• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II LANDASAN TEORI"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

LANDASAN TEORI A. Keputusan Pembelian Konsumen

1. Pengertian Keputusan Pembelian

Menurut Philip Kotler1 keputusan pembelian yaitu, beberapa tahapan yang dilakukan yang oleh komsumen sebelum melakukan keputusan pemblian suatu produk.

Menurut Setiadi2 bahwa pengambilan keputusan konsumen, adalah proses pengintergasian yang mengkombinasikan pengetahuan untuk mengevaluasi dua atau lebih perilaku alternatif dan memilih salah satu diantaranya.

Pengertian keputusan pembelian, menurut Kotler & Armstrong3 adalah tahap dalam proses pengambilan keputusan pembeli di mana konsumen benar-benar membeli. Pengambilan keputusan merupakan suatu kegiatan individu yang secara langsung terlibat dalam mendapatkan dan mempergunakan barang yang ditawarkan.

Menurut Nugroho4 keputusan pembelian adalah proses pengintegrasian yang mengkombinasikan sikap, pengetahuan untuk

1

Philip, Kotler, Manajemen Pemasaran, Jilid 2, Edisi Kedua Belas, Alih Bahasa Benyamin

Molan, (Jakarta: PT. Indeks, 2007), h.203

2 Nugroho J. Setiadi, Prilaku Konsumen Konsep dan Implikasi Untuk Strategi dan

Penelitian Pemasaran, (Jakarta: Kencana, 2008), h.416

3

Amstrong, Kotler, Manajemen Pemasaran Terjemahan Bahasa Indoseia, (Jakarta: PT. Prehalindo, 2002), h.226

4 Nugroho J. Setiadi, Prilaku Konsumen Konsep dan Implikasi Untuk Strategi dan

Penelitian Pemasaran, (Jakarta: Kencana, 2003), h.38 19

(2)

mengevaluasi dua atau lebih perilaku alternatif, dan memilih salah satu diantaranya. Keputusan dalam arti yang umum adalah “ a desicion is the

selection of an option from two or more alternatve choise” yaitu suatu

keputusan seseorang dimana dia memilih salah satu dari beberapa alternatif yang ada.

Berdasarkan dari beberapa defenisi dari para ahli diatas maka dapat disimpulkan keputusan pembelian adalah merupakan proses dimana konsumen menggunakan pengetahuan, untuk mengevaluasi dari berbagai alternatif yang ada sehingga konsumen dapat memutusakan untuk menggunakan atau benar-benar melakukan pembelian terhadap berbagai macam pilihan produk dan jasa yang ada.

2. Proses Pengambilan Keputusan Pembelian

Proses pengambilan keputusan merupakan tahap-tahap yang harus dilalui setiap individu dalam membuat suatu keputusan sebelum akhirnya dia memilih suatu produk yang diinginkan.

Para produsen hendaknya mendalami berbagai pengaruh terhadap pembeli dan mengkaji bagaimana pembeli membuat suatu keputusan pemblian. Produsen dan para pemasar perlu untuk mengidentifikasi siapa yang membuat keputusan pembelian.

(3)

Dalam proses pengambilan keputusan pembelian ada tahap-tahap proses keputusan pembelian, dapat digambarkan dalam sebuah model di bawah ini Philip Kotler dan AB. Susanto5

P Gambar model Proses Pembelian Lima Tahap.

Model ini mempunyai anggapan bahwa para konsumen melakukan lima tahap dalam melakukan pembelian. Kelima tahap diatas tidak selalu terjadi, khususnya dalam pembelian yang tidak memerlukan keterlibatan yang tinggi dalam pembelian. Para konsumen dapat melewati beberapa tahap dan urutannya tidak sesuai.

