• Tidak ada hasil yang ditemukan

BUPATI SAMPANG PROVINSI JAWA TIMUR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BUPATI SAMPANG PROVINSI JAWA TIMUR"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

Sekda Asisten PKR Hukum Kabag DPM Ka PTSP Ka Subag PHP

BUPATI SAMPANG

PROVINSI JAWA TIMUR

PERATURAN BUPATI SAMPANG

NOMOR 35 TAHUN 2018

TENTANG

PENDELEGASIAN KEWENANGAN BUPATI DI BIDANG PERIZINAN DAN NON PERIZINAN KEPADA KEPALA DINAS PENANAMAN MODAL

DAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU KABUPATEN SAMPANG

DENGAN RAMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI SAMPANG

Menimbang : a. bahwa untuk mendorong pertumbuhan ekonomi daerah perlu diberikan kemudahan dalam penerbitan izin kepada pelaku usaha mikro dan kecil;

b. bahwa untuk pelaksanaan ketentuan Pasal 8 Peraturan Bupati Sampang Nomor 66 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi, Serta Tata Kerja Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Sampang adalah Bidang Pelayanan Perijinan mempunyai tugas merencanakan, melaksanakan, mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan Bidang Pelayanan Perijinan; c. bahwa untuk pelaksanaan ketentuan Pasal 4 Peraturan

Presiden Nomor 98 Tahun 2014 tentang Perizinan Untuk Usaha Mikro dan Kecil, maka penerbitan izin Usaha Mikro Kecil (IUMK) didelegasikan kepada Camat; d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana

(2)

Sekda Asisten PKR Hukum Kabag DPM Ka PTSP Ka Subag PHP ditetapkan Peraturan Bupati Sampang tentang Pendelegasian Kewenangan Bupati Di Bidang Perizinan dan Non Perizinan Kepada Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten Dalam Lingkungan Propinsi Jawa Timur (Berita Negara Tahun 1950 Nomor 41) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1965 (Lembaran Negara Tahun 1965 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Nomor 2730);

2. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Tahun 2003 Nomor 78 Tambahan Lembaran Negara Nomor 4301); 3. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang

Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4438); 4. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang

Penanaman Modal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 67, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4724);

5. Undang – Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 96, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5025);

6. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5038);

7. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 130, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5049); 8. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun

(3)

Perundang-Sekda Asisten PKR Hukum Kabag DPM Ka PTSP Ka Subag PHP Undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234);

9. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 246, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5589) sebagaimana telah diubah kedua kali dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679);

10. Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2014 tentang Perubahan atas Undang – Undang Nomor 18 Tahun 2009 tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 338);

11. Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 153), Tambahan Lembaran Negara 4161);

12. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan dan Penerapan Standar pelayanan Minimal (Lembaran Negara Tahun 2005 Nomor 150, Tambahan Lembaran Negara 4585);

13. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara 4593);

14. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2013 tentang Pemberdayaan Peternak (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara 5391);

15. Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2014 tentang Angkutan Jalan;

(4)

Sekda Asisten PKR Hukum Kabag DPM Ka PTSP Ka Subag PHP Daftar Bidang Usaha Yang Tertutup dan Bidang Usaha Yang Terbuka Dengan Persyaratan Di Bidang Penanaman Modal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 97);

17. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 24 Tahun 2006 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu;

18. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 20 Tahun 2008 tentang Pedoman Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Unit Pelayanan Perijinan Terpadu di Daerah;

19. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 101 Tahun 2014 tentang Penghitungan Dasar Pengenaan Pajak Kendaraan Bermotor dan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor Tahun 2015;

20. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 138 Tahun 2017 tentang Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Daerah;

21. Peraturan Menteri Negara LIngkungan Hidup Nomor 18 Tahun 2009 tentang Tata Cara Perizinan, Pengelolaan, Limbah Bahan Berbahaya dan Bercaun;

22. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 56/Permentan/ PK.110/11/2015 tentang Produksi, Sertifikasi dan Peredaran Benih Bina Tanaman Pangan dan Tanaman Hijauan Pakan Ternak;

23. Peraturan Menteri Sosial RI Nomor 184 Tahun 2011 tentang Lembaga Kesejahteraan Sosial;

24. Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia Nomor: 31/M-DAG/PER/8/2008 tentang Penyelenggaraan Waralaba;

25. Peraturan Menteri Pariwisata Nomor 18 Tahun 2016 tentang Pendaftaran Usaha Pariwisata;

26. Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan RI Nomor: HK.03.1.23.04.12.2205 Tahun 2012 tentang Pedoman Pemberian Sertifikat Produksi Pangan Industri Rumah Tangga Pangan;

27. Keputusan Menteri Pertanian Nomor : 859/Kpts/TP.250/II/98 tentang Pedoman Pembinaan

(5)

