• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA

STASIUN KLIMATOLOGI PONDOK BETUNG - TANGERANG

Jln. Raya Kodam Bintaro No. 82 - Jakarta Selatan ( 12070 )

Telp: (021) 7353018 / Fax: 7355262 Tromol Pos. 7019 / Jks KL Website : http://www.staklimpondokbetung.net email : staklim.pondok.betung@gmail.com

PEDOMAN

PELAKSANAAN KEGIATAN

PENINGKATAN PEMAHAMAN INFORMASI IKLIM (PPII)

DI PROPINSI BANTEN TAHUN 2009

(2)

PEDOMAN

PENINGKATAN PEMAHAMAN INFORMASI IKLIM (PPII)

DI PROPINSI BANTEN TAHUN 2009

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Dalam rangka meningkatkan akurasi prakiraan musim, Badan M eteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) telah melakukan kegiatan pengembangan dan evaluasi model iklim statistik hybrid skala global, regional dan lokal di 40 Kabupaten pada tahun 2004 sampai 2006. Stasiun Klimatologi Pondok Betung sebagai penyedia informasi di Wilayah Propinsi Banten telah mengadopsi metoda prakiraan musim di atas.

Model yang dikembangkan memerlukan dukungan dan peran serta dari Pemerintah Daerah Kabupaten agar dapat dioperasionalkan secara cepat dan akurat. Peran serta Pemda yang diperlukan diantaranya pemeliharaan alat penakar hujan, pengumpulan dan pengiriman data serta penyampaian informasi iklim kepada petani.

Pemahaman pengguna terhadap informasi iklim untuk pertanian masih kurang, sehingga masih terdapat gap antara informasi yang dibuat dan penggunaanya di lapangan. Untuk itu diperlukan sosialisasi informasi iklim kepada pengguna khususnya sektor pertanian agar informasi yang diberikan tepat sasaran dan tepat guna.

Dengan peningkatan pemahaman informasi iklim dari para pengelola, diharapkan produksi pertanian dapat dipertahankan

Untuk mensosialisasikan dan mendiseminasikan informasi iklim, BMKG telah melakukan kegiatan peningkatan pemahaman informasi iklim di 10 kabupaten pada tahun 2006 dan dilanjutkan pada kabupaten lain di tahun 2007. Pada kegiatan yang dilaksanakan oleh Pusat Sisdatin Klimatologi dan Kualitas Udara dan Puslitbang tersebut belum mengikutsertakan kabupaten di wilayah Propinsi Banten. Melalui DIPA tahun 2009, Stasiun Klimatologi Pondok Betung mendapatkan kepercayaan untuk melaksanakan kegiatan “Peningkatan Pemahaman Informasi Iklim (PPII) di Propinsi Banten”.

1.2 Tujuan

1. Mensosialisasikan informasi cuaca dan iklim yang telah dibuat BM KG dan Stasiun Klimatologi Pondok Betung kepada pengguna potensial di berbagai sektor. 2. Meningkatkan pemahaman informasi cuaca dan iklim kepada pengguna

potensial di berbagai sektor melalui pelatihan iklim.

3. Membantu pengguna potensial menterjemahkan hasil prakiraan cuaca dan iklim untuk mendukung kegiatan sektoral.

4. Membangun jaringan kerja yang erat antara BMKG dengan Pemerintah Kabupaten di Propinsi Banten dalam upaya mensinergikan kegiatan di bidang iklim.

(3)

5. Membentuk kelompok-kelompok tim teknis yang memiliki motivasi tinggi untuk membangun kegiatan sektoral mereka dimana informasi iklim digunakan sebagai salah satu dasar dalam penyusunan strategi dan pengambilan keputusan.

2 RUANG LINGKUP

Mengacu pada skema pelaksanaan PPII di bawah, maka pada kegiatan ini hanya memfokuskan pada PPII Tingkat I yaitu sosialisasi dalam bentuk tatap muka antara instruktur dari BMKG dan Stasiun Klimatologi Pondok Betung dengan peserta yang terdiri dari petugas Dinas Pertanian dan Penyuluh Tingkat I dari Kabupaten. Diharapkan peserta pada PPII Tingkat I dapat melanjutkan untuk melaksanakan PPII Tingkat II dan Tingkat III.

