• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN TAHUNAN 2019 Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Maluku Utara

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAPORAN TAHUNAN 2019 Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Maluku Utara"

Copied!
71
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

LAPORAN TAHUNAN 2019

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Maluku Utara

Penanggungjawab : Dr. Ir. Bram Brahmantiyo, MSi

(Kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Maluku Utara)

Tim Penyusun : Chris Sugihono Jonathan A Lasse Roni Hidayat Ponco Adi Prasetyo Vera Silviana

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Maluku Utara Komplek Pertanian Kusu No. 1 Oba Utara

Kota Tidore Kepulauan e-Fax. (021) 29490482

E-mail : bptpmalut@pertanian.go.id Website : http://malut.litbang.pertanian.go.id/

(3)

ii Sebagai institusi penelitian dan pengembangan di daerah, peran BPTP Maluku Utara dari tahun ke tahun terus dirasakan positif oleh pengguna dan stakeholder. Sebagai lembaga yang dinamis, BPTP Maluku Utara juga terus berupaya melakukan continuous

improvement sebagai wujud lembaga yang sudah bersertifikasi

mutu ISO 9001:2015.

Tahun 2019 kemarin merupakan tahun pertama implementasi Permentan 11 tahun 2019 tentang Perubahan atas Permentan 19 tahun 2017 tentang Organisasi dan tata kerja BPTP. Dinamika kebijakan dan lingkungan strategis Kementerian Pertanian menuntut BPTP menjalankan fungsi yang sebelumnya 9 fungsi menjadi 10 fungsi yaitu dengan penambahan pada aspek pendampingan penerapan teknologi mendukung pelaksanaan program dan kegiatan strategis pertanian. Hal ini dimaknai bahwa ekspektasi pimpinan Kementan terhadap BPTP dalam pengawalan kesuksesan pelaksanaan program strategis Kementan di daerah semakin tinggi.

Dengan segala keterbatasan, Laporan tahunan BPTP Maluku Utara tahun 2019 berupaya menyajikan capaian dan kinerja BPTP Maluku Utara melalui kegiatan pendampingan program strategis, pengkajian, maupun diseminasi hasil pengkajian serta kerjasama dengan pihak lain yang digambarkan dalam bentuk narasi dan dokumentasi. Segala daya dan upaya sudah dikerahkan selama setahun kemarin. Jumlah SDM yang terbatas sementara teritori kepulauan yang harus di jangkau relatif luas mulai pulau Morotai diujung utara hingga Kepulauan Sula dan Taliabu di ujung selatan, tim BPTP Malut sudah berusaha mencapai target beyond expectation. Meskipun demikian tentunya ada kekurangan yang perlu dibenahi untuk perbaikan kedepan

Apresiasi dan ucapan terima kasih disampaikan kepada seluruh tim yang berkontribusi dalam penyelesaian penyelesaian laporan tahunan ini. Semoga laporan tahunan ini dapat bermanfaat dan apa yang sudah dilakukan mendapatkan ridho dari Allah SWT.

Sofifi, Januari 2020 Kepala BPTP Maluku Utara

(4)

iii

Kata Pengantar ... ii

Daftar Isi ... iii

Daftar Tabel ... vi

Daftar Gambar ... ix

1 PENDAHULUAN ... 1

2 TENTANG BPTP MALUKU UTARA ... 3

2.1 Tugas Dan Fungsi ... 3

2.2 Visi Dan Misi ... 3

2.3 Tujuan Dan Sasaran ... 4

3 CAPAIAN KINERJA PROGRAM STRATEGIS ... 6

3.1 UPSUS Pajale ... 6

3.2 Pendampingan SIWAB di Maluku Utara ... 10

3.3 Pendampingan kawasan perkebunan kelapa berbasis korporasi petani ... 37

3.4 Dukungan inovasi di kawasan perbatasan Morotai ... 37

4 CAPAIAN KINERJA PROGRAM PENGKAJIAN . ... 24

4.1 Kajian teknologi peningkatan produktivitas pala ... 24

4.2 Kajian teknologi peningkatan produktivitas cengkeh .... 25

4.3 Analisis kebijakan ... 4.4 Pengelolaan Sumberdaya Genetik spesifik lokasi ... 5 CAPAIAN KINERJA DISEMINASI ... 36

5.1 Tagrimart dan Obor Pangan Lestari ... 36

5.3 Pemberdayaan Instalasi Penelitian dan Pengkajian Teknologi Pertanian (IP2TP) Bacan ... 38

5.4 Pendampingan Gerakan Petani Milenial ... 39

5.5 Model pertanian bioindustri ... 40

5.6 Pengembangan pola tanam dan sumberdaya air ... 41 5.7 Forum Komunikasi dan peningkatan koordinasi dan

Penyuluhan hasil inovasi ... 5.8 Publikasi dan Media Diseminasi ...

(5)

iv

6.2 Produksi benih sebar sukun ... 44

6.3 Produksi benih sebar pala ... 45

6.4 Pemeliharaan benih kelapa ... 46

7 CAPAIAN KINERJA KERJASAMA ... 42

7.1 Memorandum of Understanding ... 45

7.2 Kerjasama Multipihak ... 44

7.3 Berperan aktif dalam Dewan Riset Daerah ... 46

8 CAPAIAN KINERJA MANAJEMEN DAN KEPEGAWAIAN ... 47

8.1 Kapasitas Kelembagaan: Standar Mutu Pelayanan ... 47

8.2 Kondisi Dan Kompetensi Sumberdaya Manusia ... 47

8.3 Peningkatan Kapasitas Sumberdaya Manusia (SDM) Internal ... 49

8.4 Peningkatan Kapasitas Sumberdaya Manusia (SDM) Eksternal ... 50

9 CAPAIAN KINERJA KEUANGAN ... 52

8.1 Alokasi Dan Realisasi Anggaran ... 53

8.2 Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP) ... 53

(6)

v

Daftar Tabel

Tabel Keterangan Halaman

1 Daftar Bahan Media IPTEK dan Diseminasi ... 8

2 Jenis Tanaman Hortikultura ... 9

3 Pupuk Kompos ... 11

4 Program Padi di Maluku Utara 2016 ... 14

5 Populasi Ternak di Maluku Utara, BPS 2014 ... 21

6 Inovasi Teknologi dan lingkup kegiatan ... 22

7 Daftar desa mandiri organik ... 26

8 Realisasi Tanam Padi Total Tahun 2015 ... 37

9 Realisasi Tanam Padi Total Tahun 2016 ... 37

10 Realisasi penyediaan alsintan APBN-P 2015 di Maluku Utara ... 38 11 Target dan realisasi alsintan APBN-P 2016 di Maluku Utara ... 40 12 Kebutuhan Benih Padi Sawah ... 45

13 Kebutuhan Benih Padi Gogo ... 46

14 Deskripsi Varietas Padi Sawah ... 49

15 Implementasi Informasi KATAM terpadu ... 57

16 HasiI Verifikasi KATAM Terpadu Modern dan Umpan Balik.. ... 58 17 Jumlah Desa/Gapoktan Malut penerima BLM PUAP ... 60

18 PMT PUAP Maluku Utara 2016 ... 61

19 Realisasi penyerapan dana BLM PUAP tahun 2016 ... 62

20 Perkembangan kegiatan agribisnis PUAP 2008-2016 ... 62

21 Kondisi Aktual Perkembangan LKM-A PUAP di Provinsi Maluku Utara ... 63 22 Daftar Kecamatan Kabupaten Halmahera Selatan ... 67

23 Sumber Penghasilan Utama ... 68

24 Komoditas Unggulan ... 69

25 Daftar koleksi SDG BPTP Maluku Utara ... 72

26 Koleksi tanaman Hortikultura dan Perkebunan ... 73

27 Indeks diversitas spesies kelompok buah-buahan di Halbar dan Tidore ... 74 28 Jenis dan dosis pupuk ... 83

29 Jenis hama dan penyakit tanaman kakao ... 85

30 Komponen PTT introduksi teknologi ... 96

(7)

vi

32 Analisis finasial usahatani padi sawah ... 99

33 Materi siaran radio di RRI ternate ... 103

34 Media diseminasi pada 3 (tiga) Kabupaten/Kota ... 103

35 Penilaian petani terhadap media diseminasi ... 104

36 Tanaman dikebun percobaan Sofifi ... 116

37 Data komoditas kakao varietas Hibrida F-1 ... 118

38 Data komoditas pala varietas Ternate/Tidore ... 119

39 Data komoditas kelapa varietas Igodago/Igoratu ... 120

40 Data komoditas cengkih varietas Afo ... 121

41 Data komoditas kopi varietas Arabica S-795 ... 122

42 Rekapitulasi koleksi buku di Perpustakaan selama 11 tahun ... 123 43 Rekapitulasi layanan sirkulasi di Perpustakaan selama 1 tahun ... 124 44 Keragaan pegawai BPTP Maluku Utara pendidikan tahun 2016 ... 127 45 Sebaran jumlah fungsional peneliti dan penyuluh ... 128

46 Rekapitulasi kegiatan peningkatan kapasitas SDM internal ... 129 47 Rekapitulasi narasumber dan materi pelatihan ... 130

48 Daftar kondisi barang tidak bergerak ... 134

49 Daftar kondisi barang bergerak ... 134

(8)

vii

Daftar Gambar

Gambar Keterangan Halaman

1 Peta wilayah kerja BPTP Maluku Utara ... 1

2 Struktur Organisasi BPTP Maluku Utara ... 4

3 Kunjungan kelompok tani dan penyuluh ... 12

4 Sosialisasi dan pelatihan alsintan transplanter ... 15

5 Pameran PEDA II Kabupaten Halmahera Timur ... 16

6 Sekolah lapang cabai merah ... 17

7 Sosialisasi dan pelatihan pembuatan pakan ... 23

8 Temu lapang bersama Gubernur dan Bupati Halmahera Utara ... 24 9 Sosialisasi bersama Pekebun ... 26

10 Penyampaian materi budidaya, pascapanen dan manajemen peternakan ... 28 11 Praktek pascapanen pala dan manajemen peternakan . 29 12 Kandang sapi ... 31

13 Praktek Pembuatan Pupuk kompos ... 32

14 Pengambilan data morfologi dan morfometrik... 32

15 Perkembangan produksi padi Maluku Utara ... 34

16 Sosialisasi, koordinasi, dan sinkronisasi Data UPSUS PAJALE ... 35 17 Bantuan Alat Mesin Pertanian ... 39

18 Peta pendampingan UPSUS di Pulau Halmahera ... 41

19 Peta pendampingan UPSUS di Pulau Morotai ... 41

20 Display Jagung di Tobelo Barat, Halamhera Utara Tahun 2016 ... 42 21 Panen Raya di Kao Barat, Halamhera Utara Tahun 2016 . 42 22 Sistem perbenihan padi ... 45

23 Distribusi benih padi tahun 2016 ... 50

24 Surat rekomendasi penangkar benih bina ... 51

25 Berita acara gagal panen Inpari 39 ... 52

26 Aplikasi KATAM terpadu berbasis WEB ... 55

27 Aplikasi KATAM terpadu berbasis Android ... 55

28 Media Cetak KATAM terpadu ... 56

29 Sosialisasi KATAM terpadu ... 59

30 Proses Analisis Kebijakan ... 65 31 Kondisi tanaman kakao sebelum dilakukan introduksi

teknologi ...

