• Tidak ada hasil yang ditemukan

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Kondisi Umum Lokasi Penelitian

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Kondisi Umum Lokasi Penelitian"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

20

Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Lahan Kering Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret tepatnya di desa Sukosari, Kecamatan Jumantono, Kabupaten Karanganyar. Lokasi penelitian ini memiliki jenis tanah alfisol. Kondisi umum lokasi penelitian adalah berupa lahan yang berbentuk ladang yang terbentang luas tanpa ada naungan pohon. Lahan tersebut membentang dari Barat ke Timur dan menghadap ke Utara, sehingga cahaya matahari dapat menyinari lahan penelitian secara merata. Kondisi kelerengan di lokasi penelitian merupakan lahan yang datar, jadi untuk faktor kesuburan dianggap merata. Keadaan umum iklim selama penelitian pada bulan Februari 2013 hingga Desember 2013 menunjukkan suhu rata-rata 26oC, kelembaban 83%, curah hujan 210 mm/bulan. Rumput Zoysia japonica termasuk subfamili chlorisoideae, yang mempunyai pertumbuhan optimum pada suhu 25o-35oC dan beradaptasi di daerah tropik dan subtropik (Beard 1973).

Pada awal penanaman saat bulan Februari hingga Mei, curah hujan masih tinggi sehingga perlakuan penyiraman dihentikan jika turun hujan, mengingat kondisi tanah yang lembab, pada bulan Juni hingga November curah hujan sangat rendah, sehingga perlakuan penyiraman dilakukan dua kali dalam sehari. Media tanam yang digunakan dalam penelitian ini yaitu tanah alfisol dan dengan aplikasi pemberian pupuk antara lain berupa pupuk urea, SP36, KCl, dan pupuk organik. Sedangkan untuk rumput yang digunakan yaitu rumput Zoysia japónica yang berasal dari daerah pantai dan dataran tinggi.

(2)

B. Identitas Morfologi

Menurut Gilliland (1971), ciri-ciri dari rumput secara garis besar terdiri dari bagian yang berupa perakaran, batang, daun dan bunga

.

Rumput termasuk dalam tumbuhan tingkat tinggi, yang memiliki akar, batang, dan daun sejati. Secara umum bagian rumput dibagi menjadi dua yaitu root dan shoot. Root merupakan akar, atau bagian tanaman yang berada di dalam tanah. Sedangkan shoot, merupakan pucuk atau bagian tanaman yang berada di permukaan tanah, misalnya daun, bunga, dan batang. Dibawah ini terdapat skema rumput secara umum:

Gambar 1. Morfologi Rumput Zoysia Japonica. Keterangan : (a) Vernation : bentuk daun muda. (b) Ligula : bagian yang terletak antara helaian

(3)

daun dan pelepah daun. (c) Auricle : selaput antara pelepah dan helaian daun. (d) Stolon. (e) Rhizoma. (f) Sheath : pelepah daun. (g) Collar : bagian belakang

pangkal helaian daun. (h) Mid rib : tulang daun. (i) Node : buku. (j) Crown : bagian antara shoot dan root. (k) Seedhead : bunga.

Tabel 2. Identifikasi morfologi rumput Zoysia japonica.

No. Karakteristik Tipe Keterangan

1. Seedhead/Flower Spikelet Bunga berbentuk spikelet dengan biji di setiap sisinya

2. Vernation Rolled Daun menggulung pada saat

berupa tunas

3. Ligule Fringe of hair Berbulu halus di tepian daun (panjang 0,2 mm)

(4)

5. Leaf blade tip Sharp – pointed Terdapat bulu halus pada bagian pangkal

6. Leaf blade width Sempit, 0,1 – 0,2inchi

Ditutupi bulu halus sampai ke pangkal, memiliki lembaran daun yang kaku

7. Stolon Ada Kuat

8. Rhizome Ada Kuat

9. Collar Continous with

hair

Tertutup bulu halus yang panjang di bagian tepinya

10. Life cycle Warm season Hidup di daerah beriklim panas

11. Mid rib Absent Tidak terdapat tulang daun

sejajar. Sumber :Turffiles 2004 cit. Hery 2013.