SKEMA PELAKSANAAN PPII

Keterangan :

PPII Tingkat I : Instruktur dari BMKG dan Staklim, trainee : Petugas Dinas Sektoral

PPII Tingkat II : Instruktur dari Petugas Dinas Sektoral

disupervisi oleh Instruktur BMKG dan Staklim, trainee : Petugas Lapangan

PPII Tingkat III : Instruktur dari Petugas lapangan

disupervisi oleh Instruktur BMKG dan Staklim, trainee : masyarakat umum

Instruktur BMKG dan Staklim Petugas Dinas Sektoral Petugas Lapangan Masyarakat Umum PPII Tingkat I PPII Tingkat II

(4)

3 METODA DAN MATERI

Metoda penyampaian materi melalui tatap muka, kegiatan praktek melalui simulasi menggunakan alat peraga dan kunjungan lapang di Stasiun BM KG. Materi PPII meliputi :

1) Pengenalan Cuaca dan Iklim

Cuaca dan iklim terdiri dari berbagai elemen yang dapat diukur atau diamati. Setiap elemen cuaca dan iklim tersebut mempunyai satuan yang berbeda misalnya suhu mempunyai satuan derajat panas, kelembapan udara mempunyai satuan persen kandungan uap air, dan sebagainya. Cuaca dan iklim mempunyai arti yang berbeda. Cuaca adalah keadaan sesaat dari gejala atmosfer yang biasanya dikemukakan dengan besaran parameter atmosfer seperti suhu udara, kelembapan udara, hujan, perawanan, dan lain-lain, sedangkan iklim adalah keadaan rata-rata cuaca untuk periode yang sangat panjang.

Pemberian materi ini bertujuan agar perserta dapat mengenali parameter cuaca dan iklim serta dapat membedakan istilah cuaca dan iklim.

2) Pengenalan Informasi Cuaca dan Iklim

Informasi yang secara rutin dibuat BMKG dan Stasiun diharapkan dapat bermanfaat untuk berbagai kegiatan operasional di berbagai sektor seperti pertanian, perhubungan dan pariwisata, lingkungan hidup dan kesehatan, pembangunan infrastruktur, dan lain-lain. Informasi tersebut dibuat dengan berbagai batasan kriteria, terminologi, serta istilah yang belum banyak dikenal oleh pengguna. Berkaitan dengan hal tersebut, seringkali informasi cuaca dan iklim belum bisa diinterpretasikan dan dimanfaatkan secara benar oleh pengguna. M elalui pemberian materi ini peserta diharapkan dapat mengenali beberapa istilah yang digunakan dalam meteorologi dan klimatologi, dan menghindarkan dari salah pengertian terhadap berita cuaca dan iklim yang ada di media massa baik elektronik maupun cetak. 3) Pemahaman Informasi Cuaca dan Iklim

Setelah mengenali istilah - istilah dan terminologi informasi cuaca dan iklim, langkah berikutnya adalah memahami informasi cuaca dan iklim. Pemahaman terhadap informasi cuaca dan iklim lebih difokuskan pada bagaimana cara membaca informasi dan menginterpretasinya. Diharapkan dengan pemberian materi ini peserta dapat menginterpretasikan informasi secara tepat dan benar.

4) Memahami Prakiraan Mengandung Kesalahan

Prakiraan tidak selamanya benar, di satu waktu prakiraan benar dan di waktu yang lain prakiraan bisa salah. Hal ini disebabkan karena prakiraan mengandung suatu kesalahan dan ketidakpastian. Jika dikatakan bahwa probabilitas terjadinya hujan tinggi maka kita dapat berharap bahwa hujan akan terjadi dan kemungkinan terjadinya hujan cukup tinggi. Namun jika dikatakan bahwa probabilitas terjadinya hujan rendah, maka kita tidak berharap terjadinya hujan.

(5)

BMKG dan Stasiun telah memberikan informasi prakiraan cuaca dan iklim. Pengguna akan percaya pada prakiraan jika yang diprakirakan lebih sering benarnya, atau dengan kata lain bahwa nilai skill - score nya tinggi. Materi ini akan memberikan pemahaman bahwa di dalam prakiraan selalu mengandung kesalahan yang tergantung pada skill - score institusi yang membuat.