(9)

viii

32 Pohon aren (a) dan batang Glyricidia ... 85

33 Tanaman Glyricidia ... 86

34 Rumah kepompong (kokon) hama PBK ... 87

35 Tata letak tanaman kakao (sampel) di lokasi kajian ... 88

36 Dokumentasi kegiatan kakao ... 90

37 Peta Kabupaten Halmahera Barat dan lokasi demplot Jarwo ... 96 38 Pertumbuhan tinggi tanaman padi ... 98

39 Jumlah anakan tanaman padi ... 98

40 Media cetak diseminasi ... 106

41 Dokumentasi kegiatan PEDA ... 114

(10)

9

I. PENDAHULUAN

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Maluku Utara adalah sebuah lembaga penelitian/pengkajian eselon III yang berada dibawah Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan). BPTP Maluku Utara dibentuk berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor : 16/Permentan/ OT.140/3/2006 tanggal 1 Maret 2006 dan terus mengalami evolusi tugas pokok dan fungsinya. Seiring terbitnya Permentan Nomor 11 tahun 2019, BPTP Maluku Utara mempunyai tugas pokok melaksanakan pengkajian, perakitan, pengembangan, dan diseminasi teknologi pertanian tepat guna spesifik lokasi. Provinsi Maluku Utara mempunyai 805 buah pulau yang terdiri dari pulau besar dan pulau-pulau kecil, dimana 82 pulau-pulau yang dihuni dan 723 pulau-pulau yang tidak dihuni yang tersebar dari ujung utara berbatasan dengan kawasan pasifik yaitu pulau Morotai hingga kepulauan Sula di ujung selatan, baik yang diujung barat tepatnya di pulau Batang Dua maupun di ujung timur yaitu Pulau Jiu yang berbatasan dengan Negara Palau. Wilayah kerja BPTP Maluku Utara dapat dilihat pada Gambar 1.

(11)

10 Membangun kemandirian pangan di pulau-pulau tersebut tidak bisa dilakukan secara sendiri, apalagi oleh BPTP Maluku Utara secara parsial, tetapi membutuhkan dukungan semua pihak, stakeholder, pemerintah daerah, pemerintah pusat, aparat TNI penjaga perbatasan, maupun elemen masyarakat sebagai garda depan dan pelaku usaha di wilayah kepulauan. Peran BPTP Maluku Utara hanya sebagai supporting system yang bertugas mensuplai teknologi spesifik lokasi yang benar-benar secara nyata dibutuhkan oleh masyarakat.

Perubahan lingkungan strategis global dan domestik pada sektor pertanian secara langsung maupun tidak langsung telah dan akan mempengaruhi pembangunan pertanian nasional maupun wilayah spesifik lokasi. Mencermati dinamika perubahan lingkungan strategis tersebut, program dan kegiatan pengkajian dan pengembangan teknologi spesifik lokasi diarahkan untuk merakit berbagai inovasi pertanian spesifik lokasi agroekosistem yang menghasilkan produk berdaya saing tinggi baik dipasar domestik maupun Internasional dimana secara umum arah kebijakannya antara lain:

1. Meningkatkan kapasitas produksi melalui peningkatan produktivitas dan perluasan areal pertanian.

2. Meningkatkan daya saing dan nilai tambah komoditi pertanian 3. Meningkatkan produksi dan diversifikasi sumber daya pertanian 4. Pengelolaan dan pemanfaatan keanekaragaman hayati

5. Memperkuat kapasitas mitigasi dan adaptasi perubahan iklim.

Sebagai institusi pusat yang berada di daerah dan merupakan ujung tombak Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) dalam melakukan pengkajian bidang pertanian, maka BPTP Maluku Utara terus berupaya mengatasi masalah dan kendala yang dihadapi petani dalam berproduksi melalui inovasi serta mengembangkan teknologi pertanian spesifik lokasi di daerah melalui implementasi kegiatan-kegiatannya (Peraturan Menteri Pertanian No:20/Permentan/OT.140/3/2013). Hal ini terkait dengan arah, visi, misi dan sasaran utama pembangunan dalam Strategi Induk Pembangunan Pertanian (SIPP) 2015-2045.

(12)

11

II. ORGANISASI DAN TATA KERJA

2.1. Organisasi

Sesuai Surat Keputusan Kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Maluku Utara Nomor : 02/OT.220/H.12.30/01/2019 tentang Struktur Organisasi Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Maluku Utara, bahwa susunan organisasi BPTP Maluku Utara dapat digambarkan seperti pada Gambar 2.

STRUKTUR ORGANISASI

BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN MALUKU UTARA

Gambar 2. Struktur Organisasi BPTP Maluku Utara

Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor 11 tahun 2019, BPTP Maluku Utara dipimpin oleh seorang Kepala Balai dengan jabatan eselon IIIa, yang didukung oleh Sub Bagian Tata Usaha dan Seksi Kerjasama dan Pelayanan Pengkajian, dengan tingkat jabatan eselon IVa dan masing-masing dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bagian Tata Usaha dan Kepala Seksi Kerjasama dan Pelayanan Pengkajian. Sedangkan kelompok fungsional terdiri dari fungsional peneliti, penyuluh dan sejumlah fungsional lainnya

(13)

12

2.2. Visi Dan Misi

Visi BPTP Maluku Utara merupakan bagian integral dari visi Badan Litbang Pertanian Kementerian Pertanian Republik Indonesia yang dituangkan dalam Renstra 2015-2019, Pertanian Perdesaan 2020, dan visi pembangunan pertanian Provinsi Maluku Utara. Perkembangan terkini dan sangat berpengaruh terhadap kinerja dan peran BPTP dalam Pemerintah Daerah terhadap kemajuan pembangunan pertanian seiring dengan program otonomi dan pemekaran daerah. Secara umum visi BPTP Maluku Utara mengandung sistem nilai, inspiratif, menantang, memberdayakan, demokratis, partisipatif, kejujuran dan wajar. Berdasarkan hal tersebut, BPTP Maluku Utara menetapkan visi: “Menjadi lembaga

penelitian dan pengembangan pertanian terkemuka di dunia dalam mewujudkan sistem pertanian bio-industri tropika berkelanjutan”.

Misi BPTP Maluku Utara merupakan pernyataan mengenai garis besar kegiatan dalam mewujudkan visi di atas, maka BPTP Maluku Utara menetapkan misinya sebagai berikut:

1. Merakit, menguji dan mengembangkan inovasi pertanian tropika unggul berdaya saing mendukung pertanian bio-industri,

2. Mendiseminasikan inovasi pertanian tropika unggul dalam rangka peningkatan scientific recognition and impact recognition.

Dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya BPTP Maluku Utara menganut beberapa tata nilai yang menjadi pedoman dalam pola kerja dan mengikat seluruh komponen yang ada di Balitbangtan.

Tata nilai tersebut antara lain:

1. Balitbangtan adalah lembaga yang terus berkembang dan merupakan Fast Learning Organization,

2. Dalam rangka melaksanakan pekerjaan selalu mengedepankan prinsip efesiensi dan efektivitas kerja,

3. Menjunjung tinggi integritas lembaga dan personal sebagai bagian dari upaya mewujudkan corporate management yang baik,

4. Selalu bekerja secara cerdas, keras, ikhlas, tuntas dan mawas.

2.3. Tugas Dan Fungsi

Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor 11 tahun 2019, BPTP Maluku Utara mempunyai tugas pokok melaksanakan pengkajian, perakitan, dan pengembangan teknologi pertanian tepat guna spesifik lokasi. Secara terperinci, tugas pokok dan fungsinya adalah:

(14)

13 1. Penyusunan program, rencana kerja, anggaran, evaluasi, dan laporan pengkajian, perakitan, pengembangan dan diseminasi teknologi pertanian tepat guna spesifik lokasi.

2. Inventarisasi dan identifikasi kebutuhan teknologi pertanian tepat guna spesifik lokasi.

3. Pelaksanaan penelitian, pengkajian, dan perakitan teknologi pertanian tepat guna spesifik lokasi.

4. Pelaksanaan pengembangan teknologi pertanian tepat guna spesifik lokasi. 5. Perakitan materi penyuluhan dan diseminasi hasil pengkajian tekologi pertnian

tepat guna spesifik lokasi.

6. Pelaksanaan bimbingan teknis materi penyuluhan dan diseminasi hasil pengkajian teknologi pertanian spesifik lokasi.

7. Penyiapan kerjasama, informasi, dokumentasi, serta penyebarluasan dan pendayagunaan hasil pengkajian, perakitan, dan pengembangan teknologi pertanian tepat guna spesifik lokasi.

