• Tidak ada hasil yang ditemukan

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Hal. 1 dari 20 hal Putusan Nomor 215 K/PID.SUS/2017

PUTUSAN

Nomor 215 K/PID.SUS/2017

DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

MAHKAMAH AGUNG

memeriksa dan mengadili perkara pidana khusus pada tingkat kasasi telah memutuskan sebagai berikut dalam perkara Terdakwa :

V. Nama : STEFANI ANDREA LYVIANA PUTRI alias MEMEY binti ANDRE;

Tempat lahir : Tuban;

Umur/Tanggal lahir : 26 Tahun/12 April 1989; Jenis kelamin : Perempuan;

Kebangsaan : Indonesia;

Tempat tinggal : Desa Wanglewtan RT 04 RW 02, Kecamatan Sinori, Kabupaten Tuban (Jawa Timur);

A g a m a : Kristen; Pekerjaan : Tidak ada;

Yang diajukan di muka persidangan Pengadilan Negeri Banjarmasin sebagai Terdakwa V bersama-sama dengan para Terdakwa:

I. Nama : MARDIANSYAH alias MARHADI alias ANANG

bin TAUFIK RACHMAN;

Tempat lahir : Banjarmasin;

Umur/Tanggal lahir : 37 Tahun/15 Mei 1979; Jenis kelamin : Laki-laki;

Kebangsaan : Indonesia;

Tempat tinggal : Jalan Ir. PM. Noor samping Gang Perdamaian RT Nomor Kelurahan Pelambuan, Kecamatan Banjarmasin Barat, Kota Banjarmasin;

A g a m a : Islam; Pekerjaan : Dagang;

II. Nama : MUHAMMAD ABDUH alias UTUH alias GENDUT

bin JUMANSYAH;

Tempat lahir : Banjarmasin;

Umur/Tanggal lahir : 25 Tahun/21 Desember 1991; Jenis kelamin : Laki-laki;

Kebangsaan : Indonesia;

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(2)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Hal. 2 dari 20 hal Putusan Nomor 215 K/PID.SUS/2017

Tempat tinggal : Jalan Pekapuran Raya RT 10 Nomor 71, Kelurahan Pekapuran Raya, Kecamatan Banjarmasin Timur, Kota Banjarmasin;

A g a m a : Islam; Pekerjaan : Tidak ada;

III. Nama : ABDUL HARIS alias HARIS NAGA bin M.ARSAD; Tempat lahir : Awayan;

Umur/Tanggal lahir : 47 Tahun/30 Desember 1969; Jenis kelamin : Laki-laki;

Kebangsaan : Indonesia;

Tempat tinggal : Jalan Pekapuran Raya Gang Seroja, RT.18 RW.00 Kelurahan Pekapuran Raya, Kecamatan Banjarmasin Timur, Kota Banjarmasin;

A g a m a : Islam; Pekerjaan : Swasta;

IV. Nama : AHMAD SULAIMI alias HAJI IMI bin H. YUSRAN; Tempat lahir : Pemangkih;

Umur/Tanggal lahir : 45 Tahun/2 Januari 1971; Jenis kelamin : Laki-laki;

Kebangsaan : Indonesia;

Tempat tinggal : Jalan Pekapuran B Laut RT 10 Nomor 68, Kelurahan Pekapuran Laut, Kecamatan Banjarmasin Tengah, Kota Banjarmasin;

A g a m a : Islam; Pekerjaan : Tidak ada;

Terdakwa diajukan di depan persidangan Pengadilan Negeri Banjarmasin karena didakwa dengan dakwaan sebagai berikut:

DAKWAAN PRIMAIR:

Bahwa mereka Terdakwa I. Abdul Haris alias Haris Naga bin M. Arsad, Terdakwa II. Mardiansyah alias Marhadi alias Anang bin Taufik Rachman, Terdakwa III. Muhammad Abduh alias Utuh alias Gendut bin Jumansyah, Terdakwa IV. Ahmad Sulaimi alias Haji Imi bin H. Yusran dan Terdakwa V. Stefani Andrea Lyviana Putri alias Memey binti Andre, baik secara sendiri sendiri maupun secara bersama-sama, pada hari Rabu tanggal 6 Januari 2016 sampai dengan hari Senin tanggal 11 Januari 2016 atau setidak-tidaknya pada

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(3)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Hal. 3 dari 20 hal Putusan Nomor 215 K/PID.SUS/2017

bulan Januari 2016, atau setidak-tidaknya dalam tahun 2016, bertempat di Lembaga Pemasyarakatan Anak Martapura dan Lembaga Pemasyarakatan Narkotika Desa Karang Intan Martapura, Kabupaten Banjar serta di Pelabuhan Bandjarmasin Jalan Barito Ilir, Kecamatan Banjarmasin Barat, Kota Banjarmasin, berdasarkan ketentuan Pasal 84 Ayat (2) KUHAP Pengadilan Negeri Banjarmasin berwenang untuk memeriksa dan mengadilinya, telah melakukan percobaan atau permufakatan jahat untuk melakukan tindak pidana kejahatan yaitu tanpa hak atau melawan hukum menawarkan untuk dijual, menjual, membeli, menerima, menjadi perantara dalam jual beli, menukar, atau menyerahkan Narkotika Golongan I bukan tanaman seberat lebih dari 5 (lima) gram, perbuatan tersebut dilakukan dengan cara sebagai berikut :

- Bahwa pada hari Rabu tanggal 6 Januari 2016 sekitar pukul 08.00 WITA

Terdakwa V. Stefani Andrea Lyviana Putri alias Memey binti Andre dengan menggunakan Hpnya Nomor 0853-5206-8888 telah menghubungi kepada Terdakwa IV. Ahmad Sulaimi alias Haji Imi bin H. Yusran untuk menyuruh anak buah nya berangkat ke Jakarta terus ke Cirebon Jawa Barat untuk mengambil Narkotika, kemudian sekitar pukul 09.00 WITA Terdakwa IV dengan menggunakan Hpnya Nomor 088217696789 menghubungi kepada Terdakwa II. Mardiansyah alias Marhadi alias Anang bin Taufik Rachman untuk menghubungi dan memerintahkan Terdakwa I. Abdul Haris alias Haris Naga bin M. Arsad untuk segera berangkat ke Jakarta terus ke Cirebon untuk mengambil Narkotika, lalu Terdakwa II. dengan menggunakan HP nya Nomor 0852-9182-1482 menghubungi kepada Terdakwa I dengan Nomor Hpnya 0813-4632-7148 memerintahkan untuk berangkat ke Jakarta dan mengambil Narkotika di Cirebon, dan oleh Terdakwa I disanggupi untuk berangkat dan mengambil Narkotika tersebut;

- Pada sekitar pukul 12.00 WITA Terdakwa II bersama dengan Terdakwa III.

