• Tidak ada hasil yang ditemukan

1. Penilaian Kinerja. Sistem PKB, Penilaian Prestasi Kerja

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "1. Penilaian Kinerja. Sistem PKB, Penilaian Prestasi Kerja"

Copied!
104
0
0

Teks penuh

(1)

PENINGKATAN

KOMPETENSI

KEPALA

SEKOLAH

DAN

PENGAWAS

SEKOLAH

DALAM

MENGELOLA

IMPLEMENTASI

KURIKULUM

PENILAIAN KINERJA,

SISTEM PKB DAN

PENILAIAN PRESTASI KERJA

PUSAT PENGEMBANGAN TENAGA KEPENDIDIKAN

(2)

Pusat Pengembangan Tenaga Kependidikan

Komplek Kemdikbud Gedung D Lantai 17, Jln. Jenderal Sudirman, Senayan, Jakarta Pusat, 10270

Telp.(021) 57946110, Fax. (021) 57946110

Kampus Pusbangtendik Jln. Raya Cinangka Km. 19 Bojongsari, Depok, 16517 Telp. (021) 7490411, Fax. (021) 7491174

(3)

SAMBUTAN

KEPALA BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

DAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN

Pengawas sekolah dan kepala sekolah memiliki peranan penting dalam meningkatkan kualitas pembelajaran dan hasil prestasi belajar siswa. Efektivitas dalam meningkatkan kualitas pembelajaran dan hasil belajar tersebut diperlukan upaya strategis di antaranya peningkatan kompetensi bagi pengawas sekolah dan kepala sekolah melalui pelatihan yang disertai dengan pengukuran mutu secara sistematis.

Menindaklanjuti kebutuhan tersebut, Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Kebudayaan dan Penjaminan Mutu Pendidikan (Badan PSDMPK dan PMP) melalui Pusat Pengembangan Tenaga Kependidikan, menyusun Materi Pelatihan Peningkatan Kompetensi Pengawas Sekolah dan Kepala Sekolah dalam Mengelola Implementasi Kurikulum.

Materi yang tersusun diharapkan menjadi referensi utama bagi fasilitator dan peserta pelatihan dalam penyelenggaraan Pelatihan Peningkatan Kompetensi Kepala Sekolah dan Pengawas Sekolah dalam Mengelola Implementasi Kurikulum. Materi Pelatihan terdiri dari: Manajemen Implementasi Kurikulum, Manajemen dan Kepemimpinan Sekolah, Supervisi Akademik dan Manajerial, Evaluasi Diri Sekolah, Penilaian Kinerja dan Penilaian Prestasi Kerja Pegawai (PK dan PPK), Pengembangan Kegiatan Intrakurikuler dan Ekstrakurikuler, Pendidikan Inklusif dan Perlindungan Anak, dan Kemitraan Sekolah dengan Pihak Eksternal.

Saya mengucapkan terima kasih dan penghargaan atas dedikasi yang tinggi untuk penyusun materi dan penelaah materi. Terima kasih saya sampaikan kepada pejabat dan staf BPSDMPK dan PMP, widyaiswara, dosen perguruan tinggi, pengawas sekolah, dan kepala sekolah yang telah berpatisipasi aktif sehingga materi pelatihan ini dapat diselesaikan dengan baik.

Semoga keberadaan materi dan seluruh perangkat pelatihan lainnya dapat berkontribusi positif terhadap efektivitas penyelenggaraan Pelatihan Peningkatan Kompetensi Pengawas Sekolah dan Kepala Sekolah dalam Mengelola Implementasi Kurikulum.

Jakarta, Mei 2015

Kepala Badan PSDMPK dan PMP,

Prof. Dr. Syawal Gultom

(4)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas selesainya penyusunan materi pelatihan Peningkatan Kompetensi Pengawas Sekolah dan Kepala Sekolah dalam Mengelola Implementasi Kurikulum. Materi pelatihan merupakan muatan wajib yang digunakan oleh narasumber, instruktur nasional, pengawas sekolah, dan kepala sekolah.

Sasaran dalam meningkatkan kompetensi sesuai dengan tujuan pelatihan antara lain meliputi sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Materi Pokok Pelatihan Peningkatan Kompetensi Pengawas Sekolah dan Kepala Sekolah dalam Mengelola Implementasi Kurikulum terdiri dari: Manajemen Implementasi Kurikulum, Manajemen dan Kepemimpinan Sekolah, Supervisi Akademik dan Manajerial, Evaluasi Diri Sekolah, Penilaian Kinerja dan Penilaian Prestasi Kerja Pegawai (PK dan PPK), Pengembangan Kegiatan Intrakurikuler dan Ekstrakurikuler, Pendidikan Inklusif dan Perlindungan Anak, dan Kemitraan Sekolah dengan Pihak Eksternal.

Materi pelatihan ini merupakan salah satu sumber belajar sehingga peserta pelatihan diharapkan dapat memperkaya diri dengan referensi lain yang relevan. Materi yang disusun ini diupayakan untuk menjawab beberapa prinsip dan tujuan utama. Pertama, materi ini diharapkan dapat menunjang pengembangan kompetensi pengawas sekolah yang diturunkan dari kebutuhan pelaksanaan kurikulum pada seluruh level satuan pendidikan. Kedua, setiap materi menunjang sikap keberterimaan, pengetahuan, dan keterampilan serta menumbuhkan daya inisiatif untuk merencanakan strategi dan implementasi perencanaan, pelaksanaan, dan evalausi pengawasan dan pembinaan sekolah sesuai kebutuhan khas implementasi kurikulum. Ketiga, materi yang dipelajari dapat mengurangi resistensi pada implementasi kurikulum pada tingkat satuan pendidikan. Keempat, seluruh materi pelatihan dapat berkontribusi positif terhadap pembentukan sikap, pengetahuan dan keterampilan yang menunjang kompetensi pengawas sekolah dan kepala sekolah dalam mengimplementasikan kurikulum. Kelima, menyelaraskan seluruh kompetensi yang dikembangkan untuk menunjang penjaminan mutu kompetensi lulusan, isi, proses pembelajaran, dan penilaian sesuai dengan karakteristik kurikulum .

Saya mengucapkan terima kasih dan penghargaan atas dedikasi yang tinggi para tim pengembang materi, penyusun dan pengembang perangkat pelatihan. Terima kasih juga saya sampaikan kepada seluruh pejabat dan staf BPSDMPK dan PMP, widyaiswara, dosen perguruan tinggi, pengawas sekolah, dan kepala sekolah yang telah berpatisipasi aktif dalam penyusunan materi ini.

Semoga materi pelatihan ini dapat membantu narasumber, instruktur nasional, pengawas sekolah dan kepala sekolah dalam mengimplementasikan kurikulum dan secara khusus bermanfaat sebagai referensi bagi narasumber dan instruktur pada pelatihan Peningkatan Kompetensi Pengawas Sekolah dan Kepala Sekolah dalam Mengelola Implementasi Kurikulum.

Jakarta, Mei 2015 Kepala Pusbangtendik,

Dr. Muhammad Hatta

(5)

DAFTAR ISI

Hal

SAMBUTAN ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iii

PETA KONSEP ... v

GLOSARIUM ... vi

I PENDAHULUAN ... 1

A. Petunjuk Pembelajaran ... 1

B. Kompetensi Yang Akan Dicapai ... 1

C. Ruang Lingkup Materi ... 2

D. Langkah - Langkah Pembelajaran ... 2

E. Penilaian ... 4

II KEGIATAN PEMBELAJARAN 1 : PENILAIAN KINERJA (PK) DAN SISTEM PKB 6 A. Deskripsi Materi ... 6

B. Tujuan Pembelajaran ... 6

C. Uraian Materi ... 7

1. Konsep Penilaian Kinerja (PK) 7 2. Perangkat Instrumen PK 11 3. Mekanisme PK Guru, PKKS, dan PKPS 15 4. Simulasi Analisis Data Hasil PKG 33 5. Mekanisme PKB 37 D. Aktivitas Pembelajaran ( LK-SIMULASI-SOAL) ... 46

(6)

III KEGIATAN PEMBELAJARAN 2: PENILAIAN PRESTASI KERJA PEGAWAI (PPK)

A. Deskripsi Materi ... 48

B. Tujuan Pembelajaran ... 49

C. Uraian Materi ... 50

1. Penilaian Prestasi Kerja ... 50

2. Sasaran Kerja Pegawai ... 56

3. Penilaian Ketercapaian SKP ... 70

4. Penilaian Perilaku Kerja ... 78

D. Aktivitas Pembelajaran ( LK-SIMULASI-SOAL) ... 85

E. Rangkuman ... 86

DAFTAR FUSTAKA 88

LAMPIRAN : 89

1. REFLEKSI 89

(7)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Mekanisme PKG, PKKS DAN PKPS ...…... 15

2. Diagram Sumber-sumber PKB ... 42

3. Mekanisme PKB ... 43

(8)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Contoh Pemberian Nilai ... 19

2. Tabel Konversi Nilai …………... 20

3. Konversi Nilai Kinerja Hasil PKG ke persentase Angka Kredit .... 21

4. Tabel Konversi Nilai ……..……….. 26

5. Bobot Nilai Perolehan Kinerja ….……… 27

6. Pengolahan Hasil Penilaian Kinerja Pengawas Sekolah/madrasah ………..……….……….. 32

7. Transformasi dari Rentang Skor ke Nilai ...……….. 32

8. REKAP HASIL PKG SD Suka Hati Tahun 2015 ….……….. 35

9. Contoh analisis hasil PKG ……….……….………….. 36

10. Hasil Analisis PKGuru SD Suka hati Tahun 2015 .…….………….. 36

(9)

P

E

T

A

K

ON

S

E

(10)

Glosarium

Pada Modul ini digunakan beberapa istilah dengan penjelasan makna berikut :

Angka kredit adalah satuan nilai dari tiap butir kegiatan dan/atau akumulasi nilai butir-butir kegiatan yang harus dicapai oleh seorang guru dan kepala sekolah dalam rangka pembinaan karier kepangkatan dan jabatannya.