8. Pemberian pelayanan teknik pengkajian, perakitan dan pengembangan teknologi pertanian tepat guna spesifik lokasi.

9. Pendampingan penerapan teknologi mendukung pelaksanaan program dan kegiatan strategis pertanian.

10. Pelaksanaan urusan kepegawaian, keuangan, rumah tangga, dan perlengkapan BPTP

2.4. Tujuan Dan Sasaran

Sesuai dengan uraian visi, misi, dan tupoksi BPTP Maluku Utara, maka kegiatan pada tahun 2019 merupakan tahapan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan oleh BPTP Maluku Utara, yaitu:

1. Menyediakan teknologi inovasi pertanian spesifik lokasi yang produktif dan efisien serta ramah lingkungan yang siap dimanfaatkan oleh stakeholder (pengguna).

2. Mewujudkan akuntabilitas dan profesionalisme dalam pelayanan jasa dan informasi teknologi spesifik lokasi kepada pengguna.

Sedangkan sasaran yang ingin dicapai adalah:

1. Dimanfatkannya hasil kajian dan pengembangan teknologi pertanian spesifik lokasi.

(15)

14

III. CAPAIAN KINERJA PROGRAM STRATEGIS

3.1 Upaya Khusus Padi, jagung Kedelai (UPSUS PAJALE) di Maluku Utara

Upaya Khusus Padi, Jagung, Kedelai atau lebih sering disubut UPSUS PAJALE merupakan program strategis yang dilakukan untuk mencapai kedaulatan pangan mengingat pertumbuhan penduduk yang terus bertambah sehingga membutuhkan ketersediaan pangan yang cukup. Padi masih menjadi komoditi prioritas, utama dan strategis karena sebagian besar masyarakat mengkonsumsinya sebagai pangan pokok. Jagung berkontribusi terhadap ketersediaan protein karena menjadi bahan baku pakan ternak. Selain itu, jagung juga menjadi penarik bagi pertumbuhan industri hulu dan pendorong industri hilir yang dampaknya secara tidak langsung menggerakkan roda perekonomian nasional (Kementerian Pertanian, 2018).

UPSUS PAJALE yang dilaksanakan oleh BPTP Maluku Utara dilaksanakan di 8 kabupaten/kota di Provinsi Maluku Utara (Pulau Morotai, Halmahera barat, Halmahera Timur, Halmahera Tengah, Halmahera Selatan, Halmahera Utara, kepulauan Sula, Kota Tidore) dalam berbagai bentuk kegiatan di seperti koordinasi kegiatan dari tingkat pusat sampai dengan daerah, Supervisi kegiatan di setiap kabupaten/kota, bimbingan teknis dengan materi inovasi pendukung program UPSUS (pemupukan dan pengelolaan unsur hara, peningkatan indeks pertanaman, optimalisasi sawah bukaan baru, dan penanganan OPT Padi & jagung), validasi luas lahan baku sawah menggunakan aplikasi berbasis android, mitigasi bencana (pompanisasi & penyaluran terpal), gerakan tanam 1.200 ha di Pulau Morotai, OPSIN (realokasi alsintan dari Halmahera Tengah ke Halmahera Utara). Capaian realisasi tanam padi (indikatif Jan-Okt) pada kegiatan UPSUS PAJALE di Maluku Utara tahun 2019 adalah 26.932 ha atau turun 39% dibanding tahun 2018. Penurunan tersebut disebabkan oleh beberapa permasalahan dilapangan salah satunya ialah karebna terjadinya kekeringan dari bulan juni

(16)

15 sampai dengan november untuk pada lahan padi sawah maupun padi ladang. Kemudian untukk menuju swasembada beras dengan menutupi impor 13,9 ribu ton, masih dibutuhkan lagi peningkatan indeks pertanaman padi sawah sebanyak 100 atau tambahan LTT padi ladang sebanyak 9.269 ha.

Gambar 3. Sintesis Gerakan UPSUS Pajale

(17)

16 Gambar 5. Potensi dampak UPSUS Pajale terhadap PDRB tanaman pangan (kiri)

dan pengurangan impor beras (kanan)

Gambar 6. Rakor UPSUS (atas) dan Bimbingan Teknis UPSUS peningkatan IP Pajale di Halmahera Utara (bawah)

(18)

17

3.2 Pendampingan Upaya Khusus Sapi Indukan Wajib Bunting (UPSUS

SIWAB) di Maluku Utara

Pelaksanaan program Upaya Khusus Sapi Indukan Wajib Bunting (UPSUS SIWAB) merupakan salah satu langkah Kementerian Pertanian untuk mendukung sektor peternakan di Indonesia, termasuk di Provinsi Maluku Utara. Program UPSUS SIWAB merupakan salah satu strategi untuk meningkatkan produksi daging sapi maupun kerbau secara nasional melalui peningkatan populasi, produksi dan produktivitas dengan cara antara lain memastikan sapi atau kerbau betina produktif (akseptor) dapat bunting dan beranak, terutama dengan menggunakan teknik inseminasi buatan (IB). Untuk mengoptimalkan upaya tersebut tentunya juga dibarengi dengan peningkatan kualitas faktor-faktor yang berpengaruh terhadap keberhasilan inseminasi buatan (peternak, akseptor, semen beku dan inseminator).

UPSUS SIWAB Provinsi Maluku Utara tahun 2019 dilaksanakan di Kabupaten Halmahera Utara. Target pelaksanaan program UPSUS SIWAB di Maluku Utara yaitu akseptor IB sebanyak 1.500 ekor dengan kebuntingan 1.050 ekor, serta kelahiran sebanyak 840 ekor. Laporan hasil perhitungan yang diperoleh untuk akseptor IB, kebuntingan, dan kelahiran dari 1 januarai 2019 sampai dengan 30 November 2019 adalah sebagai berikut:

Gambar 7. Realisasi UPSUS SIWAB Maluku Utara 1.500 1.050 840 1.681 1.919 772 0 500 1000 1500 2000 2500

Akseptor IB Kebuntingan Kelahiran Realisasi UPSUS SIWAB Maluku Utara

(19)

18 Kegiatan pendampingan terhadip petani/peternak yang telah dilaksanakan oleh BPTP Maluku Utara dalam rangka mendukung program UPSUS SIWAB di Maluku Utara antara lain: koordinasi program bersama Dinas Pertanian Halmahera Utara, pendampingan pelatihan laporan Isikhnas, Display produk peternakan pada pameran PEDA, refresher petugas (IB, PKB, dan ATR), launching rumah kawin suntik dan pembuatan klinik kesehatan ternak, gertak masal SIWAB dan monitoring perkembangan pedhet, temu usaha dan praktik pengenalan penyakit, serta monitoring dan evaluasi kegiatan.

Gambar 8. Temu Usaha (kiri) dan Gertak SIWAB (kanan)

Disamping kegiatan tersebut, BPTP Maluku Utara juga gencar mendiseminasikan inovasi dan teknologi pendukung program UPSUS SIWAB, diantaranya adalah diseminasi teknologi suplemen pedhet dan betina bunting (Minoxvit & bioplus), kemudian teknologi fungisida nabati (kombinasi pupuk cair & asap cair), serta teknologi pengendalian penyakit cacing pada ternak yang dilaksanakan di tiga kelompok tani yang berada di Tobelo Barat, Halmahera Utara.

Dengan adanya pendampingan tersebut diharapkan petani/peternak mampu untuk memanfaatkan segala inovasi dan teknologi yang mereka terima untuk terus memperbaiki sistem usaha tani ternak sapi mereka agar dapat meningkatkan kesejahteraan hidup mereka dan keluarganya serta mendorong peningkatan produksi maupun produktivitas ternak sapi potong mendukung program swasembada pangan nasional.

(20)

19

3.3 Pendampingan Kawasan Perkebunan Kelapa Berbasis Korporasi

Petani

Pembangunan perkebunan yang berkelanjutan pada prinsipnya adalah pengelolaan sumberdaya alam yang mengarah pada upaya perbaikan mutu hasil perkebunan, peningkatan kesejahteraan petani, dan perbaikan lingkungan hidup. Untuk mencapai manajemen usaha sesuai sasaran, maka perlu diterapkan suatu sistem usaha tani terpadu dan berkelanjutan dengan mengoptimalkan sumber daya yang ada, tak terkecuali pada pengembangan perkebunan kelapa di Indonesia. Pola perkembangan luas areal kelapa di Indonesia selama periode tahun 1980-2013 cenderung naik, Secara umum rata-rata pertumbuhan luas areal kelapa pada kurun waktu 1980-2013 meningkat sebesar 0, 96% per tahun. Hal tersebut juga dibarengi dengan perkembangan produksi kelapa di Indonesia pada periode 1980-2013 cenderung naik dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 1, 95% per tahun (Pusdatin, 2014).

Gambar 9. Grafik Produksi Kelapa menurut Pengusahaan Taun 1980-2013 Adanya tren perkembangan komoditas kelapa tersebut menjadikan salah satu alasan Kementerian Pertanian untuk terus mendorong peningkatan produksi maupun produktivitas komoditas tersebut salah satu caranya ialah melalui pendampingan kawasan perkebunan kelapa berbasis korporasi petani di Indonesia, termasuk di Provinsi Maluku Utara yang menjadi salah satu provinsi sentra produksi kelapa dengan kontribusi secara nasional sebesar 7,86% selama kurun waktu 2009-2013 (Pusdatin, 2014).

(21)

20 BPTP Maluku Utara merupakan salah satu UPT Kementerian Pertanian di bawah Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian turut andil dalam melaksanakan pendampingan kawasan perkebunan kelapa berbasis korporasi petani yang dilaksanakan di Kabupaten Halmahera Utara. Bekerjasama dengan pemerintah daerah, pendampingan kawasan terus diupayakan oleh BPTP Maluku Utara. Salah satu hasil tersebut ialah terbentuknya koperasi ditingkat petani sebagai bentuk korporasi yang dapat dimanfaatkan oleh petani untuk memperbaiki usaha tani komoditas kelapa yang selama ini mereka usahakan, terutama pada segi pengolahan, pemasaran, dan jalinan kerjasama dengan berbagai pihak.