Muhammad Abduh alias Utuh alias Gendut bin Jumansyah menjemput Terdakwa I di Anjir Muara samping Jembatan Barito dengan menggunakan 2 (dua) buah sepeda motor, kemudian Terdakwa III berboncengan dengan Terdakwa I kembali ke Banjarmasin, sedangkan Terdakwa II pergi ke travel membeli tiket pesawat Citilink Rute BDJ-CKG dengan penerbangan QG 871 An Abdul Haris tanggal 6 Januari 2016 tujuan Jakarta, dan sesampainya di rumah Terdakwa II tiket pesawat tersebut diserahkan kepada Terdakwa I bersama dengan 1 (satu) buah HP Nokia 105 untuk diaktifkan sesampainya di Jakarta atas perintah Terdakwa IV. Setelah itu Terdakwa I berangkat ke Bandara Syamsudin Noor Landasan Ulin diantar oleh Terdakwa II;

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(4)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Hal. 4 dari 20 hal Putusan Nomor 215 K/PID.SUS/2017

- Pada sekitar pukul 14.00 WITA Terdakwa I sudah berada di Bandara

Syamsudin Noor dengan berpakaian baju kemeja panjang tangan warna abu-abu, celana panjang warna hitam, pakai sandal dan membawa tas ransel kecil warna Hitam untuk berangkat ke Jakarta, sesampainya di Jakarta Terdakwa I langsung menuju ke Cirebon naik Bus sesuai dengan perintah Terdakwa II dan IV, dan sesampainya di Cirebon Terdakwa I menginap di Hotel Amanah Benua;

- Bahwa pada hari Kamis tanggal 7 Januari 2016 Terdakwa I pada waktu

menginap di Hotel Amanah Benua di hubungi oleh seseorang yang tidak dikenal ke HP milik Terdakwa I dengan Nomor HP 0813-4632-7148 dengan memberitahukan akan menyerahkan Narkotika;

- Selanjutnya pada hari Jum’at tanggal 8 Januari 2016 sekitar pukul 13.30 WIB

Terdakwa I cek out dari Hotel Amanah Benua dan pergi menuju terminal Cirebon, di tengah perjalanan Terdakwa I diserahi oleh seseorang yang tidak dikenal barang berupa 1 (satu) buah tas ransel besar warna hitam merah yang saat itu Terdakwa I. sedang naik becak, setelah Terdakwa I. menerima 1 (satu) buah tas ransel besar warna hitam merah yang diketahui berisi Narkoba, dan sesampainya di terminal Cirebon Terdakwa I turun dari Becak dengan membawa tas ransel besar warna Hitam Merah, pada saat di terminal Cirebon Terdakwa I di dekati oleh petugas BNN RI yaitu saksi Sumanto dan saksi Ali Imron, dan petugas BNNP Kalsel yaitu Made Eka Sedana SH dan saksi Juni H Gultom, S.H., yang saat itu melakukan penyelidikan, lalu petugas memperkenalkan diri dan menawarkan untuk bekerja sama mengantarkan 1 (satu) tas ransel besar warna Hitam Merah yang dibawa oleh Terdakwa I yang diduga berisikan Narkotika kepada si penerima, lalu Terdakwa I setuju untuk bekerja sama, selama dalam perjalanan dari Cirebon menuju Surabaya Terdakwa I ada menghubungi melalui telpon kepada Terdakwa II dan IV serta Terdakwa I juga ada berkomunikasi dengan seorang wanita yang juga memerintahkan agar Terdakwa I pergi ke Surabaya dan menemui orang yang bernama Om Sis yang akan menjemput dan membelikan tiket kapal laut, kemudian Terdakwa I bersama dengan petugas berangkat menuju Surabaya dan sesampainya di Surabaya Terdakwa I ada menghubungi Om Sis namun tidak ketemu dengan Om Sis;

- Bahwa pada hari Sabtu tanggal 9 Januari 2016 sekitar pukul 11.00 WIB

Terdakwa I membawa 1 (satu) buah tas ransel besar warna Hitam Merah yang diikuti oleh petugas berangka menuju Banjarmasin dengan

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(5)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Hal. 5 dari 20 hal Putusan Nomor 215 K/PID.SUS/2017

menggunakan pesawat terbang, dan disesampainya di Banjarmasin Terdakwa I menginap di sebuah hotel , kemudian pada hari Senin tanggal 11 Januari 2016 sekitar pukul 01.00 WITA Terdakwa I dengan membawa 1 (satu) buah tas ransel besar warna Hitam Merah bersama dengan petugas berangkat menuju Pelabuhan Bandarmasih Jalan Barito Ilir, Kecamatan Banjarmasin Barat, Kota Banjarmasin dan sesampainya di Pelabuhan Bandarmasih dan sesuai dengan kesepakatan yang akan menjemput Terdakwa I adalah Terdakwa II, kemudian Terdakwa I ada menghubungi Terdakwa II bahwa Terdakwa I sudah berada di Pelabuhan Bandarmasih, sekitar pukul 02.00 WITA yang datang menjemput bukan Terdakwa II akan tetapi yang menjemput adalah Terdakwa III, sedangkan Terdakwa II berada di Pelabuhan Ikan Banjar Raya Kecamatan Banjarmasin Barat, dan saat Terdakwa III mengajak Terdakwa I naik sepeda motornya oleh petugas langsung diamankan bersama dengan 1 (satu) buah tas ransel besar warna Hitam Merah, selanjutnya petugas mengamankan Terdakwa II yang pada saat itu sedang berada di Pelabuhan Ikan Banjar Raya Kecamatan Banjarmasin Barat Kota Banjarmasin, setelah Terdakwa I, II dan III diamankan lalu 1 (satu) buah tas ransel besar warna Hitam Merah yang dibawa oleh Terdakwa I dibuka oleh petugas yang disaksikan oleh ketua RT yaitu saksi Zalliansyah bin Ruslan dan setelah tas ransel tersebut dibuka ternyata di dalamnya berisikan 7 (tujuh) paket Narkotika golongan I jenis shabu-shabu kristal dengan berat bruto 7.225 gram atau 7,225 kg dan 50 (lima puluh) paket XTC warna Coklat logo Shuttle Cock dengan Jumlah 5.000 (lima ribu) butir, dan oleh petugas ditanyakan siapa yang menyuruh dan sekaligus pemilik narkotika tersebut dan dijawab Terdakwa I, II dan III adalah yang menyuruh dan pemiliknya adalah Terdakwa IV dan Terdakwa V;

- Bahwa kemudian petugas segera menuju ke LP Karang Intan dimana

Terdakwa IV ditahan, lalu dilakukan pemeriksaan terhadap Terdakwa IV dan ditemukan 3 (tiga) buah HP yaitu 1 (satu) buah HP merk Nokia type 6235 warna Silver dengan sim card 088217696789, 1 (satu) buah HP merk Nokia type 105 warna Hitam Biru tanpa sim card dan 1 (satu) buah HP merk Nokia type 150 warna Hitam tanpa sim card yang digunakan Terdakwa IV untuk berkomunikasi kepada para Terdakwa dan selanjutnya diamankan, lalu kemudian petugas langsung menuju ke LP Anak Martapura dimana Terdakwa V ditahan, lalu dilakukan pemeriksaan terhadap Terdakwa V dan ditemukan 3 (tiga) buah HP yaitu 1 (satu) buah HP merk Nokia type 103 warna orange dengan sim card 0853-5206-8888, 1 (satu) buah HP merk

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(6)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Hal. 6 dari 20 hal Putusan Nomor 215 K/PID.SUS/2017