Sekda Asisten PKR Hukum Kabag DPM Ka PTSP Ka Subag PHP Perusahaan Penggilingan Padi, Huller dan Penyosohan Beras;

28. Keputusan Menteri Pertanian Nomor 404/Kpts/OT.210/6/2002 tentang Pedoman Perijinan dan Pendaftaran Usaha Peternakan;

29. Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM 35 Tahun 2003 tentang Penyelenggaraan Angkutan Orang di Jalan Dengan Kendaraan Umum;

30. Keputusan Menteri Negara LIngkungan HIdup Nomor 111 Tahun 2003 tentang Pedoman mengenai Syarat Tata Cara Perijinan serta Pedoman Kajian Pembuangan Buih Air Limbah ke Air / Sumber Air;

31. Peraturan Daerah Kabupaten Sampang Nomor 6 Tahun 2012 tentang Penanaman Modal Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Sampang Tahun 2012 Nomor 6); 32. Peraturan Daerah Kabupaten Sampang Nomor 4 Tahun

2014 tentang Perubahan Peraturan Daerah Kabupaten Sampang Nomor 7 Tahun 2011 tentang Retribusi Perijinan Tertentu (Lembaran Daerah Kabupaten Sampang Tahun 2014 Nomor 4);

33. Peraturan Daerah Kabupaten Sampang Nomor 7 Tahun 2016 Tentang Pembentukan Dan Susunan Perangkat Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Sampang Tahun 2016 Nomor 7);

34. Peraturan Bupati Sampang Nomor 16 Tahun 2014 tentang Izin Lingkungan (Berita Daerah Kabupaten Sampang Tahun 2014 Nomor 16);

35. Peraturan Bupati Sampang Nomor 61 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas Peraturan Bupatti Sampang Nomor 33 Tahun 2013 tentang Pedoman Pelaksanaan Retribusi di Lingkungan Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika Kabupaten Sampang (Berita Daerah Kabupaten Sampang Tahun 2014 Nomor 61);

36. Peraturan Bupati Sampang Nomor 61 Tahun 2017 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi, serta Tata Kerja Dinas Penanaman Modal dan

(6)

Sekda Asisten PKR Hukum Kabag DPM Ka PTSP Ka Subag PHP Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Sampang (Berita Daerah Kabupaten Sampang Tahun 2017 Nomor 61).

MEMUTUSKAN

Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG PENDELEGASIAN KEWENANGAN BUPATI DI BIDANG PERIZINAN DAN NON PERIZINAN KEPADA KEPALA DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU KABUPATEN SAMPANG.

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Kabupaten Sampang;

2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kabupaten Sampang; 3. Bupati adalah Bupati Sampang;

4. Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu yang selanjutnya disingkat DPMPTSP adalah Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Sampang;

5. Pelayanan Peizinan adalah proses pemberian izin dan/atau non izin yang pengelolaannya mulai dari tahap permohonan sampai ke tahap terbitnya dokuman;

6. Perizinan adalah pemberian legalitas kepada orang atau pelaku usaha/kegiatan tertentu, baik dalam bentuk izin maupun non izin atau tanda daftar usaha;

7. Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu adalah kegiatan penyelenggaraan perizinan dan non perizinan yang proses pengelolaannya mulai dari tahap permohonan sampai ke tahap terbitnya dokumen dilakukan dalam satu tempat;

8. Tempat Usaha adalah tempat-tempat untuk melakukan kegiatan usaha yang dijalankan secara teratur dalam suatu bidang usaha tertentu dengan maksud untuk mencari keuntungan;

9. Ijin Gangguan adalah pemberian ijin tempat usaha/kegiatan kepada orang pribadi atau badan di lokasi tertentu yang dapat menimbulkan

(7)

Sekda Asisten PKR Hukum Kabag DPM Ka PTSP Ka Subag PHP bahaya, kerugian dan gangguan tidak termasuk tempat usaha/kegiatan yang telah ditentukan oleh Pemerintah Pusat atau Pemerintah Daerah; 10. Ijin Mendirikan Bangunan yang selanjutnya disebut IMB adalah ijin yang

diberikan oleh Pemerintah Daerah kepada orang pribadi atau badan untuk mendirikan suatu bangunan yang dimaksudkan agar desain, pelaksanaan pembangunan dan bangunan sesuai dengan rencana tata ruang yang berlaku, sesuai dengan Koefisien Dasar Bangunan (KDB), Koefisien Luas Bangunan (KLB), Koefisien Ketinggian Bangunan (KKB) yang diterapkan dan sesuai dengan syarat-syarat keselamatan bagi yang menempati bangunan tersebut.

