PENGARUH PERGAULAN BEBAS TERHADAP KEBERLANGSUNGAN PENDIDIKAN GENERASI MUDA HINDU
Oleh
Kadek Wisma Arta Yoga
Institut Hindu Dharma Negeri Denpasar Email : [email protected]
Abstract
Promiscuity is a problem that will continues to haunt the education of the young generation. If young people are not aware of it, then it is likely to be messy education. Promiscuity occur among adolescents gives a very bad impact on the advancement of youth education itself. A teenager who had been plunged into promiscuity would be difficult to develop itself to advance. Because promiscuity to make young people become lazy to study, decreased learning achievement that will ruin his future.
This article outlines the effects of promiscuity to the education of the younger generation Hindu. Hinduism gives an overview of how the consequences if doing promiscuity and how to get along with others to achieve happiness. These issue are found in Hindu scriptures are used as the main reverence in this study examines in depth so as to form a comprehensive picture of the influence of free association for the education of Hindus. Picture will be a direct impact to the community especially those involved in the world of education so as to protect the early occurrence of promiscuity.
Keywords: Promiscuity, education, youth Hindu
Abstrak
Pergaulan bebas adalah suatu masalah yang akan terus menghantui pendidikan generasi muda. Jika generasi muda tidak sadar akan hal itu, maka sudah dipastikan pendidikannya akan berantakan. Pergaulan bebas yang terjadi dikalangan remaja memberikan dampak yang sangat buruk terhadap kemajuan pendidikan generasi muda itu sendiri. Seorang remaja yang telah terjerumus kedalam pergaulan bebas tentunya akan sulit untuk mengembangkan dirinya untuk maju. Karena pergaulan bebas membuat generasi muda menjadi malas belajar, prestasi belajar menurun yang akan merusak masa depannya.
Artikel ini menguraikan pengaruh pergaulan bebas terhadap pendidikan generasi muda Hindu. Agama Hindu memberikan gambaran bagaimana akibatnya jika melakukan pergaulan bebas dan bagaiman seharusnya bergaul dengan orang lain untuk mencapai kebahagian. Hal tersebut terdapat di dalam berbagai kitab suci Hindu yang dijadikan sebagai rujukan utama di dalam menelaah kajian ini secara mendalam sehingga terbentuk sebuah gambaran yang menyeluruh terhadap pengaruh pergaulan bebas bagi pendidikan Hindu. Gambaran akan berdampak langsung kepada masyarakat khususnya yang berkecimpung dalam dunia pendidikan sehingga dapat memproteksi lebih awal terjadinya pergaulan bebas.
I. Pendahuluan
Generasi muda khususnya generasi muda Hindu dewasa ini tengah berada dalam tantangan dan harapan. Generasi muda tentu tidak bisa terhindar dari pengaruh zaman yang disebut dengan zaman modernisasi. Zaman ini berkembang sedemikian rupa diimbangi dengan perkembangan teknologi yang sedemikian pesat. Kemajuan teknologi pada dasarnya dikembangkan dengan tujuan agar segala kehidupan manusia dipermudah, tentunya dipermudah dengan harapan manusia mendapatkan pola hidup tenang dan bahagia. Atas dasar itulah segala daya pikiran atau ide diperas hanya untuk menemukan penemuan baru. Demikian halnya yang dirasakan masyarakatr Hindu dan generasi mudanya khususnya, tengah berada dalam situasi pelik, di satu sisi generasi muda dituntut untuk dapat mempertahankan tradisi, budaya dan agama, tetapi disisi lain generasi muda harus dapat berjalan di tengah-tengah gegap gempitanya arus zaman modernisasi.
Tidak sedikit generasi muda Hindu yang terjerumus pada godaan pergaulan bebas karena mengikuti arus zaman modernisasi. Hal ini tentunya akan berdampak sangat tidak baik pada keberlangsungan hidup dari generasi muda itu sendiri. Lebih-lebih dalam dunia pendidikan yang akan sangat berpengaruh terhadap kesuksesan generasi muda dalam mengisi diri yang nantinya akan dijadikan sebagai bekal untuk menjalani kehidupannya dimasa depan. Dalam pergaulan bebas tentunya akan banyak hal yang bertolak belakang dengan ajaran agama. Misalnya yang paling sering terjadi dewasa ini yaitu pelecehan seksual terhadap kaum wanita. Dalam ajaran agama Hindu hal tersebut sangatlah tidak dibenarkan. Wanita harusnya dihormati karena hanya wanita yang dapat mendatangkan kesejahteraan atas anugrah dewata. Hal ini bisa dilihat dari uraian ManavaDharmasastra III. 56: Yatra narayasu pujyante ramante tatra devatah, yantraitastu na pujyante sarvastatraphala kriyah ( Dimana wanita dihormati, disanalah para dewa-dewa merasa senang, tetapi dimana mereka tidak dihormati, tidak ada Upacara suci apapun yang akan berpahala).
