• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH MACAM MEDIA TANAM DAN ZAT PENGATUR TUMBUH GROWTONE TERHADAP PERTUMBUHAN STEK BATANG TANAMAN JARAK PAGAR ( Jatropa curcas Linn )

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH MACAM MEDIA TANAM DAN ZAT PENGATUR TUMBUH GROWTONE TERHADAP PERTUMBUHAN STEK BATANG TANAMAN JARAK PAGAR ( Jatropa curcas Linn )"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

1 PENGARUH MACAM MEDIA TANAM DAN ZAT PENGATUR

TUMBUH GROWTONE TERHADAP PERTUMBUHAN STEK BATANG TANAMAN JARAK PAGAR ( Jatropa curcas Linn )

Oleh : Pasetriyani ET Abstrak

Penelitian bertujuan untuk mendapatkan interaksi antara media tanam dan zat pengatur tumbuh Growtone terhadap pertumbuhan stek batang tanaman jarak pagar. Percobaan dilaksanakan dari bulan Desember 2012 sampai dengan Februari 2013 di kebun percobaan SMK Padalarang.

Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok pola Faktorial dan diulang sebanyak tiga kali. Perlakuan terdiri atas dua faktor yaitu: Media tanam (M) dan Zat Pengatur Tumbuh Growtone (G). Taraf faktor M terdiri atas tanah, campuran tanah : sekam (2:1), campuran tanah : pupuk kandang (2:1), campuran tanah : pasir (2 : 1). Faktor G terdiri atas tanpa ZPT , pakai ZPT 10 mg/bibit. Hasil percobaan menunjukkan tidak terjadi interaksi antara media tanam dengan ZPT terhadap pertumbuhan stek batang kecuali pada 28 hari setelah tanam ada interaksi terhadap jumlah tunas stek batang yang tumbuh. Media tanam campuran tanah : sekam (2:1) cenderung dapat meningkatkan pertumbuhan stek batang dibandingkan dengan media tanam lainnya. Sedangkan zat pengatur tumbuh Growtone sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan stek batang.

Abstract

The objective of this research is to understand the interaction between planting media and plant growth regulator, Growtone, on the growth of stem cutting of Jatropha. The experiment was conducted from December 2012 to February 2013 in an experimental farm at SMK Padalarang.

This research used Factorial Randomized Block Design with three replications. The factor levels were: planting media (M) and Growtone plant growth regulator (G). Factor level M consisted of soil, soil mixture: chaff (2:1), soil mixture: manure (2:1), soil mixture: sand (2:1). Factor level G consisted of without ZPT, and with ZPT as much as 10mg/seed. The experiment’s result showed that there wasn’t any interaction between the planting media with ZPT on the growth of the stem cutting except for 28 days after planting when there was an interaction in the number of buds that were grown out of the stem cutting.

Soil mixture planting media: chaff (2:1) tends to increase the growth of stem cutting compared to other planting media. Meanwhile, Growtone plant growth regulator gave significant impact to the growth of stem cutting.

(2)

2 I . PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pertumbuhan populasi manusia semakin meningkat seiring dengan pertambahan penduduk sehingga kebutuhan energi terus meningkat. Sumber-sumber energi yang digunakan selama ini berasal dari Sumber-sumber yang tidak dapat diperbaharui. Sumber energi ini berasal dari fosil yang semakin habis. Pengambilan minyak bumi secara terus menerus tanpa henti menyebabkan persediaan semakin menipis selain itu juga merusak lingkungan sekitar. Perlu adanya sumber energi lain yang dapat diperbaharui dan dikembangkan. Matahari dan angin merupakan alternatif sumber energi yang terus diteliti namun belum ada teknologi yang lebih murah dibanding dengan bahan bakar fosil. Teknologi terus dikembangkan untuk mengexplorasi semua sumber daya alam yang ada yang berasal dari tumbuhan. Salah satu tanaman penghasil energi (Bioenergi) adalah tanaman jarak pagar Suryono, 2010)

Tanaman jarak pagar (Jatropha curcas Linn) relatif mudah dibudidayakan bahkan tanaman ini dapat ditanam pada lahan kritis . Tanaman jarak pagar dapat digunakan untuk memanfaatkan lahan kritis di Indonesia yang luasnya mencapai 23,24 juta ha (Departemen Kehutanan dalam Santoso, 2005)

(3)

3 Pemerintah menargetkan penanaman jarak pagar (J. curcas Linn) sampai satu juta ha pada tahun 2006, tetapi pada tahun tersebut lahan yang sudah ditanami jarak pagar berkisar antara 600 sampai dengan 1000 ha. Target sampai dengan 2020 adalah 1,5 juta ha (Timnas BBN, 2005). Apabila untuk memproduksi biji jarak yang akan diolah menjadi biodiesel digunakan populasi 2500 tan/ha, maka untuk mencapai target pemerintah tahun 2020 diperlukan bahan tanam sekitar 3,74 trilyun benih.

