n

      

b. Fungsi kepadatan probabilitas dari SN(t) adalah

.

0

,

)

(

)

(

( ) ) ( ) (

F

x

e

x

t

dx

d

x

f

S S t x t N t N

 

Waktu tunggu SN(t) mempunyai massa pada titik 0. Jelas bahwa SN(t) = 0 jika dan hanya jika N(t) = 0, dan

N(t) = 0 jika dan hanya jika X1>t. Jadi

.

)

(

)

0

(

() 1 t t x t N

P

X

t

e

dx

e

S

P

   

c. Mean dari SN(t) adalah

t t x t t S t N

P

N

t

xf

x

dx

xe

dx

t

e

S

E

t N  

 

0

(

(

)

0

)

(

)

1

1

]

[

0 ) ( 0 ) ( ()

d. Momen kedua dari SN(t) adalah

t t S t N

e

t

t

dx

x

f

x

t

N

P

S

E

t N

2 2 2 2 0 2 2 ) (

2

2

2

)

(

)

0

)

(

(

0

]

[

) ( Sebagai akibatnya t t t N t N t N

e

e

t

S

E

S

E

S

Var

 

2 2 2 2 2 ) ( 2 ) ( ) (

1

2

1

])

[

(

]

[

]

[

B. Distribusi SN(t) pada ProsesRenewal

Pikirkan proses renewal (N(t), t ≥ 0) dengan waktu-waktu antar kedatangan X1, X2, … yang

berdistribusi sebarang dengan fungsi distribusi kumulati F. Sifat-sifat dari SN(t) disajikan dalam bentuk transformasi Laplace yang dapat diinversi secara numerik, lihat [4].

Teorema 2.

Pada proses renewal waktu tunggu SN(t) mempunyai sifat-sifat sebagai berikut: a. Transformasi Laplace dari SN(t) adalah

)]

(

*

1

[

)

(

*

1

exp

0 ) (

 

F

F

dt

e

S

E

N t t

(4)

b. Transformasi Laplace dari mean dan momen kedua dari SN(t) adalah

 

)]

(

*

1

[

)

(

0 0 ) (

 

F

x

dF

xe

dt

e

S

E

x t t N

    dan

 

)]

(

*

1

[

)

(

2

)

(

)]

(

*

1

[

2 0 ) ( 0 2 0 2 ) (

  

     

F

x

dF

xe

x

dF

e

x

F

S

E

x x t N Bukti:

a. Untuk fungsi terukur  dan α, β> 0,

     





0 ) ( 0 ) ( 1

)]

(

1

[

)

(

*

1

)

(

exp

t

dF

e

F

dt

e

X

E

t t t t N i i   

lihat [5]. Ambil  (t) = t, maka

)]

(

*

1

[

)

(

*

1

exp

0 ) (

 

F

F

dt

e

S

E

N t t .

b. Transformasi Laplace dari mean dan momen kedua dariSN(t)masing-masing dapat diperoleh dengan mencari turunan pertama dan kedua dari transformasi Laplace dari SN(t) terhadap α lalu mengganti α dengan 0.

C. Sifat-sifat dariJmpada proses renewal

Teorema berikut tentang sifat-sifat dari

m n n m

S

J

1 dimana

n i i n

X

S

1

pada proses renewal.

Teorema 3.

Jumlah parsial Jm pada proses renewal memenuhi sifat-sifat sebagai berikut: a. Mean dari Jm adalah

)

1

(

2

1

]

[

J

m

m

E

m .

b. Variansi dari Jm adalah

6

)

1

2

)(

1

(

]

[

2

m

m

m

J

Var

m .

(5)

c. Fungsi pembangkit momen dari Jm adalah

m i X J

t

M

t

m

i

M

m 1

))

1

(

(

)

(

.

d. Limit mean dari Jm adalah

2

]

[

lim

2

 

m

J

E

m m .

e. Limit variansi dari Jm adalah

3

]

[

lim

2 3

 

m

J

Var

m m . Bukti:

a. Mean dari Jm adalah

(

1

)

2

1

)

1

(

)

1

(

]

[

1 1

 

m

m

i

m

X

i

m

E

J

E

m i m i i m

b. Variansi dari Jm adalah c.