Atasan Pejabat Penilai

adalah atasan langsung dari Pejabat Penilai atau pejabat lain yang ditentukan.

Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik,

mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah

Jabatan

fungsional guru

adalah jabatan fungsional yang mempunyai ruang lingkup, tugas, tanggung jawab, dan wewenang untuk melakukan kegiatan mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang diduduki oleh Pegawai Negeri Sipil.

Kepala sekolah/ Madrasah

Kepala Sekolah sebagai Pegawai Negeri Sipil yang selanjutnya disingkat PNS adalah Kepala sekolah/Madrasah sebagaimana dimaksud dalam pedoman adalah guru dan kepala sekolah;

Kepala sekolah adalah guru yang diberi tugas tambahan memimpin satuan pendidikan

Kegiatan Tugas Jabatan

(11)

Kegiatan pembelajaran

adalah kegiatan guru dalam menyusun rencana pembelajaran, melaksanakan pembelajaran yang ber mutu, menilai dan mengevaluasi hasil pembelajaran, menyusun dan melaksanakan program perbaikan dan pengayaan terhadap peserta didik

Kegiatan bimbingan

adalah kegiatan guru dan kepala sekolah dalam menyusun rencana bimbingan, melaksanakan bimbingan, mengevaluasi proses dan hasil bimbingan, serta melakukan perbaikan tindak lanjut bimbingan dengan memanfaatkan hasil evaluasi.

Pengawas Sekolah

adalah Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang diberi tugas, tanggung jawab dan wewenang secara penuh oleh pejabat yang berwenang untuk melaksanakan pengawasan akademik dan mamjerial pada satuan pendidikan

Penilaian Prestasi Kerja

adalah suatu proses penilaian secara sistematis yang dilakukan oleh pejabat penilai terhadap sasaran kerja pegawai dan perilaku kerja PNS guru dan kepala sekolah;

Perilaku Kerja adalah setiap tingkah laku, sikap atau tindakan yang dilakukan oleh PNS guru dan kepala sekolah atau tidak melakukan sesuatu yang seharusnya dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Penilaian Prestasi Kerja

adalah hasil kerja yang dicapai oleh setiap guru dan kepala sekolah PNS pada suatu satuan pendidikan sesuai dengan sasaran kerja pegawai dan perilaku kerja.

Pejabat Penilai adalah atasan langsung PNS guru dan kepala sekolah yang dinilai, dengan ketentuan bagi guru oleh kepala sekolah dan bagi kepala sekolah paling rendah oleh pejabat struktural eselon III pada dinas pendidikan setempat.

Pejabat Pembina Kepegawaian (PPK)

(12)

Penilaian Kinerja Pengawas

Sekolah (PKPS)

adalah penilaian dari tiap butir kegiatan tugas utama pengawas sekolah dalam rangka pembinaan karir kepangkatan dan jabatannya

Pengembangan keprofesian berkelanjutan (PKB)

adalah pengembangan kompetensi guru yang dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan, bertahap, berkelanjutan untuk meningkatkan profesionalitas

.

Penilaian kinerja guru (PKG)

adalah penilaian dari tiap butir kegiatan tugas utama guru dan kepala sekolah dalam rangka pembinaan karier kepangkatan dan jabatannya

Penilaian Kinerja Kepala Sekolah (PKKS)

adalah penilaian tiap butir kegiatan tugas utama guru dalam rangka pembinaan karier kepangkatan dan jabatan, yang memiliki tugas tambahan sebagai kepala sekolah/madrasah.

Rencana Kerja Tahunan (RKT)

adalah rencana yang memuat kegiatan tahunan dan target yang akan dicapai sebagai penjabaran dari sasaran dan program yang telah ditetapkan oleh kepala sekolah yang disetujui oleh komite sekolah pada satuan pendidikan.

Sasaran Kerja Pegawai (SKP)

adalah rencana kerja dan target yang akan dicapai oleh seorang PNS guru dan kepala sekolah.

Target adalah jumlah beban kerja yang akan dicapai dari setiap pelaksanaan tugas jabatan fungsional guru yang ditetapkan setiap tahun.

(13)

I. PENDAHULUAN

A. Petunjuk Pembelajaran

1. Materi ajar ini digunakan selama mengikuti pelatihan pada mata latih PK, PKKS, PKB DAN PPK dengan alokasi waktu 4 Jam Pelajaran atau 180 menit untuk tahap In Service Learning 1, 200 Jam Pelajaran untuk keseluruhan materi latih termasuk implementasi penilaian kinerja guru di wilayah binaannya pada tahap On The Job Learning, dan 24 jam pelajaran untuk seluruh materi latih pada tahap In Service Learning 2.

2. Materi ajar ini memandu ketercapaian kompetensi yang harus dicapai selama proses pembelajaran dengan menggunakan pendekatan saintifik dan model Problem Based Learning (PBL), sehingga peserta berperan aktif

selama pelatihan untuk memperoleh pengalaman belajar yang optimal. 3. Selama pembelajaran materi pokok/submateri pokok peserta difasilitasi

dengan Lembar Kegiatan (LK) yang tersedia pada bahan ajar ini dan juga terpisah dari bahan ajar ini sehingga dapat mendukung ketercapaian tujuan pembelajaran.

4. Penilaian dilakukan selama proses pembelajaran dalam pelatihan dan produk yang dihasilkan oleh peserta baik secara individu/dan atau kelompok.

B. Kompetensi Yang akan Dicapai

Setelah mengikuti pelatihan ini peserta pelatihan mampu:

(14)

C. Ruang Lingkup Materi

Ruang lingkup materi memuat dua hal yaitu:

1. Penilaian Kinerja dan Sistem PKB yang meliputi pembahasan al:

a. Konsep Penilaian Kinerja (PK): meliputi pembahasan Konsep Penilaian Kinerja Guru, Kepala Sekolah dan Pengawas Sekolah secara reguler b. Perangkat Instrumen PK: meliputi pembahasan (1) Perangkat

Penilaian Kinerja Guru, Kepala Sekolah dan Pengawas Sekolah; (2) Simulasi PKG, PKKS, PKPS secara transparan dan dapat dipertanggungjawabkan (3) Simulasi analisis data hasil PK Guru

c. Proses dan Prosedur PK dan Sistem PKB: meliputi pembahasan (1) Mekanisme PKB dalam pengembangan karir Guru, Kepala Sekolah dan Pengawas serta latihan merencanakan PKB berbasis hasil PKG

2. Penilaian Prestasi Kerja Pegawai Negeri Sipil terdiri atas unsur SKP dan PK. Penilaian prestasi kerja PNS guru dan kepala sekolah terdiri atas unsur SKP dan PK, dengan uraian sebagai berikut.

a. SKP meliputi pembahasan tentang (1) konsep penilaian prestasi kerja (2) Prosedur penyusunan SKP dan (3) Terget dalam SKP

b. Penilaian ketercapaian SKP yang akan mengupas tentang proses dan prosedur penilaian dalam SKP.

c. PPK memuat pemahaman tentang (1) komponen perilaku kerja dan (2) prosedur penilaian perilaku kerja

D. Langkah-Langkah Pembelajaran

Pembelajaran materi Penilaian Kinerja, Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Dan Penilaian Prestasi Kerja terdiri dari tiga tahapan, yaitu: 1. In Service Learning 1

Secara umum langkah pembelajaran pada In Service Learning 1 adalah

sebagai berikut :

(15)

Kinerja, Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Dan Penilaian Prestasi Kerja. Selanjutnya menyampaikan tujuan pembelajaran. b. Curah pendapat dari masing-masing perserta latih berkaitan dengan

pengalaman peserta dalam melaksanakan Penilaian Kinerja, Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Dan Penilaian Prestasi Kerja.

c. Input konsep materi Penilaian Kinerja, Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Dan Penilaian Prestasi Kerja oleh fasilitator dan dilanjutkan dengan mendiskusikan konsep dasar Penilaian Kinerja, Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Dan Penilaian Prestasi Kerja.

d. Kegiatan pembelajaran Penilaian Kinerja, Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Dan Penilaian Prestasi Kerja dirancang menggunakan pendekatan saintifik dan model Problem Based Learning. Sintak Problem Based Learning yang harus dilakukan oleh peserta latih

adalah sebagai berikut:

1) mengidentifikasi masalah; 2) menetapkan masalah;

3) mengembangkan alternatif solusi; 4) menyusun tindakan strategis; 5) melihat ulang dan mengevaluasi.

Selama proses berlangsung, peserta latih membaca referensi, berdiskusi, memecahkan masalah, mengerjakan tugas berdasarkan lembar kerja, mempresentasikan hasil, dan merefleksikan pembelajaran kemitraan sekolah dengan pihak eksternal.

(16)

2. On The Job Learning

Pada tahap On The Job Learning, peserta latih mengerjakan tugas berdasarkan rencana tindak yang disusun pada saat pelatihan In Service Learning 1

3. In Service Learning 2

Pada tahap In Service Learning 2, peserta latih mempresentasikan seluruh hasil pada On The Job Learning .

Secara rinci langkah kegiatan pembelajaran diuraikan pada bagian aktivitas pembelajaran dalam materi latih ini.

E. Penilaian

Penilaian dalam pelatihan kepala sekolah dan pengawas sekolah dimaksudkan sebagai pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian kompetensi meliputi penilaian otentik yang terdiri atas komponen sikap, pengetahuan dan keterampilan. penilaian diri berupa refleksi setiap peserta, penilaian berbasis portofolio berupa hasil kinerja, Penilaian sikap menggunakan format observasi yang akan dilakukan ketika proses pembelajaran/pelatihan berlangsung oleh fasilitator dan penilaian teman sejawat. Untuk penilaian pengetahuan menggunakan hasil pretes dan postes sebagai tolok ukur ketercapaian kompetensi. Sedangkan penilaian keterampilan dilakukan dalam proses ketika pembelajaran sedang berlangsung, ketika dengan menggunakan format observasi.