Potensi terbesar jarak pagar (J. curcas Linn) ada pada buah yang terdiri dari biji. Setiap pohon jarak pagar memiliki 40 cabang, setiap cabang memiliki tiga tandan buah per pohon dan setiap tandan menghasilkan 10-15 buah dengan jumlah biji perbuah sebanyak tiga butir. Jadi jumlah biji yang dihasilkan dalam satu hektar selama satu tahun mencapai 3600 – 5400 biji (Mahmud,2006). Biji ini yang menjadi bahan dasar perbuatan biodiesel sumber energi pengganti solar. Minyak jarak pagar dapat digunakan untuk penyabunan dengan hasil akhir berupa sabun dan Metanilisis/etanolisis yang hasil akhirnya berupa biodiesel dan gliserin. Sedangkan ampas ekstraksi (bungkil) dapat digunakan sebagai pupuk dan sebagai bahan dasar pembangkit biogas (Hambali, 2006)

Perbanyakan jarak dapat dilakukan generatif ataupun vegetatif. Perbanyakan melalui stek, okulasi maupun kultur jaringan (Muhamad Nureholis dan Sri Sumiarsih, 2007). Menurut Hartmann dan Kester (1983). keuntungan

(4)

4 perbanyakan dengan stek adalah mampu menghasilkan tanaman yang serupa dengan induknya dalam waktu yang relatif singkat dan sederhana.

Media tanam berperan di dalam pembibitan tanaman sebagai tempat tumbuh dan berakar. Pemilihan media tanam harus disesuaikan dengan tujuannya sehingga media semai dan perbanyakan bahkan sampai tanaman tersebut sampai berproduksi. Menurut Purwowidodo (1983) tanah sebagai media pertumbuhan tanaman memberikan pengaruh bagi kelangsungan hidup tanaman. Media yang biasa digunakan untuk pertumbuhan adalah: pupuk kandang, arang sekam dan juga serbuk gergaji. Semua bahan media ini merupakan media organik yang dapat mempengaruhi pertumbuhan tanaman. Tanah dan pupuk kandang sangat bagus untuk pertumbuhan jarak pagar (Jatrophus curcas Linn) terutama pada awal pertumbuhan atau di pembibitan .

Zat pengatur merupakan substansi organik yang secara alami diproduksi oleh tanaman, bekerja mempengaruhi proses fisiologi tanaman dalam konsentrasi rendah. Ada lima jenis zat pengatur tumbuh yang mempengaruhi pertumbuhan yaitu:

1. Auxin yang berfungsi untuk mempercepat pembentukan akar pada stek batang

2. Giberlin meningkatkan pembesaran dan perpanjangan sel 3. Sitokinin meningkatkan pembentukan dan perkembangan daun

(5)

5 4. Asam Absistat (ABA) diduga berfungsi suatu zat penghambat tumbuh 5. Etilen strukturnya sederhana dan berbentuk gas yang mempunyai respon

terhadap kelebihan air. (Zulkarnaen, 2009)

Dalam percobaan ini hormon yang digunakan adalah zat pengatur tumbuh Auksin dengan merek dagang Growtone, yang mengandung bahan aktif (NAA). Zat pengatur tumbuh dapat merangsang pertumbuhan stek (akar dan tunas) sedangkan media tanam merupakan tempat tumbuh stek sehingga ada interaksi antara zat pengatur tumbuh dengan media sebagai penyedia unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman agar pertumbuhan stek, subur, sehat dan kuat.

1.2 Identifikasi Masalah

Masalah yang dapat diidentifikasi dalam percobaan ini adalah:

1. Apakah terjadi interaksi antar media tumbuh dengan zat pengatur tumbuh. 2. Adakah zat pengatur tumbuh dan media tanam yang berpengaruh terhadap

pertumbuhan stek batang jarak pagar?

1.3 Maksud dan Tujuan

Maksud penelitian ini adalah untuk mempelajari pengaruh jenis media tanam dan dosis zat pengatur tumbuh terhadap pertumbuhan stek batang jarak pagar.

