...:.. s-L -< .,;.. .*.< ...
- >, ,, i; ..j;% ?.?.:<;;sv,y?-?~.~i~:< <*;$*:&:;;:<- ;;;:-::.2;i. ~ :;. :. ;:, :.< .:?;.:.. . . - .:. : ,::: .,? ::-, .:.<.t. .:.-<:;-i.~::p;.,;x.~%::;::::xi.c+j:, .:; ;:t:..;-z$., . . .
... .,.>. .: :.,:,~.i',~~'~CC~-&?.;,~,,;"j;,.~~~$' ',a,.,. *?$ j-?f,-&' $<!
:.;:=
:?&*,~':?+t..::
,..,t.2..a ?:.;<-":.:ii )ii .*(3 -.. ,.,-,.-,:. : .u, ".. ;.:---.;:,/ w ... .,-BSSN.;
02
s-t;Bg),.
< , .;;.
-- 2 -, : : : .,.. :-
,. - .
.- - .,
llmiah
llmu
Panas Enzim
Penicillium S11 Hardjosworo Husni Padin Brando, Siregar ...
Studi.dan Antar
Analisis E. ...
p
Karoterr batatas) ... 102Kualitas Pemberian
S u c i p t o , M J L S & w a ~ Q~nxh&.,.,.~....-. T.,.-
b
w
- - - - -
Suryanti, U. ...
Sidhik, Rukmiasih,
Sumlab ... 49
Perah Harjanti,
0. Muryani
Kornponen ~ e t i n a ~ f k i r Hasrati,
.
... .
,, I *?.
.
. . . . . . . . , I -.
... . .
-I
. . .. . . .
. . . . . .
Berkala
llmu
Pertaniun
Volume 25,
Nomor 2
Agustus 2007
Volume Hal
Penampilan ltik Jantan Lokal yang Diberi Sagu Mentah dan Sagu Seduh Air Sebagai Pengganti Jagung Disuplementasi
nalgiovense Rukmiasih, Peni S.
dari Kapang dan
75
Pendugaan Jarak Genetik Galur ltik Loka Melalui Morfometrikal Saparto dan Hasrati
l d i Jawa Tengah
89
Pengaruh Forrnulasi Maltodekstrin-Gum Arab pada Proses
-
Ub i Jalar (Ipomea Wahjuningsih, S. B.Mikroenkapsulasi
Komposisi Fisik dan Telur ltik Lokal Akibat Beluntas Dalam Pakan yang Berbeda
Perbandingan Sifat Organoleptik Nugget Daging ltik Afkir, Daging Broiler, dan
Daging Ayam Afkir 115
Penampilan Produksi ltik Petelur Lokal Fase Produksi Akibat Penambahan Tepung Daun Beluntas (Plucea indica L.) dalarn Pakan A.A.,
. . dan
Pengernbangan Sapi dan Persusuan di Kabupaten Semarang ...
Dan R. 125
Perbandingan Tengah
Produk dari Berbagai Jenis ltik d i Jawa ...
Ac;ROMEDltl
llmiah Ilmu-llmu
karya
& h i a n pertanian1,a nyisnis.
a
$ +
AGROMEDIA
dimohon
Penulisan halaman berhak
tanpa
PengarahlPelindung Sri
STlP
Endah Sri
Bestaril
(Fak.Pertanian (Fak.Peternakan (Fak.Perikanan
Pusat
IVl15 Bendan
agromedia@~lasa.com
ISSN
0215-8302
Berkala
Pertanian
AGROMEDIA merupakan media komunikasi hasil ilmiah, yang digunakan untuk
menyampaikan informasi ilmiah hasil penelitian oleh segenap sivitas akademika Sekolah
Tinggi llmu Farming Semarang, dan para penulis lain dalam bidang ilmu-ilmu
terbit dua nomor (Pebruari dan Agustus) untuk setiap volume dalam satu tahun. Agar tulisan naskah dapat dimuat, para penulis penyumbang naskah
memperhatikan Petunjuk pada sampul belakang. Penyunting
mengubah redaksional, dan sistematika penulisan, mengubah makna isi naskah.
Suratiningsih
(Ketua Farming Semarang)
Pemimpin Penyunting H. Wiharso
Penyunting Pelaksana Saparto
Anggota Penyunting Hasrati Hanasih
Umi Suryanti
Mitra Penelaah Ahli
Rykson Situmorang IPB)
Umiyati Atmomarsono Undip)
Sutrisno Anggoro & Kelautan Undip) Penerbit
Penelitian Sekolah Tinggi llmu Pertanian Farming Semarang
Alamat
JI. Pawiyatan Luhur Duwur Semarang 50235 Tlp.: (024)-8361051; Fax : (024)-8441430
TERIMAKASIH
AC;ROH€DfA-berkala pengharuaan
sebagai
telah tidak
pvja disan.;rili:i:;ln
p e n g i r i ~ ~ c s k a h .