Tahap-tahap proses keputusan pembelian sebagai berikut : a. Pengenalan masalah

Proses membeli dengan pengenalan masalah atau kebutuhan pembeli menyadari suatu perbedaan antara keadaan yang sebenarnya dan keadaan yang diinginkanya. Kebutuhan itu dapat digerakkan oleh rangsangan dari dalam diri pembeli atau dari luar. Misalnya kebutuhan orang normal adalah haus dan lapar, akan meningkat hingga mencapai suatu ambang rangsang dan berubah menjadi suatu dorongan berdasarkan pengalaman yanag sudah ada. Seseorang telah belajar bagaimana mengatasi dorongan itu dan dia didorong kearah satu jenis objek yang diketahui akan memuaskan

5 Philip, Kotler, A.B Susanto, Manajemen Pemasaran di Indonesia, Edisi Pertama, (Jakarta: PT. Salemba Empat, 1999), h. 251

Pengenalan Kebutuhan Perilaku setelah pembelian Keputusan Pembelia n Evaluasi Alternatif Pencarian Informasi

(4)

dorongan itu. b. Pencarian informasi

Konsumen mungkin tidak berusaha secara aktif dalam mencari informasi sehubungan dengan kebutuhannya. Seberapa jauh orang tersebut mencari informasi tergantung pada kuat lemahnya dorongan kebutuhan, banyaknya informasi yang dimiliki, kemudahan memperoleh informasi, tambahan dan kepuasan yang diperoleh dari kegiatan mencari informasi. Biasanya jumlah kegiatan mencari informasi meningkat tatkala konsumen bergerak dari keputusan situasi pemecahan masalah yang terbatas kepemecahan masalah yang maksimal.

c. Evaluasi alternatif

Informasi yang didapat dari calon pembeli digunakan untuk memperoleh gambaran yang lebih jelas mengenai alternatif-alternatif yang dihadapinya serta daya tarik masing-masing alternatif-alternatif. Produsen harus berusaha memahami cara konsumen mengenal informasi yang diperolehnya dan sampai pada sikap tertentu mengenai produk merek dan keputusan untuk membeli.

d. Keputusan pembelian

Produsen harus memahami bahwa konsumen mempunyai cara sendiri dalam menangani informasi yang diperolehnya dengan membatasi alternatif-alternatif yang harus dipilih atau dievaluasi untuk menentukan produk mana yang akan dibeli.

(5)

e. Perilaku setelah pembelian

Apabila barang yang dibeli tidak memberikan kepuasan yang diharapkan, maka pembeli akan merubah sikapnya terhadap merek barang tersebut menjadi sikap negatif, bahkan mungkin akan menolak dari daftar pilihan. Sebaliknya bila konsumen mendapat kepuasan dari barang yang dibelinya maka keinginan untuk membeli terhadap merek barang tersebut cenderung untuk menjadi lebih kuat. Produsen harus mengurangi perasaan tidak senang atau perasaan negatif terhadap suatu produk dengan cara membantu konsumen menemukan informasi yang membenarkan pilihan konsumen melalui komunikasi yang diarahkan pada orang-orang yang baru saja membeli produknya. 3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian

Menurut Phillip Kotler6 perilaku pembelian konsumen dalam pengambilan keputusan pembelian dipengaruhi oleh empat faktor, diantaranya sebagai berikut :

a. Faktor budaya

Budaya, sub budaya, dan kelas sosial sangat penting bagi perilaku pembelian. Budaya merupakan penentu keinginan dan perilaku paling dasar. Anak-anak yang sedang tumbuh akan mendapatkan seperangkat nilai, persepsi, preferensi, dan perilaku dari keluarga dan lembaga-lembaga penting lainnya. Contohnya pada anak-anak yang dibesarkan di Amerika Serikat sangat terpengaruh dengan nilai-nilai

6 Philip, Kotler, Manajemen Pemasaran, Edisi Kesebelas, (Jakarta: PT. Indeks, 2003), h. 202

(6)

sebagai berikut: prestasi, aktivitas, efisiensi, kemajuan, kenikmatan materi, individualisme, kebebasan, humanisme, dan berjiwa muda.

Masing-masing subbudaya terdiri dari sejumlah sub-budaya yang lebih menampakkan identifikasi dan sosialisasi khusus bagi para anggotanya seperti kebangsaan, agama, kelompok, ras, dan wilayah geografis.

