• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL DAN PEMBAHASAN. Suara sah calon nomor urut 4 Jumlah Rata-Rata Ragam

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "HASIL DAN PEMBAHASAN. Suara sah calon nomor urut 4 Jumlah Rata-Rata Ragam"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

13

HASIL DAN PEMBAHASAN

Deskripsi Data

Tabel 4 menunjukkan deskripsi dari data suara sah calon nomor urut 2, 3, dan 4. Jumlah suara tertinggi diperoleh calon nomor urut 2. Sedangkan suara sah calon nomor urut 3 memiliki keragaman paling tinggi.

Tabel 4 Deskripsi data suara sah

Suara sah calon nomor urut 2

Suara sah calon nomor urut 3

Suara sah calon nomor urut 4

Jumlah 69225 47879 35025

Rata-Rata 154.52 106.87 78.18

Ragam 4863.3 4977.3 2852.13

Dalam Tabel 5, dapat dilihat bahwa keragaman data suara sah calon nomor urut 1 relatif tidak jauh berbeda dengan keragaman populasi. Namun untuk calon nomor urut 3, keragaman data suara di Kecamatan Pekutatan lebih tinggi dibanding kecamatan lainnya, dan keragaman di Kecamatan Melaya lebih rendah. Sedangkan keragaman data suara sah calon nomor 4 cukup tinggi di di Kecamatan Jembrana, dan relatif lebih rendah di Kecamatan Pekutatan dibanding kecamatan lainnya.

Tabel 5 Deskripsi data suara sah per kecamatan

JEMBRANA MELAYA MENDOYO NEGARA PEKUTATAN

Suara Sah Calon Nomor Urut 2

Jumlah 12214 15286 16049 17355 8321

Rata-Rata 140.39 171.75 144.59 153.58 173.40

Ragam 3948.85 4655.28 5634.12 4364.87 5194.30

Suara Sah Calon Nomor Urut 3

Jumlah 8718 6347 12780 14818 5216

Rata-Rata 100.21 71.31 115.14 131.13 108.70

Ragam 4948.17 1541.95 5751.15 4528.58 7088.70

Suara Sah Calon Nomor Urut 4

Jumlah 9651 6290 6363 10788 1933

Rata-Rata 110.93 70.67 57.32 95.47 40.27

Ragam 5787.53 1890.54 1291.73 1628.43 786.41

Data sebaran TPS dapat dilihat dalam Tabel 6. Tabel tersebut menunjukkan jumlah TPS paling banyak berada di Kecamatan Negara (113 TPS) dan tersebar di wilayah berstatus desa sebanyak 55 TPS dan 58 TPS di wilayah berstatus kota. Sebanyak 59.6% TPS di Kabupaten Jembrana berada di wilayah desa, dan sisanya 40.40% TPS berada di wilayah

(2)

14 kota. Sebaran desa-kota di masing-masing kecamatan menunjukkan pola yang berbeda, misal di Kecamatan Pekutatan mayoritas (81.29%) TPS berada di wilayah desa, sedangkan di Kabupaten Jembrana mayoritas (70.11%) TPS berada di wilayah kota.

Tabel 6 Deskripsi sebaran TPS

Kecamatan TPS Desa Proporsi TPS Desa TPS Kota Proporsi TPS Kota Total TPS Proporsi TPS Negara 55 48.67% 58 51.33% 113 25.22% Mendoyo 88 79.28% 23 20.72% 111 24.78% Pekutatan 39 81.25% 9 18.75% 48 10.71% Melaya 59 66.29% 30 33.71% 89 19.87% Jembrana 26 29.89% 61 70.11% 87 19.42% Total 267 59.60% 181 40.40% 448 100.00% Proporsi Desa-Kota 59.60% 40.40%

Tabel 7 memperlihatkan nilai rataan dan ragam berdasarkan status wilayah desa-kota. Calon nomor urut 2 dan 3 memiliki nilai rataan dan ragam yang tidak jauh berbeda antara di desa dan di kota. Sedangkan rataan dan ragam suara sah calon nomor urut 4 relatif lebih tinggi kota dibanding di desa.

