BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Manusia semenjak lahir memiliki hak asasi, yaitu hak yang tidak dapat dirampas oleh siapapun. Sebagai negara hukum, Indonesia menjamin hak dari setiap warga negaranya termasuk hak ekonomi, sosial dan budaya yang di dalamnya terdapat hak untuk memperoleh penghidupan yang layak. Untuk memperoleh penghidupan yang layak maka sejatinya setiap warga negara harus memiliki pekerjaan yang merupakan kebutuhan penting bagi setiap individu untuk memperoleh penghasilan.
Pekerjaan sebagai bentuk penghormatan terhadap harkat dan martabat manusia dapat disebut pula sebagai pengakuan diri seseorang karena mampu memberikan, melakukan sesuatu dan eksistensi diri kepada masyarakat bahwa seseorang masih memiliki kemampuan. Kesempatan memperoleh pekerjaan bagi warga Negara, di samping merupakan hak yang secara konstitusional dijamin oleh Negara sebagai hak warga Negara, juga merupakan perwujudan tujuan Negara Termasuk di dalamnya adalah pekerjaan sebagai pekerja, antara lain yang tercantum dalam UUD 19451 :
1. Pasal 27 (2);
Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan.
2. Pasal 28;
Kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan lisan dan tulisan dan sebagainya ditetapkan dengan Undang-undang.
3. Pasal 28 A (Perubahan);
Setiap orang berhak untuk hidup serta berhak mempertahankan hidup dan kehidupannya.
4. Pasal 28 C (Perubahan);
1) Setiap orang berhak mengembangkan diri melelui pemenuhan kebutuhan dasarnya, berhak mendapat pendidikan dan memperoleh manfaat dari ilmu pengetahuan dan teknologi, seni dan budaya, demi meningkatkan kualitas hidupnya dan demi kesejahteraan umat manusia.
2) Setiap orang berhak untuk memajukan dirinya dalam memperjuangkan haknya secara kolektif untuk membangun masyarakat, bangsa, dan negaranya.
5. Pasal 28 D (Perubahan);
1) Setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan, perlindungan, dan kepastian hukum yang adil serta perlakuan yang sama di hadapan hukum.
2) Setiap orang berhak untuk bekerja serta mendapatkan imbalan dan perlakuan yang adil dan layak hubungan kerja.
6. Pasal 28 E (Perubahan);
ayat 3; Setiap orang berhak atas kebebasan berserikat, berkumpul dan mengeluarkan pendapat.
7. Pasal 28 H (Perubahan);
1) Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan.
2) Setiap orang berhak atas jaminan sosial yang memungkinkan pengembangan dirinya secara utuh sebagai manusia yang bermartabat.
Pada kenyataannya dapat terlihat realisasi hal tersebut jauh dari yang diharapkan di mana pekerja masih mendapatkan perlakukan yang tidak adil. Di lapangan kasus ketenagakerjaan tetap dominan dengan kecenderungan pelanggaran hak-hak normatif dan pelanggaran kebebasan berserikat seperti kasus hubungan kerja. Meskipun usaha dalam rangka memperoleh keadilan bagi kaum pekerja tetap dilakukan dalam rangka menjamin hak-hak dasar pekerja dan menjamin kesamaan kesempatan serta perlakuan tanpa diskriminasi atas apapun, dan perlindungan hukum bagi kaum pekerja masih saja merupakan masalah yang belum tuntas. Hukum ketenagakerjaan dalam produknya, yaitu Undang - Undang Nomor 13 Tahun 2003 membuat kebijakan – kebijakan yang tidak hanya untuk kepentingan pekerja semata, juga memberikan kebijakan yang terkait dengan perusahaan yang notabene dibuat demi adanya keseimbangan antara pekerja dan pengusaha dan untuk menghindari polemik – polemik yang akan muncul dikemudian
hari. Baik pekerja maupun perusahaan sama-sama saling membutuhkan, oleh karena itu, seyogyanya saling mendukung bukan saling menjatuhkan, pekerja bekerja secara optimal untuk meningkatkan produktivitas perusahaan dan perusahaan bekerja secara maksimal untuk mengelola dan memberikan kesejahteraan kepada para pekerjanya.
