• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Profil Umum Visi dan Misi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Profil Umum Visi dan Misi"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1 Profil Umum

Universitas Telkom merupakan perguruan tinggi swasta yang memiliki akreditasi A dari Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT). Universitas ini berdiri pada tanggal 14 Agustus 2013 berdasarkan Surat Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Kemendikbud Nomor 309/E/0/2013. Universitas Telkom diselenggarakan oleh Yayasan Pendidikan Telkom. Universitas Telkom merupakan gabungan dari empat Perguruan Tinggi Swasta (PTS) yaitu Institut Teknologi Telkom (IT Telkom), Politeknik Telkom, Institut Manajemen Telkom (IM Telkom), dan Sekolah Tinggi Seni Rupa dan Desain Indonesia Telkom (STISI Telkom) (Telkomuniversity.ac.id, 2019).

Pada tahun 2019, Universitas Telkom telah memiliki tujuh fakultas, yaitu Fakultas Teknik Elektro, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Fakultas Ilmu Terapan, Fakultas Komunikasi dan Bisnis, Fakultas Informatika, Fakultas Industri Kreatif, dan Fakultas Rekayasa Industri. Serta memiliki total prgram studi sebanyak 32 program studi. (Telkomuniversity.ac.id, 2019).

Universitas Telkom juga memiliki kampus untuk S2 Manajemen dengan lokasi berada terpisah dengan gedung S1 yaitu di daerah Gegerkalong Hilir. Untuk program studi S2 di Universitas Telkom terdapat jurusan Manajemen, Teknik Elektro-Telekomunikasi, Informatika dan Teknik Industri (Smb.telkomuniversity.ac.id, 2019).

1.1.2 Visi dan Misi 1) Visi:

Menjadi research and entrepreneurial university pada tahun 2023, yang berperan aktif dalam pengembangan teknologi, ilmu pengetahuan dan seni berbasis teknologi informasi.

(2)

2 2) Misi:

1. Menyelenggarakan dan mengembangkan pendidikan berstandar internasional dengan berbasis teknologi informasi.

2. Mengembangkan, menyebarluaskan, dan menerapkan teknologi, ilmu pengetahuan dan seni yang diakui secara internasional.

3. Memanfaatkan teknologi, ilmu pengetahuan dan seni untuk kesejahteraan dan kemajuan peradaban bangsa melalui pengembangan kompetensi kewirausahaan.

1.1.3 Logo Perusahaan

Gambar 1.1 Logo Universitas Telkom

Sumber: https://telkomuniversity.ac.id/ diakses pada tanggal 19 September 2019

Bentuk dasar lambang Universitas Telkom yaitu buku terbuka di atas perisai, berikut merupakan makna dari lambang tersebut:

1. Bentuk perisai mempunyai makna institusi akademik yang kokoh dan memiliki daya juang yang tinggi.

2. Bentuk buku terbuka diatas perisai mempunyai makna keterbukaan pikiran dan imajinasi, siap mengembangkan inovasi dan keilmuan baru.

3. Huruf T diambil dari kata “Telkom” mempunyai makna identitas dan kebanggaan bersama untuk bersama mengembangkan diri.

4. Huruf U diambil dari kata “University”mempunyai makna landasan konsep komunitas pendidikan dan riset bernilai tinggi untuk kemajuan bangsa dan dunia.

(3)

5. Warna merah mempunyai makna semangat eksplorasi dan keberanian menciptakan keilmuan baru dengan dilandasi oleh tekad yang kuat untuk membangun bangsa dan kebangsaan, sehingga mampu berperan aktif di lingkungan global.

6. Warna putih mempunyai makna tata kelola yang bersih dan bertujuan murni untuk mengembangkan kualitas pendidikan dan kemanusiaan.

7. Warna hitam mempunyai makna ketegasan prinsip dan keyakinan sebagai dasar untuk mengembangkan Tridharma Perguruan Tinggi bagi tercapainya tujuan Universitas.

