DENGAN PEMBELAJARAN KONVENSIONAL PADA SISWA KELAS XI SMK NEGERI 2
PEMATANGSIANTAR T.A. 2012/2013
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh:
MUHAMMAD TAUFIK RAMADAN NASUTION NIM. 508121045
JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
DENGAN PEMBELAJARAN KONVENSIONAL PADA SISWA KELAS XI SMK NEGERI 2
PEMATANGSIANTAR T.A. 2012/2013
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh:
MUHAMMAD TAUFIK RAMADAN NASUTION NIM. 508121045
JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
i ABSTRAK
Mhd. Taufik Ramadan Nst, Nim.508121045. Perbedaan Hasil Belajar Melakukan Pekerjaan Dengan Mesin Bubut (MPDMB) antara Pembelajaran Kooperatif Tipe Tgt (Teams Games Tournament) Dengan Pembelajaran Konvensional Pada Siswa Kelas Xi SMK Negeri 2 Pematangsiantar T.A. 2012/2013
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah hasil belajar MPDMB dari siswa yang diajar dengan pembelajaran teams games tournament (TGT) lebih tinggi dari siswa yang diajar dengan pembelajaran konvensional pada siswa kelas XI Teknik Pemesian SMK Negeri 2 Pematangsiantar.
Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas XI Teknik Pemesian SMK Negeri 2 Pematangsiantar tahun ajaran 2012/2013. Populasi penelitian ini adalah peserta didik kelas XI teknik pemesinan SMK Negeri 2 Pematangsiantar yang terdiri dari 2 kelas yang berjumlah 55 orang. Kedua kelas digunakan sebagai sampel karena jumlahnya yang kurang dari 100 orang, sehingga kelas XI TP1 diterapkan strategi perlakuan pembelajaran teams games tournament sedangkan XI TP2 diterapkan perlakuan strategi pembelajaran konvensional, pada kelas XI TP1 terdiri dari 27 orang siswa dan pada kelas XI TP2 terdiri dari 28 orang siswa.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Teknik pengumpulan data dijaring dengan menggunakan test objektif. Untuk menguji normalitas data digunakan uji Chi Kuadrat pada taraf kepercayaan (α) sebesar 0,05. Pada pembelajaran teams games tournament diperoleh χ2 h = 3,468 dan χ2t =11,07 maka diperoleh χ2 h (3,468) < χ2 t (11,07) pada
kategori normal, dan pada pembelajaran konvensional χ2 h=7,616 dan χ2 t =11,07 maka diperoleh χ2 h (7,616) < χ2 t (11,07) pada kategori normal. Untuk menguji
homogenitas antara pembelajaran teams games tournament dan konvensional digunakan uji barlett pada taraf kepercayaan (α) 0,05 diperoleh fhitung = 1,51 dan
ftabel = 3,51, maka fhitung(1,51) < ftabel (3,51) dan disimpulkan bahwa varians sampel
adalah homogen. Dengan menggunakan uji-t pada taraf kepercayaan α =0,05 untuk menguji hipotesis penelitian diperoleh, thitung = 4,518 dan ttabel = 1,298
sehingga thitung >ttabel dan diambil kesimpulan bahwa hasil belajar MPDMB siswa
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan hidayahNya
yang telah memberikan kesehatan, kehidupan serta menurunkan ilmu pengetahuan
kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan proposal ini dengan semaksimal
mungkin.
Selawat dan salam di hadiahkan kepada Nabi besar Muhammad SAW,
yang telah membawa ummatnya dari jalan kegelapan hingga jaman terang
benderang, dan beliau jugalah yang akan memberikan safaat kepada ummatnya
diakhir jaman nanti, amin.
Penulisan proposal ini bertujuan untuk salah satu syarat mutlak
memperoleh gelar Sarjana Kependidikan bagi mahasiswa Program Studi
Pendidikan Pendidikan Teknik Mesin Jurusan Teknik Mesin Universitas Negeri
Medan.
Dalam penyusunan ini penulis banyak mengalami kendala dan beberapa
hambatan yang pada umumnya dikarenakan kurangnya pengalaman penulis.
