PENGARUH METODE PENEMUAN TERHADAP HASIL
BELAJAR BIOLOGI DAN KETERAMPILAN
PROSES SAINS DASAR PADA SISWA
SMAN 1 DEWANTARA KREUNG
GEUKUH ACEH UTARA
TESIS
Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan
Program Studi Pendidikan Biologi
Oleh:
WENI ASTARI
NIM: 8116174017
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
i
ABSTRAK
Weni Astari. NIM. 8116174017. Pengaruh Metode Penemuan Terhadap Hasil Belajar Biologi dan Keterampilan Proses Sains Dasar pada siswa SMAN 1 Dewantara Kreung Geukuh Aceh Utara. Tesis. Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan (UNIMED). Medan. 2013.
Penelitan ini dilakukan di SMAN 1 Dewantara Kreung Geukuh Aceh Utara Tahun Pembelajaran 2013/2014, bertujuan untuk mengetahui perbedaan: (1) hasil belajar biologi siswa yang diajarkan dengan pembelajaran penemuan terbimbing dan penemuan bebas dengan siswa yang diajarkan dengan pembelajaran konvensional; dan (2) tingkat keterampilan proses sains dasar siswa yang diajarkan dengan pembelajaran penemuan terbimbing dan penemuan bebas dengan siswa yang diajarkan dengan pembelajaran konvensional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IPA, di SMAN 1 Dewantara Kreung Geukuh Aceh Utara yang terdiri dari 8 kelas XI IPA, jumlah siswa kelas XI IPA sebanyak 240 siswa, sedangkan sampel penelitian yang berjumlah 90 siswa yang terbagi ke dalam 3 kelas paralel dengan jumlah siswa pada masing-masing kelas 30 siswa. Instrumen penelitian berupa tes hasil belajar siswa dalam bentuk pilihan berganda yang berjumlah 30 soal, keterampilan proses dasar sains siswa yang berjumlah 8 soal. Metode penelitian ini bersifat kuasi eksperimen dengan teknik analisis data menggunakan uji anakova.
Hasil penelitian ini diperoleh bahwa: (1) terdapat perbedaan hasil belajar biologi siswa yang diajarkan dengan pembelajaran penemuan terbimbing dengan siswa yang diajarkan dengan pembelajaran konvensional (Fhitung = 17.288; P. = 0.000); serta terdapat perbedaan hasil belajar biologi siswa yang diajarkan dengan pembelajaran penemuan bebas dengan siswa yang diajarkan dengan pembelajaran konvensional (Fhitung = 72.488; P. = 0.000); dan (2) terdapat perbedaan tingkat keterampilan proses sains dasar siswa yang diajarkan dengan pembelajaran penemuan terbimbing dengan siswa yang diajarkan dengan pembelajaran konvensional (Fhitung = 34.488; P. = 0.000); serta terdapat perbedaan tingkat keterampilan proses sains dasar siswa yang diajarkan dengan pembelajaran penemuan terbimbing dan penemuan bebas dengan siswa yang diajarkan dengan pembelajaran konvensional pada SMAN 1 Dewantara Kreung Geukuh Aceh Utara (Fhitung = 19.640; P. = 0.000). Hasil penelitan ini mengimplikasikan bahwa pembelajaran dengan metode penemuan dapat mengakomodasikan siswa kedalam proses cara kerja ilmiah dalam mempelajari pengetahuan baru serta meningkatkan hasil belajar siswa di dalam kelas.
ii
ABSTRACT
Weni Astari . NIM . 8116174017 . Methods Influence Learning Outcomes Of Discovery Biology and Basic Science Process Skills in students of SMAN 1 Dewantara Kreung Geukuh North Aceh . Thesis . Graduate Program , State University of Medan ( UNIMED ) . Medan . 2013.
This research was conducted at SMAN 1 Dewantara Kreung Geukuh North Aceh Learning Year 2013/2014 , aims to tell the difference : ( 1 ) the results of study of biology students taught with guided discovery and discovery learning with students being taught freely with conventional learning , and ( 2 ) the level of basic science process skills students are taught with guided discovery and discovery learning with students being taught freely with conventional learning . The population in this study were all students of class XI Science , at SMAN 1 Dewantara Kreung Geukuh North Aceh consisting of 8 classes XI IPA , IPA number of class XI were 240 students , while the study sample totaled 90 students, divided into 3 classes parallel the number of students in each class of 30 students . The research instrument is a test of student learning outcomes in the form of multiple-choice questions numbered 30 , the basic process skills of science students who were 8 questions . This research method is quasi- experiment with data analysis techniques using Anacova test .
