• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH METODE PENEMUAN TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DASAR PADA SISWA SMAN 1 DEWANTARA KREUNG GEUKUH ACEH UTARA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH METODE PENEMUAN TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DASAR PADA SISWA SMAN 1 DEWANTARA KREUNG GEUKUH ACEH UTARA."

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH METODE PENEMUAN TERHADAP HASIL

BELAJAR BIOLOGI DAN KETERAMPILAN

PROSES SAINS DASAR PADA SISWA

SMAN 1 DEWANTARA KREUNG

GEUKUH ACEH UTARA

TESIS

Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Program Studi Pendidikan Biologi

Oleh:

WENI ASTARI

NIM: 8116174017

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)
(4)
(5)

i

ABSTRAK

Weni Astari. NIM. 8116174017. Pengaruh Metode Penemuan Terhadap Hasil Belajar Biologi dan Keterampilan Proses Sains Dasar pada siswa SMAN 1 Dewantara Kreung Geukuh Aceh Utara. Tesis. Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan (UNIMED). Medan. 2013.

Penelitan ini dilakukan di SMAN 1 Dewantara Kreung Geukuh Aceh Utara Tahun Pembelajaran 2013/2014, bertujuan untuk mengetahui perbedaan: (1) hasil belajar biologi siswa yang diajarkan dengan pembelajaran penemuan terbimbing dan penemuan bebas dengan siswa yang diajarkan dengan pembelajaran konvensional; dan (2) tingkat keterampilan proses sains dasar siswa yang diajarkan dengan pembelajaran penemuan terbimbing dan penemuan bebas dengan siswa yang diajarkan dengan pembelajaran konvensional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IPA, di SMAN 1 Dewantara Kreung Geukuh Aceh Utara yang terdiri dari 8 kelas XI IPA, jumlah siswa kelas XI IPA sebanyak 240 siswa, sedangkan sampel penelitian yang berjumlah 90 siswa yang terbagi ke dalam 3 kelas paralel dengan jumlah siswa pada masing-masing kelas 30 siswa. Instrumen penelitian berupa tes hasil belajar siswa dalam bentuk pilihan berganda yang berjumlah 30 soal, keterampilan proses dasar sains siswa yang berjumlah 8 soal. Metode penelitian ini bersifat kuasi eksperimen dengan teknik analisis data menggunakan uji anakova.

Hasil penelitian ini diperoleh bahwa: (1) terdapat perbedaan hasil belajar biologi siswa yang diajarkan dengan pembelajaran penemuan terbimbing dengan siswa yang diajarkan dengan pembelajaran konvensional (Fhitung = 17.288; P. = 0.000); serta terdapat perbedaan hasil belajar biologi siswa yang diajarkan dengan pembelajaran penemuan bebas dengan siswa yang diajarkan dengan pembelajaran konvensional (Fhitung = 72.488; P. = 0.000); dan (2) terdapat perbedaan tingkat keterampilan proses sains dasar siswa yang diajarkan dengan pembelajaran penemuan terbimbing dengan siswa yang diajarkan dengan pembelajaran konvensional (Fhitung = 34.488; P. = 0.000); serta terdapat perbedaan tingkat keterampilan proses sains dasar siswa yang diajarkan dengan pembelajaran penemuan terbimbing dan penemuan bebas dengan siswa yang diajarkan dengan pembelajaran konvensional pada SMAN 1 Dewantara Kreung Geukuh Aceh Utara (Fhitung = 19.640; P. = 0.000). Hasil penelitan ini mengimplikasikan bahwa pembelajaran dengan metode penemuan dapat mengakomodasikan siswa kedalam proses cara kerja ilmiah dalam mempelajari pengetahuan baru serta meningkatkan hasil belajar siswa di dalam kelas.

(6)

ii

ABSTRACT

Weni Astari . NIM . 8116174017 . Methods Influence Learning Outcomes Of Discovery Biology and Basic Science Process Skills in students of SMAN 1 Dewantara Kreung Geukuh North Aceh . Thesis . Graduate Program , State University of Medan ( UNIMED ) . Medan . 2013.

This research was conducted at SMAN 1 Dewantara Kreung Geukuh North Aceh Learning Year 2013/2014 , aims to tell the difference : ( 1 ) the results of study of biology students taught with guided discovery and discovery learning with students being taught freely with conventional learning , and ( 2 ) the level of basic science process skills students are taught with guided discovery and discovery learning with students being taught freely with conventional learning . The population in this study were all students of class XI Science , at SMAN 1 Dewantara Kreung Geukuh North Aceh consisting of 8 classes XI IPA , IPA number of class XI were 240 students , while the study sample totaled 90 students, divided into 3 classes parallel the number of students in each class of 30 students . The research instrument is a test of student learning outcomes in the form of multiple-choice questions numbered 30 , the basic process skills of science students who were 8 questions . This research method is quasi- experiment with data analysis techniques using Anacova test .

