• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERANAN PENYIDIK KEPOLISIAN DALAM PENYELESAIAN TINDAK PIDANA PENYALAHGUNAAN NARKOBA (STUDI KASUS POLRESTA MEDAN).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERANAN PENYIDIK KEPOLISIAN DALAM PENYELESAIAN TINDAK PIDANA PENYALAHGUNAAN NARKOBA (STUDI KASUS POLRESTA MEDAN)."

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

PERANAN PENYIDIK KEPOLISIAN DALAM

PENYELESAIAN TINDAK PIDANA

PENYALAHGUNAAN NARKOBA

(Studi Kasus Polresta Medan)

Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh

Adi Nugraha Pane NIM. 309311002

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)
(4)

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahamat dan

hidayah-Nya yang diberikan kepada penulis sehingga Skripsi ini dapat

diselesaikan tepat pada waktunya. Skripsi ini disusun guna memenuhi sebagai

syarat-syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Jurusan PP-Kn

Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan.

Skripsi ini disusun berdasarkan sumber pustaka yang mendukung tulisan

ini yang berjudul: “Peranan Penyidik Kepolisian Dalam Penyelesaian Tindak

Pidana Penyalahgunaan Narkoba (Studi Kasus Polresta Medan)”.

Dalam penulisan skripsi ini, penulis banyak mengucapkan terima kasih

kepada keluarga besar penulis, teristimewa kepada orang tua penulis yang Drs. A

Pane/Ayah dan D sitinjak AM.Keb/Mama, sebagai motivator dalam hidup

penulis, yang banyak memberikan semangat, doa serta bantuan moril dan materil

kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan kuliah serta skripsi ini dapat

tersusun dengan baik. Serta kepada Ibu Dra. Yusna Melianti, MH selaku Dosen

Pembimbing Skripsi yang sudah banyak memberikan arahan dan bimbingan serta

kritik dan saran terhadap penyusunan skripsi ini dari awal hingga akhir

penyelesaian skripsi ini.

Serta kepada semua pihak yang dalam kesempatan ini penulis tidak lupa

mengucapkan banyak terima kasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar, selaku Rektor Universitas Negeri Medan

(5)

3. Ibu Dra. Yusna Melianti, MH, selaku Ketua jurusan dan dosen pembimbing

skripsi penulis.

4. Bapak Parlaungan G Siahaan, SH, M.Hum selaku sekretaris jurusan.

5. Ibu Dra. Rosnah Siregar, SH, M.Si selaku penguji skripsi penulis.

6. Bapak Drs. Liber Siangian, M.Si selaku penguji skripsi penulis.

7. Bapak Dr. Deny Setiawan, M.Si selaku dosen skripsi penulis.

8. Bapak Joni selaku bagian tata usaha Jurusan PPKn yang banyak membantu

dalam kelengkapan berkas yang dibutuhkan penulis.

9. Bapak Dony Alexander, SIK Kasat Res Narkoba Polresta Medan yang ikut

berperan dan mau meluangkan waktunya dalam melengkapi data dalam

penyusunan skripsi ini.

10.Adik penulis (Ira Febrina pane dan Ari Sanjaya pane) yang turut mendukung

penulis, memberi semangat dalam penyelesaian skripsi ini.

11.Kakak dan Abang penulis (kel. Ckristian pasaribu) yang selalu mendukung

penulis mulai dari penulis kuliah hingga selesainya.

12.Buat Hafny Febryanti yang selalu memotivasi penulis dari awal perkulian

hingga selesainya.

13.Tak lupa buat kakak Devi yulianti stambuk 2008 yang selalu meberi yang

lainnya yang telah memberi dukungan, motivasi dan semangat dalam

menyelesaikan skripsi ini.

14.Teman-teman dekat penulis (Dear, Irma, DT Arsyanul Kadri, Aulia dan yang

lainnya) yang selalu memberi semangat dan doa, penulis akan selalu

(6)

15.Satu kelas ektensi A dan B 2009, yang terus saling memotivasi dalam

penyusunan skripsi ini.