11. Reklame adalah benda, alat, perbuatan atau media yang menurut bentuk dan corak ragamnya untuk tujuan komersial dipergunakan untuk memperkenalkan, menganjurkan atau memujikan suatu barang, jasa atau orang ataupun menarik perhatian umum kepada suatu barang, jasa, atau orang yang ditempatkan atau yang dapat dilihat, dibaca, didengar, dirasakan dan atau dinikmati oleh umum.

12. Tanda Daftar Perusahaan yang selanjutnya disingkat TDP adalah surat tanda pengesahan yang diberikan kepada perusahaan yang telah melakukan pendaftaran perusahaan yang dikeluarkan oleh Bupati atau pejabat yang ditunjuk.

13. Surat Ijin Pemakaian Gudang yang selanjutnya disingkat SIPG adalah surat ijin yang diberlakukan terhadap setiap pengusaha atau perorangan yang memiliki dan atau menguasai gudang.

14. Tanda Daftar Gudang yang selanjutnya disingkat TDG adalah tanda daftar yang berlaku sebagai bukti bahwa gudang tersebut telah didaftar untuk dapat melakukan kegiatan sarana distribusi yang dikeluarkan oleh Bupati atau pejabat yang ditunjuk.

15. Ijin Usaha Industri yang selanjutnya disingkat IUI adalah ijin yang diperlukan untuk mendirikan serta menjalankan kegiatan usaha industri pada kelompok industri sedang atau menengah serta industri besar.

16. Surat Ijin Usaha Perdagangan yang disingkat SIUP adalah surat izin usaha yang diberlakukan terhadap setiap bentuk usaha/kegiatan jual beli barang atau jasa yang dilakukan secara terus menerus dengan tujuan pengalihan hak atas barang atau jasa dengan disertai imbalan atau kompensasi.

(8)

Sekda Asisten PKR Hukum Kabag DPM Ka PTSP Ka Subag PHP 17. Tim Teknis adalah unsur Perangkat Daerah Terkait yang melaksanakan

proses penelitian, pengkajian dan pemeriksaan persyaratan teknis di bidang perijinan yang ditetapkan oleh Keputusan Bupati.

18. Pendelegasian atau pelimpahan wewenang penerbitan perizinan adalah penyerahan hak, kewajiban dan pertanggungjawaban penerbitan perizinan yang diserahkan termasuk penandatanganan atas nama Bupati kepada Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu.

19. Usaha Daya Tarik Wisata adalah usaha pengelolaan daya tarik wisata alam, daya tarik wisata budaya, dan/atau daya tarik wisata buatan/binaan manusia.

20. Usaha Kawasan Pariwisata adalah usaha pembangunan dan/atau pengelolaan Kawasan untuk memenuhi kebutuhan pariwisata sesuai peraturan perundang-undangan.

21. Usaha Biro Perjalanan Wisata adalah usaha penyediaan jasa perencanaan perjalanan dan/ atau jasa pelayanan dan penyelenggaraan pariwisata, termasuk penyelenggraan perjalanan ibadah.

22. Usaha Agen Perjalanan Wisata adalah usaha jasa pemesanan sarana, seperti pemesanan tiket dan pemesanan akomodasi serta pengurusan dokumen perjalanan.

23. Usaha Restoran adalah usaha penyediaan makanan dan minuman yang dilengkapi dengan peralatan dan perlengkapan untuk proses penyimpanan dan penyajian, di suatu tempat yang tidak berpindah-pindah.

24. Usaha Rumah Makan adalah usaha penyediaan makanan dan minuman yang dilengkapi dengan peralatan dan perlengkapan untuk proses penyimpanan dan penyajian, di suatu tempat tetap yang tidak berpindah-pindah.

25. Usaha Kafe adalah usaha penyediaan makanan ringan dan minuman ringan yang dilengkapi dengan peralatan dan perlengkapan untuk proses pembuatan, penyimpanan dan/atau penyajiannya, di dalam 1 (satu) tempat tetap yang tidak berpindah-pindah.

26. Usaha Jasa Boga adalah usaha penyediaan makanan dan minuman yang dilengkapi dengan peralatan dan perlengkapan untuk proses pembuatan, penyimpanan dan penyajian, untuk disajikan di lokasi yang diinginkan oleh pemesan.

(9)

Sekda Asisten PKR Hukum Kabag DPM Ka PTSP Ka Subag PHP 27. Usaha Pusat Penjualan Makanan adalah usaha penyediaan tempat dan

fasilitas untuk restoran, rumah makan dan/ atau kafe yang dilengkapi dengan meja dan kursi.

28. Usaha Hotel adalah usaha penyediaan akomodasi secara harian berupa kamar-kamar di dalam 1 (satu) atau lebih bangunan termasuk losmen, penginapan, pesanggrahan, yang dapat dilengkapi dengan jasa pelayanan makan dan minum, kegiatan hiburan dan/atau fasilitas lainnya.

