• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN PENGABDIAN MASYARAKAT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAPORAN PENGABDIAN MASYARAKAT"

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

1

LAPORAN PENGABDIAN MASYARAKAT

PENGEMBANGAN BUDIDAYA PRODUK RUMPUT LAUT

MENJADI BAHAN PANGAN SIAP SAJI

Oleh:

Eva Maya Sari, M.Si 1417058601 Ketua

Dheni Rossarie, M. Pi 1423059201 Anggota 1

Achmad Guntur, M.Sc 1418038701 Anggota 2

Nita Indriyani, M.T. 1401048701 Anggota 3

Yusnita La Goa, M.T. 1429048101 Anggota 4

UNIVERSITAS PENDIDIKAN MUHAMMADIYAH

(UNIMUDA) SORONG

(2)

i

(3)

ii

RINGKASAN

Pulau Arar adalah sebuah pulau yang terletak di Distrik Mayamuk Kabupaten Sorong Provinsi Papua Bara dan rumput laut merupakan salah satu komoditas utama budidaya perikanan di Pulau Arar. Pemanfaatan rumput laut dewasa ini semakin luas dan beragam, karena peningkatan pengetahuan akan komoditas tersebut salah satunya yaitu dengan pengolahan rumput laut menjadi produk olahan seperti: dodol, manisan dan minuman.

Program pengabdian masyarakat ini adalah pengembangan budidaya rumput laut menjadi bahan pangan siap saji di Kampung Arar. Program ini meliputi beberapa kegiatan diantaranya pendampingan dan pelatihan budidaya rumput laut, pelatihan dan pendampingan pembuatan produk kerupuk rumput laut, pelatihan dan pendampingan pembuatan produk permen jelly, pelatihan dan pendampingan pembuatan produk tepung rumput laut dan pelatihan dan pendampingan pengemasan aneka produk olahan. Program ini di tujukan untuk pemberdayaan perempuan di Kampung Arar.

Kata kunci: Rumput Laut, Pemberdayaan Perempuan, Produk Olahan Rumput

(4)

iii DAFTAR ISI COVER HALAMAN PENGESAHAN ... i RINGKASAN ... ii DAFTAR ISI ...iii

DAFTAR TABEL ... iv

DAFTAR GAMBAR ...v

KATA PENGANTAR ...vi

BAB I PENDAHULUAN ...1

1.1. Analisis Situasi ...1

1.2. Permasalahan Mitra ...3

BAB II SOLUSI DAN TARGET LUARAN...5

2.1. Solusi ...5

2.2. Target Luaran ...5

BAB III Metode Pelaksanaan ...7

3.1. Bentuk Kegiatan ...7

3.2. Persiapan ...7

3.3. Pelaksanaan ...7

3.4. Evaluasi dan Monitoring ...8

BAB IV Jadwal Kegiatan...9

4.1. Jadwal ...9

BAB V Hasil Pelaksanaan ...10

5.1. Hasil Pelaksanaan Kegiatan Budidaya Rumput Laut ...10

5.2. Hasil Pelaksanaan Kegiatan Pengolahan Rumput Laut ...14

BAB VI Penutup ...19

6.1. Kesimpulan ...19

6.2. Saran ...19

DAFTAR PUSTAKA ...20

(5)

iv

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Target Sasaran Program ...5

Tabel 2. Rencana Target Luaran ...6

(6)

v

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Tahapan Program Kemitraan Masyarakat……… 8

(7)

vi

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT. atas rahmat dan hidayah- Nyalah kami dapat melaksanakan kegiatan dan menyelesaikan laporan pengabdian kepada masyarakat ini dengan judul kegiatan Pengembangan Budidaya Produk Rumput Laut Menjadi Bahan Pangan Siap Saji Kampung Arar.

Rasa terimakasih kami sampaikan kepada Rektor Universitas Pendidikan Muhammadiyah Sorong Dr. Rustamadji, M.Si. yang telah memberikan dukungan kebijakan dan pengarahan dalam penyusunan laporan kegiatan ini. Ucapan terima kasih juga kami sampaikan kepada Ketua LP3M Pak Anang Triyoso,M.Pd. dan Dekan Fakultas Sains dan Teknologi Ibu Dr. Herningsih, M.M yang telah mendanai kegiatan ini beserta tim pengabdian yang telah terjun bersama dalam melaksanakan kegiatanpENGEMBANGAN Budidaya Produk Rumput Laut. Tak lupa, kami juga menyampaikan terimakasih kepada pihak Kepala Kampung Arar sebagai tempat pelaksanaan kegiatan dan masyarakat pulau arar, serta semua pihak yang telah membantu terlaksananya kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini.

Kami menyadari bahwa kegiatan pengabdian ini masih jauh dari sempurna dan masih banyak kendala yang dijumpai di lapangan. Oleh karena itu, kegiatan- kegiatan sebagai tindak lanjut program ini sangat kami harapkan agar manfaatnya dapat dirasakan lebih luas oleh seluruh lapisan masyarakat.

Sorong November 2019

(8)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Analisis Situasi

Kampung Arar adalah sebuah pulau yang terletak di Distrik Mayamuk Kabupaten Sorong Provinsi Papua Barat yang memiliki wilayah seluas 90 Ha terdiri atas dataran rendah, dikelilingi hutan mangrove, pasir putih dan lautan. Kampung Arar menjadi wilayah penghasil rumput laut terbesar di Kabupaten Sorong. Kondisi tersebut dapat juga mengindikasikan bahwa komoditas rumput laut menjadi salah satu komoditas hasil laut andalan. Jenis rumput laut yang diusahakan di kampung Arar yakni jenis Eucheuma cottoni dan spesialisasi lokasi usaha budidaya rumput laut (Wibowo dan Fitriyani, 2012).

Sebenarnya budidaya rumput laut dapat meningkatkan pendapatan nelayan secara kontinyu karena beberapa faktor yang menguntungkan antara lain: (1) Teknik budidaya sederhana dan mudah, (2) modal yang diperlukan relatif kecil, (3) jangka waktu pemeliharaan relatif singkat (45 – 50) hari dapat dipanen, (4) bibit hanya diperlukan sekali saat tanam pertama, selebihnya dapat diambil dari saat panen, (5) teknologi pasca panen sederhana dan mudah (hanya pengeringan dengan sinar matahari).