6

)

1

2

)(

1

(

)

1

(

)

1

(

]

[

2 1 2 2 1

 

m

m

m

i

m

X

i

m

Var

J

Var

m i m i i m

d. Fungsi pembangkit momen dari Jm adalah

 

m i X m i i J

t

E

t

m

i

X

M

t

m

i

M

m 1 1

))

1

(

(

)

1

(

exp

)

(

e. Limit mean dari Jm adalah

2

2

)

1

(

lim

]

[

lim

2

2

   

m

m

m

m

J

E

m m m

f. Limit variansi dari Jm adalah

3

6

)

1

2

)(

1

(

lim

]

[

lim

2 3 2 3

   

m

m

m

m

m

J

Var

m m m

D. Sifat-sifat dariJN(t)pada proses Poisson

Teorema berikut tentang sifat-sifat dari

() 1 ) ( t N n n t N

S

J

dimana

n i i n

X

S

1

(6)

Teorema 4.

Jumlah parsial JN(t) pada proses Poisson memenuhi sifat-sifat sebagai berikut: a. Transformasi Laplace dari JN(t) adalah





exp

(

1

)

exp

() t t N

e

t

J

E

b. Mean dari JN(t) adalah

 

2

2 ) (

t

J

E

N t

c. Variansi dari JN(t) adalah

 

3

3 ) (

t

J

Var

N t

d. Limit distribusi dari JN(t) adalah normal dengan mean t2/2 dan variansi t3/3 untuk t.

Bukti:

a. Transformasi Laplace dari JN(t)

)

)

(

(

exp

)

)

(

(

)

(

|

exp

exp

0 1 0 1 ) (

n

t

N

P

U

E

n

t

N

P

n

t

N

S

E

J

E

n n i i n n i i t N

     

dimana Ui saling independen dan berdistribusi identik uniform pada interval (0,t). Karena

t

i

e

t

U

E

1

1

exp

maka









    

 

(

1

)

exp

!

)

(

1

1

exp

0 ) ( t t n n n t t N

e

t

e

n

t

e

t

J

E

b. Mean dari JN(t)

 

t n n n i i n t N i i t N

e

n

t

U

E

n

t

N

P

n

t

N

S

E

J

E

      



 

0 1 0 ) ( 1 ) (

!

)

(

]

[

)

)

(

(

)

(

|

Karena Ui berdistribusi uniform pada interval (0,t) maka

 

2

)!

1

(

)

(

2

!

)

(

2

2 1 1 2 0 ) (

t

e

n

t

t

e

n

t

nt

J

E

t n n t n n t N

 

      

c. Momen kedua dari JN(t)

Momen kedua dari JN(t) dapat dibuktikan secara serupa dengan bukti untuk mean dari JN(t), yakni dengan menggunakan teknik ekspektasi bersyarat dan menggunakan sifat statistik urutan dari distribusi eksponensial. Dapat diperiksabahwa

 

4

3

4 2 3 2 ) (

t

t

J

E

Nt

Sebagai akibatnya, variansi dari JN(t) adalah

 

   

3

3 2 ) ( 2 ) ( ) (

t

J

E

J

E

J

Var

Nt

N t

N t

(7)





21 () 3 3 1 2 2 1 ) (

3

exp

3

exp

exp

N t

J

Nt

t

t

i

E

t

i

t

t

J

i

E

Menggunakan hasil bagian a diperoleh









)

(

3

2

1

3

2

1

exp

3

exp

() 2

o

t

3/2

i

t

t

t

i

J

t

t

i

E

N t

untuk t. Sebagai akibatnya



2 3 3 1 2 2 1 ) (

2

1

exp

exp

t

t

J

i

E

N t untuk t

yang merupakan fungsi karakteristik dari distribusi normal standar. Jadi dapat disimpulkan bahwa JN(t) mendekati distribusi normal dengan mean t2/2 dan variansi t3/3 untuk t.