(5)

a. Bunga

Bagian rumput yang kebanyakan orang menyebutnya bunga pada dasarnya adalah inflorescence yang merupakan kumpulan bunga-bunga, yang terdiri dari spike, raceme dan panicle (Gilliland 1971). Rumput berbunga tidak hanya satu floret, melainkan dua atau lebih floret tersusun dalam satu sumbu, disebut rachilla, dan di bagian bawahnya terdapat sepasang pelindung lapis kedua yang disebut glume, terdiri atas glume atas (upper glume) dan glume bawah (lower glume). Satu rangkaian bunga yang terdiri atas floret yang tersusun pada satu rachilla dan dilindungi oleh sepasang glume disebut spikelet (anak bulir). Spikelet dapat bertangkai maupun tidak bertangkai. Bila spikelet tidak bertangkai dan tersusun langsung pada sumbu utama bunga (main axis), rangkaian bunga disebut bulir (spike). Bila spikelet bertangkai dan tersusun langsung pada sumbu utama maka rangkaian bunga disebut raceme. Bila spikelet bertangkai dan tersusun pada percabangan sumbu utama maka disebut malai (panicle). Berikut beberapa tipe dari inflorescence:

Gambar 2. Tipe Spike gambar 3. Tipe Raceme Gambar 4. Tipe Panicle

(6)

Tabel 3. Hasil pengamatan bunga

Jenis rumput

Bunga

Ulangan 1 Ulangan 2 Ulangan 3

Panjang Rachilla (cm) Jumlah floret Panjang Rachilla (cm) Jumlah floret Panjang Rachilla (cm) Jumlah floret ZJ 01 ZJ 02 ZJ 03 ZJ 04 ZJ 05 ZJ 06 ZM 07 ZJ 08 ZJ 09 ZJ 10 ZJ 11 ZJ 12 ZJ 13 ZJ 14 SP 15 ZJ 16 ZJ 17 ZJ 18 ZJ 19 ZM 20 ZJ 21 ZM 22 ZJ 23 ZJ 24 ZJ 25 ZJ 26 CD 27 SP 28 ZJ 29 ZJ 30 - 2,6 - - - 2,2 - - - - - 2,1 2,5 2,7 - 2,3 - - - - - - 1,8 - - 2,5 - - - 2,7 - 28 - - - 22 - - - - - 23 27 28 - 24 - - - - - - 23 - - 34 - - - 30 - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - 2,4 - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - 23 - - - - - - - - - - - - - - - - 2,6 - - 1,2 1,7 1,2 - - - 2,1 - - - - - - 3,1 - - - - - 2,9 - - - - - - - 30 - - 16 19 11 - - - 33 - - - - - - 40 - - - - - 45 Keterangan: tanda (-) menandakan tidak muncul bunga

Berdasarkan hasil pengamatan menunjukkan bahwa sebagian besar rumput Zoysia japonica memiliki panjang rachilla antara 1,2-3,1 cm dan terdapat floret yang berjumlah sekitar 11-45 dengan floret yang berwarna hijau tua, hijau kekuningan dan hijau keunguan. Berdasarkan data di atas, hanya Zoysia japonica yang muncul rachilla bunga dibandingkan dengan tiga jenis rumput yang lain. Hal

(7)

ini dikarenakan Zoysia japonica mempunyai ketahanan yang baik terhadap tekanan pemakaian, kekeringan dan naungan, selain itu mempunyai toleran terhadap beberapa tanah (Beard 1973). Sedangkan tipe inflorescence dari rumput Zoysia japonica itu sendiri adalah tipe spike.

b. Sudut daun

Tabel 4. Hasil pengamatan sudut daun Jenis

rumput

Sudut daun (o)

Ulangan 1 Ulangan 2 Ulangan 3 ZJ 01 ZJ 02 ZJ 03 ZJ 04 ZJ 05 ZJ 06 ZM 07 ZJ 08 ZJ 09 ZJ 10 ZJ 11 ZJ 12 ZJ 13 ZJ 14 SP 15 ZJ 16 ZJ 17 ZJ 18 ZJ 19 ZM 20 ZJ 21 ZM 22 ZJ 23 ZJ 24 ZJ 25 ZJ 26 CD 27 SP 28 ZJ 29 ZJ 30 60 60 50 55 50 45 45 45 55 45 45 60 60 50 45 50 - 45 - 45 - 45 50 - 60 50 45 45 45 45 45 - - 50 - 45 45 50 45 55 50 45 45 45 40 50 55 55 50 45 55 40 55 - 50 45 45 - 45 50 50 45 - 45 45 45 - 45 45 50 45 50 50 45 40 45 50 45 50 45 - 55 45 45 55 - 45 45 45 45 Keterangan: tanda (-) menandakan rumput mati

(8)

Daun terdiri dari tiga bagian yang berbeda, yaitu sheat (pelepah), blade (helai daun) dan ligule (lidah daun). Sheat merupakan bagian daun yang menyelimuti batang. Blade merupakan bagian daun yang biasa dikenal orang sebagai daun. Ligule merupakan bagian yang terletak antara helaian daun dan pelepah yang berfungsi sebagai penghubung antara keduanya.

