• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERBANDINGAN MEKANISME PERHITUNGAN SALDO AKHIR PROGRAM JAMINAN HARI TUA BPJS KETENAGAKERJAAN PERIODE

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERBANDINGAN MEKANISME PERHITUNGAN SALDO AKHIR PROGRAM JAMINAN HARI TUA BPJS KETENAGAKERJAAN PERIODE"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

1

PERBANDINGAN MEKANISME

PERHITUNGAN SALDO AKHIR PROGRAM

JAMINAN HARI TUA BPJS

KETENAGAKERJAAN PERIODE 2013-2014

Ali Zainal Abidin (1401106402)

Binus University, Jakarta, Indonesia, [email protected]

Pariang Siagian, S.E., M.M

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk Untuk mengetahui mekanisme perhitungan saldo akhir program JHT pada PT. Jamsostek, tahun 2013 serta mekanisme perhitungan saldo akhir program JHT pada BPJS Ketenagakerjaan, tahun 2014. Selain itu, penelitian ini bertujuan Untuk mengetahui perbedaan dari mekanisme perhitungan saldo akhir program JHT pada PT. Jamsostek dengan BPJS Ketenagakerjaan antara tahun 2013 dengan 2014. Sumber data yang digunakan adalah data primer yaitu dengan melakukan wawancara kepada Divisi akuntansi BPJS Ketenagakerjaan dan data sekunder yaitu laporan tahunan BPJS Ketenagakerjaan. Peneliti melakukan penelitian di BPJS Ketenagakerjaan. Hasil penelitian ini menjelaskan bahwa Perbedaan hasil perhitungan serta pengembangan program Jaminan Hari Tua (JHT) antara BPJS Ketenagakerjaan dengan PT. Jamsostek terletak dari perhitungan formulasi JHT dan valuasi yang dihitung, BPJS Ketenagakerjaan mempunyai perhitungan yang lebih baik dimana dengan valuasi yang dihitung pertahun tidak berdampak pada bunga deposito, lain dengan PT. Jamsostek yang mempunyai dampak pada bunga deposito dimana JHT dengan Bunga Deposito Nett menghasilkan adanya GAP.

.

Kata Kunci : Akuntansi, Program JHT dan Bungan Deposito

ABSTRACT

The purpose of this study is to determine the mechanism for the calculation of the final balance of JHT program at PT. Jamsostek, in 2013 as well as the mechanism of calculation of the final balance of JHT program on BPJS Ketenagakerjaan, 2014. In addition to that, the study aims to determine the differences in the calculation of the final balance of the mechanism of JHT program at PT. Jamsostek with BPJS Employment between 2013 to 2014. The data used here is primary data which is to do an interview to the accounting division of BPJSKetenagakerjaan and secondary data is the annual reports of BPJSKetenagakerjaan. The research study is conducted at BPJSKetenagakerjaan. Results of this study explains that the difference calculation results and the development of the Old Age Security program (JHT) between BPJS Ketenagakerjaan with PTJamsostek is located on the calculation of JHT formulations and calculated valuations, BPJSKetenagakerjaan have a better calculation in which the valuation is calculated per year have no impact on deposit interest, different with PTJamsostek that have an impact on deposit interest where JHT with Deposit Nett produce the GAP.

.

(2)

2

PENDAHULUAN

Di Indonesia, khususnya di DKI Jakarta, masyarakat yang memiliki pekerjaan sebagai karyawan perusahaan, memiliki suatu kesadaran bahwa hidup mereka ini sangat bergantung pada perusahaan di mana mereka bekerja. Pada saat mereka masih aktif, penghasilan nampaknya bukanlah menjadi persoalan. Namun, jika suatu saat karyawan tersebut tidak dapat lagi bekerja pada perusahaan karena sesuatu hal, misalnya karena kecelakaan kerja atau usia lanjut, maka kontinuitas kehidupan mereka akan terganggu. Persoalan ini apabila dilihat secara sepintas mungkin adalah persoalan yang mudah.Tetapi jika dilihat dari skala yang lebih luas, bisa menjadi persoalan yang cukup serius. Misalnya persoalan hari tua (usia lanjut) atau berhenti bekerja sewaktu-waktu secara langsung atau tidak, pasti ada di benak mereka. Hal ini mungkin juga berpengaruh kepada konsentrasi kerja karyawan dan bukan tidak mungkin jika akhirnya berpengaruh pada tingkat produktivitas karyawan. Antara perusahaan dengan karyawan sebenarnya merupakan bagian integral yang saling membutuhkan. Diantara keduanya bisa dikombinasikan suatu kerja sama yang saling mutualis. Karyawan memerlukan ketenangan kerja dan jaminan-jaminan mereka, dan di lain pihak perusahaan membutuhkan tenaga mereka untuk mencapai tujuan perusahaan tersebut. Antara dua kehendak ini yang seharusnya dipadukan.Oleh karena itu hampir di setiap perusahaan menyediakan program jaminan social, supaya karyawan dapat bekerja dengan tenang dan termotivasi.

