• Tidak ada hasil yang ditemukan

SEROPREVALENSI DAN FAKTOR RISIKO BRUCELLOSIS PADA SAPI DI KABUPATEN PINRANG DAN ENREKANG, PROVINSI SULAWESI SELATAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SEROPREVALENSI DAN FAKTOR RISIKO BRUCELLOSIS PADA SAPI DI KABUPATEN PINRANG DAN ENREKANG, PROVINSI SULAWESI SELATAN"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

ii

SEROPREVALENSI DAN FAKTOR RISIKO

BRUCELLOSIS PADA SAPI

DI KABUPATEN PINRANG DAN ENREKANG,

PROVINSI SULAWESI SELATAN

Tesis untuk Memperoleh Gelar Magister pada Program Magister, Program Studi Kedokteran Hewan, Program Pascasarjana Universitas Udayana

NI KADEK ASTARI NIM 1392361010

PROGRAM MAGISTER

PROGRAM STUDI KEDOKTERAN HEWAN

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS UDAYANA

DENPASAR

(2)

iii

Lembar Pengesahan

TESIS INI TELAH DISETUJUI TANGGAL 12 JANUARI 2016

Pembimbing I, Pembimbing II,

Dr. drh. Hapsari Mahatmi, M.P. Prof. Dr.drh. I Ketut Puja, M.Kes. NIP. 19600605 198702 2 001 NIP. 19621231 198903 1 315

Mengetahui

Ketua Program Studi Kedokteran Hewan

Direktur Program Pascasarjana Program Pascasarjana Universitas Udayana,

Universitas Udayana,

Prof. Dr. drh. I Ketut Puja, M.Kes. Prof. Dr.dr.A.A. Raka Sudewi, Sp. S. (K) NIP. 19621231 198903 1 315 NIP. 19590215 198510 2 001

(3)

iv

Tesis Ini Telah Diuji Tanggal 12 Januari 2016

Panitia Penguji Tesis Berdasarkan SK Rektor Universitas Udayana, No: 0285/UN14.4/HK/2016, Tanggal 11 Januari 2016

Ketua : Dr. drh. Hapsari Mahatmi, M.P. Anggota :

1. Prof. Dr.drh. I Ketut Puja, M.Kes. 2. Prof. Dr. drh. I Ketut Berata, M.Si.

3. Dr. drh. I Gusti Ngurah Bagus Trilaksana, M.Kes. 4. Dr. drh. Nyoman Adi Suratma, M.P.

(4)

v

SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT

Saya yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Ni Kadek Astari NIM : 1392361010 Program Studi : Kedokteran Hewan

Judul Tesis : Seroprevalensi Dan Faktor Risiko Brucellosis Pada Sapi Di Kabupaten Pinrang Dan Enrekang Provinsi Sulawesi Selatan

Dengan ini menyatakan bahwa karya ilmiah tesis ini bebas plagiat.

Apabila dikemudian hari terbukti plagiat dalam karya ilmiah ini, maka saya bersedia menerima sanksi sesuai Peraturan Mendiknas RI No. 17 Tahun 2010 dan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku.

Denpasar, 12 Januari 2016 Yang membuat pernyataan,

(5)

vi

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Penulis Ni Kadek Astari dilahirkan di Bebetin, Buleleng, Bali pada tanggal 3 Nopember 1978. Penulis merupakan anak keenam dari tujuh bersaudara, putri dari pasangan suami istri I Wayan Daging (alm) dan Nengah Wiari.

Penulis memulai jenjang pendidikan dasar di di SDN 3 Bebetin, Buleleng pada tahun 1985-1990. Penulis melanjutkan ke pendidikan menengah di SMPN 2 Singaraja pada tahun 1990-1993 dan SMA Laboratorium Unud Singaraja pada tahun 1993-1996. Selanjutnya penulis melanjutkan pendidikan tinggi di Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana pada tahun 1996, menyelesaikan pendidikan Sarjana Kedokteran Hewan (SKH) pada tahun 2002 dan Pendidikan Profesi Dokter Hewan pada tahun 2004.

