• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. berperilaku sesuai dengan moral dan cara hidup yang diharapkan oleh ajaran

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. berperilaku sesuai dengan moral dan cara hidup yang diharapkan oleh ajaran"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Agama merupakan faktor penting yang dapat membimbing manusia agar berperilaku sesuai dengan moral dan cara hidup yang diharapkan oleh ajaran agama yang dianut oleh seseorang. Beberapa agama yang dianut oleh masyarakat Indonesia bermacam-macam yaitu Islam, Protestan, Katolik, Hindu dan Buddha. Salah satu agama mayoritas yang dianut di negara Indonesia adalah agama Islam. Data menunjukkan bahwa ada sekitar 88% (dari 210 juta penduduk Indonesia pada tahun 2004 adalah memeluk agama Islam). (http://ms.wikipedia.org/wiki/islam_indonesia). Oleh karena itu, Indonesia merupakan negara muslim terbesar di seluruh dunia.

Ajaran agama Islam menyuruh umatnya untuk beragama secara menyeluruh ( kaffah ) seperti yang ada pada QS. Al-Baqarah ayat 208 :

`Nweˆ”¡e [àÕµŽ ‰ÉA%‹Ê ‰Î ÊaÝl t´8 ¯2ß «I{ A‡Žßy yŠ‹ˆ ‰Éδ“.Œ" «= ‹‰ÊÂÊa ­G¡ŒÂÞm~–  ¢Í”5´ Ü1ÆŒ $ˆÅkÉ ½89´w% ­±¯·®

“Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam secara keseluruhan, dan janganlah kamu turuti langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu”.

(2)

aktivitas apapun (Ancok dan Suroso, 2008). Salah satunya adalah aktivitas dalam mendidik anak dan mengajarkan anak, merupakan sebuah aktivitas yang tidak mudah, karena dalam mendidik anak sama kedudukannya dengan kebutuhan pokok dan kewajiban yang harus dipenuhi oleh setiap orangtua yang mengaku dirinya memeluk agama Islam (Rahman, 2000).

Di dalam agama Islam, ada empat faktor dalam pola asuh yaitu Pertama, ayah yang berperan utama dalam pendidikan anak. Bahkan, dalam Al-Quran hampir semua ayat yang berbicara tentang pendidikan anak, yang berperan adalah ayah. Kedua, yang membentuk kepribadiannya adalah ibu; Ketiga, apa yang dibacanya (ilmu); dan Keempat, lingkungan. Apabila Ayah dan Ibu memiliki ilmu dan didukung dengan lingkungan yang baik, maka anak akan memiliki perkembangan yang baik (Shihab, 2011).

Pada saat memberikan pola asuh, orangtua saling berkerjasama untuk memberikan yang terbaik untuk anak. Sedangkan orangtua itu sendiri terdiri dari ayah dan ibu, dimana masing-masing akan memiliki perlakuan yang berbeda terhadap anak, tetapi menurut Shihab, (2011) ayah adalah seorang yang memiliki peran utama dalam memberikan pendidikan terhadap anak dan ayah juga merupakan seorang pemimpin di dalam keluarga.

Perilaku ataupun perlakuan orang tua terhadap anak merupakan faktor yang sangat berpengaruh terhadap perkembangan anak, terkait dengan cara bagaimana orang tua mendidik dan membesarkan anak. Hal ini seperti yang dikemukakan oleh Gunarsa (2000) bahwa dalam berinteraksi dengan anak, orang tua dengan tidak sengaja atau tanpa disadari mengambil sikap tertentu. Anak melihat dan

(3)

menerima sikap orang tua dan memperhatikan suatu reaksi dalam tingkah lakunya yang dibiasakan, sehingga akhirnya menjadi suatu pola kepribadian, dalam keluarga ada orang tua yang cenderung menerapkan pola perlakuan demokratis, ada yang permisif, dan ada pula sejumlah orangtua yang bersikap otoriter.

Cara orang tua mendidik dan membesarkan anak dipengaruhi oleh banyak faktor. Faktor-faktor yang mempengaruhi pola asuh menurut Mindel (dalam Walker, 1992) yaitu budaya setempat, status ekonomi, letak geografis norma etis, religiusitas orangtua dan gaya hidup. Sedangkan pengertian pola asuh menurut agama Islam yang terdapat di QS. Al – Baqaroh ayat 220 adalah tentang cara memperlakukan anak sesuai dengan ajaran agama berarti memahami anak dari berbagai aspek dan memahami anak dengan memberikan pola asuh yang baik, menjaga anak, menerima, memberi perlindungan, pemeliharaan, perawatan dan kasih sayang sebaik - baiknya (Suparyanto,2010).