The results of this study showed that : ( 1 ) there are differences in learning outcomes biology students taught with guided discovery learning with students taught with conventional learning ( F value = 17 288 ; P = 0.000 ), and there are differences in learning outcomes biology students taught with learning free discovery with students taught with conventional learning ( F value = 72 488 ; P = 0.000 ) , and ( 2 ) there are differences in the level of basic science process skills students are taught with guided discovery learning with students taught with conventional learning ( F value = 34 488 ; P = 0.000 ), and there are differences in the level of basic science process skills that students taught with guided discovery and discovery learning with students being taught freely with conventional learning at SMAN 1 Dewantara Geukuh Kreung Aceh Utara ( F value = 19 640 ; P = 0.000 ) . The results of this research implies that learning by discovery method can accommodate students into the process of how scientific work in learning new knowledge and improve student learning outcomes in the classroom .
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas rahamt dan
hidayah-Nya tesis yang berjudul “ Pengaruh Metode Penemuan Terhadap Hasil
Belajar Biologi dan Keterampilan Proses Sains Dasar Pada Siswa SMAN 1
Dewantara Kreung Geukuh Aceh Utara” dapat diselesaikan dengan baik dan
sesuai dengan waktu yang direncanakan.
Adapun tujuan penulisan tesis ini adalah untuk memenuhi salah satu syarat
bagi mahasiswa Program Pascasarjana dalam menyelesaikan studi guna
memperoleh gelar Magister Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Biologi,
Universitas Negeri Medan. Dalam penyelesaian tesis ini penulis telah banyak
menerima masukan dan bantuan baik moril maupun materil.
Ucapan terimakasih yang pertama saya haturkan kepada Bapak Dr.
Hasruddin, M.Pd., selaku dosen pembimbing I dann bapak Prof. Dr. Herbert
Sipahutar, M.Sc., selaku pembimbing II, dengan curahan kesabaran, ketekunan,
dan keikhlasan dalam membimbing serta memberikan dukungan moril kepada
penulis sejak awal penyusunan proposal penelitian hingga selesai. Ucapan terima
kasih juga penulis sampaikan kepada Bapak Dr. Rachmat Mulyana, M.Si., Bapak
Dr. rer. nat Binari Manurung, M.Si dan Ibu Dr. Fauziyah Harahap, M.Si. sebagai
dosen penguji yang juga banyak memberikan kritik, saran dan bimbingan demi
perbaikan tesis ini.
Pada kesempatan ini penulis juga ingin menyampaikan terima kasih
1. Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar Damanik, M.Pd. Rektor Universitas Negeri
Medan beserta para pejabat di jajaran Civitas Akademika Universitas
Negeri Medan.
2. Bapak Prof. Dr. H. Abdul Muin Sibuea, M.Pd selaku Direktur Program
Pascasarjana Universitas Negeri Medan beserta para Asisten Direktur.
3. Bapak Dr. Hasruddin, M.Pd. selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Biologi., dan Sekretaris Program Studi Pendidikan Biologi Ibu
Dr. Fauziyah Harahap, M.Si.
4. Bapak dan Ibu Dosen di Lingkungan Program Studi Pendidikan Biologi
yang telah banyak memberikan ilmu pengetahuan yang bermakna bagi
penulis dalam menjalankan tugas-tugas sesuai dengan profesi penulis.
5. Kepala SMAN 1 Dewantara Kreung Geukuh Aceh Utara yang telah
member izin pada penulis Untuk mengadakan penelitian di Sekolah
tersebut.
