ISSN: 2502-8928 (Online) 125
Received June 1st,2012; Revised June 25th, 2012; Accepted July 10th, 2012
SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN
PENENTUAN LOKASI TERBAIK TEMPAT
PEMBUANGAN SAMPAH SEMENTAR MENGGUNAKAN
METODE BROWN GIBSON
Riska Ayu Pratiwi*1, Statiswaty2, LM Tajidun3
*1,2,3
Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknik, Universitas Halu Oleo, Kendari e-mail: *1riskaayu@gmail.com, 2istywd@yahoo.com, 3moeh_tajidun@yahoo.com
Abstrak
Tempat Pembuangan Sementara (TPS) adalah tempat penampungan pembuangan sampah yang bersifat sementara di kelurahan sebelum diangkut ke tempat pembuangan akhir (TPA). Minimnya tempat pembuangan sementara (TPS) membuat masyarakat semakin seenaknya dalam membuang sampah. Kenyataan ini juga yang selalu menjadi salah satu penyebab banyaknya masyarakat yang membuang sampah sembarangan. Penyelesaian permsalahan tersebut peneliti membuat Sistem Penunjang Keputusan untuk menemukan solusi. Metode Sistem Penunjang Keputusan yaitu Brown Gibson, karena metode ini dapat membantu pengambilan keputusan menentukan lokasi terbaik dari beberapa alternatif lokasi pembuatan tempat pembuangan sampah sementara berdasarkan kriteria-kriteria yang dipertimbangkan. Selain itu pada penelitian ini juga menambahkan fitur pembaruan aset TPS yang sudah ada di kelurahan Mandonga. Penentuan lokasi dan pembaruan aset tempat pembuangan sampah sementara menggunakan visualisasi mapping sebagai keluaran dari aplikasi ini. Pada Aplikasi ini terdapat 6 masukan yaitu kriteria pada Faktor Objektif dan Faktor Subjektif. Kedua faktor tersebut dalam menggunakan metode Brown Gibson, terdapat 4 langkah dalam proses metode Brown Gibson yaitu eliminasi setiap alternative pilihan, menghitung dan menetapkan nilai OFi utnuk setiap alternatif, menentukan faktor-faktor yang memberi pengaruh signifikan dan terakhir membuat pembobotan. Keluaran dari aplikasi ini yaitu nilai optimal atau terbaik pada setiap alternatif lokasi pembuatan tempat sampah sementara.
Kata kunci— Brown Gibson, Tempat Pembuangan sampah, Sistem Penunjang Keputusan. Abstract
Temporary Landfill is a place that contain garbages temporarily in sub-districts before the garbages carry to the landfill. Lack of temporary landfill caused the resident throw their garbages carelessly. In fact this problem always be one of the cause that make the resident carelessly. The conclusion of this problem is the researcher build a decision support system for finding a solution, with Brown Gibson metodh for decision support system, because the method could help for taking a decision for deciding the best place in some alternative location for the temporary landfill based on some criteria that has been considered. Other than that, the researcher add some feature for develop the temporary landfill that has been exsisting in Mandonga. The determination of the location and assets developing is using mapping visualization as the output from this application. There are 6 input for this application, criteria in objectives factor and subjective factor. That 2 kind of factor is using Brown Gibson, there are 4 step in the Brown Gibson process that eliminating each of option alternative, calculate and set the value OFi for each alternative, set the factors that could give the significant influent, and the last make the weight. The final Output of this application is the optimal or the berst from the each alternative location for the temporary landfill.
1. PENDAHULUAN
ada saat ini jumlah sampah di Indonesia sebanding dengan tingkat konsumsi manusia terhadap barang atau material yang digunakan sehari-hari, sehingga pengelolaan sampah tidak terlepas dari pengelolaan gaya hidup masyarakat. Sampai saat ini, permasalahan sampah belum teratasi dengan baik terutama di perkotaan.Tempat Pembuangan Sementara (TPS) merupakan tempat penampungan pembuangan sampah yang bersifat sementara di kelurahan sebelum diangkut ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA).Minimnya tempat pembuangan sementara (TPS) membuat masyarakat semakin seenaknya dalam membuang sampah.Kenyataan ini juga yang selalu menjadi salah satu penyebab banyaknya masyarakat yang membuang sampah sembarangan.