1. Penilaian otentik

(17)

x Penilaian sikap dilakukan dengan mengamati sikap peserta sejak awal pelatihan sampai berakhirnya pelatihan, meliputi: disiplin, kerjasama, tanggung jawab, dan saling menghargai

x Penilaian pengetahuan dilakukan melalui tes tertulis, meliputi: pretes untuk mengukur kemampuan awal peserta, menggunakan instrumen tes. Postes dilakukan di akhir pelatihan untuk mengukur kemampuan akhir peserta terhadap materi PK, PB dan PPK.

x Penilaian keterampian meliputi: keterampilan berpikir reaktif, interaktif serta kontribusi dalam kerja kelompok.

2. Penilaian diri

Penilaian ini merupakan salah satu teknik penilaian sikap, pengetahuan dan keterampilan yang dilakukan sendiri oleh peserta pelatihan bersifat reflektif. Penilaian diri oleh peserta pelatihan ini akan dianalisis oleh fasilitator dengan menggunakan lembar penilaian diri

3. Penilaian berbasis portofolio

(18)

II. KEGIATAN PEMBELAJARAN 1 : PENILAIAN KINERJA (PK)

A. Deskripsi Materi

Mata diklat ini membahas tentang

1. Konsep penilaian kinerja guru (PKG) kelas dan mata pelajaran; konsep PKG dengan tugas tambahan sebagai Kepala Sekolah (PKKS); dan konsep penilaian penilaian Pengawas sekolah (PKPS);

2. Manfaat penilaian kinerja;

3. Ruang lingkup penilaian kinerja.

4. Perangkat instrumen penilaian kinerja

5. Simulasi penilaian kinerja.

6. Analisis hasil PKG

7. Mekanisme PKB dalam pengembangan karir guru, kepala sekolah dan pengawas.

8. Perencanaan PKB berbasis PKG

9. Sasaran kinerja pegawai

10. Penilaian ketercapaian SKP

11. Penilaian perilaku kerja

B. Tujuan Pembelajaran

Setelah peserta mempelajari materi tentang PKG, PKKS dan PKPS, peserta diharapkan mampu :

1. Menjelaskan pengertian PKG, PKKS dan PKPS Secara reguler;

2. Mengidentifikasi manfaat PKG, PKKS dan PKPS;

(19)

C. Uraian Materi

1. Konsep Penilaian Kinerja

a. Pengertian Kinerja

1) Penilaian Kinerja Guru (PKG)

Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 16 Tahun 2009, PKG adalah penilaian dari tiap butir kegiatan tugas utama guru dalam rangka pembinaan karir, kepangkatan, dan jabatannya. Pelaksanaan tugas utama guru tidak dapat dipisahkan dari kemampuan seorang guru dalam penguasaan pengetahuan, penerapan pengetahuan dan keterampilan

2) Penilaian Kinerja Kepala Sekolah

Penilaian tiap butir tugas utama guru dalam rangka pembinaan karir kepangkatan dan jabatan termasuk guru yang diberi tugas tambahan sebagai kepala sekolah.

3) Penilaian Kinerja Pengawas Sekolah

Penilaian kinerja pengawas sekolah (PKPS) adalah penilaian kinerja (performance assessment) merupakan penilaian dari tiap butir kegiatan tugas utama pengawas sekolah dalam rangka pembinaan karir kepangkatan dan jabatannya

b. Manfaat Penilaian Kinerja

(20)

PKG PKKS PKPS 1. Menilai kemampuan

guru dalam

menerapkan semua kompetensi dan kete rampilan yang diperlukan pada proses pembelajaran

1. bahan perencanaan PKB bagi kepala sekolah

1. sebagai bahan bukti fisik kelengkapan usulan penilaian angka kredit pengawas

2. menghitung angka kredit yang diperoleh guru atas kinerja pembelajaran, pembimbingan, atau pelaksanaan tugas tambahan yang relevan dengan fungsi sekolah/madrasah yang dilakukannya pada tahun tersebut

2. Untuk analisis kekuatan dan kelemahan proses dan hasil pelaksanaan tugas pengawas sebagai dasar pengembangan dan perbaikan mutu profesi

3. menentukan berbagai kebijakan yang terkait dengan peningkatan mutu dan kinerja guru

3. bahan

peningkatan karir dan promosi jabatan

3. Mengetahui capaian pelaksanaan kinerja yang telah dilakukannya selama satu periode tertentu, sebagai bagian dari refleksi diri, dalam rangka meningkatkan kualitas kerjanya di masa berikutnya 4. bahan

pertimbangan perpanjangan tugas KS

(21)

c. Ruang Lingkup Penilaian Kinerja. 1) Penilaian kinerja guru

a) Penilaian Kinerja Guru Kelas/Mata Pelajaran

Penilaian kinerja yang terkait dengan pelaksanaan proses pembelajaran bagi guru mata pelajaran atau guru kelas, meliputi kegiatan merencanakan dan melaksanakan pembelajaran, mengevaluasi dan menilai, menganalisis hasil penilaian, dan melaksanakan tindak lanjut hasil penilaian dalam menerapkan 4 (empat) domain kompetensi yang harus dimiliki oleh guru sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru. Pengelolaan pembelajaran tersebut mensyaratkan guru menguasai 24 (dua puluh empat) kompetensi yang dikelompokkan ke dalam kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional. Untuk mempermudah penilaian dalam PKG, 24 (dua puluh empat) kompetensi tersebut dirangkum menjadi 14 (empat belas) kompetensi sebagaimana dipublikasikan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP). Rinciannya sebagai berikut:

No Ranah Kompetensi Jumlah

Kompetensi Indikator

1 Pedagogik 7 45

2 Kepribadian 3 18

3 Sosial 2 6

4 Profesional 2 9

(22)

b) Penilaian kinerja guru dengan tugas tambahan sebagai kepala sekolah

No Kompetensi Kriteria Indikator

Kinerja

1. Kepribadian dan sosial 7 29

2. Kepemimpinan pembelajaran 10 41

3. Pengembangan sekolah/

madrasah 7 28

4. Pengelolaan sumber daya 8 32

5. Kewirausahaan 5 20

6. Supervisi pembelajaran 3 12

Jumlah 40 162

2) Penilaian Kinerja Pengawas Sekolah

Kinerja pengawas sekolah/madrasah dinilai berdasarkan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 21 Tahun 2010 tentang Jabatan Fungsional dan Angka Kreditnya dalam melaksnakan supervisi akademik dan supervisi manajerial. Berdasarkan peraturan tersebut, terdapat 4 (empat) aspek penilaian dalam melaksanakan supervisi akademik dan supervisi manajerial, yaitu aspek penyusunan program pengawasan, aspek pelaksanaan program pengawasan, dan aspek evaluasi pelaksanaan program pengawasan, dan aspek membimbing dan melatih profesional guru dan/atau kepala sekolah. Dari keempat aspek tersebut, dimunculkan bentuk kinerja yang dapat diukur dan indikator kinerjanya, seperti yang terlihat pada tabel berikut:

NO KOMPONEN MUDA MADYA UTAMA

1 Penyusunan program pengawasan 12 14 14

2 Pelaksanaan program pengawasan 3 5 5

3 Evaluasi hasil program pengawasan 4 6 7

4 Pembimbingan dan Pelatihan Profesional Guru dan/atau KS

3 12 15

(23)

Pelaksanaan penilaian kinerja guru, kepala sekolah dan pengawas sekolah memiliki waktu pelaksanaan yang berbeda. Berikut waktu penilaian kinerja guru, kepala sekolah dan pengawas sekolah

PKG PKKS PKPS

PKG dilakukan sekali dalam satu tahun meliputi pengamatan dan

pemantauan. Pemantauan sepanjang tahun,

pengamatan pada akhir bulan Desember. Hasilnya dapat digunakan sebagai bahan penyusunan evadir dan rencana PKB tahun berikutnya.

Hasil PKG digunakan untuk menganalisis kemajuan yang dicapai guru dalam pelaksanaan PKB

PKKS dilaksanakan secara periodik setiap tahun dan secara berkala diatur sesuai surat setiap tahun: 25% dari PKG dan 75%

Masa penilaian : Januari s.d. Desember setiap tahun.

Hasil PKG menjadi bagian capaian sasaran kerja pegawai (SKP) tahun berjalan . dan

dilaksanakan dengan sistem paket.

Penilaian kinerja 4 (empat) tahunan oleh tim penilai.

2. Perangkat Instrumen Penilaian Kinerja

Dalam pelaksanaan penilaian kerja dibutuhkan perangkat pelaksanaan penilaian kinerja. Perangkat yang harus digunakan oleh penilai untuk melaksanakan penilaian kinerja guru agar diperoleh hasil penilaian yang obyektif, akurat, tepat, valid, dan dapat dipertanggung-jawabkan adalah;

(24)

1) Pedoman Penilaian Kinerja Guru

Pedoman PKG mengatur tentang tata cara penilaian dan norma-norma yang harus ditaati oleh penilai, guru yang dinilai, serta unsur lain yang terlibat dalam proses penilaian (dikenal dengan nama “Buku 2 Pedoman PKG”).

2) Instrumen Penilaian Kinerja Guru

Instrumen penilaian kinerja yang relevan dengan tugas guru, terdiri dari:

a) Instrumen-1: Pelaksanaan Pembelajaran untuk guru kelas/mata pelajaran (Lampiran 1);

b) Instrumen-2: Pelaksanaan Pembimbingan untuk guru Bim bingan dan Konseling/ Konselor (Lampiran 2); dan

c) Instrumen-3: Pelaksanaan Tugas Tambahan yang relevan dengan fungsi sekolah/ madrasah (Lampiran 3). Instrumen-3 terdiri dari beberapa instrumen terpisah sesuai dengan tugas tambahan yang diemban guru

Instrumen penilaian kinerja pelaksaaan pembelajaran atau terdiri dari:

• Lembar pernyataan kompetensi, indikator, dan cara menilai

Lembar ini berisi daftar dan penjelasan tentang ranah kompetensi, kompetensi, dan indikator kinerja guru yang harus diukur (Lampiran 1A atau 1.A.1).

