• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEDOMAN PENYUSUNAN SASARAN KERJA PEGAWAI JABATAN FUNGSIONAL PRANATA HUMAS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PEDOMAN PENYUSUNAN SASARAN KERJA PEGAWAI JABATAN FUNGSIONAL PRANATA HUMAS"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

PEDOMAN PENYUSUNAN SASARAN KERJA PEGAWAI JABATAN FUNGSIONAL PRANATA HUMAS DIREKTORAT JENDERAL INFORMASI DAN KOMUNIKASI PUBLIK KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA 2017

(2)

KATA PENGANTAR

Kementerian Komunikasi dan Informatika cq. Direktorat Jenderal Informasi dan Komunikasi selaku instansi Pembina Jabatan Fungsional Pranata Humas, berupaya untuk meningkatkan peran serta aparatur pemerintah di bidang informasi dan komunikasi publik. Peningkatan dilakukan dengan melaksanakan pelayanan informasi dan kehumasan secara efektif dan efisien. Dengan ditetapkannya Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 6 Tahun 2014 tentang Jabatan Fungsional Pranata Humas dan Angka Kreditnya, Direktorat Jenderal Informasi dan Komunikasi mempunyai kewajiban membuat petunjuk teknis pembinaan Jabatan Fungsional Pranata Humas (JFPH) di Instansi Pemerintah, baik di tingkat Pusat maupun Daerah.

Buku ini pedoman panduan penyusunan Sasaran Kerja Pegawai (SKP) Jabatan Fungsional Pranata Humas (JFPH) yang dapat dijadikan panduan dalam penyusunan SKP yang merupakan kewajiban bagi seluruh PNS, termasuk JFPH.

Demikian, kiranya buku ini dapat mempermudah dan memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi Pejabat Fungsional Pranata Humas agar kinerja JFPH yang pada akhirnya pelayanan informasi dan kehumasan dapat lebih optimal, sehingga kinerja organisasi dalam bidang informasi dan komunikasi publik dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien. Dirjen Informasi dan Komunikasi Publik, Rosarita Niken Dwiastuti

(3)

BAB I

KETENTUAN UMUM Pada pedoman ini, yang dimaksud dengan:

1. Pegawai Negeri Sipil, yang selanjutnya disingkat PNS, adalah PNS yang bekerja di lingkungan kementerian/lembaga/instansi pemerintah di seluruh Indonesia.

2. Jabatan Fungsional Pranata Hubungan Masyarakat yang selanjutnya disebut Jabatan Fungsional Pranata Humas, disingkat JFPH adalah jabatan yang mempunyai ruang lingkup tugas, tanggung jawab, wewenang untuk melaksanakan kegiatan pelayanan informasi dan kehumasan

3. Prestasi Kerja adalah hasil pelaksanaan tugas yang dicapai dari tindakan dan kegiatan setiap JFPHdalam melaksanakan tugas pekerjaan dengan menggunakan dan memanfaatkan sumber daya organisasi.

4. Sasaran Kerja Pegawai yang selanjutnya disingkat SKP adalah rencana kerja dan target yang akan dicapai olehJabatanFungsionalPranataHumas yang disusun dan disepakati bersama antara pegawai dengan atasan pegawai.

5. Capaian SKP adalahhasilakhirkegiatan yang diperolehseorang JFPH. 6. Standar Prestasi Kerja adalah target yang ditetapkan dalam SKP.

7. Target adalah jumlah beban kerja yang akan dicapai dari setiap pelaksanaan tugas jabatan.

8. Rencana Strategis yang selanjutnya disingkat Renstra adalah suatu proses yang berorientasi pada hasil yang ingin dicapai selama kurun waktu 1 (satu) sampai dengan 5 (lima) tahun dengan memperhitungkan potensi, peluang, dan kendala yang ada atau mungkin timbul yang memuat visi, misi, tujuan, atau sasaran dan program yang realistis dan mengantisipasi masa depan yang diinginkan dan dapat dicapai.

9. Rencana Kerja Tahunan yang selanjutnya disingkat Renja adalah program pelaksanaan kegiatan dalam rangka mencapai tujuan dan sasaran organisasi yang ditetapkan oleh pimpinan instansi dalam tahun yang bersangkutan.

10. Pejabat Penilai adalah atasan langsung PNS yang dinilai, dengan ketentuan paling rendah pejabat struktural eselon IV.

11. Atasan Pejabat Penilai adalah atasan langsung dari pejabat penilai.

12. Jabatan adalah kedudukan yang menunjukkan tugas, tanggung jawab, wewenang, dan hak seorang PNS dalam suatu satuan organisasi.

13. Uraian Tugas adalah suatu paparan atau bentangan atas semua tugas jabatan yang merupakan tugas pokok yang dilakukan pemegang jabatan dalam memproses bahan kerja menjadi hasil kerja dalam kondisi pelaksanaan tertentu.

14. Kegiatan tugas jabatan adalah tugas pekerjaan yang wajib dilakukan dalam rangka pelaksanaan fungsi jabatan.

15. Angka Kredit adalah satuan nilai dari tiap butir kegiatan dan/atau akumulasi nilai butir-butir kegiatan yang harus dicapai oleh seorang Pranata Humas dalam rangka pembinaan karier kepangkatan dan jabatannya.