Kebutuhan rumput laut dari tahun ke tahun selalu meningkat. Peningkatan ini dikarenakan adanya permintaan pasar dari dalam dan luar negeri. Berdasarkan data statistik Kementerian Kelautan dan Perikanan, nilai ekspor rumput laut mengalami kenaikan sebesar 26,69% selama periode 2012 -2017. Pada tahun 2018 total produksi rumput laut dalam negeri mencapai 16,17 juta ton. Dari jumlah total produksi tersebut, sebanyak 21 persen diekspor ke berbagai negara, dengan komposisi sebanyak 97 persen berupa bahan baku dan sisanya berupa produk olahan. Pemanfaatan rumput laut dewasa ini semakin luas dan beragam, karena peningkatan pengetahuan akan komoditas tersebut salah satunya yaitu dengan pengolahan rumput laut menjadi produk olahan.

Rumput laut merupakan jenis tumbuhan laut yang mempunyai nilai ekonomis dan banyak dimanfaatkan dalam industri kosmetik, pangan, industri dan lain- lain. Rumput laut banyak diolah dalam bentuk kering setelah melalui proses penjemuran

(9)

2

atau diolah menjadi makanan siap konsumsi, seperti: dodol, manisan dan minuman (Wibowo dan Fitriyani 2012). Rumput laut yang umumnya dipakai sebagai bahan baku pembuatan dodol, manisan dan minuman adalah Eucheuma cotoni yang telah dikeringkan (Kresnarini, 2011).

Salah satu daerah sentra produksi rumput laut di Provinsi Papua Barat adalah Kampung Arar. Sejak tahun 2007 kampung Arar menjadi daerah yang mendapatkan perhatian khusus oleh pemerintah dalam hal budidaya rumput laut. Kampung Arar merupakan sebuah pulau yang terletak di Distrik Mayamuk Kabupaten Sorong Provinsi Papua Barat yang memiliki wilayah seluas 90 Ha terdiri atas dataran rendah, dikelilingi hutan mangrove, pasir putih dan lautan dengan vegetasi yang sangat cocok untuk pertumbuhan rumput laut. Rumput laut merupakan salah satu komoditas utama budidaya perikanan di Kampung Arar yang menjadi andalan dalam meningkatkan perekonomian daerah dan kesejahteraan masyarakat pesisir. Adanya perhatian khusus dari pemerintah dalam hal pengembangan rumput laut tentu membawa keuntungan bagi warga kampung Arar.

Masyarakat kampung Arar lebih memilih budidaya rumput laut dibandingkan mencari ikan di laut, dengan alasan lebih mudah, lahan produksi yang luas dan siklus panennya lebih cepat yaitu sekitar 40 hari. Permasalahan yang sering terjadi adalah produktivitas rumput laut dan hasil pemasaran tidak stabil. Umumnya petani rumput laut melakukan budidaya dengan cara sederhana yang diperoleh dari pengetahuan secara turun temurun. Budidaya rumput laut kedepan akan dikembangkan di pulau-pulau terpencil dan daerah perbatasan, dengan tekhnik budidaya rumput laut yang mudah dan murah yang mampu menyerap tenaga kerja sehingga pemanfaatan sumber daya alam yang ada secara berkelanjutan ini diharapkan akan membawa dampak pertumbuhan ekonomi yang baik bagi petani rumput laut di kampung Arar khususnya maupun meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat pada umumnya.

Disisi lain pemanfaatan potensi alam tersebut belum maksimal, selama ini masyarakat Kampung Arar hanya sebatas membudidayakan rumput laut Hasil budidaya rumput laut hanya dijual dalam bentuk basah atau kering tanpa pengolahan sehingga harga jualnya relative rendah. Dalam rangka peningkatan nilai tambah serta nilai jualnya, maka pengembangan usaha budidaya rumput laut, harus diikuti dengan

(10)

3

pengembangan industri pengolahannya. Pengembangan industri pengolahan rumput laut merupakan upaya untuk meningkatkan nilai tambah, meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani rumput laut serta meningkatkan pendapatan asli daerah. Selain itu produk olahan rumput laut dapat dijadikan sebagai usaha kuliner untuk menarik wisatawan ke Kampung Arar (Kordi, 2011).

Kegiatan pengembangan industry pengolahan rumput laut dapat dilakukan dengan pemberdayaan kaum perempuan. Secara umum perempuan pesisir sebagai mana perempuan di wilayah lain juga memiliki peran utama dalam kerja-kerja domestik. Ini terutama terlihat pada keluarga nelayan. Hampir semua kegiatan produktif melaut dan persiapannya dilakukan oleh laki-laki. Melalui usaha pengembangan aneka produk rumput laut ini telah membuka peluang bagi perempuan untuk terlibat pada kegiatan produkif.

Sinergi antara dosen, mahasiswa, pemerintah dan masyarakat diharapkan mampu meningkatkan perekonomian masyarakat sekaligus meningkatkan peran serta kaum perempuan di kampung Arar melalui kegiatan pelatihan pengolahan rumput laut menjadi aneka produk olahan seperti kerupuk, permen jelly, dan tepung rumput laut yang akan dilaksanakan oleh tim pengabdi-an pada masyarakat sebagai bentuk perwujudan dari chatur darma perguruan tinggi di Universitas Pendidikan Muhammadiyah Sorong.

1.2. Permasalahan Mitra

Berdasarkan analisis situasi diatas, maka dapat kita ketahui permasalahan masyarakat kampung Arar secara umum dan petani rumput laut secara khusus diantaranya sebagai berikut:

a. Rendahnya produktivitas rumput laut yang dibudidayakan oleh masyarakat petani rumput laut kampung Arar.

b. Belum optimalnya pemanfaatan potensi hasil budidaya rumput laut yang selama ini hanya dijual dalam bentuk basah atau kering dengan harga relatif rendah.