The results of this study showed that : ( 1 ) there are differences in learning outcomes biology students taught with guided discovery learning with students taught with conventional learning ( F value = 17 288 ; P = 0.000 ), and there are differences in learning outcomes biology students taught with learning free discovery with students taught with conventional learning ( F value = 72 488 ; P = 0.000 ) , and ( 2 ) there are differences in the level of basic science process skills students are taught with guided discovery learning with students taught with conventional learning ( F value = 34 488 ; P = 0.000 ), and there are differences in the level of basic science process skills that students taught with guided discovery and discovery learning with students being taught freely with conventional learning at SMAN 1 Dewantara Geukuh Kreung Aceh Utara ( F value = 19 640 ; P = 0.000 ) . The results of this research implies that learning by discovery method can accommodate students into the process of how scientific work in learning new knowledge and improve student learning outcomes in the classroom .

(7)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas rahamt dan

hidayah-Nya tesis yang berjudul “ Pengaruh Metode Penemuan Terhadap Hasil

Belajar Biologi dan Keterampilan Proses Sains Dasar Pada Siswa SMAN 1

Dewantara Kreung Geukuh Aceh Utara” dapat diselesaikan dengan baik dan

sesuai dengan waktu yang direncanakan.

Adapun tujuan penulisan tesis ini adalah untuk memenuhi salah satu syarat

bagi mahasiswa Program Pascasarjana dalam menyelesaikan studi guna

memperoleh gelar Magister Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Biologi,

Universitas Negeri Medan. Dalam penyelesaian tesis ini penulis telah banyak

menerima masukan dan bantuan baik moril maupun materil.

Ucapan terimakasih yang pertama saya haturkan kepada Bapak Dr.

Hasruddin, M.Pd., selaku dosen pembimbing I dann bapak Prof. Dr. Herbert

Sipahutar, M.Sc., selaku pembimbing II, dengan curahan kesabaran, ketekunan,

dan keikhlasan dalam membimbing serta memberikan dukungan moril kepada

penulis sejak awal penyusunan proposal penelitian hingga selesai. Ucapan terima

kasih juga penulis sampaikan kepada Bapak Dr. Rachmat Mulyana, M.Si., Bapak

Dr. rer. nat Binari Manurung, M.Si dan Ibu Dr. Fauziyah Harahap, M.Si. sebagai

dosen penguji yang juga banyak memberikan kritik, saran dan bimbingan demi

perbaikan tesis ini.

Pada kesempatan ini penulis juga ingin menyampaikan terima kasih

(8)

1. Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar Damanik, M.Pd. Rektor Universitas Negeri

Medan beserta para pejabat di jajaran Civitas Akademika Universitas

Negeri Medan.

2. Bapak Prof. Dr. H. Abdul Muin Sibuea, M.Pd selaku Direktur Program

Pascasarjana Universitas Negeri Medan beserta para Asisten Direktur.

3. Bapak Dr. Hasruddin, M.Pd. selaku Ketua Program Studi Pendidikan

Biologi., dan Sekretaris Program Studi Pendidikan Biologi Ibu

Dr. Fauziyah Harahap, M.Si.

4. Bapak dan Ibu Dosen di Lingkungan Program Studi Pendidikan Biologi

yang telah banyak memberikan ilmu pengetahuan yang bermakna bagi

penulis dalam menjalankan tugas-tugas sesuai dengan profesi penulis.

5. Kepala SMAN 1 Dewantara Kreung Geukuh Aceh Utara yang telah

member izin pada penulis Untuk mengadakan penelitian di Sekolah

tersebut.

6. Ucapan terimakasih tak terhingga kepada orang tua tercinta, (Ayahanda

Bustari dan Ibunda Almh. Asra Mukhtar S.Ag beserta Ibunda Sriwati

Augustina S.Pd) yang senantiasa sabar memberikan dukungan dan

motivasi serta bimbingan dunia akhirat , serta doa-doa indah dalam setiap

saat hingga tesis ini dapat terselesaikan dengan baik, serta terimakasih

yang sebesar-besarnya kepada suamiku tercinta (Sertu Sandra Kurniawan)

yang selalu memberikan motivasi dan semangat buat saya, juga pada

kedua mertua saya (Bapak Warman dan Mamak Sugiati), juga pada

(9)

Mela Dewi S.Pd dan Abanganda Indra Wijaya ST), (Kakanda Resi Astari

AMk dan Abanganda Abdul Arif Siagian), (Kakanda Ratih Winda Sari

AMa dan Abanganda Praka Siswandi) , juga pada ponakan-ponakan saya

yang lucu-lucu dan menggemaskan (Nadya, Rafif, Bima dan Adik Cunay)

yang telah memberikan doa dan dukungan moril dalam menyelesaikan teis

ini.

