• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 4 PENGEMBANGAN MODEL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 4 PENGEMBANGAN MODEL"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

4.1 Kerangka Pemikiran

Berdasarkan pertimbangan konsep-konsep yang telah dibahas pada Bab 2, teori yang dikemukakan Nonaka dan Takeuchi (1995) mengenai penciptaan pengetahuan (dikenal denga model SECI) digunakan sebagai teori umum (grand theory) penelitian ini. Teori tersebut dipilih dengan pertimbangan bahwa teori tersebut telah disitasi secara luas dan telah banyak penelitian yang mengaplikasikan teori tersebut.

Namun demikian untuk mengatasi kelemahan teori umum tersebut, digunakan teori antara (middle range theory) yang merupakan hasil pemikiran Nonaka sendiri dan dilengkapi pula dengan teori yang dikenalkan Soo et al (2002a). Teori teknik aplikasi penelitian ini menggunakan mendekatan kuantitatif dengan dengan mengaplikasikan teknik statistika, yaitu korelasi kanonikal (Hair 1998) dan structural equation modeling (Hair 2006). Di samping itu penelitian ini juga mengaplikasikan pendekatan sistem dengan mendesain sistem pakar. Kerangka pemikiran konseptual selengkapnya ditampilkan pada Gambar 13.

Keterangan: Alur Landasan Teori dalam Penelitian Arus Balik yang Memprakarsai Teori

Gambar 13 Landasan Konseptual Model Penciptaan Pengetahuan Teori Penciptaan Pengetahuan (Nonaka

& Takeuchi, 1995) Knowledge-Based

View of The Firm(Kaplan et al., 2001)

Teori Umum (Grand Theory)

Teori Pendukung Penciptaan Pengetahuan (Nonaka et al., 2000; Krogh et al., 2000; Soo et al., 2002a;

Nonaka & Toyama, 2005) Balanced

Scorecard (Kaplan & Norton, 2004)

Teori Antara (Middle Range Theory)

Korelasi Kanonikal (Hair et al., 1998)

Structural Equation Modeling (Hair et al., 2006) Teori Sistem Pakar (Turban,

1993; Marimin, 2002)

Teori Teknik Aplikasi

Konsep Model Penciptaan Pengetahuan

(2)

4.2 Model Kontribusi Aset Pengetahuan

Aset-aset pengetahuan yang dimiliki koperasi diidentifikasi perannya terhadap proses penciptaan pengetahuan yang dapat terjadi sehingga terbentuk perilaku inovatif. Aset pengetahuan tersebut digolongkan menjadi empat, yaitu aset pengetahuan eksperiensial, konseptual, sistemik dan rutin. Keempat tipe aset pengetahuan tersebut menjadi variabel independen. Sebagai variabel dependen adalah proses konversi pengetahuan dalam kerangka model SECI, yaitu: sosialisasi, eksternalisasi, kombinasi dan internalisasi. Model konseptual penelitian dapat dilihat pada Gambar 14.

Gambar 14 Model Konseptual Penelitian Kontribusi Aset Pengetahuan

4.3 Model Penciptaan Pengetahuan

Pengembangan model penciptaan pengetahuan pada koperasi susu dilakukan dengan menggunakan model development strategy. Strategi ini dipilih dengan mempertimbangkan kesesuaian dengan tujuan penelitian untuk menghasilkan model penciptaan pengetahuan yang baru yang didukung data empiris dari koperasi susu yang menjadi responden penelitian.

4.3.1 Definisi Operasional Variabel

Pada penelitian ini terdapat tujuh variabel yang akan diamati dan diuji secara statistik. Definisi operasional masing-masing variabel tersebut adalah: 1. Akuisisi pengetahuan didefinisikan sebagai kegiatan yang dilakukan oleh

koperasi untuk memperoleh pengetahuan yang dibedakan menjadi dua, yaitu kolaborasi formal dan interaksi informal.