Penulis pernah bekerja di PT. Bernofarm, Cabang Bali pada tahun 2004-2009. Selanjutnya penulis diangkat menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS) Kementerian Pertanian di Balai Karantina Pertanian Kelas I Denpasar pada tahun 2011 sampai dengan sekarang.

Pada tahun 2013 sampai dengan sekarang, penulis menempuh pendidikan pascasarjana pada Program Studi Kedokteran Hewan Universitas Udayana.

(6)

vii

UCAPAN TERIMA KASIH

Puji syukur penulis panjatkan kepada Sang Hyang Widhi Wasa / Tuhan Yang Maha Esa, karena atas karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan tesis dengan judul “Seroprevalensi Dan Faktor Risiko Brucellosis Pada Sapi Di Kabupaten Pinrang Dan Enrekang Provinsi Sulawesi Selatan” yang disusun berdasarkan hasil penelitian. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Dr. drh. Hapsari Mahatmi, M.P. selaku Pembimbing I yang dengan penuh perhatian dan kesabaran dalam memberikan bimbingan dan arahan serta semangat dalam memberikan masukan dan saran selama penulis mengikuti Program Magister, khususnya dalam penelitian dan penyusunan tesis ini. Terima kasih yang sebesar-besarnya juga penulis sampaikan kepada Prof. Dr. drh. I Ketut Puja, M.Kes., selaku Pembimbing II yang senantiasa tekun dan sabar dalam memberikan bimbingan, arahan dan sarannya dalam penelitian dan penulisan tesis ini.

Terima kasih juga penulis sampaikan kepada Rektor Universitas Udayana, Prof. Dr. dr. I Ketut Suastika, Sp.PD. (KEMD) dan Direktur Program Pascasarjana Universitas Udayana, Prof. Dr. dr. A.A. Raka Sudewi, Sp.S. (K)., atas diperolehnya kesempatan dan fasilitas yang diterima oleh penulis untuk mengikuti dan menyelesaikan pendidikan Program Magister di Universitas Udayana. Terima kasih juga penulis sampaikan kepada Prof. Dr. drh. I Ketut Puja, M.Kes., selaku Ketua Program Studi Kedokteran Hewan Program Pascasarjana

(7)

viii

Universitas Udayana atas kesempatan berharga untuk dapat menuntut ilmu pada program studi yang dipimpinnya.

Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya juga penulis haturkan kepada para penguji tesis yaitu Prof. Dr. drh. I Ketut Berata, M.Si., Dr.drh. I Gusti Ngurah Bagus Trilaksana, M.Kes. dan Dr. drh. Nyoman Adi Suratma, M.P. yang telah berkenan memberikan saran, masukan dan koreksinya sehingga tesis ini dapat diselesaikan dengan baik. Kepada para dosen pengajar di Program Studi Kedokteran Hewan Program Pascasarjana Universitas Udayana, penulis mengucapkan terima kasih atas ilmu yang diberikan kepada penulis selama mengikuti pendidikan di Program Studi Kedokteran Hewan Program Pascasarjana Universitas Udayana.

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada Kepala Balai Besar Veteriner Maros beserta staf yang telah memberikan ijin penggunaan data dan laboratorium serta sumbangsihnya dalam memberikan dukungan, bimbingan dan masukan kepada penulis sehingga dapat melaksanakan penelitian ini dengan baik. Kepada Kepala Balai Karantina Pertanian Kelas I Denpasar yang telah memberikan ijin dan dukungan yang penuh kepada penulis untuk menempuh pendidikan Pasca Sarjana di Universitas Udayana, penulis mengucapkan terima kasih.

Terima kasih juga penulis sampaikan kepada keluarga; almarhum ayah, ibu, saudara-saudara, ipar, suami dan anak yang sangat memberikan dukungan, semangat dan doanya untuk kelancaran dan kesuksesan penulis sejak menempuh perkuliahan sampai penyusunan tesis ini. Kepada teman-teman kuliah angkatan

(8)

ix

2013 di Program Studi Kedokteran Hewan Program Pascasarjana Universitas Udayana serta rekan-rekan kerja penulis di Balai Karantina Pertanian Kelas I Denpasar, penulis mengucapkan terima kasih atas kebersamaan, semangat dan dorongan yang diberikan selama ini.