(6)

6 Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan jenis media tanam dan zat pengatur tumbuh yang berpengaruh terhadap pertumbuhan stek batang jenis pagar.

1.4. Kegunaan Penelitan

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi yang berguna khususnya bagi petani atau pengusaha di bidang budidaya tanaman jarak pagar (Jatrophus curcas Linn) mengenai perbanyakan tanaman secara stek dan hasilnya diharapkan dapat memberikan masukan bagi para peneliti khususnya bidang pertanian.

II. TINJAUAN PUSTAKA

Tanaman jarak pagar (Jatropha curcas Linn) adalah merupakan salah satu tumbuhan yang dapat menghasilkan bahan bakar nabati (BBN), sebagai pengganti bahan bakar minyak (BBM). Kebijakan pemerintah dalam pengembangan bahan bakar nabati (biofuel) melalui program pengembangan jarak pagar untuk dijadikan sebagai suatu usaha tani oleh petani baik skala rumah tangga, skala menengah, maupun besar. Dalam pengembangan program tersebut tentunya diperlukan bibit dalam jumlah banyak dengan waktu relatif singkat.

Tanaman jarak pagar dapat tumbuh pada lahan marjinal yang miskin hara, asalkan drainase dan aerase baik. Untuk mendapatkan produksi optimal diperlukan tumbuh tertentu seperti: ketinggian tempat 0 sampai 800 m di atas permukaan laut, dengan suhu rata-rata 20o – 35° C. Pada fase pertumbuhan

(7)

7 vegetatif, tanaman menghendaki suhu rendah tapi pada saat pembungaan dan pertumbuhan menghendaki suhu tinggi (Bramasto, 2005).

Tanah yang baik untuk pertumbuhan tanaman ini adalah tanah geluh pasiran (sandy loam) tetapi dapat tumbuh pula pada tanah lempung berat, akar tidak tahan terhadap genangan air. pH tanah 5,0 – 6,5 (Hamidi, 2005 dalam Nurcholis, 2007). Menurut Mahmud (2006) sampai saat ini belum ada hasil penelitian yang menunjukkan bahwa jarak pagar dapat tumbuh pada lahan gambut.

Salah satu teknologi budidaya yang menentukan keberhasilan penanaman jarak pagar di lapangan adalah penyediaan bibit. Sumarsono (1993) mengemukakan bahwa bibit yang berkualitas kurang baik menyebabkan pertumbuhan tanaman tidak seragam sehingga hasil dan mutu biji rendah. Sebaliknya bibit yang sehat, kuat dan seragam serta hasil dan mutu biji baik.

Tanaman jarak pagar dapat diperbanyak dengan cara vegetatif maupun generatif. Perbanyakan vegetatif dapat dilakukan dengan menggunakan stek batang maupun stek pucuk. Stek batang sebagai bahan tanam perlu memperhatikan diameter batang,dan umur batang. Stek tidak diambil dari pucuk atau batang muda tetapi dari batang yang sudah tua dengan diameter batang 2 – 3 cm dengan panjang stek 25 – 40 cm (Suryono, 2010).

Media tanam merupakan bahan yang penting sebagai tempat tumbuh dan melekatnya akar tanaman. Bahan-bahan untuk media tanam sebaiknya dipilih dan disesuaikan dengan jenis tanaman, benih budidaya. Media tanam yang biasa

(8)

8 digunakan berupa pupuk kandang, arang sekam dan pasir, yang berfungsi menyediakan unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman sehingga dapat tumbuh dan berkembang dengan baik.

Pupuk kandang merupakan pupuk organik dari hasil fermentasi kotoran padat dan cair (sapi, kambing, kuda, babi) dan unggas (ayam, burung). Pupuk kandang ini paling umum dan sering digunakan petani untuk menyuburkan tanah pertaniannya. Pupuk kandang yang telah siap digunakan adalah pupuk kandang yang telah masak atau yang telah disimpan selama 3 – 4 bulan dengan ditandai warna yang hitam, tidak berbau, remah dan di permukaan pupuk kandang ini sudah mulai tumbuh rumput atau gulma .

Penggunaan sekam pada media tanam dapat memberikan penting terhadap sifat fisik tanah, kimia dan biologi tanah pengaruhnya terhadap sifat fisik tanah adalah memperbaiki struktur tanah. Pengaruh kimia dan pemberian sekam yaitu dapat meningkatkan kandungan bahan anorganik, N total, pH dan P tersedia. Pengaruh biotik dari sekam yaitu sebagai bahan organik yang merupakan sumber energi untuk perkembangan jasad renik tanah, dengan demikian jumlah CO2 yang dihasilkan menjadi cenderung meningkat (Dalimoenthe, 1996).