Namun berkat bimbingan dari pihak-pihak terkait seluruh kendala dan hambatan
tersebut dapat ditanggulangi, sehingga proposal ini dapat dirampungkan dalam
waktu yang telah ditentukan. Oleh karena itu sudah selayaknya penulis
Teknik Universitas Negeri Medan, dan selaku dosen pembimbing skripsi
yang telah banyak memberi arahan dan masukan dalam penyelesaian ini.
4. Kedua orang tua dan keluarga serta orang-orang terdekat yang selalu
memberi dukungan dan doa kepada penulis agar selalu bersemangat dalam
iii
5. Mahasiswa Fakultas Teknik Unimed khususnya jurusan Teknik Mesin
(Rael, Ardi, Furqan, Dudunk, Buala, Yayan dll) serta seluruh pengurus HMI Kom’s Fakultas Teknik Unimed ”YAKUSA”.
6. Serta pihak-pihak lainnya yang telah membantu dalam pelaksanaan dan
penyusunan skripsi ini yang tidak mungkin disebutkan satu persatu.
Seperti kata pepatah “tiada gading yang tak retak, dan tak ada mawar yang tak berduri”, demikian juga dengan proposal ini yang masih banyak kekurangan
dalam penyusunannya. Penulis menyadari masih banyak hal-hal yang perlu
diperbaiki. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat dibutuhkan
dalam penyempurnaan proposal ini.
Akhir kata semoga ilmu pengetahuan yang terdapat dalam laporan ini
dapat bermanfaat bagi kita dan dapat menjadi ilmu bagi penulis, wassalam.
Medan, 28 Februari 2013
iv
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Identifikasi Masalah ... 4
C. Pembatasan Masalah... 5
D. Rumusan Masalah ... 6
E. Tujuan Penelitian ... 7
F. Manfaat Penelitian ... 7
BAB II KERANGKA TEORITIS, KERANGKA BERFIKIR DAN PENGAJUAN HIPOTESIS ... 9
A. Kerangka Teoritis ... 9
1. Hakikat Hasil Belajar Melakukan Pekerjaan Dengan Mesin Bubut ... 9
2. Hakikat Pembelajaran ... 15
3. Model Pembelajaran Kooperatif ... 18
4. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams-Games- Tournament(TGT) ... 26
5. Hakekat Pembelajaran Konvensional ... 32
6. Perbedaan Model Pembelajaran Kooperatif dengan Pembelajaran Konvensional ... 36
B. Hasil-hasil Penelitian yang Relevan ... 37
C. Kerangka Berfikir ... 38
v
BAB III METODE PENELITIAN ... 46
A. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 46
1. Lokasi Penelitian ... 46
2. Waktu Penelitian... 46
B. Populasi dan Sampel ... 46
1. Populasi Penelitian... 46
2. Sampel Penelitian ... 47
C. Metode dan Rancangan Penelitian ... 47
D. Variabel dan Defenisi Operasional Variabel Penelitian ... 48
1. Variabel Penelitian... 48
2. Defenisi Operasional Penelitian ... 49
E. Prosedur dan Pelaksanaan Penelitian ... 49
1. Tahap Persiapan ... 50
2. Tahap Pelaksanaan ... 50
F. Instrumen Penelitian ... 51
G. Uji Coba Instrument ... 52
1. Validitas ... 53
2. Reliabilitas ... 53
3. Tingkat Kesukaran ... 56
4. Daya Pembeda ... 58
H. Teknik Analisis Data ... 60
1. Deskripsi Data ... 60
2. Uji Persyaratan Analisis Data... 62
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 66
A. Hasil Penelitian ... 66
1. Hasil Belajar Melakukan Pekerjaan Dengan Mesin Bubut pada Siswa yang Diajar dengan Strategi Pembelajaran Teams Games Tournament ... 66
vi
B. Uji Persyaratan Analisis Data ... 69
1. Uji Normalitas ... 69
2. Uji Homogenitas ... 70
C. Pengujian Hipotesis Penelitian ... 71
D. Pembahasan Hasil Penelitian ... 73
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ... 76
A. Kesimpulan ... 76
B. Implikasi ... 77
C. Saran ... 77
vii
DAFTAR TABEL
Tabel 1: Langkah – Langkah Pembelajaran Kooperatif ... 25
Tabel 2: Skenario Strategi Pembelajaran Konvensional ... 35
Tabel 3: Perbedaan Pembelajaran Kooperatif dan Konvensional ... 36
Tabel 4: Perbedaan Pembelajaran Teams Games Tournament dan