8. Warna abu-abu/perak mempunyai makna teknologi modern sebagai modal dasar bagi Keluarga Besar Telkom Indonesia dalam membangun Universitas Telkom agar menjadi perguruan tinggi dengan kekhasan pada ICT (Information and Communication Technology) sebagai basis pengembangan keilmuan maupun pemanfaatannya untuk penyelenggaraannya Tridharma, yaitu pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat.

9. Kombinasi warna merah dan putih mempunyai makna spirit kebanggan dalam berkarya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dengan kontribusi setinggi- tingginya.

10. Kombinasi warna abu-abu/perak dan hitam mempunyai makna kekuatan karakter bijaksana dan cakrawala pandang universal, sehingga memiliki daya adaptasi yang kuat terhadap perubahan di segala bidang.

11. Perpaduan intensitas warna merah dengan merah tua/marun, perak dengan abu- abu tua, mempunyai makna dinamika kampus yang aktif sebagai tempat terjadinya proses integrasi, kolaborasi dan sintesa antar-disiplin keilmuan.

(4)

4

1.1.4 Struktur Organisasi

Gambar 1.2. Struktur Organisasi Universitas Telkom

Sumber:Direktorat Unit P3I Universitas Telkom

1.2 Latar Belakang Penelitian

Tenaga kerja outsource sudah banyak digunakan di berbagai belahan dunia. Beberapa negara yang menggunakan tenaga kerja outsource diantaranya Indonesia, India, Malaysia, Cina, Brazil, Thailand, dll. Namun muncul beberapa masalah yang dialami oleh tenaga kerja outsource di berbagai negara, salah satunya di India tenaga kerja outsource mengalami distribusi tugas yang tidak sama dan lingkungan kerja yang penuh tekanan (Boby, 2019).

Berdasarkan UU nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan pada Pasal 66 menyatakan bahwa penyedia jasa atau buruh (outsource) adalah bentuk usaha berbadan hukum serta instansi bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan yang dapat memberikan izin. Penyedia jasa yang tidak berhubungan langsung dengan proses produksi harus memenuhi syarat yaitu adanya hubungan kerja antara pekerja dengan penyedia jasa pekerja, disepakati oleh kedua belah pihak, syarat-syarat kerja menjadi tanggung jawab perusahaan penyedia jasa atau buruh,

(5)

perjanjian antara perusahaan pengguna jasa pekerja atau buruh dengan perusahaan yang bertindak sebagai penyedia jasa atau buruh dibuat secara tertulis (Pih.kemlu.go.id, 2019).

Sesuai dengan Permenaker nomor 19 Tahun 2012 Pasal 17 tentang Syarat-Syarat Penyerahan Sebagian Pelaksanaan Pekerjaan Kepada Perusahaan Lain, kegiatan jasa penunjang atau yang tidak berhubungan langsung dengan proses produksi meliputi lima hal, yaitu usaha pelayanan kebersihan (cleaning service), usaha penyedia makanan bagi pekerja atau buruh (catering), usaha tenaga pengaman (security), usaha jasa penunjang di pertambangan dan perminyakan, dan usaha penyedia angkutan bagi pekerja atau buruh. Menurut riset yang dilakukan oleh Divisi Riset PPM manajemen survei diketahui bahwa sebanyak 73% perusahaan telah menggunakan tenaga outsource (Smartlegal.id, 2019).

Berdasarkan pernyataan Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Klining Servis Indonesia (Apklindo), jumlah cleaning service diperkirakan telah mencapai tiga juta pegawai dan terdapat tiga ribu perusahaan cleaning service di Indonesia. Dari tiga juta pegawai cleaning service hanya lima belas ribu pegawai yang sudah tersertifikasi. Untuk meningkatkan kualitas pegawai, maka dibutuhkan sertifikasi agar mempunyai standar yang jelas sehingga dapat kinerjanya setara dengan pegawai cleaning service di luar negeri (Yasa, 2018).

Tenaga kerja outsource mengalami beberapa kendala. Kendala-kendala yang dialami tenaga kerja outsource khususnya cleaning service diantaranya terjadinya turn over petugas cleaning service sehingga adaptasi terus menerus yang mengakibatkan kesalahan saat melakukan pekerjaan, kurangnya komunikasi yang mengakibatkan pekerjaan yang tidak sesuai dengan harapan pemilik kerja, dan banyak gedung yang belum memiliki standar kebersihan yang jelas. Hal-hal ini mengakibatkan jalannya pekerjaan dari tenaga outsource cleaning service terhambat (Mitra, 2019; dalam sdm.co.id, 2019).