Penelitian Sari (2000) menunjukan bahwa media campuran arang sekam dan tanah dapat meningkatkan produksi stek mini kentang dengan produksi stek total rata-rata 14,67 stek pertanaman lebih tinggi bila dibandingkan dengan media arang sekam saja yang menghasilkan 11,34 stek pertanaman. Media pupuk kandang menghasilkan prosentase tinggi stek hidup, panjang ruas, jumlah daun

(9)

9 dan berpengaruh nyata terhadap bobot basah tanaman dan bobot kering tanaman pada tanaman panili (Kusumawardana, 2008).

Keberhasilan perbanyakan dengan cara stek ditandai oleh terjadinya regenerasi akar dan pucuk pada bahan stek sehingga menjadi tanaman baru. Regenerasi akar dan pucuk dipengaruhi oleh faktor intern dan extern. Salah satu faktor intern yang mempengaruhi regenerasi akar dan pucuk adalah fitohormon yang berfungsi sebagai zat pengatur tumbuh .

Menurut Hartman, et.al (1977) zat pengatur tumbuh yang paling berperan pada pengakaran stek adalah auksin. Auksin yang biasa dikenal yaitu Idole-3-acetie Acid (IAA), Indoloe Butyrie Acid (IBA) dan NepthaleneIdole-3-acetie Acid (NAA). IBA dan NAA bersifat lebih efektif dibandingkan IAA yang merupakan auksin alami. Growtone yang diproduksi oleh PT. DELTAGRO merupakan salah satu zat pengatur tumbuh yang mengandung bahan aktif asam asetik naftalen 3,0%. Naftalen asetik amid 0,75% yang direkomendasikan untuk stek jarak pagar (Jatropha curcas Linn).

Ariest Hendriyanto (2007) menyatakan bahawa panjang stek 25 cm dan lama perendaman dalam growtone dengan konsentrasi 0,8 gr/lt air selama 45 menit berpengaruh positif terhadap pertumbuhan tunas jarak pagar. Kasir (2006), menyatakan bahwa kombinasi dari perlakuan konsentrasi hormon Giberallin (GA3) dan komposisi media tumbuh menunjukkan adanya interaksi yang signifikan terhadap peubah tinggi tanaman, jumlah tunas, berat basah dan berat

(10)

10 kering tanaman dengan konsentrasi hormon Giberallin 100 ppm dan komposisi media tanah campuran pasir (1:1) menghasilkan kayu putih terbaik.

Jadi diduga akan terjadi interaksi antar berbagai media tanam dan dosis zat pengatur tumbuh growtone terhadap pertumbuhan stek batang jarak pagar.

III. BAHAN DAN METODE PERCOBAAN 3.1 Waktu dan Tempat Percobaan

Percobaan dilaksanakan dari bulan Desember 2012 sampai dengan bulan Februari 2013, di lahan praktek SMK Negeri 4 Padalarang Kabupaten Bandung Barat. Lahan tersebut terletak pada ketinggian 695 meter di atas permukaan laut (Balai Penyuluh Pertanian Kecamatan Padalarang)

3.2. Metode Penelitian

Metoda Penelitian yang digunakan adalah metode percobaan di lapangan menggunakan Rancangan Acak Kelompok pola factorial terdiri atas 2 faktor yaitu:

Faktor I adalah empat macam media tanam (M): m1 = tanah

(11)

11 m3 = campuran tanah dan pupuk kandang perbandingan 1:1

m4 = campuran tanah dan pasir perbandingan 2:1 Faktor II zat Pengatur Tumbuh Growtone (G): go = tanpa zat Pengatur Tumbuh Growtone

g1 = pakai zat Pengatur Tumbuh Growtone dibuat bubur sehingga berbentuk pasta (10 mg/Tanaman)

Dalam percobaan ini terdiri dari 8 perlakuan, setiap perlakuan diulang sebanyak tiga kali sehingga terdapat 24 plot percobaan. Setiap perlakuan terdiri dari 5 stek sehingga jumlah seluruhnya 120 stek.