Dari tabel pengamatan dapat diketahui rumput Zoysia japonica memiliki rata-rata sudut daun sebesar 45o-60o. Sedangkan pada Zoysia matrela, Seashore paspalum, Cynadon dactolon memiliki rata-rata sudut daun sebesar 45o. Sudut daun selain mempengaruhi proses fotosintesis juga berpengaruh dalam kaitannya dengan kualitas lapangan sepakbola. Rumput lapangan sepak bola yang baik harus mendukung kelancaran dari laju bergulirnya bola. Zoysia japonica memiliki kanopi rumput dengan sudut daun ideal sehingga dapat memperlancar bergulirnya bola.

c. Rhizoma dan Stolon

Sistem perakaraan pada jenis rumput-rumputan terbagi dalam dua sistem, yaitu rhizome dan stolon. Rhizoma adalah batang yang menjalar di bawah permukaan tanah, pada buku akar terdapat mata kuncup yang dapat tumbuh menjadi tunas dan seterusnya menjadi tanaman baru. Stolon merupakan tunas yang muncul diatas dipermukaan tanah (Gilliland 1971).

Berdasarkan uji yang dilakukan dengan menggunakan metode kruskall wallis dilanjutan dengan menggunakam metode mood median pada rerata data panjang rhizoma rumput menunjukan hasil berbeda nyata. Pada tabel rerata panjang rhizoma, rumput Zoysia japonica memiliki panjang rhizoma pada rumput berlabel ZJ 09 dan ZJ10 sepanjang 2,8 cm. Pada rumput Zoysia matrela memiliki rerata terpanjang rhizoma pada rumput berlabel ZM 28 sepanjang 1,50 cm, rumput Cynadon dactolon memiliki rerata panjang rhizoma sepanjang 1,50 cm, rumput Seashore paspalum memiliki rerata terpanjang rhizoma pada rumput SP21 sepanjang 1,00 cm.

(9)

Tabel 5. Nilai rerata panjang rhizoma dan panjang stolon

Jenis rumput Panjang rhizoma (cm) Panjang stolon (cm) ZJ 01 2,42 ± 1,01 b 2,50±0,00 a ZJ 02 1,50 ± 1,32 ab 2,08±1,84 abc ZJ 03 0,50 ± 0,87 a 0,50±0,87 bc ZJ 04 2,50 ± 1,00 b 2,17±0,58 a ZJ 05 1,25 ± 1,25 ab 1,42±1,28 bc ZJ 06 2,50 ± 0,00 b 2,50±0,87 ab ZM 07 0,75 ± 0,75 a 1,00±0,87 bc ZJ 08 2,25 ± 0,43 b 1,67±0,29 b ZJ 09 2,83 ± 1,26 b 2,17±1,89 abc ZJ 10 2,83 ± 0,58 b 2,00±0,87 ab ZJ 11 2,67 ± 0,29 b 1,83±0,58 ab ZJ 12 2,33 ± 0,29 b 1,50±0,00 b ZJ 13 2,17 ± 0,58 b 1,42±0,14 b ZJ 14 2,17 ± 0,58 b 1,50±0,00 b SP 15 1,00 ± 0,25 a 1,42±0,14 b ZJ 16 2,50 ± 1,00 b 2,67±0,29 a ZJ 17 1,08 ± 0,95 ab 1,67±1,44 bc ZJ 18 2,33 ± 0,29 b 2,42±0,80 ab ZJ 19 1,67 ± 1,44 ab 1,50±1,50 abc ZM 20 1,50 ± 0,00 b 1,42±0,14 b ZJ 21 0,50 ± 0,87 a 0,58±1,01 bc ZM 22 0,77 ± 0,03 a 1,08±0,29 c ZJ 23 2,50 ± 0,00 b 2,50±0,00 a ZJ 24 0,50 ± 0,87 a 0,67±1,15 bc ZJ 25 1,33 ± 0,29 ab 1,92±0,52 ab ZJ 26 1,08 ± 0,95 ab 1,33±1,26 abc CD 27 1,50 ± 0,00 b 1,92±0,72 ab SP 28 0,83 ± 0,76 ab 1,00±0,87 bc ZJ 29 2,33 ± 0,29 b 1,92±0,38 ab ZJ 30 2,33 ± 0,29 b 2,58±0,52 a