5) Nilai Ekonomi Informasi Cuaca dan Iklim

Informasi akan digunakan oleh pengguna jika informasi tersebut mempunyai nilai dan memberikan keuntungan. Salah satu ukuran yang sering digunakan adalah nilai ekonomi yang diperoleh jika menggunakan informasi. Sebagai contoh misalnya informasi prakiraan musim dapat dijadikan dasar dalam penentuan pola tanam untuk menghindari bencana banjir dan kekeringan. Permasalahannya adalah bahwa prakiraan bukan merupakan hal yang absolut benar, sehingga seringkali petani merasa kecewa jika memanfaatkan informasi prakiraan musim yang salah. Jika prakiraan lebih sering benarnya maka petani mempunyai kemungkinan sukses yang besar sehingga informasi cuaca dan iklim mempunyai nilai ekonomi yang tinggi.

Pemberian materi ini diharapkan agar pengguna dapat lebih memahami pentingnya memanfaatkan informasi cuaca dan iklim dalam menunjang kegiatannya. Disamping itu pengguna dapat menghitung keuntungan ekonomi jika menggunakan informasi cuaca dan iklim.

6) Sumber-sumber Informasi Cuaca dan Iklim

Seringkali pengguna informasi cuaca dan iklim belum mengetahui bagaimana cara memperolehnya, sehingga informasi yang diperoleh tidak sesuai yang diharapkan. BMKG dan Stasiun telah mengeluarkan bermacam-macam informasi yang dipublikasikan melalui berbagai media seperti media massa cetak dan elektronik, website, dan lain-lain. Disamping itu ada pula informasi yang belum dipublikasikan. Untuk itu melalui materi ini diharapkan perserta dapat mengetahui bagaimana cara mencari sumber informasi cuaca dan iklim yang tepat dan cepat.

7) Isu Perubahan Iklim (Climate Change)

Saat ini perubahan iklim menjadi isu global yang berdampak ke berbagai kegiatan, sehingga semua kegiatan pembangunan harus mempertimbangkan adanya perubahan iklim. The International Panel on Climate change (IPCC) pada akhir Januari 1997 telah mengungkapkan adanya bukti-bukti terbaru terkait dengan masalah perubahan iklim global dan dampaknya terhadap kehidupan. Perubahan iklim global telah mengakibatkan ketersediaan air semakin terbatas dan gangguan siklus hidrologi. Bersamaan dengan buruknya sistem sanitasi dan buruknya manajemen sumberdaya air, perubahan iklim mengakibatkan peningkatan penyebaran penyakit menular seperti Flu burung, leptospirosis, DBD, diare, muntaber dan tifus. Dengan memberikan pengetahuan tentang perubahan iklim global, diharapkan peserta dapat ikut berperan dalam mengurangi dampak yang diakibatkan oleh perubahan iklim global.

(6)

8) Sistem Peringatan Dini Cuaca dan Iklim (MCEWS)

Materi ini bertujuan untuk menjelaskan sistem peringatan dini cuaca dan iklim yang ada di Indonesia khususnya wilayah Banten. Dengan materi ini peserta diharapkan dapat menjelaskan berbagai macam bentuk sistem peringatan dini kepada masyarakat, mengevaluasi sistem peringatan dini dan memanfaatkan informasi cuaca dan iklim untuk melakukan persiapan-persiapan dalam mengadapi bencana alam yang berdampak pada berbagai sektor.

9) Pemanfaatan Informasi Cuaca dan Ikim untuk Pertanian

Kegiatan pertanian juga sangat erat kaitannya dengan cuaca dan iklim. Kurangnya ketersediaan air dapat berdampak terjadinya kekeringan dan sebaliknya apabila kelebihan air dapat menimbulkan banjir. Bagi pertanian informasi unsur cuaca dan iklim yang penting adalah curah hujan, radiasi matahari, suhu udara, kelembapan udara dan angin.

Mengingat bahwa wilayah pertanian sangat beragam, demikian pula sifat cuaca dan iklimnya, maka diperlukan informasi cuaca dan iklim yang bersifat spesifik di lokasi pertanian. Selain berkaitan dengan lokasinya, tanaman memerlukan cuaca yang berbeda pada setiap fase kehidupannya. Oleh karena itu informasi cuaca bagi pertanian perlu disesuaikan dengan fase kegiatan serta jenis tanamannya, misalnya untuk pertanian padi.

Untuk memanfaatkan informasi cuaca dan iklim dalam bidang pertanian diperlukan pemahaman yang komprehensif.