• Format laporan dan evaluasi per kompetensi

(25)

lain yang menguatkan bukti kinerja guru. Berdasarkan catatan hasil pengamatan dan pemantauan serta bukti fisik yang ada, penilai di sekolah memberikan skor 0, 1, 2, pada setiap indikator kinerja guru pada tabel yang disediakan. Persentase perolehan skor per kompetensi kemudian dikonversikan ke nilai 1, 2, 3, 4, (Lampiran 1B atau Lampiran 1.A.2).

• Format rekap hasil PKG

Nilai per kompetensi kemudian direkapitulasi ke format rekap hasil PKG untuk mendapatkan nilai total PKG (Lampiran 1C atau Lampiran 1.A.3). Nilai inilah yang selanjutnya dikonversi ke skala nilai kinerja menurut Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 16 Tahun 2009 untuk diperhitungkan sebagai perolehan angka kredit guru di tahun tersebut. Format rekap hasil PKG dipergunakan untuk merekapitulasi hasil PKG formatif dan sumatif. Format ini juga dipergunakan untuk memantau kemajuan guru yang hasil PKG formatifnya mempunyai nilai di bawah standar (1 dan/atau 2), lihat panduan program PKB. Ketiga format rekap hasil PKG akan dipergunakan sebagai masukan untuk menyusun laporan kendali kinerja guru. Fomat rekap hasil PKG sumatif dipergunakan sebagai dasar penghitungan angka kredit bagi tim penilai jabatan fungsional guru di tingkat kabupaten/kota, provinsi, atau pusat sesuai kewenangannya.

• Format perhitungan angka kredit

(26)

estimasi perolehan angka kredit. Bagi tim penilai di tingkat kabupaten/kota, angka kredit hasil perhitungan tim penilai tersebut akan dipergunakan sebagai dasar penetapan perolehan angka kredit guru

(Lampiran 1D atau Lampiran 1.A.4).

b. Perangkat penilaian kinerja kepala sekolah

Seperti halnya penilaian kinerja guru, perangkat penilaian kinerja kepala sekolah terdiri dari

1) Pedoman Penilaian Kinerja Kepala Sekolah

Pedoman ini berisi konsep penilaian kinerja, ruang lingkup penilaian kinerja, dan prosedur penilaian kepala sekolah/ madrasah.

2) Instrumen Penilaian Kinerja Kepala Sekolah.

Instrumen ini umumnya berbentuk program “excel” yang terdiri dari data supervisi, cover instrumen, instrumen, skor, lampiran 1. Rekap umum, laporan dan hasil. Dalam instrumen terdiri dari 6 kompetensi, 40 kriteria kinerja dan 162 indikator kinerja.

Bentuk instrumen tersebut memudahkan penilai mengetahui secara cepat hasil penilain kinerja kepala sekolah yang telah dilakukan, sehingga berguna bagi pelaporan, perencanaan pengembangan keprofesian berkelanjutan serta bahan masukan bagi peningkatan kompetensi dan penjaminan mutu kepala sekolah

c. Perangkat Penilaian Pengawas Sekolah

Penilaian kinerja pengawas sekolah menggunakan perangkat sebagai berikut:

1) Pedoman Penilaian

(27)

3) Instrumen Penilaian Kinerja Pengawas Sekolah Madya

4) Instrumen Penilaian Kinerja Pengawas Sekolah Utama

5) Rubrik Penilaian

(catatan: instrumen dalam bentuk “excel” sudah dikembangkan)

Dalam setiap instrumen terdiri dari cover, Identitas Pengawas, Petunjuk Pengisian Instrumen Dan Penghitungan Skor Penilaian Kinerja Pengawas Sekolah, Penilaian Kinerja Pengawas Sekolah (Muda, Madya atau Utama) dengan jumlah komponen yang berbeda-beda.

3. Mekanisme PK Guru, PKKS dan PKPS

a. Proses dan Prosedur PKG

Proses PKG dilakukan melalui empat tahapan persiapan, pelaksanaan (pengumpulan fakta), penilaian dan pelaporan. Secara umum dapat dilihat dari gambar berikut.

Daftar Gambar: 1 Mekanisme PKG, PKKS DAN PKPS

1) Tahap Persiapan

(28)

• memahami Pedoman PKG, terutama tentang sistem yang diterapkan dan posisi PKG,dalam kerangka pembinaan dan pengembangan profesi guru

• memahami pernyataan kompetensi guru yang telah dijabarkan dalam bentuk indikator kinerja;

• memahami penggunaan instrumen PKG,dan tata cara penilaian yang akan dilakukan, termasuk cara mencatat semua hasil pengamatan dan pemantauan, serta mengumpulkan dokumen dan bukti fisik lainnya yang memperkuat hasil penilaian; dan

• memberitahukan rencana pelaksanaan PKG,kepada guru yang akan dinilai sekaligus menentukan rentang waktu jadwal pelaksanaannya

2) Tahap Pelaksanaan

Beberapa tahapan PKG,yang harus dilalui oleh penilai sebelum menetapkan nilai untuk setiap kompetensi, adalah sebagai berikut.

• Sebelum Pengamatan

Pertemuan awal antara penilai dengan guru yang dinilai sebelum dilakukan pengamatan dilaksanakan di ruang khusus tanpa ada orang ketiga. Pada pertemuan ini, penilai mengumpulkan dokumen pendukung dan melakukan diskusi tentang berbagai hal yang tidak mungkin dilakukan pada saat pengamatan. Semua hasil diskusi, wajib dicatat dalam format laporan dan evaluasi per kompetensi (Lampiran 1B) sebagai bukti penilaian kinerja. Untuk pelaksanaan tugas tambahan yang relevan dengan fungsi sekolah/madrasah dapat dicatat dalam lembaran lain karena tidak ada format khusus yang disediakan untuk proses pencatatan ini

(29)

Selama pengamatan di kelas dan/atau di luar kelas, penilai wajib mencatat semua kegiatan yang dilakukan oleh guru dalam pelaksanaan proses pembelajaran atau pembimbingan, dan/atau dalam pelaksanaan tugas tambahan yang relevan dengan fungsi sekolah/madrasah. Dalam konteks ini, penilaian kinerja dilakukan dengan menggunakan instrumen yang sesuai untuk masing-masing penilaian kinerja. Untuk menilai guru yang melaksanakan proses pembelajaran atau pembimbingan, penilai menggunakan instrumen PKG,pembelajaran atau pembimbingan. Pengamatan kegiatan pembelajaran dapat dilakukan di kelas selama proses tatap muka tanpa harus mengganggu proses pembelajaran. Pengamatan kegiatan pembimbingan dapat dilakukan selama proses pembimbingan baik yang dilakukan dalam kelas maupun di luar kelas, baik pada saat pembimbingan individu maupun kelompok. Penilai wajib mencatat semua hasil pengamatan pada format laporan dan evaluasi per kompetensi tersebut (Lampiran 1B) atau lembar lain sebagai bukti penilaian kinerja. Jika diperlukan, proses pengamatan dapat dilakukan lebih dari satu

• Setelah Pengamatan

Pada pertemuan setelah pengamatan pelaksanaan proses pembelajaran, pembimbingan, atau pelaksanaan tugas tambahan yang relevan dengan fungsi sekolah/madrasah, penilai dapat mengklarifikasi beberapa aspek tertentu yang masih diragukan. Penilai wajib mencatat semua hasil pertemuan pada format laporan dan evaluasi per kompetensi tersebut (Lampiran 1B) atau lembar lain sebagai bukti penilaian kinerja. Pertemuan dilakukan di ruang khusus dan hanya dihadiri oleh penilai dan guru yang dinilai

(30)

• Penilaian

Pada tahap ini penilai menetapkan nilai untuk setiap kompetensi dengan skala nilai 1, 2, 3, atau 4. Sebelum pemberian nilai tersebut, penilai terlebih dahulu memberikan skor 0, 1, atau 2 pada masing-masing indikator untuk setiap kompetensi. Pemberian skor ini harus didasarkan kepada catatan hasil pengamatan dan pemantauan serta bukti-bukti berupa dokumen lain yang dikumpulkan selama proses PKG,. Pemberian nilai untuk setiap kompetensi dilakukan dengan tahapan sebagai berikut.

Pemberian skor 0,1, atau 2 untuk masing-masing indikator setiap kompetensi. Pemberian skor ini dilakukan dengan cara membandingkan rangkuman catatan hasil pengamatan dan pemantauan di lembar format laporan dan evaluasi per kompetensi dengan indikator kinerja masing-masing kompetensi .Aturan pemberian skor untuk setiap indikator adalah:

Skor 0 : menyatakan indikator tidak dilaksanakan, atau tidak menunjukkan bukti,

Skor 1 : menyatakan indikator dilaksanakan sebagian, atau ada bukti tetapi tidak lengkap

(31)

Tabel : 1 Contoh Pemberian Nilai

Contoh Pemberian Nilai Kompetensi tertentu pada proses PKG Kelas/Mata Pelajaran/Bimbingan Konseling/Konselor Penilaian Kompetensi 1:

Mengenal karakteristik peserta didik

Indikator Skor

1. Guru dapat mengidentifikasi karakteristik belajar setiap

peserta didik di kelasnya. 0 2 2. Guru memastikan bahwa semua peserta didik

mendapatkan kesempatan yang sama untuk berpar tisipasi aktif dalam kegiatan pembelajaran.

0 1

3. Guru dapat mengatur kelas untuk memberikan kesempatan belajar yang sama pada semua peserta didik dengan kelainan fisik dan kemampuan belajar yang berbeda.

0 1

4. Guru mencoba mengetahui penyebab penyimpangan perilaku peserta didik untuk mencegah agar perilaku tersebut tidak merugikan peserta didik lainnya.

1 2

5. Guru membantu mengembangkan potensi dan

mengatasi kekurangan peserta didik. 0 1 6. Guru memperhatikan peserta didik dengan kelemahan

fisik tertentu agar dapat mengikuti aktivitas

pembelajaran, sehingga peserta didik tersebut tidak termarginalkan (tersisihkan, diolok-olok, minder, dsb.).