Gambar 10. Pembuatan Asap Cair

Gambar 11. Proses Pembuatan Kopra Putih

Kegiatan lain pada pendampingan kawasan perkebunan kelapa yang dilakukan oleh BPTP Maluku Utara antara lain pembuatan prototype rumah jemur

(22)

21 untuk kopra putih & asap cair; produksi kopra putih, asap cair, dan arang tempurung kelapa; pelatihan teknis tematik kelapa bekerjasama dengan pemerintah daerah Halmahera Utara & BBPP Lembang; serta temu usaha korporasi petani berbasis kelapa dan sapi. Disamping itu secara sederhana BPTP Maluku Utara secara sederhana menyusun profil usaha tani untuk komoditas kelapa yang diolah menjadi kopra hitam, adapun profil usaha tersebut adalah sebagai berikut:

- Produksi kopra hitam: 2.5 ton/ha/ tahun - Penjualan kopra hitam: 3.700/kg

- Penjualan Tempurung: 25.000/170 butir (estimasi per 2.5 ton adalah 1.475.000,-)

- Biaya: Panjat 14.35%,

- Biaya belah & congkel 34.97%, - Biaya transportasi 16.67% - Biaya paras 33.97%

- Profil usaha tani/ ha/ tahun:

a. Penjualan kopra: 9.250.000/ Tahun/ Ha, b. Biaya Produksi: 7.505.000/ Tahun/ Ha,

c. Penerimaan bersih: Rp. 1.745.000/ Tahun/ Ha, d. R/C : 1,2

Serangkaian kegiatan tersebut diharapkan dapat mendorong petani kelapa di Maluku Utara, khususnya petani kelapa di Halmahera Utara untuk dapat mengembangkan usaha taninya kearah bisnis yang lebih menguntungkan dengan memanfaatkan korporasi yang telah terbentuk untuk meningkatkan nilai ekonomis dan daya saing komoditas kelapa di Maluku Utara. Disisi lain perlu untuk dilakukan pendampingan baik dari segi administrasi maupun dari pengelolaan kinerja korporasi untuk menjaga agar korporasi yang telah terbentuk tetap berjalan dan berkembang.

(23)

22

3.4 Dukungan Inovasi Di kawasan Perbatasan Morotai

Wilayah Provinsi Maluku Utara merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang terdiri dari pulau-pulau besar maupun kecil serta mempunyai wilayah yang berbatasan langsung dengan kawasan pasifik, tepatnya di Kabupaten Pulau Morotai. Sebagai wilayah yang berada perbatasan dan mempunyai potensi pertanian yang dapat dikembangkan, maka perlu adanya dukungan inovasi dan teknologi untuk mendukung terwujudnya model pengembangan lumbung pangan diwilayah perbatasan, peningkatan produksi dan produktivitas pertanian (padi sawah), mewujudkan swasembada pangan diwilayah perbatasan serta optimasilasi sumber daya yang tersedia untuk kesejahteraan petani. BPTP Maluku Utara pada tahun 2019 telah melaksanakan pendampingan kawasan perbatasann di kabupaten Pulau Morotoi dengan memberikan berbagai bentuk dukungan inovasi dan teknologi.

Bentuk dukungan inovasi yang telah diberikan oleh BPTP Maluku Utara diantaranya adalah dengan mendiseminasikan VUB padi sawah (varietas Inpari Taro 36, Inpari 42, Inpari Nutrizinc, Inpari 32, Cisantana). Selain itu BPTP Maluku Utara juga telah melakukan identifikasi mengenai model prioritas pengembangan pertanian di wilayah perbatasan (Pulau Morotai). Selain itu bentuk kegiatan lainya adalah bimbingan teknis berkolaborasi dengan Bank Indonesia perwakilan Maluku Utara mengenai pemupukan dan kesuburan tanah, dan kursus tani dengan materi dinamika kelompok dan pengendalian OPT pada tanaman padi dan jagung yang dilaksanakan di kabupaten Pulau Morotai sebagai wilayah perbatasan di Maluku Utara.

(24)

23 Gambar 13. Bimbingan Teknis Pemupukan

Model pengembangan pertanian wilayah perbatasan di Maluku Utara disusun berdasarkan identifikasi permasalahan yang dihadapi petani dalam menjalankan usaha taninya serta penyusunan profil usaha tani. Dari beberapa permasalahan yang berhasil diidentifikasi, kemudian telah dilakukan analisis, maka prioritas permasalahan yang didapatkan dan harus segera dipecahkan ialah masalah yang berkaitan dengan penyelenggaraan penyuluhan yang masih kurang, karena petani menilai bahwa kegiatan penyuluhan merupakan satu kegiatan penting sebagai sarana transfer informasi inovasi dan teknologi yang dapat dimanfaatkan untuk peningkatan kemajuan usaha tani para petani. Selanjutnya usaha yang telah disusun untuk model pengembangan pertanian diwilayah perbatasan adalah sebagai berikut:

1. Sarana produksi 2,285,000

a. Benih 295,000

b. Pupuk 475,000

c. Obat-obatan (pestisida dan herbisida) 1,515,000

2. Upah tenaga kerja 4,030,250

a. Persemaian 247,500 b. Pengolahan lahan 721,500 c. Tanam 967,500 d. Pemupukan 120,000 e. Pengendalian OPT 392,000 f. Panen 1,581,750 3. Pendapatan 12,687,500 a. Penjualan gabah (GKG) 12,687,500 4. Keuntungan 6,372,250 5. R/C 2.01

(25)

24 IV. CAPAIAN KINERJA PROGRAM PENGKAJIAN

4.1. Anjak

Kegiatan analisis kebijakan di tahun 2019 mengambil tema analisis daya saing usahatani kelapa di Maluku Utara. Pertimbangan utama mengambil topik tersebut adalah adanya gejolak sosial yang cukup massif seiring anjloknya harga kopra di Maluku Utara. Pada akhir tahun 2018 terdapat penurunan harga kopra di seluruh wilayah Indonesia. Akibat penurunan harga kopra, BPS Maluku Utara mencatat bahwa indeks harga yang diterima petani (IT) naik sebesar 0,20 persen, sedangkan indeks harga yang dibayarkan petani (IB) juga naik sebesar 0,34 persen. Di Maluku Utara sendiri, nilai tukar petani subsektor tanaman perkebunan rakyat (NTPR) Oktober 2018 turun sebesar 1,15 persen. Penururan ini ditengarai Ditengarai karena turunnya rata-rata kelompok tanaman perkebunan rakyat, terutama kelapa. Mengingat kopra sebagai salah satu produk dari kelapa, harga kopra akan memberikan pengaruh. Dari 10 (sepuluh) Provinsi di Kawasan Timur Indonesia, NTP November 2018 terhadap Oktober 2018 terjadi kenaikan NTP di 5 (lima) provinsi yaitu Provinsi Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Barat, Maluku dan Papua masing – masing sebesar 1,00 persen, 0,05 persen, 1,74 persen, 0,39 persen dan 0,31 persen. Sementara 5 (lima) provinsi lainnya mengalami penurunan NTP dimana penurunan NTP terbesar terjadi di Maluku Utara sebesar 1,37 persen.

Kelapa merupakan pekebunan rakyat yang mempunyai cirri : 1) Hasil usahatani masih bersifat tradisional yaitu berbentuk Kelapa dalam butiran dan kopra; 2) produktivitas rendah; 3) Modal lemah; 4) Teknologoi anjuran masih rendah; 5) resultante dari faktor-faktor tersebut menyebabkan pendapatan petani berada pada posisi yang tidak mampu mendukng kehidupan dan kesejahteraan secar layak; 6) pemilihan lahan usahatani yang sempit dan jarak tanam yang tidak teratur. Status tanaman kelapa menurut Kabupaten di Maluku Utara dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Status Tanaman Kelapa Menurut Kabupaten

No. Provinsi/Kab Prod.

(ton) % Produktivi tas % Petani (KK) % 1 Halmahera Utara 70,853 30.60 1.80 139.15 33,194 29.88 2 Morotai 10,721 4.63 1.21 93.41 7,918 7.13 3 Halmahera Selatan 20,476 8.84 1.25 96.49 18,255 16.43 4 Halmahera Timur 6,783 2.93 0.70 54.27 10,181 9.16

(26)

25

No. Provinsi/Kab Prod.

(ton) % Produktivi tas % Petani (KK) % 5 Halmahera Barat 35,259 15.23 1.51 116.58 10,244 9.22 6 Halmahera Tengah 8,758 3.78 1.61 124.35 7,497 6.75 7 Kepulauan Sula 30,596 13.21 1.10 85.09 9,358 8.42 8 Taliabu 37,869 16.35 1.40 108.23 8,289 7.46 9 Tidore kepulauan 9,554 4.13 1.41 108.99 5,380 4.84 10 Ternate 702 0.30 0.95 73.44 779 0.70 Maluku Utara 231,571 100 1.29 111,095 100

Implementasi kebijakan di wilayah Maluku Utara salah satunya diterapkan melalui pengembangan program Kawasan pertanian berbasis korporasi. Kawasan pertanian adalah gabungan dari sentra-sentra pertanian yang memenuhi batas minimal skala ekonomi pengusahaan dan efektivitas manajemen pembangunan wilayah secara berkelanjutan serta terkait secara fungsional dalam hal potensi sumber daya alam, kondisi sosial budaya, faktor produksi dan keberadaan infrastruktur penunjang. Korporasi petani adalah Kelembagaan Ekonomi Petani berbadan hukum berbentuk koperasi atau badan hukum lain dengan sebagian besar kepemilikan modal dimiliki oleh petani. Kawasan pertanian berbasis korporasi petani adalah Kawasan Pertanian yang dikembangkan dengan strategi memberdayakan dan mengkorporasikan petani (Permentan No. 18/RC.040/4/2018).

Pendekatan yang dilakukan untuk mendorong pengembangan kawasan pertanian berbasis korporasi ini adalah Bridding leadership. Bridging leadership adalah gaya kepemimpinan yang fokus pada upaya untuk mendorong dan mempertahankan hubungan kerja yang efektif antara stakeholders yang memiliki input kolektif untuk membuat progress dalam menghadapi tantangan, memaksimalkan keunggulan komparatif setiap stakeholders dan membuat perubahan sosial secara berkelanjutan. Dilaksanakan berdasarkan nilai-nilai bersama, pemahaman bersama, dan tujuan bersama. Bridging Leadership sangat membantu dalam mendorong kolaborasi lintas sektoral antara pebisnis, masyarakat, dan pemerintah.

