• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB V GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

70

BAB V

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

5.1

Letak, Kondisi Geografi dan Topografi Kabupaten Karangasem

Kabupaten Karangasem terletak di ujung timur Pulau Bali yang merupakan salah satu dari sembilan kabupaten/kota yang ada di Propinsi Bali memiliki daerah pantai dan pegunungan dengan batas wilayah sebagai berikut :

Sebelah Utara : Berbatasan dengan Laut Bali.

Sebelah Selatan : Berbatasan dengan Samudra Indonesia . Sebelah Barat : Berbatasan dengan Kabupaten Klungkung,

Bangli dan Buleleng.

Sebelah Timur : Berbatasan dengan Selat Lombok.

Secara geografis Kabupaten Karangasem berada pada posisi 8o 00’00” - 8o 41’37,8” Lintang Selatan dan 115o37’9,8” - 115o54’8,9” Bujur Timur. Luas Kabupaten Karangasem adalah 839,54 Km2 atau 14,90% dari luas Provinsi Bali ( 5.632,86 Km2 ). Apabila dilihat dari penguasaan tanahnya, dari luas wilayah yang ada sekitar 7.140 ha. (8,50%) merupakan lahan persawahan, sedangkan bukan lahan sawah 76.814 ha. (91,50%). Jumlah curah hujan terbanyak adalah pada bulan januari dengan rata-rata curah hujan 698 mm, dengan rata-rata hari hujan 23 hari.

Kondisi topografi Kabupaten Karangasem terbagi ke dalam dua wilayah dengan karakteristik topografi yang berbeda. Bagian barat merupakan daerah perbukitan/pegunungan dengan lereng yang curam, sedangkan pada bagian

(2)

utara, timur dan selatan merupakan daerah pantai yang relatif datar. Suhu rata-rata berkisar antara 17 s/d 20 derajat celcius, dengan kelembaban antara 60 – 90 %. Sedangkan jenis tanah di Kabupaten Karangasem adalah vulkanis muda dengan derajat keasaman (pH) tanah antara 6 s/d 7. Puncak tertinggi adalah gunung Agung terdapat Pura Besakih yang terbesar di Bali. Jarak dari ibukota puncak kabupaten ke ibukota provinsi sekitar 68 km.

Gambar 5.1.

(3)

5.2 Pemerintahan

Kabupaten Karangasem tahun 2009 terdiri atas delapan Kecamatan, tiga Kelurahan, 75 desa, 581 Banjar Dinas/Lingkungan, 190 Desa Adat dan 605 Banjar Adat. Untuk menjalankan roda pemerintahan di masing-masing tingkat wilayah dikepalai oleh seorang Camat untuk tingkat kecamatan, Lurah/Kepala Desa untuk tingkat Kelurahan/Desa, Kepala Lingkungan untuk tingkat lingkungan dan Kelian Banjar untuk tingkat Banjar Dinas. Pada Pemilihan Umum legislatif 2009 proporsi jumlah anggota dewan untuk Kabupaten Karangasem 37 orang yang tediri dari PDIP sebanyak sebelas orang, Partai Golkar sebanyak sembilan orang, Partai Demokrat tiga orang, PNI-m sebanyak empat orang dan F Karangasem Bersatu sebanyak sepuluh orang. Produk hukum yang dihasilkan oleh DPRD Kabupaten Karangasem selama tahun 2009 yaitu Perda delapan buah, Keputusan DPRD 17 buah dan produk lain seperti Keputusan Pemimpin DPRD 3 buah dan Persetujuan atau Rekomedasi sebanyak 13 buah.

5.3 Penduduk dan Tenaga Kerja

Jumlah penduduk Kabupaten Karangasem tahun 2009 berdasarkan hasil registrasi penduduk adalah 432.791 jiwa, terdiri dari 216.401 jiwa laki-laki dan 216.390 jiwa perempuan. Dengan jumlah rumah tangga 114.986. Kecamatan yang paling padat penduduknya adalah Kecamatan Sidemen yaitu, sebesar 970 jiwa per km2 dan kecamatan yang paling rendah kepadatannya adalah Kecamatan Kubu yaitu sebesar 305 jiwa per km2. Kepadatan penduduk untuk Kabupaten Karangasem adalaah sebesar 516 jiwa per km2. Sex ratio sebesar 100,01 yang

(4)

menunjukan jumlah penduduk laki-laki lebih besar dari penduduk perempuan, kecuali Kecamatan Sidemen dan Selat memiliki sex ratio lebih kecil dari 100 yang berarti jumlah penduduk perempuan lebih besar dari penduduk laki-laki. Gambaran mengenai ketenaga kerjaan Kabupaten Karangasem berdasarkan Survei Sosial Ekonomi menunjukkan angkatan kerja pada tahun 2009 adalah 236.309 orang (83,12%), dimana penduduk yang bekerja sebanyak 228.473 orang (80,36%) yang mencari pekerjaaan 7.836 orang (2,76%). Sedangkan yang bukan aangkatan kerja sebanyak 47.990 orang (16,88%) seperti sekolah sebanyak 14.353 (5,05%), pengurus rumah tangga 22.862 (8,04%) dan lainnya 10.775 (3,79%).

