• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CIRCUIT LEARNING PADA SISWA KELAS III B SDN 2 BATU MEKAR TAHUN AJARAN 2015/2016

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CIRCUIT LEARNING PADA SISWA KELAS III B SDN 2 BATU MEKAR TAHUN AJARAN 2015/2016"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

i PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI PENERAPAN MODEL

PEMBELAJARAN CIRCUIT LEARNING PADA SISWA KELAS III B SDN 2 BATU MEKAR TAHUN AJARAN 2015/2016

JURNAL SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam

Menyelesaikan Studi Program Sarjana (S1) Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh: HISNAWATI NIM. E1E012025

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MATARAM

(2)
(3)

iii

DAFTAR ISI

Halaman Judul ... i

Halaman Persetujuan Dosen Pembimbing Skripsi ... ii

Daftar Isi ... iii

Abstrak ... iv

Abstract ...v

A. Pendahuluan ...1

B. Kajian Pustaka dan Hipotesis Tindakan ...1

C. Pelaksanaan Penelitian ...3

D. Hasil Penelitian dan Pembahasan ...6

E. Kesimpulan dan Saran ...8

(4)

iv ABSTRAK

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CIRCUIT LEARNING PADA SISWA KELAS III B

SDN 2 BATU MEKARTAHUN AJARAN 2015/2016

Oleh

Hisnawati, H. Nasaruddin, H. Ratnadi

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Jurusan Ilmu Pendidikan, FKIP Universitas Mataram

Email : hisnawatii@gmail.com

Latar belakang dari penelitian ini adalah rendahnya hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA di kelas III B SDN 2 Batu Mekar Tahun Ajaran 2015/2016. Salah satu penyebabnya, yaitu cara mengajar yang cenderung berpusat pada guru (teacher centered) yang mengakibatkan siswa menjadi jenuh sehingga sulit menerima materi pelajaran yang diberikan oleh guru. Dari permasalahan tersebut, maka perlu diadakannya penelitian tindakan kelas dimana peneliti mecoba menerapkan model pembelajaran Circuit Learning. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar IPA melalui penerapan model Pembelajaran Circuit Learning Pada siswa kelas III B SDN 2 Batu Mekar Tahun Ajaran 2015/2016.

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) yang dilakukan dalam dua siklus dengan metode pengumpulan data, yaitu tes untuk hasil belajar siswa dan observasi untuk aktivitas siswa dan aktivitas guru. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh adanya peningkatan hasil belajar siswa, yaitu nilai rata-rata siswa pada siklus I adalah 72,67 dengan persentase ketuntasan klasikal sebesar 73%, sedangkan pada siklus II siswa yang tuntas atau telah mencapai KKM, yaitu sebanyak 23 orang dengan nilai rata-rata 75,75 dengan persentase ketuntasan klasikal sebesar 88,46%, maka dapat dikatakan bahwa model pembelajaran Circuit Learning dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA kelas III B SDN 2 Batu Mekar tahun ajaran 2015/2016.

(5)

v ABSTRACT

THE UPGRADING OF SCIENCE LEARNING ACHIEVEMENT THROUGH THE CIRCUIT LEARNING MODEL IMPLEMENTATION

AT GRADE III B STUDENTS OF SDN 2 BATU MEKAR IN ACADEMIC YEAR 2015/2016

By

Hisnawati, H. Nasaruddin, H. Ratnadi

Teacher Education Courses Elemantary Schools Department of Science Education, FKIP Mataram University

Email : hisnawatii@gmail.com

This research is an action class research conducted at SDN 2 Batu Mekar. The problem proposed in this research is the low grades of students achievement for the subject of Science at grade III B. One of the cause detected is the model of learning used by the teacher. The learning model tends to implement the teacher centered learning, which makes the students being bored so that the students hard to get the lessons taught by the teacher. From the problem proposed above, the writer thinks that it is necessary to hold an action class research where the researcher implement the Circuit Learning Model. The research is conducted in two cycles by implementing two techniques of data gathering, i.e. through test to assess the students achievement and observation. All of the activities done both by the teacher and students.