7. Seluruh rekan-rekan mahasiswa Pascasarjana Universitas Negeri Medan

khususnya angkatan XX Program Studi Pendidikan Biologi, yang selama

dua tahun bersama- sama penulis menuntut ilmu dan bekerja sama dalam

kondisi mudah maupun sulit demi meraih kesuksesan bersama.

Akhirnya kepada semua pihak yang turut serta membantu penulis yang tidak

dapat disebutkan satu persatu, penulis ucapkan banyak terimakasih, semoga

atas kebaikan semua pihak kiranya Allah SWT membalasnya dengan pahala

dan kebaikan yang berlipat ganda baik dunia maupun akhirat kelak. Amin.

Medan, September 2013 penulis

(10)

iii

BAB III. METODE PENELITIAN 35

3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 35

3.2. Populasi dan Sampel 35

3.2.1. Populasi 35

3.2.2. Sampel 36

(11)

iv

3.3. Variabel penelitian 36

3.4. Desain Penelitian 37

3.5. Tekhnik Analisis Data 37

3.6. Prosedur Penelitian 38

3.7. Definisi Operasional Variabel 41

3.8. Instrumen Penelitian 41

3.9. Uji Coba Instrumen 44

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 50

(12)

v

4.4. Keterbatasan Penelitian 62

BAB V. SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN 63

5.1. Simpulan 63

5.2. Implikasi 63

5.3. Saran 64

(13)

vi

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 . Hasil Belajar Biologi di SMAN 1 Dewantara Kreung Geukuh 4

Tabel 2.1. Sintaks Model Pembelajaran Penemuan Terbimbing 17

Tabel 3.1. Pretest-Posttest Control Design 37

Tabel 3.2. Kisi- KISI Instrumen Tes Hasil Belajar Siswa 42

(14)

vii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Bagan Sintaks Strategi Pembelajaran Penemuan Bebas pada 20

Mata Pelajaran Biologi

Gambar 3.1. Bagan Alir Penelitian Mulai dari Penentuan Populasi Sampai dengan 40

Laporan Penelitian

Gambar 4.1. Perbedaan Hasil Belajar Biologi Siswa yang Diajarkan dengan 54

Pembelajaran Penemuan Terbimbing dan Penemuan Bebas Dengan Siswa yang Diajarkan dengan Pembelajaran Konvensional pada SMAN 1 Dewantara Kreung Geukuh Aceh Utara

Gambar 4.2. Perbedaan Tingkat Keterampilan Proses Sains Dasar Siswa 55

yang Diajarkan dengan Pembelajaran Penemuan Terbimbing

(15)

viii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Kontrol 67

Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen 1 72

Lampiran 3. Rencana Pelaksanaan Peembelajaran Kelas Eksperimen 2 78

Lampiran 4. LKS Praktikum Biologi Sel 83

Lampiran 5. Soal Pretest dan Postest dan Tes Keterampilan Proses Sains 91

Lampiran 6. Tabel Uji Validitas dan Reabilitas Instrumen 101

(Tes Hasil Belajar Kognitif Siswa)

Lampiran 7. Analisis Varians Butir Soal 102

Lampiran 8. Tingkat Kesukaran Soal 103

Lampiran 9. Daya Beda Soal 104

Lampiran 10. Pretest Siswa Metode Penemuan Terbimbing 106

Lampiran 11. Pretest Siswa Metode Penemuan Bebas 108

Lampiran 12. Pretest Siswa Metode Konvensional 110

Lampiran 13. Postest Siswa Metode Penemuan Terbimbing 112

Lampiran 14. Postest Siswa Metode Penemuan Bebas 114

Lampiran 15. Postest Siswa Metode Konvensional 116

Lampiran 16. Keterampilan Proses Sains Siswa Metode Penemuan Terbimbing 118

Lampiran 17. Keterampilan Proses Sains Siswa Metode Penemuan Bebas 119

Lampiran 18. Keterampilan Proses Sains Siswa Metode Konvensional 120

Lampiran 19. Deskripsi Data 121

Lampiran 20. Uji Normalitas Data 122

Lampiran 21. Uji Homogenitas Data 124

(16)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah kunci semua kemajuan dan perkembangan yang

berkualitas. Menurut pendapat Amri dan Ahmadi (2010), dalam rangka

mewujudkan pendidikan dengan kompetensi yang beragam, harus melewati

proses yang diterapkan dalam proses pembelajaran. Proses pembelajaran, sering

dipahami sebagai proses belajar mengajar yang di dalamnya terjadi interaksi guru,

siswa dan antara sesama siswa untuk mencapai suatu tujuan yaitu terjadinya

perubahan sikap dan tingkah laku siswa.