Pekerjaan cleaning service mungkin pekerjaan yang akan dipilih dengan urutan kesekian untuk dijalankan. Seringkali ditemui cleaning service di kampus dengan wajah murung, tidak bersahabat dan menunjukkan kesan melakukan pekerjaan dengan terpaksa. Cleaning service terkadang juga sulit ditemui padahal

(6)

6

masih jam kerjanya, belum waktunya istirahat namun sudah istirahat, apabila ada perkuliahan malam maka cleaning service mengeluh, dan ketika ada perkuliahan pertama terdapat cleaning service yang datang tidak tepat waktu. Namun tidak semua cleaning service seperti yang telah disebutkan sebelumnya, ada juga

cleaning service yang berperilaku baik, disiplin, dan selalu melakukan pekerjaan

dengan senyuman. Apabila pegawai Cleaning service dapat dikelola dengan baik oleh perusahaan maka akan memberikan dampak positif juga kepada pihak-pihak lain yang merasakan jasa cleaning service, maka dibutuhkan pengelolaan SDM yang baik (Yuwanto, 2015; dalam ubaya.ac.id, 2015).

Sumber Daya Manusia (SDM) menjadi salah satu tumpuan bagi suatu organisasi atau perusahaan untuk tetap bertahan di era globalisasi yang memiliki perkembangan ilmu pengetahuan sangat pesat. Perkembangan ini mempengaruhi kemajuan bisnis perusahaan atau organisasi. Berdasarkan hal tersebut maka perusahaan dituntut untuk menangani sumber daya manusianya dengan baik dan benar agar kinerja pegawai sesuai dengan harapan perusahaan untuk mewujudkan tujuannya (Imam et al., 2016).

Kinerja karyawan adalah hasil dari proses yang diacu dan diukur selama periode waktu tertentu dengan ketentuan yang telah ditetapkan sebelumnya (Edison

et al., 2018:188). Kinerja dipengaruhi oleh lingkungan kerja dan disiplin kerja

(Suwondo dan Sutanto, 2015), motivasi (Imam et al., 2016), stres kerja (Mandagie

et al., 2016), komunikasi dan konflik (Srimiatun dan Prihatinta, 2017). Berdasarkan

banyaknya faktor yang mempengaruhi kinerja, penelitian ini hanya meneliti faktor lingkungan kerja fisik dan lingkungan kerja non fisik. Untuk mengetahui data awal kinerja pegawai outsource cleaning service di Universitas Telkom, peneliti melakukan preliminary study dengan pihak yang terlibat yaitu atasan pegawai

cleaning service, cleaning service, dan pengguna jasa cleaning service dalam hal

ini yang dipilih adalah mahasiswa. Peneliti mengadopsi sebagian metode penilaian kinerja 360 derajat pada pegawai outsource cleaning service di Universitas Telkom. Penilaian kinerja 360 derajat adalah metode penilaian dimana pegawai dinilai dari beberapa arah sekaligus yang berkaitan dengan orang-orang yang berinteraksi sehari-hari dalam pekerjaannya (Rohaini, 2018).

(7)

Penilaian kinerja pegawai outsource cleaning service di Universitas Telkom melakukan penilaian dengan menggunakan daftar penilaian yang telah disediakan oleh PT. Trengginas Jaya dan kemudian diisi oleh Kepala Urusan Rumah Tangga di Universitas Telkom sebagai koordinator cleaning service. Daftar penilaian kinerja cleaning service yang telah diisi oleh koordinator cleaning service Universitas Telkom akan dikumpulkan setiap seminggu sekali oleh koordinator

cleaning service dari pihak PT. Trengginas Jaya, hingga akhirnya diterima oleh Outsourcing and Legal Compliance Manager PT. Trengginas Jaya untuk direkap

sebagai pertimbangan pemberian gaji pegawai cleaning service. Terdapat lima tingkat range penilaian untuk setiap jenis pekerjaan, yaitu baik, cukup, kurang, jelek, dan sangat jelek.