1 Eksperiensial Rutin Sistemik Konseptual Kombinasi Sosialisasi Eksternalisasi Internalisasi 2 1 2

(3)

mengaplikasikan untuk tujuan-tujuan komersialnya..

3. Konversi pengetahuan didefinisikan sebagai proses interaksi dinamis antara antara pengetahuan tacit dan pengetahuan eksplisit yang dibedakan menjadi empat, yaitu eksternalisasi, sosialisasi, kombinasi dan internalisasi.

4. Aset pengetahuan didefinisikan sebagai sumber daya spesifik yang dimiliki koperasi yang esensial untuk mencitapkan keunggulan bersaingnya, yang dikelompokkan menjadi empat, yaitu aset pengetahuan eksperiensial, konseptual, sistemik dan rutin.

5. Kemampuan pemecahan masalah dan pengambilan keputusan didefinisikan sebagai kegiatan yang dilakukan bersama-sama oleh para anggota koperasi atau pengurus koperasi dan pihak lain untuk memecahkan suatu masalah dan mengambil suatu keputusan mengenai masalah tersebut.

6. Inovasi di koperasi didefinisikan sebagai komersialisasi sesuatu yang baru seperti teknologi baru, aplikasi baru dalam bentuk produk, proses atau segmen pasar baru, bentuk organisasi baru, pendekatan manajemen baru atau kombinasi satu dengan lainnya.

7. Kinerja diidentifikasikan melalui indikator kepuasan anggota, kualitas produk, keuntungan dan produktivitas.

4.3.2 Spesifikasi Model

Secara teoritis, keberhasilan koperasi sebagai entitas usaha dengan karakteristik khusus adanya relational contracting, yakni saat pemilik dan konsumen adalah orang yang sama serta mutual benefit anggota menjadi prioritas utama (Nasution 2000). Pada penelitian ini kinerja koperasi diidentifikasikan dengan kepuasan anggota. Hal ini mengindikasikan bahwa semakin tinggi tingkat kepuasan anggota, maka semakin tinggi kinerja koperasi tersebut.

Adanya inovasi dapat diidentifikasikan dengan adanya konversi pengetahuan dan peningkatan kapabilitas pemecahan masalah dan pengambilan keputusan (Bean & Radford 2002). Indikator adanya konversi pengetahuan meliputi pembelajaran, artikulasi, kerjasama dan rekonfigurasi, sedangkan

(4)

indikator kapabilitas pemecahan masalah dan pengambilan keputusan adalah adanya kreativitas, konsensus dan kelengkapan.

4.3.3 Hipotesis Model 1

Hipotesis didefinisikan sebagai dugaan hubungan secara logika antara dua atau lebih variabel terekspresi dalam format pernyataan yang dapat diuji. Dengan menguji hipotesis dan mengkonfirmasi dugaan hubungan, diharapkan solusi dapat ditemukan untuk pemasalahan yang dihadapi (Sekaran 2000). Berdasarkan model konseptual yang disusun, maka hipotesis yang diuji sebagai Model 1 adalah: 1) Terdapat hubungan positif antara aset pengetahuan dengan konversi

pengetahuan.

2) Terdapat hubungan positif antara daya serap dengan konversi pengetahuan. 3) Terdapat hubungan positif antara daya serap dengan kapabilitas pemecahan

masalah dan pengambilan keputusan.

4) Terdapat hubungan positif antara akuisisi pengetahuan dengan kapabilitas pemecahan masalah dan pengambilan keputusan.

5) Terdapat hubungan positif antara konversi pengetahuan dengan kapabilitas pemecahan masalah dan pengambilan keputusan.

6) Terdapat hubungan positif antara kapabilitas pemecahan masalah dan pengambilan keputusan dengan inovasi.

7) Terdapat hubungan positif antara konversi pengetahuan dengan inovasi 8) Terdapat hubungan positif antara inovasi dengan kinerja.

Kerangka pemikiran model penciptaan pengetahuan untuk mendorong inovasi pada koperasi susu secara lengkap ditampilkan pada Gambar 15. Selanjutnya disebut sebagai Model 1.