(11)

4

d. Belum adanya pelatihan pendampingan pembuatan aneka produk olahan rumput laut.

e. Kurangnya peranan kaum perempuan dalam meningkatakan perekonomian masyarakat secara umum dan keluarga secara khusus.

(12)

5

BAB II

SOLUSI DAN TARGET LUARAN

2.1. Solusi

Adapun solusi yang kami tawarkan dalam program pengabdian masyarakat ini adalah Pengembangan Budidaya Rumput Laut Menjadi Bahan Pangan Siap Saji Di Kampung Arar. Program ini meliputi beberapa kegiatan diantaranya adalah:

a. Pendampingan dan pelatihan budidaya rumput laut di kampung Arar

b. Pelatihan dan pendampingan pembuatan produk kerupuk rumput laut bagi kaum perempuan di kampung Arar.

c. Pelatihan dan pendampingan pembuatan produk permen jelly dari rumput laut bagi kaum perempuan di kampung Arar.

d. Pelatihan dan pendampingan pembuatan produk tepung rumput laut bagi kaum perempuan di kampung Arar.

e. Pelatihan dan pendampingan pengemasan aneka produk olahan

2.2. Target Luaran

Target dalam Program Pengabdian Masyarakat ini adalah masyarakat kampung Arar Distrik mayamuk Kabupaten Sorong yaitu:

Tabel 1. Target Sasaran Program

No Nama Kelompok Peserta Jumlah

(orang)

1. Badan Usaha Milik Desa Arar (BumDes Arar Mandiri)

Pengurus & Anggota 10

2. Tim Penggerak Kelompok Kemitraan (TPKK) Semua kelompok 33

3. Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Anggota PKK 10

4. Kelompok Tani Rumput Laut Kampung Arar Pengurus & anggota 15

Dikarena tujuan dari pengabdian ini adalah peningkatan ekonomi masyarakat kampong Arar melalui pemberdayaan perempuan di kawasan nelayan, maka target dari pengabdian ini lebih dikhususkan kepada ibu-ibu rumah tangga yang tergabung dalam kelompok PKK, TPKK, dan BumDes.

(13)

6

Dalam pengabdian ini rencana target luaran yang ingin dicapai diuraikan pda table berikut:

Tabel 2. Rencana Target Luaran

No Jenis Luaran

Kategori Sub Kategori Wajib Tambahan

1. Artikel Ilmiah di Jurnal Internasional bereputasi

Nasional terakreditasi √

Nasional tidak terakreditasi

2.

Artikel ilmiah yang dimuat di Internasional Terindeks

Prosiding

Nasional √

3.

Invited Speaker dalam temu ilmiah Internasional √

Nasional √

4. Visiting Lecture Internasional

5. Hak Kekayaan Intelektual (HAKI) Paten

Paten Sederhana

Hak Cipta √

Merek dagang Rahasia Dagang Desain produk industri Indikasi Geografis Perlidungan varietas tanaman

Perlindungan topografi terpadu

6. Teknologi Tepat Guna

7. Model/Purwarupa/Desain/Karya

Seni/Rekayasa Sosial.

(14)

7

BAB III

METODE PELAKSANAAN

3.1. Bentuk Kegiatan

Pelaksanaan Program Pengembangan Budidaya Produk Rumput Laut Menjadi Bahan Pangan Siap Saji Kampung Arar dibagi menjadi 2 tahapan yaitu tahap pertama berupa program pendampingan dan pelatihan budidaya rumput laut, setelah rumput laut dipanen maka dilaksanakan program pendampingan dan pelatihan tahap ke 2 yaitu pengolahan rumput laut menjadi aneka produk olahan pangan siap saji.

3.2. Persiapan

Dalam tahapan awal yaitu budidaya persiapan yang dilakukan meliputi sosialisasi dan perizinan, survey untuk mendata bahan dan alat yang akan digunakan, kemudian diskusi dan kerjasama dengan perwakilan warga kampung Arar dalam hal penyediaan atau pembelian bahan dan peralatan yang dibutuhkan untuk pendampingan pelatihan budidaya rumput laut, serta pemilihan lokasi budidaya

Selanjutnya persiapan yang dilakukan pada program pelatihan pengolahan adalah mendata bahan dan alat yang akan digunakan, kemudian diskusi dan kerjasama dengan perwakilan warga kampung Arar dalam hal penyediaan atau pembelian bahan dan peralatan yang dibutuhkan untuk pendampingan pelatihan pengolahan aneka produk rumput laut.

3.3. Pelaksanaan

Kegiatan pelaksanaan program budidaya dilaksanakan pada September 2019 yang bertempat di Balai Desa Kampung Arar dan pesisir pantai Arar. Pedampingan pelatihan ini dihadiri oleh warga kampung Arar yang tergabung dalam 11 kelompok Tim Pengelola Kegiatan Kemitraan (TPKK) kampung Arar dengan jumlah peserta 33 orang. Pendampingan panen rumput laut yang dilaksanakan pada bulan November 2019.

Sedangkan kegiatan pelaksanaan program pengolahan dilaksanakan pada Februari 2020 yang bertempat di Balai Desa Kampung Arar. Pedampingan

(15)

8

pelatihan ini dihadiri oleh kaum perempuan yang tergabung dalam Tim Pengelola Kegiatan Kemitraan (TPKK) kampung Arar dengan jumlah peserta 25-31 orang. Kegiatan pelatihan dilaksanakan dalam waktu 3 hari. Kegiatan hari pertama adalah pendampingan pelatihan pembuatan kerupuk rumput laut. Kegiatan hari kedua adalah pendampingan pelatihan pembuatan permen jelly dan pelatihan pengemasan aneka produk olahan rumput laut. Kegiatan pada hari ketiga adalah pendampingan pelatihan pembuatan tepung rumput laut. Metode yang digunakan dalam melaksanakan kegiatan ini adalah materi ceramah, diskusi, dan praktek pengolahan rumput laut menjadi aneka produk olahan (kerupuk, permen jelly dan tepung rumput laut).

3.3. Evaluasi dan Monitoring

Kegiatan ini akan dilakukan setiap bulannya minimal 1 kali sehingga kita dapat mengetahui dampak secara langsung. Dalam kegiatan ini kami bersinergi dengan Aparat Desa dan Tenaga Ahli Pendamping Desa (TAPED).