E. Sifat-sifat dariJN(t)pada proses renewal

Untuk membahas sifat-sifat dari JN(t)akan digunakan teori tentang proses titik, lihat [6], [7] dan [8]. Misalkan (,F,P) adalah ruang probabilitas di mana barisan variabel acak non-negative X1, X2, … yang

saling independen dan berdistribusi identik didefinisikan, dan juga barisan variabel acak U1, U2, …, yaitu

barisan variabel acak yang saling independen dan berdistribusi eksponensial dengan parameter 1 didefinisikan, sedemikian hingga barisan (Xi) dan (Ui) saling independen. Misalkan T1, T2, … adalah

barisan jumlah parsial dari U1, U2, …, yakni

Tn = U1 + U2 + … + Un. Maka pemetaan

 

1 )) ( ), ( (

:

n X Tnn

di mana

(x,y) adalah ukuran Dirac pada titik (x,y) merupakan proses Poisson pada E = [0,)  [0,) dengan ukuran intensitas (dtdx) = dt dF(x). Misalkan M adalah himpunan semua ukuran titik pada E. Distribusi dari  akan dinotasikan dengan P, yakni P = P o -1.

Definisikan untuk t ≥ 0, fungsional A(t) pada M dengan

E t

s

x

dsdx

t

A

(

,

)

1

[0,)

(

)

(

)

. Definisikan juga

 

E E s x

t

A

t

r

s

u

r

drdu

dsdx

t

J

(

,

)

1

[0, )

(

(

,

))

([

,

)

[

0

,

))

1

[0,)

(

)

(

)

(

)

Maka dapat ditunjukkan dengan mudah bahwa dengan probabilitas 1,

)

,

(

) (

J

t

J

N t Teorema 5.

Misalkan X1, X2, … adalahbarisanvariabelacak non-negatif yang

salingindependendanberdistribusiidentikdengansebarangfungsidistribusiF. Definisikan

Sn = X1 + X2 + … + Xn, n = 1, 2, 3, …

S0 = 0, dan (N(t), t ≥ 0) adalah proses renewal dengan waktu tunggu Sn. Definisikan untuk t ≥ 0,

() 1 ) ( t N n n t N

S

J

. Maka untuk a, b> 0,



    

0 1 0 ) (

*

(

(

1

)

)

)

(

*

1

}

(exp{

n n i bt t N

F

a

n

i

b

b

b

F

dt

e

aJ

E

.

(8)

Bukti:





M E E s x M E E s x aJ

d

P

dsdx

drdu

r

u

s

r

a

s

A

t

d

P

dsdx

drdu

r

u

s

r

s

A

t

a

e

E

Nt

)

(

)

(

)}

(

)

(

1

))

,

0

[

)

,

([

exp{

)

,

(

(

1

)

(

}

)

(

)

(

)

(

1

))

,

0

[

)

,

([

))

,

(

(

1

exp{

)

(

) , 0 [ ) , 0 [ ) , 0 [ ) , 0 [ ) (

 

Dengan menerapkan rumus Palm diperoleh

ds

x

dF

d

P

drdu

r

u

s

r

a

s

A

t

e

E

s E M x s x aJNt

)

(

)

(

)}

(

)

(

1

))

,

0

[

)

,

([

exp{

))

,

(

(

1

)

(

) , 0 [ 0 0 ) , ( ) , 0 [ ) (

 

  

Dengan menggunakan teorema Fubini diperoleh

 

   

0 ) , 0 [ 0

)

(

)}

(

)

(

1

]

)

,

0

[

)

,

([

[

exp{

)

(

*

1

)