Pembelajaran Konvensional... 44
Tabel 5: Rancangan Penelitian ... 48
Tabel 6: Kisi-kisi Instrumen Tes Hasil Belajar Melakukan Pekerjaan
Dengan Mesin Bubut ... 52
Tabel 7: Daya Beda Uji Instrumen ... 59
Tabel 8: Tingkat Kecendrungan Hasil Belajar Siswa Yang Diajar
Dengan Pembelajaran Teams Games Tournament ... 61
Tabel 9: Tingkat Kecendrungan Hasil Belajar Siswa Yang Diajar
Dengan Pembelajaran Konvensional ... 62
Tabel 10: Distribusi Frekuensi Skor Hasil Belajar Siswa Yang Diajar
Dengan Strategi Pembelajaran Teams Games Tournament ... 66
Tabel 11: Tingkat Kecendrungan Hasil Belajar Siswa Yang Diajar
Degan Strategi Pembelajaran Teams Games Tournament ... 67
Tabel 12: Distribusi Frekuensi Skor Hasil Belajar Siswa Yang Diajar
Dengan Pembelajaran Konvensional ... 68
Tabel 13: Tingkat Kecendrungan Hasil Belajar Siswa Yang Diajar
Degan Pembelajaran Konvensional ... 69
viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1: Alur Proses Pembelajaran ... 16
Gambar.2: Game Rulers ... 32
Gambar 3: Prosedur Penelitian ... 51
Gambar 4: Histogram Hasil Belajar Siswa yang Diajar dengan
Strategi Pembelajaran Teams Games Tournament ... 67
Gambar 5: Histogram Hasil Belajar Siswa yang Diajar dengan
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah bidang yang sangat penting terutama di negara
berkembang seperti Indonesia, sebab kemajuan dan masa depan bangsa terletak
sepenuhnya pada kemampuan anak didik dalam membaca dan mengikuti
kemajuan pengetahuan dan teknologi. Pada masa yang akan datang, penguasaan
dunia tidak lagi hanya tergantung kepada sumber daya alam, tetapi sangat
dipengaruhi oleh tersedianya sumber daya manusia yang tangguh, berpengetahuan
luas, kreatif, terampil dan berkepribadian baik.
Sering terdengar kritikan dan sorotan tentang rendahnya mutu pendidikan
oleh masyarakat yang ditujukan kepada lembaga pendidikan, baik secara langsung
maupun melalui media. Kenyataan di sekolah masih sering ditemukan sejumlah
siswa yang memperoleh hasil belajar rendah. Rendahnya hasil belajar khususnya
di sekolah menjadi masalah yang harus mendapat perhatian dan pemecahan.
Tinggi rendahnya hasil belajar siswa tersebut dapat dipengaruhi oleh beberapa hal
antara lain faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal mencakup minat
siswa, bakat, dan intelegansi sedangkan faktor eksternal antara lain metode
belajar, fasilitas belajar, media, proses belajar di sekolah maupun di luar sekolah.
Pembangunan nasional dibidang pendidikan merupakan upaya untuk
mencerdaskan kehidupan Bangsa dan meningkatkan kualitas sumber daya
manusia (SDM). Hal ini merupakan suatu keharusan dalam Era Globalisasi pada
saat ini. Peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan
persyaratan mutlak untuk mencapai tujuan pembangunan. Salah satu cara untuk
meningkatkan kualitas sumber daya manusia adalah dengan meningkatkan mutu
pendidikan sebagai sarana dalam pencerdasan manusia tersebut. Proses pedidikan
terarah pada Proses Tranformasi Budaya, Proses pembentukan Pribadi, proses
penyiapan Warga Negara dan Proses Penyiapan Tenaga Kerja (dalam Tirtaraharja,
La Sula. 2000: 33-36). Karena maju mundurnya suatu Negara sebagian besar
dipengaruhi oleh kualitas hasil pendidikan. Dalam rangka meningkatkan mutu
pendidikan, ada beberapa unsur penting yang harus diperhatikan yaitu mulai dari
penyajian kurikulum yang tepat, pengadaan sarana dan prasarana pendidikan,
pengadaan guru yang berkualitas dalam rangka pencapaian tujuan pendidikan
tersebut sebagian besar merupakan tanggung jawab profesional setiap guru.