Nokia type 103 warna orange tanpa sim card yang digunakan Terdakwa V untuk berkomunikasi kepada para Terdakwa dan 1 (satu) HP merk Nokia type 105 warna Hitam tanpa kartu;

- Bahwa yang memesan Narkotika jenis sabu-sabu adalah Terdakwa IV dan

Terdakwa V. namun pada waktu ditemukan oleh Petugas BNN Provinsi terdapat XTC juga sebanyak 50 (lima puluh) paket XTC warna Coklat logo Shuttle Cock dengan Jumlah 5.000 (lima ribu) butir dengan berat bruto 1.486 gram. dan Terdakwa V memesan Narkotika tersebut dengan harga Rp650.000.000,00 (enam ratus lima puluh juta rupiah) per-1 (satu) kg, dan rencananya dijual kembali dengan jumlah per 1 (satu) ons nya dengan harga Rp90.000.000,00 (sembilan puluh juta rupiah) sedangkan XTC dipesan per butirnya seharga Rp102.500,00 (seratus dua ribu lima ratus rupiah ) dan rencananya dijual kembali dengan harga Rp140.000,00 (seratus empat puluh ribu rupiah) perbutirnya. Sedangkan Terdakwa I bertugas untuk mengambil Narkotika dan XTC, Terdakwa III menjemput Terdakwa I sedangkan Terdakwa II akan membagi-bagi serta menjual Narkotika tersebut;

- Berdasarkan Laporan Pengujian Balai Besar Pengawasan Obat dan

Makanan di Banjarmasin Nomor:

- Nomor LP.Nar.K.16.0037 tanggal 14 Januari 2016, bahwa sediaan dalam

bentuk serbuk kristal, tidak berwarna dan tidak berbau adalah benar Metamfetamina, terdaftar dalam golongan I Undang-undang RI Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika;

- Nomor LP.Nar.K.16.0038 tanggal 14 Januari 2016, bahwa tablet warna

coklat muda dengan penandaan “Shuttle cock” pada satu sisi dan pada sisi lainnya adalah benar mengandung 3,4 Metilendioksimetamfetamin (MDMA), terdaftar dalam golongan I Undang-undang RI Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika.

- Bahwa para Terdakwa dalam menawarkan untuk dijual, menjual, membeli, menerima, menjadi perantara dalam jual beli, menukar atau menyerahkan Narkotika Golongan I bukan tanaman seberat lebih dari 5 (lima) gram yaitu 7 (tujuh) paket Narkotika golongan I jenis shabu-shabu kristal dengan berat bruto 7.225 gram atau 7,225 kg dan 50 (lima puluh) paket XTC warna Coklat logo Shuttle Cock dengan Jumlah 5.000 (lima ribu) butir adalah tanpa ijin dari pihak yang berwenang serta bukan dalam rangka untuk pengobatan dan atau perawatan;

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(7)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Hal. 7 dari 20 hal Putusan Nomor 215 K/PID.SUS/2017

Perbuatan Terdakwa sebagaimana diatur dan diancam Pidana dalam Pasal 132 Ayat (1) Jo. Pasal 114 Ayat (2) Undang-Undang RI Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika;

SUBSIDAIR :

Bahwa mereka Terdakwa I. Abdul Haris alias Haris Naga bin M. Arsad, Terdakwa II. Mardiansyah alias Marhadi alias Anang bin Taufik Rachman, Terdakwa III. Muhammad Abduh alias Utuh alias Gendut bin Jumansyah, Terdakwa IV. Ahmad Sulaimi alias Haji Imi bin H. Yusran dan Terdakwa V. Stefani Andrea Lyviana Putri alias Memey binti Andre, baik secara sendiri-sendiri maupun secara bersama-sama, pada hari Rabu tanggal 6 Januari 2016 sampai dengan hari Senin tanggal 11 Januari 2016 atau setidak-tidaknya pada bulan Januari 2016, atau setidak-tidaknya dalam tahun 2016, bertempat di Lembaga Pemasyarakatan Anak Martapura dan Lembaga Pemasyarakatan Narkotika Desa Karang Intan Martapura kabupaten Banjar serta di Pelabuhan Bandarmasih Jalan Barito Ilir Kecamatan Banjarmasin Barat Kota Banjarmasin, berdasarkan ketentuan Pasal 84 Ayat (2) KUHAP Pengadilan Negeri Banjarmasin berwenang untuk memeriksa dan mengadilinya, percobaan atau permufakatan jahat untuk melakukan tindak pidana kejahatan yaitu tanpa hak atau melawan hukum memiliki, menyimpan, menguasai atau menyediakan Narkotika Golongan I bukan tanaman seberat lebih dari 5 (lima) gram, perbuatan tersebut dilakukan dengan cara sebagai berikut :

- Bahwa berawal dari informasi dari masyarakat yang mengatakan bahwa ada peredaran gelap Narkotika golongan I jenis shabu-shabu dan XTC antar propinsi yang dilakukan oleh para Terdakwa, atas informasi tersebut petugas BNNP Kalsel yaitu Made Eka Sedana, S.H., dan saksi Juni H Gultom., S.H., melakukan penyelidikan dan dari hasil penyelidikan didapat benar adanya peredaran gelap Narkotika dan XTC yang dilakukan oleh Para Terdakwa; - Bahwa pada hari Rabu tanggal 6 Januari 2016 sekitar pukul 12.00 WITA

Terdakwa II. Muhammad Abduh alias Utuh alias Gendut bin Jumansyah bersama dengan Terdakwa III. Muhammad Abduh alias Utuh alias Gendut bin Jumansyah menjemput Terdakwa I. Abdul Haris alias Haris Naga bin M. Arsad di Anjir Muara samping Jembatan Barito dengan menggunakan 2 (dua) buah sepeda motor, kemudian Terdakwa III berboncengan dengan Terdakwa I kembali ke Banjarmasin, sedangkan Terdakwa II pergi ke travel membeli tiket pesawat Citilink Rute BDJ-CKG dengan penerbangan QG 871 An Abdul Haris tanggal 06 Januari 2016 tujuan Jakarta, dan sesampainya di rumah Terdakwa II tiket pesawat tersebut diserahkan kepada Terdakwa I

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(8)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Hal. 8 dari 20 hal Putusan Nomor 215 K/PID.SUS/2017

bersama dengan 1 (satu) buah HP Nokia 105 untuk diaktifkan sesampainya di Jakarta atas perintah Terdakwa IV. Ahmad Sulaimi alias Haji Imi bin H. Yusran Setelah itu Terdakwa I berangkat ke Bandara Syamsudin Noor Landasan Ulin diantar oleh Terdakwa II;

- Sekitar pukul 14.00 WITA Terdakwa I sudah berada di Bandara Syamsudin

Noor dengan berpakaian baju kemeja panjang tangan warna abu-abu, celana panjang warna hitam, pakai sandal dan membawa tas ransel kecil warna Hitam untuk berangkat ke Jakarta, sesampainya di Jakarta Terdakwa I langsung menuju ke Cirebon naik Bus sesuai dengan perintah Terdakwa II dan IV, dan sesampainya di Cirebon Terdakwa I menginap di Hotel Amanah Benua;