0 1 2

Total skor yang diperoleh

1 + 2 + 2 + 0 + 2 + 0 = 7

Skor Maksimum Kompetensi =banyaknya indikator

dikalikan dengan skor tertinggi 6 x 2 = 12

Persentase skor kompetensi = total skor yang diperoleh

dibagi dengan Skor Maksimum Kompetensi dikalikan 100% 7/12 x 100% = 58.33%

Konversi Nilai Kompetensi (0 % < X ≤ 25 % = 1; 25 % <X ≤ 50 % = 2; 50 % < X ≤ 75 % = 3; dan 75 % < X ≤ 100 % = 4)

58.33% berada pada rentang 50 % < X ≤ 75 %, jadi kompetensi 1 ini nilainya 3

Perolehan skor untuk setiap kompetensi tersebut selanjutnya dijumlahkan dan dihitung persentasenya dengan cara total skor yang diperoleh dibagi dengan total skor maksimum kompetensi dan mengalikan dengan 100%.

Perolehan persentase skor pada setiap kompetensi ini kemudian dikonversikan ke skala nilai 1, 2, 3, atau 4. Konversi skor 0, 1 dan 2 ke dalam nilai kompetensi sesuai tabel berikut

(32)

Tabel 2: Tabel Konversi Nilai

Rentang Total Skor “X” Nilai Kompetensi 0% < X ≤ 25% 1

25% < X ≤ 50% 2

50% < X ≤ 75% 3

75% < X ≤ 100% 4

Nilai setiap kompetensi tersebut kemudian direkapitulasi dalam format hasil penilaian kinerja guru (Lampiran 1C) untuk mendapatkan nilai total PKG. Untuk penilaian kinerja guru. Nilai total ini selanjutnya dikonversikan ke dalam skala nilai sesuai Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi No. 16 Tahun 2009. Konversi ini dilakukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut.

Keterangan

• Nilai PKG (skala 100) maksudnya nilai PKG Kelas/Mata Pelajaran, Bimbingan dan Konseling/Konselor atau tugas tambahan yang relevan dengan fungsi sekolah/madrasah dalam skala 0 - 100 menurut Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 16 Tahun 2009.

• Nilai PKG adalah nilai PKG Kelas/Mata Pelajaran, yang diperoleh dalam proses PKG sebelum diubah dalam skala 0 – 100 menurut Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 16 Tahun 2009.

• Nilai PKG Tertinggi adalah nilai tertinggi PKG yang dapat dicapai, yaitu 56 (=14 x 4) bagi P PKG pembelajaran (14 kompetensi)

(33)

Tabel 3: Konversi Nilai Kinerja Hasil PKG ke persentase Angka Kredit

Nilai Hasil PK GURU Sebutan Persentase Angka kredit

91 – 100 Amat baik 125%

76 – 90 Baik 100%

61 – 75 Cukup 75%

51 – 60 Sedang 50%

≤ 50 Kurang 25%

4) Tahap Pelaporan

Setelah nilai PKG formatif dan sumatif diperoleh, penilai wajib melaporkan hasil PKG kepada pihak yang berwenang untuk menindaklanjuti hasil PKG tersebut. Hasil PKG formatif dilaporkan kepada kepala sekolah/koordinator PKB sebagai masukan untuk merencanakan kegiatan PKB tahunan. Hasil PKG sumatif dilaporkan kepada tim penilai tingkat kabupaten/kota, tingkat provinsi, atau tingkat pusat sesuai dengan kewenangannya. Laporan PKG sumatif ini digunakan oleh tim penilai tingkat kabupaten/kota, provinsi, atau pusat sebagai dasar perhitungan dan penetapan angka kredit (PAK) tahunan yang selanjutnya dipertimbangkan untuk kenaikan pangkat dan jabatan fungsional guru. Laporan mencakup: (1) Laporan dan evaluasi per kompetensi sesuai format; (ii) Rekap hasil PKG sesuai format; dan (iii) dokumen pendukung lainnya.

5) Konversi Nilai Hasil PKG ke Angka Kredit

(34)

PKG. Kegiatan verifikasi ini dilaksanakan dengan menggu-nakan berbagai dokumen (Hasil PKG yang direkapitulasi dalam Format Rekap Hasil PKG, catatan hasil pengamatan, studi doku-men, wawancara, dan sebagainya yang ditulis dalam Format La-poran dan Evaluasi per kompetensi beserta dokumen pendu-kungnya) yang disampaikan oleh sekolah untuk pengusulan

penetapan angka kredit. Jika diperlukan dan dimungkinkan, kegiatan verifikasi hasil PKG dapat mencakup kunjungan ke sekolah/madrasah oleh tim penilai tingkat kabupaten/kota, provinsi, atau pusat. Pengkonversian hasil PKG ke Angka Kredit adalah tugas Tim Penilai Angka Kredit kenaikan jabatan fungsional guru di tingkat kabupaten/kota, provinsi, atau pusat. Penghitungan angka kredit dapat dilakukan di tingkat sekolah, tetapi hanya untuk keperluan estimasi perolehan angka kredit guru. Angka kredit estimasi berdasarkan hasil perhitungan PKG yang dilaksanakan di sekolah, selanjutnya dicatat dalam format penghitungan angka kredit yang ditanda-tangani oleh penilai, guru yang dinilai dan diketahui oleh kepala sekolah. Bersama-sama dengan angka angka kredit dari unsur utama lainnya (pengembangan diri, publikasi ilmiah dan karya inovatif) dan unsur penunjang, hasil perhitungan PKG yang dilakukan oleh tim penilai tingkat kabupaten/kota, provinsi, atau pusat akan direkap dalam Daftar Usulan Penetapan Angka Kredit (DUPAK) untuk proses penetapan angka kredit kenaikan jabatan fungsional guru

(35)

Keterangan:

• AKPKB adalah angka kredit PKB yang diwajibkan (subunsur pengembang an diri, karya ilmiah, dan/atau karya inovatif).

• AKP adalah angka kredit unsur penunjang sesuain ketentuan PermenegPAN dan RB Nomor 16 Tahun 2009.

• JM adalah jumlah jam mengajar (tatap muka) guru di sekolah/madrasah atau jumlah konseli yang dibimbing oleh guru BK/Konselor per tahun. • JWM adalah jumlah jam wajib mengajar (24 – 40 jam tatap muka per

minggu) bagi guru pembelajaran

• NPK adalah persentase perolehan angka kredit sebagai hasil penilaian kinerja.

• 4 adalah waktu rata-rata kenaikan pangkat reguler, (4 tahun).

• JM/JWM = 1 bagi guru yang mengajar 24-40 jam tatap muka per minggu.

• JM/JWM = JM/24 bagi guru yang mengajar kurang dari 24 jam tatap muka

per minggu

AKK, AKPKB dan AKP yang dipersyaratkan untuk guru dengan jenjang/ pangkat tertentu ditetapkan berdasar Pasal 18 Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi No. 16 Tahun 2009. Menurut peraturan ini, jenjang jabatan fungsional guru terdiri dari; Guru Pertama, Guru Muda, Guru Madya, dan Guru Utama. Seorang Guru yang akan dipromosikan.

b. Proses dan Prosedur PKKS

1) Proses Penilaian

(36)

pada setiap kriteria berdasarkan kelengkapan dan keabsahan bukti yang releven dan teridentifikasi.

Bukti-bukti dapat berupa data, dokumen, kondisi lingkungan fisik sekolah/madrasah, perilaku dan budaya, dan lain-lain yang dapat diidentifikasi oleh Penilai melalui pengkajian, pengamatan, dan penggalian informasi dari pihak-pihak yang terkait di sekolah/madrasah seperti guru, pegawai, komite sekolah/ madrasah, dan peserta didik.

Penilai mencatat semua bukti yang teridentifikasi pada tempat yang disediakan pada setiap kriteria penilaian. Bukti-bukti yang dimaksud dapat berupa:

bukti yang teramati (tangible evidences) seperti:

· dokumen-dokumen tertulis.

· kondisi sarana/prasarana (hardware dan/atau software) dan lingkungan sekolah/madrasah.

· foto, gambar, slide, video.

· produk-produk peserta didik.

bukti yang tidak teramati (intangible evidences) seperti

· sikap dan perilaku kepala sekolah/madrasah.

· budaya dan iklim sekolah/madrasah.

(37)

• Skor 4 diberikan apabila kepala sekolah/madrasah mampu menunjukkan buktiǦbukti yang lengkap dan sangat meyakinkan bahwa kepala sekolah/madrasah yang bersangkutan berkinerja sesuai dengan setiap kriteria komponen yang dinilai.

• Skor 3 diberikan apabila kepala sekolah/madrasah mampu menunjukkan buktiǦbukti yang lengkap dan cukup meyakin kan bahwa kepala sekolah/madrasah yang bersangkutan berkinerja sesuai dengan setiap kriteria komponen yang dinilai.

• Skor 2 diberikan apabila kepala sekolah/madrasah menunjukkan buktiǦbukti yang kurang lengkap dan cukup meyakinkan bahwa yang bersangkutan berkinerja sesuai dengan setiap kriteria komponen yang dinilai.

• Skor 1 diberikan apabila ditemukan bukti yang sangat terbatas dan kurang meyakinkan atau tidak ditemukan bukti bahwa kepala sekolah/madrasah yang bersangkutan berkinerja sesuai dengan setiap kriteria komponen yang dinilai.

2) Instrumen Penilaian

Penilaian kinerja kepala sekolah/madrasah dilakukan dengan menggu nakan Instrumen Penilaian Kinerja Kepala Sekolah (IPKKS) sebagai mana Lampiran 1. Instrumen ini terdiri atas enam Komponen penilaian dengan menggunakan skala penilaian 1 (satu) sampai dengan 4 (empat) dengan rentang skor antara 6 (enam) sampai dengan 24 (dua puluh empat).