6. Ucapan terimakasih tak terhingga kepada orang tua tercinta, (Ayahanda
Bustari dan Ibunda Almh. Asra Mukhtar S.Ag beserta Ibunda Sriwati
Augustina S.Pd) yang senantiasa sabar memberikan dukungan dan
motivasi serta bimbingan dunia akhirat , serta doa-doa indah dalam setiap
saat hingga tesis ini dapat terselesaikan dengan baik, serta terimakasih
yang sebesar-besarnya kepada suamiku tercinta (Sertu Sandra Kurniawan)
yang selalu memberikan motivasi dan semangat buat saya, juga pada
kedua mertua saya (Bapak Warman dan Mamak Sugiati), juga pada
Mela Dewi S.Pd dan Abanganda Indra Wijaya ST), (Kakanda Resi Astari
AMk dan Abanganda Abdul Arif Siagian), (Kakanda Ratih Winda Sari
AMa dan Abanganda Praka Siswandi) , juga pada ponakan-ponakan saya
yang lucu-lucu dan menggemaskan (Nadya, Rafif, Bima dan Adik Cunay)
yang telah memberikan doa dan dukungan moril dalam menyelesaikan teis
ini.
7. Seluruh rekan-rekan mahasiswa Pascasarjana Universitas Negeri Medan
khususnya angkatan XX Program Studi Pendidikan Biologi, yang selama
dua tahun bersama- sama penulis menuntut ilmu dan bekerja sama dalam
kondisi mudah maupun sulit demi meraih kesuksesan bersama.
Akhirnya kepada semua pihak yang turut serta membantu penulis yang tidak
dapat disebutkan satu persatu, penulis ucapkan banyak terimakasih, semoga
atas kebaikan semua pihak kiranya Allah SWT membalasnya dengan pahala
dan kebaikan yang berlipat ganda baik dunia maupun akhirat kelak. Amin.
Medan, September 2013 penulis
iii
BAB III. METODE PENELITIAN 35
3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 35
3.2. Populasi dan Sampel 35
3.2.1. Populasi 35
3.2.2. Sampel 36
iv
3.3. Variabel penelitian 36
3.4. Desain Penelitian 37
3.5. Tekhnik Analisis Data 37
3.6. Prosedur Penelitian 38
3.7. Definisi Operasional Variabel 41
3.8. Instrumen Penelitian 41
3.9. Uji Coba Instrumen 44
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 50
v
4.4. Keterbatasan Penelitian 62
BAB V. SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN 63
5.1. Simpulan 63
5.2. Implikasi 63
5.3. Saran 64
vi
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 . Hasil Belajar Biologi di SMAN 1 Dewantara Kreung Geukuh 4
Tabel 2.1. Sintaks Model Pembelajaran Penemuan Terbimbing 17
Tabel 3.1. Pretest-Posttest Control Design 37
Tabel 3.2. Kisi- KISI Instrumen Tes Hasil Belajar Siswa 42
vii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Bagan Sintaks Strategi Pembelajaran Penemuan Bebas pada 20
Mata Pelajaran Biologi
Gambar 3.1. Bagan Alir Penelitian Mulai dari Penentuan Populasi Sampai dengan 40
Laporan Penelitian
Gambar 4.1. Perbedaan Hasil Belajar Biologi Siswa yang Diajarkan dengan 54
Pembelajaran Penemuan Terbimbing dan Penemuan Bebas Dengan Siswa yang Diajarkan dengan Pembelajaran Konvensional pada SMAN 1 Dewantara Kreung Geukuh Aceh Utara
Gambar 4.2. Perbedaan Tingkat Keterampilan Proses Sains Dasar Siswa 55
yang Diajarkan dengan Pembelajaran Penemuan Terbimbing
viii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Kontrol 67
Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen 1 72
Lampiran 3. Rencana Pelaksanaan Peembelajaran Kelas Eksperimen 2 78
Lampiran 4. LKS Praktikum Biologi Sel 83
Lampiran 5. Soal Pretest dan Postest dan Tes Keterampilan Proses Sains 91
Lampiran 6. Tabel Uji Validitas dan Reabilitas Instrumen 101
(Tes Hasil Belajar Kognitif Siswa)
Lampiran 7. Analisis Varians Butir Soal 102
Lampiran 8. Tingkat Kesukaran Soal 103
Lampiran 9. Daya Beda Soal 104
Lampiran 10. Pretest Siswa Metode Penemuan Terbimbing 106
Lampiran 11. Pretest Siswa Metode Penemuan Bebas 108
Lampiran 12. Pretest Siswa Metode Konvensional 110
Lampiran 13. Postest Siswa Metode Penemuan Terbimbing 112
Lampiran 14. Postest Siswa Metode Penemuan Bebas 114
Lampiran 15. Postest Siswa Metode Konvensional 116
Lampiran 16. Keterampilan Proses Sains Siswa Metode Penemuan Terbimbing 118
Lampiran 17. Keterampilan Proses Sains Siswa Metode Penemuan Bebas 119
Lampiran 18. Keterampilan Proses Sains Siswa Metode Konvensional 120
Lampiran 19. Deskripsi Data 121
Lampiran 20. Uji Normalitas Data 122
Lampiran 21. Uji Homogenitas Data 124
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah kunci semua kemajuan dan perkembangan yang
berkualitas. Menurut pendapat Amri dan Ahmadi (2010), dalam rangka
mewujudkan pendidikan dengan kompetensi yang beragam, harus melewati
proses yang diterapkan dalam proses pembelajaran. Proses pembelajaran, sering
dipahami sebagai proses belajar mengajar yang di dalamnya terjadi interaksi guru,
siswa dan antara sesama siswa untuk mencapai suatu tujuan yaitu terjadinya
perubahan sikap dan tingkah laku siswa.