According to the result of the research, it is known that there is a significant increase of the students learning achievement. At the first cycle the mean of students grade is 72,67 by 73% of classical completeness. Meanwhile at the second cycle the number of students completing the minimum requirements is 23 students by mean of 75,75 and the classical percentage of completion is 88,46%. In conclusion, the Circuit Learning Model is able to increase the students learning achievement for the subject of Science of Grade III B students at SDN 2 Batu Mekar in Academic Year 2015/2016.

(6)

1 A. Pendahuluan

Pendidikan merupakan sarana penting untuk meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) dalam menjamin keberlangsungan pembangunan suatu bangsa. Oleh karena itu, peningkatan kualitas SDM merupakan hal yang sangat penting yang harus dipikirkan secara sungguh-sungguh.

Beradasarkan hasil observasi, guru masih banyak yang mengajar menggunakan metode mengajar konvensional seperti ceramah. Cara mengajar tersebut cenderung berpusat pada guru (teacher centered) sedangkan siswa hanya dijadikan sebagai objek bukan sebagai subjek. Agar pembelajaran menyenangkan, perlu adanya perubahan cara mengajar dari model pembelajaran konvensional menuju model pembelajaran yang inovatif. Salah satu cara, yaitu dengan menerapkan model pembelajaran Circuit

Learning (Lintasan Belajar).

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang dilakukan pada hari Rabu tanggal 23 Desember 2015 dengan guru kelas dapat diketahui bahwa hasil belajar siswa kelas III B pada mata pelajaran IPA masih tergolong rendah. Rendahnya hasil belajar siswa kelas III B pada mata pelajaran IPA dapat dilihat dari hasil ulangan semester 1 Tahun Ajaran 2014/2015 yang tercantum pada table berikut:

Tabel 1.1 Ringkasan Nilai Ulangan Semester 1 Mata Pelajaran IPA Kelas III B SDN 2 Batu Mekar Tahun Ajaran 2014/2015

No. Aspek Keterangan

1 Jumlah Siswa 26 siswa

2 Standar KKM Di Sekolah 64

3 Standar Ketuntasan Klasikal 70 %

4 Jumlah Siswa Yang Mencapai KKM 13 siswa

5 Jumlah Siswa Yang Belum Mencapai KKM 13 siswa

6 Ketuntasan Klasikal 50 %

Sumber : Hasil observasi dan wawancara dengan wali kelas III B

Dengan adanya permasalahan di atas maka peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian tentang : Peningkatan Hasil Belajar IPA Melalui Penerapan Model Pembelajaran Circuit Learning (Lintasan Belajar) Pada Siswa Kelas III B SDN 2 Batu Mekar Tahun Ajaran 2015/2016.

Permasalahan yang akan diteliti dalam penelitian ini, yaitu: “Bagaimanakah Peningkatan Hasil Belajar IPA Melalui Penerapan Model Pembelajaran Circuit Learning

(Lintasan Belajar) Pada Siswa Kelas III B SDN 2 Batu Mekar Tahun Ajaran

2015/2016?”

Adapun cara pemecahan masalah penelitian ini, yaitu dengan menerapkan model pembelajaran Circuit Learning (Lintasan Belajar). Dengan cara ini diharapakan pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar karena siswa terlibat secara langsung dalam memperoleh pengetahuan.

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar IPA melalui penerapan model pembelajaran Circuit Learning (Lintasan Belajar) pada siswa kelas III B SDN 2 Batu Mekar Tahun Ajaran 2015/2016.

B. Kajian Pustaka Dan Hipotesis

Teori yang relevan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Hasil belajar

Menurut Susanto (2013:5) hasil belajar, yaitu perubahan-perubahan yang terjadi pada diri siswa, baik yang menyangkut aspek kognitif, afektif, dan psikomotor

(7)

2

sebagai hasil dari kegiatan belajar. Secara sederhana , yang dimaksud dengan hasil belajar siswa adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar.

Oemar Hamalik dalam Rusman (2013:123) menyatakan bahwa “Hasil belajar ini dapat terlihat dari terjadinya perubahan dari persepsi dan prilaku, termasuk juga perbaikan prilaku”.