Faktor religiusitas merupakan salah satu faktor dalam mengasuh anak, dimana orangtua yang memiliki pengetahuan tentang agamanya maka akan memiliki sikap yang berbeda dalam mengasuh anak. Religiusitas orangtua sebagai pendidik pertama dan utama bagi anak-anaknya, dengan religiusitas yang dimiliki orang tua maka menimbulkan nilai-nilai keteladanan pada diri orang tua yang mempunyai wibawa dan dijadikan teladan di tengah-tengah keluarganya, sehingga terwujudlah keluarga yang sakinah dan dihiasi dengan keturunan yang baik dan berkualitas (dzurriyah thoyyibah) yang menjadi dambaan semua keluarga (Az-Zhecolany, 2011). Hal tersebut menunjukkan bahwa sikap pola asuh orang tua dengan memiliki nilai religiusitas dapat memberikan teladan yang baik untuk

(4)

anak. Hal ini didukung oleh pernyataan Yusuf, (2007) yaitu cara sikap atau perilaku orang tua yang religius saat berinteraksi dengan anak, termasuk cara penerapan aturan, mengajarkan nilai/ norma, memberikan perhatian dan kasih sayang serta menunjukkan sikap dan perilaku baik sehingga dijadikan panutan bagi anaknya.

Menurut Nashori, (1997) individu yang religius selalu mencoba patuh terhadap ajaran-ajaran agamanya. Mereka berusaha mempelajari pengetahuan agama, meyakini doktrin-doktrin agama, menjalankan ritual agama, beramal dan selanjutnya merasakan pengalaman-pengalaman beragama. Hal ini diperjelas oleh Bukhori (2006), ibadah yang diajarkan dalam Islam akan mampu memberikan pengaruh positif jika dilakukan sesuai dengan pedoman yang disampaikan oleh Allah SWT serta dengan mentaati perintah dan menjauhi larangaNya.

Islam memiliki pandangan mengenai pola asuh terhadap anak, agama Islam tidak menganjurkan orang tua bersikap terlalu keras dan otoriter kepada anak. Karena hal ini akan menyebabkan anak takut kepada orang tua, dan tidak menghormati orang tua. Islam juga menganjurkan pentingnya pendidikan keluarga, karena pendidikan keluarga inilah yang membentuk pertama kali kepribadian seorang anak. Banyak metode yang bisa digunakan dalam rangka mendidik anak dalam keluarga, yakni asalkan tidak bertentangan dengan syariat Islam. Pola asuh permissif dan pola asuh otoriter tidak diperkenankan dalam Islam, karena akan melahirkan generasi yang lemah dan gagap dalam menyongsong masa depan. Serta akan menyebabkan anak tidak berkembang, sehingga besar kemungkinan terjerumus kepada jalan yang tidak sesuai dengan

(5)

syariat Islam dan anak mengalami kebebasan dan tekanan yang berat. (Azizah, 2009).

Lebih lanjut dikatakan bahwa pola asuh demokratis yang penuh dengan kasih sayang, dengan meneladani sikap Luqman Al-Hakim dalam mendidik anak-anaknya, yaitu memberikan efek pembiasaan, diskusi, penalaran, dan penjelasan yang memadai dalam mendidik anak. Melalui pendidikan Islami oleh orang tua yang memiliki religiusitas dan dalam hubungannya dengan sosialisasi diri anak memang sangat dibutuhkan yaitu untuk menanggulangi perbuatan tidak berakhlak yang dilakukan anak terhadap orang tua.