Program Jaminan Sosial merupakan program perlindungan yang bersifat dasar bagi tenaga kerja yang bertujuan untuk menjamin adanya keamanan dan kepastian terhadap risiko-risiko sosial ekonomi, dan merupakan sarana penjamin arus penerimaan penghasilan bagi tenaga kerja dan keluarganya akibat dari terjadinya risiko-risiko sosial dengan pembiayaan yang terjangkau oleh pengusaha dan tenaga kerja.

Penyelenggaraan program jaminan sosial dapat berupa tunjangan JHT atau Jaminan Hari Tua yang merupakan salah satu tangung jawab dan kewajiban Negara untuk memberikan perlindungan sosial ekonomi kepada pekerja di sektor formal.

JHT itu sendiri memiliki definisi “Program Jaminan Hari Tua ditujukan sebagai pengganti terputusnya penghasilan tenaga kerja karena meninggal, cacat, atau hari tua dan diselenggarakan dengan sistem tabungan hari tua.” Program Jaminan Hari Tua memberikan kepastian penerimaan penghasilan yang dibayarkan pada saat tenaga kerja mencapai usia 55 tahun atau telah memenuhi persyaratan tertentu. Sedangkan pengertian program Jaminan Hari Tua di dalam UU No. 40 Tahun 2004 merupakan program perlindungan yang bersifat dasar bagi tenaga kerja yang bertujuan untuk menjamin adanya keamanan dan kepastian terhadap risiko-risiko sosial ekonomi, dan merupakan sarana penjamin arus penerimaan penghasilan bagi tenaga kerja dan keluarganya akibat dari terjadinya risiko-risiko sosial dengan pembiayaan yang terjangkau oleh pengusaha dan tenaga kerja.

Sedangkan JHT di dalam PSAK No. 18 terkait dengan Dana pensiun yang dapat diartikan suatu badan hukum yang berdiri sendiri dan terpisah dari pemberi kerja, yang berfungsi untuk mengelola dan menjalankan program pensiun sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Jenis program pensiun ada dua, yaitu Program Pensiun Manfaat Pasti (PPMP) dan Program Pensiun Iuran Pasti (PPIP).

Program Pensiun Manfaat Pasti (PPMP), besar manfaat pensiun ditentkan berdasarkan rumus tertentu yang telah ditetapkan di awal. Rumus tersebut biasanya dikaitkan dengan masa kerja dan besar penghasilan kita.Program Pensiun Iuran Pasti (PPIP), besar manfaat kita sangat tergantung pada besar iuran yang disetor oleh hasil pengembangan dana yang mempunyai potensi lebih menguntungkan dibandingkan dengan beberapa produk keuangan lain karena dana pension memperoleh fasilitas pajak dari pemerintah.

Dalam hal ini satu-satunya perusahaan yang menyediakan program Jaminan Hari Tua yaitu BPJS Ketenagakerjaan yang merupakan merupakan transformasi dari PT. Jamsostek. PSAK yang mengatur terkait JHT pada PT. Jamsostek adalah PSAK No. 36.Sedangkan JHT pada pbjs di atur oleh PSAK No. 18.Selain itu diatur juga oleh UUD no. 3 Tahun 1992 dan UU No. 40 Tahun 2004.

Sejarah terbentuknya PT Jamsostek (Persero) mengalami proses yang panjang, dimulai dari UU No.33/1947 jo UU No.2/1951 tentang kecelakaan kerja, Peraturan Menteri Perburuhan (PMP) No.48/1952 jo PMP No.8/1956 tentang pengaturan bantuan untuk usaha penyelenggaraan kesehatan buruh, PMP No.15/1957 tentang pembentukan Yayasan Sosial Buruh, PMP No.5/1964 tentang pembentukan Yayasan Dana Jaminan Sosial (YDJS), diberlakukannya UU No.14/1969 tentang Pokok-pokok Tenaga Kerja. Secara kronologis proses lahirnya asuransi sosial tenaga kerja semakin transparan.