5.4. Konsumsi dan Keadaan Rumah Tangga

Rata-rata pengeluaran perkapita sebulan penduduk Kabupaten Karangasem tahun 2009 dari hasil Survei Sosial Ekonomi, untuk kelompok makanan sebesar Rp 195.049 (53,76%) dan non makanan sebesar Rp 167.775 (46,24%). Keadaan rumah tangga di Kabupaten Karagasem menurut jenis lantai terluas yaitu 20 sd 49 m2 sebesar 53,19%, jenis atap terluas dengan genteng sebesar 78,89%. Sumber penerangan rumah tangga terbanyak dengan listrik PLN sebesar 91,17% dan sumber air minum terbanyak dengan ledeng yaitu sebesar 39,64%.

5.5 Sosial

Pada bidang pendidikan dapat kita lihat jumlah murid Taman Kanak-Kanak di Kabupaten Karangasem sebanyak 313 orang, murid Sekolah Dasar berjumlah 49.052 orang, untuk SD Negeri berjumlah 48.483 orang dan SD Swasta berjumlah 569 orang. Murid SLTP berjumlah 17.488 orang, murid SLTP Negeri

(5)

16.878 orang dan murid SLTP Swasta berjumlah 610 orang. Murid SMU berjumlah 7.652 orang, murid SMU Negeri 5.390 orang, SMU Swasta 2.262 orang dan SMK sebanyak 2.266 orang dengan rincian jumlah murid SMK Negeri sebanyak 1.628 orang dan murid SMK Swasta sebanyak 638 orang. Pada bidang Kesehatan, yang merupakan salah satu faktor penting untuk menunjang mutu SDM, sehingga berbagai saran dan prasarana pelayanan telah dibangun di Kabupaten Karangasem. Tempat pelayanan seperti rumah sakit tersedia 1 buah, Puskesmas 12 buah puskesmas pembantu 70 buah dan 12 buah puskesmas keliling. Tenaga kesehatan yang tersedia seperti dokter sebanyak 88 orang, perawat 232 orang, bidan 153 orang dan para medis non perawat 176 orang. Kasus kematian sebanyak 141 kasus dengan kasus kematian tebanyak gagal nafas. Jumlah PUS di kabupaten karangasem adalah 75.891 orang dan pasangan usia subur yang menggunakan alat kontrasepsi adalah 62.582 orang. Penduduk Kabupaten Karangasem mayoritas beragama Hindu, yaitu sebanyak 412.555 orang, kemudian pen duduk yang beragama Islam sebanyak 19.047 orang, Kristen 321 orang, Budha 625 orang dan Katholik berjumlah 243 orang.

5.6 Pertanian

Di sektor pertanian tercatat produksi padi sawah sebesar 77.870,18 ton (GKG) dengan rata-rata hasil 65,38 kwintal per ha. Produksi jagung 22.838,94 ton dengan rata-rata 21,92 kwintal per ha. Produksi ubi kayu 107.903,97 ton dengan rata hasil 162,58 kwintal per ha. Produksi ubi jalar 23.737,15 ton dengan rata hasil 130,50 kwintal per ha. Produksi kacang tanah 5.230,24 ton dengan rata hasil 10,71 kwintal per ha. Produksi kacang kedelai 144,90 ton dengan

(6)

rata-rata hasil 11,59 kwintal per ha. Produksi kacang hijau 300,83 ton dengan rata-rata-rata-rata produksi 11,66 kwintal per ha. Pada sub sektor perkebunan tercatat untuk produksi tanaman perkebunan kelapa 15.233,35 ton, kopi 564,71 ton, cengkeh 53,65 ton, coklaat/kakao 251,26 ton, jambu mete 3.210,55 ton, kapuk 41,20 ton, panili 0,99 ton dan tembakau 5,98 ton. Luas kawasan hutan di Kabupaten Karangasem tercatat 14.260,43 Ha, terdiri dari hutan lindung 14.056,43 Ha dan hutan produksi 204 Ha. Pada sub sektor peternakan, tercatat 152.437 ekor sapi, kerbau 100 ekor, babi 170.878 ekor, kambing 20.618 ekor, ayam ras petelor 472.819 ekor, ayam ras pedaging 350.670 ekor dan itik 55.153 ekor. Terlihat Kabupaten Karangasem sangat potensi di sub sektor peternakan ini, sehingga perlu dikembangkan untuk meningkatkan pendapatan masyarakat. Produksi perikanan laut dari hasil penangkapan adalah 14.494,28 ton dengan nilai produksi 97.743.280 rupiah sedangkan untuk hasil penangkapan dan perikanan darat/air tawar adalah 282,10 ton dengan nilai produksi 11.431.609 rupiah.