29. Usaha Rumah Wisata adalah usaha pengelolaan dan/atau penyediaan akomodasi secara harian berupa bangunan rumah tinggal yang disewakan kepada wisatawan.

30. Usaha Motel adalah usaha penyediaan akomodasi secara harian dan/atau sekurang-kurangnya 6 (enam) jam berupa kamar-kamar yang dilengkapi fasilitas parkir yang menyatu dengan bangunan, dilengkapi fasilitas makan dan minum, dan berlokasi di sepanjang jalan utama dengan tujuan memperoleh keuntungan.

31. Usaha Gelanggang Rekreasi Olahraga adalah usaha yang menyediakan tempat dan fasilitas untuk berolahraga dalam rangka rekreasi dan hiburan.

32. Gelanggang Seni adalah usaha yang menyediakan tempat dan fasilitas untuk melakukan kegiatan seni atau menonton karya seni dan/atau pertunjukan seni.

33. Usaha Wisata Ekstrim adalah usaha yang menyediakan tempat dan/atau fasilitas untuk menyelenggarakan kegiatan pariwisata yang beresiko tinggi. Usaha wisata ekstrim antara lain mencakup kegiatan wisata petualangan, wisata dirgantara, dan wisata buatan yang masing-masing berisiko tinggi.

34. Usaha Arena Permainan adalah usaha yang menyediakan tempat dan fasilitas untuk bermain dengan ketangkasan.

35. Usaha Rumah Pijat adalah usaha yang menyediakan tempat dan fasilitas pemijatan dengan tenaga pemijat yang terlatih, meliputi pijat tradisonal dan/atau pijat refleksi dengan tujuan relaksasi.

36. Usaha Taman Rekreasi adalah usaha yang menyediakan tempat dan fasilitas untuk berekreasi dengan bermacam-macam atraksi.

37. Usaha Karaoke adalah usaha yang menyediakan tempat dan fasilitas menyanyi dengan atau tanpa pemandu lagu.

38. Usaha Jasa Impresariat/Promotor adalah usaha pengurusan penyelenggaraan hiburan, berupa mendatangkan, mengirimkan, maupun

(10)

Sekda Asisten PKR Hukum Kabag DPM Ka PTSP Ka Subag PHP mengembalikan artis dan/atau tokoh masyarakat di berbagai bidang dari Indonesia dan/atau luar negeri, serta melakukan pertunjukan yang diisi oleh artis dan/atau tokoh masyarakat yang bersangkutan.

39. Usaha Jasa Penyelenggaraan Pertemuan, Perjalanan Insentif, Konferensi, dan Pameran adalah usaha pemberian jasa bagi suatu pertemuan sekolompok orang, penyelenggaraan perjalanan bagi karyawan dan mitra usaha sebagai imbalan atas prestasinya, serta penyelenggaraan pameran dalam rangka penyebarluasan informasi dan promosi suatu barang dan jasa yang berskala nasional, regional, dan internasional.

40. Usaha Wisata Memancing adalah usaha penyediaan tempat dan fasilitas untuk kegiatan memancing di wilayah perairan dengan menggunakan peralatan khusus dan perlengkapan keselamatan termasuk penyediaan jasa pemandu, untuk tujuan rekreasi dan hiburan.

41. Usaha Wisata Olahraga Tirta adalah usaha penyediaan sarana dan fasilitas olahraga air di wilayah perairan dengan tujuan rekreasi.

42. Usaha Dermaga Wisata adalah usaha terminal khusus dan/atau terminal untuk kepentingan sendiri untuk menunjang kegiatan pariwisata yang menyediakan tempat, fasilitas, dan aktivitas bertambat kapal wisata di wilayah perairan.

43. Usaha Spa adalah usaha perawatan yang memberikan layanan dengan metode kombinasi terapi air, terapi aroma, pijat, rempah-rempah, layanan makanan/minuman sehat, dan olah aktivitas fisik dengan tujuan menyeimbangkan jiwa dan raga dengan tetap memperhatikan tradisi dan budaya bangsa Indonesia.

BAB II

MAKSUD DAN TUJUAN

Pasal 2

(1) Maksud ditetapkannya Peraturan Bupati ini adalah untuk memberikan landasan hukum bagi DPMPTSP dalam hal pengurusan pelayanan Perizinan.

(2) Tujuan ditetapkannya Peraturan Bupati ini adalah untuk meningkatkan pelayanan dan mempermudah masyarakat dalam hal pengurusan perizinan dan non perizinan.