(5)

75 Gambar 15 Kerangka Pemikiran Model Penciptaan Pengetahuan untuk Mendorong Inovasi pada Koperasi Susu (Model 1)

H4 Daya Serap  Individu  Organisasi H6 H8 H3 H2 H7 Inovasi  Manajemen  Proses  Produk Aset Pengetahuan  Eksperiensial  Konseptual  Sistemik  Rutin Akuisisi Pengetahuan  Interaksi  Kolaborasi H5 • Kapabilitas Pemecahan Masalah dan Pengambilan Keputusan  Kreativitas  Konsensus  Kelengkapan Konversi Pengetahuan  Internalisasi  Eksternalisasi  Sosialisasi  Kombinasi H1 Kinerja  Produktivitas  Kualitas  Kepuasan Anggota 

(6)

76 Dari kerangka pikir di atas kemudian digambarkan diagram lintasan model penciptaan pengetahuan untuk mendorong inovasi pada koperasi susu (Gambar 16). Pada Model 1, terdapat tiga variabel eksogen, yaitu:

1

 = ASET (Aset Pengetahuan)

2

 = AKUISISI (Akuisisi Pengetahuan)

3

= DSERAP (Daya Serap)

Terdapat empat variabel endogen, yaitu:

1

 = KONVERSI (Konversi Pengetahuan)

2

 = KPMPK (Kapabilitas Pemecahan masalah dan Pengambilan Keputusan)

3

 = INOVASI (Inovasi)

4

 = KINERJA (Kinerja)

Masing-masing variabel eksogen mempunyai indikator yang dinotasikan dengan Xi, meliputi:

X1 = eksperiensial X2 = konseptual X3 = sistemik X4 = rutin

X5 = daya serap individu X6 = daya serap organisasi X7 = interaksi informal X8 = kolaborasi formal

Variabel endogen mempunyai indikator yang dinotasikan sebagai Yi, meliputi: Y1 = internalisasi Y2 = eksternalisasi Y3 = sosialisasi Y4 = kombinasi Y5 = kreativitas Y6 = konsensus Y7 = kelengkapan Y8 = manajemen Y9 = proses Y10 = produk Y11 = produktivitas Y12 = kualitas

(7)

77 Gambar 16 Diagram Lintasan Model Penciptaan Pengetahuan untuk Mendorong Inovasi pada Koperasi Susu (Model 1)

X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 Aset Akuisisi Konversi

DSerap KPMPK Inovasi Kinerja

Y1 Y2 Y3 Y4 Y11 Y12 Y13 Y8 Y9 Y10 Y5 Y6 Y7

(8)

78

4.3.4 Hipotesis Model 2

Hipotesis yang disusun untuk Model 2 adalah:

1) Terdapat hubungan positif antara aset pengetahuan dengan konversi pengetahuan.

2) Terdapat hubungan positif antara daya serap dengan konversi pengetahuan. 3) Terdapat hubungan positif antara akuisisi pengetahuan dengan konversi

pengetahuan.

4) Terdapat hubungan positif antara daya serap dengan kapabilitas pemecahan masalah dan pengambilan keputusan.

5) Terdapat hubungan positif antara akuisisi pengetahuan dengan kapabilitas pemecahan masalah dan pengambilan keputusan.

6) Terdapat hubungan positif antara konversi pengetahuan dengan kapabilitas pemecahan masalah dan pengambilan keputusan.

7) Terdapat hubungan positif antara konversi pengetahuan dengan inovasi 8) Terdapat hubungan positif antara kapabilitas pemecahan masalah dan

pengambilan keputusan dengan inovasi.

9) Terdapat hubungan positif antara inovasi dengan kinerja.

Kerangka Pemikiran Model Penciptaan Pengetahuan untuk Mendorong Inovasi pada Koperasi Susu untuk Model 2 ditampilkan pada Gambar 17.