Bercermin dari petikan sloka diatas sungguh sangat miris melihat generasi-generasi muda yang berperilaku demikian. Perilaku lain yang di akibatkan dari pergaulan bebas yaitu sering bolos sekolah pada saat jam pelajaran berlangsung, biasanya mereka pergi ke tempat ―Tongkrongan‖ dan disana lah mereka merokok. Tentu sangat disayangkan perilaku generasi muda yang demikian. Masa muda yang seharusnya digunakan sebaik-baiknya untuk menuntut ilmu pengetahuan sebagai bekal hidup digunakan untuk mencari kesenangan dan kenikmatan duniawi. Jadi teramat kelirulah memandang masa muda sebagai masa mencari kesenangan lahiriah. Seperti dijelaskan dalam kitab sarasamuccaya I. 27: Yuvaiva dharmmamannvicched yuva vittam yuva srutam tirtyyagbhavati vai dharbha utpatam na cavidyati (karena perilaku seseorang haruslah digunakan masa muda itu dengan sebaik-baiknya masa muda, selagi badan sedang kuatnya, hendaklah dipergunakan untuk usaha menuntut Dharma, artha dan ilmu pengetahuan, sebab tidak sama kekuatan orang tua dengan kekuatan anak muda; contohnya ialah seperti ilalang yang telah tua itu menjadi rebah, dan
Sloka dalam sarasamuccaya tersebut sebenarnya merupakan peringatan kepada generasi muda, para sisya maupun mahasiswa agar mempergunakan masa mudanya dengan sebaik-baiknya untuk mencari ilmu pengetahuan sebanyak-banyaknya. Sebab selagi masih muda pikiran masih sangat tajam untuk menerima dan mencerna berbagai pengetahuan bagaikan tajamnya ujung ilalang yang masih muda. Hal tersebut sangat sesuai dengan apa yang disampaikan oleh Sat Guru Sathya Narayana yang ditulis dalam buku Wacana musim panas (SUMMERE showers in brindavan 1990‘12), bahwa masa remaja adalah periode yang sanagt berharga dalam hidup manusia. Gunakanlah masa muda itu dengan benar. Sekali waktu yang berharga itu yang berharga itu engkau sia-siakan, engkau tidak akan dapat memperolehnya kembali, walaupun mungkin engkau berusaha sekuat tenaga.
Melihat semua hal itu, sudah tentu pergaulan bebas memberikan dampak yang sangat merugikan bagi Pendidikan generasi muda khususnya generasi muda Hindu. Yang mana hal tersebut akan menimbulkan perilaku-perilaku yang menyimpang dari ajaran-ajaran agama. Artikel ini akan membahas secara rinci bagaimana pengaruh pergaulan bebas terhadap pendidikan generasi muda Hindu. Di tengah perkembangan teknologi yang terus menghantui kehidupan generasi muda dalam menghadapi arus modernisasi.
II. Pembahasan
2.1 Pergaulan Bebas dan Pendidikan Generasi Muda
Pergaulan bebas memiliki pengaruh yang besar terhadap pendidikan seseorang. Hal ini dikarenakan tidak sedikit orang yang berhenti bersekolah karena salah pergaulan terutama dikalangan remaja. Setiap orang pernah mengalami masa muda atau remaja, suatu fase atau masa peralihan dari anak-anak menuju dewasa. Pada saat masa peralihan inilah remaja sangat labil, sehingga banyak para remaja atau generasi muda mengalami berbagai masalah akibat tingkat emosional yang tinggi. Rasa ingin mencoba-coba, sangat dominan, berupa tingkah laku yang kadang-kadang merugikan dirinya sendiri. Fenomena kenakalan remaja, seks bebas, narkoba dan yang lainnya itu merupakan otorefleksi dari keeksistensian generasi muda atau remaja dewasa ini. Tidak menutup mata, banyak generasi muda atau remaja memiliki pola hidup hedonis, yaitu mencari kesenangan demi pemuasan hasrat lahiriah yang palsu. jika sudah demikian akan terjadi kemerosotan moral yang akan merugikan kehidupan dirinya sendiri. Hal ini dinyatakan di dalam sarasamuccaya I. 301: hiyate hi matistata hinaih saha samagamat, samaisca samatameti visistaicca visistatam (oleh karena itu merosotlah budi seseorang jika bergaul dengan orang yang hina budi, jika orang yang madya-budi menjadi sahabatnya, maka Madhya-budi yang dihasilkannya; jika orang yang utama budi dijadikan teman bergaul, maka utamalah budi orang itu karenanya. Salah pergaulan disamping menyebabkan kemerosotan moral juga dapat berpengaruh terhadap tingkat pengetahuan seseorang, sebagaimana tertuang di dalam sarasamuccaya I. 303: mahanapyalpatameti nirgune gunavistarah, adharanusvabhavatvad
pada orang yang nir-guna (tidak ada guna saTvam), tidak berpijak kepada pengetahuannya, tersembunyi, tidak tampak pancarannya; sebagai misalnya bayangan seekor gajah pada sebuah cermin kecil, bayangan badan gajah itu turut menjadi kecil.