Pembelajaran biologi sebagai bagian dari sains terdiri dari produk dan

proses. Produk biologi terdiri atas sebuah teori dan prinsip dari kehidupan

makhluk hidup beserta interaksinya dengan lingkungan. Dari segi proses, maka

biologi sebagai bagian dari sains memiliki berbagai keterampilan sains.

Kenyataan yang terjadi di lapangan, dalam proses belajar mengajar, produk lebih

diutamakan dari pada proses. Siswa kurang berperan dalam memperagakan

keterampilan proses. Hal tersebut bertolak belakang dengan pendapat Herawan

(2007), menyatakan bahwa dalam proses belajar mengajar biologi, produk dan

proses adalah sama pentingnya serta tidak dapat dipisahkan satu sama lain.

(17)

2

Pembelajaran sains yang terjadi di lapangan masih banyak menggunakan

metode konvensional, sehingga siswa cenderung kesulitan memahami

konsep-konsep sains yang sebagian besar bersifat abstrak. Menurut Subagyo dkk (2009),

hakikat belajar sains tidak cukup sekedar mengingat dan memahami konsep yang

ditemukan ilmuan, melainkan adalah pembiasaan perilaku ilmuan dalam

menemukan konsep yang dilakukan melalui percobaan dan penelitian ilmiah.

Mengajar biologi bukanlah sekedar kegiatan memindahkan pengetahuan

yang dimiliki guru ke pikiran siswa. Mengajar adalah kegiatan pemberdayaan

siswa untuk membangun sendiri pengetahuannya. Menurut Herawan (2007),

dalam proses pembelajaran biologi, siswa tidak hanya mendengar, mencatat, dan

menghafal informasi yang disampaikan guru, melainkan adanya kesempatan

untuk memanipulasi dan memproses informasi.

Pembelajaaran biologi seharusnya mampu mengembangkan keterampilan

proses seperti percobaan, pengambilan data, pengolahan data dan

mengkomunikasikan hasil eksperimen secara lisan dan tertulis. Sebagian guru

menganggap bahwa kegiatan di atas harus dilakukan pada laboratorium yang

dilengkapi alat-alat yang mahal. Hal tersebut bukan menjadi syarat utama dalam

melakukan keterampilan proses. Dalam mengatasi masalah tersebut dapat

dilakukan dengan memanfaatkan lingkungan sekitar sebagai sarana untuk

memperagakan keterampilan proses sains. Pembelajaran biologi hendaknya tidak

lagi terlalu berpusat pada guru melainkan harus lebih berorientasi pada siswa.

(18)

3

diperoleh melalui rangkaian kegiatan dalam mengeksplorasi lingkungan melalui

interaksi aktif dengan teman sejawat dan seluruh lingkungan belajarnya.

Keterampilan proses sains dalam pembelajaran biologi masih rendah,

terbukti dari hasil wawancara yang dilakukan kepada guru dan peserta didik

tentang praktikum di SMAN 1 Dewantara Pada bulan April 2013. Berdasarkan

wawancara dengan guru biologi dan wakil bidang kurikulum di sekolah tersebut

diketahui bahwa rasa keingintahuan peserta didik terhadap materi-materi biologi

masih rendah. Hal ini terlihat ketika proses belajar mengajar berlangsung, peserta

didik terlihat tidak bersemangat, ketika diberi tugas untuk mengerjakan soal dan

tugas lainnya. Frekuensi bertanya peserta didik juga masih sangat rendah, terlihat

ketika diberi kesempatan untuk bertanya hanya satu atau dua orang atau bahkan

tidak ada sama sekali.