(9)

79 Gambar 17 Kerangka Pemikiran Model Penciptaan Pengetahuan untuk Mendorong Inovasi pada Koperasi Susu (Model 2)

H2 H8 Inovasi  Manajemen  Proses  Produk Aset Pengetahuan  Eksperiensial  Konseptual  Sistemik  Rutin Akuisisi Pengetahuan  Interaksi  Kolaborasi Daya Serap  Individu  Organisasi H6 • Kapabilitas Pemecahan Masalah dan Pengambilan Keputusan  Kreativitas  Konsensus  Kelengkapan Konversi Pengetahuan  Internalisasi  Eksternalisasi  Sosialisasi  Kombinasi H1 H3 H9 H4 H5 H7 Kinerja  Produktivitas  Kualitas  Kepuasan Anggota 

(10)

80 Model struktural yang disusun pada Model 2, menyajikan tiga variabel eksogen, yaitu (Gambar 18):

1

 = ASET (Aset Pengetahuan)

2

 = AKUISISI (Akuisisi Pengetahuan)

3

= DSERAP (Daya Serap)

Terdapat empat variabel endogen, yaitu:

1

 = KONVERSI (Konversi Pengetahuan)

2

 = KPMPK (Kapabilitas Pemecahan masalah dan Pengambilan Keputusan)

3

 = INOVASI (Inovasi)

4

 = KINERJA (Kinerja)

Masing-masing variabel eksogen mempunyai indikator yang dinotasikan dengan Xi, meliputi:

X1 = eksperiensial X2 = konseptual X3 = sistemik X4 = rutin

X5 = daya serap individu X6 = daya serap organisasi X7 = interaksi informal X8 = kolaborasi formal

Masing-masing variabel endogen mempunyai indikator yang dinotasikan sebagai Yi, meliputi: Y1 = internalisasi Y2 = eksternalisasi Y3 = sosialisasi Y4 = kombinasi Y5 = kreativitas Y6 = konsensus Y7 = kelengkapan Y8 = manajemen Y9 = proses Y10 = produk Y11 = produktivitas Y12 = kualitas

(11)

81 Gambar 18 Diagram Lintasan Model Penciptaan Pengetahuan untuk Mendorong Inovasi pada Koperasi Susu (Model 2)

H1 H5 H6 H4 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 Aset Akuisisi Konversi

DSerap KPMPK Inovasi Kinerja

Y1 Y2 Y3 Y4 Y11 Y12 Y13 Y8 Y9 Y10 Y5 Y6 Y7 H2 H3 H7 H8 H9

(12)

82

4.3.5 Hipotesis Model 3

Hipotesis yang disusun untuk Model 3 adalah:

1) Terdapat hubungan positif antara aset pengetahuan dengan konversi pengetahuan.

2) Terdapat hubungan positif antara daya serap dengan konversi pengetahuan. 3) Terdapat hubungan positif antara akuisisi pengetahuan dengan konversi

pengetahuan.

4) Terdapat hubungan positif antara daya serap dengan kapabilitas pemecahan masalah dan pengambilan keputusan.

5) Terdapat hubungan positif antara akuisisi pengetahuan dengan kapabilitas pemecahan masalah dan pengambilan keputusan.

6) Terdapat hubungan positif antara konversi pengetahuan dengan kapabilitas pemecahan masalah dan pengambilan keputusan.

7) Terdapat hubungan positif antara konversi pengetahuan dengan inovasi 8) Terdapat hubungan positif antara kapabilitas pemecahan masalah dan

pengambilan keputusan dengan inovasi

9) Terdapat hubungan positif antara inovasi dengan kinerja.

Kerangka Pemikiran Model Penciptaan Pengetahuan untuk Mendorong Inovasi pada Koperasi Susu untuk Model 2 ditampilkan pada Gambar 19.

