• Tidak ada hasil yang ditemukan

GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR YANG TERKAIT DENGAN KEANEKARAGAMAN HAMA GUDANG PADA TEPUNG TERIGU DI PASAR TRADISIONAL KOTA SEMARANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR YANG TERKAIT DENGAN KEANEKARAGAMAN HAMA GUDANG PADA TEPUNG TERIGU DI PASAR TRADISIONAL KOTA SEMARANG"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal) Volume 4, Nomor 4, Oktober 2016 (ISSN: 2356-3346)

http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

282

GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR YANG TERKAIT DENGAN

KEANEKARAGAMAN HAMA GUDANG PADA TEPUNG TERIGU DI PASAR TRADISIONAL KOTA SEMARANG

Eka Indri Astuti*), Sri Yuliawati**), RullyRahadian***) *)AlumniPeminatanEntomologiKesehatan FKM UNDIP

**)StafPengajarPeminatanEpidemiologidanPenyakitTropik FKM UNDIP ***)StafPengajarJurusanBiologi FMIPA UNDIP

E-mail :ekaindriastuti@rocketmail.com

ABSTRACT

Wheat flour is very vulnerable pests if stored in warehouses for long periods, especially in traditional markets. The purpose of research to describe of factors related to diversity warehouse pests of wheat flour in tradisional market town of Semarang. This research is descriptive, using survey method with cross sectional approach. The sample in this research was flour trader sold in stall and los located at 6 UPTD Traditional Market Town of Semarang who met the inclusion criteria. Data analysis using univariate analysis. The results showed there are six species found that Sitophilusoryzae, Triboliumcastaneum, Lasiodermaserricorne, StegobiumPaniceum, Carpophilushemipterus and Silvanus sp with the species most commonly found are Triboliumcastaneum (91,67%). UPTD Jatingaleh have categories circumstances worst wheat flour products (77,8%). Sanitary place to do business, there are 4 UPTD with a percentage of 100% classified as bad in the UPTD Jatingaleh, Karangayu, Pedurungan and Karimata.

Keywords: diversity, warehouse pest, wheat flour, tradisional market PENDAHULUAN

Gandum merupakan bahan baku dalam pembuatan tepung terigu. Namun Indonesia belum bias memproduksi gandum sendiri sehingga harus mengimpor dari negara lain. Indonesia mengimpor gandum terbanyak dari Australia (70,7%), Kanada (14,9%), dan Amerika Serikat (11%). Indonesia juga mengimpor gandum dari India, Rusia, Pakistan, danTurki dalam jumlah yang lebih sedikit.(1)

Kebutuhan terigu di Indonesia terus meningkat. Pada tahun 2010, Indonesia mengimpor gandum sebanyak 4.669.475 MT, ditahun berikutnya yaitu 2011

menjadi 5.475.148 MT, dan tahun 2012 meningkat menjadi 6.250.489 MT.(1) Pada tahun 2025, diproyeksikan impor gandum akan meningkat tiga kali lipat menjadi 18.679 juta ton.(2)Hal ini disebabkan oleh keunggulan tepung terigu yang dapat digunakan sebagai bahan makanan yang ideal seperti: mie, kue, roti, pasta, dll.(3)

Namun, tepung terigu sangat rawan untuk terserang serangga hama gudang apabila disimpan dalam jangka waktu yang cukup lama. Infestasi serangga hama gudang pada komoditas tepung terigu dapat menyebabkan turunnya

(2)

283 kualitas maupun kuantitas dari komoditas simpanan sehingga dapat menimbulkan kerugian secara

ekonomis maupun dapat

berpengaruh pada kesehatan seperti menimbulkan turunnya nilai gizi, menyebabkan alergi atau bahkan sampai berakibat keracunan maupun karsinogenik.

Kondisi pasar yang tradisional dengan tataruang kurang rapi serta sanitasi lingkungan yang belum layak ini juga bias memicu infestasi serangga hama gudang yang dijual oleh pedagang di pasar tradisional, termasuk juga tepung terigu.

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan tentang gambaran faktor-faktor yang terkait dengan keanekaragaman hama gudang pada tepung terigu di pasar tradisional Kota Semarang.

BAHAN DAN METODE

Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan menggunakan metode survey untuk mengetahui gambaran faktor-faktor yang terkait dengan keanekaragaman hama gudang pada tepung terigu di pasar tradisional Kota Semarang. Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah cross sectional.

Populasi pada penelitian ini adalah semua tepung terigu yang dijual oleh pedagang di kios dan los yang terdapat di 6 UPTD Pasar

Tradisional Kota Semarang. Sampel pada penelitian ini adalah tepung terigu yang dijual oleh pedagang di kios dan los yang terdapat di 6 UPTD Pasar Tradisional Kota Semarang yang memenuhi kriteria inklusi.Sampel diambil secara systematic random sampling dan jumlah sampel sebanyak 71 pedagang di kios dan los yang menjual tepung terigu.