Pembelajaran juga terkesan membosankan, hal ini terbukti dengan

kegelisahan yang dirasakan peserta didik untuk dapat keluar ruangan walaupun

waktu belum habis atau keinginan peserta didik agar guru yang mengajar cepat

keluar ruangan. Bahkan peserta didik akan lebih senang jika jadwal guru yang

masuk berhalangan. Proses pembelajaran berlangsung secara kaku sehingga

kurang mendukung pengembangan pengetahuan konsep, sikap, dan keterampilan

proses siswa. Bahkan, dari hasil wawancara tidak terstruktur kepada wakil bidang

kurikulum di sekolah tersebut didapatkan informasi bahwa pembelajaran biologi

di sekolah tersebut jarang sekali mengadakan praktikum ,hal ini dikarenakan

sekolah tersebut tidak memanfaatkan laboratorium biologi sehingga laboratorium

(19)

4

Bila dilihat dari nilai rata-rata kelas pada raport semester I dan II tahun

ajaran 2010-2011 dan 2011-2012 di SMAN 1 Dewantara Kreung Geukuh Aceh

Utara pada mata pelajaran biologi. Nilai rata-rata kelas pada akhir semester I dan

II dapat dilihat pada Tabel 1.1 berikut ini:

Tabel 1.1 . Hasil Belajar Biologi di SMAN 1 Dewantara Kreung Geukuh

Tahun Ajaran Nilai Rata-rata Kelas Raport Semester I

Nilai Rata-rata Kelas Raport Semester II

2010-2011 66 70

2011-2012 68 71,7

Hal ini dimungkinkan karena kesulitan siswa dalam memahami

konsep-konsep biologi dalam materi pelajaran yang disampaikan guru sehingga siswa

hanya terpaku pada buku panduan saja. Berdasarkan permasalahan yang

diungkapkan di atas, perlu dilakukan pergeseran paradigma dalam pembelajaran

biologi. Pembelajaran biologi perlu ditempatkan kembali sesuai hakikat aslinya

yaitu produk dan proses. Mata pelajaran biologi seharusnya melibatkan siswa

secara aktif dalam mengembangkan keterampilan proses, membangun

pengetahuan, dan pengalaman siswa.

Metode pembelajaran yang mampu mengatasi masalah tersebut adalah

metode penemuan. Menurut Suryosubroto (2002) ada guru yang menggunakan

metode penemuan terbimbing dan ada yang menggunakan metode penemuan

bebas. Penemuan terbimbing merupakan metode pembelajaran yang mengarahkan

siswa pada kegiatan yang dapat mengembangkan keterampilan proses sains di

mana siswa dibimbing untuk menemukan dan menyelidiki sendiri tentang suatu

(20)

5

hasil mengingat seperangkat fakta melainkan hasil temuan mereka sendiri. Pada

penemuan bebas murid merencanakan solusi, mengumpulkan data dan selebihnya

sama dengan penemuan terbimbing. Menurut David, dkk (2009), pada saat

menerapkan metode penemuan terbimbing, guru lebih sedikit menjelaskan dan

lebih banyak untuk mengajukan pertanyaan-pertanyaan sehingga siswa cenderung

aktif dan memotivasi siswa dalam kegiatan pembelajaran.

Metode pembelajaran penemuan terbimbing dapat diterapkan dalam mata

pelajaran biologi. Berdasarkan pengalaman mengajar guru SMAN 1 Dewantara

Kreung Geukuh Aceh Utara menunjukkan siswa memahami materi pelajaran

biologi hanya melalui gambar yang terdapat dalam buku panduan sehingga

menimbulkan pertanyan dan keingintahuan siswa yang sebenarnya dengan

melakukan pengamatan secara langsung dengan melakukan praktikum dengan

memanfaatkan sarana laboratorium yang ada pada sekolah sehingga siswa dapat

mengingat langsung dengan apa yang mereka amati secara langsung tanpa perlu

menghapal saja.

Pelaksanaan penemuan dapat membuat siswa mempelajari secara langsung

tentang proses-proses nyata. Selain itu pada diri siswa akan tumbuh dan

berkembang rasa kesadaran ilmiah dan memiliki rasa kepercayaan diri untuk

dapat menentukan dan memecahkan langsung yang mereka temukan, sehingga

hasil yang diperoleh tahan lama dalam ingatan, tidak mudah dilupakan siswa

(Roestiyah, 2011). Beberapa penelitian yang berhubungan dengan pembelajaran

penemuan dan keterampilan proses sains telah dilakukan sebagai upaya dalam

(21)

6

(2012) mengemukakan bahwa penerapan pendekatan dengan penemuan

terbimbing dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dan sikap ilmiah siswa.

Penelitian yang dilakukan oleh Ilmi, Indrowati, dan Probosari (2012)

mengemukakan bahwa ada pengaruh secara signifikan penerapan metode

penemuan terbimbing terhadap keterampilan proses sains siswa.

Penelitian yang dilakukan oleh Widhiayantoro, Indrowati, dan Probosari

(2012) menunjukkan bahwa metode penemuan terbimbing terbukti mampu

meningkatkan kemampuan berfikir kreatif siswa. Penelitian yang dilakukan oleh

Surtikanti, Adisendjaja dan Fitriyani (2001) menunjukkan bahwa metode

penemuan lebih baik dalam peningkatan pemahaman konsep dibandingkan

metode konvensional. Hal ini meliputi keaktifan mahasiswa dalam bertanya.