(27)

26 Gambar 14. Focus group discussion (FGD) Anjak di Halmahera Utara

4.2. Pengelolaan Sumberdaya Genetik (SDG)

Tujuan dan keluaran pengelolaan SDG tahun 2019 di Maluku Utara adalah : 1) pengelolaan koleksi SDG tanaman lokal Maluku Utara; 2) penguatan kelembagaan KOMDA SDG Maluku Utara; 3) pendaftaran 4 varietas lokal SDG Maluku utara. Sedangkan keluaran yang diharapkan adalah : 1) terkelolanya koleksi SDG tanaman lokal Maluku Utara; 2) meningkatnya peran KOMDA SDG Maluku Utara; 3) terdaftarnya 4 varietas lokal SDG Maluku Utara. Manfaat dan dampak : 1)

terkonservasinya SDG Lokal Maluku Utara untuk pengembangan dan pemanfaatan secara komersil.

(28)

27 Tabel 4. Capaian Kinerja Kegiatan

No. Teknologi Spesifik

Lokasi/Terdiseminasi Penerima Manfaat

Keterangan Output Teknologi 1. Tanda Daftar Vareitas lokal (sudah

submit sebanyak 15 aksesi)

Pemda Kota Tikep, Ternate, Halbar, Haltim, & Halsel, Penangkar bibit, PPL, peneliti

Ternate (sukun), Tidore (Sukun), Haltim (Padi Gogo, Ubi Jalar), Halbar (k.tanah, Jagung), Halsel (ubi Jalar) 2. Terkonservasinya SDG tanaman

spesifik lokasi di Kebun Koleksi BPTP Peneliti, penyuluh, Masyarakat Bahan untuk kajian/pengambilan data, kunjungan lapang 3. Terkoordinasikannya pengelolaan & Pemanfaatan SDG dengan adanya KOMDA

Stake holders Tersosialisasinya ke stake holders terkait 4. Karakterisasi Varietas Lokal

Maluku Utara (untuk tahun 2020)

Peneliti &

penyuluh di BPTP

12 Aksesi Padi Gogo, Kopi 3 Aksesi, Sayur Lilin 2 Aksesi Tabel 5. Daftar Varietas yang didaftarkan Tahun 2019

No. Kabupaten/kota Komoditas Nama Aksesi

1 2 Ternate Ternate Sukun Sukun Ternate Hiri 3 4 Tidore Kepulauan Tidore Kepulauan Sukun Sukun Tidore Maitara

5 Halmahera Timur Padi ladang Bira Nona

6 Halmahera Timur Padi ladang Bira Ngositel

7 Halmahera Timur Padi ladang Bira Puti

8 Halmahera Timur Ubi jalar Batata Haltim 1

9 Halmahera Timur Ubi jalar Batata Haltim 2

10 Halmahera Barat Kacang tanah Bonci DM 1 11 Halmahera Barat Kacang tanah Bonci DM 2

12 Halmahera Barat Jagung Milu Tobaru 1

13 Halmahera Barat Jagung Milu Tobaru 2

14 Halmahera Selatan Ubi jalar Batata Halsel 1 15 Halmahera Selatan Ubi jalar Batata Halsel 2

(29)

28 Tabel 6. Kegiatan SDG yang sudah dilaksanakan

No. Uraian kegiatan Waktu Tempat keterangan

1 Seminar proposal Jan 2019 BPTP Sofifi 2 Persiapan lapangan; bajak,

olah tanah, pembuatan bedengan

Feb-Mar Kebun SDG

3 Tanam (konservasi & karakterisasi) Kacang tanah Bonci Padi lokal Haltim (4 aksesi) Padi lokal Halbar (2 aksesi) Bawang topo-cabe Jagung lokal Halbar Cabe lokal Tidore

Bawang topo (tanam ke-2) KT Bonci (tanam ke-2) Jagung lokal loloda (2 aksesi) 26 Feb 28 Feb 8 Maret 9 April 15 April 29 Mei 30 Ags 07 Sep 24 Okt Kebun SDG Panen 21 Mei 8 Juli, 18-22 Juli 24-25 Juli 2 Juli 20 Juli OPT 28 Nov 2 Des Pertumbuhan 4 Pemeliharaan tanaman perkebunan

Jan - Des Kebun SDG Upaya konservasi (kelapa, cengkeh, pala)

5 Pemeliharaan tanaman dan pangan

Jan - Des Kebun SDG Pisang, Ubi jalar, ubi kayu (tambahan koleksi alpukat, dan sukun)

6 Koordinasi penguatan KOMDA SDG

20 Maret BT Aketajawe

Terkait lebah raksasa 7 Koordinasi PEMDA Maret

12 Juli 15 Juli 16 Juli 1 Ags 15-16 Okt 8 Nov 26 Nov Halut Tidore Ternate Halbar Halsel Haltim Ternate Tidore Penyerahan sertifikat PVT Penandatanganan form Varlok Sosialisasi pendaftaran varlok online

(30)

29

4.3. Kajian Peningkatan Produktivitas Pala

Kegiatan kajian peningkatan produktivitas pala mempunyai tujuan: 1) menentukan inovasi teknologi peningkatan produktivitas pala spesifik lokasi Maluku Utara; dan 2) meningkatkan produktivitas pala di Maluku Utara. Keluaran yang diharapkan dari kegiatan ini: 1) Inovasi teknologi spesifik lokasi Maluku Utara pada sektor hulu-perbenihan dan budidaya tanaman. Teknologi pembibitan pala secara vegeatif dengan sambung pucuk dan atau epicolty grafting untuk memastikan bibit berbuah dan cepat berproduksi. Teknologi sektor budidaya adalah pembuatan rorak, aplikasi pupuk NPK dan mikro (superpala); 2) Meningkatkan komponen hasil: buah, on going, aplikatif.

Prakiraan manfaat pada kegiatan kajian peningkatan produktivitas pala: 1) tersedianya teknologi inovasi peningkatan produktivitas pala di Maluku Utara yang aplikatif agronomis dan ekonomis; 2) tersedianya panduan-referensi untuk pengembangan dan peningkatan produktivias pala bagi Pemda/Dinas terkait serta akademisi. Prakiraan dampa kegiatan ini ; 1) mendukung investasi pengembangan kawasan pala di Maluku Utara; 2) menyiapkan dan menciptakan kerjasama penelitian pala selanjutnya.

Tabel 7. Capaian Kinerja Kegiatan Peningkatan Produktivitas Pala No. Teknologi Spesifik Lokasi Penerima

Manfaat

Keterangan Output Teknologi

1 Teknologi pemupukan (NPK) : cara aplikasi dosis_Rorak Petani pala (kooperator) Ternate dan Tobelo, IP2TP paket teknologi pemupukan

2 Aplikasi unsur mikro (superpala) untuk meningkatkan polinasi dan fruits setting Petani pala (kooperator) Ternate dan Tobelo, IP2TP paket teknologi aplikasi unsur mikro 3 sambung pucuk dan atau epicotly

grafting Petani pala (kooperator) Ternate dan Tobelo, IP2TP teknik perbanyakan bibit pala secara vegetatif.

(31)

30

4.4.

Kajian Peningkatan Produktivitas Cengkeh

Kegiatan kajian peningkatan produktivitas pala mempunyai tujuan: 1) meningkatkan produktivitas tanaman cengkeh; 2) Mengoptimalkan pemanfaatan lahan di sekitar tanaman cengkeh. Keluaran yang diharapkan dari kegiatan kajian ini: 1) Paket teknologi peningkatan produktifitas cengkeh spesifik lokasi; 2) Paket teknologi optimalisasi pemanfaatan lahan di sekitar tanaman cengkeh spesifik lokasi. Prakiraan manfaat : 1) Teknologi dapat diterima dan diterapkan petani/stakeholder; 2) Lahan sekitar tanaman cengkeh termanfaatkan. Sedangkan prakiraan dampak dari kegiatan ini adalah: 1) Bertambahnya pendapatan petani; 2) Terdiseminasinya teknologi spesifik lokasi; 3) Tersedianya data/informasi untuk bahan KTI.

Tabel 8. Analisis Tanah Lahan Cengkeh

No. Parameter Cengkeh 30 Thn Cengkeh 20 Thn Cengkeh 10 Thn

1 Kadar air (%) 3,76 3,67 3,77 2 Ph20 4,21 5,02 4,77 3 c-Organik (%) 1,48 2,4 1,52 4 N-Total (%) 0,16 0,24 0,16 5 P tersedia (ppm) 0,1 2,5 6,5 6 K (%) 0,004 0,11 0,28 7 Na (%) 0,05 0,04 0,04 8 Mg (%) 0,07 1,3 0,27 9 Ca (%) 0,01 0,02 0,01

(32)

31 Pada Tabel ini menunjukkan bahwa: 1) pH agak sesuai untuk pertumbuhan tanaman cengkeh; 2) Kandungan hara, umumnya sgt rendah sd. rendah, krn tanaman tidak pernah dipupuk; 3) Kriteria N (0,21 – 0,75 %); P (P2O5) 7-15 %; K (K2O) 20-60 %; Mg 1-8 %; 4) Aplikasi pupuk NPK berdasarkan data analisis hara daun; 5) CH = 1700 mm/thn; 6) HH = 95 hr/thn; 7) Tinggi t4 = 200-250 m dpl; 8) Bulan kering = 2-3 bulan.