B e r i w
ipi
fi)tksorr
W m m v
F - a k . T e r t a n i n F 6?C<)'7
Dewan
UCAPAN
Redaksi ilmiah ilmu-ilmu pertanian memberikan
dan ucapan terirnakasih yang setinggi-tingginya kepada para pakar yang diminta
mitra bestari yang menelaah semua naskah, baik yang dimuat maupun yang
dimuat dalam Volume 25, Nomor 2, Agustus 2007. Ucapan terimakasih
kepada
adalah daftar nama para mitra bestari :
3.
2. Umiyati Atmomarsono, Fak. Peternakan Undip
3. Sutrisno Anggoro, Fak. Perikanan dan Kelautan Undip
Semarang, Agustus:
AI;ROMEDIA-berkala
ilmu-ilmu pertanin
pengbb
'%
hasil pertanian.jantamIq@l panas
dihplementasi Penicillium nalgiovensa S11. Studi
antar analisis
penambahan perah
jenis
P-Karoten
memenuhi harapan
' Salam redaksi
Dengan mengucap puji syukur ke hadirat Allah S.W.T. bahwa
ilmiah Volume 25, Nomor 2, Agustus 2007 dapat terbit di tengah-
tengah kita.
Pada t rbitan edisi ini, naskah bidang peternakan mendominasi dan dilengkapi
bidang an Bidang peternakan antara lain masalah Penampilan
itik yang diberi sagu mentah dan sagu seduh air sebagai pengganti
jagung enzirn dari kapang dan
pendugaan jarak genetik galur itik lokal di Jawa Tengah melalui
morfometrikal, Penampilan produksi itik petelur lokal fase produksi akibat
tepung beluntas (Plucea indica L.) dalam pakan, Pengembangan sapi dan
persusuan di Kabupaten Semarang, Perbandingan komponen produk dari berbagai itik betina afkir di Jawa Tengah. Sedangkan di bidang teknologi pertanian antara lain Pengaruh formulasi Maltodekstrin-Gum Arab pada proses mikroenkapsulasi
ubi jalar (Ipomea batatas), Perbandingan sifat organoleptik nugget daging itik afkir, daging
broiler, dan ayam afkir.
Akhir kata, semoga isi naskah yang terbit pada volume ini mampu pembaca.
Selamat membaca
PENAMPILAN ITlK AKIBAT
A.'), Rukmiasih2), Sumiati3)
7)De,oartemen 2)Departemen
3 ) Q ~ a r t e m e n Pakan-Fapet
- 4 ,
B1 82
(P>0,05)
ABSTRAK
pehampilan tersebut mencakup
tersebut
B, tanpa
B2 Anova.
tersebut phkan,
(P>0,05).
petelcr
a/. ltik
PRODUKSI PETELUR LOKAL FASE PRODUKSI
PENAMBAHAN TEPUNG DAUN BELUNTAS (Pluchea indica L.) DALAM PAKAN
(THE PRODUCTION APPEARANCE OF THE LOCAL LAYER DUCK EFFECTED BY ADDING LEAF POWDER OF Pluchea indica L. IN FOOD DIETARY)
Sidhik, A. dan
llmu Produksi dan Teknologi Peternakan-Fapet IPB llmu Produksi dan Teknologi Peternakan-Fapet IPB
llmu Nutrisi dan Teknologi IPB
ABSTRACT
This research had been conducted to study the effect of beluntas leaf powder addition on the performances (feed consumtion, egg production, egg weight, and feed conversion) of the Indonesian local layer duck. The research used 90 layer ducks. The treatment diets were: BO (feed commercial without beluntas leaf powder added), (feed commercial + 1% of beluntas powder) and (feed commercial + 2% of beluntas leaf powder). Randomized design was used during twelve weeks observation. The data were analyzed using Analyses of Variance, any significant different were further tested by Tukey test. The result showed that the treatment diets did not effect on feed consumption, egg production, egg weight and feed conversion.