Penelitian yang dilakukan oleh Febriani (2010) mengemukakan bahwa

pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran penemuan lebih baik dari pada

pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dan pembelajaran tradisional dan

keterampilan sosial pada kelas pembelajaran penemuan lebih baik dari pada kelas

kooperatif tipe jigsaw dan kelas kooperarif tipe jigsaw lebih baik dari pada kelas

tradisional.Berdasarkan uraian di atas penulis tertarik untuk melakukan penelitian

mengenai hubungan antara penerapan model penemuan dengan hasil belajaar

siswa serta keterampilan proses sains dasar siswa. Agar tergambar variabel yang

digunakan, maka penelitian ini diberi judul “Pengaruh Metode Penemuan

terhadap hasil belajar biologi dan keterampilan proses sains dasar pada siswa

(22)

7

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan sebelumnya,

maka perlu dibuat identifikasi permasalahan, yaitu:

1. Adanya anggapan dari beberapa siswa bahwa pelajaran biologi merupakan

satu pelajaran yang sulit dan hanya pelajaran hafalan.

2. Siswa seringkali memahami istilah dalam biologi yang umumnya bahasa latin,

karena bayangan mereka terhadap objek yang sedang dibahas tidak kasat

mata.

3. Kurangnya keterlibatan atau keaktifan siswa selama proses belajar mengajar.

4. Kurangnya pemanfaatan sarana laboratorium yang ada pada sekolah yang

dapat membantu siswa dalam pemahaman dengan materi yang akan

disampaikan.

5. Rendahnya nilai rata-rata kelas pada rapot akhir semester I dan II (dapat

dilihat pada Tabel 1.1).

6. Siswa sulit mengungkapkan pendapat secara lisan, tulisan, dan kurang

berpartisipasi dalam diskusi pada mata pelajaran biologi.

1.3. Batasan Masalah

Dalam Penelitian ini batasan masalah yang diteliti adalah:

1. Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas XI SMA N 1 Dewantara Kreung

Geukuh Aceh Utara semester I pada Tahun Ajaran 2012-2013 dengan

(23)

8

2. Hasil belajar siswa dibatasi paada ranah kognitif Taksonomi Bloom saja

pada pokok bahasan Biologi Sel.

3. Keterampilan proses sains yang diperoleh dibatasi pada basic science

process skill yaitu: mengobservasi, mengklasifikasi, mengkomunikasikan,

inferensi, dan prediksi.

4. Metode pembelajaran dibatasi untuk kelompok eksperimen menggunakan

pembelajaran penemuan terbimbing dan penemuan bebas, sedangkan

untuk kontrol menggunakan pembelajaran tradisional.

1.4. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, identifikasi masalah dan pembatasan masalah

di atas, masalah penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Apakah ada perbedaan hasil belajar biologi siswa yang diajarkan dengan

pembelajaran penemuan terbimbing dan penemuan bebas dengan siswa

yang diajarkan dengan pembelajaran konvensional dengan pokok bahasan

Biologi Sel pada SMAN 1 Dewantara Kreung Geukuh Aceh Utara ?

2. Apakah ada perbedaan tingkat keterampilan proses sains dasar siswa

yang diajarkan dengan pembelajaran penemuan terbimbing dan

penemuan bebas dengan siswa yang diajarkan dengan pembelajaran

konvensional dengan pokok bahasan Biologi Sel pada SMAN 1

(24)

9

1.5. Tujuan Penelitian

Tujuan Penelitian ini adalah untuk:

1. Mengetahui perbedaan hasil belajar biologi siswa yang diajarkan

dengan pembelajaran penemuan terbimbing dan penemuan bebas

dengan siswa yang diajarkan dengan pembelajaran konvensional

dengan pokok bahasan Biologi Sel pada SMAN 1 Dewantara Kreung

Geukuh Aceh Utara.

2. Mengetahui perbedaan tingkat keterampilan proses sains dasar siswa

yang diajarkan dengan pembelajaran penemuan terbimbing dan

penemuan bebas dengan siswa yang diajarkan dengan pembelajaran

konvensional dengan pokok bahasan Biologi Sel pada SMAN 1

Dewantara Kreung Geukuh Aceh Utara.