5.7 Industri

Perusahaan/usaha industri pengolahan di Kabupaten Karangasem tercatat, hanyak untuk industri kecil dan industri kerajinan rumah tangga yaitu sebanyak 13.321 perusahaan/usaha dengan jumlah tenaga kerja sebanyak 24.250 orang dan sebanyak 3 perusahaan/usaha dengan jumlah tenaga kerja 31 orang. Di bidang kelistrikan tahun 2009 tercatat jumlah pelanggan listrik 56.518 pelanggan dengan jumlah KWH terjual sebesar 83.814.413 dan dibidang air minum banyaknya pelanggan dengan banyaknya pemakaian air sebesar 4.240.945 m3.

(7)

5.8 Perdagangan

Surat Ijin Usaha Perdagangan (SIUP) adalah perdagangan barang dan jasa di Kabupaten Karangasem tercatat untuk golongan usaha kecil sebanyak 283 buah, menengah sebanyak delapan buah dan besar tiga buah dengan bentuk usaha seperti Perseroan Terbatas (PT) sebanyak tiga buah, Comanditer Venonscaff (CV). Sebanyak 44 buah, Koperasi 4 buah, Firma (Fa) 0 buah dan perorangan sebanyak 242 buah.

5.9 Perhubungan

Panjang jalan di Kabupaten Karangasem adalah 885,345 Km,untuk panjang jalan kabupaten 653,415 Km, panjang jalan propinsi 154,330 Km dan panjang jalan negara 77,600 km. di bidang angkutan tercatat jumlah bus sebanyak empat buah, mikrobus sebanyak 137 buah, minibus sebanyak 3.001 buah, truk sebanyak 1.141 buah, pick up sebanyak 1.945 buah, sedan sebanyak 252 buah jeep sebanyak 439 buah dan sepeda motor sebanyak 62.547 buah. Di bidang pariwisata tercatat jumlah wisatawan asing yang berkunjung ke Kabupaten Karangasem adalah 219.256 orang dan wisatawan local adalah 74.021 orang.

5.10 Keuangan dan Harga-harga

Realisasi pemerintahan daerah kabupaten Karangasem tahun 2009 adalah 612.417.552.710,08 rupiah yang terdiri dari pendapatan asli daerah (PAD) sebesar 47.842.959.879,78 rupiah, pendapatan transfer dana perimbangan sebesar 560.753.222.830,30 rupiah dan pendapatan lainnya yang sah sebesar 3.821.370.000,00 rupiah. Belanja daerah sebesar 658.369.984.749,20 rupiah yang

(8)

terdiri dari belanja operasi sebesar 486.751.765.689,68 rupiah, belanja modal sebesar 141. 782.331.269,00 rupiah, belanja tak terduga sebesar 1.385.358.750,00 rupiah dan belanja transfer / bagi hasil ke desa sebesar 28.450.529.040,52 rupiah. Pembiayaan yang teriri dari penerimaan pembiayaan sebesar 104.022.269.711,58 rupiah dan pengeluaran pembiayaan sebesar 2.883.714.087,64 rupiah. Kegiatan ekonomi belanja lancar bila ditunjang dengan tersedianya dana. Hal ini dengan adanya bank-bank untuk menyalurkan keuangan baik berupa tabungan maupun kredit. Selain ditunjang oleh lembaga keuangan, kegiatan ekonomi pedesaan disokong pula oleh adanya Koperasi Unit Desa (KUD), yang diharapkan nantinya mampu menjadi tulang punggung perekonomian masyarakat. Jumlah koperasi di Kabupaten Karangasem adalah KUD sebanyak 10 buah dengang jumlah anggota 36.502 orang dan koperasi non KUD sebanyak 211 buah dengan jumlah anggota 26.515 orang.