Data percobaan disusun tabel dwi arah, kemudian diadakan analisis keragamannya. Untuk mengetahui beda nyata antar perlakuan, dilakukan uji F pada taraf 5%, sedangkan untuk menguji perbedaan nilai rata-rata perlakuan digunakan Duncan Multiple Range test pada taraf nyata 5% apabila uji F berbeda nyata.

3.3. Pelaksanaan Percobaan

Pembuatan sungkup dari kerangka bambu dan atap plastik yang diatasnya dilapisi dengan paranet yang berkadar 50%, dengan ukuran panjang 2,5 m, lebar 100 cm dengan tinggi 50 cm. Polybag yang digunakan untuk tempat media berukuran 15 cm x 25 cm.

Pencampuran media yaitu campuran tanah dan sekam dengan perbandingan 2:1, campuran tanah dan pupuk kandang perbandingan 1:1,

(12)

12 campuran tanah dan pasir perbandingan 2:1, masing-masing media disiramkan larutan fungisida Dithane M-45 dengan konsentarasi 2 gr/lt air dilakukan satu minggu sebelum tanam. Penyiapan zat pengatur tumbuh Growtone yang diberikan beberapa tetes air suling sehingga membentuk pasta, sebanyak 10 mg/stek yang pemberiannya dilakukan dengan cara dioleskan pada dasar stek.

Bahan stek diambil dari pohon induk yang sudah memenuhi syarat dan hanya bagian tengah stek yang diameter 1 - 1,9 cm kemudian batang dipotong miring 45 derajat dengan panjang 25 cm. Sebelum ditanam stek dicelupkan dahulu dalam larutan Dithane-M.45 dengan konsentrasi 2 gr/lt air selama 3 – 5 detik untuk mencegah serangan penyakit diawal pertumbuhan. Stek ditanam dalam polybag yang telah berisi media dengan satu polybag ditanam satu stek kedalaman penanaman stek sepertiga panjang stek (± 8 cm). Polybag yang telah ditanami stek jarak pagar ditempatkan didalam sungkup dan disusun sesuai layout percobaan. Penyiraman dilakukan setiap hari agar kelembaban tetap terjaga.

3.4. Pengamatan Utama Pengamatan utama meliputi:

1. Jumlah tunas yang muncul. Pengamatan dilakukan setiap dua minggu sekali sampai minggu ke-8

2. Jumlah daun pada setiap stek. Pengamatan dilakukan setiap dua seminggu sekali sampai minggu ke-8.

(13)

13 4. Panjang akar setek. Pengamatan dilakukan pada minggu ke 8

.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Jumlah Tunas umur 14 hst – 56 hst

Hasil pengamatan dan analisis data menunjukkan tidak terjadi interaksi antara media tanam dengan zat pengatur tumbuh terhadap jumlah tunas setek batang jarak pagar pada umur 14, 42, dan 56 hari setelah tanan (HST). Akan tetapi pada pengamatan umur 28 HST terjadi interaksi antara perlakuan tersebut. Hasil analisis dapat dilihat pada Tabel 1. di bawah ini. Untuk mengetahui beda nyata antar perlakuan digunakan uji jarak berganda Duncan pada taraf 5% dan disajikam pada Tabel 1. di bawah ini.

Tabel 1. Jumlah Tunas per Bibit Tanaman Jarak Pagar akibat Zat Pengatur Tumbuh (ZPT) pada Berbagai Media Tanam umur 28 Hari Setelah Tanam (HST) Perlakuan g 0 = tanpa ZPT g 1 = ZPT 10gr/tan

m1 = tanah 0,60 a A 4,13 a B m2 = 2 tanah : 1 sekam 0,73 a A 3,53 a B m3 = 1 tanah : 1 Pupuk Kandang 0,80 a A 4,27 a B m4 = 2 tanah : 1 pasir 1,13 a A 3,20 a B

(14)

14 Keterangan : Angka rata-rata yang ditandai dengan huruf besar yang sama (Arah Horizontal) dan huruf kecil yang sama (Arah Vertikal)

menunjukkan berbeda tidak nyata menurut Uji Jarak Berganda Duncan taraf nyata 5 %.