Pembelajaran biologi sebagai bagian dari sains terdiri dari produk dan
proses. Produk biologi terdiri atas sebuah teori dan prinsip dari kehidupan
makhluk hidup beserta interaksinya dengan lingkungan. Dari segi proses, maka
biologi sebagai bagian dari sains memiliki berbagai keterampilan sains.
Kenyataan yang terjadi di lapangan, dalam proses belajar mengajar, produk lebih
diutamakan dari pada proses. Siswa kurang berperan dalam memperagakan
keterampilan proses. Hal tersebut bertolak belakang dengan pendapat Herawan
(2007), menyatakan bahwa dalam proses belajar mengajar biologi, produk dan
proses adalah sama pentingnya serta tidak dapat dipisahkan satu sama lain.
2
Pembelajaran sains yang terjadi di lapangan masih banyak menggunakan
metode konvensional, sehingga siswa cenderung kesulitan memahami
konsep-konsep sains yang sebagian besar bersifat abstrak. Menurut Subagyo dkk (2009),
hakikat belajar sains tidak cukup sekedar mengingat dan memahami konsep yang
ditemukan ilmuan, melainkan adalah pembiasaan perilaku ilmuan dalam
menemukan konsep yang dilakukan melalui percobaan dan penelitian ilmiah.
Mengajar biologi bukanlah sekedar kegiatan memindahkan pengetahuan
yang dimiliki guru ke pikiran siswa. Mengajar adalah kegiatan pemberdayaan
siswa untuk membangun sendiri pengetahuannya. Menurut Herawan (2007),
dalam proses pembelajaran biologi, siswa tidak hanya mendengar, mencatat, dan
menghafal informasi yang disampaikan guru, melainkan adanya kesempatan
untuk memanipulasi dan memproses informasi.
Pembelajaaran biologi seharusnya mampu mengembangkan keterampilan
proses seperti percobaan, pengambilan data, pengolahan data dan
mengkomunikasikan hasil eksperimen secara lisan dan tertulis. Sebagian guru
menganggap bahwa kegiatan di atas harus dilakukan pada laboratorium yang
dilengkapi alat-alat yang mahal. Hal tersebut bukan menjadi syarat utama dalam
melakukan keterampilan proses. Dalam mengatasi masalah tersebut dapat
dilakukan dengan memanfaatkan lingkungan sekitar sebagai sarana untuk
memperagakan keterampilan proses sains. Pembelajaran biologi hendaknya tidak
lagi terlalu berpusat pada guru melainkan harus lebih berorientasi pada siswa.
3
diperoleh melalui rangkaian kegiatan dalam mengeksplorasi lingkungan melalui
interaksi aktif dengan teman sejawat dan seluruh lingkungan belajarnya.
Keterampilan proses sains dalam pembelajaran biologi masih rendah,
terbukti dari hasil wawancara yang dilakukan kepada guru dan peserta didik
tentang praktikum di SMAN 1 Dewantara Pada bulan April 2013. Berdasarkan
wawancara dengan guru biologi dan wakil bidang kurikulum di sekolah tersebut
diketahui bahwa rasa keingintahuan peserta didik terhadap materi-materi biologi
masih rendah. Hal ini terlihat ketika proses belajar mengajar berlangsung, peserta
didik terlihat tidak bersemangat, ketika diberi tugas untuk mengerjakan soal dan
tugas lainnya. Frekuensi bertanya peserta didik juga masih sangat rendah, terlihat
ketika diberi kesempatan untuk bertanya hanya satu atau dua orang atau bahkan
tidak ada sama sekali.