Setelah mengalami kemajuan dan perkembangan, baik menyangkut landasan hukum, bentuk perlindungan maupun cara penyelenggaraan, pada tahun 1977 diperoleh suatu tonggak sejarah penting dengan dikeluarkannya Peraturan Pemerintah (PP) No.33 tahun 1977 tentang pelaksanaan program

(3)

3

asuransi sosial tenaga kerja (ASTEK), yang mewajibkan setiap pemberi kerja/pengusaha swasta dan BUMN untuk mengikuti program ASTEK. Terbit pula PP No.34/1977 tentang pembentukan wadah penyelenggara ASTEK yaitu Perum Astek.

Tonggak penting berikutnya adalah lahirnya UU No.3 tahun 1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja (JAMSOSTEK).Dan melalui PP No.36/1995 ditetapkannya PT Jamsostek sebagai badan penyelenggara Jaminan Sosial Tenaga Kerja. Program Jamsostek memberikan perlindungan dasar untuk memenuhi kebutuhan minimal bagi tenaga kerja dan keluarganya, dengan memberikan kepastian berlangsungnya arus penerimaan penghasilan keluarga sebagai pengganti sebagian atau seluruhnya penghasilan yang hilang, akibat risiko sosial.

Selanjutnya pada akhir tahun 2004, Pemerintah juga menerbitkan UU Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional. Undang-undang itu berhubungan dengan Amandemen UUD 1945 tentang perubahan pasal 34 ayat 2, yang kini berbunyi: "Negara mengembangkan sistem jaminan sosial bagi seluruh rakyat dan memberdayakan masyarakat yang lemah dan tidak mampu sesuai dengan martabat kemanusiaan". Manfaat perlindungan tersebut dapat memberikan rasa aman kepada pekerja sehingga dapat lebih berkonsentrasi dalam meningkatkan motivasi maupun produktivitas kerja.

Kiprah Perusahaan PT Jamsostek (Persero) yang mengedepankan kepentingan dan hak normatif Tenaga Kerja di Indonesia dengan memberikan perlindungan 4 (empat) program, yang mencakup Program Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK), Jaminan Kematian (JKM), Jaminan Hari Tua (JHT) dan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan (JPK) bagi seluruh tenaga kerja dan keluarganya terus berlanjutnya hingga berlakunya UU No 24 Tahun 2011.

Tahun 2011, ditetapkanlah UU No 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial. Sesuai dengan amanat undang-undang, tanggal 1 Januri 2014 PT Jamsostek akan berubah menjadi Badan Hukum Publik. PT Jamsostek (Persero) yang bertransformsi menjadi BPJS (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial) Ketenagakerjaan tetap dipercaya untuk menyelenggarakan program jaminan sosial tenaga kerja, yang meliputi JKK, JKM, JHT dengan penambahan Jaminan Pensiun mulai 1 Juli 2015.

Setelah terjadi transformasi menjadi BPJS Ketenagakerjaan menyebabkan perubahan mekanisme perhitungan saldo Jaminan Hari Tua.Namun perubahan mekanisme perhitungan tersebut tidak mengurangi saldo Jaminan Hari Tua setelah menjadi BPJS Ketenagakerjaan.Selain itu, Perubahan tersebut menghasilkan bungan Jaminan Hari Tua BPJS Ketenagakerjaan lebih besar dibandingan sebelum perubahan itu terjadi. BPJS pun akan tetap mencetak laporan saldo tahunan dan didistribusikan kepada peserta melalui kantor cabang BPJS Ketenagakerjaan tempat pembukaan kepesertaan atau melalui pengurus perusahaan tempat peserta bekerja. BPJS Ketenagakerjaan telah memberikan fasilitas pengecekan saldo JHT melalui aplikasi BPJSTK Mobile yang dapat diakses melalui smartphone berbasis Android, iOS dan Blackberry. Selain itu, BPJS Ketenagakerjaan juga telah menyediakan fasilitas e-saldo dimana peserta dapat memperoleh daftar Rincian Saldo JHT (RSJHT) tahunan dalam bentuk elektronik sebagai pengganti daftar RSJHT versi cetak yang selama ini dikirimkan secara tahunan kepada peserta.Dalam hal pengambilan saldo JHT, peserta tetap dapat mengambil dengan ketentuan dan prosedur yang selama ini berlaku sepanjang belum ada ketentuan baru.