(4)

16. Unsur Utama adalah unsur kegiatan jabatan fungsional Pranata Humas yang dapat dinilai angka kreditnya yang terdiri dari subunsur pendidikan, pelayanan informasi dan kehumasan, dan pengembangan profesi.

17. Unsur Penunjang adalah unsur kegiatan jabatan fungsional Pranata Humas yang dapat dinilai angka kreditnya yang terdiri dari subunsur penunjang.

18. Instansi adalah Kementerian, Lembaga Non Kementerian, Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kabupaten/Kota di mana Pranata Humas tersebut bekerja.

19. Instansi Pembina Jabatan Fungsional Pranata Humas adalah Kementerian Komunikasi dan Informatika.

(5)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2011 tentang Penilaian Prestasi Kerja Pegawai Negeri Sipil, penilaian prestasi kerja berdasarkan sistem prestasi kerja dan sistem karier yang dititikberatkan pada sistem prestasi kerja perlu dilakukan.Penilaian prestasi kerja Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang dimaksud adalah suatu proses penilaian secara sistematis yang dilakukan oleh pejabat penilai terhadap sasaran kerja pegawai dan perilaku kerja PNS. Dengan menitikberatkan penilaian pada sasaran kerja pegawai dan perilaku, setiap PNS wajib menyusun Sasaran Kerja Pegawai (SKP).

SKP dimaksudkan sebagai instrumen penilaian prestasi kerja PNS secara sistematis yang penekanannya pada pengukuran tingkat capaian sasaran kerja pegawai atau tingkat capaian hasil kerja yang telah direncanakan dan disepakati antara Pejabat Penilai dengan PNS yang dinilai sebagai kontrak prestasi kerja. Penilaian prestasi kerja PNS secara strategis diarahkan sebagai pengendalian perilaku kerja produktif yang disyaratkan untuk mencapai hasil kerja yang disepakati dan bukan penilaian atas kepribadian seseorang PNS. Unsur perilaku kerja yang mempengaruhi prestasi kerja yang dievaluasi harus relevan dan berhubungan dengan pelaksananaan tugas pekerjaan dalam jenjang jabatan setiap PNS yang dinilai.

Jabatan Fungsional Pranata Humas (JFPH) adalah jabatan fungsional tertentu yang memiliki tugas dan fungsi yang secara khusus diatur dalam Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2014 tentang Jabatan Fungsional Pranata Hubungan Masyarakat dan Angka Kreditnya. Hal ini menjadikan ketentuan pengisian SKP bagi JFPH berbeda dengan jabatan struktural danpelaksana. Dalam rangka kelancaran pelaksanaan tugas dan peningkatan prestasi kerja serta peningkatan pelayanan Pejabat Fungsional Pranata Humas, maka perlu ditetapkan Pedoman Penyusunan dan Penilaian Sasaran Kerja Pegawai Jabatan Fungsional Pranata Humas yang berlaku di seluruh kementerian/lembaga/instansi pemerintah di seluruh Indonesia.

B. Tujuan

Pedoman digunakan sebagai acuan bagi setiap JFPH dan Pejabat Penilai di seluruh kementerian/lembaga/instansi pemerintah baik di tingkat Pusat dan Daerah dalam menyusun dan menilai Sasaran Kerja Pegawai sesuai dengan tugas jabatannya.

(6)

C. Manfaat

Dengan adanya pedoman ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pemangku kepentingan terkait dengan penilaian prestasi kerja Pranata Humas sebagai berikut:

1. Bagi Pranata Humas, pedoman ini sebagai acuan dalam:

a. merencanakanuraiantugasjabatanmengacupadaPermen PAN No 6 Tahun 2014 dalam pencapaian Rencana Kerja Tahunan Instansi (Renja)

b. perencanaan karir dalam jabatan dan kepangkatan.

2. BagiPejabat Pembina Kepegawaian di kementerian /lembaga/instansipemerintah baik di tingkat Pusat ataupun di tingkat Daerah, pedoman ini merupakan acuan dalam melaksanakan penilaian, pengukuran, pemantauan dan evaluasi prestasi kerja Pranata Humas serta sebagai dasar pertimbangan dalam pengembangan program dan kegiatan pembinaan di lingkungannya.

D. Sasaran

Sasaran pedoman ini mencakup:

1. Pranata Humas di seluruh instansi pemerintah; 2. Pejabat Penilai; dan

3. Pejabat Pengelola Kepegawaian E. Dasar Hukum

1. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil;

2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 46 Tahun 2011 tentang Penilaian Prestasi Kerja Pegawai Negeri Sipil;

3. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2014 tentang Jabatan Fungsional Pranata Hubungan Masyarakat dan Angka Kreditnya;

4. Peraturan Kepala Badan Kepegawaian Negara Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2010 tentang Ketentuan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 53 tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil;

5. Peraturan Kepala Badan Kepegawaian Negara Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2013 tentang Ketentuan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 46 tahun 2011 tentang Penilaian Prestasi Kerja Pegawai Negeri Sipil;

(7)