- Bahwa pada hari Kamis tanggal 7 Januari 2016 sekitar pukul 10.30 WIB di

Hotel Amanah Benua Terdakwa I dihubungi oleh seseorang yang tidak dikenal melalui HP dan memberitahukan akan menyerahkan Narkotika. dan sekitar pukul 11.30 WIB Terdakwa I pergi ke Stasiun Kereta Api Ajibarang dengan menaiki becak dan pada saat Terdakwa I berada di perjalanan dan datang seseorang yang tidak dikenal menyerahkan 1 (satu) buah tas ransel besar warna Hitam Merah kepada Terdakwa I yang pada saat itu sedang duduk dalam becak, setelah menerima 1 (satu) buah tas ransel besar warna Hitam Merah tersebut Terdakwa bermaksud untuk kembali ke Banjarmasin;

- Bahwa pada hari Jum’at tanggal 8 Januari 2016 sekitar pukul 13.30 WIB

Terdakwa I cek out dari Hotel Amanah Benua dan pergi menuju terminal Cirebon, sesampainya di terminal Cirebon Terdakwa I turun dari Becak dengan membawa tas ransel besar warna Hitam Merah, pada saat di terminal Cirebon Terdakwa I di dekati oleh petugas BNNP Kalsel yaitu Made Eka Sedana, S.H., dan saksi Juni H Gultom, S.H., yang sebelumnya telah berkoordinasi dengan petugas BNN RI yaitu saksi Sumanto dan saksi Ali Imron yang sedang melakukan penyelidikan, lalu petugas memperkenalkan diri dan menawarkan untuk bekerja sama mengantarkan 1 (satu) tas ransel besar warna hitam merah yang dibawa oleh Terdakwa I yang diduga berisikan Narkotika kepada si penerima, lalu Terdakwa I setuju untuk bekerja sama, selama dalam perjalanan dari Cirebon menuju Surabaya Terdakwa I ada menghubungi melalui telpon kepada Terdakwa II dan IV serta Terdakwa I juga ada berkomunikasi dengan seorang wanita yang juga memerintahkan agar Terdakwa I pergi ke Surabaya dan menemui orang yang bernama Om Sis yang akan menjemput dan membelikan tiket kapal laut, kemudian Terdakwa I bersama dengan petugas berangkat menuju Surabaya dan

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(9)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Hal. 9 dari 20 hal Putusan Nomor 215 K/PID.SUS/2017

sesampainya di Surabaya Terdakwa I ada menghubungi Om Sis namun tidak ketemu dengan Om Sis;

- Bahwa pada hari Sabtu tanggal 9 Januari 2016 sekitar pukul 11.00 WIB

tersangka I membawa 1 (satu) buah tas ransel besar warna Hitam Merah yang diikuti oleh petugas berangka menuju Banjarmasin dengan menggunakan pesawat terbang, dan disesampainya di Banjarmasin Terdakwa I menginap di sebuah hotel, kemudian pada hari Senin tanggal 11 Januari 2016 sekitar pukul 01.00 Wita Terdakwa I dengan membawa 1 (satu) buah tas ransel besar warna Hitam Merah bersama dengan petugas berangkat menuju Pelabuhan Bandarmasih Jalan Barito Ilir, Kecamatan Banjarmasin Barat Kota Banjarmasin dan sesampainya di Pelabuhan Bandarmasih dan sesuai dengan kesepakatan yang akan menjemput Terdakwa I adalah Terdakwa II, kemudian Terdakwa I ada menghubungi Terdakwa II bahwa Terdakwa I sudah berada di Pelabuhan Bandarmasih, sekitar pukul 02.00 WITA yang datang menjemput bukan Terdakwa II akan tetapi yang menjemput adalah Terdakwa III sedangkan Terdakwa II berada di Pelabuhan Ikan Banjar Raya, Kecamatan Banjarmasin Barat dan saat Terdakwa III mengajak Terdakwa I naik sepeda motornya oleh petugas langsung diamankan bersama dengan 1 (satu) buah tas ransel besar warna Hitam Merah, selanjutnya petugas mengamankan Terdakwa II yang pada saat itu sedang berada di Pelabuhan Ikan Banjar Raya, Kecamatan Banjarmasin Barat, Kota Banjarmasin, setelah Terdakwa I, II dan III diamankan lalu 1 (satu) buah tas ransel besar warna Hitam Merah yang dibawa oleh Terdakwa I dibuka oleh petugas yang disaksikan oleh ketua RT yaitu saksi Zalliansyah bin Ruslan dan setelah tas ransel tersebut dibuka ternyata didalamnya berisikan 7 (tujuh) paket Narkotika golongan I jenis shabu-shabu kristal dengan berat bruto 7.225 gram atau 7,225 kg dan 50 (lima puluh) paket XTC warna coklat logo shuttle cock dengan jumlah 5.000 (lima ribu) butir dan oleh petugas ditanyakan siapa yang menyuruh dan sekaligus pemilik Narkotika tersebut dan dijawab Terdakwa I, II dan III adalah yang menyuruh dan pemiliknya adalah Terdakwa IV dan Terdakwa V;

- Bahwa kemudian petugas segera menuju ke LP Karang Intan dimana

Terdakwa IV ditahan, lalu dilakukan pemeriksaan terhadap Terdakwa IV dan ditemukan 3 (tiga) buah HP yaitu 1 (satu) buah HP merk Nokia type 6235 warna silver dengan sim card 088217696789, 1 (satu) buah HP merk Nokia type 105 warna hitam biru tanpa sim card dan 1 (satu) buah HP merk Nokia type 150 warna hitam tanpa sim card yang digunakan Terdakwa IV untuk

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(10)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Hal. 10 dari 20 hal Putusan Nomor 215 K/PID.SUS/2017

berkomunikasi kepada para Terdakwa dan selanjutnya diamankan, lalu kemudian petugas langsung menuju ke LP Anak Martapura dimana Terdakwa V ditahan, lalu dilakukan pemeriksaan terhadap Terdakwa V dan ditemukan 3 (tiga) buah HP yaitu 1 (satu) buah HP merk Nokia type 103 warna orange dengan sim card 0853-5206-8888, 1 (satu) buah HP merk Nokia type 103 warna orange tanpa sim card yang digunakan Terdakwa V untuk berkomunikasi kepada para Terdakwa dan 1 (satu) HP merk Nokia type 105 warna Hitam tanpa kartu;

- Bahwa yang memesan Narkotika jenis sabu-sabu adalah Terdakwa IV dan

Terdakwa V namun pada waktu ditemukan oleh Petugas BNN Provinsi terdapat XTC juga sebanyak 50 (lima puluh) paket XTC warna coklat logo shuttle cock dengan Jumlah 5.000 (lima ribu) butir dengan berat bruto 1.486 gram. dan Terdakwa V memesan Narkotika tersebut dengan harga Rp650.000.000,00 (enam ratus lima puluh juta rupiah) per 1 (satu) kg, dan rencananya dijual kembali dengan jumlah per 1 (satu) ons nya dengan harga Rp90.000.000,00 (sembilan puluh juta rupiah) sedangkan XTC dipesan perbutirnya seharga Rp102.500,00 (seratus dua ribu lima ratus rupiah) dan rencananya dijual kembali dengan harga Rp140.000,00 (seratus empat puluh ribu rupiah) perbutirnya. Sedangkan Terdakwa I bertugas untuk mengambil Narkotika dan XTC, Terdakwa III menjemput Terdakwa I sedangkan Terdakwa II akan membagi-bagi serta menjual Narkotika tersebut;