1.6. Manfaat Penelitian

Hasil Penelitian ini diharapkan bermanfaat secara teoritis dan secara

praktis, manfaat secara teoritis adalah:

1. Diharapkan dapat menambah khasanah pengetahuan khususnya

yang berkenaan dengan pembelajaran penemuan terhadap hasil

belajar siswa dan keterampilan proses sains siswa.

2. Diharapkan dari hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai

landasan atau rujukan untuk melakukan penelitian lanjutan

(25)

10

Manfaat secara praktis:

1. Bagi guru dapat dijadikan bahan pertimbangan untuk mengatasi

kesulitan dalam proses pembelajaran pada materi dan memberikan

masukan dalam menyusun suatu rancangan pembelajaran biologi

yang lebih bervariasi dan bermakna seperti menggunakan fasilitas

laboratorium dalam tatanan pembelajaran penemuan.

2. Memberikan masukan kepada sekolah dalam menentukan

kebijakan tentang pendekatan pembelajaran yang cocok untuk

mata pelajaran IPA khususnya untuk jenjang Sekolah Menengah

(26)

63

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

5.1. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data, maka dapat diambil

simpulan sebagai berikut:

1. Terdapat perbedaan hasil belajar biologi siswa yang diajarkan dengan

pembelajaran penemuan terbimbing dan penemuan bebas dengan siswa

yang diajarkan dengan pembelajaran konvensional pada SMAN 1

Dewantara Kreung Geukuh Aceh Utara.

2. Terdapat perbedaan tingkat keterampilan proses sains dasar siswa yang

diajarkan dengan pembelajaran penemuan terbimbing dan penemuan

bebas dengan siswa yang diajarkan dengan pembelajaran konvensional

pada SMAN 1 Dewantara Kreung Geukuh Aceh Utara.

5.2. Implikasi

Hasil penelitan ini mengimplikasikan bahwa melalui pembelajaran dengan

metode pembelajaran penemuan siswa akan menjadi sosok yang aktif dalam

melakukan pembelajaran itu sendiri. Kegiatan-kegiatan dalam metode

pembelajaran penemuan mengakomodasikan proses atau cara kerja ilmiah yang

dapat dilakukan siswa dalam mempelajari pengetahuan baru. Hal tersebut

tentunya berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa, dalam hal ini prestasi

kognitif. Karena siswa terlibat langsung saat pembelajaran dalam memperoleh

(27)

64

konsep. Sehingga mereka dapat lebih lama menyimpan konsep yang dipelajari

dalam struktur kognitifnya, dan mampu melihat relevansi dari konsep yang

dipelajari.

Oleh karena itu pembelajaran sains tidak hanya memberikan teori

pengetahuan saja, tetapi dituntut mampu mengembangkan siswa berkaitan dengan

daya penalaran untuk memecahkan masalah yang dihadapi dalam kehidupan

sehari-hari. Kegiatan belajar mengajar yang menekan pada proses pembelajaran

perlu didukung dengan metode mengajar yang sesuai. Metode mengajar tersebut

mendukung keaktifan siswa dalam belajar. Siswa tidak hanya menerima materi

pelajaran, tetapi menjadi penyelidik dan penemu dari pengetahuan baru yang akan

dicari dan dipelajari itu, serta dengan metode tersebut siswa dapat meningkatkan

hasil belajarnya.

5.3. Saran

Berdasarkan simpulan yang telah dikemukakan, maka sebagai tindak

lanjut penelitian ini disarankan beberapa hal sebagai berikut:

1. Dengan penggunaan metode pembelajaran yang tepat pada setiap materi

pembelajaran biologi diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa di

sekolah khususnya metode berbasis penemuan.

2. Menyarankan pada peneliti berikutnya untuk pengembangan penelitian ini

agar penelitian ini dapat bermanfaat sebagai informasi terhadap dunia

pendidikan khususnya pembelajaran materi biologi dalam penggunaan

(28)

65

DAFTAR PUSTAKA

Adesoji, A, F. 2008 . Students Ability Levels And Effectiveness Of Problem-Solving Instructional Strategy. Journal Society Science, 17: 5-8.

Akcay, B. 2009 . Problem Based Learning in Science Education. Journal of Turkish Science Education, 6: 26-23.

Akinbobola, A, O and Afolabi. 2010. Constructivist Practices Through Guided

Discovery Approach: The Effect in Students’ Cognitive Achievement in

Nigerian Senior Secondary School Physics. Eurasian Journal of Physics and Chemistry Education. 2: 16-26.

Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Balim, A. 2009. The Effects of Discovery Learning on Students’ Success and

Inquiry Learning Skills. Egitim Arastirmalari-Eurasian Journal of educational Reasearch, 35: 1-20.