5.11 Pendapatan Regional

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Karangasem atas dasar harga berlaku tahun 2008 besarnya 3.187.794,20 juta rupiah, meningkat dibandingakn dengan tahun 2007 yang besarnya 2.728.601,05 juta rupiah, dimana keadaan ini dipengaruhi oleh faktor meningkatnya harga-harga. PDRB atas dasar harga konstan 2000 juga mengalami kenaikan, yaitu dari 1.583.407,93 juta rupiah tahun 2007 menjadi 1.663.794,20 juta rupiah tahun 2008, hal ini menunjukkan produksi kegiatan ekonomi meningkat. Laju pertumbuhan PDRB yang menggambarkan laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Karangasem tahun 2008 adalah 5,07%. Angka ini mengalami penurunan dari tahun sebelumnya sebesar

(9)

0,13 poin. Pertumbuhan PDRB yang dikaitkan dengan pertumbuhan penduduk, belum sepenuhnya menunjukkan sebagai indicator kenaikan taraf hidup masyarakat. Hal tersebut disadari antara lain : PDRB hanya mengacu pada aspek ekonomi, sedangkan kesejahteraan mencakup aspek ekonomi maupun non ekonomi, pertumbuhan PDRB yang tinggi belu tentu menjamin bahwa distribusi pendapatan relatif merata dikalangan penerima pendapat. Karena dalam prakteknya tidak semua faktor produksi, khususnya SDM, memiliki akses yang sama untuk terlibat langsung didalam aktifitas produksi. Nilai absolut PDRB atas dasar harga berlaku dibagi jumlah penduduk pertengahan tahun dalam periode yang sama di dapatkan angka pendapatan per kapita penduduk. Tahun 2008 pendapatan perkapita penduduk Kabupaten Karangasem adalah 4.317.669,55 rupiah, yang mengalami kenaikan bila dibandingkan dengan tahun 2007 yaitu 4.128.791,17 rupiah.

5.12 Potensi dan Peluang Investasi di Kabupaten Karangasem 5.12.1 Umum

- Luas wilayah : 839,54 km2

- Jumlah penduduk

(Hasil sementara sensus penduduk 2010) :396 892 jiwa

- Kepadatan penduduk : 473 per km2

- Laju pertumbuhan penduduk tahun 2000 s/d 2010 : 0,97 % per tahun

- Ibukota : Amlapura

- Jumlah kecamatan :8

- Jumlah desa : 78

(10)

- Jarak ke ibukota provinsi (Kota Denpasar) : 68 km - Pertumbuhan ekonomi (tahun 2009) : 5,01 %

5.12.2

Peranan daerah

Jika anda ingin mencari ketenangan yang anda inginkan di pulau dewata Bali, datang saja ke Bali bagian timur. Tepatnya di Kabupaten Karangasem. Di sana terdapat tempat peristirahatan, objek wisata bernuansa religius/spiritual dan sejarah, hingga aktivitas wisata bahari tersaji di depan mata. Selain itu, ada Pura Besakih yang merupakan pura terbesar di Bali, serta tiga istana air (Tirta Gangga, Jungutan, dan Taman Ujung) yang kental dengan nuansa sejarah, berupa taman dan bangunan di atas air yang dibangun oleh raja Karangasem sekitar tahun 1919. Tak hanya itu, Kawasan Candidasa, sebuah kawasan wisata di Desa Manggis, Karangasem, kendati diakui alam dan panoramanya tidak seelok Kuta dan Nusa Dua yang termasyhur karena bibir pantainya yang panjang dan berpasir putih, namun menyuguhi pemandangan lautan di Selat Lombok yang khas dan tak kalah indahnya. Laut yang teduh dan tenang dengan sejumlah gugusan pulau-pulau kecil yang terletak antara Pulau Bali dan Nusa Penida. Perairan di sekitar gugusan itu menjadi daya tarik tersendiri bagi wisata bahari, yang sudah tentu dilengkapi kawasan yang lebih dulu dikenal, yakni Amed dan Tulamben, dua kawasan di ujung timur Pulau Bali. Kendati demikian, diakui bahwa selama ini Karangasem belum cukup banyak dikenal oleh wisatawan domestik ataupun mancanegara. Bahkan, daerah di ujung timur Bali itu seperti terlupakan dalam promosi pariwisata Bali maupun nasional. Selain promosi yang masih kurang, persoalan infrastruktur tetap menjadi kendala. Tiga tahun terakhir, Pemerintah

(11)

Kabupaten Karangasem menghabiskan anggaran sekitar tiga miliar rupiah untuk memperbaikinya, mulai dari memperbanyak penerangan jalan hingga pembangunan kawasan parkir dan tempat wisata di Pantai Candidasa.