BAB II

PENILAIAN PRESTASI KERJA PRANATA HUMAS

A. Pengertian Penilaian Prestasi Kerja

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2011 tentang Penilaian Prestasi Kerja Pegawai Negeri Sipil, penilaian prestasi kerja didefinisikan sebagai suatu proses penilaian secara sistematis yang dilakukan oleh pejabat penilai terhadap sasaran kerja pegawai dan perilaku kerja. Proses penilaian ini dilakukan dengan tolak ukur yang obyektif terhadap tingkat capaian sasaran kerja dan perilaku kerja pegawai oleh atasannya (pejabat penilai). Penekanan Penilaian Prestasi Kerja adalah penilaian capaian sasaran kerja pegawai (SKP) yang pada dasarnya telah disusun dan disepakati bersama antara Pranata Humas dengan atasan langsungnya (pejabat penilai) serta penilaian perilaku keseharian dalam melaksanakan tugas atau pekerjaannya. Dengan demikian, penilaian prestasi kerja meliputi penilaian terhadap dua aspek yaitu SKP dan perilaku kerja. Oleh karena itu, ketercapaian SKP dan perilaku kerja mempengaruhi prestasi kerja Pranata Humas.

Sebagai proses evaluasi terhadap kinerja dan perilaku kerja, penilaian prestasi kerja dilaksanakan dalam jangka waktu tertentu dengan tujuan untuk menjamin obyektivitas pembinaan profesi yang dilakukan berdasarkan sistem prestasi kerja dan karier. Secara administratif, Instansi dapat menjadikan penilaian prestasi kerja sebagai acuan atau standar dalam proses kenaikan jenjang fungsionalnya. Hasil penilaian prestasi kerja juga dapat digunakan sebagai dasar dalam membuat perencanaan kegiatan yang bermanfaat untuk pengembangan karier, penetapan indeks pemberian tunjangan selain gaji, promosi jabatan dan lain-lain terkait dengan pembinaan profesinya.

Bagi Instansi, hasil penilaian prestasi kerja sangat penting dalam rangka pembinaan dan pengembangan karier, antara lain untuk mengidentifikasi kebutuhan program pengembangan keprofesian berkelanjutan, promosi, dan berbagai aspek lain dari keseluruhan proses manajemen sumber daya manusia secara efektif dan efisien. Oleh karena itu, hasil penilaian prestasi kerja dapat menunjukkan apakah seorang Pranata Humas sudah memenuhi target atau sasaran yang telah direncanakan baik secara kualitas, kuantitas, waktu, dan/atau biaya serta menunjukkan perilaku kerja dalam pelaksanaan tugasnya.

B. Tujuan Penilaian Prestasi Kerja

Penilaian prestasi kerja ini bertujuan untuk menjamin obyektivitas pembinaan yang dilakukan berdasarkan sistem prestasi kerja yang berdampak pada peningkatan karir dalam jabatan dan kepangkatan.

C. Manfaat Penilaian Prestasi Kerja

Penilaian prestasi kerja merupakan hasil evaluasi kinerja dalam jangka waktu tertentu dan sebagai alat kendali agar setiap kegiatan pelaksanaan tugas pokok selaras dengan tujuan yang telah ditetapkan dalam renstra dan

(8)

renja Instansi Penempatan. Penilaian prestasi kerja dilaksanakan oleh pejabat penilai sekali dalam satu tahun yang dilakukan untuk menilai prestasi kerja dari bulan Januari sampai dengan Desember.

D. Prinsip Penilaian Prestasi Kerja

Penilaian prestasi kerja dilakukan berdasarkan prinsip-prinsip sebagai berikut.

a. Obyektif: Penilaian Prestasi Kerja harus sesuai dengan keadaan yang sebenarnya tanpa dipengaruhi oleh pandangan atau penilaian subyektif pribadi dari pejabat penilai terhadap Pranata Humas yang dinilai.

b. Terukur: penilaian prestasi kerja harus dapat diukur secara kuantitatif dan kualitatif sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan.

c. Akuntabel: seluruh hasil penilaian prestasi kerja harus dapat dipertanggung-jawabkan kepada pejabat yang berwenang.

d. Partisipatif: seluruh proses penilaian prestasi kerja harus melibatkan secara aktif antara pejabat penilai dengan Pranata Humas yang dinilai melalui proses diskusi untuk mencapai kesepakatan antara pejabat penilai dengan Pranata Humas yang dinilai.

e. Transparan: seluruh proses dan hasil penilaian prestasi kerja terbuka dan tidak bersifat rahasia.

f. Tepat Waktu: program diimplementasikan segera setelah SKP ditandatangani sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.

g. Pengembangan: kegiatan yang dituangkan dalam SKP merupakan kegiatan yang dilakukan untuk meningkatkan kinerja sekarang dan yang akan datang, bukan hanya untuk mengukur kinerja yang telah berlalu.

E. Pejabat Penilai dan Aspek Penilaian

Penilaian prestasi kerja pegawai Pranata Humas dilakukan akhir Desember tahun berjalan atau paling lama akhir Januari tahun berikutnya. Lingkup penilaian prestasi kerja mencakup dua unsur, yaitu: Sasaran Kerja Pegawai dan Perilaku Kerja.

a. Sasaran Kerja Pegawai (SKP) dengan bobot nilai 60% (enam puluh persen).

Penilaian terhadap SKP yaitu penilaian yang dilaksanakan terhadap seluruh tugas jabatan dan target yang harus dicapai selama kurun waktu pelaksanaan pekerjaan dalam tahun yang berjalan. Penilaian tersebut didasarkan kepada ukuran tingkat capaian SKP yang dinilai dari aspek: kuantitas, kualitas, waktu dan/atau biaya.