Permasalahan pokok yang dihadapi petani cengkeh di Maluku Utara adalah : 1) musim panas berkepanjangan tanaman kekurangan air; 2) tertundanya aplikasi pupuk dan paclobutrazol tahap kedua; 3) introduksi Introduksi tanaman sela tidak dapat dilakukan pada tanaman umur 20-30 tahun karena tingginya naungan; 4) penyuluh pendamping belum maksimal. Solusi/tindakan yang diambil : 1) Melakukan penyiraman tanaman cengkeh setiap hari; 2) Menunggu musim hujan stabil; 3) Memaksimalkan areal lahan di sekitar tanaman cengkeh muda (<10 tahun); 4) Pembinaan penyuluh secara berlanjut. Kesimpulan yang didapat pada kegiatan peningkatan produktivitas cengkeh ini: 1) Tanaman cengkeh mulai berbunga pada umur 5-6 bulan setelah aplikasi teknologi (pada semua umur tanaman); 2) Introduksi paket teknologi (pupuk NPK dan ZPT paclobutrazol) mengurangi jumlah bercak CDC dan meningkatkan ketebalan daun pada umur tanaman <10 tahun sedangkan umur 20 dan 30 tahun tidak (cenderung tetap); 3) Aplikasi paket teknologi juga menghasilkan kadar klorofil yang lebih besar dibandingkan control; 4) Paket teknologi tanaman sela memberikan hasil tan. tomat 1.100 kg (harga Rp 10.000-15.000/kg; tambahan penghasilan kotor 11-16,5 juta/MT) dan cabai rawit (akan panen awal tanggal 23 Des. 2019); 5) Pengamatan pada tanaman cengkeh (2 tahun) selama 8 kali (interval 2 minggu) menunjukkan pertumbuhan tinggi tanaman, panjang ruas tunas apical, ketebalan daun dan jumlah pucuk yang melambat tapi pertumbuhan tetap normal. Saran pada kegiatan ini: 1) Introduksi teknologi pemupukan dan paclobutrazol berlanjut; 2) Teknologi alternatif (panen air dan pipanisasi) penting untuk optimalisasi lahan kering di sekitar tanaman cengkeh muda; 3) Pembinaan penyuluh lapangan harus ditingkatkan; 4) Inisiasi kerjasama litbangji dengan pihak eksternal perlu untuk ditindaklanjuti terutama utk teknologi/output yang dihasilkan.

(33)
(34)

33

5.

CAPAIAN KINERJA DISEMINASI

5.1. Taman Agroinovasi dan Obor Pangan Lestari (OPAL)

Taman agroinovasi adalah media diseminasi yang digunakan BPTP Maluku Utara dalam mempercepat transfer teknologi ke pengguna. Taman agroinovasi merupakan wahana untuk stakeholder, mahasiswa, pelajar, petani dan masyarakat pertanian lainnya dalam belajar dan memperoleh informasi teknologi pertanian baik tanaman pangan, hortikultura, perkebunan dan peternakan. Layanan Tagrimart BPTP meliputi (1) Bimbingan teknis mengenai Teknik budidaya tanaman sayuran, hidroponik, pemanfaatan lahan pekarangan B2SA, dinamika kelompok, pengelolaan keuangan (kas), olahan pasca panen, kursus tani, (2) PKL, Magang/Kuliah lapang dengan Politek Padamara, Tobelo dan Faperta Unkhair, Ternate) dan Gapoktan binaan BPP Oba Utara, dan (3) Pendampingan Produksi dan distribusi benih sayuran, untuk: KRPL, OPAL, SKPD, Narasumber KRPL, OPAL, TaniMas, Kursus Tani, publikasi media social (Youtube, Instagram, Facebook)

Taman Agroinovasi BPTP Maluku Utara menampilkan VUB Badan Litbang Pertanian yaitu: varietas kacang tanah kelinci dan kancil, bawang merah mentes dan beberapa VUB sayuran seperti: kangkung sutera, cabe rawit prima agrihot, timun mars, tomat zamrud, dan caisin Iv 145.

Taman Agroinovasi BPTP Maluku Utara mendapat kunjungan dari beberapa kelompok tani di kecamatan Oba Utara sebanyak 30 orang, penyuluh, mahasiswa dan juga ibu-ibu rumah tangga warga sekitar kantor yang datang untuk membeli sayuran.

Gambar 14. Teknologi Inovatif Pemanfaatan Pekarangan (kiri) dan farmer field day di Tagrimart BPTP

(35)

34 Gambar 15. Layanan Tagrimart BPTP Malut

(36)

35 Gambar 17. Display Tagrimart BPTP Malut

5.2. Rancang Bangun Kawasan Pertanian Sejahtera (SAPIRA)

Rancang bangun kawasan pertanian sejahtera (SAPIRA) dilaksanakan melalui pengembangan sistem usaha agribisnis hulu-hilir dan terintegrasi, dengan penerapan dan pemanfaatan teknologi maju, (teknologi revolusi industri 4.0). SAPIRA juga merupakan suatu model diseminasi inovasi pertanian hasil Balitbangtan maupun luar Balitbangtan. Perwujudan dilapangan nantinya adalah terbangun dan berkembangnya sistem intensifikasi dan diversifikasi usaha agribisnis dan atau agroindustri di suatu kawasan pertanian.

Tujuan pengembangan kawasan pertanian sejahtera adalah: (1) meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat, (2) mempercepat proses diseminasi dan adopsi teknologi inovatif, (3) mewadahi dan mensinkronkan program pembangunan pertanian, (4) mewujudkan sistem pertanian berkelanjutan, (5) menumbuhkembangkan usaha agribisnis, dan (6) meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat.

SAPIRA di Maluku Utara didesain di Kecamatan Galela, Kab. Halmahera Utara dengan komoditi utama adalah pala. Rancang bangun ditujukan untuk menganalisis kondisi saat ini dan merancang kondisi kedepan serta merumuskan rencana aksi untuk dilaksanakan di tahun depan.

(37)

36 5.3. Permberdayaan Instalasi Penelitian dan Pengkajian Teknologi Pertanian

(IP2TP) Bacan

Kegiatan yang dilaksanakan di IP2TP Bacan diantaranya adalah: 1) Melakukan perbanyakan bibit pala dan kopi sebagai komoditi spesifik Pulau Bacan sebanyak @ 5.000 bibit; 2) Melakukan perbanyakan bibit tanaman buah eksotik dan spesifik Maluku Utara yaitu duku Bacan, alpukat Bacan, mangga Dodol, Keragaan pisang sebanyak @1000 bibit; 3) Melakukan perbanyakan benih padi gogo dan jagung sebanyak 1000 Kg; 4) Memelihara koleksi SDG yang ada dan mengkonservasi SDG yang sudah pernah dikarakterisasi; 5) Membangun 1 unit show window teknologi dan agrowidyawisata tanaman perkebunan dan obat; 6) Menginisiasi layanan klinik agribisnis dan bimbingan teknis di KP Bacan. Output dari kegiatan yang dilaksanakan di IP2TP Bacan adalah: 1) Tersedianya bibit tanaman perkebunan pala dan kopi sebanyak @ 5.000 bibit; 2) Tersedianya bibit tanaman buah duku Bacan, Alpukat Bacan, Mangga dodol, Keragaan pisang lokal sebanyak @ 1000 bibit; 3) Tersedianya benih padi gogo dan jagung sebanyak @1000 Kg; 4) Terpeliharanya koleksi SDG; 5) Terbangunnya 1 unit show window teknologi dan agrowidyawisata tanaman perkebunan dan obat; 6) Tersedianya layanan klinik agribisnis dan bimbingan teknis di KP Bacan. Sedangkan prakiraan dampak dari kegiatan permberdayaan IP2TP ini adalah: 1) Meningkatnya potensi PNBP di KP Bacan; 2) Seed capital di KP Bacan berpotensi menuju pengelolaan KP mandiri ; 3) Petani dan penyuluh mudah mengakses layanan teknologi terbaru.

(38)

37 Kegiatan koordinasi dengan Dinas Pertanian Halsel juga dilakukan oleh IP2TP Bacan. Langkah koordinasi tersebut diantaranya adalah: komununikasi program, sinergi program, perndaftarn IP2TP sebgai produsen benin di BP2STP (legalitas sertifikat benih), koordinasi identifikasi, dan inventarisasi data pohon induk dan calon benih sumber tanaman perkebunan, sinergi perbenihan buah: alpukat, duku dan mangga. Jenis perbenihan yang dilakukan di IP2TP Bacan: perbenihan tanaman duku, alpukat, mangga, pisang, kopi dan lamtoro.

Tabel 11. Populasi Tanaman Blok Tanaman Campuran IP2TP Bacan

No. Nama

Komoditi/Blok

Tahun Tanam

Jumlah Populasi Tanaman (Pohon) Jlh tanaman Produksi Belum Produksi 1 Duku 2006 11 11 2 Nangka 2016 8 2 6 3 Sirsak 2019 26 26 4 Alpukat 1995 12 12 5 Langsa 1998 7 3 4 6 Mangga 2006 11 3 8 7 Rambutan 2014 14 4 10 8 Buah Naga 2017 17 11 6 9 Kedondong 2006 11 1 10 10 Kelengkeng 1996 2 2 11 Durian 1998 5 5 12 Jambu 2004 1 1

IP2TP Bacan juga melakukan show window agrowidyawista tanaman perkebunan dan obat, yang bertujuan: a) membangun zona tanaman obat lokal; b) pemeliharaan kebun produksi; c) introduksi teknologi peningkatan produktivitas dan kerjasama edukasi.

(39)

38 Gambar. Koordinasi dan Kunjugan oleh IP2TP Bacan

5.4. Pendampingan Gerakan Petani Milenial

Tujuan kegiatan pendampingan gerakan petani milenial ini adalah : 1) Mempercepat penyebaran inovasi teknologi Badan Litbang Pertanian; 2) Meningkatkan kemampuan petani melalui pembelajaran dalam menerapkan inovasi teknologi baru. Keluaran dari kegiatan ini: 1) Penerapan dan adopsi inovasi teknologi Badan Litbang Pertanian semakin cepat serta meluas; 2) Meningkatnya kemampuan petani dalam menerapkan inovasi teknologi baru bagi usahataninya. Sedangkan prakiraan dampak kegiatan: 1) Tumbuh dan berkembangnya generasi petani milenial; 2) Terpenuhinya kebutuhan pangan untuk masyarakat Maluku Utara; 3) Tercapainya kesejahteraan masyarakat petani di Maluku Utara.