Secara garis besar tahapan metode pelakasanan program Kemitraan Masyarakat ini adalah sebagai berikut:

(16)

9

BAB IV

JADWAL KEGIATAN

4.1. Jadwal

Adapun jadwal kegiatan program direncanakan selama bulan dengan perincian sebagai berikut:

Tabel 3. Jadwal Kegiatan Pengabdian Masyarakat

No. Uraian Kegiatan 1 2 3 4

Identifikasi Masalah

1. Analisis kebutuhan dan pengajuan usulan pengabdian

2. Penentuan Program

Persiapan

3. Rencana Kegiatan

4. Penyusunan Materi Sosialisasi

Pelaksanaan

5. Pelaksanaan Program Budidaya Rumput Laut

6.

Pelaksanaan Program Pengolahan Rumput Laut menjadi Aneka Produk Siap Saji

Evaluasi

7. Monev

Penyusunan Laporan

(17)

10

BAB V

HASIL PELAKSANAAN

5.1. Hasil Pelaksanaan Kegiatan Budidaya Rumput Laut

Untuk mendapatkan hasil yang diharapkan, pelaksanaan Program Kemitraan Masyarakat ini, dibagi dalam beberapa tahap diantaranya, 1) Pesiapan yang meliputi sosialisasi dan perizinian, penyediaan dan pembelian bahan dan peralatan budidaya, pemilihan lokasi budidaya, 2) Pelaksanaan program, yang meliputi pendampingan dan pelatihan budidaya rumput laut dan pendampingan panen, 3) Evaluasi dan Monitoring.

Pada tahap persiapan yang pertama dilakukan adalah sosialisasi dan perizinan, kegiatan ini bertujuan untuk menginformasikan kepada pemerintah kampung Arar dan kelompok TPKK mengenai rencana kegiatan dengan cara diskusi yang dihadiri oleh kepala kampung, sekertaris kampung, dan beberapa aparat kampung beserta seluruh anggota TPKK. Hasil dari kegiatan diskusi menunjukkan bahwa pemerintah kampung Arar sangat mengapresiasi sekaligus memberikan izin untuk kegiatan pelatihan dan pendampingan. Diskusi kemudian dilanjutkan dengan perencanaan kegiataan pembelian bahan dan peralatan yang dibutuhkan untuk kegiatan pelatihan. Adapun bahan dan peralatan yang dibutuhkan untuk budidaya adalah bibit, pelampung utama/jerigen plastic 25 liter, pelampung pembantu/jerigen plastic 20 liter, pelampung ris bentang/styrofoam, jangkar karung pasir 50 kg, tali jangkar dan tali utama PE diameter 12 mm, tali pembantu diameter 8 mm, tali ris bentang diameter 5mm, tali titik PE diameter 1,5 mm. sedangkan bahan dan peralatan yang diperlukan untuk panen adalah keranjang ukuran sedang, pisau kerja, timbangan, dan karung plastic dan perahu.

Selanjutnya tahapan pemilihan lokasi budidaya, ciri – ciri lokasi yang memenuhi syarat untuk budidaya rumput laut agar tumbuh dengan baik, antara lain : 1) daerah pantai terumbu (reef); 2) pemilihan lokasi yang tepat; 3) bebas dari pengaruh angin topan dan ombak yang kuat; 4) gerakan air (arus) yang cukup (20-30 cm/detik); 5) dasar peraiarannya agak keras (terdiri dari pasir dan karang serta bebas dari lumpur; 6) masih digenangi air pada waktu surut dengan kedalaman antara 30 - 60 cm; 7) kejernihan air

tidak kurang dari 5 cm; 8) suhu air (20 - 28oC) dengan fluktuasi harian maksimum 4oC;

9) Kisaran kadar garam 28 – 34 ppm; 10) PH air antara 7 – 9; 11) mengandung cukup makan berupa makro dan mikro nutrien; 12) bebas dari bahan pencemaran; 13) bebas dari

(18)

11

ikan dan hewan air yang bersifat herbivora; 14) mudah dijangkau untuk kelancaran proses produksi sampai kepada pemasaran hasil; 15) sumber tenaga kerja cukup; 16) bahan pendukung murah dan mudah diperoleh (bambu, benih dan lain-lain) (Syachruddin, 2019). Berdasarkan referensi tersebut maka dipilihlah lokasi yang tepat dan sesuai untuk penanaman rumput laut.

Kegiatan pelaksanaan program ini dilakukan dalam 2 tahap yaitu pertama pelatihan dan pendampingan budidaya dan kedua pendampingan pemanenan. Tahap pelatihan budidaya diawali dengan penyuluhan yang dilakukan di kantor balai desa. Materi yang disampaikan adalah mengenai metode budidaya rumput laut. Metode budidaya rumput laut dapat dilakukan dengan cara, antara lain: 1) Metode Dasar; 2) Metode Lepas Dasar; 3) Metode Long Line dan 4) Metode Rakit Apung. Berbagai metode tersebut memiliki teknik – teknik yang berbeda. Metode yang umum digunakan adalah metode metode lepas dasar sistem patok dan metode apung (longline dan rakit).

Metode budidaya yang dipilih dalam pelatihan ini adalah metode long line dikarenakan metode ini memiliki sejumlah keunggulan jika dibandingkan dengan metode lainnya. Diantara keunggulan tersebut adalah: (a) tanaman rumput laut dapat menerima sinar matahari dalam kadar yang cukup, (b) tanaman bisa lebih tahan terhadap perubahan kualitas air, (c) bebas dari serangan hama yang biasanya menyerang dari dasar perairan budidaya, (d) proses pertumbuhannya bisa berlangsung lebih cepat, (e) cara kerja serta biaya yang dikeluarkan lebih mudah dan terjangkau, (f) kualitas rumput laut yang dihasilkan baik.