Di Kota Kendari khusunya di Kelurahan Mandonga, jumlah lokasi Tempat Pembuangan Sampah (TPS) masih minim yang ditandai dengan banyaknya dijumpai tumpukan sampah di beberapa ruas jalan, sementara tumpukan sampah tersebut membutuhkan waktu lama untuk diangkut kembali sehingga menimbulkan bau yang tidak sedap. Saat ini penempatan lokasi TPS di kelurahan Mandonga kota Kendari belum sesuai dengan kriteria penempatan lokasi TPS yang telah ditentukan oleh pemerintah pusat dalam keputusan UU No 18 Tahun 2008 tentang Pengelolahan Sampah.
Sistem Penunjang Keputusan (SPK) dapat dijadikan sebagai asalah satu pengambilan keputusan khususnya penempatan lokasi terbaik TPS. Dimana SPK merupakan suatu sistem yang interaktif, yang membantu pengambil keputusan melalui penggunaan data dan model-model keputusan untuk memecahkan masalah yang sifatnya semi terstruktur maupun yang tidak terstruktur. Metode Brown Gibson merupakan salah satu metode dalam SPK, dimana metode Brown Gibson adalah salah satu dari banyak teknik untuk pengambilan keputusan multi-atribut. Metode Brown Gibson termasuk dalam kategori simulation. Karena pemodelan ini bertujuan memberikan keputusan atau solusi yang terbaik dari beberapa alternative. Metode ini menggabungkan Faktor Objektif dan
subjektif dalam pembuatan keputusan sehingga diperoleh keputusan yang terbaik. Terdapat beberapa penelitian mengenai penentuan lokasi terbaik antara lain penelitian yang berjudul “Sistem Penunjang Keputusan untuk Penentuan Lokasi Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah” yaitu penulis membuat suatu aplikasi Sistem Penunjang Keputusan (SPK) untuk menentukan suatu zona kelayakan lokasi tempat pembuangan akhir menggunakan metode AHP (Analytical Process Hierarchy) dan MAUT (Multi-Attribute Utility Theory) merupakan metode yang digunakan untuk suatu pengambilan penunjang keputusan agar dapat dilakukan lebih cepat dan cermat dengan melalui perhitungan kriteria-kriteria yang ada. Penelitian lainnya yang berjudul “Penentuan Alternatif Lokasitempat Pembuangan Akhir Sampah Domestik di Pulau Batam” dalam tulisan tersebut menyajikan beberapa kriteria sebagai pertimbangan untuk menentukan tapak TPA. Penyelidikan geologi di daerah tapak diperlukan untuk mengidentifikasi adanya penangkal geologi dan air tanah yang dangkal.Penelitian berjudul “Pemilihan Lokasi Tempat Pembuangan Akhir dengan Menggabungkan GIS dan Fuzzy Analisis Keputusan Banyak Kriteria, Studi Kasus: Bandar Abbas, Iran” yaitu dengan perkembangan Sistem Informasi Geografis (GIS), proses penempatan TPA semakin berdasarkan analisis spasial lebih sulit dan modeling. Dalam tulisan ini, GIS dan multi kriteria kabur analisis keputusan (FMCDA) yang terintegrasi untuk memecahkan TPA masalah seleksi dan mengembangkan peringkat daerah TPA potensi berdasarkan berbagai kriteria.
Pada penelitian ini menggunakan salah satu metode Sistem Penunjang Keputusan yaitu Brown Gibson, karena metode ini dapat membantu pengambilan keputusan menentukan lokasi terbaik dari beberapa alternatif lokasi pembuatan tempat pembuangan sampah sementara berdasarkan kriteria-kriteria yang dipertimbangkan. Penentuan lokasi terbaik tempat pembuangan sampah sementara menggunakan visualisasi mapping sebagai keluaran dari aplikasi ini. Sesuai dengan latar belakang tersebut untuk mengangkat menjadi sebuah judul penelitian yaitu “Sistem Penunjang Keputusan (SPK) Penentuan Lokasi Terbaik Tempat
Tabel 1 Inisialisasi Harga Tanah (Data Kelurahan Mandonga)
Pembuangan Sampah Sementara
menggunakan Metode Brown Gibson. Studi Kasus: di Kelurahan Mandonga Kota Kendari”.