Semoga Sang Hyang Widhi Wasa / Tuhan Yang Maha Esa, senantiasa melimpahkan karuniaNya dan kebahagiaan kepada semua pihak yang telah membantu dalam pelaksanaan penelitian dan penyelesaian tesis ini.

(9)

x

ABSTRAK

SEROPREVALENSI DAN FAKTOR RISIKO BRUCELLOSIS

PADA SAPI DI KABUPATEN PINRANG DAN ENREKANG,

PROVINSI SULAWESI SELATAN

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa seroprevalensi dan faktor risiko Brucellosis pada ternak sapi di Kabupaten Pinrang dan Enrekang, Provinsi Sulawesi Selatan.

Proses pengambilan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner. Data hasil pengisian kuesioner selanjutnya dianalisis dengan uji chi square untuk dilanjutkan dengan analisis odds ratio. Pengambilan sampel darah dilakukan dengan menggunakan alat pengambilan sampel darah berupa vacutainer tube beserta needle dan holder. Selanjutnya serum dipisahkan dari clotnya menggunakan centrifuge tube sehingga diperoleh sampel berupa serum yang siap untuk diuji. Pengujian menggunakan Kit ELISA yang telah disiapkan dan hasil ujinya dibaca menggunakan ELISA reader. Hasil uji kemudian dianalisa untuk mendapatkan seroepidemiologi terhadap Brucellosis di Kabupaten Pinrang dan Enrekang, Provinsi Sulawesi Selatan.

Seroprevalensi terhadap brucellosis pada sapi di Kabupaten Enrekang, Provinsi Sulawesi Selatan sebesar 6,43 %, sedangkan seroprevalensi terhadap brucellosis pada sapi di Kabupaten Pinrang, Provinsi Sulawesi Selatan sebesar 50 %. Faktor risiko yang signifikan terhadap kejadian Brucellosis di Kabupaten Enrekang dan Pinrang, Provinsi Sulawesi Selatan adalah umur sapi, kepadatan populasi dan riwayat keguguran. Khusus di Kabupaten Enrekang, faktor risiko yang signifikan terhadap kejadian Brucellosis adalah riwayat keguguran, kepadatan populasi, lalu lintas ternak dan cara pemeliharaan. Sedangkan khusus untuk di Kabupaten Pinrang, faktor risiko yang signifikan terhadap kejadian Brucellosis adalah umur sapi dan riwayat keguguran.

Perlunya penelitian lebih lanjut terhadap pemetaan seroprevalensi brucellosis dan faktor-faktor risiko di kabupaten/kota lainnya di Provinsi Sulawesi Selatan sehingga dapat digunakan sebagai salah satu pertimbangan dalam meningkatkan efektifitas kegiatan surveilans pada program penanggulangan penyakit hewan, khususnya brucellosis di Provinsi Sulawesi Selatan.

Kata kunci : brucellosis, seroprevalensi, faktor risiko, Enrekang, Pinrang, Sulawesi Selatan

(10)

xi ABSTRACT

SEROPREVALENCE AND RISK FACTORS OF BRUCELLOSIS

IN CATTLE IN THE DISTRICT PINRANG AND ENREKANG,

PROVINCE SOUTH SULAWESI

This study aimed to analyze the seroprevalence and risk factors Brucellosis in cattle in District Pinrang and Enrekang, South Sulawesi Province.

The process of data collection by using a questionnaire. Data from the questionnaires were then analyzed with chi square test to proceed with the analysis of the odds ratio. Blood sampling using a blood instrument with vacutainer tube, needle and holder. Furthermore, serum separated from the clot using a centrifuge tube in order to obtain samples of serum are ready to be tested. Tests using ELISA kits were prepared and the results of the test is read using an ELISA reader. The test results were analyzed to obtain seroepidemiologi against Brucellosis in District Pinrang and Enrekang, South Sulawesi Province.