(13)

83 Gambar 19 Kerangka Pemikiran Model Penciptaan Pengetahuan untuk Mendorong Inovasi pada Koperasi Susu (Model 3)

H6 H3 H2 H5 Inovasi  Manajemen  Proses  Produk Aset Pengetahuan  Eksperiensial  Konseptual  Sistemik  Rutin Akuisisi Pengetahuan  Interaksi  Kolaborasi Daya Serap  Individu  Organisasi H4 • Kapabilitas Pemecahan Masalah dan Pengambilan Keputusan  Kreativitas  Konsensus  Kelengkapan Konversi Pengetahuan  Internalisasi  Eksternalisasi  Sosialisasi  Kombinasi H1 Kinerja  Produktivitas  Kualitas  Kepuasan Anggota  H7

(14)

84 Model struktural yang disusun pada Model 3, juga menyajikan tiga variabel eksogen, yaitu (Gambar 20):

1

 = ASET (Aset Pengetahuan)

2

 = AKUISISI (Akuisisi Pengetahuan)

3

= DSERAP (Daya Serap)

Terdapat empat variabel endogen, yaitu:

1

 = KONVERSI (Konversi Pengetahuan)

2

 = KPMPK (Kapabilitas Pemecahan masalah dan Pengambilan Keputusan)

3

 = INOVASI (Inovasi)

4

 = KINERJA (Kinerja)

Masing-masing variabel eksogen mempunyai indikator yang dinotasikan dengan Xi, meliputi:

X1 = eksperiensial X2 = konseptual X3 = sistemik X4 = rutin

X5 = daya serap individu X6 = daya serap organisasi X7 = interaksi informal X8 = kolaborasi formal

Masing-masing variabel endogen mempunyai indikator yang dinotasikan sebagai Yi, meliputi: Y1 = internalisasi Y2 = eksternalisasi Y3 = sosialisasi Y4 = kombinasi Y5 = kreativitas Y6 = konsensus Y7 = kelengkapan Y8 = manajemen Y9 = proses Y10 = produk Y11 = produktivitas Y12 = kualitas

(15)

85 Gambar 20 Diagram Lintasan Model Penciptaan Pengetahuan untuk Mendorong Inovasi pada Koperasi Susu (Model 3)

H5 H6 X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 Aset Akuisisi Konversi

DSerap KPMPK Inovasi Kinerja

Y1 Y2 Y3 Y4 Y11 Y12 Y13 Y8 Y9 Y10 Y5 Y6 Y7 H1 H2 H3 H4 H7

(16)

86

4.3.6 Hipotesis Model 4

Berdasarkan proses respesifikasi model, disusun Model 4 dengan hipotesis yang diuji adalah:

1) Terdapat hubungan positif antara aset pengetahuan dengan konversi pengetahuan.

2) Terdapat hubungan positif antara daya serap dengan konversi pengetahuan. 3) Terdapat hubungan positif antara daya serap dengan kapabilitas pemecahan

masalah dan pengambilan keputusan.

4) Terdapat hubungan positif antara akuisisi pengetahuan dengan kapabilitas pemecahan masalah dan pengambilan keputusan

5) Terdapat hubungan positif antara konversi pengetahuan dengan kapabilitas pemecahan masalah dan pengambilan keputusan.

6) Terdapat hubungan positif antara kapabilitas pemecahan masalah dan pengambilan keputusan dengan inovasi.

7) Terdapat hubungan positif antara konversi pengetahuan dengan inovasi. Kerangka Pemikiran Model Penciptaan Pengetahuan untuk Mendorong Inovasi pada Koperasi Susu untuk Model 3 ditampilkan pada Gambar 21.