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara peneliti dengan guru Teknik
Mesin di SMK Negeri 2 Pematangsiantar yang mengajar di kelas XI ternyata
tingkat penguasaan materi masih tergolong rendah. Hal ini dapat dilihat dari
banyaknya hasil belajar siswa masih dibawah standart. Adapun rata-rata hasil
belajar siswa dari hasil observasi yaitu 67, yang berada di bawah Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu minimal 70, dengan data terlampir.
Dengan diberlakukannya Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) dan
telah direvisi menjadi Kurikulum Tingkat Satuan Pembelajaran (KTSP) . Salah
satu perubahannya adalah orientasi pembelajaran yang awalnya teacher centered
berubah menjadi student centered. Berdasarkan kondisi tersebut maka perlu
dikembangkan model pembelajaran yang dapat mengaktifkan dan meningkatkan
memecahkan masalah, memahami materi secara individu, dan saling
mendiskusikan masalah tersebut dengan teman-temannya. Hal ini sesuai dengan
model pembelajaran Cooperative learning merupakan salah satu strategi yang
menerapkan model kontruktivis yang menekankan pentingnya kerja sama dan
mendorong siswa menjadi aktif, sehingga siswa tidak bosan dalam mengikuti
proses belajar mengajar. Seperti misalnya model pembelajaran kooperatif tipe
STAD (Student Team Achievement Division), model pembelajaran kooperatif tipe
jigsaw, model pembelajaran kooperatip tipe NHT (Numbered Head Together),
model pembelajaran kooperatif tipe TPS (Think Pair Share), model pembelajaran
kooperatif tipe Investigasi Kelompok (Group Investigation), dan model
pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament.
Teams Games Tournament adalah salah satu tipe pembelajaran kooperatip
learning yang menempatkan siswa dalam kelompok-kelompok belajar yang
beranggotakan 5 sampai 6 peserta didik sehingga belajar dalam kelompok.
Pembelajaran disertai dengan adanya suatu permainan akademik untuk
memastikan setiap anggota kelompok menguasai pelajaran yang diberikan.
Menurut Slavin pembelajaran kooperatif tipe TGT terdiri dari 5 langkah tahapan
yaitu: penyajian kelas (class precentation), belajar dalam kelompok (teams),
permainan (games), pertandingan (tounament), dan penghargaan kelompok (team
recognition).
Model pembelajaran Cooperative Learning adalah salah satu pendekatan
yang melibatkan lebih banyak siswa dalam menelaah materi yang tercakup dalam
pelajaran tersebut. Dimana dalam model pembelajaran ini guru berusaha
membangkitkan minat siswa untuk belajar menemukan sendiri ide-ide yang baru,
siswa bekerja sama dan mengkomunikasikan hasil belajarnya dan siswa semakin
aktif dan inovatif, sehingga hasil belajar pembubutan siswa diharapkan akan lebih
baik.
Untuk melihat perbedaan hasil belajar Melakukan Pekerjaan Dengan
Mesin Bubut pada siswa SMK Negeri 2, penulis berencana menggunakan model
pembelajaran Cooperative learning khususnya Tipe Teams Games Tournament
dan model pembelajaran Konvensional dalam kegiatan belajar mengajar di kelas.
Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, penulis tertarik untuk
merencanakan penelitian yang mengacu pada model pembelajaran Cooperative
Learning dengan judul “Perbedaan hasil belajar melakukan pekerjaan dengan
mesin bubut (mpdmb) antara pembelajaran kooperatif tipe tgt (teams games
tournament) dengan pembelajaran konvensional pada siswa kelas xi smk negeri 2
pematangsiantar t.a. 2012/2013”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasar latar belakang masalah yang telah diungkapkan, dapat
diidentifikasikan masalah- masalah dalam penelitian ini:
1. Mengapa hasil belajar siswa masih rendah dan apa yang
2. Apakah model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament
dapat diterapkan pada pembelajaran melakukan pekerjaan dengan mesin
bubut?