2. METODE PENELITIAN 2.1 Sistem Penunjang Keputusan
Sistem Penunjang Keputusan (SPK) atau Decision Support System (DSS) adalah sebuah sistem yang mampu memberikan kemampuan pemecahan masalah maupun kemampuan pengkomunikasian untuk masalah dengan kondisi semi terstruktur dan tak terstruktur.Sistem ini digunakan untuk membantu pengambilan keputusan dalam situasi semi terstruktur dan situasi yang tidak terstruktur, dimana tak seorangpun tahu secara pasti bagaimana keputusan seharusnya dibuat [1].
2.2 Metode Brown Gibson
Metode Brown Gibson biasa digunakan untuk membantu analisis data dalam proses pengambilan keputusan yang memiliki multi atribut [2]. Proses penilaian kandidat lokasi dengan menggunakan metode BrownGibson akan menggunakan sistem bobot, di mana pada akhir penilaian kandidat lokasi yang memperoleh penilaian terbaik akan menjadi pilihan alternatif terbaik.Langkah-langkah untuk mengaplikasikan metode Brown Gibson dapat diuraikan sebagai berikut [3]:
1. Mengeliminasi setiap alternatif pilihan yang secara sepintas jelas tidak layak dan layak untuk dipilih, atas dasar pertimbangan-pertimbangan teknis, atau keperluan lainnya dalam kapasitas alternatif yang dibutuhkan, dan bisa dijadikan alasan utama untuk mengeliminasi suatu alternatif dalam daftar nominasi alternatif.
2. Menghitung dan tetapkan performance measurement dari Faktor Objektif (OFi) untuk setiap alternatif. Ukuran performance untuk Faktor Objektif dihitung berdasarkan estimasi seluruh perkiraan total biaya-biaya yang dikeluarkan untuk pemilihan alternatif yang dipertimbangkan. Persamaan (1) digunakan untuk menghitung dan menetapkan performance measurement dari Faktor Objektif (OFi).
= . (1)
3. Menentukan faktor-faktor yang memberi pengaruh signifikan dan harus dipertimbangkan pada saat pemilihan alternatif. Faktor-faktor ini lebih bersifat subjektif. Estimasi dari ukuran Faktor Subjektif (SFi) untuk setiap alternatif pilihan ditentukan dengan menggunakan Persamaan (2).
= . (2)
4. Membuat pembobotan, mana yang lebih baik dipertimbangkan, antara Faktor Objektif (bobot = k) dengan Faktor Subjektif (bobot = 1 – k) dari nilai batas(0 < < 1). Kombinasikan Faktor Objektif (OFi) dengan Faktor Subjektif (SFi) yang akan menghasilkan “location preference measure” (LPMi) untuk setiap alternatif yang ada. Secara matematis ditunjukkan oleh Persamaan (3).
= ( ) + ( − )( ) (3)
Keputusan diambil berdasarkan alternatif pilihan yang memiliki nilai LPMi terbesar.
2.3 Representasi Masalah 1. Data Faktor
Data faktor terdiri dari 2 yaitu Faktor Objektif dan Faktor Subjektif. Faktor Objektif yaitu faktor yang penilaiannya sudah mutlak atau sudah pasti karena penilaiannya ditentukan berdasarkan angka. Faktor Objektif terdiri dari :
a. Harga tanah
Harga Tanah merupakan penilaian yang diperlukan untuk membeli tanah lokasi pembangunan TP. Tabel 1 menunjukkan inisialisasi harga tanah.