Pada dasaranya dalam sebuah tatanan kehidupan dalam bermasyarakat terdapat sebuah tingkatan (strata) sosial. Tingkatan sosial tersebut dapat berbentuk sebuah sistem kasta yang mencerminkan sebuah kelas sosial yang relatif homogen dan permanen yang tersusun secara hirarkis dan para anggotanya menganut nilai, minat dan perilaku yang serupa. Kelas sosial tidak hanya mencerminkan penghasilan, tetapi juga indikator lain seperti pekerjaan, pendidikan, perilaku dalam berbusana, cara bicara, rekreasi dan lain-lainya.

b. Faktor Sosial

Selain faktor budaya, perilaku pembelian konsumen juga dipengaruhi oleh faktor sosial diantarannya sebagai berikut:

1) Kelompok acuan

Kelompok acuan dalam perilaku pembelian konsumen dapat diartikan sebagai kelompok yang yang dapat memberikan pengaruh secara langsung atau tidak langsung terhadap sikap atau perilaku seseorang tersebut. Kelompok ini biasanya disebut dengan kelompok keanggotaan, yaitu sebuah kelompok yang dapat memberikan

(7)

pengaruh secara langsung terhadap seseorang. Adapun anggota kelompok ini biasanya merupakan anggota dari kelompok primer seperti keluarga, teman, tetangga dan rekan kerja yang berinteraksi dengan secara langsung dan terus menerus dalam keadaan yang informal. Tidak hanya kelompok primer, kelompok sekunder yang biasanya terdiri dari kelompok keagamaan, profesi dan asosiasi perdagangan juga dapat disebut sebagai kelompok keanggotaan. 2) Keluarga

Dalam sebuah organisasi pembelian konsumen, keluarga dibedakan menjadi dua bagian. Pertama keluarga yang dikenal dengan istilah keluarg orientas. Keluarga jenis ini terdiri dari orang tua dan saudara kandung seseorang yang dapat memberikan orientasi agama, politik dan ekonomi serta ambisi pribadi, harga diri dan cinta. Kedua, keluarga yang terdiri dari pasangan dan jumlah anak yang dimiliki seseorang. Keluarga jenis ini biasa dikenal dengan keluarga prokreasi.

3) Peran dan status

Hal selanjutnya yang dapat menjadi faktor sosial yang dapat mempengaruhi perilaku pembelian seseorang adalah peran dan status mereka di dalam masyarakat. Semakin tinggi peran seseorang didalam sebuah organisasi maka akan semakin tinggi pula status mereka dalam organisasi tersebut dan secara langsung dapat berdampak pada perilaku pembeliannya.

(8)

c. Pribadi

Keputusan pembelian juga dapat dipengaruhi oleh karakterisitik pribadi diantaranya usia dan tahap siklus hidup, pekerjaan, keadaan ekonomi, gaya hidup, serta kepribadian dan konsep-diri pembeli.

1) Usia

Orang membeli barang dan jasa yang berbeda-beda sepanjang hidupnya yang dimana setiap kegiatan konsumsi ini dipengaruhi oleh usia

2) Pekerjaan dan lingkungan ekonomi

Pekerjaan dan lingkungan ekonomi seseorang dapat mempengaruhi pola konsumsinya. Cotohnya, direktur perusahaan akan membeli pakaian yang mahal, perjalanan dengan pesawat udara, keanggotaan di klub khusus, dan membeli mobil mewah. Selain itu, biasanya pemilihan produk juga dilakukan berdasarkan oleh keadaan ekonomi seseorang seperti besaran penghasilan yang dimiliki, jumlah tabungan, utang dan sikap terhadap belanja atau menabung.

3) Gaya hidup

Gaya hidup dapat di artikan sebagai sebuah pola hidup seseorang yang terungkap dalam aktivitas, minat dan opininya yang terbentuk melalui sebuah kelas sosial, dan pekerjaan. Tetapi, kelas sosial dan pekerjaan yang sama tidak menjamin munculnya sebuah gaya hidup yang sama. Melihat hal ini sebagai sebuah peluang dalam

(9)

kegiatan pemasaran, banyak pemasar yang mengarahkan merek mereka kepada gaya hidup seseorang.