3. Apakah model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament
mempengaruhi hasil belajar melakukan pekerjaan dengan mesin bubut
kelas XI SMK Negeri 2 Pematangsiantar T. A. 2012/ 2013?
4. Bagaimana hasil belajar melakukan pekerjaan dengan mesin bubut dari
siswa yang diajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe Teams
Games Tournament pada siswa kelas XI SMK Negeri 2 Pematangsiantar
T. A. 2012/ 2013?
5. Bagaimana hasil belajar melakukan pekerjaan dengan mesin bubut dari
siswa yang diajar dengan pembelajaran konvensional pada siswa kelas XI
SMK Negeri 2 Pematangsiantar T. A. 2012/ 2013?
6. Apakah hasil belajar melakukan pekerjaan dengan mesin bubut dari siswa
yang diajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games
Tournament lebih baik dibandingkan dengan siswa yang diajarkan dengan
pembelajaran konvensional pada siswa kelas XI SMK Negeri 2
Pematangsiantar T. A. 2012/ 2013?
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah, agar permasalahan yang akan dikaji
lebih terarah maka masalah-masalah tersebut penulis batasi sebagai berikut;
tipe Teams Games Tournament dan model pembelajaran konvensional terhadap
hasil belajar Melakukan Pekerjaan Dengan Mesin Bubut, perbedaan tersebut
dilihat dari hasil belajar siswa yang diajar dengan model pembelajaran kooperatif
tipe Teams Games Tournament dengan siswa yang diajar dengan model
pembelajaran konvensional pada kelas XI SMK Negeri 2 Pematangsiantar T. A.
2012/2013.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah dan pembatasan masalah
diatas, maka permasalahan yang akan diteliti yaitu:
1. Bagaimana hasil belajar Melakukan Pekerjaan Dengan Mesin Bubut dari
siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran kooperatif Teams
Games Tournament pada siswa kelas XI SMK Negeri 2 Pematangsiantar
T. A. 2012/ 2013?
2. Bagaimana hasil belajar Melakukan Pekerjaan Dengan Mesin Bubut dari
siswa yang diajarkan dengan pembelajaran konvensional pada siswa kelas
XI SMK Negeri 2 Pematangsiantar T. A. 2012/ 2013?
3. Apakah hasil belajar Melakukan Pekerjaan Dengan Mesin Bubut dari
siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe Teams
Games Tournament lebih baik dibandingkan dengan siswa yang diajarkan
dengan pembelajaran konvensional pada siswa kelas XI SMK Negeri 2
E. Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah:
1. Untuk menegetahui hasil belajar Melakukan Pekerjaan Dengan Mesin
Bubut dari siswa yang diajar dengan model pembelajaran Teams Games
Tournament pada siswa kelas XI SMK Negeri 2 Pematangsiantar T. A.
2012/ 2013.
2. Untuk mengetahui hasil belajar Melakukan Pekerjaan Dengan Mesin
Bubut dari siswa yang diajar dengan pembelajaran konvensional pada
siswa kelas XI SMK Negeri 2 Pematangsiantar T. A. 2012/ 2013.
3. Untuk mengetahui perbedaan hasil belajar Melakukan Pekerjaan Dengan
Mesin Bubut dari siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran
kooperatif tipe Teams GamesTournament dan siswa yang diajarkan
dengan pembelajaran konvensional pada siswa kelas XI SMK Negeri 2
Pematangsiantar T. A. 2012/ 2013.
F. Manfaat Penelitian 1. Bagi Penelitian
Menambah wawasan, pengetahuan dan keterampilan peneliti khususnya
yang terkait dengan penelitian yang meggunakan model pembelajaran
2. Bagi Sekolah
Hasil penelitian diharapkan dapat dijadikan sebagi alternatif pembelajaran
dalam rangka perbaikan proses pembelajaran untuk meningkatkan hasil
belajar.
3. Bagi Guru
- Sebagai bahan masukan bagi guru berkaitan dengan pemilihan model
pembelajaran.