Kabupaten Karangasem yang berbatasan langsung dengan tiga kabupaten di sebelah barat, yakni Kabupaten Klungkung, Bangli dan Buleleng. Di sebelah timur berbatasan dengan selat lombok, sedangkan di sebelah utara berbatasan dengan laut Bali, dan di sebelah selatan dengan Samudra Indonesia, juga menyimpan potensi lain yang merupakan sandaran ekonomi utama kabupaten ini, yakni sektor pertanian dalam arti luas termasuk di dalamnya sub sektor peternakan, perikanan dan kelautan, maupun industri kerajinan. Ada empat strategi dan program pembangunan Kabupaten Karangasem. Pertama, pembangunan infrastruktur ekonomi vital meliputi jalan, air, dan listrik. Kedua, pembangunan dengan pendekatan kawasan terpadu untuk keseimbangan dan keterkaitan antar wilayah dengan model Pusat Pertumbuhan Ekonomi Terpadu (P3ET). Ketiga, pembangunan sektoral disesuaikan dengan kondisi, potensi dan permasalahan dengan pendekatan cluster wilayah terhadap produk unggulan, dan

keempat, arah kebijakan pembiayaan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah

(APBD) yang berorientasi pada pelayanan masyarakat, pemberdayaan masyarakat model Program Pengembangan Kecamatan (PPK), dan stimulasi pertumbuhan Investasi.

Untuk meningkatkan sumber daya manusia yang handal, maka sektor pendidikan dan kesehatan juga tidak luput dari perhatian pemerintah kabupaten. Untuk meningkatkan kehidupan masyarakat, pemerintah bertekad memanfaatkan

(12)

pertanian, pemukiman, konservasi dan pemanfaatan ekonomi sumber daya alam dan lingkungan yang berkesinambungan sebagai andalan perekonomian rakyat yang didukung sektor pariwisata. Secara ekonomi, PDRB Kabupaten Karangasem telah mencapai 3,67 trilyun rupiah di tahun 2009, dan menduduki peringkat ke-6 dengan kontribusi 6,96 % terhadap PDRB kabupaten/kota se-Bali. Dengan pertumbuhan ekonomi 5,01 % dan pendapatan per kapita 9,48 juta rupiah di tahun 2009 menjadikan kontribusi daerah ini terhadap perekonomian Provinsi Bali sebesar 6,37 %. Relatif kecilnya kontribusi ini menjadikan Karangasem bersama dengan Kabupaten Klungkung dan Jembrana termasuk ke dalam kategori daerah kurang berkembang atau relatif tertinggal di Provinsi Bali.

5.12.3 Potensi sumber daya alam

Ibarat mutiara yang terpendam, Kabupaten Karangasem yang terletak diujung timur Pulau Bali memiliki beragam potensi yang belum digali dan dikelola secara maksimal. Potensi - potensi tersebut tersebar di berbagai sektoral meliputi sektor pertanian, peternakan, industri kerajinan, maupun pariwisata. Semua itu merupakan sektor yang sangat menjanjikan dan kompetitif untuk dikembangkan. Selama periode tahun 2005 s.d 2009, produksi kegiatan ekonomi di Kabupaten Karangasem meningkat ditunjukkan dengan kenaikan PDRB, dari 2,21 trilyun rupiah di tahun 2005 menjadi 3,67 trilyun rupiah di tahun 2009. Kabupaten Karangasem mempunyai tiga sektor ekonomi utama yang diandalkan untuk menggerakan roda perekonomian di daerah. Ketiga sektor tersebut secara berurutan adalah pertanian, jasa-jasa, serta perdagangan, hotel dan restoran.

(13)

Sektor pertanian mendominasi perekonomian Kabupaten Karangasem, di mana share sektor ini terhadap PDRB mencapai 28,96 % di tahun 2009. Pelaksanaan program peningkatan produksi pertanian di Kabupaten Karangasem meliputi empat sub sektor, yakni tanaman pangan, peternakan, perikanan, dan perkebunan. Sebagian besar lahan pertanian di Karangasem merupakan lahan kering, sedangkan lahan sawah hanya seluas 7.140 ha (8,50% dari luas Kabupaten Karangasem). Kendati memiliki lahan pertanian terbatas, namun produksi bahan makanan (terutama padi dan palawija) di kabupaten ini relatif mampu memenuhi kebutuhan penduduknya. Ini disebabkan oleh produktivitas padi yang tergolong tinggi. Pada tahun 2009, produktivitas padi mencapai 65,38 kwintal per ha. Angka ini merupakan yang tertinggi dalam tiga tahun terakhir. Selama periode itu pula terjadi penambahan luas lahan sawah yang berasal dari alih fungsi lahan yang sebelumnya ditanami buah salak. Peningkatan produktivitas secara konsisten membuat produksi padi cenderung terus meningkat hingga mencapai 73.997 ton di tahun 2009 dengan luas panen 11.926 ha, di mana sebagian besar komoditi padi ini dihasilkan di Kecamatan Karangasem, Bebandem, dan Sidemen.