16.Buat teman seperjuangan penulis di PPLT 2012 SMP 1 Sei Rampah.

17.Tak lupa buat seluruh keluarga Pane dan Sitinjak dan yang lainnya yang telah

memberi dukungan, motivasi dan semangat dalam menyelesaikan skripsi ini.

18.Serta semua pihak dan teman-teman yang tidak dapat penulis sebutkan satu

persatu yang ikut serta memberi saran dalam penyelesaian skripsi ini.

Sebagai manusia, penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam

penyusunan skripsi ini. Untuk itu penulis meminta saran dan kritikan yang

membangun demi penyempurnaan skripsi ini. Akhir kata penulis mengucapkan

terimakasih.

.

Medan, Agustus 2013 Penulis

(7)

ABSTRAK

Adi Nugraha Pane, NIM. 309311002. Peranan Penyidik Kepolisian Dalam Penyelesaian Tindak Pidana Penyalahgunaan Narkoba (Studi Kasus Polresta Medan). Fakultas Ilmu Sosial. Universitas Negeri Medan.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peranan penyidik kepolisian dalam penyelesaian tindak pidana penyalahgunaan narkoba di Polresta Medan.

Adapun metode yang digunakan dalam penulisan ini yaitu dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif. Tekni pengumpulan data yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara dan angket secara langsung dengan penyidik di Dit Narkoba Polresta Medan. Angket merupakan alat pengumpul data yang berisi pertanyaan tertulis (quisioner) yang akan diisi oleh responden (sampel) dan wawancara, dengan pengambilan data mengenai penyalahgunaan narkoba di kota Medan.

Sedangkan sampel dalam penelitian adalah seluruh penyidik yang ada di Dit Narkoba Polresta Medan, yang kurang dari 100 orang yakni sebanyak 84 orang sampel yang terdiri dari 83 penyidik dan 1 orang pegawai. Adapun rumus yang digunakan dalam pengolahan data adalah teknik analisis tabel frekuensi.

(8)

DAFTAR ISI

A. Latar Belakang Permasalahan ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 4

C. Pembatasan Masalah ... 4

D. Perumusan Masalah ... 5

E. Tujuan Penulisan ... 5

D. Manfaat Penelitian. ... 5

BAB II : KAJIAN PUSTAKA ... 6

A. Kajian Teori ... 6

B. Kerangka Berpikir ... 26

BAB III : METODE PENELITIAN ... 28

A. Lokasi Penelitian ... 28

B. Populasi dan Sampel ... 28

C. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ... 30

D. Teknik Pengumpulan Data ... 30

E. Teknis Analisis Data ... 31

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 33

A. Hasil Penelitian ... 33

B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 62

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN ... 64

A. Kesimpulan ... 64

B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 65

(9)

DAFTAR LAMPIRAN

1. Angket

2. Wawancara

3. Dokumentasi

4. Data kasus Narkoba Jajaran polresta Medan Tahun 2012- 2013

5. Nota Tugas

6. Surat ijin penerbitan penelitian dari jurusan

7. Surat keterangan ijin mengadakan penelitian dari fakultas

8. Surat keterangan telah mengadakan penelitian dari Polresta Medan

9. Surat keterangan bebas pustaka dari perpustakaan jurusan PPKn

10.Surat keterangan bebas pustaka dari perpustakaan UNIMED

11.Daftar peserta seminar proposal penelitian

12.Surat keterangan penyerahan buku dan tidak ada masalah dengan

perpustakaan fakultas

13.Kartu Bimbingan Skripsi

14.Peryataan keaslian penulisan

(10)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, 2010, Metode Penelitian, Rineka Cipta, Jakarta.

Abimayu, Soli dan M. Thayeb Manrihu. 2010, Bimbingan dan Penyuluhan Di

Sekolah. Jakarta : CV. Rajawali.