- Sebagai bahan pertimbangan bagi guru untuk menggunakan model
pembelajaran yang dapat dijadikan siswa lebih aktif dalam proses
BAB V
KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Setelah dilakukan penelitian, dapat diketahui hasil belajar melakukan
pekerjaan dengan mesin bubut pada siswa kelas XI SMK Negeri 2
Pematangsiantar yang diajarkan dengan model pembelajaran tipe teams
games tournament memiliki hasil belajar yang baik.
2. Dari hasil belajar melakukan pekerjaan dengan mesin bubut pada siswa
kelas XI SMK Negeri 2 Pematangsiantar yang diajarkan dengan model
pembelajaran konvensional terlihat hasil pembelajaran yang masih rendah
bila dibandingkan dengan model pembelajarn tipe teams games
tournament.
3. Berdasrkan hasil penelitian dapat dilihat hasil belajar siswa yang diajarkan
dengan pembelajaran tipe teams games tournament memiliki perbedaan
dengan hasil belajar siswa yang diajar dengan pembelajaran konvensional.
Dapat dilihat bahwa hasil thitung lebih besar dari ttabel yaitu 4,518 > 1,298
Sehingga Ho ditolak dan sekaligus menerima Ha yaitu hasil belajar siswa
yang diajar dengan Pembelajaran Teams Games Tournament lebih tinggi
dari hasil belajar siswa yang diajar dengan Pembelajaran Konvensional.
B. Implikasi
Implementasi strategi pembelajaran Teams Games Tournament pada
kegiatan belajar mengajar yang ada di SMK saat ini sangat efektif karena
membangkitkan dan menggali potensi siswa didalam meningkatkan motivasi
belajar Melakukan Pekerjaan Dengan Mesin Bubut. Siswa perlu diperkenalkan
dengan teknologi sehingga bisa mengembangkan kreatifitas dengan teknologi
yang ada. Selain itu, mereka bisa memenuhi persyaratan untuk melamar pekerjaan
yang sesuai dengan bidang mereka yaitu menguasai teknologi. Kondisi belajar
yang digunakan di SMK Negeri 2 Pematangsiantar masih menggunakan
pembelajaran Konvensional sehingga menciptakan suasana belajar yang pasif dan
monoton. Proses belajar akan lebih baik jika kita sebagai guru melibatkan siswa
dalam kegiatan belajarnya, kita tidak lagi bertindak sebagai informan tetapi
sebagai fasilitator yang membantu siswa untuk menemukan pengetahuan mereka
sendiri.
Oleh karena itu, ada baiknya diterapkan strategi pembelajaran Teams
Games Tournament yang sesuai dengan teknologi yang ada.
C. Saran
Berdasarkan hasil penelitian, ada beberapa saran yang diajukan :
1. Penyelesaian materi pembelajaran yang membutuhkan praktek dengan benda
yang riil sebaiknya ditingkatkan agar lebih efektif dan efisien didalam
2. Untuk meningkatkan hasil belajar siswa, hendaknya digunakan pembelajaran
Teams Games Tournament karena dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam
belajar.
3. Pihak sekolah sebaiknya melengkapi fasilitas sebagai media pembelajaran.
4. Sebelum memulai pembelajaran, sebaiknya dilakukan persiapan yang matang
sehingga potensi siswa benar – benar dapat dikembangkan dan memakai
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto,S. 1998. Prosedur Penelitian. Jakarta: PT. Rineka Cipta Djamarah, Bahri,S 2007. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta
Duffy dan Roehler ,1989).http://rakasmuda.com/new/media-info/artikel-artikel/37-umum/56-hakekat-belajar. (diakses Selasa 12-11-2012)
Ganis, 2010. Riset pendidikan.