(

() M s E bt aJ

ds

d

P

drdu

r

u

b

s

r

a

b

b

F

dt

e

e

E

Nt

Integral terhadap P dapat ditulis sebagai jumlah integral atas himpunan Bn = { M :

([0,s)[0,)) = n}, n = 0, 1, 2, .... Tetapkan sebuah nilai n dan ambil  M sedemiian hingga ([0,s)[0,)) = n dan supp() = ((ti,xi)), i = 1, 2, ... Maka tn< s  tn+1. Untuk ukuran  tersebut, integral

terhadap Pdapat dituliskan sebagai

 

1 ) , 0 [

(

)

(

)

(

[

1

]

)

1

]

)

,

0

[

)

,

([

[

i i s E

x

b

i

N

a

drdu

r

u

b

s

r

a

Karena ukuran Padalah bayangan dari ukuran P di bawah pemetaan , maka dengan menyajikan integral terhadap Patas Bn sebagai integral terhadap P atas himpunan An = {: Tn() < s  Tn+1()} dan

dengan mengunakan asumsi bahwa barisan (Tn) dan (Xn) saling independen, diperoleh

  

n i s n A n i i s B E

n

e

s

b

i

n

a

F

d

P

X

b

i

n

a

d

P

drdu

r

u

b

s

r

a

n n 1 1 ) , 0 [

!

)

]

1

[

(

*

)

(

)

(

)

]

1

[

(

exp

)

(

)

(

)

(

1

]

)

,

0

[

)

,

([

[

exp{

Jadi



0 1 ) , 0 [

!

)

]

1

[

(

*

)

(

)

(

)

(

1

]

)

,

0

[

)

,

([

[

exp

n n i s n M E s

n

e

s

b

i

n

a

F

d

P

drdu

r

u

b

s

r

a

Karena untuk setiap n,

1

!

0

 

ds

n

e

s

n s

maka teorema terbukti. Teorema 6.

Dengan asumsi sebagaimana pada Teorema 5, jika

[

 1

]

1 bX

e

X

E

, maka untuk b>0 2 1 0 ) (

)]

(

*

1

[

]

[

]

[

1

b

F

b

e

X

E

dt

e

J

E

bX bt t N

  

. dan jika

[

2  1

]

1 bX

e

X

E

, maka untuk b>0

(9)

4 2 1 3 2 1 0 2 ) (

)]

(

*

1

[

]

[

)]

(

*

2

[

2

)]

(

*

1

[

]

[

)]

(

*

1

[

]

[

1 1

b

F

b

e

X

E

b

F

b

F

b

e

X

E

b

F

dt

e

J

E

bX bX bt t N

   

. Bukti:

Transformasi Laplace dari mean dan momen kedua dariJN(t)masing-masing dapat diperoleh dengan mencari turunan pertama dan kedua dari transformasi Laplace dari SN(t) terhadap α lalu mengganti α dengan 0.

Teorema 7.

Jika

E

[

X

1

]

maka untuk t menuju tak hingga

2

~

]

[

2 ) (

t

J

E

N t . Bukti: Jelas bahwa

      

0 ) ( ) ( ) ( 0

]

[

]

[

lim

]

[

J

E

J

e

b

E

J

e

dt

E

d

e

Nt bt N t bt t t N bt . Karena

0

J

N(t)

tN

(

t

)

maka

0

)

1

(

lim

)

(

lim

]

[

lim

0

()

         bt t bt t bt t N t

o

e

t

t

e

t

tN

e

J

E

Sebagai akibatnya 2 1 0 ) ( ) ( 0

[

1

*

(

)]

]

[

]

[

]

[

1

b

F

e

X

E

dt

e

J

E

b

J

E

d

e

bX bt t N t N bt

    

Dengan menggunakan teorema konvergensi terdominasi disimpulkan

[

1

]

(

1

)

1

e

o

X

E

bX

dan

)

(

1

)

(

*

b

b

o

b

F

untuk b  0. Jadi 2 ) ( 0

1

~

]

[

t N bt

J

E

d

e

  untuk b  0.