Pada umur 28 HST, sitokinin dalm ZPT merupakan komponen penting yang berperan sebagai pengontrol gen, perkembangan kloroplas dan sintesa metabolit sekunder untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman (Kleber,2002). Perlakuan media tanam, tanah yang dicampur dengan pupuk kandang dan setek yang diolesi dengan ZPT ternyata paling banyak jumlah tunas yang tumbuh. Hal ini sesuai dengan pendapat Kusumawardana (2008), yang menyatakan bahwa pupuk kandang dapat menghasilkan jumlah tunas yang banyak, panjang tunas, dan jumlah daun yang signifikan pada tanaman panili. Kombinasi antara ZPT dengan media tanam dapat meningkatkan jumlah daun, tinggi tanaman (Kasir,2006). Hasil pengujian selanjutnya pada pengamatan 14, 42. 56 HST, menggunakan uji jarak berganda Duncan untuk mengetahui beda nyata antar perlakuan dapat dilihat pada Tabel 2. di bawah ini.

Tabel 2. Jumlah Tunas per Bibit Tanaman Jarak Pagar akibat Zat Pengatur Tumbuh (ZPT) pada Berbagai Media Tanam umur 14, 42, 56 Hari Setelah Tanam (HST)

Perlakuan

Jumlah Tunas Umur

(15)

15

Media Tanam Tunas Tunas Tunas

m1 = tanah 1,83 a 2,53 a 2,47 a m2 = 2 tanah : 1 sekam 1,30 a 2,50 a 2,57 a m3 = 1 tanah : 1 Pupuk Kandang 1,67 a 2,20 a 2,57 a m4 = 2 tanah : 1 pasir 1,83 a 2,60 a 3,20 a

Zat Pengatur Tumbuh (ZPT) Tunas Tunas Tunas

g0 = tanpa ZPT 0,60 a 1,52 a 2,12 a

g0 = ZPT 10gr/tan 2,72 a 3,40 a 3,28 a

Keterangan : Nilai rata-rata yang ditandai dengan huruf yang sama pada kolom yang sama berarti berbeda tidak nyata menurut Uji Jarak Berganda Duncan pada taraf nyata 5 %.

4.2. Jumlah Daun Umur 14 - 56 Hari Setelah Tanam (HST)

Hasil pengamatan dan analisis data menunjukkan tidak terjadi interaksi antara media tanam dengan zat pengatur tumbuh terhadap jumlah tunas setek batang jarak pagar pada umur 14 sampai 56 hari setelah tanan (HST). Hasil analisis dapat dilihat pada Tabel 3. di bawah ini.

Tabel 3. Jumlah Daun per Bibit Tanaman Jarak Pagar akibat Zat Pengatur Tumbuh (ZPT) pada Berbagai Media Tanam umur 14, 28, 42, 56 Hari Setelah Tanam (HST)

(16)

16

14 HST 28 HST 42 HST 56 HST

Media Tanam Helai Helai Helai Helai

m1 = tanah 2,07 a 4,60 a 7,57 a 9,63 a

m2 = 2 tanah : 1 sekam 0,90 a 4,07 a 7,43 a 10,17 a m3 = 1 tanah : 1 Pupuk Kandang 2,00 a 5,33 a 8,27 a 10,07 a m4 = 2 tanah : 1 pasir 1,53 a 4,00 a 6,50 a 8,53 a

Zat Pengatur Tumbuh (ZPT) Helai Helai Helai Helai

g0 = tanpa ZPT 0,25 a 0,98 a 3,62 a 5,48 a

g0 = ZPT 10gr/tan 3,00 a 8,02 a 11,27 a 13,72 a

Keterangan : Nilai rata-rata yang ditandai dengan huruf yang sama pada kolom yang sama berarti berbeda tidak nyata menurut Uji Jarak Berganda Duncan pada taraf nyata 5 %.

Pada tabel di atas , terlihat peningkatan jumlah daun pada setiap dua minggu pada berbagai media tanam maupun zat pengatur tumbuh. Walaupun secara statistik macam media tanam memberikan hasil jumlah daun yang tidak berbeda nyata tetapi jumlah daun berbeda pada setek yang diberi perlakuan zat pengatur tumbuh Growton. Terlihat jelas bahwa pada umur 28 HST , jumlah daun meningkat tajam. Hal ini sejalan dengan data di Tabel 1. bahwa pada umur 28 HST jumlah tunas bertanbah banyak.

(17)

17 Jumlah daun tampak sama banyaknya pada 42 HST sampai 56 HST hal ini disebabkan energi yang tersedia pada setek tersebut digunakan untuk pertumbuhan bagian setek lainnya seperti tinggi batang setek dan panjang akar. 4.2.Tinggi Tunas Setek dan Panjang Akar Setek

Hasil pengamatan dan analisis data menunjukkan tidak terjadi interaksi antara media tanam dengan zat pengatur tumbuh terhadap tinggi tunas setek batang jarak pagar dan panjang akar pada umur 8 minggu aaau 56 hari setelah tanan (HST). Hasil analisis dapat dilihat pada Tabel 4. di bawah ini.