Menurut beberapa pendapat di atas, peneliti dapat menyimpulkan bahwa hasil belajar merupakan sejumlah pengalaman yang diperoleh siswa yang mencakup ranah kognitif, afektif dan psikomotorik berupa perubahan tingkah laku dan persepsi beserta perbaikan perilaku.

2. Model pembelajaran Circuit Learning (Lintasan Belajar)

a. Pengertian model pembelajaran Circuit Learning

Circuit Learning merupakan strategi pembelajaran yang memaksimalkan

pemberdayaan pikiran dan perasaan dengan pola penambahan (adding) dan pengulangan (repetition). Strategi ini biasanya dimulai dengan tanya jawab tentang topik yang di pelajari, penyajian peta konsep, penjelasan mengenai peta konsep, pembagian kedalam beberapa kelompok, pengisian lembar kerja siswa disertai dengan peta konsep, penjelasan tentang cara pengisian, pelaksanaan presentasi kelompok, dan pemberian reward atau pujian (Huda, 2014:311).

Menurut Shoimin (2014:33) model pembelajaran Circuit Learning adalah memaksimalkan dan mengupayakan pemberdayaan pikiran dan perasaan dengan pola bertambah dan mengulang.

b. Kelebihan dan kekurangan model pembelajaran Circuit Learning

Adapun kelebihan dan kekurangan model pembelajaran Circuit Learning menurut Shoimin (2014:35) adalah sebagai berikut.

a. Kelebihan

(a) Kreativitas siswa dalam merangkai kata dengan bahasa sendiri lebih terasah.

(b) Konsentrasi yang terbangun membuat siswa focus dalam belajar b. Kekurangan

Memerlukan waktu yang relatif lama tidak semua pokok bahasan dapat disajikan dalam peta konsep.

3. Ilmu Pengetahuan Alam ( IPA ) Hakikat IPA

Menurut Susanto (2013: 167) Hakikat pembelajaran Sains yang didefinisikan sebagai ilmu tentang alam yang dalam bahasa Indonesia disebut dengan ilmu pengetahuan alam, dapat diklasifikasikan menjadi tiga bagian, yaitu: ilmu pengetahuan sebagai produk, proses dan sikap. Sikap dalam pembelajaran IPA yang dimaksud ialah sikap ilmiah. Jadi, dengan pemebelajaran IPA di Sekolah Dasar diharapkan dapat menumbuhkan sikap ilmiah seperti seorang ilmuan. Adapun jenis-jenis sikap yang dimaksud, yaitu: sikap ingin tahu, percaya diri, jujur, tidak tergesa-gesa, dan obyektif terhadap fakta.

1) Ilmu Pengetahuan Alam sebagai Produk, yaitu kumpulan hasil penelitian yang telah ilmuan lakukan dan sudah membentuk konsep yang telah dikaji sebagai kegiatan empiris dan kegiatan analitis. Bentuk IPA sebagai produk, antara lain: fakta-fakta, prinsip, hukum, dan teori-teori IPA.

2) Ilmu Pengetahuan Alam sebagai Proses, yaitu untuk menggali dan memahami pengetahuan tentang alam. Adapun proses dalam memahami IPA disebut dengan keterampilan proses sains (science process skills) adalah keterampilan

(8)

3

yang dilakukan oleh para ilmuwan, seperti mengamati, mengukur, mengklasifikasikan dan menyimpulkan.

3) Ilmu Pengetahuan Alam sebagai Sikap. Sikap ilmiah harus dikembangkan dalam pembelajaran sains. Hal ini sesuai dengan sikap yang harus dimiliki oleh seorang ilmuwan dalam melakukan penelitian dan mengkomunikasikan penelitiannya.

Penelitian yang relevan dengan penelitian ini yaitu penelitian yang dilakukan oleh:

a. Hikmatul Khairi (2014) dalam skripsinya yang berjudul “Penerapan Metode

Circuit Learning Untuk Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas V SDN 01 Santong Tahun Pelajaran 2013/2014”.

b. Satriani (2015) dalam skripsinya yang berjudul “Penerapan Model Circuit

Learning Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Kelas IV SDN 25 Mataram Tahun Pelajaran 2014/2015”.