Pembelajaran juga terkesan membosankan, hal ini terbukti dengan
kegelisahan yang dirasakan peserta didik untuk dapat keluar ruangan walaupun
waktu belum habis atau keinginan peserta didik agar guru yang mengajar cepat
keluar ruangan. Bahkan peserta didik akan lebih senang jika jadwal guru yang
masuk berhalangan. Proses pembelajaran berlangsung secara kaku sehingga
kurang mendukung pengembangan pengetahuan konsep, sikap, dan keterampilan
proses siswa. Bahkan, dari hasil wawancara tidak terstruktur kepada wakil bidang
kurikulum di sekolah tersebut didapatkan informasi bahwa pembelajaran biologi
di sekolah tersebut jarang sekali mengadakan praktikum ,hal ini dikarenakan
sekolah tersebut tidak memanfaatkan laboratorium biologi sehingga laboratorium
4
Bila dilihat dari nilai rata-rata kelas pada raport semester I dan II tahun
ajaran 2010-2011 dan 2011-2012 di SMAN 1 Dewantara Kreung Geukuh Aceh
Utara pada mata pelajaran biologi. Nilai rata-rata kelas pada akhir semester I dan
II dapat dilihat pada Tabel 1.1 berikut ini:
Tabel 1.1 . Hasil Belajar Biologi di SMAN 1 Dewantara Kreung Geukuh
Tahun Ajaran Nilai Rata-rata Kelas Raport Semester I
Nilai Rata-rata Kelas Raport Semester II
2010-2011 66 70
2011-2012 68 71,7
Hal ini dimungkinkan karena kesulitan siswa dalam memahami
konsep-konsep biologi dalam materi pelajaran yang disampaikan guru sehingga siswa
hanya terpaku pada buku panduan saja. Berdasarkan permasalahan yang
diungkapkan di atas, perlu dilakukan pergeseran paradigma dalam pembelajaran
biologi. Pembelajaran biologi perlu ditempatkan kembali sesuai hakikat aslinya
yaitu produk dan proses. Mata pelajaran biologi seharusnya melibatkan siswa
secara aktif dalam mengembangkan keterampilan proses, membangun
pengetahuan, dan pengalaman siswa.
Metode pembelajaran yang mampu mengatasi masalah tersebut adalah
metode penemuan. Menurut Suryosubroto (2002) ada guru yang menggunakan
metode penemuan terbimbing dan ada yang menggunakan metode penemuan
bebas. Penemuan terbimbing merupakan metode pembelajaran yang mengarahkan
siswa pada kegiatan yang dapat mengembangkan keterampilan proses sains di
mana siswa dibimbing untuk menemukan dan menyelidiki sendiri tentang suatu
5
hasil mengingat seperangkat fakta melainkan hasil temuan mereka sendiri. Pada
penemuan bebas murid merencanakan solusi, mengumpulkan data dan selebihnya
sama dengan penemuan terbimbing. Menurut David, dkk (2009), pada saat
menerapkan metode penemuan terbimbing, guru lebih sedikit menjelaskan dan
lebih banyak untuk mengajukan pertanyaan-pertanyaan sehingga siswa cenderung
aktif dan memotivasi siswa dalam kegiatan pembelajaran.
Metode pembelajaran penemuan terbimbing dapat diterapkan dalam mata
pelajaran biologi. Berdasarkan pengalaman mengajar guru SMAN 1 Dewantara
Kreung Geukuh Aceh Utara menunjukkan siswa memahami materi pelajaran
biologi hanya melalui gambar yang terdapat dalam buku panduan sehingga
menimbulkan pertanyan dan keingintahuan siswa yang sebenarnya dengan
melakukan pengamatan secara langsung dengan melakukan praktikum dengan
memanfaatkan sarana laboratorium yang ada pada sekolah sehingga siswa dapat
mengingat langsung dengan apa yang mereka amati secara langsung tanpa perlu
menghapal saja.