Target SKP Pranata Humas sebagai pejabat fungsional tertentu, adalah angka kredit yang harus dicapai untuk tahun yang berjalan yang dilakukan oleh seorang Pranata Humas. Mengingat kenaikan jabatan/pangkat didasarkan pada perolehan angka kredit, maka harus ditetapkan target angka kredit yang akan dicapai dalam 1 (satu) tahun di dalam SKP-nya. Penentuan angka kredit tersebut mengacu kepada Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 6 Tahun 2014 tentang Jabatan Fungsional Pranata Humas dan Angka Kreditnya.

(9)

Penilaian perilaku kerja yaitu penilaian terhadap perilaku Pranata Humas dalam melaksanakan tugasnya di Instansi Penempatan. Penilaian perilaku kerja meliputi aspek: orientasi pelayanan, integritas, komitmen, disiplin dan kerjasama. Unsur perilaku kerja yang dinilai harus relevan dan berhubungan dengan pelaksanaan tugasnya.

Dengan demikian, nilai prestasi kerja mencakup dua unsur yaitu Sasaran Kerja Pegawai dengan bobot nilai 60% (enam puluh persen) dan Perilaku Kerja dengan bobot nilai 40% (empat puluh persen).

F. Perangkat Penilaian Prestasi Kerja

Perangkat penilaian prestasi kerja merupakan seperangkat alat yang digunakan oleh penilai untuk melaksanakan tugas mengukur dan menilai prestasi Pranata Humas. Diharapkan hasil penilaian yang diperoleh obyektif, akurat, tepat, valid, dan dapat dipertanggungjawabkan.

Perangkat penilaian tersebut terdiri dari: 1. Formulir Sasaran Kerja Pegawai

2. Formulir Penilaian Sasaran Kerja Pegawai 3. Format Penilaian Prestasi Kerja

G. Alur Penilaian Prestasi Kerja

Alur Penilaian Prestasi Kerja Pranata Humas dilaksanakan sebagai berikut: 1. Penilaian prestasi kerja diawali dengan penyusunan Sasaran Kerja

Pegawai yang dilaksanakan pada awal tahun. Selanjutnya hasil penyusunan SKP dikonsultasikan dengan atasan langsung (pejabat penilai) untuk memperoleh persetujuan.

2. Jika disetujui, maka SKP langsung ditetapkan oleh pejabat penilai sebagai kontrak kerja untuk 1 (satu) tahun berjalan. Jika tidak disetujui oleh pejabat penilai, maka SKP ditetapkan/diputuskan oleh atasan pejabat penilai dan putusan atasan pejabat penilai bersifat final. SKP yang sudah ditetapkan memuat target kegiatan tugas jabatan (unsur utama dan unsur penunjang), dengan mencantumkan nilai angka kredit pada tiap uraian kegiatan, serta target pada tiap uraian kegiatan dari aspek kualitas, kuantitas, waktu, dan biaya (bila ada).

3. Pelaksanaan penilaian prestasi kerja meliputi: a) Penilaian SKP yang mencakup penilaian realisasi uraian kegiatan tugas jabatan (unsur utama dan unsur penunjang) yang diukur dengan ketercapaian kegiatan dalam 4 (empat) aspek penilaian yaitu kuantitas, kualitas, waktu dan/atau biaya; dan b) Penilaian perilaku kerja meliputi aspek penilaian orientasi pelayanan, integritas, komitmen, disiplin dan kerjasama berdasarkan rekaman perilaku kerja.

4. Perhitungan nilai Penilaian Prestasi Kerja diperoleh dari penjumlahan nilai unsur SKP sebesar 60% dan perilaku kerja sebesar 40%.

5. Jika hasil Penilaian Prestasi Kerja disetujui oleh yang dinilai, maka pejabat penilai menetapkan hasil Penilaian Prestasi Kerja dan rekomendasinya.

6. Jika hasil Penilaian Prestasi Kerja tidak disetujui yang dinilai, maka yang bersangkutan dapat menyatakan keberatan atas hasil Penilaian

(10)

Prestasi Kerja kepada pejabat penilai selambat-lambatnya dalam periode waktu 14 (empat belas) hari setelah proses penilaian.

7. Pejabat penilai wajib membuat tanggapan secara tertulis atas keberatan tersebut dalam kolom keberatan pada formulir penilaian prestasi kerja, kemudian disampaikan kepada Atasan Pejabat Penilai.

8. Atasan pejabat penilai berdasarkan keberatan yang diajukan wajib memeriksa dengan seksama hasil penilaian prestasi kerja dan meminta penjelasan kepada Pejabat Penilai dan Pranata Humas yang dinilai. Kemudian atasan pejabat penilai menetapkan hasil prestasi kerja dan bersifat final.

9. Formulir Penilaian Prestasi Kerja ditandatangani oleh Pranata Humas yang dinilai, Pejabat Penilai, dan Atasan Pejabat Penilai. Penilaian Prestasi Kerja dan dokumen pendukung lainnya disimpan sebagai dokumen portofolio (kumpulan bukti fisik) yang dapat digunakan untuk keperluan kenaikan pangkat dan perencanaan SKP Pranata Humas yang akan datang. Penilaian prestasi kerja Pranata Humas setiap tahun yang telah disahkan oleh pejabat penilai beserta dokumen pendukung lainnya digunakan sebagai lampiran DUPAK.