Budianto. 2007, Narkoba dan Pengaruhnya, Bandung, Ganeca Exact.

Burhan Ashshofa, 2004, Metode Penelitian Hukum, Jakarta, Rineka Cipta

P.A.F. Lamintang. 2008, Dasar-Dasar Hukum Pidana Indonesia. Bandung, PT Citra Aditya Bakti.

Moeljatno. 2008, Asas-Asas Hukum Pidana. Jakarta, PT.Rineka Cipta.

Marwan Effendy, 2011, Sistem Peradilan Pidana, Tinjauan Terhadap Beberapa

Perkembangan Hukum Pidana, Referensi, Jakarta.

M. Yahya Harahap, 2010, Pembahasan Permasalahan Dan Penerapan KUHAP,

Penyidikan dan Penuntutan, Jakarta, Sinar Grafika.

Rusli Muhammad, 2011, Sistem Peradilan Pidana Indonesia, Dilengkapi Dengan

4 Undang-undang di Bidang Sistem Peradilan Pidana, Yokyakarta, UII

Press.

Romli Atmasasmita, 2011, Sistem Peradilan Pidana Komtemporer, Jakarta, Kencana

Siswanto Sunarso, 2004, Penegakan Hukum Psikotropika Dalam Kajian Sosiologi

Hukum. Jakarta, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Tolib, Effendi, 2013, Sistem Peradilan Pidana, Perbandingan Komponen Sistem

(11)

B. Peraturan Perundang-undang

Undang-undang No. 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana

Undang-undang No. 5 Tahun 1997 tentang Psikotropika

Undang-Undang No. 2 Tahun 2002 Tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia

Undang-undang No. 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika

Undang-undang No. 23 Tahun 2010 tentang Badan Narkotika Nasional

Undang-undang No. 25 Tahun 2011 tentang Pelaksanaan Wajib Lapor Pecandu

(12)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Permasalahan penyalahgunaan narkoba memiliki dimensi yang sangat

kompleks, baik dari sudut medis, psikiatri, kesehatan jiwa, maupun psikososial

ekonomi, politik, sosial, budaya, kriminalitas dan sebagainya. Penyalahgunaan

narkoba merupakan penyakit endemik dalam masyarakat modern, yaitu penyakit

kronik yang berulangkali kambuh, yang hingga sekarang belum ditemukan upaya

penanggulangan secara universal memuaskan, dari sudut prevensi, terapi maupun

rehabilitasi.

Penyalahgunaan nakorba menimbulkan dampak yang sangat besar,

merusak hubungan kekeluargaan, menurunkan kemampuan belajar,

ketidakmampuan untuk membedakan mana yang baik dan buruk, perubahan

perilaku menjadi anti sosial, mempertinggi kecelakaan lalulintas, meningkatkan

kriminalitas dan tidak kekerasan lainnya.

Melihat kenyataan ini, meskipun hingga saat ini peredaran dan

penyalahgunaan narkoba terus mengalami peningkatan, sehingga dirasakan

adanya ketidak efektifpan hukum dalam mencegah, dan dampak sanksi hukum

tidak memberikan jera bagi para pelaku, namun pemerintah terus berupaya untuk

mempersempit ruang gerak dari peredaran narkoba dan penyalahgunaan narkoba.

Penegakkan hukum terhadap tindak pidana narkoba, telah banyak

dilakukan oleh aparat penegak hukum dan telah banyak mendapat putusan hakim

(13)

penangkal terhadap merebaknya peredaran perdagangan dan penyalahgunaan

narkoba, tetapi dalam kenyataannya justru semakin intensif dilakukan penegakkan

hukum, semakin meningkat pula peredaran perdagangan narkoba tersebut.