Pelaksanaan penemuan dapat membuat siswa mempelajari secara langsung
tentang proses-proses nyata. Selain itu pada diri siswa akan tumbuh dan
berkembang rasa kesadaran ilmiah dan memiliki rasa kepercayaan diri untuk
dapat menentukan dan memecahkan langsung yang mereka temukan, sehingga
hasil yang diperoleh tahan lama dalam ingatan, tidak mudah dilupakan siswa
(Roestiyah, 2011). Beberapa penelitian yang berhubungan dengan pembelajaran
penemuan dan keterampilan proses sains telah dilakukan sebagai upaya dalam
6
(2012) mengemukakan bahwa penerapan pendekatan dengan penemuan
terbimbing dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dan sikap ilmiah siswa.
Penelitian yang dilakukan oleh Ilmi, Indrowati, dan Probosari (2012)
mengemukakan bahwa ada pengaruh secara signifikan penerapan metode
penemuan terbimbing terhadap keterampilan proses sains siswa.
Penelitian yang dilakukan oleh Widhiayantoro, Indrowati, dan Probosari
(2012) menunjukkan bahwa metode penemuan terbimbing terbukti mampu
meningkatkan kemampuan berfikir kreatif siswa. Penelitian yang dilakukan oleh
Surtikanti, Adisendjaja dan Fitriyani (2001) menunjukkan bahwa metode
penemuan lebih baik dalam peningkatan pemahaman konsep dibandingkan
metode konvensional. Hal ini meliputi keaktifan mahasiswa dalam bertanya.
Penelitian yang dilakukan oleh Febriani (2010) mengemukakan bahwa
pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran penemuan lebih baik dari pada
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dan pembelajaran tradisional dan
keterampilan sosial pada kelas pembelajaran penemuan lebih baik dari pada kelas
kooperatif tipe jigsaw dan kelas kooperarif tipe jigsaw lebih baik dari pada kelas
tradisional.Berdasarkan uraian di atas penulis tertarik untuk melakukan penelitian
mengenai hubungan antara penerapan model penemuan dengan hasil belajaar
siswa serta keterampilan proses sains dasar siswa. Agar tergambar variabel yang
digunakan, maka penelitian ini diberi judul “Pengaruh Metode Penemuan
terhadap hasil belajar biologi dan keterampilan proses sains dasar pada siswa
7
1.2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan sebelumnya,
maka perlu dibuat identifikasi permasalahan, yaitu:
1. Adanya anggapan dari beberapa siswa bahwa pelajaran biologi merupakan
satu pelajaran yang sulit dan hanya pelajaran hafalan.
2. Siswa seringkali memahami istilah dalam biologi yang umumnya bahasa latin,
karena bayangan mereka terhadap objek yang sedang dibahas tidak kasat
mata.
3. Kurangnya keterlibatan atau keaktifan siswa selama proses belajar mengajar.
4. Kurangnya pemanfaatan sarana laboratorium yang ada pada sekolah yang
dapat membantu siswa dalam pemahaman dengan materi yang akan
disampaikan.
5. Rendahnya nilai rata-rata kelas pada rapot akhir semester I dan II (dapat
dilihat pada Tabel 1.1).
6. Siswa sulit mengungkapkan pendapat secara lisan, tulisan, dan kurang
berpartisipasi dalam diskusi pada mata pelajaran biologi.
1.3. Batasan Masalah
Dalam Penelitian ini batasan masalah yang diteliti adalah:
1. Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas XI SMA N 1 Dewantara Kreung
Geukuh Aceh Utara semester I pada Tahun Ajaran 2012-2013 dengan
8
2. Hasil belajar siswa dibatasi paada ranah kognitif Taksonomi Bloom saja
pada pokok bahasan Biologi Sel.
3. Keterampilan proses sains yang diperoleh dibatasi pada basic science
process skill yaitu: mengobservasi, mengklasifikasi, mengkomunikasikan,
inferensi, dan prediksi.
4. Metode pembelajaran dibatasi untuk kelompok eksperimen menggunakan
pembelajaran penemuan terbimbing dan penemuan bebas, sedangkan
untuk kontrol menggunakan pembelajaran tradisional.
1.4. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, identifikasi masalah dan pembatasan masalah
di atas, masalah penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Apakah ada perbedaan hasil belajar biologi siswa yang diajarkan dengan
pembelajaran penemuan terbimbing dan penemuan bebas dengan siswa
yang diajarkan dengan pembelajaran konvensional dengan pokok bahasan
Biologi Sel pada SMAN 1 Dewantara Kreung Geukuh Aceh Utara ?