4) Kepribadian

Setiap orang memiliki berbagai macam kriteria kepribadian yang bebeda-beda yang dapat mempengaruhi aktivitas kegiatan pembeliannya. Kepribadian merupakan ciri bawaan psikologis manusia yang berbeda yang menghasilkan sebuah tanggapan relatif konsisten dan bertahan lama terhadap rangsangan lingkungannya. Kepribadian biasanya digambarkan dengan menggunakan ciri bawaan seperti kepercayaan diri.

d. Psikologis

Faktor terakhir yang dapat mempengaruhi keputusan pembelian konsumen adalah faktor psikologis. Faktor ini dipengaruhi oleh empat faktor utama diantaranya sebagai berikut:

1) Motivasi

Seseorang memiliki banyak kebutuhan pada waktu-waktu tertentu. Beberapa dari kebutuhan tersebut ada yang muncul dari tekanan biologis seperti lapar, haus, dan rasa ketidak nyamanan. Sedangkan beberapa kebutuhan yang lainnya dapat bersifat

psikogenesis; yaitu kebutuhan yang berasal dari tekanan psikologis

seperti kebutuhan akan pengakuan, penghargaan atau rasa keanggotaan kelompok. Ketika seseorang mengamati sebuah merek, ia akan bereaksi tidak hanya pada kemampuan nyata yang terlihat

(10)

pada merek tersebut, melainkan juga melihat petunjuk lain yang samar seperti wujud, ukuran, berat, bahan, warna dan nama merek tersebut yang memacu arah pemikiran dan emosi tertentu.

Banyak riset yang telah dilakukan peneliti dalam menghubungkan motivasi seseorang dalam kegiatan pembelian produk tertentu seperti yang dipelopori oleh Ernest Dichter dalam buku Kotler7, yang dimana risetnya telah menghasilkan hipotesis sebagai berikut:

a) Konsumen menolak buah prem karena buah prem terlihat keriput dan mengingatkan mereka pada orang berusia lanjut.

b) Pria menghisap cerutu sebagai versi dewasa dari kebiasaan menghisap ibu jari di masa anak-anak.

c) Wanita lebih menyukai lemek nabati daripada hewani karena dapat menimbulkan rasa bersalah karena telah membunuh binatang.

d) Wanita yang tidak yakin dengan adonan kue jika adonan tersebut tidak amemerlukan tambahan telur, karen adonan tersebut membantu mereka merasa bahwa sedang “melahirkan”.

Selain riset dari Ernest diatas, Jeans Callibout mengidentifikasikan motivasi-motivasi yang berbeda-beda yang dapat dipuaskan oleh suatu produk. Contohnya, wiski dapat

(11)

memenuhi kegiatan relaksasi sosial, status, atau kesenangan sehingga merek wiski perlu diposisikan pada salah satu daya tarik tersebut.

Frederick Herzerberg mengembangkan teori dua faktor yang membedakan dissastifier (faktor-faktor yang menyebabkan ketidakpuasan) dan satisfier (faktor-faktor yang menyebabkan kepuasan) yang dapat memotivasi kegiatan pembelian konsumen. Ia mencotohkan dalam kegiatan pembelian komputer yang dimana tidak adanya garansi dapat menjadi faktor dissaatisfier tetapi adanya garansi juga tidak menjadi pemuas atau motivator pembelian, karena garansi bukan merupakan sumber kepuasan instrinsik komputer. Melainkan kemudahan penggunaanlah yang dapat menjadi satisfier yang dapat memotivasi kegiatan pembelian.

2) Persepsi

Seseorang yang termotivasi siap untuk segera melakukan tindakan. Bagaimana tindakan seseorang yang termotivasi akan dipengaruhi oleh persepsinya terhadap situasi tertentu. Persepsi dapat diartikan sebagai sebuah proses yang digunkan individu untuk memilih, mengorganisasi, dan menginterpretasi masukan informasi guna menciptakan sebuah gambaran Bernard Barelson, dalam Kotler.8 Persepsi tidak hanya bergantung pada rangsangan fisik tetapi juga pada rangsangan yang berhubungan dengan lingkungan sekitar dan keadaan individu yang bersangkutan.