Untuk menyesuaikan skala panilaian dengan Permenpan nomor 16 tahun 2009 diperlukan konversi skor dengan menggunakan rumus sebagai berikut

NKKS =

ேூ௉௄௄ௌ

(38)

Keterangan:

NKKS = Nilai Kinerja Kepala Sekolah

NIPKKS = Skor Instrumen Penilaian Kinerja Kepala

3) Kategori Hasil Penilaian

Sesuai dengan Permenpan nomor 16 Tahun 2009, konversi hasil penilain dengan IPKKS dikonversikan kedalam Kategori Hasil Penilaian yang dinyatakan dalam rentang nilai 1 sampai dengan 100 dan dibedakan menjadi lima kategori penilaian yaitu ‘Amat Baik’, ‘Baik’, ‘Cukup’, ‘Sedang’ dan ‘Kurang’ dengan ketentuan sebagai berikut:

Tabel 4: Tabel Konversi Nilai

Nilai IPKKS Kategori

91,0 – 100 Amat Baik

76,0 – 90,9 Baik

61,0 – 75,9 Cukup

51,0 – 60,9 Sedang

Kurang dari 51 Kurang

4) Nilai Perolehan Kinerja

(39)

Tabel 5: Bobot Nilai Perolehan Kinerja

Kategori NPK

Amat Baik 125%

Baik 100%

Cukup 75%

Sedang 50%

Kurang 25%

5) Pelaporan

Setelah nilai penilaian kinerja kepala sekolah/madrasah diperoleh, penilai wajib melaporkan hasil penilaian kinerja kepala sekolah/madrasah kepada pihak yang berwenang untuk menindak lanjuti hasil penilaian kinerja kepala sekolah/madrasah tersebut. Hasil penilaian kinerja kepala sekolah/madrasah dilaporkan kepada Kepala Dinas sebagai masukan untuk merencanakan kegiatan promosi, periodisasi, dan PKBG tahunan. Laporan juga diberikan kepada penilai tingkat kabupaten/kota, sesuai dengan kewenangannya.

6) Konversi Nilai Hasil Penilaian Kinerja ke Angka Kredit

(40)

Keterangan:

AK Perolehan angka kredit per tahun

AKK Angka kredit kumulatif minimal yang dipersyaratkan

AKPKB Angka kredit unsur pengembangan profesional berkelanjutan AKP Angka kredit unsur penunjang

JM Jumlah jam mengajar per minggu

JWM Jumlah wajib mengajar per minggu (6 jam untuk kepala sekolah) NPK Nilai perolehan hasil kinerja sebagai guru

NPKKS Nilai perolehan hasil kinerja sebagai kepala sekolah

c. Proses dan Prosedur PKPS

Penilaian kinerja pengawas sekolah dilaksanakan dalam beberapa tahap, yaitu: (1) persiapan, (2) pelaksanaan penilaian, (3) verifikasi, (4) analisis hasil, (5) penarikan kesimpulan dan rekomendasi dan (6) Pelaporan

1) Persiapan

Persiapan yang dilakukan untuk melakukan penilaian kinerja pengawas sekolah/madrasah adalah sebagai berikut.

• Dinas Pendidikan Provinsi atau Kabupaten/Kota menetapkan program penilaian pengawas sekolah/madrasah yang akan dinilai dalam tiap akhir tahun.

• Dinas Pendidikan Provinsi atau Kabupaten/Kota membentuk Tim Penilai Kinerja Pengawas Sekolah/Madrasah yang terdiri atas unsur Dinas Pendidikan, APSI, Korwas, Pengawas Senior, disesuaikan dengan kedudukan dan jenis pengawas sekolah/madrasah yang akan dinilai.

• Koordinator Pengawas Provinsi atau Kabupaten/Kota menyiapkan administrasi penilaian, mengkoordinir pelaksanaan penilaian, dan mengolah data yang dibantu oleh tim penilai.

• Dinas Pendidikan Provinsi atau Kabupaten/Kota membentuk Tim Pengolah Data.

AK = ቀ଴ǡଶହ௫ሺ஺௄௄ି஺௄௉௄஻ି஺௄௉ሻ௫ቀ ಻ಾ

(41)

2) Pelaksanaan Penilaian

a) Petunjuk Penilaian

• Penilaian kinerja pengawas sekolah merupakan penila ian berbasis bukti.

• Bukti-bukti dapat berupa data, dokumen, perilaku dan lain-lain yang dapat diidentifikasi oleh penilaian melalui pengkajian, pengamatan, dan penggalian informasi dari pihak-pihak yang terkait .

• Penilai harus mencatat semua bukti yang teridentifikasi dan mencocokkan pada instrumen setiap kriteria penilaian. Bukti-bukti yang dimaksud dapat berupa: bukti yang teramati (tangible evidences) seperti: dokumen-dokumen tertulis, kondisi sarana/ prasarana (hardware dan/atau software)

• Bukti-bukti ini dapat diperoleh melalui pengkajian dokumen, pengamatan, atau wawancara dengan pengawas sekolah .

• Penilaian dilakukan dengan cara memberikan skor pada setiap kriteria berdasarkan kelengkapan dan keabsahan bukti yang releven dan teridentifikasi.

• Skor penilaian dinyatakan dengan angka 4, 3, 2, atau 1 dengan ketentuan sebagai berikut:

(42)

o Skor 3 diberikan apabila pengawas sekolah mampu menunjukkan buktiǦbukti yang lengkap dan bahwa pengawas sekolah yang bersangkutan berkinerja sesuai dengan masing-masing kriteria komponen yang dinilai.

o Skor 2 diberikan apabila pengawas sekolah menunjukkan buktiǦbukti yang kurang lengkap dan bahwa yang bersangkutan berkinerja sesuai dengan masing-masing kriteria komponen yang dinilai.

o Skor 1 diberikan apabila tidak lengkap atau tidak ditemukan bukti bahwa pengawas sekolah yang bersangkutan berkinerja sesuai dengan masing-masing kriteria komponen yang dinilai

3) Verifikasi Data

Data hasil penilaian yang telah diperoleh perlu diverifikasi kebenarannya. Verifikasi dapat dilakukan dengan berbagai cara, misalnya dengan melakukan kunjungan sekolah untuk mengkonfirmasi kebenaran isian dokumen dengan kondisi objektif di lapangan. Dalam kasus-kasus tertentu, penilai dapat melakukan wawancara dengan pihak-pihak yang terkait.

4) Pengolahan Hasil Penilaian

a) Pelaksana Pengolahan Hasil

(43)

b) Waktu Pelaksanaan Pengolahan Hasil

Waktu pelaksanaan kegiatan pengolahan hasil dilakukan selambat-lambatnya satu minggu setelah kegiatan penilaian selesai.

c) Langkah-langkah Pemberian Skor

Pemberian skor untuk setiap pengawas sekolah/madrasah yang dinilai, dilakukan dengan menggunakan langkah-langkah berikut.

• Setiap penilai memberikan skor untuk setiap butir pengukuran sesuai dengan ketentuan yang ada.

• Dari sejumlah penilai yang ada, setelah dilakukan penyamaan dalam skala 100, secara menyeluruh, kinerja pengawas dinilai dari 4 (empat) tugas pokok pengawas sekolah yang meliputi : (1) penyu sunan program pengawasan, (2) pelaksanaan program pengawasan, (3) evaluasi hasil pelaksanaan program pengawasan, (4) pembimbing dan pelatihan profesional guru dan/atau kepala sekolah.

(44)

Tabel 5: Pengolahan Hasil Penilaian Kinerja Pengawas Sekolah/madrasah

1 Penyusunan program

pengawasan (K1) 10

2 Pelaksanaan program

pengawasan (K2) 50

3 Evaluasi hasil pelaksanaan

program pengawasan (K3) 10

4

Melaksanakan pembimbingan dan pelatihan profesional guru dan/atau kepala sekolah (K4)

30

Jumlah Skor

Nilai Akhir (NA)

Predikat Nilai

Keterangan:

N : Komponen

NK : Nilai Kompetensi NA : Nilai Akhir

5) Pengambilan Keputusan dan Rekomendasi

Kriteria yang digunakan untuk pengambilan keputusan mengenai prestasi kinerja seorang pengawas sekolah/madrasah sebagai hasil penilaian kinerja menggunakan transformasi dari skala 100 ke kualifikasi prestasi kinerja berikut.

Tabel 6: Transformasi dari Rentang Skor ke Nilai

Rentang Skor Akhir Nilai (Huruf) Klasifikasi Prestasi Kinerja

(45)

Hasil penilaian kinerja pengawas sekolah/madrasah digunakan untuk keperluan pembinaan, pengembangan, rotasi jabatan, atau keperluan lain. Misalnya, untuk pengawas sekolah yang memperoleh klasifikasi hasil penilaian berprestasi baik atau sangat baik diusulkan untuk mendapatkan kenaikan pangkat lebih cepat (misalnya 2 tahun) atau penghargaan lainnya. Di sisi lain, untuk pengawas sekolah yang memperoleh klasifikasi hasil penilaian berprestasi kurang atau sangat kurang diusulkan untuk mendapat pembinaan dalam rangka memperbaiki aspek kinerja yang mendapat penilaian kurang atau sangat kurang. Hasil Penilaian Kinerja Pengawas Sekolah/Madrasah disampaikan kepada Asesi .

6) Pelaporan

Masing–masing asesor melakukan pengolahan nilai hasil Penilaian Kinerja Pengawas Sekolah/Madrasah, menyusun laporan sesuai dengan format pelaporan (terlampir) ,kemudian melaporkan hasil Penilaian Kinerja Pengawas Sekolah/Madrasah kepada Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota.

4. Simulasi Analisis Data hasil PKG

PKG dilakasanakan oleh Kepala Sekolah sebagai atasan langsung, namun jika jumlah guru banyak maka Kepala Sekolah menugaskan guru untuk menilai rekan sejawat, dengan persyaratan yang telah ditentukan. Sehingga setelah setelai proses PKG Kepala sekolah wajib menverifikasi hasil PKG sebelum menandatangani lampiran 1C dan 1D. Sedagkan bagi pengawas berkewajiban menjaminkan hasil PKG sekolah binaannya dapat berjalan dengan baik dan benar, maka pengawas juga wajib memverifikasi hasil PKG.

(46)

Langkah-langkah analisis data hasil PKG adalah sebagai berikut:

a. Pastikan proses PKG dilaksanakan dengan benar.

Untuk memastikan proses PKGuru berjalan dengan baik dan benar, maka Kepala sekolah memastikan:

• Koordinator PKB memiliki rencana jadwal pelaksanaan PKG

• Instrumen PKG sudah tersedia

• Secara berkala menanyakan/memantau penilai apakah kegiatan pemantauan sudah dilaksanakan sesuai jadwal dan jurnal monitoring/ catatan pemantauan sudah dibuat.