Dari 71 sampel tersebut dilakukan wawancara dan observasi terhadap keadaan produk tepung terigu, factor iklim mikro meliputi suhu dan kelembaban, umur simpan, serta sanitasi tempat berjualan. Data dianalisis secara univariat untuk mengetahui distribusi frekuensi dari masing-masing variabel.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Terdapat 6 spesies serangga hama gudang yang ditemukan pada 4 merk tepung terigu di 6 UPTD PasarTradisional Kota Semarang yaituSitophilus oryzae, Tribolium castaneum, Lasioderma serricorne, Stegobium paniceum, Carpophilus hemipterus dan Silvanus sp.

Keanekaragaman hama gudang ini juga didukung oleh keadaan produk tepung terigu dan sanitasi tempat berjualan pedagang di kios dan los di pasar tradisional.

(3)

Gambar 1. Persentase Serangga pada 4 Merk Tepung Terigu di 6 UPTD 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 91,95 3,45 40 29,17 P e rs e n ta se s e ra n g g a ( % )

JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e Volume 4, Nomor 4, Oktober 2016 (ISSN: 2356 http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

284

Persentase Serangga pada 4 Merk Tepung Terigu di 6 UPTD

3,45 3,45 1,15 20 40 8,33 12,5 25 6,25 18,75 Nama UPTD % serangga Merk A % serangga Merk B % serangga Merk C % serangga Non Merk

JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal) Volume 4, Nomor 4, Oktober 2016 (ISSN: 2356-3346)

s1.undip.ac.id/index.php/jkm

Persentase Serangga pada 4 Merk Tepung Terigu di 6 UPTD

% serangga Merk A % serangga Merk B % serangga Merk C % serangga Non Merk

(4)

Gambar 2.Spesiesseranggahamagudang yang ditemukan di 6 UPTD 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 57,29 9,38 6,25 2,08 1,04 P e rs e n ta se ( % ) 0 10 20 30 40 50 60 70 80 77,8 22,2 P re se n ta se ( % ) 285

Gambar 2.Spesiesseranggahamagudang yang ditemukan di 6 UPTD 50 66,67 8,33 33,33 66,67 22,22 50 33,33 91,67 66,67 11,11 Nama UPTD Lasioderma serricorne Carpophilus hemipterus Sitophilus oryzae Stegobium paniceum Silvanus sp Tribolium castaneum 70 60 75 50 70 30 40 25 50 30 Nama UPTD

Gambar 2.Spesiesseranggahamagudang yang ditemukan di 6 UPTD

Lasioderma serricorne Carpophilus hemipterus Sitophilus oryzae Stegobium paniceum Silvanus sp Tribolium castaneum Buruk Baik

(5)

Gambar 3.

Gambar 4.Sanitasitempatberjualankomoditastepungterigu di 6 UPTD

1. Spesiesseranggahamagudang a. S.oryzae

Termasuk hama primer dan “internal feeder” karena menyerang butir beras

utuh.Kerusakan yang

diakibatkan oleh hama Oryzaemengakibatkan

perkembangan jamur, sehingga produk beras rusak total, bau apek yang tidak enak dan tidak dapat dikonsumsi.

jamur tersebut jika terhirup manusia akan menyebabkan alergi.

b. Triboliumcastaneum Termasuk

sekunder. Bahan pangan yang terserang ber biasanya tercemar oleh benzokuinon (sekresi 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 P re se n ta se ( % )

JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e Volume 4, Nomor 4, Oktober 2016 (ISSN: 2356 http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

286

Gambar 3.Keadaanproduktepungterigu di 6 UPTD

Gambar 4.Sanitasitempatberjualankomoditastepungterigu di 6 UPTD

Spesiesseranggahamagudang

Termasuk hama primer dan “internal feeder” karena menyerang butir beras

utuh.Kerusakan yang

diakibatkan oleh hama S. mengakibatkan

rkembangan jamur, sehingga produk beras rusak total, bau apek yang tidak enak dan tidak dapat dikonsumsi.(4)Spora dari jamur tersebut jika terhirup manusia akan menyebabkan

Triboliumcastaneum

Termasuk hama

Bahan pangan yang terserang berat biasanya tercemar oleh benzokuinon (sekresi T.

castaneum) sehingga tidak

layak untuk

dikonsumsi.( akan terserang

memproduksi metabolit seperti aflatoksin yang beracun dan karsinogenik pada manusia.

c. Lasiodermaserricorne Serangan k

iniselain mengakibatkan berkurangnya kuantitas atau bobot produk

menyebabkan

dari kotoran dan serpihan tubuh dan kulit dari serangga yang lama kelamaan akan mengundang jamur d. Stegobiumpaniceum 100 40 100 43,8 100 0 60 0 56,2 0 Nama UPTD

JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal) Volume 4, Nomor 4, Oktober 2016 (ISSN: 2356-3346)

s1.undip.ac.id/index.php/jkm

i 6 UPTD

Gambar 4.Sanitasitempatberjualankomoditastepungterigu di 6 UPTD

) sehingga tidak

layak untuk

(5)Kemudian terserang kapang memproduksi metabolit seperti aflatoksin yang beracun dan karsinogenik pada manusia.