(11)

Sekda Asisten PKR Hukum Kabag DPM Ka PTSP Ka Subag PHP BAB III

PENDELEGASIAN KEWENANGAN PELAYANAN PERIZINAN

Pasal 3

(1) Bupati mendelegasikan kewenangan penerbitan perizinan kepada kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Sampang sesuai Peraturan Perundang-undangan yang berlaku.;

(2) Jenis dan bentuk perizinan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi: a. Sektor Izin Penanaman Modal :

1. Izin Prinsip Penanaman Modal;

2. Izin Prinsip Perluasan Penanaman Modal; 3. Izin Prinsip Perubahan Penanaman Modal; 4. Izin Usaha Baru;

5. Izin Usaha Perluasan;

6. Izin Usaha Penanaman Modal (IUP);

7. Izin Usaha Penggabungan Perusahaan Penanaman Modal; 8. Izin Usaha Perubahan;

9. Izin Prinsip Penggabungan Perusahaan Penanaman Modal; b. Sektor Izin Non Usaha :

1. Izin Mendirikan Bangunan (IMB) dengan kriteria ukuran bangunan di atas 100 meter persegi; bangunan bertingkat; menjadi bagian perumahan; berbentuk PT, CV, Firma dan Koperasi; Jenis bangunan merupakan bangunan keagamaan seperti bangunan masjid termasuk musholla, bangunan gereja termasuk kapel, bangunan pura, bangunan vihara, dan bangunan kelenteng, bangunan sosial budaya seperti pelayanan pendidikan, pelayanan kesehatan, kebudayaan, laboratorium dan bangunan gedung pelayanan umum serta bangunan khusus seperti Bangunan Pertahanan Keamanan dan Menara Telekomunikasi;

2. Izin Pemasangan Reklame dengan kriteria berbentuk permanen atau bukan sementara dengan jangka waktu di atas 6 bulan;

3. Izin Bongkar / Pasang Jalan dan Trotoar. c. Sektor Kesehatan :

Izin Industri Rumah Tangga Pangan; d. Sektor Perdagangan dan Industri ;

1. Izin Usaha Industri (IUI), dan Tanda Daftar Industri (TDI); 2. Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP);

(12)

Sekda Asisten PKR Hukum Kabag DPM Ka PTSP Ka Subag PHP 4. Surat Izin Usaha Jasa Konstruksi/Nasioanal (SIUJK/N);

5. Tanda Daftar Gudang (TDG); 6. Izin Usaha Toko Modern (IUTM); 7. Izin Usaha Pendirian SPBU; 8. Tanda Daftar Usaha Waralaba; e. Sektor Lingkungan Hidup

1. Izin Lingkungan;

2. Izin Penyimpanan Sementara Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3);

3. Izin Pembuangan Limbah Cair (IPLC); f. Sektor Pertanian

1. Tanda Daftar Usaha; 2. Izin Potong Hewan;

3. Ijin Penangkaran Benih/Bibit Tanaman Pangan dan Hortikultura; 4. Ijin Usaha Peternakan;

5. Ijin Usaha Huller; g. Sektor Perhubungan :

1. Izin Trayek; 2. Izin Insidentil;

3. Izin Kartu Pengawasan;

4. Izin Pengusaha Angkutan Barang.

h. Sektor Olah Raga, Budaya dan Pariwisata :

 Bidang Usaha / Jenis Usaha : Daya Tarik Wisata 1. Ijin Pengelolaan Pemandian Air Panas Alami; 2. Ijin Pengelolaan Goa;

3. Ijin Pengelolaan Peninggalan Sejarah dan Perbakala berupa Candi, Keratin, Prasasti, Petilasan, dan Bangunan Kuno;

4. Ijin Pengelolaan Museum;

5. Ijin Pengelolaan Pemukiman dan/ atau Lingkungan Adat; 6. Ijin Pengelolaan Objek Ziarah;

7. Sub-jenis usaha lainnya dari jenis usaha pengelolaan daya tarik wisata yang ditetapkan oleh Bupati.

 Bidang Usaha / Jenis Usaha : Kawasan Pariwisata 1. Ijin Kawasan Pariwisata;

2. Jenis usaha lainnya dari bidang kawasan pariwisata yang ditetapkan oleh Bupati.

(13)

Sekda Asisten PKR Hukum Kabag DPM Ka PTSP Ka Subag PHP  Bidang Usaha / Jenis Usaha : Jasa Transportasi Wisata

1. Ijin Angkutan Jalan Wisata;

2. Ijin Angkutan Wisata di Sungai dan Danau; 3. Ijin Angkutan Laut Wisata Dalam Negeri; 4. Ijin Angkutan Laut Internasional Wisata;

5. Jenis usaha lainnya dari bidang jasa transportasi wisata yang ditetapkan oleh Bupati.

 Bidang Usaha / Jenis Usaha : Jasa Perjalanan Wisata 1. Ijin Biro Perjalanan Wisata;