- Berdasarkan Laporan Pengujian Balai Besar Pengawasan Obat dan

Makanan di Banjarmasin Nomor:

- Nomor LP.Nar.K.16.0037 tanggal 14 Januari 2016, bahwa sediaan dalam

bentuk serbuk kristal, tidak berwarna dan tidak berbau adalah benar Metamfetamina, terdaftar dalam golongan I Undang-undang RI No. 35 Tahun 2009 tentang Narkotika;

- Nomor LP.Nar.K.16.0038 tanggal 14 Januari 2016, bahwa tablet warna

coklat muda dengan penandaan “Shuttle cock” pada satu sisi dan pada sisi lainnya adalah benar mengandung 3,4 Metilendioksimetamfetamin (MDMA), terdaftar dalam golongan I Undang-undang RI No. 35 Tahun 2009 tentang Narkotika;

- Bahwa para Terdakwa dalam memiliki, menyimpan, menguasai atau

menyediakan Narkotika Golongan I bukan tanaman seberat lebih dari 5 (lima) gram yaitu 7 (tujuh) paket Narkotika golongan I jenis shabu-shabu kristal dengan berat bruto 7.225 gram atau 7,225 kg dan 50 (lima puluh)

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(11)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Hal. 11 dari 20 hal Putusan Nomor 215 K/PID.SUS/2017

paket XTC warna coklat logo shuttle cock dengan jumlah 5.000 (lima ribu) butir adalah tanpa ijin dari pihak yang berwenang serta bukan dalam rangka untuk pengobatan dan atau perawatan;

Perbuatan Terdakwa sebagaimana diatur dan diancam Pidana dalam Pasal 132 Ayat (1) Jo. Pasal 112 Ayat (2) Undang-Undang RI Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika;

Mahkamah Agung tersebut;

Membaca tuntutan pidana Penuntut Umum pada Kejaksaan Negeri Banjarmasin tanggal 30 Juni 2016 sebagai berikut:

1. Menyatakan Terdakwa I. Abdul Haris alias Haris Naga bin M. Arsad, Terdakwa II. Mardiansyah alias Marhadi alias Anang bin Taufik Rachman, Terdakwa III. Muhammad Abduh alias Utuh alias Gendut bin Jumansyah, Terdakwa IV. Ahmad Sulaimi alias Haji Imi bin H. Yusran dan Terdakwa V. Stefani Andrea Lyviana Putri alias Memey binti Andre terbukti bersalah melakukan tindak pidana “Telah melakukan percobaan atau permufakatan jahat untuk melakukan tindak pidana secara tanpa hak atau melawan hukum menawarkan untuk dijual, menjual, membeli, menerima, menjadi perantara dalam jual beli, menukar atau menyerahkan Narkotika Golongan I bukan tanaman beratnya melebihi 5 (lima) gram” sebagaimana diatur dalam Pasal 132 Ayat (1) Jo. Pasal 114 Ayat (2) Undang-Undang RI Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika sebagaimana dakwaan Primair Penuntut Umum;

2. Menjatuhkan pidana terhadap Terdakwa I. Abdul Haris alias Haris Naga bin M. Arsad, Terdakwa II. Mardiansyah alias Marhadi alias Anang bin Taufik Rachman, dan Terdakwa III. Muhammad Abduh alias Utuh alias Gendut bin Jumansyah masing-masing selama 20 (dua puluh) tahun dan denda masing-masing sebesar Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah), subsidair masing-masing selama 6 (enam) bulan kurungan, dikurangi selama para Terdakwa berada dalam tahanan;

Khusus : Terdakwa IV. Ahmad Sulaimi alias Haji Imi bin H. Yusran dan Terdakwa V. Stefani Andrea Lyviana Putri alias Memey binti Andre masing-masing pidana seumur hidup;

3. Menyatakan agar barang bukti berupa :

1. 7 (tujuh) paket Narkotika Golongan I jenis shabu kristal dengan berat 7.225 gram;

2. 50 (lima puluh) paket Narkotika Golongan I jenis XTC warna coklat dengan jumlah 5.000 butir;

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(12)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Hal. 12 dari 20 hal Putusan Nomor 215 K/PID.SUS/2017

3. 1 (satu) buah tas ransel warna merah hitam merk Polo Clasic;

4. 1 (satu) lembar tiket pesawat Citilink tanggal 6 Januari 2016 Rute BJM-CGK atas nama Abdul Haris;

5. 1 (satu) lembar boarding pas pesawat Citilink; 6. 1 (satu) lembar tiket PO. Sahabat;

7. 1 (satu) lembar tiket PO. Laju Prima;

8. 1 (satu) lembar Bill Hotel Amanah Benua atas nama Abdul Haris; 9. 1 (satu) unit HP Mito warna hitam dengan sim card 0813-4632-7148; 10. 1 (satu) unit HP Nokia 105 tanpa sim card;

11. 1 (satu) unit HP Haier warna hitam dengan sim card 0852-5034-3978 & 0887-5301-436;

12. 1 (satu) unit HP Nokia 107 dengan sim card 0819-5273-2930;

13. 1 (satu) unit HP Nokia 105 warna hitam dengan sim card 0852-9182-1482;

14. 1 (satu) unit HP Nokia 105 warna hitam dengan sim card 0823-5252-9175;

15. 1 (satu) unit HP merk Nokia 103 warna biru orange dengan sim card 0853-5206-8888;

16. 1 (satu) unit HP merk Nokia 103 warna biru orange tanpa sim card; 17. 1 (satu) unit HP merk Nokia warna hitam tanpa sim card;

18. 1 (satu) unit HP Nokia 6235 warna silver dengan sim card 0882-1769-6789;

19. 1 (satu) unit HP Nokia 105 warna hitam biru tanpa sim card; 20. 1 (satu) unit HP Nokia 105 warna hitam tanpa sim card; Dirampas untuk dimusnahkan;

21. Uang tunai sejumlah Rp4.450.000,00;

22. 1 (satu) unit sepeda motor merk Honda Vario warna Silver No. Pol. DA 6358 NR dan STNK Nomor 0362516 atas nama Taufik;

23. 1 (satu) unit sepeda motor merk Yamaha Mio warna Hitam No. Pol. DA 6570 CL dan STNK Nomor 0201474 atas nama Masrani;

Dirampas untuk Negara;

4. Membebani kepada Terdakwa I, II dan III masing-masing membayar biaya perkara sebesar Rp5000,00 (lima ribu rupiah), khusus Terdakwa IV dan Terdakwa V biaya perkara dibebankan kepada Negara sebesar Rp5.000,00 (lima ribu rupiah);

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(13)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Hal. 13 dari 20 hal Putusan Nomor 215 K/PID.SUS/2017

Membaca putusan Pengadilan Negeri Banjarmasin Nomor 359/Pid.Sus/2016/PN.Bjm tanggal 19 Agustus 2016 yang amar lengkapnya sebagai berikut:

1. Menyatakan Terdakwa I. Abdul Haris alias Haris Naga bin M. Arsad, Terdakwa II. Mardiansyah alias Marhadi alias Anang bin Taufik Rachman, Terdakwa III. Muhammad Abduh alias Utuh alias Gendut bin Jumansyah, dan Terdakwa IV. Ahmad Sulaimi alias Haji Imi bin H. Yusran terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana “Telah melakukan percobaan atau permufakatan jahat untuk melakukan tindak pidana secara tanpa hak atau melawan hukum menawarkan untuk dijual, menjual, membeli, menerima, menjadi perantara dalam jual beli, menukar atau menyerahkan Narkotika Golongan I bukan tanaman beratnya melebihi 5 (lima) gram” sebagaimana dakwaan Primair Penuntut Umum;

2. Menjatuhkan pidana terhadap:

- Terdakwa I. Abdul Haris alias Haris Naga bin M. Arsad, Terdakwa II. Mardiansyah alias Marhadi alias Anang bin Taufik Rachman dan Terdakwa III. Muhammad Abduh alias Utuh alias Gendut bin Jumansyah masing-masing selama 16 (enam belas) tahun;

- Terdakwa IV Ahmad Sulaimi alias Haji Imi bin H. Yusran dengan pidana penjara selama 20 (dua puluh) tahun;

dan denda terhadap Terdakwa I, Terdakwa II, Terdakwa III dan Terdakwa IV masing-masing sebesar Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah), dengan ketentuan bila tidak dibayar diganti dengan pidana penjara selama 6 (enam) bulan;

3. Menetapkan selama Terdakwa I, Terdakwa II dan Terdakwa III ditangkap dan ditahan dikurangkan seluruhnya dengan pidana yang dijatuhkan; 4. Menetapkan Terdakwa I, Terdakwa II dan Terdakwa III tetap ditahan; 5. Menyatakan Terdakwa V Stefani Andrea Lyviana Putri alias Memey binti

Andre tidak terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana sebagaimana dalam Dakwaan Primair dan Subsidair;

6. Membebaskan Terdakwa V Stefani Andrea Lyviana Putri alias Memey binti Andre dari dakwaan tersebut di atas;

7. Memulihkan hak-hak Terdakwa V dalam kemampuan, kedudukan dan harkat serta martabatnya;

8. Menyatakan agar barang bukti berupa :

1. 7 (tujuh) paket Narkotika Golongan I jenis shabu kristal dengan berat 7.225 gram;

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(14)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Hal. 14 dari 20 hal Putusan Nomor 215 K/PID.SUS/2017

2. 50 (lima puluh) paket Narkotika Golongan I jenis XTC warna coklat dengan jumlah 5.000 butir;

3. 1 (satu) buah tas ransel warna merah hitam merk Polo Clasic;

4. 1 (satu) lembar tiket pesawat Citilink tanggal 6 Januari 2016 Rute BJM-CGK atas nama Abdul Haris;

5. 1 (satu) lembar boarding pas pesawat Citilink; 6. 1 (satu) lembar tiket PO. Sahabat;

7. 1 (satu) lembar tiket PO. Laju Prima;

8. 1 (satu) lembar Bill Hotel Amanah Benua atas nama Abdul Haris; 9. 1 (satu) unit HP Mito warna hitam dengan sim card 0813-4632-7148; 10. 1 (satu) unit HP Nokia 105 tanpa sim card;

11. 1 (satu) unit HP Haier warna hitam dengan sim card 0852-5034-3978 & 0887-5301-436;

12. 1 (satu) unit HP Nokia 107 dengan sim card 0819-5273-2930;

13. 1 (satu) unit HP Nokia 105 warna hitam dengan sim card 0852-9182-1482;

14. 1 (satu) unit HP Nokia 105 warna hitam dengan sim card 0823-5252-9175;

15. 1 (satu) unit HP merk Nokia 103 warna biru orange dengan sim card 0853-5206-8888;

16. 1 (satu) unit HP merk Nokia 103 warna biru orange tanpa sim card; 17. 1 (satu) unit HP merk Nokia warna hitam tanpa sim card;

18. 1 (satu) unit HP Nokia 6235 warna silver dengan sim card 088217696789;

19. 1 (satu) unit HP Nokia 105 warna hitam biru tanpa sim card; 20. 1 (satu) unit HP Nokia 105 warna hitam tanpa sim card; Dirampas untuk dimusnahkan;

21. Uang tunai sejumlah Rp4.450.000,00;

22. 1 (satu) unit sepeda motor merk Honda Vario warna Silver No.Pol. DA 6358 NR dan STNK Nomor 0362516 atas nama Taufik;

23. 1 (satu) unit sepeda motor merk Yamaha Mio warna Hitam No.Pol DA 6570 CL dan STNK Nomor 0201474 atas nama Masrani;

Dirampas untuk Negara;

9. Membebani kepada Terdakwa I, II, III dan IV masing-masing membayar biaya perkara sebesar Rp5000,00 (lima ribu rupiah);

Mengingat Akta Permohonan Kasasi Nomor 10/Pid/2016//PN.Bjm yang dibuat oleh Panitera pada Pengadilan Negeri Banjarmasin yang menerangkan,

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(15)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Hal. 15 dari 20 hal Putusan Nomor 215 K/PID.SUS/2017

bahwa pada tanggal 29 Agustus 2016 Penuntut Umum pada Kejaksaan Negeri Banjarmasin mengajukan permohonan kasasi terhadap putusan Pengadilan Tinggi tersebut;

Memperhatikan Memori Kasasi tanggal 8 September 2016 dari Penuntut Umum pada Kejaksaan Negeri Banjarmasin sebagai Pemohon Kasasi yang diterima di Kepaniteraan Pengadilan Negeri Banjarmasin pada tanggal 8 September 2016;

Membaca pula surat-surat lain yang bersangkutan;

Menimbang, bahwa Putusan Pengadilan Negeri Banjarmasin tersebut telah diucapkan dengan hadirnya Penuntut Umum pada tanggal 19 Agustus 2016 dan Penuntut Umum mengajukan permohonan kasasi pada tanggal 29 Agustus 2016 serta memori kasasinya telah diterima Kepaniteraan Pengadilan Negeri Banjarmasin pada tanggal 8 September 2016. Dengan demikian, permohonan kasasi beserta alasannya telah diajukan dalam tenggang waktu dan dengan cara menurut undang-undang oleh karena itu, permohonan kasasi tersebut formal dapat diterima;

Menimbang, bahwa Pasal 244 KUHAP (Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana) menentukan bahwa terhadap putusan perkara pidana yang diberikan pada tingkat terakhir oleh pengadilan lain, selain daripada Mahkamah Agung, Terdakwa atau Penuntut Umum dapat mengajukan permintaan kasasi kepada Mahkamah Agung kecuali terhadap putusan bebas;

Menimbang, bahwa akan tetapi Mahkamah Agung berpendapat bahwa selaku badan Peradilan Tertinggi yang mempunyai tugas untuk membina dan menjaga agar semua hukum dan undang-undang di seluruh wilayah Negara diterapkan secara tepat dan adil, serta dengan adanya putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 114/PUU-X/2012 tanggal 28 Maret 2013 yang menyatakan frasa “Kecuali terhadap putusan bebas” dalam Pasal 244 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tersebut tidak mempunyai kekuatan hukum mengikat, maka Mahkamah Agung berwenang memeriksa permohonan kasasi terhadap putusan bebas;

Menimbang, bahwa alasan-alasan permohonan kasasi yang diajukan oleh Pemohon Kasasi/Penuntut Umum pada pokoknya sebagai berikut:

I. Majelis Hakim pada Tingkat Pertama tidak menerapkan peraturan hukum tidak diterapkan atau diterapkan tidak sebagaimana mestinya.