Keterangan: angka yang diikuti huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata pada Mood Median Test 5%

Sedangkan untuk panjang stolon, berdasarkan uji yang dilakukan dengan menggunakan metode kruskall wallis pada rerata panjang stolon rumput menunjukan hasil tidak berbeda nyata, sebagaimana ditunjukkan oleh P-value 0,073 yang lebih dari α 5% (0,050), yang menunjukan rata-rata panjang stolon setiap jenis rumput sama. Rumput Zoysia japonica yang memiliki panjang stolon terpanjang terlihat pada rumput berlabel ZJ 30 sepanjang 2,58 cm. Pada rumput

(10)

Zoysia matrela memiliki rerata terpanjang stolon pada rumput berlabel ZM 20 sepanjang 1,42 cm, rumput Cynadon dactolon memiliki rerata panjang stolon sepanjang 1,92 cm, rumput Seashore paspalum memiliki rerata terpanjang stolon pada rumput berlabel SP 15 sepanjang 1,42 cm.

Panjang dari rhizoma dan stolon mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan dari rumput. Rhizoma dan stolon berkaitan dengan kemampuan rumput untuk menutup permukaan tanah. Rumput harus memiliki penutupan yang luas dan kemampuan jelajah yang tinggi, daya regenerasi tinggi, serta ketebalan penutupan karena stolon, rhizoma maupun cabang-cabang lateral cukup tebal sehingga menjamin elastisitas yang baik (Munandar 1990). Rumput Zoysia japonica memiliki panjang rhizoma dan stolon sepanjang 2,8 cm dan 2,5 cm yang mampu memberi kemampuan jelajah dan penutupan yang tinggi dan dapat menjamin elastisitas yang baik. Elastisitas rumput mempunyai rentang dari keras hingga lembut, dan tentunya yang dipilih adalah pada tingkat elastisitas optimum yang mampu meningkatkan permainan para pemain sepakbola. Untuk kecepatan dapat diperhatikan dari kemampuan pemain untuk dapat berlari dengan nyaman, di sini yang menjadi ukurannya adalah ketebalan lapangan rumput dan kekerasannya (Tatang 2006).

C. Kualitas Visual a. Warna daun

Warna menunjukkan jumlah cahaya yang dipantulkan oleh turfgrass. Beberapa orang menyukai warna daun rumput berwarna hijau-kuning akan tetapi kebanyakan orang menyukai warna hijau tua. Berbeda dengan orang eropa yang lebih menyukai warna hijau cerah. Akan tetapi beberapa spesies dan varietas secara normal memiliki warna hijau cerah. Kekurangan warna pada rumput dapat disebabkan oleh defisiensi nitrogen, kekeringan, stres suhu, serangan hama dan penyakit.. Kekurangan warna hijau tidak dapat diartikan bahwa turfgrass tidak sehat (Emmons, 2000). Pengukuran warna daun dilakukan dengan metode skoring dari nilai terendah 2 sampai 5 dengan menggunakan bagan warna daun.

(11)

Tabel 6. Hasil pengamatan warna daun Jenis

rumput

Warna Daun

Ulangan 1 Ulangan 2 Ulangan 3 ZJ 01 ZJ 02 ZJ 03 ZJ 04 ZJ 05 ZJ 06 ZM 07 ZJ 08 ZJ 09 ZJ 10 ZJ 11 ZJ 12 ZJ 13 ZJ 14 SP 15 ZJ 16 ZJ 17 ZJ 18 ZJ 19 ZM 20 ZJ 21 ZM 22 ZJ 23 ZJ 24 ZJ 25 ZJ 26 CD 27 SP 28 ZJ 29 ZJ 30 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 3 3 4 3 4 - 3 - 3 - 4 3 - 3 3 4 3 4 4 4 - - 4 - 4 3 4 3 3 4 3 4 4 3 4 4 4 4 3 4 3 4 - 3 3 4 - 4 3 4 4 - 3 3 4 - 4 4 3 4 3 4 4 3 4 4 4 3 3 - 4 4 4 3 - 4 3 4 4 Keterangan: tanda (-) menandakan rumput mati Tabel 7. Skala bagan warna daun

Skala Keterangan

2 3 4 5

warna hijau sangat muda warna hijau muda

warna hijau tua hijau sangat tua

(12)