Menyadari adanya perubahan dalam mekanisme pembentukan saldo Jaminan Hari Tua akibat transformasi dari PT. Jamsostek menjadi BPJS Ketenagakerjaan tersebut, membuat saya tertarik melakukan penelitian dengan judul “Analisis Perbandingan Mekanisme Perhitungan Saldo Akhir

Jaminan Hari TuaBPJS Ketenagakerjaan Periode 2013-2014”

METODE PENELITIAN

JenisPenelitian yang digunakan dalam penyusunan skripsi ini adalah melalui data primer, yaitu data yang diperoleh dari perusahaan dan data dan data tersebut sudah diolah seperti sejarah singkat perusahaan, struktur organisasi, dan laporan Jaminan Hari Tua yang dapa tmemudahkan penulisuntuk menghitung saldo akhir Jaminan Hari Tua pada tahun 2013- 2014. Pengumpulan data dalam melakukan penelitian ini dengan mendeskriptifkan data-data yang telah terkumpul dan menganalisis untuk memecahkan pokok permasalahan yang telah dirumuskan sehingga dapat ditarik kesimpulan dan memberikan saran-saran yang dianggap perlu. Untuk memperoleh data dan informasi yang diperlukan dalam penulisan ini dilakukan dengan cara sebagai berikut:

a. Studi Literatur (Literature Research)

Penelitian ini dilakukan dengan cara membaca buku-buku, literatur-

(4)

4

dengan permasalahan yang dibahas di skripsi ini, khususnya tentang analisis laporan Jaminan Hari Tua

b. Studi Lapangan (Field Research)

Penulis melakukan riset langsung kelapangan dengan caramendatangi objek penelitian untuk memperoleh data yang relevan sesuai dengan masalah yang akan dibahas maka proses pengumpulan data dan informasi di lapangan yang dilakukan dengan 2 (dua) cara, yaitu:

1. Metode Pengamatan (Observation)

Pengumpulan data dilakukan dengan melakukan peninjauan langsung

keperusahaan untuk mendapatkan data perusahaan yang terkait dengan objek penelitian dan memperoleh gambaran nyata tentang permasalahan yang akan diteliti oleh penulis.

2. Metode Wawancara (Interview)

Pengumpulan data yang dilakukan dengan mengadakan wawancara atau Tanya jawab langsung dengan berbagai pihak terkait dengan masalah yang dihadapi perusahaan yang berkaitan dengan skripsi penulis.

Penelitian ini merupakan penelitian evaluasi yang bersifat kualitatif. Penulis dalam melakukan penelitian menyajikan data yang digunakan dengan cara metode deskriptif, yaitusuatu metode dimana data yang dikumpulkan, disusun, diinterprestasikan, dan dianalisis sehingga memberikan keterangan yang lengkap bagi pemecahan masalah yang dihadapi.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian, analisis, dan pengelolahan data, maka implikasi hasil pembahasan penulisan ini, sebagai berikut :

1. Pada PT. Jamsostek menggunakan formulasi perhitungan :

Iuran x (1/2) x (Jumlah_hari (tgl_bayar,tgl_valuasi))/jml_hari_bulan_valuasi x Rate_pengembangan, untuk menghitung Jaminan Hari Tua (JHT). dan PT. Jamsotek valuasi dihitung perbulan dan saldo yang dihasilkan jamsos. Dalam perhitungan perbulan ini mengakibatkan adanya GAP antara Rate JHT dengan bunga deposito.

2. Pada BPJS Ketenagakerjaan menggunakan formulasi perhitungan :

Iuran x (jumlah_hari(tgl_bayar,tgl_valuasi))/365 x Rate_pengembangan, untuk menghitung Jaminan Hari Tua (JHT). BPJS Ketenagakerjaan valuasi dihitung pertahun.

3. Perbedaan hasil perhitungan serta pengembangan program Jaminan Hari Tua (JHT) antara BPJS Ketenagakerjaan dengan PT. Jamsostek terletak dari perhitungan formulasi JHT dan valuasi yang dihitung, BPJS Ketenagakerjaan mempunyai perhitungan yang lebih baik dimana dengan valuasi yang dihitung pertahun tidak berdampak pada bunga deposito, lain dengan PT. Jamsostek yang mempunyai dampak pada bunga deposito dimana JHT dengan Bunga Deposito Netto menghasilkan adanya gap atau selisih. Sedangkan berdasarkan implementasi dari PSAK, saldo Jaminan Hari Tua yang didapat dari hasil iuran dari peserta pada PT. Jamsostek lebih rendah dibandingkan saldo pada BPJS Ketenagakerjaan. Dampaknya jumlah saldo Jaminan Hari Tua (JHT) yang diterima oleh pegawai juga rendah. Sedangkan saldo BPJS Ketenagakerjaan lebih tinggi dibandingkan dengan saldo PT. Jamsostek, sehingga saldo Jaminan Hari Tua yang diterima pegawai lebih besar

.