Tabel 12. Kegiatan yang telah dilaksanakan

No. Uraian Kegiatan Waktu Tempat Keterangan

1 Menghadiri Launching Santri Tani Milenial

23-26 Jan. 2019 Lapangan Pasar Munding, Desa Kamulyaan, Kecamatan Manonjaya, Kabupaten Tasikmalaya

Kegiatan dibuka oleh Menteri Pertanian (Dr. Andi Arman Sulaiman) dan diikuti 10.000 santri dari seluruh Indonesia 2 Partisipasi dalam

Pekan Daerah (PEDA) Tahun 2019 23-26 Apr. 2019 Tobelo, Halmahera Utara Peserta pameran dalam rangkaian acara PEDA 2019; Seluruh Kabupaten/kota se-Maluku Utara

(40)

39

No. Uraian Kegiatan Waktu Tempat Keterangan

3 Inisiasi Pembentukan Koperasi Petani 17-18 Mei 2019 Desa Sukamaju, Halmahera Utara Pertemuan awal perencanaan pembentukan koperasi petani 4 Rapat Pembentukan

Koperasi “Agro Karya Bersama” 26 Juni 2019 Desa Sukamaju, Tobelo Barat, Halmahera Utara Peserta 35 Orang (BPTP Malut, Petani, Peternak, PPL) 5 Pengukuhan Pengurus dan Pengawas Koperasi “Agro Karya Bersama” 27 Juni 2019 Desa Sukamaju, Tobelo Barat, Halmahera Utara Pengukuhan oleh Kadis KUKM Kab. Halut; peserta 35 orang (BPTP Malut, Petani, Peternak, PPL, Staf Dinas KUKM Halut) 6 Bimbingan Teknis Peningkatan Indeks Pertanaman Padi 17 dan 19 September 2019

Desa Tutu Maleo, Kec. Galala

Lokasi cetak sawah 2017 (luas 100 Ha) 7 Pelatihan Tematik Kelapa 9 Oktober 2019 Desa Sukamaju, Kec. Tobelo Barat, Kab. Halmahera Utara Kerjasama dengan BBPP Lembang, Distan Prov. Malut, Distan Kab. Halut, Gapoktan Lembu Jaya

8

Pemanfaatan Android Untuk Verifikasi Luas Baku Lahan Sawah di Pulau Morotai 16-19 November 2019 Kabupaten Pulau Morotai Aplikasi penggunaan Avenza Map dalam pemetaan lahan sawah 9 Rapat Kerja Balitbangtan Tahun 2019 25-27 November 2019 Balitiserealia – Maros, Prov. Sulawesi Selatan Peserta RAKER Balitbangtan yang dihadiri oleh 315 orang, UK/UPT Lingkup Balitbangtan (Pejabat Struktural, Peneliti, dan Penyuluh) 10

Temu Usaha Korporasi Petani Berbasis Kelapa dan Sapi di Halmahera Utara 10 Desember 2019 Desa Sukamaju, Kec. Tobelo Barat, Kab. Halmahera Utara Pemberdayaan dan upaya menjalin kerjasama pemasaran kopra putih dan arang tempurung

(41)

40

5.5. Pengembangan Model Pertanian Bio-Industri

Bioindustri adalah industri yang menggunakan makhluk hidup baik nabati maupun hewani sebagai bahan baku. Prinsipnya sama dengan industri lainnya, yakni input-proses-output yang keberhasilannya sangat bergantung kepada efesiensi usaha. Pertanian bioindustri merupakan sistem pertanian yang mengelola dan memanfaatkan secara optimal seluruh sumberdaya hayati, termasuk biomassa atau limbah organik pertanian bagi kesejahteraan masyarakat dalam ekosistem secara harmonis.

Kegiatan bioindustri yang diselenggarakan mempunyai tujuan : 1) menghitung potensi biomassa tanaman kakao dan kopi dengan melakukan metode alometrik; (2) melakukan upaya peningkatan produksi tanaman kakao; (3) pemanfaatan limbah tanaman kakao dan kopi untuk kompos dan pakan; (4) menyusun model diseminasi pengembangan inovasi teknologi pertanian bioindustri berbasis kakao-kopi di Kabupaten Halmahera Selatan; (5) melaksanakan ekspose/pameran untuk mendiseminasikan teknologi pertanian bioindustri; (6) menjadikan kawasan bioindustri sebagar research station sekaligus sebagai training center dan display teknologi.

Output/keluaran yang diharapkan dari kegiatan bioindustri adalah: 1) Potensi Biomassa tanaman kakao dan kopi dengan metode Alometrik; 2) Melakukan upaya peningkatan produksi tanaman kakao; 3) kompos dan pakan dari limbah tanaman kakao dan kopi; 4) Model dan Media diseminasi

(42)

41 Pengembangan inovasi teknologi pertanian Bioindustri berbasis Kakao-Kopi di Kabupaten Halmahera Selatan Maluku Utara; 5) Terlaksana ekspose/pameran untuk mendiseminasikan teknologi pertanian bioindustri; 6) Kawasan bioindustri sebagai research station sekaligus sebagai training center dan display teknologi.

(43)

42 5.6. Peningkatan Indeks Pertanaman melalui pengembangan Pola Tanam dan

Sumber Daya Air

Pengembangan plot tanam dan sumber daya air bertujuan: 1 Mengidentifikasi dan menginventarisasi potensi sumber daya air dan luas layanan pemanfaatan lahan untuk rekomendasi pembangunan infrastruktur dan tata kelola air di Maluku Utara; 2) Mengidentifikasi pengelolaan sumber daya air berdasarkan kearifan lokal pada

agroekosistem tertentu di Maluku Utara; 3) Melaksanakan percontohan penerapan inovasi teknologi tumpangsari tanaman (turiman) jagung, padi gogo, dan kedelai dalam peningkatan indeks pertanaman di lahan tadah hujan di Maluku Utara; 4) Meningkatkan peran Tim Gugus Tugas Katam dalam verifikasi SI Katam Terpadu serta memperoleh umpan baliknya di Provinsi Maluku Utara. Keluaran dari kegiatan ini : a) data porensi dan pemanfaatan infrastruktur SDA; b) data kearifan lokal dan pengelolaan SDA; c) paket teknologi peningkatan IP; d) peningkatan peran tim gugus tugas KATAM.

Tabel 14. Verifikasi Luas Baku Lahan Sawah

KAB. DATA BPS 2016 DATA BPN SHP N P T TOTAL SELISIH Hlmahera barat 504,5 575 53 357 522 931 70 Halmahera selatan 957 677 66 96 611 773 -280 Halmahera tengah 1469,7 985 29 121 956 1.105 -485 Halmahera timur 5045 4.943 259 698 4.684 5.641 -102 Halmahera utara 2024 1.191 57 504 1.134 1.696 -833 Kepulauan sula 200 43 12 43 55 -157 Tidore kepulauan 90 77 2 185 75 262 -13 Pulau morotai 2428 360 16 255 343 614 -2.068

(44)

43 KAB. DATA BPS 2016 DATA BPN SHP N P T TOTAL SELISIH Pulau taliabu 350 166 166 166 -184 Ternate 0 Total 13.068 9.016 482 2.227 8.534 11.243 -4.052

5.7. Forum komunikasi dan Peningkatan Koordinasi dan Penyuluhan Hasil Inovasi Kegiatan Forum komunikasi dan

Peningkatan Koordinasi dan Penyuluhan Hasil Inovasi bertujuan: 1) Mengkonsolidasikan programa dan Sumberdaya penyuluhan di daerah; 2) Merumuskan rekomendasi paket teknologi hasil litkaji spesifik lokasi dikembangkan di daerah; 3) Mendiseminasikan hasil inovasi pertanian Balitbangtan kepada pengguna

(Temu teknis / workshop, pameran, penyuluhan, dan pertemuan). Keluaran atas kegiatan ini adalah: 1) Database program dan sumberdaya penyuluhan di Kab/Kota; 2) Satu teknologi hasil litkaji Speklok yang di kembangkan di Daerah; 3) Data respon dan umpan balik dari pengguna. Sedangkan prakiraan dampak kegiatan ini adalah Percepatan Diseminasi hasil inovasi pertanian Balitbangtan kepada pengguna untuk diadopsi dan diadaptasikan dalam mendukung pembangunan pertanian di daerah dan Peningkatan pengetahuan dan keterampilan pengguna/adopter dalam pengembangan penerapan teknologi pertanian spesifik lokasi.

(45)

44 Tabel 15. Kegiatan yang telah dilaksanakan

Uraian Kegiatan Waktu Tempat

BIMBINGAN TEKNIS - Aplikasi pemetaan basis

android (Avenza)

18 Maret 2019 Sofifi - Aplikasi Paclobutrazol

pada tanaman Cengkeh.

4 – 5 April 2019 Sofifi – Ds. Telaga Jaya (Haltim)

21 November 2019 Ternate 30 Oktober 2019 Halsel - KRPL dan OPAL 27 September 2019 Ternate Workshop Koordinasi

Penyuluhan

2 – 6 April 2019 Bogor Pameran Pekan Daerah 22 -25 April 2019 Halut Penyusunan Programa

(Kota TIKEP)

02 Mei 2019 TIKEP Pendampingan Kursus

Tani

6 – 7 November 2019 Oba Utara & Tengah 11 – Desember 2019 Morotai

Rakor Program

Penyuluhan Maluku Utara

23 Desember 2019 Ternate/Sofifi Kaji Terap

(Jagung-Kedelai)

Agustus - sekarang Sofifi

5.8. Visitor Plot Tanaman Perkebunan dan Tanaman sela Program kegiatan Visitor plot tanaman perkebunan dan sela bertujuan : 1) Melestarikan varietas-varietas lokal komoditas pala, kakao, cengkeh, kelapa, kopi, kayu manis dan panili; 2) Melakukan pemeliharaan komoditas tanaman perkebunan pala, kakao, cengkeh, kelapa, kopi, kayu manis, dan panili; 3) Menyebarluaskan hasil-hasil pengkajian kepada petani pada khususnya dan masyarakat pada umumnya melalui kegiatan publikasi informasi diseminasi inovasi pertanian

melalui PEDA di Halut dan demplot di KP Bacan Kabupaten Halmahera Selatan. Keluaran kegiatan ini: 1) Terpeliharanya kebun koleksi komoditas tanaman pala, kakao, cengkeh, kelapa, kopi, kayu manis dan panili; 2) Terpeliharanya komoditas

(46)

45 tanaman pala, kakao, cengkih, kelapa, kopi, kayu manis dan panili; 3) Tersebarluasnya hasil-hasil pengkajian kepada petani pada khususnya dan masyarakat pada umumnya melalui kegiatan publikasi informasi diseminasi inovasi pertanian melalui PEDA di Halut dan demplot di KP Bacan Kabupaten Halmahera Selatan.