10) Pemanfaatan Informasi Cuaca dan Iklim untuk Perhubungan dan Pariwisata Pada sektor perhubungan dan pariwisata, informasi cuaca dan iklim mutlak diperlukan baik untuk perhubungan udara, laut maupun darat. Pada materi ini lebih difokuskan pada perhubungan darat dan laut dalam menunjang kegiatan sektor pariwisata. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa kecelakaan darat atau laut sangat dipengaruhi oleh adanya cuaca buruk. Pemahaman operator perhubungan darat dan laut serta operator pariwisata terhadap arti dan pentingnya informasi cuaca dan iklim dirasa masih kurang. Sehingga dengan pemberian materi ini operator tersebut diharapkan dapat memanfaatkan informasi cuaca dan iklim secara optimal.

11) Pemanfaatan Informasi Cuaca dan Iklim untuk Pembangunan Infrastruktur Sampai saat ini pembangunan sektor infrastruktur belum merupakan user potensial yang memanfaatkan informasi cuaca dan iklim. Pembangunan gedung dan infrastruktur belum memanfaatkan informasi cuaca iklim dalam tahapan perencanaannya. Di masa yang akan datang, permintaan informasi cuaca dan iklim untuk perencanaan pembangunan gedung dan infrastruktur semakin meningkat. Pembangunan gedung sudah mulai didisain ”green”, untuk itu diperlukan data lama penyinaran matahari, radiasi matahari, kecepatan angin, keasaman hujan, kelembapan udara. Pembangunan infrastruktur memerlukan informasi intensitas hujan, jumlah curah hujan, hari hujan dan kecepatan angin.

(7)

12) Pemanfaatan Informasi Cuaca dan Iklim untuk Lingkungan dan Kesehatan Bersamaan dengan buruknya sistem sanitasi dan buruknya manajemen sumberdaya air, perubahan iklim mengakibatkan peningkatan penyebaran penyakit menular seperti Flu burung, leptospirosis, DBD, diare, muntaber dan tifus. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa siklus hidup virus penyebar penyakit tersebut sangat dipengaruhi oleh faktor cuaca dan iklim. Faktor-faktor tersebut diantaranya adalah suhu udara, kelembapan udara, curah hujan, radiasi matahari, arah dan kecepatan angin.

13) Kunjungan Lapangan di Stasiun Meteorologi/Klimatologi

Untuk memperoleh pengetahuan yang lengkap tentang cuaca dan iklim peserta akan diajak untuk melakukan kunjungan ke Stasiun M eteorologi/ Klimatologi. Dari kunjungan ini peserta akan mendapatkan cara pengamatan unsur cuaca dan iklim, melihat secara langsung pengolahan dan analisis dalam pembuatan informasi, sehingga diharapkan peserta akan dapat mengapresiasikan hasil kerja BMKG.

14) Sosialisasi Pengiriman Data Hujan melalui SMS bagi Pengamat Hujan Obs Pembuatan informasi cuaca dan iklim tidak terlepas dari kontribusi data hujan yang diamati oleh petugas pengamat hujan kerjasama yang dikirim ke BM KG melalui beberapa alat komunikasi. Selama ini pengiriman data hujan menggunakan media pos dan telepon sehingga mengalami keterlambatan. Untuk mempercepat pengiriman data hujan ini, BMKG telah mendisain metoda pengiriman cepat menggunakan pesan pendek atau Short Message Service (SMS). Pada sesi ini akan diundang beberapa pengamat hujan untuk diberikan petunjuk pengiriman data hujan melalui SMS dan diharapkan setelah mengikuti sosialisasi ini pengiriman data hujan dapat ditingkatkan, baik dari segi jumlahnya maupun kecepatannya.

15) Pembentukan Tim Teknis Informasi Iklim di Propinsi Banten

Langkah terakhir dalam upaya pemanfaatan informasi cuaca dan iklim adalah diseminasi informasi. Diseminasi informasi ini memerlukan koordinasi yang tepat di tingkat Pemerintah Daerah sebagai user potensial. Informasi yang disampaikan seringkali belum tepat sasaran, untuk itu diperlukan agen-agen kepanjangan tangan BMKG di Pemda. Dengan membentuk Tim Teknis Informasi Iklim di tingkat Pemda Tingkat II diharapkan informasi yang disampaikan BMKG akan disebarluaskan ke pengguna lainnya melalui anggota Tim Teknis tersebut. Dengan kata lain, Tim Teknis merupakan rekan kerja BMKG di tingkat Pemerintah Daerah.