Data kinerja pegawai outsource cleaning service di Universitas Telkom dapat dilihat pada gambar grafik berikut:

KINERJA PEGAWAI OUTSOURCE CLEANING SERVICE DI UNIVERSITAS TELKOM

Gambar 1.3 Data Kinerja Pegawai Cleaning Service di Universitas Telkom

(8)

8

Item pernyataan pada penilaian kinerja tersebut adalah sebagai berikut, item 1 yaitu kebersihan seluruh lantai ruangan dan kamar gedung, item 2 yaitu kebersihan seluruh lantai lorong dan tangga sekitar gedung, item 3 yaitu kebersihan seluruh kaca dan lis jendela dan seluruh pintu gedung, item 4 yaitu kebersihan seluruh toilet, urinoir, wastafel, serta kaca cermin toilet, item 5 yaitu kebersihan seluruh peralatan kantor, kelas, laboratorium dan auditorium, item 6 yaitu kebersihan seluruh plafon dari sarang laba-laba, item 7 yaitu kebersihan seluruh dinding dari debu dan sarang laba-laba, item 8 yaitu kebersihan seluruh lampu ruangan dan koridor dari kotoran debu dan sarang laba-laba, item 9 yaitu kebersihan seluruh halaman/taman di sekitar area gedung, dan item 10 yaitu pengharum seluruh ruangan gedung.

Item pernyataan di atas merupakan item pernyataan yang tercantum dalam daftar penilaian kinerja pegawai outsource cleaning service di Universitas Telkom yang diisi oleh koordinator Universitas Telkom. Data penilaian kinerja yang tertera pada gambar 1.3, untuk penilaian dari koordinator cleaning service merupakan data yang berasal dari pihak PT. Trengginas Jaya, kemudian peneliti melakukan preliminary study dengan menggunakan pernyataan yang sama untuk kuisioner yang disebarkan kepada mahasiswa sebagai pengguna jasa cleaning

service dan disebarkan juga kepada sesama pegawai cleaning service dengan

mengadopsi sebagian metode penilaian kinerja secara 360 derajat.

Berdasarkan data kinerja pegawai outsource cleaning service di Universitas Telkom tersebut masih didapatkan gap antara penilaian koordinator,

cleaning service dan mahasiswa. Di beberapa poin terutama kebersihan toilet dan

pengharum ruangan memiliki jarak yang cukup jauh antara penilaian koordinator dan cleaning service dibandingkan dengan mahasiswa. Koordinator menilai kinerja pada poin kebersihan seluruh toilet, urinoir, wastafel, serta kaca cermin toilet pada kriteria sangat baik (100%), cleaning service juga menilai kinerjanya pada kriteria sangat baik (91,33%), namun mahasiswa menilai kinerja pada poin tersebut di kriteria cukup (58%). Pada poin pengharum seluruh ruangan gedung, koordinator memberikan penilaian kinerja di kriteria sangat baik (100%), cleaning

(9)

mahasiswa menilai kinerja pada poin tersebut di kriteria cukup (57,33%). Berdasarkan gap penilaian antara koordinator dan cleaning service dibandingkan dengan mahasiswa sebagai yang merasakan hasil jasa cleaning service maka dapat disimpulkan bahwa kinerja cleaning service belum sepenuhnya baik.

Lingkungan kerja merupakan segala sesuatu yang ada di sekitar para karyawan yang dapat mempengaruhi dirinya dalam menjalankan kewajiban pegawai baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap kinerja pegawai. (Imam, et al. 2016). Menurut Suwardi dan Daryanto (2018:213) terdapat dua jenis lingkungan kerja, yaitu lingkungan kerja fisik dan non fisik. Mulyadi (2019) menyatakan lingkungan kerja fisik adalah seluruh sarana dan prasarana yang terdapat di sekitar pegawai saat melakukan pekerjaan, yang dapat mempengaruhi pekerjaan tersebut. Berdasarkan penelitian menyatakan bahwa lingkungan kerja non fisik merupakan pembinaan hubungan antara karyawan dengan sesama karyawan, karyawan dengan atasannya, dapat menciptakan lingkungan kerja yang baik sehingga dapat berpengaruh pada kinerja karyawan di perusahaan. Lingkungan kerja memiliki pengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan (Sanjaya dan Indrawati, dalam Suwondo dan Sutanto, 2015).