2. Ijin Agen Perjalanan Wisata;

3. Jenis usaha lainnya dari bidang jasa perjalanan wisata yang ditetapkan oleh Bupati.

 Bidang Usaha / Jenis Usaha : Jasa Makanan dan Minuman 1. Ijin Restoran;

2. Ijin Rumah Makan; 3. Ijin Rumah Minum; 4. Ijin Kafe;

5. Ijin Jasa Boga;

6. Ijin Pusat Penjualan Makanan;

7. Jenis usaha lain bidang usaha jasa makanan dan minuman yang ditetapkan oleh Bupati.

 Bidang Usaha / Jenis Usaha : Penyediaan Akomodasi 1. Ijin Hotel;

2. Ijin Apartemen Servis; 3. Ijin Pondok Wisata;

4. Ijin Usaha Jasa Manajemen Hotel; 5. Ijin Rumah Wisata;

6. Ijin Motel;

7. Jenis usaha lain dari bidang penyediaan akomodasi yang ditetapkan oleh Bupati.

 Bidang Usaha/Jenis Usaha : Penyelenggaraan Kegiatan Hiburan dan Rekreasi

Gelanggang Rekreasi Olahraga : 1. Ijin Rumah Bilyard;

2. Ijin Gelanggang Renang; 3. Ijin Lapangan Tenis;

(14)

Sekda Asisten PKR Hukum Kabag DPM Ka PTSP Ka Subag PHP 4. Sub-jenis usaha lainnya dan jenis usaha gelanggang olahraga

yang ditetapkan oleh Bupati. Gelanggang Seni :

1. Ijin Sanggar Seni; 2. Ijin Galeri Seni;

3. Ijin Gedung Pertunjukan Seni;

4. Sub-jenis usaha lainnya dan jenis usaha gelanggang seni yang ditetapkan oleh Bupati.

Wisata Ekstrim :

1. Ijin Wisata Ekstrim. Arena Permainan :

1. Ijin Arena Permainan;

2. Sub-jenis usaha lainnya dari jenis usaha arena permainan yang ditetapkan oleh Bupati.

Rumah Pijat :

1. Ijin Rumah Pijat;

2. Sub-jenis usaha lainnya dari jenis usaha panti pijat yang ditetapkan oleh Bupati.

Taman Rekreasi :

1. Ijin Taman Rekreasi; 2. Ijin Taman Bertema;

3. Sub-jenis usaha lainnya dari jenis usaha taman rekreasi yang ditetapkan oleh Bupati.

Karaoke :

1. Ijin Karaoke.

Jasa Impresariat Promotor 1. Ijin Impresariat Promotor.

2. Jenis usaha lainnya dari bidang penyelenggaraan kegiatan hiburan dan rekreasi yang ditetapkan oleh Bupati.

 Bidang Usaha / Jenis Usaha : Penyelenggaraan Pertemuan, Perjalanan Insentif, Konferensi dan Pameran.

1. Ijin Penyelenggaraan Pertemuan, Perjalanan Insentif, Konferensi dan Pameran;

2. Jenis usaha lainnya dari bidang Pertemuan, Perjalanan Insentif, Konferensi dan Pameran yang ditetapkan oleh Bupati.

 Bidang Jasa/Jenis Usaha : Informasi Pariwisata 1. Ijin Jasa Informasi Pariwisata;

(15)

Sekda Asisten PKR Hukum Kabag DPM Ka PTSP Ka Subag PHP 2. Jenis usaha lainnya dari bidang jasa informasi pariwisata yang

ditetapkan oleh Bupati.

 Bidang Jasa/Jenis Usaha : Konsultan Pariwisata 1. Ijin Jasa Konsultan Pariwisata;

2. Jenis usaha lainnya dari bidang jasa konsultan pariwisata yang ditetapkan oleh Bupati.

 Bidang Usaha/Jenis Usaha : Jasa Pramuwisata 1. Ijin Jasa Pramuwisata;

2. Jenis usaha lainnya dari bidang jasa pramuwisata yang ditetapkan oleh Bupati.

 Bidang Usaha / Jenis Usaha : Wisata Tirta 1. Ijin Wisata Memancing;

2. Ijin Wisata Olahraga Tirta; 3. Ijin Dermaga Wisata;

4. Jenis usaha lainnya dari bidang usaha wisata tirta yang ditetapkan oleh Bupati.

 Bidang Usaha / Jenis Usaha : Spa 1. Ijin Spa;

2. Jenis usaha lainnya dari bidang spa yang ditetapkan oleh Bupati.

i. Sektor Sosial :

1. Izin Pengumpulan sumbangan;

2. Penerbitan STP/STPU bagi Lembaga Kesejahteraan Sosial/Yayasan/ Organisasi Sosial Lintas Kecamatan dalam 1 (Satu) Kabupaten.

j. Sektor Pendidikan :

1. Izin Operasional Lembaga PAUD (Pendidikan Usia Dini); 2. Izin Pendirian PKBN (Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat); 3. Izin Pendirian LKP (Lembaga Kursus dan Pelatihan); 4. Izin Pendirian Taman Bacaan Masyarakat;

5. Izin Pendirian Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah; 6. Izin Perpanjangan Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. k. Sektor Bidang Usaha Tertentu :

Izin Usaha Rumah Kos – Kosan.