(5)

5

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang telah dibuat penulis melihat transformasi dari PT. Jamsostek menjadi BPJS Ketenagakerjaan menghasilkan jaminan sosial yang lebih baik lagi terutama pada Jaminan Hari Tua (JHT). Maka penulis memberikan saran seperti berikut :

1. Kepada pemerintah atau BPJS sebagai operator agar memberikan jaminan sosial dengan lebih baik lagi serta memberikan fasilitas untuk pembayaran yang lebih jelas agar para pekerja lebih rajin untuk menyisihkan upahnya untuk investasi masa depan melalui program Jaminan Hari Tua (JHT). Kemudian, mengingat pihak manajemen sudah bekerja dengan baik, namun diharapkan agar lebih efektif dan konsisten dalam mempublikasikan data sehingga lebih mudah diakses oleh pihak-pihak yang membutuhkan.

2. Kepada para peserta BPJS Ketenagakerjaan, diharapkan agar lebih dapat menguasai atau memahami mekanisme perhitungan Jaminan Hari Tua, sehingga dapat mengetahui hak yang seharusnya didapat

3. Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan melakukan penelitian lanjutan dengan cakupan materi penelitian yang lebih luas, contohnya tidak hanya membahas tentang JHT tetapi mencakup seluruh program jaminan sosial lainnya seperti JKK, JKM, dan JPK, sehingga dapat menghasilkan penelitian yang lebih baik daripada yang sudah pernah dilakukan.

REFERENSI

Asikin, Zainal dkk.(2006). Dasar-dasar Hukum Perburuhan.Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Husni, Lalu. (2007). Hukum Ketenagakerjaan Indonesia Edisi Revisi. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Manulang, M. (2001).Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi 1. Yokyakarta: BBPE

Siagian, Sondang P. (2007).Teori Pengembangan Organisasi.Jakarta: Bumi Aksara.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2004 Tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 1992 Tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja. Ikatan Akuntansi Indonesia.(2012). Standar Akuntansi Keuangan Revisi per Juni 2012. Jakarta: Ikatan

Akuntansi Indonesia.

Aziz, Sudrajat Imam. (2013). Evaluasi Sistem Akuntansi Pembayaran Klaim Asuransi Jaminan Hari Tua Pada PT. Jamsostek, diakses 7 Juli 2015 dari http://www.jurnal.stiekesatuan.ac.id.

Putri, Asih Eka. 2012. Trasformasi Badan Penyelenggara Jaminan Sosial, diakses 7 Juli 2015 dari http://www.lib.law.ugm.ac.id

Rahwati, Eka. 2013. Analisi Manfaat Program Jamsostek Terhadap Peserta Jamsostek di Kalimantan, diakses 7 Juli 2015 dari http://www.jurnal.Untan.ac.id

http://www.bpjsketenagakerjaan.go.id/ Sejarah Singkat BPJS Ketenagakerjaan, diakses pada tanggal 23 Desember 2014

RIWAYAT PENULIS

Ali Zainal Abidin lahir di kota Jakarta pada 30 Juni 1992. Penulis menamatkan pendidikan S1 di

Referensi

Dokumen terkait

Perhitungan saldo akhir jaminan hari tua jika peserta melakukan klaim di usia muda atau usia tua di BPJS Ketenagakerjaan Cabang Medan Utara Berdasarkan Peraturan

atas penghasilan berupa uang pesangon, uang tebusan pensiun, dan Tunjangan Hari Tua atau Jaminan. Hari Tua dengan

Akibat hukum bagi Hotel Ramada Bali Sunset Road yang tidak mendaftarkan pekerjanya sebagai peserta program jaminan hari tua yaitu : Suatu perusahan yang memang

“Manfaat jaminan hari tua berupa uang tunai dibayarkan sekaligus pada saat peserta memasuki usia pensiun, mengalami cacat total tetap atau meninggal dunia”.. Aspek

Penelitian ini bertujuan menganalisis implementasi inovasi layanan klaim elektronik di BPJS Ketenagakerjaan Kantor Cabang Makassar pada Jaminan Hari Tua dengan menggunakan

Program jaminan hari tua merupakan program penghimpunan dana yang ditujukan sebagai simpanan yang dapat dipergunakan oleh peserta, terutama bila penghasilan yang bersangkutan

Program Jaminan Hari Tua (JHT) adalah program jangka panjang yang diberikan secara berkala sekaligus sebelum Peserta memasuki masa pensiun, bisa diterimakan kepada janda/duda,

"Analisis Pelayanan Lapak Asik dalam Sistem Klaim Jaminan Hari Tua di Badan Penyelenggara Jaminan Sosial BPJS Ketenagakerjaan Cabang Kota Padang Sidempuan." Jurnal Manajemen Akuntansi