Selain padi, tanaman pangan yang memiliki perkembangan produksi relatif baik adalah jagung. Jenis tanaman ini menunjukkan peningkatan sebesar 1,31 % di tahun 2008 dan 22,26 % di tahun 2009. Di tahun 2009, produksi jagung mencapai 22.154 ton dari luas panen 10.423 ha dengan kecamatan andalannya adalah Kubu dan Karangasem. Produksi ubi kayu sebanyak 99.053 ton dari luas panen 6.620 ha, terkonsentrasi di Kecamatan Kubu dan Abang. Untuk produksi ubi jalar mencapai 22.636 ton dengan luas panen 1.814 ha. Ubi jalar ini banyak

(14)

terdapat di Kecamatan Abang, Rendang, dan Selat. Sedangkan produksi kacang tanah sebanyak 5.555 ton dengan luas panen 4.885 ha. Kacang tanah banyak ditanam di Kecamatan Karangasem dan Sidemen. Komoditas lain yang banyak terdapat di Kabupaten Karangasem adalah hortikultura (sayuran dan buah-buahan). Bawang merah, cabai besar, tomat, dan kacang panjang adalah komoditas sayuran andalan di Kabupaten Karangasem.

Karangasem juga terkenal sebagai daerah penghasil buah salak. Produksi salak kabupaten ini mencapai 44.623 ton atau 96,56 % dari produksi salak di Bali selama tahun 2009. Salah satu daerah primadona penghasil salak kabupaten ini adalah Desa Sibetan di Kecamatan Bebandem. Karena itu, desa ini juga menjadi kawasan agrowisata perkebunan salak di Bali. Di samping itu, desa ini juga dijadikan proyek percontohan (denplot) oleh Dinas Pertanian Provinsi Bali, yang bertujuan untuk meningkatkan mutu dan produksi buah salak. Desa Sibetan yang daerahnya berada di dataran tinggi, yakni sekitar 400 s.d 700 meter di atas permukaan laut, merupakan kawasan perkebunan salak terbesar di Bali, karena memiliki lahan tanah yang subur dan cocok sebagai tempat perkebunan salak. Hampir sebagian besar masyarakat di desa itu bekerja sebagai petani salak dan menggantungkan hasil panen sebagai pendapatan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Saat ini, Pemerintah Kabupaten Karangasem terus memacu produksi buah salak untuk memenuhi kebutuhan pembuatan minuman wine yang kemudian dipasok ke restoran dan hotel bertaraf internasional di Bali. Dengan melimpahnya salak petani sebagai bahan baku, produksinya dapat mencapai

(15)

sekitar 60 ton per hari. Cara ini juga akan mampu mengangkat kesejahteraan petani yang selama ini tergantung dari pengepul.

Ternak sapi merupakan potensi terbesar yang dimiliki Karangasem pada sub sektor peternakan, bahkan populasinya terbanyak di Bali. Pada tahun 2009, populasi sapi kabupaten ini telah mencapai 151.439 ekor (22,35% dari total populasi sapi di Bali). Ternak sapi ini terkonsentrasi di tiga kecamatan, yakni Kubu, Abang, dan Karangasem. Selain sapi, ternak unggas ayam (buras dan ras) juga dominan di kabupaten ini, di mana populasinya telah mencapai 891.271 ekor (ayam buras) dan 823.789 ekor (ayam ras). Potensi terbesar pengembangan ternak unggas ini berada di Kecamatan Kubu, Karangasem, dan Rendang. Pada konteks lain, potensi hasil perkebunan yang dominan di Kabupaten Karangasem adalah kelapa, jambu mete, kakao, cengkeh dan lontar.

Komoditi jambu mete misalnya, masih berpotensi untuk dikembangkan karena dari potensi areal yang ada 9.386 ha, seluas 8.253 ha areal yang baru ditanami, sehingga masih tersisa seluas 1.133 ha. Daerah yang banyak mengusahakan jambu mete ini berada di Kecamatan Kubu. Bahkan kelompok tani jambu mete di kecamatan ini telah mengarah pada pola usaha mandiri, mulai dari proses produksi, pengolahan hingga pemasaran. Biji jambu mete dari Kubu, yang menembus pasaran ekspor selama tahun 2009 sebanyak 57 ton, dan diperkirakan dapat ditingkatkan menjadi 67 ton dalam tahun 2010. Kecamatan Kubu yang menjadi sentra pengembangan jambu mete di Bali dalam tahun 2011 diharapkan mampu memproduksi sebanyak 105 ton.