Karena

E

[

J

N(t)

]

tidak turun, maka dengan menggunakan teorema Tauber (dengan  = 2) teorema terbukti.

III. SIMPULAN DAN SARAN

WaktutungguSN(t)dan waktu tunggu Sn mempunyai sifat-sifat yang berbeda baik pada proses Poisson maupun pada proses renewal. Pada proses Poisson SN(t)bukan berdistribusi gamma, bahkan memiliki massa pada titik t = 0. Mean, variansi, fungsi pembangkit momen, dan sifat-sifat limit dari jumlah parsial Jn = S1 + S2 + ... + Sndan jumlah parsial JN(t) = S1 + S2 + ... + SN(t)juga berbeda baik pada proses Poisson maupun pada proses renewal. Sifat-sifat dari SN(t) dan JN(t)pada proses renewal disajikan dalam bentuk transformasi Laplace yang harus diinversi secara numerik. Distribusi probabilitas dari JN(t)disajikan dalam bentuk transformasi Laplace ganda yang berbentuk deret tak hingga dengan suku-suku yang sangat kompleks. Oleh karena itu disarankan untuk dikembangkan suatu prosedur untuk menginversi transformasi Laplace ganda dari JN(t)yang cepat dan akurat.

DAFTAR PUSTAKA

[1] S. M. Ross, Introduction to Probability Models, Seventh Edition, Academic Press, San Diego, 2000.

[2] Suyono and J. A. M. Van der Weide., “A Method for Computing Total Downtime Distributions in Repairable Systems”, Journal of Applied Probability vol. 40 no. 3, pp. 343-353, 2003.

(10)

[3] Suyono and J. A. M. Van der Weide, “Note on Superposition of Renewal Processes”, Jurnal Matematika dan Sains vol. 15 no. 2 tahun 2010 pp. 93-100, 2010.

[4] P. W. IsegerandM. A. J. Smith, “A new method for inverting Laplace transforms”, Econometric Institute, EUR Rotterdam,pp. 1 – 14, 1998.

[5] Suyono, Renewal Processes and Repairable Systems, Delft University Press, Delft, 2002. [6] R. D. Reiss, A Course on Point Processes, Springer-Verlag, Berlin, 1993.

[7] S. I. Resnick, Extreme Values, Regular Variation, and Point Processes, Springer-Verlag, Berlin, 1987. [8] S. I. Resnick, Adventures in Stochastic Processes, Birkauser, Boston, 1992.

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Berat merupakan gaya gravitasi yang bekerja pada suatu benda.. Weight is the force of gravity acting (which acts) on

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “HUBUNGAN ANTARA KEKUATAN KARAKTER DENGAN RESILIENSI RESIDEN NARKOBA DI UNIT PELAKSANA TEKNIS (UPT) TERAPI DAN REHABILITASI BADAN

Sebaliknya, kita perlu lebih berhati- hati pada seorang anak dengan pola defekasi kurang dari 3 kali sehari tetapi dengan konsistensi tinja yang cair, karena keadaan seperti ini

Diskon sejumlah group yang datang, misalnya kalo gua dateng ber 10 maka diskonnya 10 persen dan seterusnya, cuma yah harus dibatasi maksimal berapa orang hehe, nanti 1 sekolah

Perangkapan kain ini tidak mengurangi kepraktisan produk, karena sifat kain katun paris polos adalah tipis dan ringan, jadi perangkapan kain ini hanya bertujuan agar kain

Setiap node yang berada pada lintasan T diberi nilai support awal 0, ini dilakukan untuk mengetahui informasi berapa kali item dibeli bersamaan dengan item T dan

Pada tahap ini dilakukan analisis hasil berdasarkan perhitungan algoritma appriori dan analisis hasil dari sistem yang dibangun sehingga menghasilkan keputusan yang dapat digunakan