Harga (Per-meter Rp) Nilai
0 – 100.000 1
>100.000 – 200.000 2 >200.000 – 300.000 3 >300.000 – 400.000 4 >400.000 – 500.000 5
Tabel 2 Inisialisasi Biaya Operasional (Data Kelurahan Mandonga)
Tabel 3 Inisialisasi Kepadatan Penduduk (Data Kelurahan Mandonga)
Tabel 4 Variabel Penilaian dari Kenyamanan Penduduk (Data Kelurahan Mandonga)
Tabel 5 Variabel Penilaian dari Kondisi Jalan (Data Kelurahan Mandonga)
Tabel6 Variabel Penilaian dari Kondisi Tanah (Data Kelurahan Mandonga)
b. Biaya Operasional
Biaya Operasional merupakan penilaian tentang biaya yang dikeluarkan untuk oprasional pembutaan tempat sampah. Tabel 2 menunjukkan Inisialisasi Biaya Operasional.
Satuan (Rp) Nilai >0 – 1.000.000 1 >1.000.000 – 5.000.000 2 >5.000.000 – 10.000.000 3 >10.000.000 – 15.000.000 4 >15.000.000 – 20.000.000 5 c. Kepadatan Penduduk
Kepadatan Penduduk merupakan penilaian terhadap kepadatan penduduk di daerah yang akan dibangun lokasi TPS. Tabel 3 menunjukkan Inisialisasi Kepadatan Penduduk. Jiwa Nilai >0 – 40.000 1 >40.000 – 80.000 2 >80.000 – 120.000 3 >120.000 – 160.000 4 >160.000 – 200.000 5
Faktor Subjektif yaitu faktor yang penilaiannya bersifat kualitatif karena penilaiannya ditentukan berdasarkan pemikiran tiap orang. Faktor Subjektif terdiri atas:
a. Kenyamanan Penduduk
Kenyamanan Penduduk merupakan penilaian tentang kenyamanan penduduk di daerah tersebut. Tabel 4 menunjukkan Variabel Penilaian dari Kenyamanan Penduduk.
b. Kondisi jalan
Kondisi Jalan merupakan penilaian tentang kondisi jalan dapat dilalui oleh mobil atau tidak. Tabel 5 menunjukkan Variabel Penilaian dari Kondisi Jalan.
c. Kondisi Tanah
Kondisi Tanah Merupakan penilaian tentang kondisi tanah untuk pembangunan lokasi tempat pembuangan sampah yang ada dilokasi tersebut. Tabel 6 menunjukkan Variabel Penilaian dari Kondisi Tanah.
No Keterangan Penilaian 1
Lokasi daerah luas, jumlah penduduk sedikit dan penduduk setuju
Bisa
2
Lokasi daerah tidak luas, jumlah penduduk sedikit. Tetapi
penduduk setuju
Cukup Bisa
3
Lokasi daerah tidak luas, jumlah penduduk banyak dan penduduk tidak setuju
Tidak Bisa
No Keterangan Penilaian
1 Kondisi jalan bagus dan
bisa dilewati mobil Bisa 2
Kondisi jalan tidak bagus tetapi bisa dilewati mobil
Cukup Bisa
3
Kondisi jalan tidak bagus dan tidak bisa dilewati mobil
Tidak Bisa
No Keterangan Penilaian
1
Kondisi tanah di dataran tinggi dan tidak pernah banjir
Bisa
2
Kondisi tanah di dataran rendah tetapi tidak pernah banjir
Cukup Bisa
3
Kondisi tanah di dataran rendah dan rawan banjir
Tabel 7 Daftar Alternatif
Tabel 8 Data Biaya Faktor Objektif Alternatif
Tabel 9 Data Nilai Biaya Faktor Objektif Lokasi Setelah di Inisalisasi
2. Data Alternatif
Data Alternatif berisi seluruh RW dan RT yang berada di Kelurahan Mandonga yaitu ditunjukkan oleh Tabel 7
NAMA RW RW 01 RW 02 RW 03 RW 04 RW 05 RW 06 RW 07 RW 08 RT 01 RT 05 RT 08 RT 14 RT 20 RT 23 RT 26 RT 11 RT 02 RT 06 RT 09 RT 16 RT 21 RT 24 RT 27 RT 12 RT 03 RT 07 RT 10 RT 17 RT 22 RT 25 RT 28 RT 13 RT 04 RT 15 RT 18 RT 19
3. Perhitungan Manual Brown Gibson a) Menghitung Performance Measurements
Untuk Faktor Objektif.