(17)

87 Gambar 21 Kerangka Pemikiran Model Penciptaan Pengetahuan untuk Mendorong Inovasi pada Koperasi Susu (Model 4)

H2 H6 H7 Inovasi  Manajemen  Proses  Produk Aset Pengetahuan  Kepercayaan  Citra  Ketrampilan  Prosedur Akuisisi Pengetahuan  Interaksi  Kolaborasi Daya Serap  Individu  Organisasi H5 Kapabilitas Pemecahan Masalah & Pengambilan Keputusan  Kreativitas  Konsensus  Kelengkapan Konversi Pengetahuan • Pembelajaran • Artikulasi • Kerjasama • Rekonfigurasi • H1 H3 H4

(18)

88 Model struktural yang disusun pada Model 4 terdiri atas tiga variabel eksogen dan tiga variabel endogen (Gambar 22). Ketiga variabel eksogen tersebut, yaitu:

1

 = ASET (Aset Pengetahuan)

2

 = AKUISISI (Akuisisi Pengetahuan)

3

= DSERAP (Daya Serap)

Terdapat tiga variabel endogen, yaitu:

1

 = KONVERSI (Konversi Pengetahuan)

2

 = KPMPK (Kapabilitas Pemecahan masalah dan Pengambilan Keputusan)

3

 = INOVASI (Inovasi)

Masing-masing variabel eksogen mempunyai indikator yang dinotasikan dengan Xi, meliputi:

X1 = eksperiensial X2 = konseptual X3 = sistemik X4 = rutin

X5 = daya serap individu X6 = daya serap organisasi X7 = interaksi informal X8 = kolaborasi formal

Masing-masing variabel endogen mempunyai indikator yang dinotasikan sebagai Yi, meliputi:

Y1 = daya serap individu Y2 = daya serap organisasi Y3 = internalisasi Y4 = eksternalisasi Y5 = sosialisasi Y6 = kombinasi Y7 = kreativitas Y8 = konsensus Y9 = kelengkapan Y10 = manajemen Y11 = proses Y12 = produk

(19)

89 Gambar 22 Diagram Lintasan Model Penciptaan Pengetahuan untuk Mendorong Inovasi pada Koperasi Susu (Model 4)

X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 Aset Akuisisi DSerap Konversi KPMPK Y1 Y2 Y3 Y4 Y5 Y6 Y7 Inovasi Y8 Y9 Y10 H1 H2 H3 H4 H5 H6 H7

(20)

90

4.3.7 Hipotesis Model 5

Berdasarkan proses respesifikasi model, disusun Model 5 dengan hipotesis yang diuji adalah:

1) Terdapat hubungan positif antara aset pengetahuan dengan konversi pengetahuan.

2) Terdapat hubungan positif antara akuisisi pengetahuan dengan daya serap 3) Terdapat hubungan positif antara akuisisi pengetahuan dengan kapabilitas

pemecahan masalah dan pengambilan keputusan.

4) Terdapat hubungan positif antara daya serap dengan konversi pengetahuan 5) Terdapat hubungan positif antara daya serap dengan kapabilitas pemecahan

masalah dan pengambilan keputusan

6) Terdapat hubungan positif antara konversi pengetahuan dengan kapabilitas pemecahan masalah dan pengambilan keputusan.

7) Terdapat hubungan positif antara konversi pengetahuan dengan inovasi 8) Terdapat hubungan positif antara kapabilitas pemecahan masalah dan

pengambilan keputusan dengan inovasi.

Kerangka Pemikiran Model Penciptaan Pengetahuan untuk Mendorong Inovasi pada Koperasi Susu untuk Model 3 ditampilkan pada Gambar 23.

(21)

91 Gambar 23 Kerangka Pemikiran Model Penciptaan Pengetahuan untuk Mendorong Inovasi pada Koperasi Susu (Model 5)

H4 H8 H7 Inovasi  Manajemen  Proses  Produk Aset Pengetahuan  Eksperiensial  Konseptual  Sistemik  Rutin Akuisisi Pengetahuan  Interaksi  Kolaborasi Daya Serap  Individu  Organisasi H6 Kapabilitas Pemecahan Masalah & Pengambilan Keputusan  Kreativitas  Konsensus  Kelengkapan Konversi Pengetahuan  Internalisasi  Eksternalisasi  Sosialisasi  Kombinasi H1 H5 H2 H3

(22)