Lingkungan kerja menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi kinerja karyawan. Lingkungan kerja mempunyai pengaruh langsung terhadap pegawai dalam menyelesaikan pekerjaannya sehingga berefek kepada kinerjanya. Kondisi lingkungan kerja dikatakan baik apabila pegawai dapat melakukan pekerjaannya secara optimal, nyaman dan aman (Sidanti, 2015). Pembagian lingkungan kerja fisik dan lingkungan kerja non fisik tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Kedua hal tersebut harus seimbang. Baik lingkungan kerja fisik ataupun lingkungan kerja non fisik akan mempengaruhi kinerja karyawan, sehingga dibutuhkan lingkungan kerja yang kondusif sebagai penunjang kinerja pegawai pada pelaksanaan kerjanya (Suwardi dan Daryanto, 2018:212).

Untuk melihat respon pegawai outsource cleaning service terhadap lingkungan kerja fisik, peneliti menyebarkan kuisioner preliminary study kepada 30 pegawai outsource cleaning service di Universitas Telkom. Hasil dari kuisioner preliminary study tersebut dapat dilihat pada gambar berikut:

(10)

10

Gambar 1.4 Tanggapan Responden Terhadap Variabel Lingkungan Kerja Fisik

Sumber: Hasil Olahan Peneliti, 2020

Item-item pernyataan pada preliminary study variabel lingkungan kerja fisik adalah sebagai berikut, item 1 yaitu ruangan kerja membuat saya semangat dalam bekerja, item 2 yaitu peralatan kerja yang disediakan perusahaan sudah sangat baik, item 3 yaitu kondisi lingkungan kerja tidak tercemari udara kotor, item 4 yaitu lingkungan kerja membuat saya tenang dalam bekerja, dan item 5 yaitu kondisi lingkungan kerja membuat saya merasa aman untuk bekerja.

Berdasarkan pada gambar 1.4, didapatkan hasil bahwa dari 30 pegawai

outsource cleaning service di Universitas Telkom merasakan bahwa lingkungan

kerja fisik pegawai cleaning service belum mencapai kategori sangat baik, terutama pada poin peralatan kerja yang disediakan kurang baik dengan hasil 48,67% dan pada poin merasa kondisi lingkungan kerja membuat aman hanya pada kategori cukup yaitu sebesar 52,67%. Berdasarkan hasil kuisioner

preliminary study tersebut dapat disimpulkan bahwa lingkungan kerja fisik

(11)

Untuk melihat respon pegawai outsource cleaning service terhadap lingkungan kerja non fisik, peneliti menyebarkan kuisioner preliminary study kepada 30 pegawai outsource cleaning service di Universitas Telkom. Hasil dari kuisioner preliminary study dapat dilihat pada gambar berikut:

Gambar 1.5 Tanggapan Responden Terhadap Variabel Lingkungan Kerja Non Fisik

Sumber: Hasil Olahan Peneliti, 2020

Item-item pernyataan pada preliminary study variabel lingkungan kerja non fisik adalah sebagai berikut, item 1 yaitu saya memiliki banyak teman di tempat kerja, item 2 yaitu saya cenderung menghabiskan waktu bersama dengan sesama rekan kerja (cleaning service), item 3 yaitu saya dapat berkomunikasi dengan nyaman dengan atasan (tidak grogi), item 4 yaitu atasan menyempatkan waktu untuk melihat hasil kerja saya, dan item 5 yaitu atasan sering bertukar informasi dengan saya.