2. Apakah ada perbedaan tingkat keterampilan proses sains dasar siswa
yang diajarkan dengan pembelajaran penemuan terbimbing dan
penemuan bebas dengan siswa yang diajarkan dengan pembelajaran
konvensional dengan pokok bahasan Biologi Sel pada SMAN 1
9
1.5. Tujuan Penelitian
Tujuan Penelitian ini adalah untuk:
1. Mengetahui perbedaan hasil belajar biologi siswa yang diajarkan
dengan pembelajaran penemuan terbimbing dan penemuan bebas
dengan siswa yang diajarkan dengan pembelajaran konvensional
dengan pokok bahasan Biologi Sel pada SMAN 1 Dewantara Kreung
Geukuh Aceh Utara.
2. Mengetahui perbedaan tingkat keterampilan proses sains dasar siswa
yang diajarkan dengan pembelajaran penemuan terbimbing dan
penemuan bebas dengan siswa yang diajarkan dengan pembelajaran
konvensional dengan pokok bahasan Biologi Sel pada SMAN 1
Dewantara Kreung Geukuh Aceh Utara.
1.6. Manfaat Penelitian
Hasil Penelitian ini diharapkan bermanfaat secara teoritis dan secara
praktis, manfaat secara teoritis adalah:
1. Diharapkan dapat menambah khasanah pengetahuan khususnya
yang berkenaan dengan pembelajaran penemuan terhadap hasil
belajar siswa dan keterampilan proses sains siswa.
2. Diharapkan dari hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai
landasan atau rujukan untuk melakukan penelitian lanjutan
10
Manfaat secara praktis:
1. Bagi guru dapat dijadikan bahan pertimbangan untuk mengatasi
kesulitan dalam proses pembelajaran pada materi dan memberikan
masukan dalam menyusun suatu rancangan pembelajaran biologi
yang lebih bervariasi dan bermakna seperti menggunakan fasilitas
laboratorium dalam tatanan pembelajaran penemuan.
2. Memberikan masukan kepada sekolah dalam menentukan
kebijakan tentang pendekatan pembelajaran yang cocok untuk
mata pelajaran IPA khususnya untuk jenjang Sekolah Menengah
63
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
5.1. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data, maka dapat diambil
simpulan sebagai berikut:
1. Terdapat perbedaan hasil belajar biologi siswa yang diajarkan dengan
pembelajaran penemuan terbimbing dan penemuan bebas dengan siswa
yang diajarkan dengan pembelajaran konvensional pada SMAN 1
Dewantara Kreung Geukuh Aceh Utara.
2. Terdapat perbedaan tingkat keterampilan proses sains dasar siswa yang
diajarkan dengan pembelajaran penemuan terbimbing dan penemuan
bebas dengan siswa yang diajarkan dengan pembelajaran konvensional
pada SMAN 1 Dewantara Kreung Geukuh Aceh Utara.
5.2. Implikasi
Hasil penelitan ini mengimplikasikan bahwa melalui pembelajaran dengan
metode pembelajaran penemuan siswa akan menjadi sosok yang aktif dalam
melakukan pembelajaran itu sendiri. Kegiatan-kegiatan dalam metode
pembelajaran penemuan mengakomodasikan proses atau cara kerja ilmiah yang
dapat dilakukan siswa dalam mempelajari pengetahuan baru. Hal tersebut
tentunya berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa, dalam hal ini prestasi
kognitif. Karena siswa terlibat langsung saat pembelajaran dalam memperoleh
64
konsep. Sehingga mereka dapat lebih lama menyimpan konsep yang dipelajari
dalam struktur kognitifnya, dan mampu melihat relevansi dari konsep yang
dipelajari.
Oleh karena itu pembelajaran sains tidak hanya memberikan teori
pengetahuan saja, tetapi dituntut mampu mengembangkan siswa berkaitan dengan
daya penalaran untuk memecahkan masalah yang dihadapi dalam kehidupan
sehari-hari. Kegiatan belajar mengajar yang menekan pada proses pembelajaran
perlu didukung dengan metode mengajar yang sesuai. Metode mengajar tersebut
mendukung keaktifan siswa dalam belajar. Siswa tidak hanya menerima materi
pelajaran, tetapi menjadi penyelidik dan penemu dari pengetahuan baru yang akan
dicari dan dipelajari itu, serta dengan metode tersebut siswa dapat meningkatkan
hasil belajarnya.