Tabel 7 Deskripsi data suara sah berdasarkan desa-kota

Rataan Ragam Desa-Kota Rataan Ragam Suara sah calon nomor urut 2 154.52 4863.30 Kota 146.28 5738.78

Desa 160.10 4211.67

Suara sah calon nomor urut 3 106.87 4977.32 Kota 103.08 5103.65 Desa 109.44 4894.15

Suara sah calon nomor urut 4 78.18 2852.13 Kota 97.59 3804.09 Desa 65.03 1788.75

Tabel 8 menunjukkan nilai rataan dan ragam masing-masing suara sah calon berdasarkan desa-kota di masing-masing kecamatan. Terlihat ada beberapa wilayah yang menunjukkan desa-kota berpengaruh terhadap pilihan calon. Misal di Kecamatan Mendoyo, calon nomor urut 2 cenderung lebih dipilih di desa dibanding di kota, yang ditunjukkan oleh nilai rataan yang lebih tinggi. Di Kecamatan Pekutatan dan Kecamatan Jembrana, calon nomor urut 3 lebih dipilih di desa dibanding di kota, sedangkan di Kecamatan Mendoyo lebih dipilih di kota dibanding di desa. Calon nomor urut 4 di Kecamatan Jembrana lebih dipilih di kota dibanding di desa.

(3)

15 Tabel 8 Deskripsi data suara sah berdasarkan desa-kota di setiap kecamatan

Rataan Ragam Kecamatan Rataan Ragam Desa-Kota Rataan Ragam

Suara sah calon nomor urut 2

154.52 4863.30

NEGARA 153.58 4364.87 Desa Kota 143.52 3349.62 164.20 5293.72 MENDOYO 144.59 5634.12 Desa Kota 162.78 4327.41 75.00 4664.30 PEKUTATAN 173.40 5194.30 Desa Kota 198.20 3489.70 167.60 5509.60 MELAYA 171.75 4655.28 Desa Kota 195.60 7456.90 159.63 2891.00 JEMBRANA 140.39 3948.85 Desa Kota 143.89 4670.30 132.19 2275.60

Suara sah calon nomor urut 3 106.87 4977.32 NEGARA 131.13 4528.58 Kota 118.83 3868.18 Desa 144.11 4975.40 MENDOYO 115.14 5751.15 Desa Kota 184.90 6431.80 96.91 4023.53 PEKUTATAN 108.70 7088.70 Desa Kota 120.00 7861.30 59.70 980.50 MELAYA 71.31 1541.95 Desa Kota 58.33 77.92 1903.35 609.33 JEMBRANA 100.21 4948.17 Desa Kota 134.30 4603.40 85.69 4457.22

Suara sah calon nomor urut 4 78.18 2852.13 NEGARA 95.47 1628.43 Kota 98.29 1581.37 Desa 92.49 1690.66 MENDOYO 57.32 1291.73 Desa Kota 62.22 1167.45 56.05 1330.02 PEKUTATAN 40.27 786.41 Desa Kota 58.33 36.10 204.00 834.62 MELAYA 70.67 1890.54 Desa Kota 71.50 2534.05 70.25 1600.85 JEMBRANA 110.93 5787.53 Desa Kota 128.90 6183.60 68.85 2441.34

Perbandingan Antar Teknik Penarikan Contoh

Hasil simulasi penarikan contoh acak sederhana dapat dilihat pada Tabel 9. Simulasi yang dilakukan mendapatkan nilai dugaan total suara sah ( ) dan ragam dari contoh sebanyak 100, 150, dan 200. Selanjutnya dianalisa untuk mendapatkan nilai simpangan/ bias, standard

error, MSE (Mean Square Error) sebagai dasar kriteria dalam pemilihan teknik penarikan

contoh. Selain itu dihitung juga nilai RSE (Relative Standard Error) yang merupakan rasio antara standard error dan dugaan total suara ( ). Dari tabel tersebut terlihat bahwa dari nilai simpangan tidak terlalu jauh berbeda antar jumlah ukuran contoh. Nilai standard error menjadi lebih rendah pada saat ukuran contoh diperbesar, begitu juga dengan nilai MSE dan RSE. Hasil simulasi dari teknik penarikan contoh lainnya dapat dilihat lebih jelas pada lampiran.

(4)

16 Tabel 9 Hasil simulasi teknik penarikan contoh acak sederhana

n (suara) (suara) Simpangan (suara) Simpangan (%) Ragam Std. Error (suara) RSE (%) MSE

SUARA SAH CALON NOMOR URUT 2

100 69225 68802.5 422.5 0.61% 7603095 2757.37 4.01% 7781601.25 150 69225 69590.8 365.8 0.53% 4276098 2067.87 2.97% 4409907.64 200 69225 69485.8 260.8 0.38% 2671481 1634.47 2.35% 2739497.64

SUARA SAH CALON NOMOR URUT 3

100 47879 47725.4 153.6 0.32% 7676972 2770.73 5.81% 7700564.96 150 47879 47656.3 222.7 0.47% 4363372 2088.87 4.38% 4412967.29 200 47879 47771.1 107.9 0.23% 2784461 1668.67 3.49% 2796103.41