Pasal 4

(1) Pendelegasian kewenangan penerbitan perizinan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1), meliputi penetapan kelengkapan persyaratan,

(16)

Sekda Asisten PKR Hukum Kabag DPM Ka PTSP Ka Subag PHP pemberkasan, penerbitan, penandatanganan, penomoran dan penarikan retribusi.

(2) Disamping kewenangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Kepala DPMPTSP mempunyai kewenangan untuk menerbitkan duplikasi, balik nama dan legalisasi izin;

(3) Penandatanganan perizinan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh Kepala DPMPTSP atas nama Bupati.

(4) Penerbitan perizinan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Kepala DPMPTSP wajib memperhatikan :

a. Ketentuan jenis – jenis perizinan dan non perizinan sesuai dengan ketentuan dan nomenklatur kementerian/lembaga;

b. Peraturan Daerah dan peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang perizinan;

c. Norma, standart, pedoman dan kriteria yang ditetapkan pemerintah daerah;

d. Standar pelayanan minimal; e. Rencana Tata Ruang wilayah.

BAB IV

PELAKSANAAN PELAYANAN PERIZINAN

Pasal 5

(1) Penerbitan perizinan yang diatur dalam Peraturan Bupati ini, harus berkoordinasi dengan Organisasi Perangkat Daerah teknis terkait yang sesuai tugas dan tanggungjawabnya dengan perizinan yang diterbitkan oleh DPMPTSP.

(2) Setiap Pemohon wajib menyerahkan dokumen yang lengkap sesuai dengan Standar Pelayanan serta memberikan dokumen, keterangan dan penjelasan yang benar sesuai dengan yang dibutuhkan oleh petugas dan atau Tim Teknis.

(3) Berkas permohonan izin yang sudah lengkap berdasarkan Standar Pelayanan dapat diproses dan diterbitkan maksimal 7 (Tujuh) hari kerja. (4) Jenis – jenis perizinan tertentu yang memerlukan konsultasi, koordinasi

dan rekomendasi dari kementerian/Lembaga Pemerintah maka lama waktu proses penerbitan izin disesuaikan dengan ketentuan yang berlaku pada kementerian/Lembaga Pemerintah.

(17)

Sekda Asisten PKR Hukum Kabag DPM Ka PTSP Ka Subag PHP (5) Segala biaya yang ditimbulkan dalam kegiatan pada saat peninjauan lokasi

yang tidak dianggarkan dalam DPA DPMPTSP dibebankan kepada pemohon.

Pasal 6

(1) Penolakan, pembatalan dan pencabutan izin dilakukan oleh Kepala DPMPTSP setelah berkoordinasi serta Konsultasi dengan Perangkat Daerah atau Tim Teknis terkait.

(2) Penolakan izin sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dilakukan apabila:

a. adanya konflik internal perusahaan; b. lokasi tanah atau lahan bermasalah;

c. perusahaan sedang dalam proses perkara di Pengadilan; d. adanya pengaduan dari masyarakat;

e. dan lain – lain sebagaimana ketentuan yang berlaku.

(3) Pembatalan Izin sebagaimana dimaksud pada ayat (1) apabila orang atau perusahaan menjalankan kegiatan usaha tidak sesuai dengan ketentuan perizinan serta batas waktu izin yang diberikan;

(4) Pencabutan izin sebagaimana dimaksud pada ayat (1) apabila orang atau perusahaan melakukan :

a. usaha yang dijalankan tidak sesuai dengan izin yan diberikan; dan atau b. memindahtangankan izin tanpa sepengatahuan DPMPTSP.

(5) Tata cara penolakan, pembatalan dan pencabutan izin Oleh DPMPTSP dilaksanakan sesuai dengan standar pelayanan dan standar operasional prosedur.

Pasal 7

(1) Standart pelayanan, standart operasional prosedur dan Tim Teknis terkait ditetapkan dengan Surat Keputusan Bupati yang dilaksanakan paling lambat 60 hari setelah Peraturan Bupati ini diundangkan.