5.3. Saran
Berdasarkan simpulan yang telah dikemukakan, maka sebagai tindak
lanjut penelitian ini disarankan beberapa hal sebagai berikut:
1. Dengan penggunaan metode pembelajaran yang tepat pada setiap materi
pembelajaran biologi diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa di
sekolah khususnya metode berbasis penemuan.
2. Menyarankan pada peneliti berikutnya untuk pengembangan penelitian ini
agar penelitian ini dapat bermanfaat sebagai informasi terhadap dunia
pendidikan khususnya pembelajaran materi biologi dalam penggunaan
65
DAFTAR PUSTAKA
Adesoji, A, F. 2008 . Students Ability Levels And Effectiveness Of Problem-Solving Instructional Strategy. Journal Society Science, 17: 5-8.
Akcay, B. 2009 . Problem Based Learning in Science Education. Journal of Turkish Science Education, 6: 26-23.
Akinbobola, A, O and Afolabi. 2010. Constructivist Practices Through Guided
Discovery Approach: The Effect in Students’ Cognitive Achievement in
Nigerian Senior Secondary School Physics. Eurasian Journal of Physics and Chemistry Education. 2: 16-26.
Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Balim, A. 2009. The Effects of Discovery Learning on Students’ Success and
Inquiry Learning Skills. Egitim Arastirmalari-Eurasian Journal of educational Reasearch, 35: 1-20.
Derri and Pachta. 2007. Motor Skills and Concepts Acquisition and Retention: A Comparison Between Two Styles of Teaching. International Journal of Sport Science, 3: 37-34.
Dimyati & Moedjiono. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Djamarah dan Zain. 2006. Metode Belajar dan Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.
Gulo, W. 2004. Metode Belajar Mengajar. Jakarta: Gramedia Widiasarana.
Gulo, W. 2011.Metode Belajar Mengajar. Jakarta: Grasindo.
Hamalik, O. 2008. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.
Hidayatullah, F, M. 2011. Menjadi Guru Sejati. Makalah disajikan pada Seminar Nasional Himpunan Mahasiswa Pendidikan Biologi (HIMABI) FKIP, Universitas Sebelas Maret, 19 Maret.
Ilmi. 2012. Pengaruh Penerapan Metode Pembelajaran Guided Discovery Terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Teras Boyolali Tahun Pelajaran 2011/2012. Jurnal Pendidikan Biologi, 4:44-52.
Isjoni. 2008 . Pembelajaran Koopertif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
66
Joyoatmoyo, S. 2006. Belajar Mandiri: Bekal Untuk Menapak Jalan Menuju Belajar Sepanjang Hayat. Makalah disajikan pada kuliah perdana bagi mahasiswa baru jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, hlm.1-20. Surakarta: FKIP Universitas Sebelas Maret.
Melani. 2012. Pengaruh Metode Guided Discovery Learning Terhadap Sikap Ilmiah dan Hasil Belajar Kognitif Biologi Siswa SMA Negeri 7 Surakarta Tahun Pelajaran 2011/2012. Jurnal Pendidikan Biologi, 4: 97-105.
Mulyasa, E. 2006. Kurikulum Berbasis Kompetensi, Konsep, Karakteristik, Implementasi dan Inovasi. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Orlich, D. C., Harder, R. J., Callahan, R.C., & Gibson, H. W. 1998. Teaching Metodees A Guided to Better Instruction. Boston: Houghton Mifflin Company.
Sanjaya, W. 2008. Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta: Prenata Media Group.
Sumantri, M., & Permana, J. 2001. Metode Belajar Mengajar. Bandung: Maulana.
Trianto. 2010. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Kencana.
Usman, U, M. 2008. Menjasi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Widhiyantoro. 2012. The Effectiveness of Guided Discovery Method Application Toward Creative Thingking Skill at The Tenth Grade Students of SMAN 1 Teras Boyolali in the Academic Year 2011/2012. Jurnal Pendidikan Biologi, 4: 89-99.
Zaini, H. 2009. Metode Pembelajaran Aktif implementasi dan kendala di dalam kelas. Makalah disajikan pada Seminar Dan Lokakarya Nasional
‘Peningkatan Kualitas Pembelajaran Melalui Aktif Learning Menuju Profesionalisme Guru, Surakarta: FKIP Universitas Sebelas Maret.