4 RENCANA PELAKSANAAN 4.1 Tema

Tema kegiatan PPII ini adalah

”Menjembatani produsen dan konsumen informasi cuaca dan iklim” atau

(8)

4.2 Peserta Peserta PPII

PPII tahun 2009 akan diikuti oleh 1 (satu) Propinsi, 7 (tujuh) Kabupaten/Kota, Kalangan swasta, M edia Massa dan Perguruan Tinggi di Propinsi Banten dengan rincian sebagai berikut :

1. Propinsi Banten : 4 orang 2. Kabupaten Serang : 4 orang 3. Kabupaten Pandeglang : 4 orang 4. Kabupaten Lebak : 4 orang 5. Kabupaten Tangerang : 4 orang

6. Kota Serang : 3 orang

7. Kota Tangerang : 4 orang

8. Kota Cilegon : 3 orang

9. Media Massa : 3 orang

10. Kalangan swasta : 4 orang

11. Perguruan Tinggi : 3 orang TOTAL : 40 orang

Kualifikasi peserta adalah : berasal dari Dinas yang terkait dengan informasi iklim, dan bidang tugasnya berkaitan dengan iklim. Dinas yang terkait sebagai berikut :

1. Dinas Pertanian dan Perkebunan 2. Dinas Kehutanan

3. Dinas Perhubungan 4. Dinas Pariwisata

5. Dinas Pekerjaan Umum / Pengairan 6. Dinas Lingkungan Hidup

7. Dinas Kesehatan

8. Dinas Penanggulangan Bencana Alam

Peserta sosialisasi pengiriman data hujan melalui SMS bagi pengamat hujan obs Disamping peserta PPII, pada hari terakhir akan dilaksanakan sosialisasi pengiriman data hujan melalui SMS diikuti oleh para pengamat hujan obs dari pos hujan utama sebanyak 30 orang.

4.3 Instruktur

Instruktur akan melibatkan staf dari BMKG Pusat, Balai Besar Wilayah II, UPT Balai Besar Wilayah II dan Instansi terkait di Propinsi Banten.

4.4 Pameran

Selama pelaksanaan PPII, dilaksanakan pula pameran yang diikuti oleh BMKG, Balai Wilayah II, UPT se-Jabodetabek dan Instansi terkait untuk mengenalkan informasi Meteorologi, Klimatologi dan Kualitas Udara dan Geofisika.

(9)

4.5 Tempat dan Waktu Pelaksanaan

Rencana pelaksanaan PPII adalah sebagai berikut : Tempat : Serang

Waktu : 15 – 17 Juni 2009 Pukul : 09.00 s/d 17.00 WIB 4.6 Agenda

Rancangan Agenda Peningkatan Pemahahan Informasi Iklim dapat dilihat pada lampiran 1.

5 TIM PELAKSANA

Tim pelaksana utama “Peningkatan Pemahaman Informasi Iklim di Banten ” adalah pejabat dan staf di lingkungan Stasiun Klimatologi Pondok Betung didukung oleh staf Balai Besar Wilayah II dan UPT yang ada di Propinsi Banten.

6 PENUTUP

Demikian pedoman ini dibuat sebagai bahan pertimbangan dalam pelaksanaan PPII di Propinsi Banten. Kami mengharapkan saran dan pendapat serta kritik untuk perbaikan pedoman ini.

Tangerang, Desember 2008 Kepala Stasiun Klimatologi Pondok Betung – Tangerang

URIP HARYOKO, MSi

(10)

Lampiran 1. Agenda Peningkatan Pemahahan Informasi Iklim TENTATIVE AGENDA

PENINGKATAN PEMAHAMAN INFORMASI IKLIM DI PROPINSI BANTEN 2009

Hari/Tgl Jam Materi Instruktur

I. REGISTRASI

16.00 Registrasi peserta Minggu,

14 Juni 2009 19.00 – 21.00 Penjelasan dan Ramah Tamah

II. PEMBUKAAN

09.00 – 09.30 Pembukaan oleh Gubernur Banten

09.30 – 10.00 Pembekalan (keynote speaker) oleh Kepala BMKG

Senin, 15 Juni 2008

10.00 – 10.30 Foto bersama dan Coffee break

III. PEMAHAMAN INFORMASI CUACA DAN IKLIM

10.30 – 11.15 Pengenalan Cuaca dan Iklim

11.15 – 12.15 Praktek (simulasi) Pengenalan Cuaca dan Iklim 12.15 – 13.00 ISOMA

13.00 – 14.00 Pengenaan Informasi Cuaca dan Iklim 14.00 – 15.00 Pemahaman Informasi Cuaca dan Iklim 15.00 – 15.30 Coffee break