Narkoba adalah singkatan narkotika dan obat-obatan terlarang

(psikotropika). Narkotika dan obat-obatan memiliki jenis yang berbeda, sehingga

diatur dalam undang-undang tersendiri. Narkotika diatur dalam Undang-undang

No. 35 Tahun 2009 tentang Narkotika. Sedangkan obat-obat terlarang

(Psikotropika) diatur dalam Undang-undang No. 5 tahun 1997 tentang

psikotropika.

Penyalahgunaan psikotropika (obat-obat terlarang) dinyatakan dalam Pasal

4 ayat (3) Undang-undang No. 5 Tahun 1997, yang menyebutkan: “selain

penggunaan sebagaimana dimaksud pada ayat (2), psikotropika golongan I

dinyatakan sebagai barang terlarang”.

Lebih lanjut dalam Pasal 59 Undang-undang No. 5 Tahun 1997 tentang

psikotropika diatur tentang ketentuan pidana penyalahgunaan psikotropika sebagai

berikut:

(1) Barangsiapa:

a. menggunakan psikotropika golongan I selain dimaksud dalam Pasal 4 ayat (2) atau;

b. memproduksi dan/ atau menggunakan dalam proses produksi psikotropika golongan I sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6; atau; c. mengedarkan psikotropika golongan I tidak memenuhi ketentuan

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 ayat (3) atau;

d. mengimpor psikotropika golongan I selain untuk kepentingan ilmu pengetahuan; atau

(14)

(2) Jika tindak pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan secara terorganisir dipidana dengan pidana mati atau penjara seumur hidup atau pidana penjara paling lama 20 (dua puluh) tahun dan pidana denda sebesar RP. 750.000.000,00 (tujuh raus lima puluh juta rupiah)

(3) Jika tindak pidana dalam pasal ini dilakukan oleh korporaso, maka disamping dipidananya pelaku tindak pidana, kepada korporasi dikenakan pidana denda sebesar Rp. 5.000.000.000,00(lima miliar)

Selanjutnya dalam Pasal 111 ayat (1) Undang-undang No. 35 Tahun 2009

tentang Narkotika disebutkan: “setiap orang tanpa hak atau melawan hukum

menanam, memelihara, memiliki, menyimpan, menguasai, atau menyediakan

Narkotika golongan I dalam bentuk tanaman, dipidana dengan pidana penjara

paling singkat 4 (empat) tahun dan paling lama 12 (dua belas) tahun dan pidana

denda paling sedikit Rp. 800.000.000.,00 (delapan ratus juta rupiah) dan paling

banyak Rp.8.000.000.000.,00 (delapan miliar rupiah)”

Berkaitan dengan penanggulangan penyalahgunaan tindak pidana narkoba

di tengah masyarakat, peran kepolisian sangatlah menentukan, baik itu dalam

upaya preventif maupun refresif. Peran Polri dalam melakukan pencegahan

narkoba, sudah barang tentu Polri sebagai institusi aparat penegak hukum dalam

garda terdepan untuk menciptakan keamanan, dan ketertiban masyarakat, selain

itu Polri berfungsi untuk melakukan penyelidikan terhadap berbagai tindak pidana

yang terjadi di tengah masyarakat, salah satunya adalah tindak pidana

penyalahgunaan narkoba.

Sebagaimana diatur dalam Pasal 1 butir 4 KUHAP: Penyelidik adalah

pejabat Polisi Negara Republik Indonesia yang diberi wewenang oleh

undang-undang ini untuk melakukan penyelidikan. Selanjutnya sesuai dengan Pasal 4,

(15)

Negara Republik Indonesia. Dengan kata lain penyelidik adalah setiap pejabat

Polri. Jaksa atau pejabat lain tidak berwenang melakukan penyelidikan, oleh

dengan demikian “penyelidikan” merupakan “monopoli tunggal” kewenangan

yang dimiliki oleh Polri.