Setelah data-data masukan di-input, maka dilakukan penghitungan Performance Measurements untuk Faktor Objektif. Ukuran Performance untuk Faktor Objektif dihitung berdasarkan estimasi seluruh perkiraan total biaya-biaya yang dikeluarkan untuk pemilihan alternatif yang dipertimbangkan. Sebelum dilakukannya perhitungan Performance Measurements untuk masing-masing alternatif pada Faktor Objektif, maka terlebih dahulu harus ditentukan nilai untuk masing-masing alternatif terhadap kriteria-kriteria yang ada pada Faktor Objektif. Tabel 8 menunjukkan Data Biaya Faktor Objektif Alternatif. Tabel 9 menunjukkan Data Nilai Biaya Faktor Objektif Lokasi Setelah Di Inisalisasi.
Alternatif Tempat Faktor Objektif Nilai RT 1 Harga tanah 420.000 Biaya oprasional 21.450.000 Kepadatan Penduduk 90.887 RT 2 Harga Tanah 220.000 Biaya oprasional 14.850.000 Kepadatan 57.236 Penduduk RT 3 Harga Tanah 350.000 Biaya oprasional 19.800.000 Kepadatan Penduduk 129.453 RT 4 Harga Tanah 280.000 Biaya oprasional 14.850.000 Kepadatan Penduduk 87.119 RT 5 Harga Tanah 320.000 Biaya oprasional 19.800.000 Kepadatan Penduduk 147.977 RT 6 Harga Tanah 120.000 Biaya Penduduk 19.800.000 Kepadatan Penduduk 118.494 Alternatif Tempat Faktor Objektif Nilai RT 1 Harga tanah 5 Biaya oprasional 5 Kepadatan Penduduk 3 RT 2 Harga Tanah 3 Biaya oprasional 3 Kepadatan Penduduk 2 RT 3 Harga Tanah 4 Biaya oprasional 4 Kepadatan Penduduk 4 RT 4 Harga Tanah 3 Biaya oprasional 3 Kepadatan Penduduk 3 RT 5 Harga Tanah 4 Biaya oprasional 4
Tabel 11 Forced-Choise Pairwise Comparison Faktor Subjektif
Kepadatan Penduduk 4 RT 6 Harga Tanah 2 Biaya Penduduk 4 Kepadatan Penduduk 3
Untuk menghitung nilai Performance Measurements Faktor Objektif. Proses pencarian tersebut dapat ditunjukkan oleh Tabel 10. Alternatif Tempat Faktor Objektif Nilai Objektif 1 Ofi RT 1 Harga Tanah 5 13 0,076 0,130 Biaya Oprasional 5 Kepadatan Penduduk 3 RT 2 Harga Tanah 3 8 0,125 0,211 Biaya Oprasional 3 Kepadatan Penduduk 2 RT 3 Harga Tanah 4 12 0,083 0,141 Biaya Oprasional 4 Kepadatan Penduduk 4 RT 4 Harga Tanah 3 9 0,111 0,188 Biaya Oprasional 3 Kepadatan Penduduk 3 RT 5 Harga Tanah 4 12 0,083 0,141 Biaya Oprasional 4 Kepadatan Penduduk 4 RT 6 Harga Tanah 2 9 0,111 0,188 Biaya Oprasional 4 Kepadatan Penduduk 3 Jumlah 1/Ci 0,590 1
b) Menghitung Forced-choise pairwise comparison dengan cara membandingkan Faktor Subjektif satu dengan Faktor Subjektif lainnya.
Proses selanjutnya yaitu analisis Faktor Subjektif, prosesnya yaitu dengan cara “Forced-Choise Pairwise Comparison ” yaitu proses membandingkan facktor subjektif dengan Faktor Subjektif lainnya secara berpasangan. Dari perbandingan tersebut, maka dapat dihitung nilai rangking Faktor Subjektif masing-masing alternatif (Relative Importance Index), ditunjukkan oleh Tabel 11.
c) Menghitung Forced-Choise Pairwise Comparison
Selanjutnya dengan cara “Forced-Choise Pairwise Comparison ” ini juga dilakukan hal yang sama untuk masing-masing alternatif terhadap Faktor Subjektif.