Warna daun rumput Zoysia japonica diukur dengan menggunakan bagan warna daun berkisar antara skala 2-5 dari warna hijau sangat muda sampai hijau sangat tua. Berdasarkan hasil pengamatan menunjukkan warna daun rumput spesies Zoysia japonica dan Zoysia Matrella berkisar antara skala 3-4 sehingga warna daunnya dapat dikategorikan hijau hingga hijau tua. Spesies Cynodon dactylon mempunyai skala 4 yang menunjukkan warna daun hijau tua, sedangkan spesies Seashore paspalum mempunyai skala 3 yang menunjukan warna daun hijau muda. Perbedaan warna hijau daun pada keempat spesies rumput yang diamati dapat disebabkan oleh kandungan klorofil dan intensitas cahaya yang diterima. Warna suatu daun sangat dipengaruhi oleh jumlah kandungan klorofil pada daun. Apabila intensitas cahaya relatif tinggi maka jumlah klorofilnya lebih banyak sehingga warna daun menjadi semakin tua. Warna merupakan kualitas visual yang penting pada rumput dan menjadi indikator kesehatan tanaman (Landschoot and Mancino 2000).

b. Keseragaman hamparan

Keseragaman hamparan pada rumput dapat meliputi warna, tekstur, dan kerapatan rumput. Penampilan rumput yang menarik akan memiliki keseragaman dan penampilan yang konsisten. Parameter-parameter yang terdapat pada keseragaman hamparan saling berkaitan karena apabila warna daun sudah terlihat seragam tetapi tekstur daun masih ada yang berbeda maka akan mengurangi nilai keindahan. Pengukuran keseragaman hamparan merupakan penilaian subjektif. Keseragaman hamparan rumput dapat dihitung dengan melakukan skoring dengan metode NTEP yaitu pemberian skoring 1-9. Skor tersebut terdiri dari skor keseragaman warna, tekstur dan kerapatan dengan skala antara 1-9.

(13)

Tabel 8. Hasil pengamatan keseragaman hamparan Jenis

rumput

Hamparan

Ulangan 1 Ulangan 2 Ulangan 3 ZJ 01 ZJ 02 ZJ 03 ZJ 04 ZJ 05 ZJ 06 ZM 07 ZJ 08 ZJ 09 ZJ 10 ZJ 11 ZJ 12 ZJ 13 ZJ 14 SP 15 ZJ 16 ZJ 17 ZJ 18 ZJ 19 ZM 20 ZJ 21 ZM 22 ZJ 23 ZJ 24 ZJ 25 ZJ 26 CD 27 SP 28 ZJ 29 ZJ 30 8 4 4 7 6 9 8 7 8 8 9 9 2 5 9 8 - 6 - 8 - 8 9 - 4 8 8 3 7 8 9 - - 6 - 8 7 8 7 7 9 9 7 6 7 7 9 7 8 8 7 5 9 - 4 7 7 - 7 7 7 5 - 5 4 9 - 8 9 8 8 9 9 6 7 8 9 7 6 5 - 8 9 4 7 - 7 2 8 8 Keterangan: tanda (-) menandakan rumput mati

Berdasarkan hasil pengamatan menunjukkan bahwa rata-rata skor tingkat keseragaman hamparan pada spesies Zoysia japonica memiliki skor sebesar 6-9, pada spesies Zoysia matrella memiliki skor sebesar 7, pada spesies Seashore paspalum memiliki skor sebesar 5 dan pada spesies Cynodon dactylon sebesar 7. Skor tersebut dapat di artikan semakin besar nilai skor dari hamparan semakin tinggi tingkat keseragaman hamparan dari rumput tersebut. Salah satu ukuran dari kualitas lapangan sepak bola dapat di lihat dari keseragaman hamparan rumput yang digunakan. Tentunya pemain sepakbola kurang merasa nyaman apabila

(14)

rumput yang digunakan ada yang tinggi dan ada yang rendah akibat pemeliharaan yang kurang baik atau banyak warna-warna akibat fisiologi tanaman rumputnya kurang baik (Tatang 2006). Rumput Zoysia japonica memiliki tingkat keseragaman hamparan yang tinggi sehingga cocok digunakan untuk rumput lapangan sepak bola.

c. Keseragaman tekstur

Tabel 9. Nilai rerata pengamatan lebar daun Jenis rumput Lebar daun (cm)