Teknik pemasangan sarana budidaya metode long-line adalah:

1) Tali utama terdiri dari tali PE diameter 12 mm dan 8 mm. Tali PE diameter 12 dipasang bertentangan dengan arus, sedangkan tali PE diameter 8mm dipasang sejajar dengan arus. Pasang tali utama PE 12mm dan 8 mm membentuk persegi empat ukuran sekita 25 x 50 m atau 50 x 50m atau menyesuaikan dengan kondisi perairan dan ketersediaan bahan. Pasang jangkar ±50kg (karung berisi pasir atau batu) pada setiap sudut. Jangkar dipasang kearah sudut luar agar tali tertarik keluar.

2) Pasang 3 jangkar pada setiap sudut (10-15 kg, 20 kg dan 10-15 kg). Jangkar dipasang dengan tali PE diameter 12 mm kearah sudut luar agar tali tertarik keluar. Pemberat

(19)

12

dapat berupa karung berisi pasir atau batu. Pada perairan berlumpur dapat digunakan patok kayu sebagai pengganti jangkar.

3) Panjang tali jangkar minimal 3 kali kedalaman perairan

4) Jangkar 5-10 kg juga dipasang pada tali utama pada setiap jarak 7 meter. 5) Pasang pelampung bola atau jerigen volume 50 liter pada setiap sudut.

6) Setiap jarak 10-15 m, tali utama dipasang pelampung bola atau jerigen atau botol air mineral 20 liter.

7) Pasang tali bentang PE diameter 4 mm dengan jarak 50 cm pada tali utama, sejajar dengan arah arus.

8) Ikatkan tali PE 2mm atau tali rafia untuk pengikat bibit (tali coban) pada tali bentangan dengan jarak antar pengikat bibit ± 20 cm.

9) Ikatkan pelampung botol plastic volume 500 ml pada tali bentang setiap jarak 2 m.

Gambar 2. Teknik budidaya metode longline

Budidaya rumput laut memiliki berbagai hama, seperti: hewan pemangsa rumput laut antara lain: bulu babi, ikan dan penyu. Serangan bulu babi dapat diatasi dengan cara diusir dari lokasi budidaya. Lumut juga perlu biasanya dipasang jaring di sekeliling lokasi budidaya. Lumut perlu dibersihkan karena menghalangi sinar matahari sehingga pertumbuhan akan terhambat (Budiharjo dkk, 2000). Gracilaria di tambak perlu pemupukan secara teratur tiap 15 hari (sesaat setelah penggantian air). Menggunakan pupuk: campuran urea, TSP dan ZA. Pemeliharaan rumput laut harus mengawasi konstruksi sarana budidaya dan tanamannya. Apabila ada kerusakan patok, jangkar, tali ris yang disebabkan oleh ombak yang besar, harus segera diperbaiki. Pemeliharaan

(20)

13

dilakukan baik pada ombak besar maupun pada laut yang tenang. Kotoran yang melekat pada rumput laut harus dibersihkan karena dapat menganggu proses metabolisme dan pertumbuhan rumput laut (Angka dkk, 2000).. Beberapa tumbuhan yang merusak, seperti: ulva, hypnea, chaetomorpha, dan enteromorpha, sebaiknya tumbuhan tersebut dikumpulkan dan dibuang ke darat.

Setelah memaparkan teori mengenai budidaya rumput laut maka dimulai praktek, pelatihan dimulai dengan pelatihan pengenalan lokasi budidaya rumput laut yang tepat. Lokasi budidaya ditunjukkan oleh Gambar 3. Beberapa hal yang dipraktekkan pada saat pelatihan pengenalan kualitas air diantaranya ialah pelatihan pengecekan substrat dasar perairan, arus perairan dan tingkat serangan organisme pengganggu. Pelatihan pengamatan kualitas air dan daya dukung perairan untu budidaya rumput laut sangat diperlukan karena keberhasilan budidaya juga dipengaruhi oleh daya dukung dan kualitas perairan (Kautsari dan Ahdiansyah, 2016). Pelatihan dilanjutkan dengan pelatihan pemilihan bibit rumput laut yang baik serta cara pengikatan rumput laut pada tali ris. Jenis rumput laut yang digunakan pada kegiatan ini ialah rumput laut jenis Euchema

cotonii. Pemilihan jenis rumput laut Eucheuma cottonii sebagai jenis rumput laut yang

ditanam di daerah ini dikarenakan jenis rumput laut ini adalah jenis rumput laut yang memiliki harga yang cukup tinggi dibandingkan jenis lainnya (Kautsari dan Ahdiansyah, 2017). dan merupakan jenis rumput laut yang masuk ke dalam program pengembangan pemerintah Kabupaten Sorong.

Rumput laut dapat dipanen pada usia 40-45 hari. Hal-hal yang perlu diperhatikan pada waktu panen dan pasca panen adalah: 1) rumput laut dapat dipanen setelah berumur 6 - 8 minggu dengan berat 800 gram/ikat; 2) cara memanen pada air pasang adalah mengangkat seluruh tanaman ke darat kemudian tali rafia pengikat dipotong. Sedangkan pada saat air surut dapat dilakukan langsung di areal tanam, tetapi dapat dilakukan juga panen bertahap; 3) menggunakan rakit satu persatu ikatan tanaman dipanen kemudian dibawa ke pantai bersama rakitnya. Panen yang dilakukan pada saat usia tanam 40 hari, perbandingan antara berat basah dan kering berkisar antara 8:1, sedangkan bila tanaman berumur 2 bulan perbandingan berat basah: berat kering = 6:1 (6 kg basah akan menjadi 1 kg setelah kering); 4) Penanganan rumput laut pasca panen oleh petani hanya sampai pada pengeringan yang menggunakan oven atau menjemur (Anonim, 2014).

(21)

14

Selama kegiatan pelatihan terlihat adanya respon yang positif dari aparat kampung, mereka memberikan apresiasi dan dukungan terhadap program ini, sambutan yang antusias juga terlihat dari para peserta yang mengikuti pelatihan

Tahapan pelaksanaan yang terakhir adalah evaluasi dan monitoring. Evaluasi program dilakukan setelah program selesai dilaksanakan, sedangkan monitoring dilakukan minimal satu kali dalam satu bulan. Tahapan evaluasi dan monitoring bertujuan untuk menentukan langkah selanjutnya yang akan diambil setelah program berjalan serta menyusun langkah perbaikan untuk kegiatan selanjutnya.