Berdasarkan pada Gambar 1.5, diperoleh hasil bahwa dari 30 pegawai

outsource cleaning service di Universitas Telkom merasakan bahwa lingkungan

kerja non fisik pegawai cleaning service belum mencapai kategori sangat baik, terutama pada poin menghabiskan waktu bersama dengan sesama rekan kerja

(12)

12

(cleaning service) dengan kategori cukup yaitu sebesar 66% dan poin dapat berkomunikasi dengan nyaman dengan atasan (tidak grogi) dengan kategori cukup yaitu sebesar 58%. Berdasarkan hasil kuisioner preliminary study tersebut dapat disimpulkan bahwa lingkungan kerja non fisik pada pegawai outsource cleaning

service di Universitas Telkom belum optimal.

Maka berdasarkan fenomena dan hasil preliminary study yang telah dikemukakan sebelumnya, peneliti memutuskan untuk meneliti dan untuk mengetahui bagaimana dan seberapa besar pengaruh lingkungan kerja fisik dan lingkungan kerja non fisik dari pegawai outsource cleaning service ini baik secara parsial maupun simultan terhadap kinerjanya dan memilih judul “Pengaruh Lingkungan Kerja Fisik dan Lingkungan Kerja Non Fisik Terhadap Kinerja Pegawai

Outsource Cleaning Service Di Universitas Telkom”.

1.3 Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang penelitian diatas dapat diambil kesimpulan awal lingkungan kerja fisik dan lingkungan kerja non fisik memiliki pengaruh terhadap kinerja pegawai. Berdasarkan data kinerja pegawai outsource

cleaning service di Universitas Telkom, terdapat kesenjangan penilaian kinerja

antara Supervisor Universitas Telkom dan mahasiswa sebagai pengguna jasa. Hal ini menunjukan kinerja pegawai outsource cleaning service belum optimal. Hasil preliminary study mengenai lingkungan kerja fisik dan lingkungan kerja non fisik pegawai outsource cleaning service di Universitas Telkom tergolong baik namun belum maksimal. Dari pemaparan tersebut maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Lingkungan Kerja Fisik dan Lingkungan Kerja Non Fisik Terhadap Kinerja Pegawai Outsource

Cleaning Service Di Universitas Telkom”.

1.4 Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah diatas, maka pertanyaan penelitian adalah:

1. Bagaimana lingkungan kerja fisik pegawai outsource cleaning service di Universitas Telkom?

(13)

Universitas Telkom?

3. Bagaimana kinerja pegawai outsource cleaning service di Universitas Telkom?

4. Bagaimana dan seberapa besar pengaruh lingkungan kerja fisik dan lingkungan kerja non fisik secara parsial dan simultan terhadap kinerja pegawai outsource cleaning service di Universitas Telkom?

1.5 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui lingkungan kerja fisik pegawai outsource cleaning

service di Universitas Telkom.

2. Untuk mengetahui lingkungan kerja non fisik pegawai outsource cleaning

service di Universitas Telkom.

3. Untuk mengetahui kinerja pegawai outsource cleaning service di Universitas Telkom.

4. Untuk mengetahui bagaimana dan seberapa besar pengaruh lingkungan kerja fisik dan lingkungan kerja non fisik secara parsial dan simultan terhadap kinerja pegawai outsource cleaning service di Universitas Telkom. 1.6 Manfaat Penelitian

1.6.1 Aspek Teoritis

Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran dan pengetahuan kepada pembaca mengenai pengaruh lingkungan kerja fisik dan lingkungan kerja non fisik terhadap kinerja pegawai cleaning service di Universitas Telkom.

1.6.2 Aspek Praktis

Penelitian ini diharapkan menjadi masukkan yang bermanfaat bagi Universitas Telkom dan PT Trengginas Jaya dalam mengelola sumber daya manusia, khususnya dalam penerapan lingkungan kerja fisik dan lingkungan kerja non fisik sebagai salah satu faktor yang mungkin memiliki pengaruh terhadap kinerja pegawai.

(14)

14

1.7 Ruang Lingkup Penelitian 1.7.1 Lokasi dan Objek Penelitian

Lokasi penelitian : Universitas Telkom Jl. Telekomunikasi Terusan Buah Batu Indonesia 40257 dan Jl. Gegerkalong Hilir No. 47 Bandung 40152, Bandung, Indonesia.