Melihat peran dan fungsi Kepolisian Negara Republik Indonesia dalam

penanggulanga dan penyelesaian tindak pidana penyalahgunaan narkoba sangat

begitu kompleks, maka penulis tertarik untuk membahas lebih mendalam dan jauh

lagi tentang bagaimana peran dari kepolisian sebagai penyelidik dalam perkara

tindak pidana narkoba di Wilayah Hukum Polresta Medan.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan dari uraian latar belakang tersebut di atas, maka penulis ingin

mengupas permasalahan yang dijadikan obyek di dalam penulisan skripsi ini

adalah:

1. Peranan penyidik dalam menjalankan tugas untuk menangani tindak pidana

Narkoba.

2. Hambatan-hambatan yang ditemui para penyidik dalam penyelesaian terhadap

pelaku tindak pidana narkoba.

C. Pembatasan Masalah

Setiap tulisan yang berupa karya ilmiah haruslah ada batasan penulisannya

supaya penulisan tadi lebih terarah, tidak mengambang dan fokus kepada

permasalahan yang ada. Demikian halnya dalam tulisan ini, penulis membatasi

diri untuk mengkaji peranan dari penyidik dalam membantu penyelesaian tindak

(16)

D. Perumusan Masalah

Perumusan masalah merupakan bagian yang sangat penting dalam sebuah

penelitian, karena perumusan masalah adalah inti dari seluruh permasalahan yang

telah diidentifikasi terlebih dahulu. Dengan demikian, penulis merumuskan

masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimana peranan penyidik dalam menjalankan tugas untuk menangani

tindak pidana Narkoba di wilayah hukum medan?

E. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penyusunan atau penulisan

skripsi ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui serta mempelajari secara lebih mendalam bagaimana

peranan penyidik dalam penyelesaian kasus tindak pidana Narkoba.

F. Manfaat Penelitian

Sejalan dengan tujuan penelitian, adapun manfaat penelitian ini adalah:

1. Untuk memperluas wawasan penulis dalam memahami peranan dari penyidik

dalam penanggulangan tindak pidana narkoba.

2. Bagi masyarakat diharapkan dapat menambah informasi tentang permasalahan

narkoba dan penyalahgunaan narkoba serta peran masyarakat dalam

(17)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Berdasarkan uraian dalam bab-bab terdahulu dapat disimpulkan beberapa

hal sebagai berikut :

1. Dengan adanya Penyidik Polri upaya penyidikan terhadap pelaku tindak

pidana Narkoba dapat dilaksanakan dengan baik, bahkan dengan hasil

memuaskan. Hal ini karena instrumen yang ada di dalam Poltabes Medan

bekerjasama dalam menuntaskan kasus-kasus tindak pidana narkoba yang

terjadi.

2. Dengan keberadaan UU No. 22 tahun 1997 tentang Narkotika dan telah

dirubah menjadi Undang-undang No. 35 Tahun 2009 tentang Narkotika dan

UU No 5 Tahun 1997 tentang psikotropika diharapkan agar para pelaku tindak

pidana narkoba semakin jera, karena sanksi yang diatur di dalamnya mengatur

tegas tentang kejahatan-kejahatan narkotika dan psikotropika.

3. Perjalanannya proses penyidikan perkara tindak pidana narkoba serta

keberhasilan penyidik dapat membersihkan seseorang benar-benar

melakukan tindak pidana narkoba, dapat kita lihat dari tabel-1, ini karena

ditunjang oleh kebersamaan para anggota penyidik Polri serta fasilitas-

fasilitas penunjang terlaksananya penyidikan suatu kasus.

4. Diharapkan berlanjutnya Berita Acara Pemeriksaan yang diserahkan penyidik

Polri kepada ke Kejaksaan dapat segera diselesaikan sesuai prosedur dan bisa

(18)

5. Kekuatan pembuktian dari alat bukti serta adanya pemeriksaan laboratorium

kriminal (tes urine), maupun barang bukti, cukup menguatkan keyakinan

Hakim.