(12)

Setiap persepsi konsumen terhadap sebuah produk atau merek yang sama dalam benak setiap konsumen berbeda-beda karena adanya tiga proses persepsi yaitu:

a) Perhatian selektif

Perhatian selektif dapat diartikan sebagai proses penyaringan atas berbagai informasi yang didapat oleh konsumen. Dalam hal ini para pemasar harus bekerja keras dalam rangka menarik perhatian konsumen dan memberikan sebuah rangsangan nama yang akan diperhatikan orang. Hal ini disebabkan karena orang lebih cenderung memperhatikan rangsangan yang berhubungan dengan kebutuhannya saat ini, memperhatikan rangsangan yang mereka antisipasi dan lebih memerhatikan rangsangan yang memiliki deviasi besar terhadap ukuran rangsangan normal.

b) Distorsi selektif

Distorsi selektif merupakan proses pembentukan persepsi yang dimana pemasar tidak dapat berbuat banyak terhadap distorsi tersebut. Hal ini karena distorsi selektif merupakan kecenderungan orang untuk mengubah informasi menjadi bermakna pribadi dan menginterpretasikan informasi yang didapat dengan cara yang akan mendukung pra konsepsi konsumen.

(13)

c) Ingatan selektif

Orang akan melupakan banyak hal yang merek pelajari, namun cenderung akan senantiasa mengingat informasi yang mendukung pandangan dan keyakinan mereka. Karena adanya ingatan selektif, kita cenderung akan mengingat hal-hal baik yang yang disebutkan tentang produk yang kita sukai dan melupakan hal-hal baik yang disbutkan tentang produk yang bersaing.

3) Pembelajaran

Pembelajaran meliputi perubahan perilaku seseorang yang timbul dari pengalaman. Banyak ahli pemasaran yang yakin bahwa pembelajaran dihasilkan melalui perpaduan kerja antara pendorong, rangsangan, isyarat bertindak, tanggapan dan penguatan. Teori pembelajaran mengajarkan kepada para pemasar bahwa mereka dapat membangung permintaan atas suatu produk dengan mengaitkan pada pendorongnya yang kuat, menggunakan isyarat yang memberikan motivasi, dan memberikan penguatan positif karena pada dasarnya konsumen akan melakukan generalisasi terhadap suatu merek.

4) Keyakinan

Keyakinan dapat diartikan sebgai gambaran pemikiran seseorang tentang gambaran sesuatu. Keyakinan orang tentang produk atau merek akan mempengaruhi keputusan pembelian mereka.

(14)

Menurut Tjiptono9, faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian pelanggan adalah ikatan emosional yang terjalin antara pelanggan dan produsen setelah pelanggan menggunakan produk dan jasa dari perusahaan dan mendapati bahwa produk atau jasa tersebut memberi nilai tambah. Dimensi nilai terdiri dari 4, yaitu: a) Nilai emosional, utilitas yang berasal dari perasaan atau afektif

atau emosi positif yang ditimbulkan dari mengkonsumsi produk. Jika konsumen mengalami perasaan positif (positive feeling) pada saat membeli atau menggunakan suatu merek, maka merek tersebut memberikan nilai emosional. Pada intinya nilai emosional berhubungan dengan perasaan, yaitu perasaan positif apa yang akan dialami konsumen pada saat membeli produk.

b) Nilai sosial, utilitas yang didapat dari kemampuan produk untuk meningkatkan konsep diri-sosial konsumen. Nilai sosial merupakan nilai yang dianut oleh suatu konsumen, mengenai apa yang dianggap baik dan apa yang dianggap buruk oleh konsumen. c) Nilai kualitas, utilitas yang didapat dari produk karena reduksi

biaya jangka pendek dan biaya jangka panjang.

d) Nilai fungsional adalah nilai yang diperoleh dari atribut produk yang memberikan kegunaan (utility) fungsional kepada konsumen nilai ini berkaitan langsung dengan fungsi yang diberikan oleh produk atau layanan kepada konsumen.

(15)

B. TELKOMSEL

Sejarah Perkembangan Telkomsel

Telkomsel adalah operator telekomunikasi seluler GSM pertama di Indonesia dengan layanan pascabayar kartu halo yang diluncurkan pada tanggal 26 Mei 1995. Saat itu, saham telkomsel dimiliki oleh telkom Indonesia sebesar 65% dan sisanya oleh Indosat. Pada tanggal 1 November 1997, telkomsel menjadi operator seluler pertama di Asia yang menawarkan layanan GSM prabayar10.

Telkomsel menjadi operator telekomunikasi seluler terbesar di Indonesia dengan 139,3 juta pelanggan per 31 Desember 2014 dan bangsa pasar sebesar 51% per 1 januari 2007. Jaringan telkomsel telah mencakup 288 jaringan roaming internasional di 288 jaringan roaming intelnasional di 155 negara pada akhir 2007.