Bobot antara Faktor Objektif dan Faktor Subjektif setelah nilai Faktor Objektif dan Faktor Subjektif sudah diketahui, langkah selanjutnya adalah memberikan bobot antara Faktor Objektif dan Faktor Subjektif. Dalam kasus ini diasumsikan Faktor Objektif 2 kali lebih penting dari subjektif, sehingga bobot objektif adalah:
K = 0,66 ; 1 - k = 0,33 (k) : (1-k) = (0,66) : (0,33) = 2 : 1.
Kombinasikan Faktor Objektif (OFi) dengan Faktor Subjektif (SFi) yang menghasilkan Location Preference Measurement (LPMi) Selanjutnya kombinasikan Faktor Objektif (OFi) dengan Faktor Subjektif (SFi) sehingga
No Faktor Subjektif Pairwise Comparison Jumlah Preferensi Relative Importance Index 1 2 3 1 Kenyamanan Penduduk 1 1 2 2 4 = 0,5 2 Kondisi Jalan 0 1 1 1 4 = 0,25 3 Kondisi Tanah 0 1 1 1 4 = 0,25 Jumlah 4 Tabel 10 Data Nilai Faktor Objektif
Tabel 12 Nilai Faktor Objektif dan Faktor Subjektif
Gambar 1 Form Menu Data RT
Gambar 2 Form Tambah Data RT
Gambar 3 Form Tambah Data Data RT menghasilakan LPMi untuksetiap alternatif
yang ada. Tabel 12 menunjukkan Nilai Faktor Objektif dan Faktor Subjektif.
Alternatif Ofi SFi
RT 1 0,130 0,183 RT 2 0,211 0,25 RT 3 0,141 0,116 RT 4 0,188 0,216 RT 5 0,141 0,083 RT 6 0,188 0,149
Berdasarkan perhitungan secara manual menggunakan analisis Brown Gibson, maka didapatkan nilai LPMi per alternatif lokasi TPS, untuk rekomendasi tertinggi adalah RT 2 kemudian RT 4, RT 6, RT 1, RT 3, RT 5. Tabel 13 menunjukkan Nilai LPMi.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Implementasi Antarmuka Sistem
Setelah memenuhi kebutuhan sistem, proses selanjutnya adalah menerangkan kegunaan form-form yang ada di dalam aplikasi Sistem Penunjang Keputusan Penentuan Lokasi Tempat Pembuangan Sampah Sementara menggunakan metode Brown Gibson beserta desain formnya. 1. Form Menu Data RT
Gambar 1 merupakan tampilan form Data RT. Aksi yang dapat dilakukan pada form ini
yaitu Menambahkan, Meng-edit dan Menghapus Data.
Gambar 2 merupakan tampilan Tambah Data RT. Data yang harus diisi yaitu memilih nama RW, mengisikan nama RT, harga tanah yang akan dijadikan lokasi pembuatan TPS, jumlah biaya operasional, dan kepadatan penduduk serta mengisikan data kenyamanan penduduk, kondisi tanah, dan kondisi jalan. Setelah data diisi selanjutnya menentukan titik lokasi TPS pada peta yang tampil.
Jika berhasil menambahkan data maka data RT akan bertambah seperti pada Gambar 3.
NO Hasil Pengurutan
Alternatif Nilai LPMi
1 RT 2 0,224 2 RT 4 0,197 3 RT 6 0,175 4 RT 1 0,147 5 RT 3 0,132 6 RT 5 0,121
Tabel 13 Nilai Location Preference Measurements LPMi
Gambar 4 Form Menu Kelayakan
Gambar 5 Form Data RW dan Data RT beserta poin tertinggi
Gambar 6 Form Data Perhitungan Tiap Faktor
Gambar 7 Form Data Perhitungan Faktor Objektif
Gambar 8 Form Data Perhitungan Faktor Subjektif
2. Form Menu Kelayakan
Gambar 4 merupakan tampilan Menu Kelayakan. Pada form tersebut aksi yang dapat dilakukan yaitu memilih data RW yang akan ditentukan penentuan lokasi TPS terbaiknya kemudian melakukan seleksi. Saat menekan tombol Lakukan Seleksi maka akan diproses menggunakan metode Brown Gibson untuk menentukan lokasi TPS yang terbaik.