(11)

BAB III

PENYUSUNAN SASARAN KERJA PRANATA HUMAS

A. Tata Cara Penyusunan SKP

a. Dalam sistem penilaian prestasi kerja, setiap Pranata Humas wajib menyusun SKP sebagai rancangan pelaksanaan kegiatan tugas jabatan, sesuai dengan uraian tugas, tanggung jawab dan wewenangnya, yang secara umum telah ditetapkan dalam struktur dan tata kerja organisasi.

b. SKP disusun dan ditetapkan sebagai rencana operasional pelaksanaan kegiatan tugas jabatan, dengan mengacu pada Renstra dan Renja organisasi, yang berisikan tentang kegiatan yang akan dilakukan, hasil yang akan dicapai, berapa yang akan dihasilkan dan kapan harus selesai.

c. Dalam setiap kegiatan tugas jabatan yang akan dilaksanakan, wajib menetapkan target yang harus dicapai meliputi aspek kuantitas, kualitas, waktu, dan/atau biaya.

d. Penyusunan SKP harus menjabarkan kegiatan tugas jabatan atasan langsungnya sesuai dengan kesepakatan Pejabat Penilai dengan Pranata Humas yang dinilai sebagai kontrak prestasi kerja.

e. Dalam menyusun SKP harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

• Jelas Kegiatan

Kegiatan yang dilakukan harus dapat diuraikan secara jelas. • Dapat diukur

Kegiatan yang dilakukan harus dapat diukur secara kuantitatif dalam bentuk angka seperti jumlah satuan, jumlah hasil, dan lain-lain maupun secara kualitatif.

• Relevan

Kegiatan yang dilakukan harus berdasarkan lingkup tugas jabatan masing-masing.

• Dapat dicapai

Kegiatan yang dilakukan harus disesuaikan dengan kemampuan.

• Memiliki target waktu

Kegiatan yang dilakukan harus ditentukan waktu. B. UNSUR-UNSUR SKP

1. Kegiatan tugas jabatan

Setiap kegiatan tugas jabatan yang akan dilakukan harus didasarkan pada uraian tugas, tanggung jawab dan wewenang, yang secara umum telah ditetapkan dalam struktur dan tata kerja organisasi.

Kegiatan tugas jabatan yang akan dilakukan harus mengacu pada Renja organisasi, sebagai implementasi kebijakan dalam rangka

(12)

rnencapai tujuan dan sasaran organisasi yang telah ditetapkan dan harus berorientasi pada hasil secara nyata dan terukur.Dalam kegiatan tugas jabatan organisasi, pada prinsipnya pekerjaan dibagi habis dari tingkat jabatan yang tertinggi sampai dengan tingkat jabatan yang terendah secara hierarkis. Bagi Jabatan Fungsional Pranata Humas, kegiatan tugas jabatannya berdasarkan tugas, tanggung jawab, dan wewenang yang sesuai dengan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2014.

2. Angka Kredit

Angka kredit merupakan satuan nilai dari tiap butir kegiatan dan/atau akumulasi nilai butir-butir kegiatan yang harus dicapai oleh seorang pejabat fungsional dalam rangka pembinaan karier yang bersangkutan. Dalam hal ini, Pranata Humas harus menetapkan target angka kredit yang akan dicapai dalam 1 (satu) tahun.

3. Target

Setiap pelaksanaan kegiatan tugas jabatan harus ditetapkan target yang akan diwujudkan secara jelas, sebagai ukuran prestasi kerja. Dalam menetapkan target prestasi kerja meliputi aspek sebagai berikut:

i. Kuantitas (Target Output)

Target output ditentukan dari jumlah produk yang akan dihasilkan selama satu periode penilaian sesuai dengan karakteristik, sifat, dan jenis kegiatan yang dapat berupa dokumen, konsep, naskah, sertifikat, TOR, laporan, dan lain-lain. ii. Kualitas (Target Kualitas)

Target Kualitas merupakan mutu produk yang akan dihasilkan selama satu periode penilaian sesuai dengan karakteristik, sifat, dan jenis kegiatan. Target kualitas harus memprediksi mutu hasil kerja terbaik, dan dicantumkan nilai paling tinggi 100 (seratus). Khusus untuk target kualitas pelaksanaan pembelajaran adalah target angka kredit dengan sebutan “baik” atau “amat baik” yang harus dicapai dalam satu tahun sesuai dengan golongan yang bersangkutan. Untuk rencana ketercapaian target angka kredit “baik” atau “amat baik” di dalam target kualitas dicantumkan angka 100 (seratus).

iii. Waktu (Target Waktu)

Target waktu ditetapkan dengan memperhitungkan waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan setiap uraian kegiatan, misalnya 7 (tujuh) hari, 1 (satu) minggu, 1 (satu) bulan, 2 (dua) bulan, 3 (tiga) bulan, dan seterusnya sampai dengan 12 (dua belas) bulan.

iv. Biaya (Target Biaya)

Target biaya ditetapkan dengan memperhitungkan jumlah biaya yang diperlukan untuk menyelesaikan suatu uraian kegiatan tertentu dalam 1 (satu) tahun, misalnya ratusan ribu, jutaan, dan

(13)

lain-lain. Target biaya diisi hanya untuk SKP pemegang kuasa penggunaan anggaran.