2.2 Pergaulan Bebas Sebagai Faktor Malas Belajar
Malas belajar merupakan dampak pertama yang muncul dalam kalangan generasi muda yang terjerumus ke dalam dunia pergaulan bebas. Yang mana mereka sudah terlalu asyik di dalam dunia pergaulan bebas sehingga enggan untuk belajar. Apalagi materi yang harus dipelajari adalah materi yang tidak disukainya. Seseorang yang sudah malas tentu akan dibelenggu oleh kebodohan yang dalam ajaran agama Hindu disebut dengan Awidya. Kebodohan (awidya) seharusnya dihancurkan dengan kekuatan pengetahuan untuk membebaskan diri dari perbuatan yang buruk. Sebagaimana tertuang dalam Sarasamuccaya I.399 :
ekah satrurna dvityo ‟sti satrurajnanatulyah purusasya rajan, yenavrtah kurute sampravrttah papani karmani sudarunani Terjemahan :
Hanya satulah yang sesungguhnya bernama musuh, tak lain hanya kebodohan saja; tidak ada yang menyamai pengaruh kebodohan itu, sebab orang yang dicengkram oleh kebodohan itu, niscaya, ia akan melakukan perbuatan yang buruk. Jadi, dari petikan sloka tersebut sudah seharusnya malas belajar itu dihindari agar tidak terbelenggu oleh awidya. Yang nantinya hanya akan mendatangkan kesengsaraan dalam kehidupan ini.
2.3 Pergaulan Bebas Sebagai Faktor Menurunnya Prestasi Akademik
Menurunnya prestasi atau menurunnya nilai akademik bagi para generasi muda yang terjerumus dalam dunia pergaulan bebas adalah akibat kebiasaan untuk belajar. Kemalasan ini muncul karena mereka terlalu asyik dengan dunia pergaulan bebasnya dibandingkan kewajibannya belajar sebagai pelajar. Sehingga tidak mengherankan apabila kelakuan malas belajar berimbas pada turunnya prestasi atau nilai akademik yang didapatkan. Dalam agama Hindu sifat malas jika dilihat dari sifat Tri Guna termasuk dalam karakteristik sifat Tamah. Yang mana Tamah itu adalah karakter dari sifat tumbuhan yang dominan, penuh dengan kemalasan, mudah mengantuk, sehingga tidak ada keinginan untuk maju, karena kemalasannya itulah ia memperoleh kebodohan karena keenganan untuk mengejar ilmu pengetahuan, dari kebodohan menghantarkan manusia pada kebingungan. Hal ini terdapat pada Bhagawadgita XIV.8 :
Tamas tu ajnana-jam vidddhi Mohanam sarva-dehinam Pramadalasya-nidrabhis Tan nibadhnah bharata Terjemahan :
Ketahuilah pula wahai bharata bahwa sifat tamah sesungguhnya lahir dari kebodohan yang membingungkan semua perwujudan dan mengikatnya dengan ketololan,
2.4 Pergaulan Bebas Sebagai Faktor Memudarnya Ilmu Pengetahuan
Apabila para remaja sudah terjerumus ke dalam pergaulan bebas akan mengakibatkan malas belajar, menurunnya prestasi (nilai), dan malas sekolah. Maka sudah dapat dipastikan bahwa ilmu pengetahuan yang telah dipelajari dan dipahami sebelumnya akan memudar. Bahkan efek terberatnya ialah lupa terhadap ilmu-ilmu yang sudah dipelajari. tentunya akan sangat disayangkan jika semua ilmu pengetahuan yang selama ini telah di pelajari dan didapat sebagai sinar penerangan bagi kegelapan yang ada pada diri manusia harus hilang karena kesenangan dan kenikmatan sementara. Dan pada akhirnya akan mendatangkan kesengsaraan yang menghancurkan kehidupan yang sesungguhnya harus dipergunakan dengan melebur karma kita yang terdahulu. Karena terlahir menjadi manusia merupakan hal yang utama karena hanya manusia yang dapat menolong dirinya dari kesengsaraan. Hal tersebut dijelaskan dalam Sarasamuccaya I.4 sebagai berikut :
iyam hiyonih prathama hiyonih prapya jagatipate, atmanam sakyate tratum karmabhih subhalaksanaih Terjemahan :
Menjelma sebagai manusia itu adalah sungguh-sungguh utama; sebabnya demikian, karena ia dapat menolong dirinya dari keadaan sengsara (lahir dan mati berulang-ulang) dengan jalan berbuat baik; demikian keuntungannya dapat menjelma sebagai manusia.