Kerangka berpikir dalam penelitian ini dimulai dari rendahnya hasil belajar siswa kelas III B pada mata pelajaran IPA. Hasil belajar dapat dipengaruhi oleh banyak faktor salah satunya, yaitu guru kurang mampu menciptakan variasi dan inovasi dalam pembelajaran. Dengan demikian, guru harus pandai dan bijaksana dalam memilih model pembelajaran yang akan diterapkan agar proses pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Jadi, dapat dipahami apabila penerapan model pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas III B SDN 2 Batu Mekar Tahun Ajaran 2015/2016.

Berdasarkan kerangka berpikir diatas, dapat dirumuskan hipotesis tindakan dalam penelitian ini, yaitu: jika model pembelajaran Circuit Learning diterapkan secara optimal, maka hasil belajar IPA siswa kelas III B SDN 2 Batu Mekar Tahun Ajaran 2015/2016 dapat meningkat.

C. Pelaksanaan Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SDN 2 Batu Mekar yang terletak di jalan Taman Sari Punikan, dusun Punikan, desa Batu Mekar kecamatan Lingsar Kabupaten Lombok Barat, pada kelas III B SDN 2 Batu Mekar semester genap Tahun Ajaran 2015/2016.

Adapun subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas III B SDN 2 Batu Mekar, dengan jumlah siswa sebanyak 26 siswa, yang terdiri dari 13 orang laki - laki dan 13 orang perempuan.

Dalam penelitian ini yang bertindak sebagai observer adalah guru kelas III B SDN 2 Batu Mekar dan peneliti sebagai pelaku atau orang yang berperan dalam melaksanakan penelitian.

Faktor yang Diteliti dalam penelitian ini, yaitu: faktor guru dan faktor siswa. Faktor yang diteliti dari guru adalah kegiatan guru dalam proses pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran Circuit Learning dan peningkatan hasil belajar IPA siswa kelas III B SDN 2 Batu Mekar dengan menerapkan model pembelajaran Circuit

Learning.

Variabel penelitian dibagi menjadi dua yaitu variabel harapan dan variabel tindakan. Definisi operasional variabel harapan, yaitu Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh siswa setelah melakukan kegiatan belajar yang dilihat berdasarkan hasil evaluasi berbentuk tes pilihan ganda atau isian, pada setiap akhir pertemuan disetiap siklusnya dengan penelitian berupa skor dan nilai. Definisi operasional variabel tindakan, yaitu model pembelajaran Circuit Learning adalah suatu model pembelajaran yang dimulai dengan tanya jawab tentang topik yang di pelajari, penyajian peta konsep,

(9)

4

penjelasan mengenai peta konsep, pembagian kedalam beberapa kelompok, pengisian lembar kerja siswa disertai dengan peta konsep, penjelasan tentang cara pengisian, pelaksanaan presentasi kelompok, dan pemberian reward atau pujian.

Jenis penelitian ini yaitu penelitian tindakan kelas (PTK) yang dilaksanakan dalam 2 siklus. Proses pelaksanaan tindakannya melalui empat tahap, mulai dari (1) tahap perencanaan tindakan, (2) tahap pelaksanaan tindakan, (3) tahap pengamatan/pengumpulan data, dan (4) tahap refleksi (Arikunto, dkk., 2015: 144). Adapun metode pengumpulan data dalam penelitian ini, yaitu:

a. Tes

Tes merupakan instrumen pengumpulan data untuk mengukur kemampuan siswa dalam aspek kognitif atau tingkat penguasaan materi pembelajaran. (Sanjaya, 2015 : 99).

b. Observasi

Observasi adalah teknik mengumpulkan data dengan cara mengamati setiap kejadian yang sedang berlangsung dan mencatatnya dengan alat observasi tentang hal-hal yang akan diamati atau diteliti. (Sanjaya, 2015 : 86).

c. Dokumentasi

Teknik pengumpulan data melalui dokumentasi dilakukan untuk mengumpulkan data berupa rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), daftar hadir siswa, jawaban lembar kerja siswa (LKS), jawaban lembar evaluasi, lembar hasil observasi aktivitas guru dan aktivitas siswa serta foto kegiatan guru dan siswa pada proses pembelajaran.

Instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Lembar observasi

Lembar observasi digunakan untuk mengamati aktivitas guru dan aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran.

b. Tes hasil belajar

Insrtumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes, dalam bentuk tes pilihan ganda yang dibuat oleh peneliti.

Tekhnik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Analisis data hasil belajar

a. Ketuntasan Individual

Adapun rumus yang digunakan adalah sebagai berikut : N (Nilai akhir) =

(Purwanto, 2014 : 207) b. Rata-Rata Hasil Belajar

Untuk menghitung skor rata-rata hasil belajar setiap siklus, dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

M =ΣX N Keterangan : M : Rata-rata

X : Nilai yang diperoleh individu N : Banyaknya individu

(Sudjana, 2014 : 125) c. Ketuntasan Klasikal

Untuk mengetahui ketuntasan belajar secara klasikal, dianalisis dengan rumus :

(10)

5

KB = P

NX 100% Keterangan :

KB : Ketuntasan belajar

P : Banyak siswa yang memperoleh ≥ 64 N : Banyak seluruh siswa yang mengikuti tes 2. Analisis Data Hasil Observasi

a. Data Aktivitas Siswa

Data aktivitas belajar siswa dianalisis dengan cara sebagai berikut (Nurkancana, dkk., 1990 : 100) :

1) Menentukan skor aktivitas siswa yang diperoleh untuk setiap indikator a) Skor 4 diberikan jika X ≥ 75%

b) Skor 3 diberikan jika 50% < X ≤ 75% c) Skor 2 diberikan jika 25% < X ≤ 50% d) Skor 1 diberikan jika X ≤ 25%

X = banyaknya siswa yang aktif melakukan aktivitas sesuai dengan deskriptor.

Banyak indikator = 5

Banyak deskriptor tiap indikator = 4 Skor maksimal tiap indikator = 4 Skor minimal tiap indikator = 1

Skor Maksimal Ideal (SMI) = 5 x 4 x 4 = 80 Skor Minimal Seluruh Indikator = 5 x 4 x 1= 20

2) Menentukan Mean Ideal (MI) dan Standar Deviasi Ideal (SDI) digunakan rumus sebagai berikut :

MI = x SMI SDI = x MI

= x 80 = x 40

= 40 = 13,3

3) Menentukan kriteria aktivitas belajar siswa digunakan skor standar seperti tertera pada tabel berikut :

Interval Skor Kategori

X ≥ MI + 1,5 SDI X ≥ 60 Sangat aktif

MI + 0,5 SDI ≤ X < MI + 1,5 SDI 47 ≤ X < 60 Aktif MI – 0,5 SDI ≤ X < MI + 0,5 SDI 33 ≤ X < 47 Cukup aktif MI – 1,5 SDI ≤ X < MI – 0,5 SDI 20 ≤ X < 33 Kurang aktif

X < MI – 1,5 SDI X < 20 Tidak aktif

b. Aktivitas mengajar guru

Data aktivitas mengajar guru dianalisis dengan cara sebagai berikut (Nurkancana, dkk., 1990 : 100) :

1) Menetukan skor aktivitas mengajar guru yang diperoleh untuk setiap indikator

a) Skor 4 diberikan jika semua deskriptor terlaksana b) Skor 3 diberikan jika 3 deskriptor terlaksana c) Skor 2 diberikan jika 2 deskriptor terlaksana d) Skor 1 diberikan jika 1 deskriptor terlaksana Banyak indikator = 5

Skor maksimal tiap indikator = 4 Skor minimal indikator = 1

(11)

6

Skor maksimal ideal (SMI= Banyak indikatorX Skor maksimal tiap indikator) = 5 x 4 = 20

2) Menentukan Mean Ideal (MI) dan Standar Deviasi Ideal (SDI)