ZJ 01 0,23 ± 0,06 c ZJ 02 0,17 ± 0,15 c ZJ 03 0,10 ± 0,17 c ZJ 04 0,40 ± 0,05 b ZJ 05 0,22 ± 0,19 c ZJ 06 0,27 ± 0,06 c ZM 07 0,10 ± 0,09 d ZJ 08 0,28 ± 0,03 c ZJ 09 0,57 ± 0,06 a ZJ 10 0,28 ± 0,03 c ZJ 11 0,28 ± 0,08 c ZJ 12 0,27 ± 0,06 c ZJ 13 0,32 ± 0,08 bc ZJ 14 0,30 ± 0,00 c SP 15 0,30 ± 0,05 bc ZJ 16 0,33 ± 0,06 bc ZJ 17 0,22 ± 0,20 bc ZJ 18 0,35 ± 0,09 bc ZJ 19 0,23 ± 0,21 bc ZM 20 0,15 ± 0,00 d ZJ 21 0,10 ± 0,17 cd ZM 22 0,17 ± 0,03 d ZJ 23 0,28 ± 0,08 bc ZJ 24 0,12 ± 0,20 bcd ZJ 25 0,28 ± 0,08 bc ZJ 26 0,17 ± 0,15 cd CD 27 0,18 ± 0,03 d SP 28 0,17 ± 0,15 cd ZJ 29 0,25 ± 0,05 c ZJ 30 0,30 ± 0,00 c

Keterangan: angka yang diikuti huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata pada Mood Median Test 5%

(15)

Tabel 10. Kategori tekstur berdasarkan lebar daun

Kategori Tekstur Lebar Daun (mm)

Sangat halus Halus Sedang Kasar Sangat kasar <1 1-2 2-3 3-4 >4 Sumber: Beard, 1973.

Kehalusan adalah tampilan permukaan rumput yang berpengaruh pada kualitas visual. Tingkat kehalusan rumput juga akan mempengaruhi kualitas dari permainan bola dilapangan. Kecepatan dan durasi perputaran bola akan berkurang apabila rumput tidak halus dan tidak seragam. Zoysia japonica memiliki daun lebih luas (> 2 mm) dibanding Zoysia matrella (<2 mm) (Aaron 2010). Tekstur daun spesies Zoysia japonica pada penelitian ini menunjukkan bahwa tekstur daun antar perlakuan berbeda nyata. Rumput Zoysia japonica memiliki lebar daun dengan kategori sedang, yaitu memiliki lebar daun antara 2-3 mm. Rumput Zoysia matrella memiliki lebar daun antara 1-2 mm termasuk dalam kategori halus. Rumput Seashore paspalum memiliki lebar daun antara 2-3 mm termasuk dalam kategori sedang. Rumput Cynodon dactylon memiliki lebar daun antara 1-2 mm termasuk dalam kategori halus. Rumput yang cocok digunakan pada lapangan sepak bola adalah rumput yang memiliki lebar daun sedang, sehingga rumput Zoysia japonica cocok digunakan sebagai rumput lapangan sepakbola.

D. Kualitas fungsional a. Panjang akar

Rumput dengan sistem perakaran yang baik sangat diharapkan dalam rangka peningkatan kualitas rumput, karena tanaman menjadi lebih toleran terhadap kondisi stress. Perakaran yang panjang dan lebat memudahkan rumput untuk menyerap air dan hara pada permukaan media yang lebih dalam serta berpengaruh terhadap ketahanan pada kekeringan (Emmons 2000). Perakaran menggambarkan pertumbuhan rumput di satu waktu selama musim pertumbuhan. Rumput menjadi lebih tahan pada kondisi lingkungan yang tidak menguntungkan dengan perakaran yang dalam daripada pada perakaran yang dangkal (Seriulina 2009).

(16)

Tabel 11. Nilai rerata pengamatan panjang akar Jenis rumput Panjang akar (cm)

ZJ 01 14,73±3,72 cd ZJ 02 8,63±8,15 abcd ZJ 03 2,07±3,58 a ZJ 04 10,13±3,73 abcd ZJ 05 8,77±8,47 abcd ZJ 06 8,77±2,50 abcd ZM 07 6,93±6,03 abcd ZJ 08 9,87±2,34 abcd ZJ 09 12,63±3,22 bcd ZJ 10 11,50±2,15 abcd ZJ 11 13,97±1,99 cd ZJ 12 15,00±1,64 cd ZJ 13 12,17±2,86 abcd ZJ 14 14,03±5,29 cd SP 15 13,93±2,15 cd ZJ 16 10,27±2,72 abcd ZJ 17 9,63±8,45 abcd ZJ 18 14,17±5,52 cd ZJ 19 9,73±9,90 abcd ZM 20 13,33±3,16 bcd ZJ 21 4,90±8,49 abc ZM 22 8,47±1,78 abcd ZJ 23 17,20±5,47 d ZJ 24 3,37±5,83 ab ZJ 25 11,70±4,34 abcd ZJ 26 10,40±9,04 abcd CD 27 12,50±2,35 bcd SP 28 5,40±4,69 abc ZJ 29 14,67±4,50 cd ZJ 30 13,63±1,86 bcd