III Penutup
Pergaulan generasi muda secara umum sudah mengarah pada bentuk pergaulan yang sangat bebas tanpa batas. Kita tentu tahu bahwa pergaulan bebas Itu adalah salah satu bentuk perilaku menyimpang, yang mana ―bebas‖ melewati batas-batas ketimuran yang ada. Apalagi kita yang beragama Hindu pastilah menjunjung tinggi etika yang menjadi salah satu kerangka dasar agama Hindu. Perlu diketahui bahwa remaja atau generasi muda tergolong sebagai individu labil yang emosinya rentan meledak-ledak tidak terkontrol oleh pengendalian diri yang benar. Masalah keluarga, ajakan teman-teman yang bergaul bebas membuat makin berkurangnya potensi generasi muda dalam kemajuan bangsa.
Generasi muda yang sudah terjerumus dalam pergaulan bebas tentu tidak akan memiliki masa depan yang cerah. Karena telah tenggelam oleh kesenangan yang bersifat semu dan sementara. Hal ini harus menjadi perhatian kita sebagai generasi muda Hindu khususnya dalam dunia pendidikan. Karena dengan pendidikan generasi muda dapat terbebas dari yang namanya belenggu duniawi yang mengakibatkan kesengsaraan (lahir dan mati berulang-ulang). Maka dari itu jagalah diri dengan bergaul sewajarnya dan tidak bertolak belakang dengan ajaran agama yang kita percaya. Mengikuti perkembangan jaman itu perlu tetapi jangan sampai lupa daratan agar tidak menimbulkan kemerosotan moral di kalangan generasi muda khususnya generasi muda Hindu. Sebagai generasi muda yang nantinya akan menjadi generasi penerus dari perjuangan sudah seharusnya kita memagari diri dengan pengetahuan spiritual agar tidak
IV Daftar Pustaka
Gunarsa., Singgih D. 2011. Perkembangan anak dan Remaja. Jakarta: Libri. Khodijah., Nyanyu. 2014. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers. Kadjeng., I Nyoman, 1997. Sarasamuccaya. Jakarta: Paramita
Pudjha, Gede., Sudharta, Tjokorda Rai. 2003. Manawa Dharmasastra, manu Dharmasastra, atau Veda Smrti, compendium Hukum Hindu. Jakarta: Pustaka Mitra Jaya.
Sandika., I Ketut, 2011. Pendidikan Menurut Veda: Shadana Spiritual bagi Genarasi Muda. Denpasar: Pustaka Bali Post.
Sudarsana, I. K. PERAN KELUARGA DALAM MEMBENTUK KARAKTER ANAK USIA DINI. STRATEGI PEMBELAJARAN ANAK USIA DINI UNTUK
MEWUJUDKAN GENERASI BERKUALITAS.
Sudarsana, I. K. (2013, September). Pentingnya Organisasi Profesi, Sertifikasi dan Akreditasi sebagai Penguatan Eksistensi Pendidikan Nonformal. In International Seminar (No. ISBN : 978-602-17016-2-1, pp. 176-187). Department Of Nonformal Faculty Of Education UPI. Sudarsana, I. K. (2016). MODEL PEMBELAJARAN PASRAMAN KILAT:
Meningkatkan Nilai-Nilai Spiritual Remaja Hindu.
Swami Prabhupada., BhaktiVedanta., Sri Srimad A.C., 2006. Bhagawadgita Menurut Aslinya. Indonesia: Hanuman Sakti.