Penyusunan target SKP paling sedikit meliputi aspek kuantitas, kualitas, dan waktu sesuai dengan karakteristik, sifat, dan jenis kegiatan pada masing-masing unit kerja dengan menggunakan formulir SKP sebagaimana tersebut dalam Anak Lampiran 1 Peraturan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor 34 tahun 2011. Apabila kegiatan tugas jabatan tersebut dibiayai/dianggarkan, maka aspek biaya harus menjadi target biaya dalam penyusunan SKP.

C. Tugas Tambahan dan Kreativitas

Tugas tambahan dan kreativitas merupakan pekerjaan berdasarkan penugasan di luar butir kegiatan Pranata Humas. Tugas tambahan dan kreativitas tidak disertakan dalam penyusunan target Formulir Sasaran Kerja Pegawai, karena pada umumnya tugas tambahan dan kreativitas bersifat insidentil dan tidak mengacu pada Renstra atau Renja organisasi.

Tugas tambahan dan kreativitas hanya akan dimunculkan pada formulir Penilaian Sasaran Kerja Pegawai, dan penilaiannya tidak bersifat kumulatif dari angka kredit seperti unsur utama dalam sasaran kerja. Setiap 3 (tiga) tugas tambahan dan kreativitas mendapat nilai 1 (satu).

D. Penyusunan dan Penilaian SKP

1. Penyusunan SKP bagi Pranata Humas memperhitungkan target angka kredit yang akan dicapai pada tahun tersebut baik itu dari unsur utama maupun unsur penunjang. Pekerjaan berdasarkan penugasan yang tidak sesuai dengan butir kegiatan Pranata Humas dimasukkan dalam Tabel Tugas Tambahan dan Kreativitas pada lembar PENILAIAN SASARAN KERJA PEGAWAI.

2. Penentuan angka kredit dalam SKP menggunakan asumsi untuk kenaikan pangkat setingkat lebih tinggi secara normatif yang harus dicapai dalam waktu 4 (empat) tahun. Oleh karena itu, target angka kredit dalam satu tahun adalah jumlah angka kredit kumulatif minimal yang akan dicapai dibagi 4 (empat). Besaran angka kredit yang harus dipenuhi untuk dapat naik jabatan dan pangkat sesuai dengan ketentuan dalam Lampiran III-VIII Peraturan Menteri PAN-RB Nomor 6 tahun 2014 dan Peraturan Bersama Menteri Komunikasi dan Informatika dan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor 39 Tahun 2014 Nomor 31 Tahun 2014 Bagian VIII huruf. 3. PranataHumas Tingkat Keahlian yang akan naik jenjang jabatan dan

pangkat memiliki kewajiban memenuhi Angka Kredit dari unsur Pengembangan Profesi, yaitu:

a. Pranata Humas Pertama, pangkat Penata Muda Tingkat I, golongan ruang III/b yang akan naik jenjang jabatan dan pangkat menjadi Pranata Humas Muda, pangkat Penata,

(14)

golongan ruang III/c memenuhi angka kredit dari Unsur Pengembangan Profesi minimal 2 (dua) Angka Kredit.

b. Pranata Humas Muda, pangkat Penata, golongan ruang III/c yang akan naik pangkat menjadi Penata Tingkat I, golongan ruang III/d memenuhi angka kredit dari Unsur Pengembangan Profesi minimal 4 (empat) Angka Kredit.

c. Pranata Humas Muda, pangkat Penata Tingkat I, golongan ruang III/d yang akan naik jenjang jabatan dan pangkat menjadi Pranata Humas Madya, pangkat Pembina, golongan ruang IV/a memenuhi angka kredit dari Unsur Pengembangan Profesi minimal 6 (enam)Angka Kredit.

d. Pranata Humas Madya, pangkat Pembina, golongan ruang IV/a yang akan naik pangkat menjadi Pembina Tingkat I, golongan ruang IV/b memenuhi angka kredit dari Unsur Pengembangan Profesi minimal 8 (delapan) Angka Kredit.

e. Pranata Humas Madya, pangkat Pembina Tingkat I, golongan ruang IV/b yang akan naik pangkat menjadi Pembina Utama Muda, golongan ruang IV/c memenuhi angka kredit dari Unsur Pengembangan Profesi minimal 12 (dua belas) Angka Kredit. 4. Pranata Humas Penyelia, pangkat Penata Tingkat I, golongan ruang

III/d, setiap tahun sejak menduduki pangkatnya diwajibkan mengumpulkan paling sedikit 10 (sepuluh) angka kredit dari kegiatan tugas pokok.

5. Pranata Humas Madya, pangkat Pembina Utama Muda, golongan ruang IV/c, setiap tahun sejak menduduki pangkatnya diwajibkan mengumpulkan paling sedikit 20 (dua puluh) angka kredit dari kegiatan tugas pokok dan pengembangan profesi.