MI = x SMI SDI = x MI

= x 20 = x 10

= 10 = 3,3

3) Menentukan kriteria aktivitas guru digunakan skor standar seperti tertera pada tabel berikut :

Interval Skor Kategori

X ≥ M + 1,5 SDI X ≥ 15 Sangat baik

M + 0,5 SDI ≤ X < M + 1,5 SDI 12 ≤ X < 15 Baik M – 0,5 SDI ≤ X < M + 0,5 SDI 8 ≤ X < 12 Cukup baik M – 1,5 SDI ≤ X < M – 0,5 SDI 5 ≤ X < 8 Kurang baik

X < M – 1,5 SDI X < 5 Tidak baik

Indikator keberhasilan dalam penelitian ini adalah :

1. Siswa : hasil belajar siswa dikatakan meningkat apabila tercapai ketuntasan belajar klasikal, yaitu minimal 85% dari seluruh siswa mendapat nilai ≥64 sesuai dengan KKM yang telah ditentukan.

2. Guru : Guru dapat menerapkan model pembelajaran Circuit Learning sehingga memperoleh hasil dengan kategori baik (pada rentan 12≤X<15) dan mampu meningkatkan pemahaman siswa.

D. Hasil Penelitian Dan Pembahasan

Hasil Penelitian yang diperoleh adalah sebagai berikut: 1. Siklus 1

a. Jumlah skor aktivitas siswa pada siklus I, yaitu sebanyak 55 dengan kategori aktif.

b. Jumlah skor aktivitas guru, yaitu 15 dengan kategori Sangat baik.

c. Jumlah total skor evaluasi hasil belajar siswa adalah 1889,6 dengan nilai rata-rata 72, 67, dengan KKM 64 dapat diketahui banyak siswa yang tuntas belajar adalah 19 orang, sementara yang belum tuntas 12 orang. Sehingga dari jumlah tersebut dapat dijelaskan persentase siswa yang tuntas, yaitu 73%, dan persentase siswa yang belum tuntas, yaitu 26,9%, sehingga dapat dikatakan bahwa persentase ketuntasan belajar klasikal pada siklus 1 adalah 73%. Jumlah ketuntasn belajar klasikal ini belum memenuhi harapan karena jumlah siswa yang tuntas belajar masih kurang dari 85%. Oleh karena itu, kegiatan pembelajaran akan dilanjutkan ke siklus II untuk mencapai hasil yang diharapkan.

2. Siklus II

a. Jumlah skor aktivitas siswa, yaitu sebanyak 68 dengan kategori peresentase 85% dengan kategori sangat aktif.

b. Jumlah skor aktivitas guru, yaitu 19 dengan kategori sangat baik.

c. Jumlah total skor evaluasi hasil belajar siswa adalah 1969.7 dengan nilai rata-rata 75.75, dengan KKM 64 dapat diketahui banyak siswa yang tuntas belajar adalah 23 orang, sementara yang belum tuntas 3 orang. Sehingga dari jumlah tersebut dapat dijelaskan persentase siswa yang tuntas, yaitu 88,46%%, dan persentase siswa yang belum tuntas, yaitu 11,5%, sehingga dapat dikatakan bahwa kriteria ketuntasan klasikal telah tercapai.

(12)

7

d. Hasil tersebut menujukkan adanya peningkatan hasil dari siklus I ke siklus II serta telah menunjukkan criteria yang telah ditetapkan. Oleh karena itu, penelitian ini dihentikan pada siklus II.

Adapun ringkasan yang memuat data hasil penelitian dapat dilihat pada tabel serta diagram berikut.