Bahwa Majelis Hakim Pengadilan Negeri Banjarmasin dalam pertimbangannya menyatakan:

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(16)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Hal. 16 dari 20 hal Putusan Nomor 215 K/PID.SUS/2017

- Menimbang bahwa khusus Terdakwa V. Stefani Andrea Lyviana Putri alias Memey binti Andre, Majelis Hakim tidak yakin bahwa Terdakwa V. Melakukan perbuatan sebagaimana dakwaan Primair tersebut, karena berdasarkan fakta di persidangan, satu-satunya fakta persidangan yang menghubungkan Terdakwa V. terlibat dalam tindak pidana ini adalah suara teleconference dari seorang wanita melalui HP. Itupun hanya dari keterangan Terdakwa I yang ketika ditanya oleh petugas BNN : “Suara perempuan itu suara siapa?" Terdakwa I menjawab : “Sepertinya suara meme” (panggilan Terdakwa V);

- Menimbang, bahwa dalam persidangan Majelis Hakim telah berkali-kali bertanya kepada Terdakwa I : “Apakah benar suara tersebut suara meme?” Terdakwa I selalu menjawab “Sepertinya suara meme”, fakta ini tidak didukung dengan alat bukti yang lain, sehingga tidak dapat ditarik sebagai fakta hukum dalam pembuktian peran Terdakwa V (Meme) dalam perkara ini;

- Menimbang, bahwa oleh karena fakta persidangan yang menghubungkan peran Terdakwa V dengan perbuatan pidana ini hanya satu-satunya yaitu keterangan Terdakwa I tanpa ada dukungan dari alat bukti yang lain, maka menurut hukum pembuktian, fakta yang demikian tidak memenuhi ketentuan minimal alat bukti sebagaimana yang diamanatkan KUHAP; Tanggapan Penuntut Umum :

Bahwa Majelis Hakim telah keliru dalam menerapkan hukum atau telah menerapkan hukum tidak sebagaimana mestinya, dimana Majelis Hakim dalam putusannya keliru dalam penafsiran “Permufakatan jahat” yang telah dilakukan oleh Terdakwa V, dimana Majelis Hakim menilai perbuatan Terdakwa V tidak terlibat dalam permufakatan jahat untuk melakukan tindak pidana kejahatan yaitu tanpa hak atau melawan hukum menawarkan untuk dijual, menjual, membeli, menerima, menjadi perantara dalam jual beli, menukar, atau menyerahkan Narkotika Golongan I bukan tanaman seberat lebih dari 5 (lima) gram;

Bahwa sesuai ketentuan Pasal 197 Ayat (1) Huruf d KUHAP dinyatakan di dalam suatu Putusan Majelis Hakim harus didasarkan pertimbangan yang disusun secara ringkas mengenai fakta dan keadaan beserta alat pembuktian yang diperoleh dari pemeriksaan di persidangan yang menjadi dasar penentuan kesalahan Terdakwa. Dalam hal ini Majelis Hakim tidak mempertimbangkan fakta yuridis di persidangan, yaitu :

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(17)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Hal. 17 dari 20 hal Putusan Nomor 215 K/PID.SUS/2017

- Keterangan saksi Made Eka Sedana, S.H., dan saksi Juni H. Gultom, S.H., menerangkan;

 Bahwa dalam perjalanan Terdakwa I ada menghubungi melalui telpon kepada Terdakwa II dan IV serta Terdakwa juga ada berkomunikasi dengan seorang wanita yang pada saat itu volume HP nya dikeraskan (loud speaker), wanita tersebut memerintahkan agar Terdakwa I pergi ke Surabaya dan menemui orang yang bernama Om Sis yang akan menjemput dan membelikan tiket kapal laut;

 Bahwa menurut Terdakwa I suara perempuan tersebut adalah suara Memey (Terdakwa V. Stefani Andrea Lyviana Putri alias Memey Binti Andre);

- Keterangan saksi Ali Imron, S.H., dan saksi Sumanto, menerangkan:

 Bahwa dalam perjalanan Terdakwa I ada menghubungi melalui telpon kepada Terdakwa II dan IV serta Terdakwa juga ada berkomunikasi dengan seorang wanita yang pada saat itu volume HP nya dikeraskan (loud speaker), wanita tersebut memerintahkan agar Terdakwa I pergi ke Surabaya dan menemui orang yang bernama Om Sis yang akan menjemput dan membelikan tiket kapal laut;

 Bahwa menurut Terdakwa I suara perempuan tersebut adalah sepertinya suara Memey (Terdakwa V. Stefani Andrea Lyviana Putri alilas Memey binti Andre);

Bahwa kami Penuntut Umum tidak sependapat dengan Majelis Hakim tidak memasukkan seluruhnya fakta-fakta persidangan dan mengatakan tidak didukung dengan alat bukti yang lain, bahwa menurut kami alat bukti berupa keterangan saksi-saksi yakni : Made Eka Sedana, S.H., saksi Juni H. Gultom, S.H., saksi Ali Imron, S.H., dan saksi Sumanto, sebelum memberikan keterangan di sumpah, sesuai Pasal 185 Angka (7) KUHAP berbunyi: keterangan dari saksi yang tidak disumpah meskipun sesuai satu dengan yang lain, tidak merupakan alat bukti, namun apabila keterangan itu sesuai dengan keterangan dari saksi yang disumpah dapat dipergunakan sebagai tambahan alat bukti sah yang lain;

Sehingga Penuntut Umum berpendapat saksi yang sebelum memberikan keterangan di persidangan telah di sumpah memenuhi ketentuan Pasal 1 Angka (27) KUHAP berbunyi: keterangan saksi adalah salah satu alat bukti dalam perkara pidana yang berupa keterangan dari saksi mengenai suatu peristiwa

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(18)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Hal. 18 dari 20 hal Putusan Nomor 215 K/PID.SUS/2017

pidana yang 'ia dengar sendiri, ia lihat sendiri dan ia alami sendiri dengan menyebut alasan dari pengetahuannya itu;

Berdasarkan uraian kami di atas telah kami buktikan bahwa putusan yang diambil oleh Majelis Hakim Pengadilan Negeri Banjarmasin adalah putusan bebas yang tidak murni, untuk itu adalah tepat kami menempuh upaya hukum kasasi;

Menimbang, bahwa terhadap alasan-alasan permohonan kasasi dari Pemohon Kasasi/Penuntut Umum tersebut Mahkamah Agung berpendapat sebagai berikut:

Bahwa alasan-alasan kasasi Penuntut Umum pada pokoknya tidak sependapat Judex Facti dalam hal menyatakan Terdakwa V Stefani Andrea Lyviana Putri tidak terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana melanggar Pasal 114 Ayat (1) Jo. Pasal 132 Ayat (1) Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009. Keberatan tersebut tidak dapat dibenarkan;

Bahwa Terdakwa V tidak dapat dipersalahkan melakukan tindak pidana sebagaimana dakwaan karena berdasarkan fakta yang terungkap tidak terkait dengan kegiatan permufakatan jahat melakukan peredaran gelap Narkotika yang dilakukan bersama Terdakwa IV, Terdakwa I, Terdakwa II, dan Terdakwa III;

Bahwa tidak ada alat bukti yang dapat digunakan untuk membuktikan Terdakwa V telah melakukan permufakatan jahat dengan Terdakwa IV. Hubungan Terdakwa V dengan Terdakwa IV selaku pemilik Narkotika hanyalah hubungan pacaran, asmara dan tidak terkait dengan kegiatan bisnis transaksi Narkotika;

Bahwa handphone milik Terdakwa I yang dijadikan dasar alat bukti bahwa Terdakwa V telah berkomunikasi dengan Terdakwa IV percakapan diantara keduanya hanya terkait dengan percakapan soal asmara, bukan berbicara/berkomunikasi soal transaksi Narkotika;

Bahwa apakah Terdakwa V selaku pacar dari Terdakwa IV tidak diperbolehkan melakukan percakapan soal asmara/percintaan mereka. Apakah perbuatan semacam itu tercela dan bersifat kriminal dan harus dijatuhi pidana?. Kecuali dapat dibuktikan Terdakwa V telah melakukan tindak pidana permufakatan jahat dengan Terdakwa IV untuk melakukan peredaran gelap Narkotika;

Bahwa sesuai fakta yang berperan melakukan pemufakatan jahat untuk mengedarkan/melakukan transaksi Narkotika yaitu Terdakwa I, Terdakwa II dan

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(19)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Hal. 19 dari 20 hal Putusan Nomor 215 K/PID.SUS/2017

Terdakwa III, serta Terdakwa IV selaku pemilik shabu. Terdakwa V tidak kenal dan tidak berhubungan dengan para Terdakwa V selaku anggota sindikat peredaran gelap Narkotika;

Bahwa Terdakwa tidak dapat dipersalahkan karena Terdakwa bukan sebagai pelaku lapangan dan bukan pula sebagai intelektual dader;

Bahwa sangat tidak beralasan apabila Terdakwa V dinyatakan terbukti secara sah bersalah melakukan tindak pidana penyalahguna Narkotika dengan menerapkan ketentuan Pasal 114 Ayat (1) Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009;

Bahwa berdasarkan alasan pertimbangan tersebut Terdakwa V tidak terbukti melakukan tindak pidana sebagaimana dakwaan Penuntut Umum;

Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut di atas, Terdakwa tidak terbukti melakukan tindak pidana sebagaimana didakwakan Penuntut Umum dalam semua dakwaan;

Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut di atas, lagi pula ternyata, putusan Judex Facti dalam perkara ini tidak bertentangan dengan hukum dan/atau undang-undang, maka permohonan kasasi tersebut harus ditolak;

Menimbang, bahwa oleh karena permohonan kasasi Pemohon Kasasi/Penuntut Umum ditolak, dan Terdakwa V tetap dibebaskan, maka biaya perkara dalam tingkat kasasi dibebankan kepada Negara;

Memperhatikan Pasal 191 Ayat (1) KUHAP, Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981, Undang-Undang Nomor 48 Tahun 2009 dan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1985 sebagaimana yang telah diubah dan ditambah dengan Undang Nomor 5 Tahun 2004 dan perubahan kedua dengan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2009 serta peraturan perundang-undangan lain yang bersangkutan;

M E N G A D I L I

Menolak permohonan kasasi dari Pemohon Kasasi/Penuntut Umum pada Kejaksaan Negeri Banjarmasin;

Membebankan biaya perkara pada tingkat kasasi kepada Negara; Demikianlah diputuskan dalam rapat permusyawaratan Mahkamah Agung pada hari Senin, tanggal 17 April 2017 oleh Prof. Dr. Surya Jaya, S.H.,

M.Hum. Hakim Agung yang ditetapkan oleh Ketua Mahkamah Agung sebagai

Ketua Majelis, Dr. H. Margono, S.H., M.Hum., M.M. dan Maruap Dohmatiga

Pasaribu, S.H., M.Hum. Hakim-Hakim Agung pada Mahkamah Agung

masing-masing sebagai Hakim Anggota, dan putusan diucapkan dalam sidang terbuka

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(20)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Hal. 20 dari 20 hal Putusan Nomor 215 K/PID.SUS/2017

untuk umum pada hari dan tanggal itu juga oleh Ketua Majelis beserta Hakim-Hakim Anggota tersebut, dan dibantu oleh Istiqomah Berawi, S.H., M.H. Panitera Pengganti tidak dihadiri oleh Pemohon Kasasi/Penuntut Umum dan Terdakwa.

Hakim-Hakim Anggota Ketua Majelis

Ttd./ Prof. Dr. Surya Jaya, S.H., M.Hum. Ttd./ Dr. H. Margono, S.H., M.Hum., M.M.

Ttd./ Maruap Dohmatiga Pasaribu, S.H., M.Hum.

Untuk salinan Mahkamah Agung R.I.

a.n Panitera

Panitera Muda Pidana Khusus

ROKI PANJAITAN, S.H. NIP. 19590430 198512 1 001

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian dari beberapa unsur pengembangan yang ada, pengembangan kawasan agriwisata Kelurahan Rurukan Kecamatan Tomohon Timur Kota Tomohon Propinsi

Berdasarkan hasil penelitian yang dida- pat mulai dari sebelum tindakan atau prasi- klus dan data dari tindakan yang telah dilak- sanakan pada siklus I dan siklus II, maka

Untuk mengetahui apakah infusa biji semangka kuning (Citrulus vulgaris) memiliki aktivitas antelmintik terhadap Ascaridia galli secara in vitro6. Untuk mengetahui

Penelitian ini berjudul ketuhanan dalam ajaran Sapta Darma (Studi Penganut Ajaran Sapta Darma di Desa Jatikuwung, Gondangrejo, Karanganyar). Masyarakat Indonesia

Kawasan Industri Medan (Persero) pada tahun 2014 sebesar 11,63% artinya perusahaan mampu menghasilkan laba yang tinggi dari modal yang terdapat didalam perusahaan. Return on

Laporan Laba Rugi me- rupakan laporan keuangan yang menggambarkan hasil usaha PT Mandiri AXA General Insurance selama satu periode tertentu; (3) Analisis laporan keuangan

Instrumen penelitian yang digunakan sebelum dan sesudah diberikan intervensi pada kedua kelompok adalah instrument No tt ingham Assesment of Functional Footcare (NAFF)

Dalam hal ini Dinas Perhubungan perlu menanamkan dan menerapkan saling kerja sama antar pegawai dalam menyelesaikan pekerjaan, budaya keterbukaan dan rasa menghargai