SUARA SAH CALON NOMOR URUT 4

100 35025 34827.7 197.3 0.56% 4562295 2135.95 6.13% 4601222.29 150 35025 34857.0 168.0 0.48% 2511641 1584.82 4.55% 2539865.00 200 35025 34807.4 217.6 0.62% 1587916 1260.13 3.62% 1635265.76

Perbandingan hasil simulasi teknik penarikan contoh untuk data suara sah calon nomor urut 2 dapat dilihat pada Tabel 10. Dilihat dari nilai simpangan, hampir dari semua teknik penarikan contoh relatif terlihat kecil, jadi tidak jauh perbedaan antara nilai dugaan dan nilai total suara sah di populasi. Oleh karena itu, kriteria validitas sudah terpenuhi oleh semua penarikan contoh.

Nilai standard error dan MSE dari masing-masing hasil teknik penarikan contoh menunjukkan bahwa teknik penarikan contoh acak berlapis (dengan kecamatan dan desa-kota sebagai dasar pelapisan) menghasilkan nilai standard error dan MSE paling kecil. Jadi dengan demikian, teknik penarikan contoh acak tersebut menghasilkan nilai dugaan dengan tingkat reliabilitas dan akurasi paling tinggi. Hal ini memperlihatkan bahwa teknik penarikan contoh ini lebih menangkap keragaman yang ada di populasi. Jika mengacu pada hasil analisa di Tabel 8, terlihat bahwa keragaman setelah populasi dibagi menjadi 10 lapisan berdasarkan kecamatan dan status desa-kota, terlihat ragam di setiap lapisan relatif banyak yang lebih rendah di banding ragam populasinya sehingga penarikan contoh berdasarkan kecamatan dan status desa-kota lebih efektif dalam menduga total suara sah calon nomor 2. Pada Tabel 10 terlihat bahwa dengan ukuran contoh sebanyak 150, nilai RSE tidak jauh berbeda dengan ukuran contoh yang sebanyak 200, dengan selisih nilai RSE sebesar 0.57%. Sedangkan jika dibandingkan dengan ukuran contoh sebanyak 100 selisihnya sebesar 1.67%. Hal ini dapat menjadi acuan ke depan jika memang dari sisi biaya tidak memungkinkan menggunakan contoh sebanyak 200 TPS, maka penggunaan 150 TPS bisa dipertimbangkan atas dasar selisih RSE yang tidak jauh berbeda. Kondisi yang sama bahwa teknik penarikan contoh acak

(5)

17 berlapis (dengan kecamatan dan desa-kota sebagai dasar pelapisan) merupakan ternik yang paling baik, juga terlihat pada perbandingan hasil simulasi teknik penarikan contoh untuk suara sah calon nomor urut 3 (Lampiran 10) dan suara sah calon nomor urut 4 (Lampiran 11)

Tabel 10 Perbandingan hasil simulasi teknik penarikan contoh (suara sah calon nomor urut 2)

Teknik Penarikan Contoh n

Simpangan (suara) Simpangan (%) Ragam Std. Error (suara) RSE (%) MSE Acak Sederhana 100 422.5 0.61% 7603095 2757.37 4.01% 7781601.25 150 365.8 0.53% 4276098 2067.87 2.97% 4409907.64 200 260.8 0.38% 2671481 1634.47 2.35% 2739497.64 Acak Sistematik 100 137.5 0.20% 8007919 2829.83 4.08% 8026825.25 150 168.6 0.24% 4398448 2097.25 3.04% 4426873.96 200 126.3 0.18% 2831832 1682.80 2.44% 2847783.69 Acak Gerombol 2 Tahap

(3 gerombol)

100 71.7 0.10% 49124894 7008.92 10.14% 49130034.89 150 78.9 0.11% 45186643 6722.10 9.72% 45192868.21 200 325.2 0.47% 46283317 6803.18 9.87% 46389072.04 Acak Gerombol 2 Tahap

(4 gerombol)

100 588.6 0.85% 16269949 4033.60 5.78% 16616398.96 150 471.0 0.68% 16887965 4109.50 5.90% 17109806.00 200 47.9 0.07% 17432745 4175.25 6.04% 17435039.41 Acak Berlapis (kecamatan) 100 182.9 0.26% 7402803 2720.81 3.94% 7436255.41 150 158.3 0.23% 4252860 2062.25 2.99% 4277918.89 200 49.5 0.07% 2659262 1630.72 2.35% 2661712.25 Acak Berlapis (desa-kota) 100 36.2 0.05% 7576043 2752.46 3.97% 7577353.44 150 374.2 0.54% 4285048 2070.04 2.97% 4425073.64 200 144.7 0.21% 2676172 1635.90 2.37% 2697110.09 Acak Berlapis (kombinasi

kecamatan dan desa-kota)