Telkomsel telah menjadi operator seluler ketujuh didunia yang mempunyai lebih dari 100 juta pelanggan dalam satu negara per Mei 2011. telkomel meluncurkan secara resmi layanan komersial mobile 4G LTE pertama di Indonesia. Layanan telkomsel 4G LTE memiliki kecepatan data accees mencapai 26 Mbps.

Saat ini telkomsel menggelar lebih dari 100.000 BTS yang mengjangkau sekitar 98% wilayah populasi di Indonesia, sebagai operator seluler nomor 6 terbesar di dunia dalam hal jumlah pelanggan, jadi telkomsel merupakan pimpinan pasar industri telekomunikasi di Indonesia

10 Plimpi Editor, Sejarah Telkomsel, Http://www.plimbi.com/news/2011/11/19/sejarah-telkomsel. Diakses pada tanggal 24 Februari 2017, pukul 20.20 WIB

(16)

yang kini di percaya melayani lebih dari 143 juta pelanggan pada tahun 2015-2016.

Dalam upaya memandu perkembangan industri telekomunikasi seluler di Indoseia memasuki era baru layanan mobile broadband, telkomsel secara konsisten mengimplementasikan roadmap teknologi 3G, HSDPA, HSPA+, serta pengembangan jaringan long term evolution (LTE). Kini telkomsel mnngembangkan jaringan broadband di 100 di Indonesia, untuk membantu pelayanan kebutuhan pelanggan, telkomsel kini didukung akses call center 24 jam dan 430 pusat layanan yang terbesar di seluruh Indoseia11

C. Produk-Produk Telkomsel

1. Kartu Halo

Kartu halo adalah kartu CDMA pasca bayar dari telkomsel. Dalam kartu halo tertampung data pelanggan, fasilitas/jasa yang dapat dinikmati pelanggan serta PIN guna menjaga kerahasiaan data yang terdapat didalamnya. Selain itu kartu halo juga mampu menampungan 200 nomor telepon beserta nama serta menyimpan 40 pesan singkat yang tidak ingin dihapus oleh pelanggan.

Tampilan kartu halo memiliki keunikan yang tidak terdapat pada

simcard lainnya. Dengan menampilkan gambar yang menonjolkan adat

istiadat dari seluruh propinsi di Indonesia, telkomsel ingin menyampaikan

11 Wikipedia Bahasa Indonesia, Telkomsel, Https://Id.Wikipedia.Org/Wiki//Telkomsel. Diakses pada tanggal 25 Februari 2017 pukul 22.00 WIB

(17)

pesan melalui kartu halo bahwa telkomsel adalah operator yang memiliki cakupan diseluruh tanah air dan semangat jiwa nasionalisme.12

2. Simpati

Simpati merupakan kartu prabayar yang diterbikan oleh telkomsel yang sudah menyeluruh dan dikenal banyak oleh masyarakat dan jaringannya terluas di Indonesia. Seiring perkembangan zaman simpati banyak menyalurkan program yang sangat menguntungkan banyak pelanggan simpati, seperti halnya simpati mempunyai club simpati yang disebut dengan simpatizone yang banyak diminati banyak pelanggan simpati.13

3. Kartu As

Kartu as adalah produk dari telkomsel, kartu ini diluncurkan pada tahun 2004. Kartu as memiliki slogan pas buat semua.14

4. Telkomsel Flash

“High Speed Wireless Broadband”. Telkomsel flash adalah layanan internet tanpa kabel (wireless) yang disediakan oleh telkomsel untuk seluruh pelanggannya (kartu halo, simpati dan Kartu as). Layanan ini didukung dengan teknologi HSDPA/3G/EDGE/GPRS telkomsel yang dapat menghasilkan kecepatan download sampai dengan 7.2 Mbps. Telkomselflash menawarkan suatu pengalaman baru dalam melakukan

12 Wikipedia Bahasa Indonesia, Kartu Halo, Https://Id.Wikipedia.Org/Wiki/Telkomsel. Diakses pada tanggal 20 Februari 2017 pukul 23.00 WIB

13 Yhudi, Profil Kartu Simpati, Http://yudhim.blogspot.co.id/2008/01/profil-kartu-simpati.html. Diakses pada tanggal 16 Maret 2017 pukul 15.05 WIB