Tabel 4.8 Ringkasan Hasil Penelitian Siklus 1 dan Siklus II Siklus

Aktivitas siswa Aktivitas guru Hasil belajar siswa Skor Kategori Skor Kategori Mencapai

KKM Rata-rata Ketuntasan Klasikal I 55 Aktif 15 Sangat baik 19 72,6 7 73% II 68 Sangat aktif 19 Sangat baik 23 75,7 5 88,46%

Berdasarkan tabel dan diagram di atas terlihat bahwa terjadi peningkatan terhadap hasil pengamatan aktivitas siswa. Pada siklus I skor yang diperoleh, yaitu 55 dengan kategoti aktif, kemudian meningkat menjadi 68 dengan kategori sangat aktif pada siklus II. Hal ini menandakan terjadi peningkatan skor sebesar 13 poin. Begitu pula dengan aktivitas guru dalam pembelajaran yang mengalami peningkatan skor, dimana pada siklus I skor aktivitas guru adalah 15 dengan kategori sangat baik dan pada siklus II meningkat menjadi 19 dengan kategori sangat baik pula.

Dapat dilihat terjadi peningkatan 4 poin dalam skor aktivitas guru. Untuk hasil belajar siswa, pada siklus I siswa yang tuntas atau mencapai KKM, yaitu 19 orang dengan nilai rata-rata 72,67 dengan persentase ketuntasan klasikal sebesar 73%, sedangkan pada siklus II siswa yang tuntas atau telah mencapai KKM, yaitu sebanyak 23 orang dengan nilai rata-rata 75,75 dengan persentase ketuntasan klasikal sebesar 88,46%.

Aktivitas Siswa Aktivitas Guru Persentase Ketuntasan Klasikal Hasil Belajar Siswa 55 15 77.75 68 19 88.46

Gambar 4.1 Diagram Ringkasan Hasil Penelitian Siklus I Dan Siklus II

(13)

8

Artinya terjadi peningkatan nilai rata-rata sebesar 3,08 sedangkan persentase ketuntasan klasikal peningkatannya sebesar 15,46%.

Dari hasil tersebut, penelitian ini dapat dikatakan berhasil pada siklus II. Hal ini tentunya tidak terlepas dari model pembelajaran yang digunakan, yaitu model pembelajaran Circuit Learning yang diterapkan secara optimal serta peran guru dalam melakukan refleksi dengan baik. Selain itu, peneliti juga mengaitkan pembelajaran dengan pengalaman para siswa, misalnya dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan sesuai dengan kegiatan yang sering dilakukan siswa terkait dengan materi pelajaran. Hal ini sejalan dengan pendapat Slameto (2003 : 36), yang mengatakan bahwa setiap guru dalam mengajar perlu menghubungkan pelajaran yang akan diberikan dengan pengetahuan yang telah dimiliki siswa, ataupun pengalamannya. Dengan demikian siswa akan memperoleh hubungan antara pengetahuan yang telah menjadi miliknya dengan pelajaran yang akan diterimanya.

Menurut Marjono dalam Susanto (2013: 166) hal yang harus diutamakan adalah bagaimana mengembangkan rasa ingin tahu dan daya berfikir kritis mereka terhadap suatu masalah. Untuk mengembangkan rasa ingin tahu siswa, guru mengajukan beberapa pertanyaan terkait materi pembelajaran. Selain itu, siswa juga melakukan beberapa percobaan tentang gerak benda, sehingga dari kegiatan percobaan tersebut siswa dapat memperoleh pengetahuan berdasarkan pengalamannya.

Peningkatan hasil belajar IPA oleh Satriani (2015) dan Hikmatul Khairi (2014) mampu menunjukkan hasil yang serupa. Kesesuaian hasil penelitian tersebut selain karena beberapa faktor, diantaranya kesamaan sintak model pembelajaran Circuit

Learning learning yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran, dan kesamaan variabel

harapan yang diambiP, yaitu hasil belajar siswa.

Penelitian ini membuktikan bahwa penerapan model pembelajaran Circuit

Learning dapat meningkatkan hasil belajar IPA pada siswa kelas III B SDN 2 Batu

Mekar Tahun Ajaran 2015/2016.

E. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di SDN 2 Batu Mekar pada siswa kelas III B Tahun Ajaran 2015/2016 dapat diketahui bahwa :

1. Hasil Belajar meningkat, dari 19 orang siswa yang tuntas menjadi 23 orang pada siklus II dengan rata-rata nilai siklus I, 72,67 menjadi 75,75 pada siklus II. Dengan demikian ketuntasan klasikal meningkat dari 73% menjadi 88,46%.