• Pelaksanaan pemantauan (akhir semester ke dua) sesuai jadwal.

• Sebelum menandatangani Lampiran 1C dan 1D diverifikasi apakah catatan

• fakta jika dibandingkan dengan indikator dan kompetensi sudah sesuai skor dan nilainya.

• Memberikan fasilitasi kelancaran proses PKGuru

b. Verifikasi hasil PKGuru

Verifikasi dapat dilakukan dengan membandingkan antara catatan fakta dan indikator seidah sesuai atau belum dengan format

No Kompetensi

/ indikator

Fakta pengamatan /pemantauan

Skor indikator

Sesuai/ tidk sesuai

(47)

c. Rekap hasil PKGuru

Merekap hasil PKGuru, misal jumlah guru 6 orang dengan hasil PKG sebagai berikut

Tabel 6: REKAP HASIL PKG SD Suka Hati Tahun 2015

Kompetensi

Nama guru

Ketera-ngan

Ani Tuti Ari Tari Adi Tedi

(KS)

1 3 4 3 4 3 3

2 2 3 2 3 2 2

3 3 2 3 4 3 3

4 4 2 2 3 2 4

5 3 3 3 3 3 3

6 3 4 4 3 4 4

7 2 3 2 2 2 3

8 3 3 3 3 3 4

9 3 4 4 3 3 4

10 2 3 3 3 3 4

11 3 4 4 3 3 4

12 2 4 3 3 3 3

13 2 4 4 4 3 3

14 3 2 2 2 3 2

jumlah 38 43 40 44 40 46

sebutan cukup baik Cukup Baik Cukup Baik

d. Analisis hasil PKG

(48)

Tabel 7: Contoh analisis hasil PKG

KOMPETENSI BANYAKNYA

NILAI 1 NILAI 2 NILAI 3 NILAI 4

Tabel 8: Hasil Analisis PKGuru SD Suka hati Tahun 2015

Dari grafik terlihat pada kompetensi 2, kompetensi 4 , kompetensi 7, dan kompetensi 14 nilai PKGuru nya masih banyak yang belum standar (nilai 3) sehingga saat Kepala Sekolah dalam merancang program PKB perlu mengutamakan kompetensi-kompetensi tersebut. Perencanaan PKB akan dibahas pada materi selanjutnya.

(49)

5. Mekanisme PKB

Berdasarkan Permennegpan dan Reformasi Birokrasi Nomor 16 Tahun 2009 yang dimaksud dengan pengembangan keprofesian berkelanjutan (PKB) adalah pengembangan kompetensi guru yang dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan , bertahap, berkelanjutan untuk meningkat kan profesionalisme.

Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) ini diarahkan untuk dapat memperkecil jarak antara pengetahuan, keterampilan, kompetensi sosial dan kepribadian yang mereka miliki sekarang dengan apa yang menjadi tuntutan ke depan berkaitan dengan profesinya itu.

Kegiatan PKB ini dikembangkan atas dasar profil kinerja guru sebagai perwujudan hasil Penilaian Kinerja Guru yang didukung dengan hasil evaluasi diri. Bagi guru-guru yang hasil penilaian kinerjanya masih berada di bawah standar kompetensi atau dengan kata lain berkinerja rendah diwajibkan mengikuti program PKB yang diorientasikan untuk mencapai standar tersebut; sementara itu bagi guru-guru yang telah mencapai standar kompetensi, kegiatan PKB-nya diarahkan kepada peningkatan keprofesian agar dapat memenuhi tuntutan ke depan dalam pelaksanaan tugas dan kewajibannya sesuai dengan kebutuhan sekolah dalam rangka memberikan layanan pembelajaran yang berkualitas kepada peserta didik

(50)

P

UNSUR-UNSUR KOMPONEN PKB GURU, KEPALA SEKOLAH, PENGAWAS SEKOLAH

UNSUR/KOMPONEN GURU KEPALA SEKOLAH PENGAWAS SEKOLAH

Pengembangan Diri/ Diklat Fungsional x

Diklat fungsional

x Kegiatan kolektif kelompok/ musyawarah

Contoh: lokakarya, seminar, koloqium, diskusi panel tentang:

penguasaan materi dan kurikulum; penguasaan metode mengajar; kompetensi melakukan evaluasi peserta didik dan pembelajaran; penguasaan teknologi informatika dan komputer (TIK);

x Pendidikan dan pelatihan x Studi praktik

x Pengembangan sekolah

x Kegiatan kolektif di KKKS/MKKS x Kajian/ penelitian tindakan x Pembelajaran mandiri x Pembimbingan sesama KS

x Pendidikan dan pelatihan

Publikasi Ilmiah/ Karya Tulis Ilmiah x

Presentasi di forum ilmiah x Hasil penelitian

x Tinjauan ilmiah x Tulisan ilmiah populer x Artikel ilmiah populer x Artikel ilmiah

x Buku pelajaran x Modul/diktat

x Buku dalam bidang pendidikan x Buku terjemahan

x Buku pedoman guru

x menulis karya ilmiah yang diterbitkan pada seperti jurnal, majalah

x ilmiah, atau penerbitan ilmiah periodik lainnya.

x b) Menulis karya populer yang dimuat pada surat kabar atau majalah.

ƒ Menjadi pemakalah/narasumber pada seminar, simposium, diskusi x panel, kolokium, atau forum diskusi

ilmiah lainnya

x buku x makalah

x presentasi dalam bentuk gagasan, tinjauan/ulasan x terjemahan/ penyaduran

(51)

P

UNSUR/KOMPONEN GURU KEPALA SEKOLAH PENGAWAS SEKOLAH

Katya Inovatif x menemukan teknologi tepatguna: media pembelajaran, program aplikasi komputer, alat/mesin, dll

x menemukan/menciptakan karya seni: seni rupa, sastra, desain grafis, pertunjukan, dll

x membuat/memodifikasi alat pelajaran/peraga/ praktikum;

x mengikuti pengembangan penyusunan standar, pedoman, soal, dan

sejenisnya

Menyusun/membuat: x Buku teks

x Bahan diklat, pedoman yang relevan

x Standar-standar yang berkaitan dengan manajemen sumber daya pemdidikan

x Metode/teknologi yang berguna

Menyusun/membuat:

x Karya sains/teknologi tepat guna: pengembangan model kepengawasan; media pembelajaran; bahan belajar mandiri berbasis komputer;

x Program aplikasi komputer; alat/mesin/konstruksi x Karya seni: musik, busana,

rupa, pertunjukan, sastra x Mengikuti pengembangan

standar/pedoman dan sejenisnya

Sumber/referensi x Permennegpan dan Reformasi Birokrasi Nomor 16 Tahun 2009 x Buku Pedoman PKB dan Angka

Kreditnya (Buku 4)

x Buku Pedoman Penilaian PKB (Buku 5)

Buku Pegangan Pengawas, Materi Program Pendampingan KS/M oleh Pengawas S/M, ProDEP,

Pusbangtendik, 2014

Lampiran

Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Nomor 143 Tahun 2014, Tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Jabatan Fungsional Pengawas Sekolah Dan Angka Kreditnya

Dalam upaya menciptakan kepala sekolah dan pengawas yang profesional , BPSDM dan PK bekerjasama dengan Pemerintah Australia mengembangakan

(52)

a. Mekanisme PKB dalam Pengembangan karir Guru

Komponen/unsur PKB

Dalam konteks Indonesia, PKB adalah pengembangan keprofesian berkelanjutan yang dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan guru untuk mencapai standar kompetensi profesi dan/atau meningkatkan kompetensinya di atas standar kompetensi profesinya yang sekaligus berimplikasi kepada perolehan angka kredit untuk kenaikan pangkat/jabatan fungsional guru. PKB mencakup tiga hal; yakni pengembangan diri, publikasi ilmiah, dan karya inovatif

Pengembangan diri meliputi :

• Mengikuti diklat fungsional

• Melaksanakan kegiatan kolektif guru

Publikasi ilmiah meliputi:

• Menemukan tenologir tepat guna

• Menemukan/mencipta karya seni

• Membuat/memodifikasi alat pelajaran

• Mengikuti pengembangan penyusunan standar, pedoman, soal dan sejenisnya.

Karya Inovatif

• Menemukan teknologi tepat guna

• Menemukan/menciptakan karya seni

• Membuat/memodifikasi alat pelajaran

(53)

b. Prinsip pelaksanaan PKB

Satu hal yang perlu diingat dalam pelaksanaan PKB harus dapat mematuhi prinsip-prinsip sebagai berikut.

1) PKB harus fokus kepada keberhasilan peserta didik atau berbasis hasil belajar peserta didik. Oleh karena itu, PKBharus menjadi bagian integral dari tugas guru sehari-hari.

2) Setiap guru berhak mendapat kesempatan untuk

mengembangkan PKB secara teratur, sistematis, dan berkelanjutan.Untuk menghi ndari kemungkinan pengalokasian kesempatan pengembangan yang tidak merata, perludisusun program PKB dimulai dari sekolah berdasarkan hasil analisis evaluasi diri, PK Guru, dan atau uji kompetensi

3) Sekolah wajib menyediakan kesempatan kepada setiap guru untuk mengikuti program PKB.

4) Bagi guru yang tidak memperlihatkan peningkatan setelah diberi kesempatan untuk mengikuti program PKB sesuai dengan kebutuhannya, maka dimungkinkan diberikan sanksi sesuai dengan ketentuan perundang-undangan.