Seroprevalence against brucellosis in cattle in District Enrekang, South Sulawesi amounted to 6.43%, while the seroprevalence against brucellosis in cattle in District Pinrang, South Sulawesi Province by 50%. Significant risk factors on the incidence of Brucellosis in District Enrekang and Pinrang, South Sulawesi Province are aged, density of population and a history of miscarriage. In District Enrekang, a significant risk factor for the incidence of Brucellosis is a history of miscarriage, population density, traffic livestock and maintenance. \in District Pinrang, a significant risk factor for the incidence of Brucellosis is aged and a history of miscarriage.

The need for further research on mapping brucellosis seroprevalence and risk factors in districts / cities in South Sulawesi province so that it can be used as one of the considerations in improving the effectiveness of surveillance on animal disease control programs, particularly brucellosis in South Sulawesi.

Keywords: brucellosis, seroprevalence, risk factors, Enrekang, Pinrang, South Sulawesi

(11)

xii

RINGKASAN

Di Indonesia, brucellosis merupakan penyakit yang termasuk dalam Penyakit Hewan Karantina Golongan II berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian No. 3238/Kpts/PD.630/9/2009, tentang Penggolongan Jenis-jenis Hama Penyakit Hewan Karantina, Penggolongan dan Klasifikasi Media Pembawa. Brucellosis berdampak pada menurunnya populasi sapi di suatu wilayah. Hal tersebut akan mengakibatkan gagalnya program Pemerintah RI untuk swasembada daging sapi. Sehingga brucellosis juga ditetapkan sebagai penyakit hewan menular strategis oleh Menteri Pertanian RI melalui Peraturan Menteri Pertanian Nomor. 59/ Permentan/HK.060/8/2007.

Kabupaten Pinrang dan Enrekang adalah dua dari 24 kabupaten / kota yang diketahui sebagai kabupaten yang berbatasan dengan Provinsi Sulawesi Barat. Kedua kabupaten tersebut juga memiliki populasi ternak sapi yang cukup tinggi dan mengalami fluktuasi naik turunnya kejadian brucellosis tiap tahunnya. Selama ini pengujian yang dipakai untuk mendeteksi antibodi secara serologi adalah uji RBT dan CFT.

Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan rancangan cross

sectional study. Rancangan penelitian ini dipakai karena dapat mengamati

keadaan kesehatan hewan dalam waktu yang bersamaan dan dirancang untuk mengetahui keberadaan antibodi Brucellosis pada sampel serum sapi di Kabupaten Pinrang dan Enrekang, Provinsi Sulawesi Selatan dengan menggunakan metode ELISA serta faktor-faktor risiko yang berhubungan dengan kejadian Brucellosis di daerah tersebut.

(12)

xiii

Sampel serum dari dua kabupaten di Provinsi Sulawesi Selatan yaitu Kabupaten Pinrang dan Enrekang diambil secara proporsional dengan teknik

simple random sampling menggunakan metode pengukuran prevalensi penyakit

dengan tingkat konfidensi 95%. Saat pengambilan serum juga dilakukan pengisian kuesioner dengan metode wawancara. Sampel penelitian serum dari darah sapi yang dikoleksi dari populasi sapi di Kabupaten Pinrang dan Enrekang, Provinsi Sulawesi Selatan sebanyak 220 sampel dan kuesioner yang diisi saat pengambilan sampel serum.

Bahan penelitian ini adalah berupa kuesioner, sampel serum serta reagen / Kit ELISA untuk pengujian dan kuesioner/data aktif serta data pasif. Sampel serum diperoleh dari sapi dewasa di Kabupaten Pinrang dan Enrekang, Provinsi Sulawesi Selatan. Reagen / Kit ELISA yang digunakan merupakan kit komersial produksi IDEXX.

Data sampel dan data hasil pengujian sampel dianalisa untuk mendapatkan seroprevalensi brucellosis. Data dasar dan hasil kuesioner yang telah diisi dianalisa menggunakan analisis chi square dan odds ratio untuk mengetahui faktor risiko yang berhubungan dengan kejadian Brucellosis pada sapi di Kabupaten Pinrang dan Enrekang, Provinsi Sulawesi Selatan (Widiasih dan Budiharta, 2012).