92 Model struktural yang disusun pada Model 5 terdiri atas dua variabel eksogen dan empat variabel endogen (Gambar 24). Kedua variabel eksogen tersebut, yaitu:

1

 = ASET (Aset Pengetahuan)

2

 = AKUISISI (Akuisisi Pengetahuan) Dan terdapat empat variabel endogen, yaitu:

1

 = DSERAP (Daya Serap)

2

 = KONVERSI (Konversi Pengetahuan)

3

 = KPMPK (Kapabilitas Pemecahan masalah dan Pengambilan Keputusan)

4

 = INOVASI (Inovasi)

Masing-masing variabel eksogen mempunyai indikator yang dinotasikan dengan Xi, meliputi: X1 = eksperiensial X2 = konseptual X3 = sistemik X4 = rutin X5 = interaksi informal X6 = kolaborasi formal

Masing-masing variabel endogen mempunyai indikator yang dinotasikan sebagai Yi, meliputi:

Y1 = daya serap individu Y2 = daya serap organisasi Y3 = internalisasi Y4 = eksternalisasi Y5 = sosialisasi Y6 = kombinasi Y7 = kreativitas Y8 = konsensus Y9 = kelengkapan Y10 = manajemen Y11 = proses Y12 = produk

(23)

93

Gambar 24 Diagram Lintasan Model Penciptaan Pengetahuan untuk Mendorong Inovasi pada Koperasi Susu (Model 5)

Aset X1 X2 X3 X4 Y1 Y2 DSerap X5 X6 Akuisisi Y3 Y4 Y5 Y6 Konversi KPMPK Y7 Y8 Y9 Inovasi Y10 Y11 Y12 H1 H4 H5 H6 H3 H8 H7

Gambar

Gambar 13  Landasan Konseptual Model Penciptaan Pengetahuan Teori Penciptaan Pengetahuan (Nonaka
Gambar 14  Model Konseptual Penelitian Kontribusi Aset Pengetahuan  4.3   Model Penciptaan Pengetahuan
Gambar 24   Diagram Lintasan Model Penciptaan Pengetahuan untuk Mendorong Inovasi pada Koperasi Susu (Model 5) Aset X1X2X3X4Y1Y2DSerap X5X6Akuisisi Y3Y4Y5Y6Konversi KPMPK Y7Y8Y9Inovasi Y10Y11Y12H1 H4 H5 H6 H3 H8 H7

Referensi

Dokumen terkait

Perencanaan desain pencahayaan dimulai dengan menggali kebutuhan ruang berdasarkan aktifitas sampai dengan mendesain kembali untuk memperbaiki kondisi pencahayaan

a Semua asiswa +ang panai aalah siswa SMA H b Sebagian besar siswa SMA H ka+a an panai.. ' Sebagian besar siswa +ang ka+a an panai aalah siswa SMA

Tabel 2 juga menunjukkan bahwa stres eksternal mempunyai korelasi signifi kan dengan stres internal akan tetapi tidak mempunyai korelasi signifi kan dengan coping diadik negatif, hal

Pada Tabel 5, faktor-faktor pembatas kesesuaian lahan untuk tanaman padi sawah di Desa Hamparan Perak yang perlu diperbaiki adalah pH, C-organik dan N-total

Kawasan ini mendapatkan nilai tinggi karena didukung nilai vitalitas ekonomi yang tinggi; kondisi sarana dan prasarana permukiman yang kurang memadai; lokasinya yang

Ha (2004 dalam Alam dan Yasin, 2010:80) mendapatkan temuan bahwa faktor-faktor transaksi online terdiri dari : 1) Tingkat risiko (perceived risk, keamanan/privasi). Konsumen

Pada penelitian kami telah melakukan perbanyakan induk Cibotium barometz dengan membedakan konsentrasi nitrogen pada media dan menghasilkan 3 genotip planlet.. Planlet

Dari data yang didapatkan dari responden, mereka mengatakan bahwa merasa yakin terdapat penulisan laporan fiktif, terdapat banyak laporan fiktif, menggunakan data yang ada