Penyebaran informasi yang telah dilakukan diantaranya Kunjungan wisata edukasi dari PAUD berjumlah 50 orang terdiri dari anak didik, guru dan orang tua didik. Materi yang disampaikan : cara menanam tanaman kopi. Kegiatan berikutnya adalah kunjungan penyuluh, petani dan stakeholder lainnya berjumlah 165 orang terdiri dari kunjungan perorangan, kelompok dan acara ekspose kopi dan kakao di lokasi visitor plot. Berpartisipasi acara PEDA di Kab. Halmahera Utara, mareri yang diekspos adalah hasil-hasil kajian yang telah dikaji oleh Badan Litbang Pertanian dan Tanaman SDG Maluku Utara. Peserta yang berkunjung peserta 80 orang.

(47)

46 6. CAPAIAN KINERJA PERBENIHAN

6.1. Produksi Benih Padi Kelas ES

Kebutuhan masyarakat untuk mengkonsumsi bahan makan seharusnya bisa dipenuhi sendiri tanpa harus mendatangkan bahan pangan dari daerah lain. Produksi beras Maluku Utara dari luas sawah 11.000 hektar adalah sebesar 70.000 gabah kering giling, sementara kebutuhan untuk konsumsi masyarakat Maluku Utara sekitar 120.000 ton per tahun atau ada kekurangan sekitar 50.000 ton (Bappenas, 2015). Walaupun produksi padi di Maluku Utara cenderung meningkat, namun produktivitasnya masih rendah. Kegiatan ini dilaksakan di Kabupaten Halmahera timur yang bertujuan untuk memproduksi benih padi Kelas ES sebanyak 6.000 kg dan mendistribusikan hasil benih bersertifikat ke petani dan atau gapoktan sebanyak benih yang diproduksi (6.000 kg) dan lulus uji laboratorium BP2STP Malut. Produksi benih padi yang dihasilkan adalah padi varietas Inpari 32 sebanyak 2800 Kg, Inpari 43 sebanyak 2500 Kg, dan Rindang 2 sebanyak 300 Kg sedangkan kekurangan 400 Kg masih menunggu waktu panen yang akan diperkirakan pada awal Januari 2020.

(48)

47

Gambar. Kegiatan produksi benih padi kelas ES

6.2. Produksi Benih Sebar Sukun

Sukun (Artocarpus communis) atau "Amo" dalam bahasa lokal Maluku Utara, merupakan salah satu tanaman multi fungsi yang banyak dibudidayakan di Maluku utara. Buah sukun cukup banyak mengandung karbohidrat, sehingga mempunyai potensi sebagai bahan pangan alternatif untuk pengganti beras (diversivikasi pangan) dalam mendukung ketahanan pangan dan bahan olahan lainnya. Dalam beberapa tahun belakangan, populasi pohon Sukun di Maluku Utara semakin berkurang akibat banyaknya penebangan pohon sukun yang ada di pekarangan maupun pohon yang sudah tua. Untuk itu, perlu adanya pengembangan perluasan areal tanaman sukun di Maluku Utara.

BPTP Maluku Utara sebagai salah satu UPT Kementerian Pertanian berupaya untuk mendukung program pengembangan areal sukun di Maluku Utara. Dukungan tersebut dilakukan dengan melakukan kegiatan inovasi pembibitan sukun untuk menghasilkan bibit sukun yang bermutu dan berkualitas. Inovasi pembibitan sukun dilakukan dengan beberapa perlakuan, yaitu diberikan

(49)

48 ZPT (Rootone F, Atonik) dan Mikoriza sebagai hormon tumbuh pada stek yang disediakan. Adapun sumber bibit stek sukun tesebut diambil dari kultivar unggul sukun yang ada di Pulau Maitara, Tidore, Ternate, Moti dan Hiri. Habitatnya berada di tepian pantai hingga ke kebun, dan pekarangan dengan topografi datar hingga berlereng. Tahun 2019 BPTP Maluku Utara mampu memproduksi bibit sukun sebanyak 2500 batang sedangkan yang telah didistribusikan kepada masyarakat sebanyak 1844 batang.

Gambar. Kegiatan Produksi Perbenihan Sukun

6.3. Produksi Benih Sebar Pala

Provinsi Maluku utara merupakan daerah penghasil pala terbesar di Indonesia, Pala tersertifikasi sudah cukup banyak diantaranya Pala Ternate, Pala Jaya (Tidore), Pala Tobelo dan Pala Patani. Banyaknya pala yang sudah tersertifikasi memudahkan dalam mendaptkan benih yang berkualitas. Dalam kegiatan pembibitan tanaman

perkebunan bibit pala yang diusahakan adalah Pala Ternate, Pala tidore dan Pala Tobelo di mana produksi ketiga varietas pala tersebut sudah teruji. Kendala memperoleh benih yang baik adalah karena biji pala yang akan digunakan sebagai benih sebaiknya benih yang tua dan jatuh dari pohonnya sehingga membutuhkan waktu yang lama.

Benih Pala Tobelo 1 yang dikecambahkan sebanyak 6500 benih, sudah pindah kecambah 1000 bibit. selebihnya menunggu berkecambah dan untuk kegiatan pendistribusian bibit pala belum dilakukan karena masih menunggu proses sertifikasi. Selain melakukan perbenihan bibit pala secara generatif, BPTP

(50)

49 Maluku Utara juga melaksanakan perbenihan bibit pala secara vegetatif yaitu sambung pucuk.

Gambar. Perbenihan Pala secara generatif dan vegetatif

6.4. Pemeliharaan Benih Kelapa

Maluku Utara merupakan provinsi kepulauan yang terdiri dari pulau-pulau besar dan kecil. Pulau pulau ini dikelilingi oleh banyak pantai yang indah nan eksotis sehingga tak heran dipulau ini banyak ditumbuhi oleh pohon pohon kelapa. Tanaman kelapa tersebar luas hampir di seluruh Provinsi Maluku Utara dan memiliki potensi yang besar untuk bisa dikembangkan, terutama jenis kelapa dalam. Namun permasalahannya adalah budidaya yang dilakukan masyarakat setempat belum berdasarkan anjuran rekomendasi sehingga produktivitas masih rendah. BPTP Maluku Utara sebagai salah satu UPT Kementerian Pertanian berupaya untuk mendukung program pengembangan kelapa di Maluku Utara. Dukungan tersebut dilakukan dengan melakukan kegiatan inovasi pembibitan kelapa untuk menghasilkan bibit kelapa yang bermutu dan berkualitas. Inovasi pembibitan kelapa dalam dilakukan dengan Perlakuan media dan mikoriza yang menghasilkan bibit memiliki penciri fisiologis-molekuler mirip dengan tanaman induknya. Pada tahun 2019, BPTP Maluku Utara telah berhasil memproduksi bibit kelapa dalam sebanyak 1.250 bibit dan sudah disalurkan ke kelompok tani.

(51)

50 Gambar. Perbenihan Kelapa Dalam

(52)

51

7. CAPAIAN KINERJA KERJASAMA

Inisiasi Kerjasama penelitian pertanian di

Maluku Utara ini dilakukan untuk

mempercepat penemuan atau perakitan

teknologi baru berdasarkan penguasaan

ilmu

pengetahuan

dan

teknologi

(IPTEK); meningkatkan promosi dan

mempercepat

diseminasi

/penyebarluasan

inovasi

teknologi

pertanian; meningkatkan peran serta Mitra Kerjasama dalam kegiatan

penelitian, pengkajian dan pengembangan pertanian; mengoptimalkan

pemanfaatan peneliti UK/UPT dan meningkatkan pelayanan kepada

pihak-pihak yang membutuhkan; dan/atau meningkatkan penggunaan fasilitas

dan sumber daya lainnya yang dimiliki oleh Mitra Kerjasama. Lingkup

kegiatan ini mencakup inisiasi jejaring kerjasama dengan Pemerintah

Daerah dan berpartisipasi dalam Dewan Riset Daerah Provinsi Maluku

Utara. Tahun 2019 BPTP Maluku Utara memiliki 3 kerjasama dengan

instansi/lembaga terkait yaitu:

7.1. Memorandum Of Understanding (MoU)

Gambar

Gambar 1. Peta Wilayah Kerja BPTP Maluku Utara
Gambar 2. Struktur Organisasi BPTP Maluku Utara
Gambar 4. Teknologi mendukung UPSUS Pajale
Gambar 6. Rakor UPSUS (atas) dan Bimbingan Teknis UPSUS peningkatan IP  Pajale di Halmahera Utara (bawah)
+7

Referensi

Dokumen terkait

(2) Pusat Pengembangan Bisnis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dipimpin oleh seorang Kepala yang diangkat oleh Rektor, berada di bawah dan bertanggung jawab

semangat dirinya dan dapat menimbulkan sikap yang tidak sesuai. Sebuah pilihan bagi individu untuk memaksimalkan apa yang saat ini bisa dilakukan meski dengan

Laboratorium diseminasi adalah unit fungsional dari BPTP yang melakukan pengkajian dan pengembangan diseminasi, serta perakitan materi diseminasi teknologi pertanian yang

Berdasarkan uraian diatas maka Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Sulawesi Tenggara T.A 2012 melakukan kegiatan M-KRPL dengan tujuan Meningkatkan

pengembangan kelembagaan usaha, dan 6) peningkatan konsumsi dan akselerasi ekspor. Semua program di atas dapat dilakukan melalui peningkatan daya saing dan

Pernyataan singkat berikut diberikan oleh ardina juga sependapat dengan yang diberikan oleh murid lainnya jika terdapat murid yang belum mengerti, maka Nubuat

Dari grafik 4.3 diatas, menunjukkan bahwa adanya pola linear antara nilai-nilai kemampuan menyelesaikan soal unsur-unsur bangun ruang sebagai variabel bebas dengan

Melakukan koordinasi dengan seluruh koordinator seksi terkait kebutuhan dana yang ada di masing-1.