Derri and Pachta. 2007. Motor Skills and Concepts Acquisition and Retention: A Comparison Between Two Styles of Teaching. International Journal of Sport Science, 3: 37-34.

Dimyati & Moedjiono. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Djamarah dan Zain. 2006. Metode Belajar dan Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.

Gulo, W. 2004. Metode Belajar Mengajar. Jakarta: Gramedia Widiasarana.

Gulo, W. 2011.Metode Belajar Mengajar. Jakarta: Grasindo.

Hamalik, O. 2008. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.

Hidayatullah, F, M. 2011. Menjadi Guru Sejati. Makalah disajikan pada Seminar Nasional Himpunan Mahasiswa Pendidikan Biologi (HIMABI) FKIP, Universitas Sebelas Maret, 19 Maret.

Ilmi. 2012. Pengaruh Penerapan Metode Pembelajaran Guided Discovery Terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Teras Boyolali Tahun Pelajaran 2011/2012. Jurnal Pendidikan Biologi, 4:44-52.

Isjoni. 2008 . Pembelajaran Koopertif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

(29)

66

Joyoatmoyo, S. 2006. Belajar Mandiri: Bekal Untuk Menapak Jalan Menuju Belajar Sepanjang Hayat. Makalah disajikan pada kuliah perdana bagi mahasiswa baru jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, hlm.1-20. Surakarta: FKIP Universitas Sebelas Maret.

Melani. 2012. Pengaruh Metode Guided Discovery Learning Terhadap Sikap Ilmiah dan Hasil Belajar Kognitif Biologi Siswa SMA Negeri 7 Surakarta Tahun Pelajaran 2011/2012. Jurnal Pendidikan Biologi, 4: 97-105.

Mulyasa, E. 2006. Kurikulum Berbasis Kompetensi, Konsep, Karakteristik, Implementasi dan Inovasi. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Orlich, D. C., Harder, R. J., Callahan, R.C., & Gibson, H. W. 1998. Teaching Metodees A Guided to Better Instruction. Boston: Houghton Mifflin Company.

Sanjaya, W. 2008. Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta: Prenata Media Group.

Sumantri, M., & Permana, J. 2001. Metode Belajar Mengajar. Bandung: Maulana.

Trianto. 2010. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Kencana.

Usman, U, M. 2008. Menjasi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Widhiyantoro. 2012. The Effectiveness of Guided Discovery Method Application Toward Creative Thingking Skill at The Tenth Grade Students of SMAN 1 Teras Boyolali in the Academic Year 2011/2012. Jurnal Pendidikan Biologi, 4: 89-99.

Zaini, H. 2009. Metode Pembelajaran Aktif implementasi dan kendala di dalam kelas. Makalah disajikan pada Seminar Dan Lokakarya Nasional

‘Peningkatan Kualitas Pembelajaran Melalui Aktif Learning Menuju Profesionalisme Guru, Surakarta: FKIP Universitas Sebelas Maret.

Gambar

Tabel 1.1 . Hasil Belajar Biologi di SMAN 1 Dewantara Kreung Geukuh
Gambar 3.1.  Bagan Alir Penelitian Mulai dari Penentuan Populasi Sampai dengan
Tabel 1.1 . Hasil Belajar Biologi di SMAN 1 Dewantara Kreung Geukuh   Tahun Ajaran Nilai Rata-rata Kelas Nilai Rata-rata Kelas

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian diperoleh bahwa: (1) Terdapat pengaruh model pembelajaran terhadap hasil belajar biologi siswa SMAN 1 Telukkuantan, Riau, hasil belajar siswa yang

Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan diperoleh kesimpulan bahwa Terdapat perbedaan hasil belajar biologi siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Colomadu menggunakan model

Berdasarkan hasil analisis, diperoleh: terdapat perbedaan prestasi belajar kognitif ketika siswa melakukan pembelajaran dengan metode inkuiri terbimbing dan proyek; terdapat

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa yang diajarkan menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing dengan siswa yang

bahasan, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: terdapat perbedaan prestasi belajar kognitif ketika siswa melakukan pembelaja- ran dengan dengan metode inkuiri terbimbing

ABSTRAK : Penelitian ini merupakan Penelitian eksperimen yang bersifat quasi eksperimen yang bertujuan untuk mengetahui perbedaan minat dan hasil belajar biologi siswa

pembelajaran Missouri Mathematics Project dan penemuan terbimbing terhadap hasil belajar matematika, 2) perbedaan pengaruh tingkat kemampuan awal siswa terhadap hasil

Pada uji ketiga, karena terdapat perbedaan rerata yang signifikan maka dengan melihat rata-rata hasil belajar pada kelompok model penemuan terbimbing diperoleh hasil belajar