Keterangan: angka yang diikuti huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata pada Duncan’s Multiple Range Test 5%

Berdasarkan hasil pengamatan menunjukan tidak adanya perbedaan yang nyata antar empat spesies rumput. Rumput Zoysia japonica memiliki rata-rata panjang akar sebesar 10,99 cm. Rumput Cynodon dactolon memiliki rata-rata panjang akar sebesar 12,5 cm. Rumput Zoysia matrella memiliki rata-rata panjang akar sekitar 10,1 cm. Rumput Seashore paspalum memiliki rata-rata panjang akar sekitar 9,7 cm. Perkaran dari rumput Zoysia japonica cukup panjang yang dapat masuk ke kedalaman tanah sehingga membuat rumput Zoysia japonica tahan

(17)

terhadap kondisi lingkungan. Selain dapat memiliki ketahanan lingkungan yang baik, Zoysia japonica yang memiliki perkaran yang cukup panjang dapat di gunakan sebagai rumput lapangan sepak bola. Rumput harus memiliki fleksibilitas dan resistensi untuk mengakomodasi aktivitas-aktivitas lari, melompat dan menginjak-injak dalam kegiatan olah raga (Munandar 1990). Dengan perakaran yang panjang zoysia japonica dapat mengurangi resiko tercabutnya rumput dari tanah akibat aktivitas dalam sepakbola.

b. Kerapatan

Tabel 12. Nilai rerata kerapatan per 100 m2 Jenis rumput Kerapatan (%)

ZJ 01 88,33±7,64 a ZJ 02 33,33±28,87 c ZJ 03 13,33±23,09 c ZJ 04 63,33±11,55 b ZJ 05 33,33 ±30,55 bc ZJ 06 86,67±5,77 a ZM 07 53,33±47,26 abc ZJ 08 80,00±10,00 a ZJ 09 81,67±10,41 a ZJ 10 75,00±15,00 a ZJ 11 86,67±5,77 a ZJ 12 91,67±2,89 a ZJ 13 63,33±37,86 abc ZJ 14 65,00±13,23 bc SP 15 81,67±11,55 a ZJ 16 81,67±7,64 a ZJ 17 60,00±51,96 abc ZJ 18 70,00±10,00 b ZJ 19 45,00±42,72 abc ZM 20 76,67±23,09 ab ZJ 21 26,67±46,19 bc ZM 22 75,00±13,23 ab ZJ 23 88,33±2,89 a ZJ 24 13,33±23,09 c ZJ 25 53,33±23,09 bc ZJ 26 50,00±43,59 abc CD 27 83,33±7,64 a SP 28 16,67±15,28 c ZJ 29 76,67±2,89 a ZJ 30 80,00±13,23 a

Keterangan: Angka yang diikuti huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata pada Mood Median Test 5%

(18)

Kecepatan penutupan tanaman rumput adalah fungsi dari pertumbuhan memanjang pucuk lateral dan frekuensi pembentukan stolon dan rimpang baru. Pertumbuhan rimpang dipengaruhi oleh panjang hari, intensitas cahaya, dan status nitrogen (Beard 1973). Selain hal tersebut, perlakuan pemangkasan dapat pula meningkatkan pertumbuhan horizontal stolon dan rimpang.

Rumput yang memiliki kecepatan penutupan yang cepat lebih disukai karena dapat mempercepat pembangunan area suatu hamparan. Setiap spesies pada penelitian ini memiliki kecepatan penutupan yang berbeda-beda. Hal tersebut diduga disebabkan oleh karakter genetik dan daya adaptasi terhadap lingkungan sekitar lahan penelitian. Pada tabel rerata kerapatan per 100 cm2 rumput Zoysia japonica yang memiliki tingkat kerapatan sebesar 70%-90%. Rumput Cynodon dactolon memiliki tingkat kerapatan sebesar 90%. Rumput Zoysia matrella memiliki tingkat kerapatan sebesar 80%, sedangkan rumput Seashore paspalum memiliki tingkat kerapatan sebesar 80%. Dengan tingkat kerapatan yang tinggi rumput Zoysia japonica cocok di gunakan untuk rumput lapangan sepak bola.

c. Crown

Crown atau chach merupakan badan utama pada suatu tumbuhan rumput dalam bentuk internod yang pendek dengan nod-nod yang rapat. Letak crown berada pada bagian antara shoot dan root. Rumput memiliki toleransi yang tinggi terhadap pemangkasan dan tekanan. Hal ini disebabkan titik tumbuhnya terdapat di atas stem yang memancang yang disebut crown, yang berada tepat di aatas permukaan tanah (Turgeon 2002). Letak crown dari rumput penting untuk pertumbuhan, kelangsungan hidup dan produksi tanaman rumput. Letak crown rumput telah di gambarkan dimana 2 atau lebih node batang tetap dekat bersama-sama (Hyder 1974).