Pada dasarnya setiap pola asuh yang diterapkan oleh orang tua memiliki dampak terhadap tumbuh kembang anak. Menurut Gunarsa (2000) masing-masing pola perlakuan pola asuh orang tua membawa dampak sendiri-sendiri bagi anak. Dampak atau pengaruh pola asuh orang tua terhadap anak - anak yaitu Pola asuh demokratis akan menghasilkan karakteristik anak - anak yang mandiri, dapat mengontrol diri, mempunyai hubungan baik dengan teman, mampu menghadapi stres, mempunyai minat terhadap hal-hal baru dan koperatif terhadap orang-orang lain. Pola asuh otoriter akan menghasilkan karakteristik anak yang penakut, pendiam, tertutup, tidak berinisiatif, gemar menentang, suka melanggar norma,

berkepribadian lemah, cemas dan menarik diri. Pola asuh permisif akan

menghasilkan karakteristik anak-anak yang agresif, tidak patuh, manja, kurang mandiri, mau menang sendiri, kurang percaya diri dan kurang matang secara sosial (Baumrind, dalam Suparyanto, 2010).

(6)

Berdasarkan latar belakang masalah yang sudah dipaparkan sebelumnya, maka peneliti tertarik untuk meneliti tentang “Hubungan Antara Religiusitas Dengan Pola Asuh Pada Orangtua yang Beragama Islam.

1.2 Rumusan Masalah

Masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah :

Adakah hubungan antara religiusitas dengan pola asuh pada orang tua yang beragama Islam?

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian

1.3.1. Maksud

Maksud penelitian ini adalah untuk mengkaji hubungan antara religiusitas dengan pola asuh pada orangtua yang beragama Islam.

1.3.2. Tujuan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mendapatkan informasi secara empirik mengenai hubungan antara religiusitas dengan pola asuh pada anak orang tua yang beragama Islam.

1.4. Manfaat Penelitian

1.4.1. Manfaat Teoritis

1. Memberikan informasi kepada mahasiswa psikologi mengenai

hubungan antara religiusitas dengan pola asuh pada orang tua yang beragama Islam.

(7)

2. Penelitian ini diharapkan dapat menambah pamahaman dalam bidang psikologi, khususnya dalam psikologi Islam dan psikologi perkembangan.

1.4.2 Manfaat Praktis

Sebagai masukan bagi orang tua yang beragama Islam mengenai peran religiusitas dengan pola asuh pada anak.

1.5 Sistematika Penulisan

BAB I Pendahuluan, bab ini berisi tentang latar belakang masalah,

perumusan masalah, maksud dan tujuan penelitian, manfaat

penelitian serta sistematika penulisan.

BAB II Kajian pustaka, bab ini berisikan sejumlah teori yang berhubungan

dengan penelitian, kerangka pemikiran dan hipotesis.

BAB III Metodologi penelitian, bab ini berisikan pendekatan penelitian,

sampel dan populasi, pengumpulan data, variabel penelitian, hipotesis penelitian, validitas dan realibilitas, prosedur penelitian, metode analisa data dan definisi operasional.

BAB IV Hasil penelitian dan pembahasan, pada bab ini akan membahas

tentang gambaran umum responden, hasil penelitian serta pembahasan.

BAB V Kesimpulan dan saran, dalam bab ini akan dibahas mengenai

Referensi

Dokumen terkait

Dismutase (SOD), TNF-alfa, dan IL-1 beta pada Sputum dan Serum Iin Noor Chozin, dr, SpP DPP 18 Hubungan Antara Kadar Vitamin D Dengan Ekspresi Cytokin Sel Th 17 Pada.. Pasien

Majelis Jemaat GKI Gunung Sahari mengucapkan terima kasih atas partisipasi jemaat baik dalam bentuk doa, pemikiran, tenaga, dan dana yang disalurkan melalui Kelker Sadana,

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya melalui alat analisis Partial Least Square atau PLS mengenai Pengaruh Employee Engagement, Budaya

Usaha yang dilakukan dalam mengatasi hambatan bimbingan keagamaan para tokoh agama adalah melaksanakan bimbingan keagamaan atau upaya untuk lebih meningkatkan bimbingan

Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas, maka perumusan masalah yang akan dikemukakan oleh penulis dalam penelitian ini adalah “Bagaimanakah Efektivitas Iklan simPATI

Maka dari itu, rumusan masalah yang menjadi dasar penelitian ini adalah seberapa tinggi penerapan aspek jurnalisme damai dalam mengemas berita konflik Papua di Kompas.com

Single-mothers di Komunitas “X” dengan derajat Positive Relation with Others yang tinggi, mengevaluasi dirinya berhasil menjalin relasi yang baik dan hangat,

Permasalahan tersebut mendorong penulis untuk melakukan penelitian terhadap perbedaan model-model latihan dribbling antara Wiel Coever dengan Richard Widdows terhadap hasil