Berdasarkan hasil pengujian ELISA terhadap 220 sampel yang berasal dari Kabupaten Pinrang dan Enrekang di Sulawesi Selatan, diperoleh hasil 49 sampel positif. Hasil positif tersebut diperoleh dari Kabupaten Pinrang sebanyak 40 sampel pada sapi bali dan 9 sampel dari Kabupaten Enrekang pada sapi bali.

(13)

xiv

Seroprevalensi terhadap brucellosis pada sapi di Kabupaten Enrekang, Provinsi Sulawesi Selatan sebesar 6,43 %, sedangkan seroprevalensi terhadap brucellosis pada sapi di Kabupaten Pinrang, Provinsi Sulawesi Selatan sebesar 50 %. Seroprevalensi terhadap brucellosis pada sapi di Kabupaten Enrekang dan Kabupaten Pinrang, Provinsi Sulawesi Selatan lebih tinggi dan tidak sebanding dengan prevalensi yang dilaporkan oleh Dinas Peternakan setempat. Perbedaan antara seroprevalensi dan prevalensi sesungguhnya dapat terjadi selama sensitivitas dan spesifisitas pengujian tidak mencapai 100 %. Penyebab lainnya dari perbedaan ini diperkirakan terletak pada teknik pengambilan sampel dan kejadian / suspect brucellosis yang tidak dilaporkan atau tidak dicatat pada Dinas Peternakan setempat.

Faktor risiko yang signifikan terhadap kejadian Brucellosis di Kabupaten Enrekang dan Pinrang, Provinsi Sulawesi Selatan adalah umur sapi dan kepadatan populasi. Khusus di Kabupaten Enrekang, faktor risiko yang signifikan terhadap kejadian Brucellosis adalah kepadatan populasi, lalu lintas ternak dan cara pemeliharaan. Sedangkan khusus untuk di Kabupaten Pinrang, faktor risiko yang signifikan terhadap kejadian Brucellosis adalah umur sapi.

Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut terhadap jaring-jaring sebab akibat (the

web of causation) brucellosis di Kabupaten Enrekang dan Pinrang, Provinsi

Sulawesi Selatan sehingga dapat digunakan sebagai salah satu pertimbangan dalam meningkatkan efektifitas kegiatan surveilans pada program pemberantasan brucellosis di Provinsi Sulawesi Selatan, khususnya di Kabupaten Enrekang dan Pinrang.

(14)

xv DAFTAR ISI Halaman SAMPUL DALAM ………. PERSYARATAN GELAR ……….. LEMBAR PERSETUJUAN ……… PENETAPAN PANITIA PENGUJI ……… SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT ……… DAFTAR RIWAYAT HIDUP………. UCAPAN TERIMA KASIH ………... ABSTRAK……… RINGKASAN ……….. DAFTAR ISI ………... DAFTAR TABEL ………... DAFTAR GAMBAR ………. BAB I PENDAHULUAN …….………. 1.1 Latar Belakang ……….. 1.2 Rumusan Masalah ………. 1.3 Tujuan Penelitian ………... 1.3.1 Tujuan Umum ………. 1.3.2 Tujuan Khusus………. 1.4 Manfaat Penelitian ……… BAB II KAJIAN PUSTAKA ………. 2.1 Etiologi Brucellosis ...……… 2.2 Kejadian Brucellosis di Indonesia……. …………..….. 2.3 Kejadian Brucellosis di Sulawesi Selatan….…………. 2.4 Diagnosis Brucellosis .……… 2.5 Metode Uji ELISA terhadap Brucellosis………. 2.6 Faktor Risiko Brucellosis ……… BAB III KERANGKA BERPIKIR, KONSEP DAN HIPOTESIS 3.1 Kerangka Berpikir ………. 3.2 Kerangka Konsep ………. BAB IV METODE PENELITIAN ……….