Objek penelitian : pegawai outsource cleaning service yang disediakan oleh PT. Trengginas Jaya untuk Universitas Telkom. Penelitian ini berfokus pada lingkungan kerja pegawai yaitu di Universitas Telkom sesuai dengan topik penelitian, juga berfokus pada lingkungan kerja fisik dan linkungan kerja non fisik serta kinerja pegawai outsource cleaning service di Universitas Telkom.

1.7.2 Waktu dan Periode Penelitian

Penulis melakukan penelitian di Universitas Telkom dalam jangka waktu dari bulan September 2019 hingga Mei 2020.

1.8 Sistematika Penulisan Tugas Akhir

Untuk memudahkan segala pihak yang membaca tugas akhir ini, maka sistematika penulisan tugas akhir disusun sebagai berikut:

BAB I: PENDAHULUAN

Pada bagian ini, menjelaskan tinjauan terhadap objek penelitian, latar belakang, rumusan masalah, manfaat penelitian, ruang lingkup penelitian dan sistematika penulisan tugas akhir.

BAB II: TINJAUAN PUSTAKA

Pada bagian ini berisi teori-teori berkaitan dengan penelitian, kerangka pemikiran, dan hipotesis penelitian yang diajukan peneliti sebagai jawaban sementara atas permasalahan.

BAB III: METODE PENELITIAN

Pada bagian ini menjelaskan mengenai jenis penelitian, operasionalisasi variabel dan skala pengukuran variabel penelitian, teknik pengumpulan, populasi dan sampel, uji validitas dan reliabilitas, analisis data dan pengujian hipotesis. BAB IV: HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada bagian ini menjelaskan hasil uji validitas dan reliabilitas, hasil analisis data, hasil pengujian hipotesis, dan pembahasan untuk permasalahan yang sudah

(15)

dirumuskan.

BAB V: KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bagian ini menjelaskan kesimpulan dari masalah dan saran yang dikemukakan oleh penulis untuk perbaikan serta pemecahan masalah.

(16)

16

Gambar

Gambar 1.2. Struktur Organisasi Universitas Telkom  Sumber:Direktorat Unit P3I Universitas Telkom  1.2  Latar Belakang Penelitian
Gambar 1.3 Data Kinerja Pegawai Cleaning Service di Universitas Telkom   Sumber: Hasil Olahan Peneliti, 2020
Gambar 1.4 Tanggapan Responden Terhadap Variabel Lingkungan Kerja  Fisik
Gambar 1.5 Tanggapan Responden Terhadap Variabel Lingkungan Kerja  Non Fisik

Referensi

Dokumen terkait

Hasil uji coba tahap awal memperoleh hasil rerata skor 4,3 dengan kriteria sangat baik dan dapat dikatakan bahwa E-Learning dengan menerapkan

Data hasil pengamatan utama yang berkaitan dengan pengaruh dosis pupuk hijau daun Gamal (Gliricidia sepium) terhadap pertumbuhan dan hasil, dalam penelitian

Pemahaman guru terhadap peserta didik juga dilakukan dengan baik, misalnya jika terdapat seorang peserta didik yang mengalami kesulitan dalam belajar atau memahami materi

SHASHVAT JEWELS PRIVATE LIMITED SURAT SHASHWAT CREATION (LLP) MUMBAI SHEETAL JEWELLERY HOUSE LLP MUMBAI SHIV NARAYAN JEWELLERS PVT LTD HYDERABAD SHREE HARI KRUPA JEWEL SURAT SHREE

Berdasarkan persamaan regresi yang diperoleh dimana koefisien regresi bertanda positif maka dapat diartikan bahwa terdapat pengaruh positif antara kepemimpinan

Oleh karena itu, perlu dilakukan sebuah penelitian untuk menganalisis efektivitas program pemasaran berbasis komunitas (community marketing) dalam meningkatkan loyalitas

Survei yang diadakan oleh XL ini sangat berguna untuk mengetahui sejauh mana pelanggan merasa puas akan layanan yang diberikan oleh XL, survei ini juga menunjukkan bahwa XL

Berdasarkan pemaparan tersebut, penulis akan melakukan penelitian pada penerapan metode Material Requirement Planning (MRP) untuk pengendalian biaya persediaan pada Div MIJ