5.2. Hasil Pelaksanaan Kegiatan Pengolahan Rumput Laut

Untuk mendapatkan hasil yang diharapkan, pelaksanaan Program Kemitraan Masyarakat ini, dibagi dalam beberapa tahap diantaranya, 1) Pesiapan yang meliputi penyediaan dan pembelian bahan dan peralatan pengolahan, 2) Pelasanaan program, yang meliputi pelatihan pembuatan kerupuk rumput laut, pelatihan pembuatan permen jelly rumput laut, pelatihan pengemasan produk olahan, dan pelatihan pembuatan tepung rumput laut, 3) Evaluasi dan Monitoring.

Kegiatan persiapan dilaksanakan pada hari Senin Tanggal 17 Februari 2020. Tim pengabdi melakukan survey pendataan dan diskusi dengan perwakilan masyarakat di kampung Arar mengenai prosedur penyediaan dan pembelian bahan dan peralatan yang dibutuhkan untuk kegiatan pelatihan pengolahan aneka produk rumput laut. Setelah itu, masing-masing perwakilan tim pengabdi dan warga kampung Arar bekerjasama melakukan pembelian dan penyedia bahan/peralatan pelatihan.

Bahan-bahan yang diperlukan adalah rumput laut, tepung tapioka, bawang putih, soda kue, garam, seledri, gula, asam sutrat, kapur, sirup glukosa cair, KOH. Sedangkan peralatanyang diperlukan untuk pelatihan pengolahan antara lain baskom, panci, kompor, oven, pisau, ayakan, wajan, nampan, blender, sendok, spatula.

Kegiatan Pelaksanaan program dilakukan selama 3 hari. Pelatihan hari pertama dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 19 Februari 2020. Kegiatan diawali dengan pemberian kata sambutan dari aparat desa, perwakilan dari pemerintah Kabupaten Sorong, diikuti oleh pembukaan oleh dekan Fakultas Sains dan Teknologi Universitas

(22)

15

Pendidikan Muhammadiyah. Selanjutnya pemaparan materi mengenai kandungan dan manfaat rumput laut.

Rumput laut merupakan sumber vitamin K, kalsium, zat besi, serat alami, asam lemak omega 3, vitamin A, vitamin B12 dan yodium. Vitamin K merupakan vitamin yang larut dalam lemak dan berperan dalam proses pembekuan darah pada saat tubuh mengalami cidera (luka). Rekomendasi asupan harian vitamin K yaitu 90 mikrogram untuk wanita 120 mikrogram untuk laki-laki. Kalsium merupakan mineral yang berguna untuk menjaga kesehatan tulang dan gigi. Kalsium membentuk bagian dari hidroksiapatit, jaringan yang terdiri dari sebgaia besar tulang. Kalsium juga membantu otot-otot membantu komunikasi sel dan berkontribusi terhadap fungsi system syaraf. Kandung kalsium rumput laut 10 kali lipat lebih besar dari pada susu. Zat besi yang terkandung dalam rumput laut membantu menghasilkan energi dan memelihara kesehatan system peredaran darah, defesiensi zat besi menyebabkan anemia. Rekomendasi asupan harian zat besi adalah 8 miligram untuk pria dan 18 miligram untk wanita. Alginat adalah serat alami yang ditemukan pada beberapa jenis rumput laut. Serat membantu proses pencernaan dan mengurangi penyerapan lemak. Asam lemak omega 3 yang terkandung didalam rumput laut dapat membantu menurunkan kadar kolesterol LDL berbahaya di dalam tubuh, selain itu asam lemak omega 3 juga membantu mengurangi peradangan dalam tubuh. Yodium yang terkandung di dalam satu gram rumput laut mampu mencukupi dosis harian yodium. Yodium merupakan mineral yang sangat penting untuk menjaga fungsi kesehatan kelenjar tiroid.

Setelah memaparkan mengenai kandungan gizi dan manfaat rumput laut, narasumber menjelaskan diagram alir dan prosedur pembuatan kerupuk rumput laut. Kerupuk merupakan makanan kering dengan tekstur renyah yang berbentuk lembaran tipis yang terbuat dari campuran beberapa bahan dengan pati sebagai bahan utama (Suryani, 2005). Kerupuk rumput laut menggunakan rumput laut sebagai bahan utamanya. Manfaat rumput laut jenis Eucheuma cotoni dalam pembuatan kerupuk adalah adanya kandungan karegenan yang diduga sebagai bahan pengemulsi adonan sehingga menyebabkan kerupuk menjadi renyah. Selain itu, adanya tambahan rumput laut dapat berfungsi sebagai sumber serat yang sangat dibutuhkan untuk kesehatan.

(23)

16

Bahan utama dalam pembuatan kerupuk rumput laut adalah tepung tapioka dan bubur rumput laut serta bumbu. Perbandingan tepung tapioka dan rumput laut adalah 2 (bagian tapioka) dan 1 (bagian bubur rumput laut). Formulasi bumbu kerupuk rumput laut yang digunakan adalah bawang putih 2,5%, bawang merah 2,5 %, merica 0,5%, gula 2%, garam 2,5%, penyedap 0,5%, baking powder 0,5%, telur 1 butir dan terasi 0,5% serta air untuk membuat adonan secukupnya. Persentase bumbu berdasarkan jumlah berat tapioka dan rumput laut. Tahapan pembuatan kerupuk rumput laut adalah bubur rumput laut dipanaskan dengan bumbu hingga tercampur merata. Campurkan bubur tersebut dengan tepung tapioka dan telur dan diaduk hingga membentuk adonan yang benarbenar homogen. Apabila adonan tidak homogen dapat menyebabkan tekstur kerupuk tidak renyah. Adonan dicetak dengan bentuk lenjer dan dikukus dalam alat pengukus setelah air perebus mendidih, pengukusan selama kurang lebih satu jam atau hingga matang.