4.1 Rancangan Penelitian ………. 4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ………. 4.3 Ruang Lingkup Penelitian ………. 4.4 Penentuan Sumber Data ………. 4.5 Variabel Penelitian ………. 4.6 Bahan Penelitian ……… 4.7 Instrumen Penelitian ……….. 4.7.1 Alat Ukur Penelitian ……….. 4.7.2 Cara Penelitian ………... 4.8 Prosedur Penelitian ……… 4.9 Analisis Data ……….. i ii iii iv v vi vii x xii xiv xvi xvii 1 1 3 3 3 3 4 5 5 7 7 8 9 9 11 11 12 13 13 13 13 14 15 16 17 17 17 18 19

(15)

xvi

BAB V HASIL PENELITIAN ……… 5.1 Hasil Uji ELISA Brucellosis ………..……… 5.2 Hasil Analisis Variabel Sebagai Faktor Risiko…..……. 5.3 Faktor Risiko Yang Berasosiasi Dengan Kejadian Brucellosis ……….. BAB VI PEMBAHASAN ………... 6.1 Seroprevalensi Brucellosis .……… 6.2 Faktor Risiko Yang Berasosiasi Dengan Kejadian Brucellosis Pada Sapi di Kabupaten Enrekang dan Pinrang, Provinsi Sulawesi Selatan ………... BAB VII SIMPULAN DAN SARAN.……… 7.1 Simpulan ……… 7.2 Saran ………..……… DAFTAR PUSTAKA ……….. LAMPIRAN-LAMPIRAN ……….. 1. Kuisioner ………...………. 2. Hasil Analisis Lengkap ……….

21 21 21 24 27 27 28 31 31 32 33 36 36 38

(16)

xvii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 4.5 Variabel Penelitian …..………. Tabel 4.8 Jumlah Besaran Sampel Yang Diambil ……… Tabel 5.1 Hasil Uji ELISA Brucellosis …..………. Tabel 5.2a Hasil Analisis Variabel Faktor-Faktor Risiko Di Kabupaten Enrekang ……… Tabel 5.2b Hasil Analisis Variabel Faktor-Faktor Risiko Di Kabupaten Pinrang ……… Tabel 5.3a Hasil Analisis Chi Square dan Odds Ratio Di Kabupaten Enrekang dan Pinrang, Provinsi Sulawesi Selatan………..………. Tabel 5.3b Hasil Analisis Chi Square dan Odds Ratio Di Kabupaten Enrekang, Provinsi Sulawesi Selatan…..… Tabel 5.3c Hasil Analisis Chi Square dan Odds Ratio Di Kabupaten Pinrang, Provinsi Sulawesi Selatan……….

15 19 21 22 23 24 25 26

(17)

xviii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Referensi

Dokumen terkait

Prosedur yang disusun dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: (1) Melakukan observasi awal melalui wawancara dengan guru biologi kelas XI di SMA N 11 Semarang; (2)

probabilitas bahwa kombinasi dari pengiriman bit “1” yang tidak terinterferensi dikalikan dengan threshold.. Dari Gambar 5 dapat dilihat bahwa kinerja Pe akan

Perubahan psikologi pada ibu trimester 3 adalah menyadari kehadiran bayi sebagai makhluk yang terpisah sehingga ia tidak sabar menanti kehadiran bayi, waktu persiapan

Dalam frase ini verba intransitif tipe modifikatif sebagai hulu dan diikuti oleh adverbial sebagai tambahan, karena hulu sebagai pusat atau inti dalam frase

Siswa Baru Tingkat 1 (Awal TP) : Isikan dengan Jumlah Siswa Baru Yang Diterima di Tingkat 1 pada Awal TP 2015/2016 berdasarkan Jenis Kelamin (khusus untuk kelas 1).. Jumlahnya

Sistem informasi laboratorium adalah sebuah sistem yang khususnya terdapat di dalam Rumah Sakit yang merupakan gabungan perangkat dan prosedur yang digunakan untuk

Perawatan yang tidak maksimal bagi pasien dapat berakibat pada kurang efektif dan efisiennya suatu pelayanan perawatan kesehatan yang diberikan dan dapat

Nama pengapalan yang sesuai dengan PBB : Tidak diatur Kelas Bahaya Pengangkutan : Tidak diatur Kelompok Pengemasan (jika tersedia) : Tidak diatur. Bahaya Lingkungan :