Perusahaan merupakan badan hukum atau badan usaha yang didirikan untuk mendapatkan profit atau keuntungan. Untuk mendapatkan apa yang ingin dicapai perusahaan tersebut, tidak dapat dipungkiri bahwa peran dan dukungan dari pekerja sangat vital demi terciptanya tujuan suatu perusahaan. Setiap kebijakan yang dikeluarkan oleh perusahaan tentu melalui proses analisis dan pemikiran yang matang. Perusahaan sendiri mempunyai sifat dinamis, yang berarti perusahaan dalam masa pengembangannya dan dalam perjalannnya mengikuti kebutuhan demi terciptanya eksistensi dan kekuatan perusahaan tersebut. Sebagai gambaran sebuah perusahaan kecil atau perusahaan yang akan mengalami kebangkrutan di Take Over oleh sebuah perusahaan yang lebih besar dan lebih kuat. Hal itu membuktikan bahwa sebuah perusahaan harus dapat mempertahankan dirinya demi menjaga konsistensi dan kebutuhan perusahaan. Dalam praktiknya, tidak sedikit perusahaan industri di Indonesia yang bangkrut disebabkan tingginya biaya produksi. Tingginya biaya produksi tersebut tentu membebani perusahaan dan solusinya adalah dengan melakukan Pemutusan Hubungan Kerja, yang selanjutnya disebut PHK.
Take Over merupakan hal yang dilakukan oleh sebuah perusahaan untuk memperkuat kedudukannya, atau biasanya untuk mencegah sebuah perusahaan mengalami kebangkrutan. Take Over sendiri ada 3 bentuk, yaitu Akuisisi, Merger, dan Spin Off2. Biasanya hal ini berakibat secara langsung kepada pekerja yang misalkan
sebuah perusahaan melakukan akuisisi maka pekerja akan mendapatkan aturan baru terkait dengan perubahan status perusahaan tempatnya bekerja yang belum tentu pekerja akan cocok dengan aturan baru tersebut. Dalam praktiknya hal ini telah diatur dalam Pasal 163 Ayat (1) dan (2) UU No. 13 Tahun 2003 tentang ketenagakerjaan yakni :
(1) Pengusaha dapat melakukan pemutusan hubungan kerja terhadap pekerja/buruh dalam hal terjadi perubahan status, penggabungan, peleburan, atau perubahan kepemilikan perusahaan dan pekerja/ buruh tidak bersedia melanjutkan hubungan kerja, maka pekerja/buruh berhak atas uang pesangon sebesar 1 (satu) kali sesuai ketentuan Pasal 156 ayat (2), uang perhargaan masa kerja 1 (satu) kali ketentuanPasal 156 ayat (3) dan uang penggantian hak sesuai ketentuan dalam Pasal 156 ayat (4). (2) Pengusaha dapat melakukan pemutusan hubungan kerja terhadap
pekerja/buruh karena perubahan status, penggabungan, atau peleburan perusahaan, dan pengusaha tidak bersedia menerima pekerja/buruh di perusahaannya, maka pekerja/buruh berhak atas uang pesangon sebesar 2 (dua) kali ketentuan Pasal 156 ayat (2), uang penghargaan masa kerja 1 (satu) kali ketentuan dalam Pasal 156 ayat (3), dan uang penggantian hak sesuai ketentuan dalam Pasal 156 ayat (4).
Dalam praktiknya, pelaksanaan atau teknis take over sendiri sampai saat ini masih menjadi perdebatan dan kontroversi dalam dunia ketenagakerjaan. Sebab-sebab ketidakpastian hukum tersebut terletak pada faktor-faktor yuridis (multi tafsir undang-undang) dan non yuridis (faktor SDM dalam membuat keputusan). Hal yang pasti ialah terdapat perbedaan yang sangat nyata antara kenyataan (das sein) dan dalam norma hukumnya (das sollen). Pasal diatas diharapkan mampu untuk meminimalisir tindakan PHK dan sebagai wadah bagi pekerja untuk mendapatkan hak nya setelah kewajiban yang para pekerja lakukan terhadap perusahaan tersebut.
Hal ini terjadi pada PT. X dimana terjadi Take Over (akuisisi) pada perusahaannya dengan maksud untuk memperbaiki keuangan dan memajukan perusahaannya. Dengan terjadinya hal itu status hubungan pekerja menjadi kurang jelas
dan menimbulkan kerancuan hukum dalam praktiknya, selain itu pemberian kompensasi atas terjadinya akuisisi perusahaan tersebut membuat pekerja merugi karena pemberian kompensasi cenderung di kaburkan oleh pemilik lama yang mengakibatkan hak atas kompensasi bagi pekerjanya tidak dapat diberikan. Oleh karenanya pekerja harus dilindungi agar terjadi keseimbangan antara pengusaha dan pekerja agar tercipta harmonisasi dalam suatu perusahaan. Permasalahan baru justru muncul setelah itu, pekerja langsung diberikan status baru dalam perusahaan tanpa diberi pilihan untuk memilih untuk tetap bekerja dengan perusahaan yang baru atau tidak, dan tidak ada rencana pemberian kompensasi setelah terjadi akuisisi dengan apa yang di kehendaki oleh pekerja yang memilih untuk mundur sesuai yang diatur dalam Undang-Undang. Hal ini menimbulkan pertanyaan terhadap hubungan kerja para pekerja dan bagaimana pemberian hak yang tidak sesuai dengan yang diatur oleh Undang –Undang.