Tabel 4. Tinggi Tunas dan Panjang Akar per Bibit Tanaman Jarak Pagar Akibat Zat Pengatur Tumbuh (ZPT) pada Berbagai Media Tanam Umur 56 Hari Setelah Tanam (HST)

Perlakuan Tinggi Tunas Panjang Akar

Media Tanam Cm Cm

m1 = tanah 21,83 a 9,63 a

m2 = 2 tanah : 1 sekam 24,92 a 10,17 a

m3 = 1 tanah : 1 Pupuk Kandang 24,92 a 10,07 a

m4 = 2 tanah : 1 pasir 24,17 a 8,53 a

Zat Pengatur Tumbuh (ZPT) Cm Cm

g0 = tanpa ZPT 22,17 a 6,38 a

g0 = ZPT 10gr/tan 25,75 a 13,72 a

(18)

18 yang sama berarti berbeda tidak nyata menurut Uji Jarak Berganda Duncan pada taraf nyata 5 %.

Pada tabel di atas ,terlihat secara statistik macam media tanam memberikan hasil tinggi tunas setek dan panjang akar yang tidak berbeda nyata tetapi tinggi tunas dan panjang akar berbeda pada setek yang diberi perlakuan zat pengatur tumbuh Growton.

Pertumbuhan tinggi tunas dan perpanjangan akar terjadi seiring dengan pemberian zat pengatur tumbuh. Hal ini diduga karena pengaruh fisiologi zat pengatur tunbuh terhadap bahan setek dapat meningkatkan aktifitas sel yang meliputi pembesaran sel, diferensial sel, permebialitas sel dan menimgkatkan ketersediaan beberapa metabolit untuk sintesa protein ( Prawiranata dkk. 1981).

(19)

19 IV. KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

Dari hasil percobaan ini didapatkan kesimpulan sebagai berikut:

1. Tidak terjadi interaksi antara media tanam dengan zat pengatur tumbuh Growton terhadap pertumbuhan stek batang tanaman jarak pagar kecuali interaksi hanya terjadi antara media tanam dengan zat pengatur tumbuh terhadap jumlah tunas stek pada umur 28 hari setelah tanam.

2. Semua jenis media tanam yang digunakan tidak berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan stek batang tanaman jarak pagar, akan tetapi perlakuan campuran tanah dengan sekam(2:1) memberikan pengaruh yang cenderung meningkatkan pertumbuhan stek dibandingkan dengan media tanam lainnya.

(20)

20 3. Pemberian zat pengatur tumbuh Growton 10 mg/bibit berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan stek batang tanaman jarak pagar dibandingkan dengan tanpa dioleskan ZPT.

4.2 Saran

Saran untuk penelitian ini adalah dilakukan penelitian lanjutan untuk mengetahui pengaruh media tanam terhadap pertumbuhan stek batang tanaman Jarak Pagar (Jatrophus curcas Linn).

DAFTAR PUSTAKA

Aries Handriyano,2007 Pengaruh panjang Stek dan Lama Perendaman Dalam Growtone terhadap Pertumbuhan Stek Jarak Pagar (Jatrophus curcas

L). http. /skripsi. www. go.

id/files/disdik/201/jiptummpp-gal-S1-2007. arieshandr-10016-PENDAHULUAN-N.Pdf.

Bramasto Y,2006 Seri Teknologi Pembenihan Tanaman Hutan Jarak Pagar (Jatrophus curcas L). Balai Penelitian dan Pengembangan Teknologi Pembenihan 24 hal.

Dalimoenthe.S.L.1996. Sekam Sebagai Media Pembibitan Stek Teh. Warta Teh dan Kina Rubrik Ilmiah Kol 7 (4): 115-112. Pusat Penelitian teh dan kina Gambung.

Hartmann, H.T. and D.E.Kester. 1983. Plant Propagation Principles and Principles. 4 th edition. Pentee hall,nine, Englewood, New York. 538 P

Kusmawardana.A 2008. Pengaruh Konsentrasi Rootone F dan Jenis Media Tanam Konsentrasi hormon Gibbralin (GA3) dan Komposisi Media Iumbuh terhadap Pertumbuhan Kayu Putih (M.caputri linn) . Thesis University of Muhamadiah Malang.