(16)

Sub sektor perikanan dan kelautan turut pula menyumbang perekonomian Kabupaten Karangasem. Produksi perikanan laut hasil penangkapan mencapai 14.495 ton dengan nilai produksi 99,19 milyar rupiah, sedangkan produksi perikanan darat (tambak dan kolam) mencapai 276,5 ton dengan nilai produksi 11,37 milyar rupiah di tahun 2009. Sebaran kelompok nelayan, petani ikan, dan pengolah terdapat di Kecamatan Abang, Kubu, dan Karangasem. Dalam mewujudkan kawasan minapolitan di Bali, Kabupaten Karangasem juga memiliki potensi pengembangan udang galah dengan sasaran produksi 180 ton setahun. Bahkan belum lama ini telah diresmikan Balai Produksi Induk Udang Unggul di Kabupaten Karangasem. Balai ini akan menjadi yang terbesar di dunia dengan kapasitas produksi 675 ribu ekor udang per tahun. Keberadaan fasilitas ini akan mengurangi kebutuhan impor Indonesia terhadap induk udang jenis vaname yang berasal dari Amerika Serikat.

Selain sektor pertanian, keberadaan industri kecil (UMKM) yang ada di Kabupaten Karangasem juga memiliki potensi yang cukup menjanjikan. Aneka ragam produk barang yang dihasilkan industri kecil seperti industri yang bergerak di bidang makanan, minuman, keperluan rumahtangga dan perkantoran, jasa service maupun kerajinan. Kabupaten ini mempunyai kain tenun yang cukup khas, yakni kain gringsing. Kain tenun ini terkenal di kalangan peneliti budaya dunia tidak saja dari segi mitos, tetapi juga dari segi teknik penenunan. Pakar tekstil menyebutkan teknik penenunan kain gringsing yang rumit dan memakan waktu lama hanya dijumpai di tiga lokasi di dunia. Selain di Karangasem, teknik ini hanya terdapat di Jepang dan India.

(17)

Dari sisi pariwisata, Kabupaten Karangasem memiliki banyak potensi pariwisata. Ada 14 objek wisata di wilayah Karangasem sebagai pendukung investasi. Diantaranya adalah Bukit Jambul, Besakih dan Telaga Waja di Kecamatan Rendang, Putung di Kecamatan Selat, Iseh di Kecamatan Sidemen, Agrowisata Salak Sibetan di Kecamatan Bebandem, Puri Agung Karangasem, Taman Sukasada Ujung dan Candidasa di Kecamatan Karangasem, Taman Tirtagangga serta Jemeluk di Kecamatan Abang, Tenganan serta Padang Bai di Kecamatan Manggis, Tulamben di Kecamatan Kubu. Wisata budaya sebagaimana daerah Bali pada umumnya masih manjadi andalan Karangasem, selain wisata alam, agro dan tirta. Jumlah wisatawan asing yang berkunjung ke objek wisata di Kabupaten Karangasem sebanyak 219.256 orang, dan wisatawan lokal berjumlah 74.021 orang selama tahun 2009.

Untuk menunjang akomodasi pariwisata di kabupaten ini terdapat sarana dan prasarana seperti hotel berbintang maupun non bintang (melati), yang tersebar di Kecamatan Manggis, Kubu, Karangasem dan Abang. Infrastruktur penunjang pariwisata yang tak kalah pentingnya adalah pelabuhan laut di Padang Bai, Kecamatan Manggis. Dan juga adanya pelabuhan kapal pesiar bertaraf internasional di Labuhan Amuk, Kecamatan Manggis, sekitar 60 km arah timur Kota Denpasar. Pembangunan pelabuhan ini menelan dana APBN Rp 70 milyar, APBD Provinsi Bali sekitar Rp 15 milyar, dan APBD Karangasem sekitar Rp 3,5 milyar, khusus untuk penyediaan lahan inti seluas 1,5 ha. Pelabuhan itu memiliki dua dermaga sepanjang 150 meter yang memungkinkan dua unit kapal pesiar berukuran besar melakukan bongkar muat dalam satu kali kesempatan, yang

(18)

mampu menarik minimal 200 kapal pesiar per tahun dengan penumpang rata-rata 1.000 wisatawan di setiap kapal. Mereka diharapkan akan secara langsung tertarik mengunjungi sejumlah objek wisata di Karangasem, seperti Pura Besakih, Taman Ujung, maupun menikmati pesona bawah laut Bali bagian timur, seperti di kawasan Amed dan Tulamben. Pelabuhan itu sekaligus menjadi pintu gerbang dan penghubung Bali dengan daerah wisata lain, terutama Pulau Lombok.

5.12.4 Peluang dan prospek bisnis

Bisnis yang potensial dikembangkan di Kabupaten Karangasem adalah terkait dengan sub sektor pertanian tanaman pangan, perkebunan, peternakan, perikanan dan kelautan, serta industri kecil dan pariwisata. Beberapa kegiatan tersebut antara lain:

1. Pembangunan pabrik pengolahan kacang tanah pasca panen. Potensi pengembangan komoditi kacang tanah ini berada di Kecamatan Karangasem dan Sidemen.

2. Pengembangan ternak sapi potong. Luas lahan yang bisa dimanfaatkan bagi pengembangan sapi potong sekitar 22.579 ha yang tersebar di Kecamatan Rendang, Selat, Sidemen, dan Bebandem.