(19)

Tabel 13. Nilai rerata pengamatan panjang chach Jenis rumput chach (cm)

ZJ 01 1,00±0,30 ab ZJ 02 0,40±0,36 c ZJ 03 0,27±0,46 c ZJ 04 0,90±0,56 abc ZJ 05 0,43±0,40 c ZJ 06 1,17±0,72 ab ZM 07 0,30±0,26 c ZJ 08 0,97±0,25 ab ZJ 09 1,30±0,26 a ZJ 10 1,07±0,59 abc ZJ 11 0,87±0,21 b ZJ 12 1,23±0,75 ab ZJ 13 1,03±0,29 ab ZJ 14 0,70±0,20 bc SP 15 0,97±0,40 abc ZJ 16 1,13±0,49 ab ZJ 17 0,73±0,70 abc ZJ 18 1,07±0,38 ab ZJ 19 0,57±0,49 bc ZM 20 0,43±0,06 c ZJ 21 0,30±0,52 bc ZM 22 0,57±0,29 bc ZJ 23 1,27±0,32 a ZJ 24 0,13±0,23 c ZJ 25 0,77±0,31 abc ZJ 26 0,73±0,64 abc CD 27 0,70±0,26 abc SP 28 0,73±0,64 abc ZJ 29 0,80±0,10 b ZJ 30 0,87±0,15 ab

Keterangan: angka yang diikuti huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata pada Mood Median Test 5%

Berdasarkan tabel rerata panjang crown, rumput Zoysia japonica memiliki rata-rata panjang crown sepanjang 0,5-1,5 cm. Rumput Zoysia matrella memiliki rata-rata panjang crown sepanjang 0,3-0,6 cm. Rumput Cynodon dactolon memiliki rata-rata panjang crown sepanjang 0,7 cm, sedangkan rumput Seashore paspalum memiliki rata-rata panjang crown sepanjang 0,7-0,9 cm. Letak dan panjang suatu crown pada rumput mempengaruhi pertumbuhan dan pembentukan bibit pada rumput. Kedalaman crown di tanah mempengaruhi kerentanan crown

(20)

terhadap kondisi lingkungan dan pengelolaan yang dapat mempengaruhi keberhasilan pembentukan rumput dan tingkat biji-bijian dan hasil hijauan (Ries 1999). Rumput Zoysia japonica memiliki panjang crown yang baik sehingga memiliki ketahanan terhadapa kondisi lingkungan dan persentase hidup yang tinggi.

Referensi

Dokumen terkait

99.882.500,00 (Sembilan puluh sembilan juta delapan ratus delapan puluh dua ribu lima ratus rupiah) Sebagai Pemenang Pengadaan langsung pekerjaan Perbaikan Saluran

Penentuan daya dukung suatu perairan dilakukan untuk menduga batas fosfat yang boleh masuk ke perairan untuk mencegah penurunan produksi ikan dalam kegiatan budidaya dengan

Dengan ideologi Islam yang dipegang Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dari awal, mengantarkan PKS sebagai partai yang berkembang di dalam NKRI sebagai partai yang masuk dalam

Aspek nilai, bahwa situs Kali Raja merupakan situs yang memiliki arti penting bagi sejarah terbentuknya Raja Ampat; aspek idiologi, bahwa situs ini sebagai gambaran jati diri

Sehingga pada tahun 1976 Pasar Inpres Painan dibangun dengan keluarnya dana Inpres bantuan kredit pembangunan Pasar Painan dan menjadi pasar pertama dan satu-satunya pasar

Hasil analisis korelasi menunjukan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat sosial ekonomi terhadap sikap peduli lingkungan pada ibu rumah tangga di

Fase check ( pemeriksaan) bertujuan untuk melakukan peninjauan kembali terhadap keseluruhan proses yang terdapat pada BCP dengan kebutuhan dan tujuan utama organisasi. Pada

Dalam penelitian ini asimilasi yang di maksudkan peneliti bagaimana siswa SMA Sutomo 2 medan melakukan interaksi satu sama lain dengan cara tidak ada lagi perbedaan yang membedakan