Gambar 5 dapat menunjukkan urutan teratas dengan poin yang didapatkan sebesar 0,7333332000000001 tepatnya RW 1/RT 1 merupakan lokasi terbaik untuk membangun TPS. Pada form tersebut dapat menyimpan data TPS terbaik saja atau yang ada pada urutan pertama untuk setiap melakukan seleksi serta dapat melihat rincian perolehan poin menggunakan metode Brown Gibson dengan meng-klik tombol Rincian.
Gambar 6 menunjukkan Form Data Perhitungan Tiap Faktor.
Gambar 7 Form menunjukkan Data Perhitungan Faktor Objektif.
Gambar 8 menunjukkan Form Data Perhitungan Faktor Subjektif.
Gambar 9 Form Data Perhitungan LPMi
Gambar 10 Form Tampilan Peta Gambar 9 menunjukkan Form Data Perhitungan LPMi.
Gambar 9 merupakan perhitungan LPMi atau perhitungan akhir metode Brown Gibson. Diperoleh bahwa RT 1 memiliki nilai LPMi tertinggi dan terpilih sebagai lokasi TPS terbaik.
3. Form Interface Peta
Gambar 10 merupakan tampilan titik lokasi TPS untuk lokasi RW 1 RT 1. Tampilan pada Google Maps dengan memberikan informasi titik koordinat berupa Latitude dan Longitude.
4. KESIMPULAN
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Peneliti, maka dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut: 1. Sistem Penunjang Keputusan yang dibuat
dapat dijadikan dasar dalam pengambilan keputusan oleh Sekretaris Kelurahan dalam membuat keputusan penentuan
lokasi terbaik pembutan tempat pembuangan sampah sementara perhitungan yang dilakukan dengan metode Brown Gibson sebagai model dalam Sistem Penunjang Keputusan. 2. Keputusan penentuan lokasi terbaik
tempat pembuangan sampah sementara oleh pihak berwenangakanmemberikan kenyamanan bagi masyarakat dan efisien serta efektif bagi para pekerja pengangkut sampah dari pihak Kantor Dinas Kebersihan.Sehingga diperlukan keputusan yang tepat dalam pemilihan sehingga tujuan dapat tercapai.
3. Sistem dapat menghasilkan keluaran rangking nilai prioritas alternatif lokasi sehingga untuk setiap alternatif dengan nilai tertinggi mempunyai kesempatan lebih besar untuk dijadikan lokasi terbaik pembuatan tempat pembuangan sampah sementara.
5. SARAN
Dalam penelitian ini kriteria yang digunakan bersifat statis yaitu kriteria pada faktor objektif dan faktor subjektif. Sehingga untuk penelitian selanjutnya peneliti memberikan saran sebagai berikut:
1. Penelitian dapat dilanjutkan dengan menambahkan kriteria pada faktor objektif dan faktor subjektif agar skor pengambilan keputusan lebih akurat serta membuat system yang dinamis dalam pengolahan kriteria pada setiap faktor dan bobot untuk tiap kriteria.
2. Penelitian dapat dilanjutkan dengan menggunakan beberapa teknik penggabungan dengan metode pengambilan keputusan lain.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Turban E, 2005, Decision Support System And Intelligent System, Andi. Yogyakarta
[2] Suryadi, Kadarsah dan Ramhdani, 2002, Sistem Penunjang Keputusan, Rosda Karya, Bandung
[3] Susilo, B., 2012, GDSS Penentuan Lokasi Shelteer Baru Transjogja
Menggunakan Metode Brown Gibson Dan Borda.Jurusan Ilmu Computer Universitas Gajahmada, Yogyakarta