5) Cakupan materi untuk kegiatan PKB harus terfokus pada pembe lajaran peserta didik, dengan materi akademik, proses pembelajaran, penelitian pendidikan terkini, dan teknologi dan/atau seni,

(54)

7) Kegiatan PKB dilaksanakan di sekolah atau dengan sekolah di sekitarnya (misalnya IHT, MGMP)

c. Lingkup Pelaksanaan Kegiatan PKB

Bentuk PKB meliputi unsur-unsur yang bersifat internal sekolah, eksternal, antarsekolah maupun melalui jaringan virtual

C

Contoh:: PPPP--TTK, LPMP, L

LPTK, AAsosiasi PProfesi,, ddan P

PKB PProvider llainnya.. C

Contoh: Program Induksi, m

secara menyeluruh (WSD= w

whole school development))

C

Contoh:: JJaringan llintas s

sekolah ((sseperti KKKG/MGMP, K

KKM, KKKS/MKKS, KKPS, M

MKPS, aatau jjaringan vvirtuall. D

DALAM S SEKOLAH

Gambar 2: Diagram Sumber-sumber PKB

Agar proses PKB lebih efektif dan efisien hendaknya dilakukan di sekolah sendiri atau dilakukan bersama-sama dengan sekolah lain yang berdekatan (misalnya melalui MGMP). Kegiatan PKB dapat dilakukan di luar lingkung an sekolah, misalnya oleh LPMP, Dinas Pendidikan, PT/LPTK atau penyedia jasa lainnya hanya untuk memenuhi kebutuhan yang tidak dapat dipenuhi oleh sekolah sendiri.

d. Mekanisme PKB

Berdasarkan analisis kebutuhan peningkatan kompetensi guru berdasar kan hasil PKG, evaluasi diri dan atau uji kompetensi , maka dikembang kan mekanisme PKB yang diharapkan dapat memenuhi kebutuhan guru untuk meningkatkan profesionalismenya sebagai berikut:

(55)

Guru perencanan PKB,

(1.3)

Gambar 3: Mekanisme PKB

Berlatih Merencanakan PKB berbasis PKGuru

Tahap 1 : Setiap awal tahun guru melakukan evaluasi diri tentang apa yang dilakukan sebelumnya. Guru di suatu sekolah, baik guru yang berpengalaman maupun guru yang baru mulai mengajar, harus melakukan proses evaluasi diri,.

Tahap 2 : Segera setelah selesai melakukan evaluasi diri, guru mengikuti proses Penilaian Kinerja.Penilaian Kinerja ini diperlukan untuk menentukan profil kinerja guru dalam menetapkan a pakah guru akan mengikuti program peningkatan kinerja untuk mencapai standar kompetensi profesinya atau kegiatan pengembangan kompetensi lebih lanjut.

(56)

Tahap 4 : Koordinator PKB tingkat sekolah menetapkan dan menyetujui rencana kegiatan PKB bersifat final yang memuat kegiatan PKB yang akan dilakukan oleh guru sendiri dan/atau bersama-sama dengan guru lain di dalam sekolah sebagai bagian dari kegiatan yang akan diadakan oleh sekolah tertentu,

Tahap 5 : Guru menerima rencana program PKB yang mencakup kegiatan yang akan dilakukan di dalam dan/atau luar sekolah, yang telah dibahas dan disepakati oleh koordinator PKB

Tahap6 : Guru mengikuti program PKB yang telah direncanakan baik di dalam dan/atau di luar sekolah.Sekolah berkewajiban menjamin bahwa kesibukan guru mengikuti kegiatan PKB tidak mengurangi kualitas pembelajaran peserta didik di kelasnya.Ada perbedaan antara pelaksanaan PKB bagi guru-guru yang hasil PKG telah mencapai atau lebih standar kompetensi profesi dengan guru-guru yang hasil PKG masih belum mencapai standar komptensi profesi.

(57)

Tahap 7 : Monitoring dan evaluasi kegiatan PKB oleh Koordinator PKB bekerja sama dengan Koordinator PKB tingkat sekolah untuk mengetahui apakah kegiatan PKB yang dilaksanakan dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan, dilaksanakan sesuai dengan rencana, mengkaji kelebihan, permasalahan dan hambatan untuk perbaikan kegiatan PKB di masa mendatang, dan penerapan hasil PKB dalam pelaksanaan tugas guru, serta evaluasi dampak terhadap upaya peningkatan kualitas layanan pendidikan di sekolah.

Tahap 8 : Di akhir tahun, semua guru dan koordinator PKB tingkat sekolah melakukan refleksi apakah kegiatan PKB yang diikutinya benar-benar bermanfaat dalam meningkatkan kompetensinya maupun kemampuan lain untuk menghasilkan karya ilmiah dan/atau karya inovatif.

(58)

PKB dapat dilaksanakan sesuai dengan prinsip-prinsip PKB yang telah ditetapkan dan sekaligus dapat mencapai tujuan yang ingin dicapai dalam rangka peningkatan kualitas layanan pendidikan bagi peserta didik.

D. Aktivitas Pembelajaran

Kegiatan In Service 1

Setelah mempelajari dan mendengarkan overview PKG dan PKB, dipersilahkan Anda berdiskusi dalam kelompok untuk melakukan kegiatan pembelajaran sebagai berikut:

E. Rangkuman

RANGKUMAN KB 1:

PKG adalah penilaian dari tiap butir kegiatan tugas utama guru dalam rangka pembinaan karir, kepangkatan, dan jabatannya (PermennegPAN dan RB No.16 Tahun 2009). Pelaksanaan tugas utama guru tidak dapat dipisahkan dari kemampuan seorang guru dalam penguasaan pengetahuan, penerapan pengetahuan dan keterampilan, sebagai kompetensi yang dibutuhkan. Kepala sekolah adalah guru dengan tugas tambahan, PKKS adalah penilaian kinerja kepala sekolah/madrasah merupakan serangkaian proses penilaian untuk menentukan derajat mutu kinerja terhadap target kegiatan kepala sekolah/madrasah dalam melaksanakan tugas. Penilaian kinerja pengawas sekolah (PKPS) adalah penilaian kinerja (performance assessment) adalah penilaian dari tiap butir kegiatan tugas utama pengawas sekolah dalam rangka pembinaan karir kepangkatan dan jabatannya.

(59)

Instrumen PKG terdiri dari 14 (empat belas) kompetensi 78 indikator, PKKS terdiri dari 6 kompetensi dan PKPS terdiri dari 4 komponen. Pengambilan data dan fakta penilaian kinerja menggunakan pengamatan dan pemantauan dengan teknik wawancara, observasi dan studi dokumen. PKG melalui pengamatan terdiri dari sebelum, selama dan setelah pengamatan serta pemantauan.

(60)

III.KEGIATAN PEMBELAJARAN 2: PENILAIAN PRESTASI KERJA PEGAWAI

(PPK)

A. Deskripsi Materi

Berdasarkan Undang-undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Perubahan Atas Undang-undang Nomor 8 Tahun 1974, tentang Pokok-Pokok Kepegawaian, dinyatakan bahwa untuk mewujudkan penyelenggaraan tugas pemerintahan dan pembangunan diperlukan Pegawai Negeri Sipil yang profesional, bertanggung jawab, jujur dan adil melalui pembinaan yang dilaksanakan berdasarkan sistem prestasi kerja dan sistem karier yang dititikberatkan pada sistem prestasi kerja. Selanjutnya untuk menjamin obyektifitas dalam mempertimbangkan pengangkatan dalam jabatan dan kenaikan pangkat diadakan penilaian prestasi kerja. Hal ini ditindaklanjuti dalam Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2011 tentang Penilaian Prestasi Kerja Pegawai Negeri Sipil dan Peraturan Kepala BKN Nomor 1 Tahun 2013 tentang Ketentuan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2011 tentang Penilaian Prestasi Kerja Pegawai Negeri Sipil, bahwa Penilaian prestasi kerja PNS adalah suatu proses penilaian secara sistematis yang dilakukan oleh pejabat

penilai terhadap sasaran kerja pegawai dan perilaku kerja PNS. Prestasi kerja adalah hasil kerja yang dicapai oleh setiap PNS pada satuan organisasi sesuai dengan sasaran kerja pegawai dan perilaku kerja selanjutnya penilaian prestasi kerja pegawai Negeri sipil dilaksanakan untuk mengevaluasi kinerja Pegawai Negeri sipil, yang dapat memberi petunjuk bagi pejabat yang berkepentingan dalam rangka mengevaluasi kinerja unit dan organisasi. Sebagai pegawai negeri sipil, guru juga mendapatkan pembinaan yang dilaksanakan melalui penilaian prestasi kerja. Penilaian prestasi kerja terdiri dari sasaran kerja pegawai dan penilaian perilaku pegawai.

Gambar

Tabel  Halaman
Tabel : 1 Contoh Pemberian Nilai
Tabel 2: Tabel Konversi Nilai
Tabel 3:  Konversi Nilai Kinerja Hasil PKG ke persentase Angka Kredit
+7

Referensi

Dokumen terkait

Kondisi tapak yang berada pada komples perkantoran Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan secara umum masih belum tertata dengan baik, masih adanya sirkulasi yang

penulisan karya tulis ilmiah dengan judul “ Asuhan Keperawatan Gawat Darurat pada. Tn.S dengan Cerebro Vascular Accident (CVA) Bleeding di Ruang ICU RS

Dengan adanya permasalahan tersebut maka dilakukan penelitian tentang Evaluasi Penerapan CDOB Sebagai Sistem Penjaminan Mutu pada Sejumlah PBF di Surabaya dengan

Pada kegiatan ini peneliti bersama guru berdiskusi dan mengevaluasi pelaksanaan pembelajaran yang telah dilakukan. Kemudian membahas rencana untuk menindak lanjuti

Ambil 1 ml supernatan dari atas tabung sentrifus klinik (hati-hati)  masukkan ke dalam tabung reaksi mikrosentrifus yang 2 ml  tandai tabung dan simpan di dalam es ini

Provokasi secara DBPCFC sebaiknya dilakukan pada pasien yang sangat mungkin alergi terhadap makanan tersebut seperti pada telur, susu dan kacang ,dengan uji kulit positif dan

Permohonan tersebut kemudian menghasilkan Putusan MK Nomor 71/PUU- XIV/2016 yang amar putusannya menyatakan bahwa Pasal 7 ayat (2) huruf g Undang-Undang Nomor 10 Tahun

Sebagaimana disampaikan oleh hakim anggota, yang menjadi problem dialami oleh hakim dalam e memediasi atau melakukan upaya perdamaian pada perkara perceraian