3. Pengembangan pembibitan dan penggemukan ternak babi di seluruh kecamatan di Kabupaten Karangasem.

4. Pengembangan ternak ayam ras pedaging di Kecamatan Rendang, Selat, Sidemen, dan Bebandem. Sedangkan untuk ayam ras petelur di Kecamatan Manggis dan Karangasem.

(19)

6. Pengembangan penangkapan ikan tuna. Potensi ikan tuna di Kabupaten Karangasem sebesar 25 ribu ton, yang tersebar di sepanjang perairan laut Bali timur dan Nusa Tenggara Barat. Selama ini, penangkapan ikan tuna hanya dilakukan oleh sekitar 4.100 orang nelayan dengan peralatan tradisional dan kurang memadai, sehingga produksi maksimal yang bisa dihasilkan adalah 8.500 ton setahun.

7. Pengembangan budidaya kerang mutiara di pantai Desa Laba Sari, Kecamatan Abang dan Desa Sukadana, Kecamatan Kubu. Luas wilayah yang bisa dimanfaatkan dari kedua desa itu sekitar 10 ha. Budidaya ini telah didukung oleh sarana dan prasarana seperti laboratorium, dan sarana pembenihan tiram, long line serta pocket net.

8. Pengembangan budidaya ikan kerapu di Desa Baturinggit, Kecamatan Kubu, serta di Pantai Amed, Kecamatan Abang, dengan total areal seluas dua ha. 9. Pengembangan budidaya rumput laut di Desa Laba Sari, Kecamatan Abang,

serta di Desa Sukadana dan Desa Baturinggit yang ada di Kecamatan Kubu, dengan luas areal sekitar 27,5 ha.

10. Pengembangan budidaya salak gula pasir, dan kemitraan pengolahan buah salak menjadi produk-produk olahan, seperti dodol salak, wine salak, kripik salak, salak kering, dan lain-lain.

11. Pengembangan industri kerajinan anyaman ate, kerajinan kayu (patung antik dan primitif), kerajinan perak dan tenun ikat.

(20)

12. Pembangunan sarana dan prasarana wisata di Kawasan Ujung, Desa Tumbu, Kecamatan Karangasem dengan view menghadap ke Selat Lombok yang sangat indah dengan luas areal 476,26 ha.

13. Pengembangan budidaya perikanan darat (gurame, kaper, udang, dan lele), serta kemitraan pemasaran menyasar pasar pariwisata dan ekspor di Desa Padangkerta, Kecamatan Karangasem.

14. Pengembangan kemitraan pemasaran Desa Budakeling, Kecamatan Bebandem sebagai objek wisata budaya dalam bentuk paket, serta kemitraan pemasaran produk-produk industri kerajinan masyarakat Budakeling untuk menyasar pasar pariwisata dan ekspor.

15. Pengembangan budidaya Tanaman Albicia (bahan baku patung asmat) di Desa Pempatan, Kecamatan Rendang, serta kemitraan pemasaran hasil kerajinan patung asmat masyarakat setempat.

Referensi

Dokumen terkait

Mengatasi semua itu tidak mungkin terjadi jika kita tengah mengalami krisis kemanusiaan. Salah satu penyebab krisis kemanusiaan adalah tidak dimilikinya rasa memiliki dan

Hasil menunjukkan bahwa dimensi strategi outsourcing IT mempunyai hubungan signifikan terhadap dimensi keberhasilan outsourcing IT yang ditunjukan dengan didukungnya hasil

Dari klasifikasi jenis awan diketahui awan yang terbentuk adalah awan Cumulonimbus (Cb) yang dapat diketahui berdasarkan suhu puncak awan pada counter line satelit Himawari 8 EH

Maknanya, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa layanan konseling kelompok singkat berfokus solusi (SFBC) efektif untuk meningkatkan kemandirian pengambilan keputusan peserta

3) Sikap dan sumber-sumber yang dimiliki kelompok masyarakat 4) Kesepakatan dan kemampuan kepemimpinan para pejabat pelaksana 3. Model yang dikemukan oleh Merilee S. Model

masing baris yang paling minimum dan setelah dihasilkan tablo yang baru atau tereduksi, lanjutkan dengan mengurangi entri biaya setiap kolom dari tablo transportasi yang

Seperti yang dikemukakan Semi (1993): “berbicara atau bercakap memainkan peranan penting karena bahasa pada hakikatnya adalah bahasa lisan”. Dalam kehidupan sehari-hari

Dalam rangka meningkatkan sumber daya manusia yang handal dan mampu bekerja di berbagai bidang yang bertujuan agar mahasiswa memiliki kompetensi dan dedikasi