6. Berdasarkan sanksi-sanksi yang telah diatur oleh UU No. 35 Tahun 2009 dan

Undang-undang No. 5 Tahun 1997, menunjukkan usaha-usaha dari Penyidik

Polri benar-benar diperhatikan oleh Hakim dalam menjatuhkan putusannya.

B. SARAN-SARAN

Bertitik tolak dari kesimpulan di atas, berikut ini dikemukakan beberapa

saran yang mungkin dapat bermanfaat bagi semua pihak yang terlibat

penyelesaian perkara tindak pidana/ narkoba antara lain :

1. Perlu dipikirkan peningkatan secara terus menerus tentang cara-cara yang

diperlukan dalam membantu proses penyidikan guna memberikan titik

terang suatu kejahatan narkoba melalui barang bukti seperti dibuatkan suatu

buku tentang jenis-jenis obat Psikotropika dan buku ini disebarkan kepada

masyarakat luas dan diharapkan masyarakat dapat menginformasikan kepada

pihak yang berwenang tentang adanya peredaran obat-obatan tertentu setelah

mengetahui jenis obat itu dilarang untuk diedarkan.

2. Harus diusahakan penambahan personil dari kantor kepolisian Kota Besar

Medan karena untuk proses penanganan kasus narkoba membutuhkan waktu

yang lama ,untuk itu dibutuhkan personil yang banyak dalam arti pembagian

tugas dari pada penyidik baik lapangan maupun kantor telah dibagi tugasnya

masing-masing.

(19)

terlibat dalam penanganan tindak pidana narkoba karena dilihat dari berbagai

macam jenis-jenis Psikotropika yang disalahgunakan dan beredar di

masyarakat, diharapkan penyidik telah mengetahui jenis-jenis obat

psikotropika yang beredar di masyarakat.

4. Diharapkan masyarakat Kota Medan Khususnya membantu tugas Polri dalam

memberi informasi apabila adanya peredaran obat-obat terlarang dilingkungan

masing-masing.

5. Dan diharapkan kepada Masyarakat, agar menyadari bahwa mengkonsumsi

obat-obat yang identitasnya tidak jelas dan dilarang oleh pemerintah dapat

Referensi

Dokumen terkait

Upaya Kepolisian dalam Penanggulangan Penyalahgunaan Narkoba di Kalangan Anak di Polresta Surakarta ... Hambatan dalam Upaya Penanggulangan Penyalahgunaan Narkoba di

Penyalahgunaan Narkoba di POLRESTA Medan) ” ini adalah untuk menentukan persamaan penduga yang sesuai terhadap jumlah penyalahgunaan narkoba di.. Kepolisian resort

dan apakah kendala yang dihadapi penyidik kepolisian resort kota (Polresta) Palembang dengan Jaksa Penuntut Umum (JPU) dalam koordinasi proses penyelesaian perkara pidana ?,

Tujuan dari penelitian tersebut adalah 1) untuk mengetahui peran penyidik Kepolisian dan peran penyidik KPK dalam menangani kasus tindak pidana korupsi 2) untuk mengetahui

Tindakan yang dilakukan kepolisian untuk mencegah terjadi tindak pidana penyalahgunaan Narkoba. Pemberian sosialisai kepada masyarkat secara langsung telah dilakukan oleh Polres

Proses penyidikan terhadap anggota Kepolisian yang melakukan tindak pidana penyalahgunaan Narkotika Pelaksanaan proses penyidikan tindak pidana narkotika diawali

Penelitian dengan judul “ Analisa Peranan Penyidik Polri Dalam Penanganan Tindak Pidana Narkoba di Polres Rembang Jawa Tengah ”. Berdasarkan uraian dalam Penelitian ini,

BAB III PERAN KEPOLISIAN DALAM MENANGGULANGI TINDAK PIDANA PENYALAHGUNAAN PETASAN DI WILAYAH HUKUM KEPOLISIAN RESORT PANGKALPINANG DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG NOMOR