15.30 – 16.15 Memahami Ketidakpastian Prakiraan 16.15 – 17.00 Nilai Ekonomi Prakiraan Iklim

17.00 – 20.00 Istirahat dan ISOMA Senin,

15 Juni 2008

20.00 – 21.00 Diskusi tentang informasi cuaca dan iklim

IV. SUMBER INFORMASI CUACA DAN IKLIM

09.00 – 10.00 Sumber Informasi Cuaca dan Iklim dan Penjelasannya

10.00 – 11.30 Isu Perubahan Iklim

11.30 – 12.15 Sistem Peringatan Dini Cuaca dan Iklim (MCEWS)

Selasa, 16 Mei 2009

12.15 – 13.00 ISOMA

V. PEMANFAATAN INFORMASI CUACA DAN IKLIM

Selasa, 13.00 – 14.00 Pemanfaatan informasi iklim untuk pertanian 16 Mei 2009 14.00 – 15.00 Pemanfaatan informasi iklim untuk perhubungan

dan pariwisata 15.00 – 15.30 Coffee break

15.30 – 16.30 Pemanfaatan informasi iklim pembangunan infrastruktur

16.30 – 17.30 Pemanfaatan informasi iklim untuk lingkungan dan kesehatan

VI. KUNJUNGAN (FIELD TRIP) DAN SOSIALISASI PENGIRIMAN DATA HUJAN

Rabu, 09.00 – 12.00 Kunjungan ke Stamet Serang (peserta PPII) 17 Juni 2009 09.00 – 12.00 Sosialisasi pengiriman data hujan melalui SMS

bagi pengamat hujan obs (peserta : pengamat hujan)

12.00 – 13.00 ISOMA

VII. PENUTUPAN

13.00 – 14.30 Pembentukan Tim Teknis Informasi Iklim di Propinsi Banten

14.30 – 15.00 Penutupan Rabu,

17 Juni 2009

(11)

B I O D A T A

KEGIATAN : PENINGKATAN PEMAHAMAN INFORMASI IKLIM DI PROPINSI BANTEN TAHUN 2009

Mengetahui, (………) NIP : ……….., ……… 2009 PESERTA, (………) NIP : 1. Nama Lengkap : 2. Nama Panggilan : 3. N.I.P :

4. Tempat dan Tanggal Lahir :

5. Jenis kelamin :

6. A g a m a :

7. Unit Kerja (Tempat Bekerja) : 8. Pekerjaan/ Jabatan :

9. Pangkat/ Golongan :

10. Pendidikan Terakhir :

11. Alamat Rumah :

12. Alamat kantor :

13. Telepon & Fax kantor :

14. Telepon/ HP :

(yang dapat dihubungi, wajib diisi)

Referensi

Dokumen terkait

 Melakukan variasi Heater untuk menaikan suhu pada T3 ke suhu 100 0 C Pada pengujian ini dimaksudkan untuk mengetahui pengaruh prestasi mesin diesel seperti

Kegiatan Praktik Pembelajaran Mikro merupakan kegiatan bagi mahasiswa untuk diberi kesempatan mengembangkan kemampuan mengajarnya melalui praktik pembelajaran yang

[r]

Sehubungan dengan itu, dalam rangka memberikan perlindungan kepada anak yang dilahirkan di luar perkawinan serta mewajibkan laki-laki yang menyebabkan kelahirannya untuk

Salah satu metode untuk mengurangi berat molekul kitosan dapat dilakukan dengan cara iradiasi gamma pada kitosan yang dapat menyebabkan terjadinya pemutusan rantai

Waktu induksi pembentukan kristal gipsum mengalami peningkatan yaitu 34 menit untuk laju alir 50 mL/menit, 38 menit untuk laju alir 40 mL/menit dan 42 menit untuk laju

Backup file adalah adalah proses membuat data cadangan dengan cara menyalin atau membuat arsip data hosting sehingga data tersebut dapat digunakan kembali apabila terjadi

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis model sistem pengelolaan lingkungan hidup penambangan batu kapur, mengetahui potensi kerusakan lingkungan yang