Setelah proses pengukusan bahan kerupuk didinginkan dengan cara didiamkan dalam nyiru atau alat dari anyaman bambu hingga adonan cukup keras dan dapat diiris tipis kurang lebih 2-3 mm. Proses selanjutnya adalah kerupuk dikeringkan dengan dijemur selama 2-3 hari. Kerupuk yang sudah kering dapat digoreng dan dikemas untuk dipasarkan. Pelatihan selanjutnya disepakati pada hari Sabtu tanggal 22 Februari 2020 dengan agenda kegiatan pelatihan pembuatan permen jelly rumput laut dan pengemasan produk olahan yang bertempat di Balai Desa Kampung Arar.

Kegiatan ini dihadiri oleh 30 orang peserta yang berasal dari ibu-ibu anggota TPKK yang dibagi kedalam 4 kelompok kerja dan sejumlah mahasiswa program studi Agribisnis yang ikut berpartisipasi dalam kegiatan pelatihan.

Bahan utama dalam pembuatan permen jelly rumput laut adalah rumput laut dan gula dengan perbandingan 1:1 kemudian ditambahkan asam sitrat, kapur (CaO) dan air. Proses pembuatannya diawali dengan mencuci rumput laut hingga bersih, kemudian dikeringkan. Selanjutnya rumput laut direndam dalam larutan kapur selama semalaman dengan mengganti airnya sebanyak 3 kali. Tujuan perendaman dengan larutan kapur adalah untuk memucatkan warna rumput laut serta membuat rumput laut menjadi kenyal. Selanjutnya rumput laut diblender hingga halus, tujuannya supaya mudah dihomogenkan saat dimasak dan dibuat jelly, ditambahkan air dengan perbandingan air dan rumput laut adalah 1:6, kemudian ditambahkan gula dan essence, diaduk sampai kental. Dalam

(24)

17

pengadukan yang perlu diperhatikan adalah api kompor tidak boleh terlalu besar karena dikwatirkan adonan mudah hangus. Setelah itu didinginkan selama 1 jam pada suhu kamar. Hal ini bertujuan supaya adonan jelly mengeras dan memadat teksturnya sehingga tidak rusak pada saat dikeringkan. Jelly yang sudah didinginkan kemudian dikeringkan dalam oven dengan suhu 85 derajat Celcius selama kurang lebih 1 jam. Pengeringan dalam oven bertujuan untuk mengurangi kadar air yang terkandung dalam adonan sehingga dihasilkan tekstur permen jelly yang diinginkan. Setelah itu potong sesuai selera dan lumuri dengan tepung gula, dikemas dan selanjutnya siap untuk dipasarkan.

Pelatihan pengemasan produk olahan dilakukan dengan menyediakan desain stiker kemasan yang akan ditempel pada plastik kemasan standing pounch ukuran 500 gram. Hasil desain tersebut kemudian diprint pada kertas label dan dipotong-potong sesuai ukuran yang telah ditentukan. Plastik kemasan yang telah ditempel stiker kemudian diisi produk olahan rumput laut, dan selanjutnya ditutup dengan menggunakan mesin packing sealer.

Kegiatan pelatihan pembuatan tepung rumput laut dilaksanakan pada hari Rabu 26 Februari 2020 yang bertempat di Balai Desa Kampung Arar dan dihadiri oleh 25 orang peserta dari kaum perempuan kampung Arar.

Tepung rumput laut dapat dimanfaatkan sebagai bahan pelengkap dalam proses pembuatan olahan makanan seperti nugget, sosis, kornet dll. Rumput laut digunakan sebagai alternative mengurangi bahan baku utama, dapat memperbaiki tekstur daging asli dari produk olahan tersebut, mampu memperbaiki kekenyalan sehingga tidak hancur pada saat proses pemotongan, memperpanjang masa kadaluarsa dengan mengikat kadar air pada produk olahan, dan sebagai sumber tambahan serat (Kusriani, 2018).

Proses pembuatan tepung rumput laut diawali dengan pencucian rumput laut hingga bersih, dilanjutkan dengan pemasakan dengan suhu 90 derajat Celcius selama 3 jam dengan penambahan KOH atau KOH untuk ketahanan. Setelah itu dilakukan pencucian tahap kedua, tiriskan dan potong-potKusriabing rumput laut 2-4 cm. Kemudian dilakukan pengeringan hingga kadar air mencapai 13% atau standar manual rumput laut bias dipatahkan, Selanjutnya dilakukan sortasi, penggilingandan pengayakan. Setelah diayak tepung rumput laut siap untuk dikemas dan dipasarkan.

(25)

18

Selama kegiatan Pelatihan yang dilaksanakan dalam kurun waktu tiga hari peserta terlihat sangat antusias. Pelatihan yang dilakukan pada masyarakat terlihat mampu memberi pengetahuan dan pemahaman terhadap peserta pelatihan. Pelatihan yang dilakukan terbukti mampu meningkatkan pengetahuan dan pemahaman anggota UKM dalam menjalankan usaha pengolahan bandeng imitasi (Wisudo dkk, 2014). Pelatihan yang dilakukan pada masyarakat mampu meningkatkan pengetahuan, pemahaman dan keterampilan petani (Novalina dkk, 2018).

Dalam pelaksanaan program ini tentunya disela-sela kegiatan pengabdian dilakukan evaluasi dan monitiring yang bertujuan untuk evaluasi program dan menentukan langkah selanjutnya yang akan diambil setelah program ini berjalan.

(26)

19

BAB VI PENUTUP

6.1. Kesimpulan

Kegiatan pelaksanaan pengabdian pada masyarakat melalui Program Kemitraan Masyarakat (PKM) yang dilakukan oleh Tim Pengabdi Universitas Pendidiakn Muhammadiyah (UNIMUDA) Sorong berupa Pengembangan budidaya Produk Rumput Laut Menjadi Bahan Pangan Siap Saji Di Kampung Arar, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Kegiatan Program Kemitraan Masyarakat (PKM) memberikan kesempatan pada masyarakat Kampung Arar khususnya petani rumput laut untuk dapat meningkatkan produktivitas rumput laut melalui pelatihan budidaya rumput laut dan juga memberikan kesempatan pada kaum perempuan di kampung Arar untuk berperan dalam meningkatkan ekonomi keluarga melalui produksi aneka produk olahan berbahan dasar rumput laut.