Berdasarkan keterangan di atas, penulis tertarik untuk meninjau bagaimana hubungan kerja dan pemenuhan hak pekerja apabila sebuah perusahaan melakukan Take Over (akuisisi) melalui tesis yang berjudul “Tinjauan Yuridis Hubungan Kerja
Antara PT.X Dengan Pekerja Setelah Terjadi Take Over (Akuisisi) Perusahaan” B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah pemberian kompensas oleh PT X kepada pekerjanya setelah terjadi Take Over (akuisisi) ?
2. Upaya apa yang telah dilakukan oleh pekerja PT. X dalam hal tidak berkeinginan untuk melanjutkan hubungan kerja dengan perusahaan yang baru ?
1. Mengetahui dan menganalisis pemberian hak oleh PT.X kepada pekerjanya setelah terjadi Take Over (akuisisi).
2. Mengetahui dan menganalisis upaya yang telah dilakukan oleh pekerja PT. X dalam hal tidak berkeingian untuk melanjutkan kerja dengan perusahaan yang baru.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan 2 manfaat, yaitu :
A. Manfaat teoritis yaitu agar penelitian ini dapat memberikan sumbangsih bagi pengembangan ilmu hukum pada umumnya, dan hukum ketenagakerjaan pada khususnya, terutama terkait dengan upaya perlindungan hak bekerja bagi pekerja. B. Manfaat praktis yaitu memberi masukan dan wawasan bagi pembuat undang –
undang dan praktisi hukum ketenagakerjaan di Indonesia dalam praktik membentuk perlindungan bagi pekerja.
E. Keaslian Penelitian
Berdasarkan penelusuran kepustakaan, terdapat beberapa topik penelitian yang membahas tentang hubungan kerja pekerja dan tentang Take Over (akuisisi) perusahaan, diantaranya :
1. Skripsi yang berjudul “Perlindungan Hukum Terhadap Pekerja Pada Perusahaan Yang Melakukan Merger Ditinjau Dari Undang – Undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas” yang ditulis oleh Dwi Ratna Indri Hapsari tahun 2013 mahasiswi S1 Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta, dengan rumusan masalah3 : 1.
Bagaimanakah sinkronisasi peraturan perundang – undangan terkait perlindungan
3 Dwi Ratna Indri Hapsari, 2013, “Perlindungan Hukum Terhadap Pekerja Pada Perusahaan Yang Melakukan
hukum terhadap pekerja pada perusahaan yang melakukan merger?, 2. Bagaimanakah perlindungan hukum terhadap pekerja pada perusahaan yang melakukan merger ditinjau dari undang – undang nomor 40 tahun 2007 tentang perseroan terbatas?. Fokus dalam pembahasan tersebut hampir sama dengan penulisan hukum ini dengan subyek merupakan pekerja, perbedaan yang ditonjolkan dalam penulisan tesis ini lebih ke perlindungan pekerja apabila perusahaan melakukan merger dan melakukan peninjauan dari perspektif hukum perusahaan melalui Undang – Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang perseroan terbatas.
2. Tesis yang berjudul “Asas Perlindungan Pekerja / Buruh Dalam Sistem Alih Daya” yang ditulis oleh Anindhita Budi Prihapsari, S.H. Mahasiswi S2 Magister Ilmu Hukum Universitas Negeri Jember, dengan rumusan masalah4 : 1. Apakah sistem alih daya
dalam Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan telah sesuai dengan asas-asas perlindungan bagi pekerja/buruh?, 2. Apakah keputusan Mahkamah Konstitusi No. 27/PUU-IX/2011 telah memenuhi perspektif asas-asas perlindungan hukum bagi pekerja/buruh?. Tulisan ini lebih berfokus pada perlindungan pekerja alih daya (outsourcing). Alih daya disini berbeda dengan apa yang penulis tulis dalam tesis ini. Alih daya yang dimaksud adalah pemindahan pekerjaan dari satu perusahaan ke perusahaan lain (outsourcing). Meskipun subyek penelitian sama yaitu pekerja, hanya saja obyek yang di teliti berbeda.
Penelitian ini berfokus pada perlindungan pekerja apabila perusahaan melakukan akuisisi, dengan memberikan pemahaman pada status hubungan kerja dan upaya yang dilakukan pekerja dalam hal tidak ingin melanjutkan hubungan kerja setelah terjadinya akuisisi. Dengan demikian dapat dikatakan penelitian ini telah memenuhi kaedah keaslian penelitian. Jika diluar
4 Anindhita Budi Prihapsari, 2015, “Asas Perlindungan Pekerja/Buruh Dalam Sistem Alih Daya”, Tesis, FH UNEJ,
pengetahuan penulis terapat penelitian serupa dan atau hampir sama, diharapkan penelitian ini dapat melengkapinya.