Contoh:

Seorang Pranata Humas bernama Abimanyu baru saja diangkat dalam tingkat Ahli Pertamadengan golongan ruang lll/b pada Direktorat Komunikasi Publik. Ijazah terakhirnya adalah S1 dan akan menyusun SKP untuk tahun berjalan. Untuk dapat diangkat dalam jenjang Muda Gol. III/c, yang bersangkutan wajib memenuhi 50 angka kredit (dengan ketentuan unsur penunjang maksimal 10 dan unsur utama 40). Dalam penyusunan SKP yang bersangkutan pada bulan Januari 2017, kegiatan tugas pokok yang dilaksanakan dan angka kreditnya adalah sebagai berikut:

a. Unsur Utama

1) Menyusun informasi strategis pemerintah sebagai anggota tim (0,04/laporan)

2) Menyusun naskah profil lembaga (0,04/naskah)

3) Membuat artikel atau opini untuk penerbitan internal (0,02/ laporan)

4) Melaksanakan tugas peliputan kegiatan kelembagaan (0,01/laporan)

5) Menyusun materi layanan informasi untuk media elektronik (0,02/naskah)

(15)

6) Melaksanakan tugas sebagai pemandu acara (MC) (0,032/laporan)

7) Mengolah konten media (0,05/laporan) 8) Mengumpulkan isu publik (0,02/laporan)

9) Membuat karya tulis/karya ilmiah berupa tinjauan atau ulasan ilmiah dengan gagasan sendiri di bidang pelayanan informasi dan kehumasan yang tidak dipublikasikan dalam bentuk makalah (3,5/makalah)

b. Unsur Penunjang

1) Menjadi anggota organisasi profesi sebagai anggota (0,75/tahun) 2) Mengikuti seminar/lokakarya sebagai peserta (1/sertifikat)

(16)

FORMULIR SASARAN KERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL N

O I. PEJABAT PENILAI NO

II. PEGAWAI NEGERI SIPIL YANG DINILAI

1 Nama Kartono 1 Nama Abimanyu

2 NIP 19600817199003100 1 2 NIP 198004202014031001 3 Pangkat/ Gol.Ruan

g Pembina / Iva 3 Pangkat/ Gol.Ruang Penata / IIIc 4 Jabatan

Direktur Komunikasi

Publik 4 Jabatan

Pranata Humas Ahli Muda

5 Unit Kerja Direktorat Komunikasi Publik 5 Unit Kerja Direktorat Komunikasi Publik

N

O III. KEGIATAN TUGAS JABATAN AK

TARGET KUANT/O UTPUT KU AL/ MU TU WAKTU BIAYA Unsur Utama

1 Menyusun informasi strategis pemerintah sebagai anggota tim 0,2 5 Laporan 100 12 bln - 2 Menyusun naskah profil lembaga 0,04 1 Laporan 100 12 bln - 3 Mengikuti kunjungan kerja atau acara seremonial pimpinan 0,06 3 Laporan 100 12 bln - 4 Melaksanakan tugas peliputan kegiatan kelembagaan 0,3 30 Laporan 100 12 bln -

5

Menyusun materi layanan informasi untuk media

elektronik 0,6 30

Artik

el 100 12 bln - 6 Melaksanakan tugas sebagai pemandu acara (MC) 0,32 10 Laporan 100 12 bln 7 Mengolah konten media 4 80 Laporan 100 12 bln 8 Mengumpulkan isu publik 2 100 Laporan 100 12 bln

9

Membuat karya tulis/karya ilmiah berupa tinjauan atau ulasan ilmiah dengan gagasan sendiri di bidang pelayanan informasi dan kehumasan yang tidak dipublikasikan

3,5 1 Makalah 100 12 bln -

Unsur Penunjang 1

0

Menjadi anggota organisasi

profesi sebagai anggota 0,75 1

Tahu

n 100 12 bln - 1

1 Mengikuti seminar/lokakarya sebagai peserta 2 2 Serifikat 100 12 bln - Jumlah Angka Kredit 13,77

(17)

Dalam hal demikian, maka penilaian SKP terhadap Sdr. Abimanyu dihitung sebagai berikut:

Contoh:

Pada tahun 2017, Sdr. Abimanyu menargetkan menyusun informasi strategis pemerintah sebanyak 5 laporan dengan jumlah angka kredit 0,2 (0,04 dikali 5 laporan) dengan aspek kualitas 100 (seratus) dan target waktu 12 bulan. Realisasi dalam tahun tersebut, Sdr. Abimanyu berhasil membuat 6 laporan dengan jumlah angka kredit 0,24 (0.04 dikali 6 laporan) dengan aspek kualitas 80 (seratus) dan target waktu 12 bulan yang dituangkan dalam formulir penilaian sebagai berikut:

(18)

PENILAIAN CAPAIAN SASARAN KERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL

Jangka Waktu Penilaian Januari s.d. Desember 2017

N

O I. Kegiatan Tugas Jabatan AK

TARGET AK REALISASI PENG HITUN GAN NILAI CAPAIAN SKP Kuant/ Output Ku al/ M ut

u Waktu Biaya Kuant/ Output

Kua l/ Mut u Waktu Biaya 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 1 Menyusun informasi strategis pemerintah sebagai anggota tim (0,04/laporan) 0,2 5 Lapora n 10 0 1 2 b l n - 0,2 4 6 Lapor an 80 1 2 b l n - 261,77 87,26 2 Menyusun naskah profil lembaga (0,04/naskah) 0,04 1 Naskah 100 12 b l n - 0 0 Naskah 80 12 b l n - 231 77 3