2. Beberapa kegiatan yang dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan petani rumput laut di kampung Arar adalah pelatihan pendampingan budidaya dan panen rumput laut, serta meningkatkan pengetahuan dan keterampilan kaum perempuan di kampung Arar melalui pelatihan pendampingan pembuatan kerupuk rumput laut, pelatihan dan pendampingan pembuatan permen jelly rumput laut, pelatihan dan pendampingan pembuatan tepung rumput laut, dan pelatihan pengemasan aneka produk olahan rumput laut.

3. Peserta memberikan tanggapan yang positif terhadap kegiatan pelatihan pendampingan pembuatan aneka produk olahan berbahan dasar rumput laut

6.2. Saran

Pada program berikutnya diharapkan adanya system pemasaran berupa kegiatan kemitraan yang melakukan kerjasama dalam hal pemasaran aneka produk olahan rumput laut.

(27)

20

DAFTAR PUSTAKA

Angka, S. L., dan M. G. Suhartono. Bioteknologi Hasil Laut. Bogor : Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Kelautan. IPB, 2000.

Anonim. Teknik Budidaya Rumput Laut (Gracillaria gigas) Dengan Metode Tebar (Broadcast) Di Tambak Balai Besar Pengembangan Budidaya Air. 2014.

Budihardjo, Agus Setiadi dan Utari. Rumput Laut Komoditas Unggulan. s.l. : PT. Gramedia Widiasarana Indonesia, 2000.

Kautsari N, Ahdiansyah Y. Daya Dukung dan Kesesuaian Lahan Perairan Labuhan Terata, Sumbawa untuk Pengembangan Budidaya Rumput Laut. s.l. : Ilmu Kelautan, 2016. 20 (4): 233-238.

Kautsari N, Syafikri D. Iptek bagi Masyarakat Kelompok Pembudidaya Rumput Laut di Desa Labuhan Sangoro yang Mengalami Kendala Ketersediaan Bibit. s.l. : Agrokreatif, 2017. 3(1):1-8 .

Kordi, K. M. G. H., 2011. Kiat Sukses Budidaya Rumput Laut di Laut dan Tambak. Yogyakarta: Andi

Kresnarini, H.I. 2011. Rumput Laut dan Produk Turunannya. DJPEN/MJL/002/10/2011 Edisi Oktober. 20 Hlm.

Kusriani, S. P. 2018. Budidaya Rumput Laut (Gracillaria Wringin Anam) . Vol. 3 No.1, 35-41. 1, s.l. : Akses Pengabdian Indonesia. Vol. 3. Hal 35-41.

Novalina, Zulkarnain, Wilma Yunita, Yusnaini. 2013. Pelatihan dan Implementasi Budidaya Sayuran Organik di Kelurahan Lingkar Selatan Kota Jambi. Jurnal Pengabdian pada Masyarakat (55): 62-67

Suryani A, Hambali E dan Hidayat E. 2005. Aneka Produk Olahan Limbah Ikan dan Udang. Jakarta: Penebar Swadaya.

Syachruddin AR, K. L. 2019. Meningkatkan Kualitas Produksi Rumput Laut Melalui Pelatihan tentang. s.l. : Jurnal Pengabdian Magister Pendidikan IPA, Hal 93-103.

Wibowo, L. dan E. Fitriyani. 2012. Pengolahan Rumput Laut (Eucheuma Cottoni) Menjadi Serbuk Minuman Instan. Vokasi Vol. 2 (2); 101-109

Wisudo SH, Purbayanto A, Susanto A, dan S. Haryati. 2014. Penerapan Mesin Suritech Untuk Produksi “Demit” (Bandeng Imitasi) Sebagai Makanan Khas Banten. Jurnal Ilmu Pertanian dan Perikanan (3): 91-98

(28)

21

LAMPIRAN FOTO KEGIATAN A. Program Budidaya Rumput Laut

1. Lokasi Budidaya Rumput Laut

2. Panen Rumput Laut

(29)

22

B. Program Pengolahan Rumput Laut

1. Kegiatan Pelatihan Pembuatan Kerupuk Rumput laut

2. Pelatihan Pembuatan Permen Jelly dan Kemasan

Gambar

Tabel 1. Target Sasaran Program
Tabel 2. Rencana Target Luaran
Tabel 3. Jadwal Kegiatan Pengabdian Masyarakat
Gambar 2.  Teknik budidaya metode longline

Referensi

Dokumen terkait

LPSE  Kejaksaan  Agung  Republik  Indonesia  mempunyai  tugas  memfasilitasi  ULP  dalam  melaksanakan  kegiatan  Pengadaan  Barangj Jasa  Secara  Elektronik 

Apakah di daerah anda banyak terdapat tanaman pohon biduri.. Apakah anda tahu sebutan tanaman biduri di

Saat ini petani rumput laut di Pulau Nusa Penida belum dapat mengolah sendiri hasil budidaya mereka, hanya ada beberapa masyarakat yang mulai mengolah rumput laut

Berdasarkan survey awal di lokasi penelitian di SLB Kota Gorontalo pada tanggal 26 maret 2015 terdapat beberapa masalah pada anak tunarungu pertama masuk sekolah

Upaya yang dilakukan masyarakat Desa Mancon dalam melestarikan tumbuhan obat yaitu dengan cara ditanam pada polybag atau pot, dari 30 jenis tumbuhan obat yang ditanam

Dengan diketahuinya jenis keluhan yang di alami operator saat melakukan kegiatan dan postur kerja yang tidak ergonomis saat melakukan kegiatan produksi, maka dilakukan

R: Karena perubahan suhunya lebih tinggi, banyak P: Trus, kalor yang sama diberikan kepada dua buah benda dengan massa yang sama, suhu awal yang sama, tetapi kedua benda

Berdasarkan struktur gaji pokok saat ini, gaji pokok paling minimum perusahaan tempat penelitian adalah berdasarkan Upah Minimum Regional Kabupaten Bekasi tahun 2015, struktur