Lasiodermaserricorne

erangan kumbang selain mengakibatkan berkurangnya kuantitas atau bobot produk juga akan menyebabkan kontaminan dari kotoran dan serpihan tubuh dan kulit dari serangga yang lama kelamaan akan mengundang jamur. Stegobiumpaniceum 100 0 Buruk Baik

(6)

287 Serangan hama ini

dapat menyebabkan

turunnya nilai gizi. e. Carpophilushemipterus

Keberadaannya tidak begitu merugikan, namun komplikasi dengan hama lain

dapat menyebabkan

turunnya nilai gizi produk. f. Silvanus sp

Sejauh ini belum ada penelitian yang menjelaskan tentang tingkat serangan dan jenis kerusakan yang ditimbulkan oleh kumbang Silvanuskarena habitat aslinyaada di pohon, kayu maupun buah kelapa sawit dan efek kesehatan juga belum diketahui secara pasti.

Dari 6 UPTD yang dijadikan sampel, sebagian besar UPTD ditemukanTriboliumcastaneum. Hal ini sesuai dengan penelitian dari Sunjaya dan Widayanti, 2006 yang menyatakan bahwa serangga ini merupakan hama yang paling banyak ditemukan di gudang penyimpanan biji-bijian serealia, khususnya pada produk olahan seperti tepung dan beras giling.(6) 2. Keadaan produk tepung terigu

Dari 6 UPTD, UPTD Jatingaleh memiliki kategori produk tepung yang paling buruk yaitu 77,8%. Hal inikarenasistem penjualan dari komoditas tepung terigu serta dari keadaan mutu tepung terigu yang kurang memenuhi syarat mutu tepung terigu yang baik menurut SNI tahun 2009 tentang syarat mutu tepung terigu sebagai bahan makanan.(7)

Sistem penjualan produk untuk kemasan 1 kg merk B dibuka kemudian dijual secara

ecer kepada konsumen sehingga lama-kelamaan akan mempengaruhi kualitas tepung terigu karena terpapar udara luar sehingga memicu infestasi serangga hama gudang untuk datang. Syarat mutu tepung terigu sebagai bahan makanan harus memenuhi beberapa kriteria tidak diperbolehkan ditemukan benda asing maupun serangga hama gudang dalam semua bentuk stadia di dalam komoditas tepung terigu.

Selain itu juga dari bahan pengemas pada kemasan 25 kg yang terbuat dari bahan polypropylene yang masih bias ditembus serangga hama gudang.(8)

3. Sanitasi tempat berjualan

Dari 6 UPTD, terdapat 4 UPTD termasuk dalam 100% kategori buruk yaitu UPTD Jatingaleh, Karangayu, Pedurungan dan Karimata. Hal ini karena tidak sesuai dengan persyaratan kesehatan lingkungan pasar menurut Kepmenkes No. 519 Tahun 2008 antara lain mencakup lokasi pasar, bangunan, sanitasi pasar, Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), keamanan, dan fasilitas lainnya.(9)

Kondisi lantai dari 4 UPTD juga masih terbuat dari tanah sehingga sangat mudah untuk kontaminasi dari serangga lain seperti kecoa, lalat, maupun tikus untuk dating dan menginfestasi produk tepung terigu. Selain itu juga tidak adanya pembagian area sesuai dengan jenis komoditi. Drainase tidak ditutup dengan kisi-kisi yang terbuat dari logam, hanya terbuat dari bahan kayu yang ketika terkena air got maka lama-kelamaan akan rusak dan patah karena kelembaban

(7)

JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal) Volume 4, Nomor 4, Oktober 2016 (ISSN: 2356-3346)

http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

288 kayu yang tinggi. Tempat penyimpanan tepung terigu juga tidak menggunakan palet atau papan penyangga sebagai alas sebelum tepung terigu yang kemasan 25 kg terpapar lantai lapak tempat berjualan sehingga kelembabannya tinggi dan tepung terigu mudah terserang serangga hama gudang.