Membuat artikel atau opini untuk penerbitan internal (0,02/ laporan) 0,0 6 3 Naska h 10 0 1 2 b l n - 0,0 6 3 Naska h 90 1 2 b l n - 286 95,33 4 Melaksanakan tugas peliputan kegiatan kelembagaan (0,01/laporan) 0,3 30 Laporan 100 12 b l n - 0,25 25 Laporan 80 12 b l n - 234,33 78,11 5 Menyusun materi layanan informasi untuk media elektronik

(0,02/naskah) 0,6 30 Naska h 10 0 1 2 b l n - 0,5 2 5 Naska h 80 1 2 b l n - 265 88,33 6 Melaksanakan tugas sebagai pemandu acara

(MC) (0,032/laporan) 0,32 10 Laporan 100 12 b l n - 0,352 11 Laporan 90 12 b l n - 266 88,67 7 Mengolah konten media 4 80 Lapora 10 1 b - 4,5 9 Lapor 90 1 b - 266 88,67

(19)

(0,05/laporan) n 0 2 l n 0 an 2 l n 8 Mengumpulkan isu publik (0,02/laporan) 2 100 Laporan 100 12 b l n - 1,9 95 Laporan 90 12 b l n - 231 77 9 Membuat karya tulis/karya ilmiah berupa tinjauan atau ulasan ilmiah dengan gagasan sendiri di bidang pelayanan informasi dan

kehumasan yang tidak dipublikasikan dalam bentuk makalah (3,5/makalah) 3,5 1 Naskah 100 12 b l n - 3,5 1 Naskah 90 12 b l n - 286 95,33 Unsur Penunjang 1 0 Menjadi anggota organisasi profesi sebagai anggota (0,75/tahun) 0,75 1 SK/Ka rtu anggot a 100 12 b l n - 0,75 1 Tahun 12 12 b l n - 286 95,33 1 1 Mengikuti seminar/lokakarya sebagai peserta (1/sertifikat) 2 2 Serifikat 100 12 b l n - 2 2 Serifikat 80 12 b l n - 286 95,33 Nilai Capaian SKP 87,85 (Baik)

(20)

E. KETENTUAN KHUSUS SKP

1. Pranata Humas yang menjalani cuti bersalin/cuti besar, penyusunan SKP harus mempertimbangkan jumlah kegiatan dan target serta waktu yang akan dilaksanakan. Bagi mereka yang menjalani cuti sakit harus disesuaikan dengan sisa waktu dalam tahun berjalan.

2. Pranata Humas yang sedang melaksanakan tugas belajar dibebaskan dari kewajiban menyusun SKP.

3. Pranata Humas yang dipekerjakan/ diperbantukan di Instansi Penempatan lain, penilaian SKP-nya dilakukan di Instansi Penempatanyang bersangkutan dipekerjakan/diperbantukan.

4. SKP Pranata Humas yang telah ditetapkan sebagai kontrak kerja dapat direvisi sebelum dilakukan penilaian. Revisi dapat dilakukan jika target yang telah ditetapkan tidak dapat dicapai akibat faktor-faktor di luar kemampuan Pranata Humas yang bersangkutan atau melebihi target dari target yang telah ditetapkan di awal dengan tetap melampirkan SKP awal.

5. Nilai perilaku kerja Pranata Humas selama dua tahun terakhir untuk diajukan kenaikan pangkat dan jabatannya harus memiliki sebutan "baik" dan setiap aspek penilaian di dalamnya juga memiliki sebutan "baik".

6. Ketentuan khusus mengenai: a. Pindah jabatan

b. Cuti bersalin/cuti sakit c. Tugas belajar

d. Melaksanakan tugas Plt

e. Diperbantukan/dipekerjakan di instansi lain

Referensi

Dokumen terkait

pengangkatan dalam jabatan ditetapkan berdasarkan jumlah angka kredit yang dimiliki setelab ditetapkan oleh pejabat yang berwimang menetapkan angka kredit, sehingga jenjang

Tinjauan kegiatan kehumasan di Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir (PTBN) untuk jabatan fungsional pranata humas tingkat terampil ini dilakukan dengan.. mempelajari cara

SKP Jabatan fungsional tertentu, merupakan rencana kerja dan target hasil yang akan dicapai, dengan mencantumkan butir-butir uraian jenis kegiatan tugas jabatan fungsional

Kenaikan jabatan akademik, baik untuk pengangkatan pertama maupun kenaikan jabatan berikutnya harus memenuhi persyaratan angka kredit baik dari jumlah kumulatif maupun

DAN JENJANG JABATAN DITETAPKAN SESUAI DENGAN JUMLAH ANGKA KREDIT YANG DITETAPKAN OLEH PEJABAT YANG BERWENANG MENETAPKAN ANGKA KREDIT DARI UNSUR UTAMA DAN UNSUR

Formulir Sasaran Kerja Pegawai (SKP) yang telah diisi dengan rencana pelaksanaan kegiatan Tugas Jabatan dan target, yang secara keseluruhan telah disepakati

1. Setiap pegawai IAIN Purwokerto wajib menyusun SKP berdasarkan RKT. SKP memuat kegiatan tugas jabatan dan target yang harus dicapai.. SKP yang telah disusun harus

NO UNSUR HASIL KERJA/OUTPUT ANGKA KREDIT PELAKSANA KEGIATAN 1 2 5 6 7 SUB UNSUR URAIAN KEGIATAN/TUGAS 3 4 4 Mengumpulkan keterangan dan/atau wawancara terkait pengujian