(2) Tim Teknis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tersebut diatas beranggotakan masing – masing wakil dari Perangkat Daerah teknis terkait, terdiri dari :

a. Perangkat Daerah yang menangani Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang;

b. Perangkat Daerah yang menangani Komunikasi, Informatika dan Statistika;

(18)

Sekda Asisten PKR Hukum Kabag DPM Ka PTSP Ka Subag PHP d. Perangkat Daerah yang menangani Sosial, Tenaga Kerja dan

Transmigrasi;

e. Perangkat Daerah yang menangani Pemuda, Olahraga, Kebudayaan dan Pariwisata;

f. Perangkat Daerah yang menangani Perhubungan;

g. Perangkat Daerah yang menangani Perencanaan, Pengembangan, Penelitian dan Pengembangan Daerah;

h. Perangkat Daerah yang menangani Lingkungan Hidup;

i. Perangkat Daerah yang menangani Perdagangan dan Perindustrian; j. Perangkat Daerah yang menangani Kesehatan;

k. Perangkat Daerah yang menangani Pertanian;

l. Perangkat Daerah yang menangani Hukum dan Peraturan Perundang – Undangan;

m. Satuan Polisi Pamong Praja;

n. Perangkat Daerah Lainnya yang dianggap perlu.

(3) Tim kerja teknis sebagaimana dimaksud pada ayat (2) bekerja sesuai dengan jenis permohonan.

BAB V

PENGAWASAN DAN PEMBINAAN

Pasal 8

(1) Pembiyaan, pengendalian dan pengawasan terhadap penyelenggaraan perizinan sebagaimana dimaksud dalam pasal 3 ayat (1) dilaksanakan oleh DPMPTSP bersama Perangkat Daerah terkait;

(2) Dalam rangka pengawasan, tim yang ditunjuk sewaktu – waktu dapat melaksanakan pemeriksaan terhadap pelaksanaan kegiatan berkaitan dengan izin yang diterbitkan dan dikoordinasikan oleh DPMPTSP.

(3) Hasil pengawasan dituangkan dalam berita acara dan ditanda tangani oleh semua anggota Tim Pengawas yang melaksanakan tugas untuk dijadikan bahan evaluasi perizinan.

BAB VI PELAPORAN

Pasal 9

Kepala DPMPTSP wajib menyampaikan laporan perkembangan pelayanan perizinan yang didelegasikan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (2) kepada Bupati dengan tembusan kepala Perangkat Daerah teknis terkait.

(19)

Sekda Asisten PKR Hukum Kabag DPM Ka PTSP Ka Subag PHP BAB VII KETENTUAN PENUTUP Pasal 10

Dengan ditetapkannya Peraturan Bupati ini, maka Peraturan Bupati Sampang Nomor 48 Tahun 2014 tentang Pendelegasian Kewenangan Pelayanan Perizinan Kepada Kantor Pelayanan, Perijinan dan Penanaman Modal Kabupaten Sampang dan Peraturan Bupati Sampang Nomor 59 Tahun 2015 Tentang Perubahan Atas Peraturan Bupati Sampang Nomor 48 Tahun 2014 Tentang Pendelegasian Kewenangan Pelayanan Perizinan Kepada Kantor Pelayanan, Perijinan dan Penanaman Modal Kabupaten Sampang dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

Pasal 11

Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Bupati ini dengan menempatkannya dalam Berita Daerah Kabupaten Sampang.

Ditetapkan di : Sampang

Pada tanggal : 7 Agustus 2018 PJ. BUPATI SAMPANG

ttd

H. JONATHAN JUDIANTO Diundangkan di : Sampang

Pada tanggal : 7 Agustus 2018

SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN SAMPANG

ttd

PUTHUT BUDI SANTOSO, SH,M.Si Pembina Utama Muda

NIP. 19610114 198603 1 008

Referensi

Dokumen terkait

Menurut Khan (1992), kemasukan Islam ke India melalui tiga golongan, iaitu golongan pedagang yang datang terus dari Tanah Arab, golongan pedagang dari Iran, Afghanistan dan

Beberapa ketentuan dalam Peraturan Bupati Kebumen Nomor 68 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi, serta Tata Kerja Dinas Perumahan Dan Kawasan

Beberapa ketentuan dalam Peraturan Bupati Kebumen Nomor 80 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi, serta Tata Kerja Dinas Kearsipan

Beberapa ketentuan dalam Peraturan Bupati Blora Nomor 63 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas Dan Fungsi Serta Tata Kerja Dinas Komunikasi Dan

Beberapa ketentuan dalam Peraturan Bupati Pacitan Nomor 64 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Tugas Dan Fungsi, Susunan Organisasi, Serta Tata Kerja Dinas Perindustrian dan

Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BUPATI NOMOR 64 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA

Beberapa ketentuan dalam Peraturan Bupati Kebumen Nomor 67 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi, serta Tata Kerja Dinas Pekerjaan

(5) Dalam hal berdasarkan hasil evaluasi diketahui Pemegang Hak, Pemegang Hak Pengelolaan, atau Pemegang Dasar Penguasaan Atas Tanah sengaja tidak mengusahakan, tidak