KESIMPULAN

Hasil identifikasi serangga hama gudang dari 6 UPTD yang dijadikan sampel ditemukan 6 spesies serangga hama gudang yaituSitophilusoryzae,

Triboliumcastaneum, Lasiodermaserricorne, Stegobiumpaniceum,

Carpophilushemipterus dan Silvanus sp dengan spesies yang banyak

ditemukan adalah

Triboliumcastaneum (91,67%). Keadaan produk tepung terigu dengan kondisi paling buruk pada UPTD Jatingaleh (77,8%) dan keadaan sanitasi tempat berjualan dari 6 UPTD, 4 UPTD yaitu UPTD Jatingaleh, Karangayu, Pedurungan dan Karimata 100% tergolong buruk.

UCAPAN TERIMAKASIH

Peneliti mengucapkan terimakasih kepada Dinas Pasar Kota Semarang yang telah memberikan rekapan data jumlah

pedagang di 6 UPTD

PasarTradisional Kota Semarang.

DAFTAR PUSTAKA

1. Aptindo. Industri Terigu Nasional, Jakarta; 2013

Diakses dari

www.bogasari.com/ref_ind.htm lpada 22 Agustus 2016 pada pukul 08.00 WIB.

2. Cannon, Joseph P, William D. Perreault, and E. Jerome. McCarthy. Pemasaran Dasar Pendekatan Manajemen Global. Jakarta: Salemba Empat; 2008.

3. Achadi, Endang L. Gizi dan

Kesehatan Masyarakat.

Jakarta, PT. Rajagrafindo Persada; 2008.

4. Kalshoven, L. G. E .The Pest of Crops in Indonesia. Revised and Tranlated By P.A. Van der laan. P.T. Ichtiar Baru-Van Hoeve: Jakarta; 1981. 5. Ebeling, W. 2002. Pest of Stored Product. http: www. Entomology.ucr.edu.ebeling.eb eling7.html. Urban Entomology, Entomology UC Riverse. (Diunduh pada 16 Agustus 2016 pukul 07.00 WIB).

6. Sunjaya, Widayanti S. Pengenalan Serangga Hama Gudang. Di dalam: Prijono D, Dharmaputra OS, Widayanti S, editor. Modul Pengolahan Hama Gudang Terpadu. SEAMEO BIOTROP: Bogor; 2009.

7. Badan Standarisasi Nasional. 2009. Tepung Terigu sebagai Bahan Pangan. SNI 01- 3751-2009. Badan Standarisasi Nasional: Jakarta; 2009.

8. Wibisono. Pertumbuhan Populasi Tribolium castaneum dalam Tepung Terigu pada Berbagai Macam Kemasan. Tesis. Yogyakarta: UGM; 2001.

9. Kepmenkes No. 519 Tahun 2008 tentang Persyaratan Kesehatan Llingkungan Pasar.

(8)

Gambar

Gambar 1. Persentase Serangga pada 4 Merk Tepung Terigu di 6 UPTD010203040506070809010091,953,454029,17Persentase serangga (%)
Gambar 2.Spesiesseranggahamagudang yang ditemukan di 6 UPTD010203040506070809010057,299,386,252,081,04Persentase (%) 01020304050607080 77,8Presentase (%) 22,2 285

Referensi

Dokumen terkait

Skripsi yang berjudul: Pengaruh Pemberian Kapang Rhizopus oryzae atau Chrysonilia crassa terhadap Populasi Bakteri dalam Ileum Ayam Broiler yang Dipelihara pada

Penelitian ini nantinya akan menghasilkan sebuah sistem keamanan data pendaftar english communitative dengan menggunakan XML encyription.[4] Tujuan peneltian yang

Salah satu tujuan kebijakan desentralisasi dan otonomi daerah adalah untuk menjadikan pemerintah lebih dekat dengan rakyatnya sehingga pelayanan pemerintah dapat dilakukan

Pengamatan kualitatif yang dilakukan meliputi umur antesis 50% dari jumlah tanaman, karakter pola helai daun, derajat zigzag batang, kandungan antosianin pada tasel,

Penambahan sari buah akan memperlambat penguapan air sehingga pada waktu pemasakan yang lama maupun pada proses pengeringan diperoleh kadar air yang lebih tinggi.Hasil

Untuk mengatasi masalah tersebut, perlu dilakukan usaha yang dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran matematika dan itu semua tidak terlepas dari usaha

Indikasi keterlibatan peroksidase dalam metabolisme parasetamol dapat diprediksi pertama dari terhambatnya kemampuan protein ekstraselular dalam menurunkan kadar parasetamol oleh

Dari hasil pembuatan dan perakitan mekanik/kontruksi perancangan sistem keselamatan sepeda motor untuk menghindari kecelakaan berbasis mikrokontroler hal pertama yang harus