http://ganis.student.umm.ac.id/2010/01/26/mahalnya-biaya-sekulah-di-masa-sekarang/. (diakses 22 desember 2012)
Hakekat Belajar, (http://rakasmuda.com/new/media-info/artikel-artikel/37-umum/56-hakekat-belajar, diakses Selasa 12-11-2012)
Isjoni, 2009. Pembelajaran Kooperatif Meningkatkan Kecerdasan Komunikasi antar Peserta Didik. Bandung: Alfabeta
Ika, 2008.”Pengaruh Metode Pembelajaran Think Pare Share dan Bakat Teknik Terhadap Hasil Belajar Menguasai Konsep Dasar Listrik dan Elektronika Pada Siswa Kelas X SMK Negeri 2 Medan T.A. 2008/2009”. Skripsi. Medan: UNIMED
Kagan,1994. http://mahmuddin.wordpress.com/2009/12/23/strategi-pembelajaran-kooperatif- mes-tournament-tgt/. (diakses 12 november 2012)
Lie Anita, 2010. Cooperative Learning. Jakarta: PT.Gramedia Widiasarana Indonesia
Nazir, Moh, 1988. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia
Noviyanti, Rohendi.D, Sutarno.H (2010). Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe teams games tournament berbasis multimedia dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran teknologi
imformasi dan komunikasi. http://www.google.co.id/#q=penelitian+
TGT&hl=id&biw=1024&bih=578&prmd=ivns&ei=GaEZTbmLKMjprAf 3hJHgCw&start=10&sa=N&fp=4ba4fd3435162061. (diakses 1-12-2012)
Nugroho, 2007. Penerapan model TGT dalam upaya meningkatkan hasil belajar matematika tentang sistem persamaan linear dua variabel bagi siswa
kelas VIIIA SMP 6 Wadaslintang. http://www.google.co.id/#q=
Nurdin, Syafruddin. 2005. Model Pembelajaran yang Memperhatikan Keragaman Individu Siswa dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta : Quantum Teaching
Parendrarti,2009. Aplikasi model pembelajaran Kooperatif Tipe TGT (Teams Games Tournament) dalam meningkatkan motivasi dan hasil belajar biologi siswa kelas IX IPA SMA Muhammadyah 2 Surakarta. http:// www.google.co.id/#q=penelitian+TGT&hl=id&biw=1024&bih=578&prm d=ivns&ei=GaEZTbmLKMjprAf3hJHgCw&start=10&sa=N&fp=4ba4fd3 435162061. (diakses 05 Januari 2013)
Purnamawati,2009. Peningkatan kualitas pembelajaran dengan metode Teams Games Tournament (TGT) dan media komik pada siswa kelas XI Teknik Mesin Ototmotif (TMO) I SMK Negeri 1 Trucuk. http://www.google. co.id/#hl=id&biw=1024&bih=578&q=penelitian+TGT+teknik&aq=&aqi= &aql=&oq=penelitian+TGT+teknik&gs_rfai=&fp=4ba4fd3435162061. (diakses 05 Januari 2013)
Sadia, 2010. http://hemow.wordpress.com/. (diakses Nopember 2012)
Siahaan, 2007. Efektifitas strategi pembelajaran keterampilan proses yang dikombinasikan dengan metode teams games tournament terhadap hasil belajar siswa pada pokok bahasan laju reaksi, Medan. UNIMED
Silalahi, Tauada, 2009. Modul Evaluasi Pendidikan. Medan: Universitas Negeri Medan
Slameto, 2003. Belajar dan Faktor- faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT. Rineka Cipta
Slavin,2008. Hakekat hasil belajar (http://techonly13.wordpress.com/2009. (diakses 12-11-12)
Slavin,2008. http://mahmuddin.wordpress.com/2009/12/23/strategi-pembelajaran-kooperatif- mes-tournament-tgt/. (diakses Desember 2012)
Slavin,1995. Model Pembelajaran Teams Games Tournament, http://ipotes.wordpress.com/2008/05/11/pembelajaran-kooperatif-tipe-teams-games-tournaments-tgt/ (diakses Januari 2013)
Sudjana,2005. Metode Statistika. Bandung: PT Tarsito
Sudrajat, Akhmad, 2008. Pengertian Belajar (http://akhmadsudrajat. Wordpress.com/2008. diakses Selasa 12-11-12)
Suyatno, Menjelajah Pembelajaran Inovatif. Jakarta: Grasindo
Syafaruddin dan Irwan. 2005. Manajemen Pembelajaran. Jakarta : Quantum Teaching.
Syah, Muhibbin. 2005. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Terpadu. Bandung : Rosda.
Tirtaraharja dan Sula, 2000. Pengantar Pendidikan.Jakarta: PT. Rineka Cipta