14 Wikipedia Bahasa Indonesia, Kartu As, Http;//id.m.wikipedia.org. Diakses pada tanggal 12 Maret 2017 pukul 21.05 WIB

(18)

koneksi jaringan internet dengan kecepatan tinggi dan lokasi akses yang dapat dilakukan dimana saja dalam jaringan HSDPA/3G/EDGE/GPRS telkomsel.15

D. Penelitian Relevan

Penelitian Aditya Wijayanto “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Jember Dalam Pembelian Kartu Perdana Prabayar Merek Im3 di Jember” dari hasil analisis yang dilakukan oleh peneliti ini menunjukkan koefisien determinasi berganda (R2) sebesar 0,586 hal ini berarti 58,6% perubahan keputusan mahasiswa Fakultas Ekonomi dalam melakukan pembelian kartu perdana prabayar merk IM3 dapat disebabkan oleh variabel harga kartu perdana, tarif sms, telepon dan tarif layanan internet, sinyal kuat, bonus telepon, sms, bonus pulsa kartu perdana, bonus layanan internet. Berdasarkan analisis regresi linear berganda variabel bonus telepon, sms, bonus kartu perdana, bonus layanan internet mempunyai nilai sebesar 0,540 dapat diartikan bahwa 54% merupakan sumbangan atau kontribusi yang paling besar dibandingkan dengan variabel lainnya. Oleh sebab itu fasilitas bonus telepon, sms, bonus pulsa kartu perdana, bonus layanan internet tetap diberikan karena variabelvariabel tersebut merupakan variabel yang paling dominan dalam mempengaruhi keputusan pembelian kartu perdana prabayar IM316.

15 Wikipedia Basaha Indonesia, Telkomsel Flash, https://id.m.wikipedia. Diakses pada tanggal 20 Februarai 2017 pukul 18.10 WIB

16 Aditya Wijayanto, Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Mahasiswa

Fakultas Ekonomi Universitas Jember Dalam Pembelian Kartu Perdana Prabayar Merek Im3 Di Jember, (Jember : tpt 2011)

(19)

Penelitian Amin Wijayanti dalam penelitian ini bertujuan untuk Menganalisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian Konsumen Produk Kosmetik Olay White Radiance Protective Cream di Kota Jember. Metode pengambilan sampel menggunakan Purposive Sampling dan pengumpulan data menggunakan instrument kuesioner. Alat analisis data yang digunakan adalah analisis faktor dan analisis regresi linier berganda. Hasil dengan analisis faktor menunjukkan bahwa 19 variabel yang ditawarkan sebelumnya berubah menjadi 16 karena 3 varibel lainnya tidak memenuhi syarat untuk dianalisis lebih lanjut. Kemudian dari 16 variabel itu terbentuk menjadi 5 faktor, yang selanjutnya diberi nama faktor peran dan status, keluarga, citra perusahaan, gaya hidup, dan pembelajaran. Selanjutnya kelima kelompok faktor tersebut menjadi variabel dan dilakukan analisis regresi linier berganda. Hasil analisis regresi linier berganda menunjukkan bahwa faktor peran dan status, keluarga, citra perusahaan, gayahidup, dan pembelajaran, terbukti berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian konsumen Olay White Radiance Protective Cream di Kota Jember. Pengujian hipotesis dengan uji t menunjukkan faktor yang paling tinggi mempengaruhi keputusan pembelian konsumen Olay White Radiance Protective Cream di Kota Jember adalah Peran dan status.17

Penelitian Roza Gutika yang meneliti tentang “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Konsumen Dalam Mengambil Keputusan Pembelian Kartu

17 Amin Wijayanti, Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian

Konsumen Terhadap Produk Kosmetik Olay White Radiance Protective Cream Di Kota Jember (Studi di Kecamatan Kaliwates, Sumbersari, dan Patrang), (Jemebr: tpt 2012)

(20)

Perdana (Sim Card) Simpati” berdasarkan hasil analisa yang dilakukan oleh peneliti, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Kartu perdana simpati merupakan kartu prabayar yang memiliki banyak keunggulan sehingga konsumen tertarik untuk menggunakan kartu perdana tersebut.