100 78.7 0.11% 6749876 2598.05 3.75% 6756069.69 150 182.3 0.26% 3953590 1988.36 2.86% 3986823.29 200 35.6 0.05% 2443007 1563.01 2.26% 2444274.36 Acak Berlapis (sistematik

dalam kecamatan)

100 747.9 1.08% 7799610 2792.78 4.08% 8358964.41 150 1.4 0.00% 4266960 2065.66 2.98% 4266961.96 200 371.5 0.54% 2757104 1660.45 2.41% 2895116.25

Tabel 10 juga menunjukkan bahwa teknik penarikan contoh acak gerombol dua tahap menghasilkan nilai standard error dan MSE yang paling besar diantara kedelapan teknik penarikan contoh yang disimulasikan, terlebih lagi pada saat jumlah gerombol terpilih sebanyak 3 gerombol. Penambahan jumlah contoh dalam penarikan contoh acak gerombol tidak berpengaruh dalam mengurangi nilai standard error dan MSE. Jika menggunakan

(6)

18 teknik ini, maka jumlah gerombol yang diambil harus besar, karena penambahan jumlah gerombol berpengaruh dalam meningkatkan reliabilitas dan keakurasian pendugaan dari penarikan contoh acak gerombol dua tahap.

Perbandingan antara penarikan contoh acak sederhana dengan sistematik jika dilihat dari nilai standard error dan MSE menunjukkan bahwa penarikan contoh acak sederhana tidak jauh berbeda tingkat reliabilitas dan akurasinya dibanding teknik penarikan contoh acak sistematik. Hal ini ditunjukkan juga oleh nilai RSE dari kedua penarikan contoh tersebut yang hampir sama.

Perbandingan beberapa model penarikan contoh acak berlapis menunjukkan bahwa pelapisan berdasarkan kecamatan dan status desa-kota sangat baik dalam mewakili keragaman populasi dibandingkan pelapisan kecamatan atau desa-kota saja. Begitu juga dengan penarikan contoh acak berlapis yang sudah umum digunakan (menggunakan penarikan contoh acak sistematik di masing-masing kecamatan), tingkat menangkap keragaman populasinya masih lebih baik jika menggunakan pelapisan berdasarkan kecamatan dan status desa-kota.

Gambar

Tabel 4  menunjukkan  deskripsi dari data suara sah calon nomor urut 2,  3, dan 4.
Tabel 6 Deskripsi sebaran TPS
Tabel 10 Perbandingan hasil simulasi teknik penarikan contoh  (suara sah calon nomor urut 2)

Referensi

Dokumen terkait

(3) Kepemimpinan kepala sekolah dalam pembinaan kedisiplinan tenaga administrasi sekolah untuk memberikan layanan kepada orangtua siswa di SMA Santu Petrus Pontianak

Metsäalan työllisten määrän kehitys Kaakkois-Suomessa vuosina 2004–2014 (Toimiala Online / ETLA). Poistuman osuus paperiteollisuuden työllisistä on Kaakkois-Suomessa noin

9 Dalam buku ini eddy Ramlan tidak langsung membahas tentang Pasar Sikabau, namun buku ini bisa membantu untuk melihat bagaimana masyarakat Sikabau dalam

Ditinaju dari segi pola berdasarkan hasil dari analisis fragmentasi spasial baik dari perhitungan metrik spasial maupun peta indeks fragmentasi spasial, pada

(1) Model Spasial Kerentanan Produksi Beras (KPB) yang terdiri dari faktor persentase vegetasi (PV), degradasi lahan (Deg), anomali hujan (ACH), dan banjir/ kekeringan (BK)

Beberapa tips untuk menghadapi ini adalah kuasai diri (dengan persiapan yang matang), penampilan yang menarik dan  perhatian penuh terhadap audiens (buat audiens tertarik

Informan merupakan penduduk desa Minaesa yang berprofesi dalam pembuatan ikan asap dan menjual ikan asap ke pasar-pasar. Ikan yang di asapkan adalah ikan yang dibeli dari

Karena penghimpunan dana dari Dana Pihak Ketiga (DPK) sangat penting bagi pihak perbankan, dan keuntungan dalam menyimpan dana di perbankan syariah juga harus