2. Aktivitas belajar siswa meningkat dari siklus I ke siklus II, yaitu 5 dengan kategori aktif meningkat menjadi 68 dengan kategori sangat aktif.

3. Aktivitas mengajar guru meningkat dari jumlah skor 19 dengan kategori sangat baik menjadi jumlah skor 23 dengan kategori sangat baik.

Adapun saran-saran yang dapat disampaikan pada penelititian tindakan kelas adalah sebagai berikut:

1. Bagi guru

Model pembelajaran Circuit Learning diharapkan dapat dijadikan sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan hasil belajar serta maupun aktivitas siswa aktivitas guru.

(14)

9

Dalam proses pembelajaran hendaknya siswa berperan aktif, misalnya dalam menjawab pertanyaan-pertanyan dari guru ataupun mengemukakan pendapatnya. 3. Bagi sekolah

Sekolah dapat mempertimbangkan penggunaan model pembelajaran untuk diterapkan dalam kegiatan pembelajaran di kelas lainnya ataupun pada mata pelajaran lainnya.

(15)

10 DAFTAR PUSTAKA

Arikunto Suharsimi, dkk. 2015. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara

Huda Miftahul. 2014. Model-Model Pengajaran Dan Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Khairi Hikmatul. 2014. Penerapan Metode Circuit Learning Untuk Meningkatkan Aktivitas

Dan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas V SDN 01 Santong Tahun Pelajaran 2013/2014 (Skripsi). SI Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Universitas Mataram

Nurkancana, Wayan, PPN Surnartana. 1990. Evaluasi Hasil Belajar. Surabaya: Usaha Nasional

Purwanto. 2014. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Rusman. 2013. Belajar dan Pembelajaran Berbasis Komputer. Bandung: Alfabeta Sanjaya, Wina. 2015. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Prenadamedia Group

Satriani. 2015. Penerapan Model Circuit Learning Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa

Pada Mata Pelajaran Kelas IV SDN 25 Mataram Tahun Pelajaran

2014/2015(Skripsi). SI Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Universitas Mataram

Shoimin Haris. 2014. 68 Model Pembelajaran Inovatif Dalam Kurikulum 2013. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media

Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta : PT. Rineka Cipta.

Sudjana, Nana. 2014. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo

Gambar

Tabel  1.1  Ringkasan  Nilai  Ulangan  Semester  1  Mata  Pelajaran  IPA  Kelas  III  B  SDN 2 Batu Mekar Tahun Ajaran 2014/2015
Tabel 4.8 Ringkasan Hasil Penelitian Siklus 1 dan Siklus II  Siklus

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini mendefinisikan 14 poin kekuatan dan 7 poin kelemahan, serta 5 poin peluang dan 4 poin ancaman yang dimiliki Pantai Logending, skor terbesar IFAS dengan poin

Hasil penelitian ini adalah: (1) 42 orang (42%) dari 100 orang siswa kelas X memiliki tingkat kecemasan yang rendah ketika mempresentasikan hasil tugas di depan kelas, (2) 50

Hasil dari aplikasi ini adalah rancang bangun pemodelan 3D gedung fakultas teknik universitas Muhamadiyah Purwokerto, untuk Universitas Muhamadiyah Purwokerto

Thus, in this study the researcher designed a combination of Reading and Writing test for seventh grade students of SMP Pangudi Luhur I Yogyakarta by using authentic

Banyak informasi yang simpang siur tersebar di internet yang tidak dapat di kontrol oleh pihak Humas Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan mengenai pemberitaan

Penjelasan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 46 Tahun 2015 selanjutnya menjelaskan bahwa, akreditasi puskesmas dilakukan sebagai upaya dalam meningkatkan mutu pelayanan dan

Hasil penelitian Tossige-Gomes (2014) menyebutkan peningkatan jumlah absolut neutrofil dan monosit, kecuali limfosit, berpendapat bahwa beberapa leukositosis diamati

Perlu adanya penelitian tentang capacity curve bangunan di Indonesia, sebagai suatu standardisasi dalam membangun, seperti di Amerika yang sudah memiliki standar nilai