2. Berdasarkan hasil analisis faktor diperoleh hasil bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen dalam mengambil keputusan pembelian terhadap kartu perdana simpati adalah faktor marketing mix, faktor budaya, faktor sosial, faktor pribadi dan faktor psikologi dengan persentase varian 69,515 % yang artinya responden masih mempertimbangkan variabel yang diteliti, sedangkan sisanya 30,485 % memperlihatkan variabel lain yang tidak tercakup dalam variabel penelitian ini.

3. Berdasarkan hasil analisa faktor diperoleh hasil dimana terdapatnya 5 faktor yang terdiri dari 14 variabel yang memiliki nilai loading > 0,5 dimana faktor pertama terdiri dari variabel kelas sosial (X5), peran dan status (X7), keluarga (X8), usia dan siklus hidup (X9), gaya hidup (X10) dengan nilai varian 25,899, faktor kedua terdiri dari variabel kepribadian dan konsep diri (X11), motivasi (X12), Pembelajaran (X15) dengan nilai varian 19,976, faktor ketiga terdiri dari variabel Persepsi (X13), Keyakinan dan Sikap (X14) dengan nilai varian 9,355, faktor keempat terdiri dari variabel Produk (X1), harga (X2), promosi (X3) dengan nilai varian 7,467, faktor kelima terdiri dari variabel budaya (X4) dengan nilai varian 6,818.

(21)

4. Dari 15 variabel (marketing mix, budaya, sosial, pribadi dan psikologi) yang dianalisa dengan menggunakan analisa faktor untuk menyempurnakan variabel tersebut, agar mudah diinterprestasikan dengan rotasi faktor varimax yang berasal dari 15 variabel tersebut dikeluarkan dari model karena mempunyai loading yang < 0,5 yaitu variabel kelompok acuan (X6) dan yang termasuk dalam variabel penelitian yang terpilih mempunyai nilai faktor loading diatas 0,5.

5. Dari hasil reliabilitas, dilihat nilai koefisien alpha cronmbach 0,7273 nilai ini > 0,6 dimana variabel tersebut memilki reliabilitas yang tinggi.

6. Dari 5 faktor yang tercakup yang lebih/dominan mempengaruhi konsumen dalam mengambil keputusan pembelian terhadap kartu perdana Simpati adalah variabel kelas sosial, Peran dan status, keluarga, usia dan siklus hidup, gaya hidup yang merupakan faktor pertama, kepribadian dan konsep diri, motivasi, pembelajaran merupakan faktor yang kedua, persepsi, keyakinan dan sikap merupakan faktor yang ketiga, produk, harga, promosi merupakan faktor yang keempat, budaya merupakan faktor yang kelima.18

18 Roza Gutika, Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Konsumen Dalam Mengambil

Referensi

Dokumen terkait

Peraturan Daerah Kabupaten Asahan Nomor 7 Tahun 2007 Tentang Pembentukan dan Susunan Organisasi Kecamatan dan Kelurahan.. Surat Edaran Menteri Dalam Negeri No.: 900/2634/SJ

Alternatif teknologi pengelolaan limbah padat B3 yang dapat direkomendasikan anatara lain dengan pengadaaan bahan yang sesuai kebutuhan; melaksanakan house keeping yang lebih

Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa dari 50 sampel darah sapi bali yang sehat secara klinis yang dipotong di Rumah Potong Hewan Pesanggaran Denpasar diperoleh

Dalam menjalankan prosedur kerja yang maksimal tidak luput dari aspek-aspek yang terkait di dalamnya seperti sumber daya manusia, peralatan dan koordinasi antar

PPs Universitas PGRI Palembang sampai saat ini memiliki dua program studi, yaitu, program studi magister pendidikan bahasa Indonesia dan magister Pendidikan Bahasa

Program edukasi kenakalan remaja berbentuk permainan Polypera telah dilaksanakan selama 5 bulan dengan sasaran siswa/i SMP Yapis, Bogor. Setelah dijalankan program

Rencana Kerja Kecamatan Ranah Pesisir Kabupaten Pesisir Selatan Tahun 2016 merupakan agenda tahunan Kecamatan Ranah Pesisir yang akan dilaksanakan pada Tahun 2016 dalam

Puji dan syukur saya ucapkan kepada ALLAH S.W.T yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, Sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan akhir yang berjudul “