(21)

21 Nurcholis dan Sri Sumiarsih. 2007. Jarak Pagar Dalam Pembuatan Biodesel, Kanisius Yoygakarta hal 38 – 39

Prawiranata dkk. 1981. Dasar-dasar Fisiologi Tumbuhan. Jilid II. Departemen Botani IPB Bogor.

Purwowidodo 1983. Teknologi Mulsa. Dewa Ruci: Jakarta 163 hal

Santoso ,D.A 2005. Tinjauan Kritis terhadap Kebijakan Pengembangan Jarak Pagar (Jatropha curcas Linn). Untuk Biodesel Seluas 10 juta Hektar di Indonesia. Seminar Nasional Pengembangan Jarak Pagar untuk Biodesel dan Minyak Pagar. Bogor. Surtaetant and Bioenergy Research centre LPPM-IPB 162-175

Suryono. 2010. Budidaya Tanaman Jarak Pagar & Kepyar. Penerbit Pustaka Baru Press. Yogjakarta

Sumarto, 2006 Pengaruh Media dan Waktu Panen Buah terhadap Pertumbuhan , Bibit Jarak pagar (Jatrophus curcas L) Lokakarya II Status Tnologi Tanaman Jarak pagar (Jatrophus curcas L) Bogor 103-106h

Sari.F.V.2000. Pengaruh Media Tanam dan Larutan Nutrisi Tanaman terhadap Produksi Stek Mini Kentang (Solanum tuberosum L) Skirpsi Departemen Agronomi dan Hortikultura. Fakultas Pertanian IPB.Bogor 46 hal.

Tim Nasional Bahan Bakar Nabati.2005.Rencana Pengembangan Komoditas Penghasil Bahan Bakar Nabati. Tim Nasional Bahan Bakar Nabati. Departemen Pertanian. Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi. Departemen Perindustrian dan Perdagangan. Departemen Energy dan Sumber Daya Mineral Jakarta.

Gambar

Tabel  1.  Jumlah  Tunas  per  Bibit  Tanaman  Jarak  Pagar  akibat  Zat  Pengatur  Tumbuh (ZPT) pada Berbagai Media Tanam umur 28 Hari Setelah Tanam (HST)  Perlakuan  g 0 = tanpa ZPT  g 1 = ZPT 10gr/tan
Tabel  2.  Jumlah  Tunas  per  Bibit  Tanaman  Jarak  Pagar  akibat  Zat  Pengatur  Tumbuh (ZPT) pada Berbagai Media Tanam umur 14, 42, 56 Hari Setelah Tanam  (HST)
Tabel  3.  Jumlah  Daun  per  Bibit  Tanaman  Jarak  Pagar  akibat  Zat  Pengatur  Tumbuh  (ZPT)  pada  Berbagai  Media  Tanam  umur  14,  28,  42,  56  Hari  Setelah  Tanam (HST)
Tabel  4.  Tinggi  Tunas  dan  Panjang  Akar  per  Bibit  Tanaman  Jarak  Pagar  Akibat  Zat Pengatur Tumbuh (ZPT) pada Berbagai Media Tanam Umur 56 Hari Setelah  Tanam (HST)

Referensi

Dokumen terkait

Untuk memberikan motivasi dan menyalurkan bakat serta minat siswa terhadap Seni dan Budaya di sekolah sesuai amanat tersebut di atas, Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas

Berdasarkan masalah yang kompleks pada bangunan pasar ini, maka akan dibangun kembali Pasar Johar Semarang yang mampu meningkatkan pelayanan transaksi yang baik dan

Beads komposisi perbandingan 8:1 menghasilkan persentase dekolorisasi yang paling tinggi namun memberikan nilai swelling dan tingkat kebocoran sel yang paling besar yang

Serta peran guru ekonomi yang senantiasa membantu peneliti jika menghadapi kesulitan ketika sedang mengajar dan tentu saja karakteristik para siswa yang mampu

Pengelolaan ruang sempit dapat dilakukan dengan menggabungkan fungsi-fungsi, mislanya dengan menanam pepohonan, rerumputan atau tanaman herba multiguna sepanjang

Kesimpulan secara khusus dapat dipaparkan sebagai berikut : (1) Penanaman nilai kesopanan, kejujuran, dan tanggung jawab menggunakan model Tadzkirah di SD Islam

[r]

Contoh : "Dasar kerbau dungu melakukan pekerjaan seperti ini saja tidak becus!" Sinisme : ungkapan yang bersifat mencemooh pikiran atau ide bahwa kebaikan terdapat