Key words: beluntas (Pluchea indica L.), performance, local layer duck
Penelitian dilaksanakan untuk meneliti pengaruh penambahan tepung daun
beluntas pada itik lokal petelur. Penampilan :konsumsi
pakan, konversi pakan, produksi telur dan bobot telur. Perlakuan pakan adalah (pakan komersial tepung beluntas), B, (pakan komersial + 1% tepung beluntas), dan (pakan komersial+ 2% tepung beluntas). Data dianalisis dengan Hasil yang berbeda nyata dilanjutkan dengan uji Tukey. Hasil penelitian menunjukkan perlakuan pakan tidak memberikan pengaruh terhadap konsumsi konversi pakan, produksi telur, dan bobot telur
Kata kunci :beluntas (Pluchea indica L.), penampilan, itik lokal
pangan pangan
banyak
asam cukup lengk~p,
k:,
'-T ~ n a k
tersebar setelah buras setelah tersebut helum rendah sangat (Matram,
(Pluchea indica tanaman
tanaman pagar tanaman
tanin. Tanin
iokal
MATERI METODE
Bogor.
tempat tempat 0,01 L1. searah atas tersebut Hasil ke-j.
AI;ROFIEDIA, Vol. 2 Agustus
PENDAHULUAN
Jumlah penduduk yang meningkat menyebabkan meningkatnya jumlah permintaan akan bahan terutama bahan sumber protein. Telur merupakan salah satu sumber protein hewani yang dikonsumsi karena selain kandungan gizinya yang tinggi dan memiliki kandungan amino yang harga telur juga relatif murah. ,
itik merupakan salah satu ternak penghasil telur yang potensial untuk dikembangkan sebagai sumber protein hewani. Populasi ternak itik
hampir diseluruh propinsi di lndonesia dengan jumlah sekitar 48.120.000 ekor dengan produksi telur itik sekitar 1.790.000 ton dari produksi telur unggas sebesar 10.603.000 ton. Jumlah populasi itik di lndonesia merupakan keempat terbesar dari populasi unggas keseluruhan
ayam pedaging, ayam dan ayam petelur. Produksi telur itik merupakan terbesar kedua ayam petelur (Direktorat Jendral Bina Produksi Peternakan, 2003).
ltik dengan potensi
ternyata masih mampu berperan dalam kegiatan ekonomi nasional karena memiliki beberapa kelemahan, diantaranya produksi telur yang masih dan bervariasi. Faktor yang mempengaruhi produksi telur adalah genetik, konsumsi pakan, kandungan protein dan energi dalam pakan
1 984).
Beluntas L.)
merupakan salah satu jenis herba yang biasa digunakan sebagai
atau obat. Daun beluntas mempunyai manfsat meningkatkan nafsu makan dan membantu proses pencernaan (Asiamaya, 2003). Namun demikian, daun
beluntas juga mengandung zat antinutrisi seperti yang tinggi dapat mengikat protein pakan dan enzim pencernaan protein pakan ( Cheeke, 1990) Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui produktivitas itik pada fase produksi akibat penambahan berbagai level tepung daun beluntas dalam pakan.
DAN
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei hingga September 2006, di Laboratorium Lapangan, Bagian Unggas, Fakultas Peternakan, lnstitut Pertanian
Ternak yang digunakan dalam penelitian ini adalah itik dara berumur lima bulan yang berasal dari Cirebon sebanyak 90 ekor. Kandang yang digunakan adalah individualcage berukuran 50 cm x 30 cm x 60 cm sebanyak 90 buah. Peralatan yang digunakan adalah pakan,
minum, timbangan dengan ketelitian gram dan egg tray.
Pakan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pakan komersial produksi PT Japfa Comfeed lndonesia dengan kode produksi PAR
Pada penelitian ini digunakan Rancangan Acak Lengkap pola
yang terdiri 3 perlakuan pemberian tepung daun beluntas dalam pakan yaitu 0%, 1% dan 2% dengan 3 ulangan. Adapun model matematika dari Rancangan Acak Lengkap
mengikuti model matematika Mattjik dan Sumertajaya (2002) sebagai berikut.
Keterangan :
Yij : pengamatan pemberian
beluntas taraf ke-i ulangan
25, No. 2007
B
t;e!untasE,, galat
analisis ragam (ANOVA). antar
perlaki~an Uji
W a n
mendapat perla
\
did&
3. [tik diberj pakan ki;l:?e; si;..' .-<: -.i-..: pe!eiur dengan
fa;.;;:f
;,!: :!:., .:,belijrttas
..., :".!,. .,. , - 8 ~ < i .\ 1 8 . n pakari I;..
disajikan Tabel
terdir! a&:: 3
ulangar: ierdiii ata? 13
d i ~ u n a k a n
se-banyak ekor. terseb!.it i;;ietr-:~~.;!;: I : :
secar-a
aczk
;I?:-i - . : :-!. piiia.diamz!: d..:lr . r i
pa?.ai-1.
konversi
persiapzii
pembe:sii:r;r3: norril.il.
Tabel
.- -
-.
-- - -
(%) BO' B1 82
89,77
9,40
19,39 4,94 0,86
(kkallkg)
llrnu B1 8 2 Penghiiwryal.!
Tabel nutrisi
(KkalIKg)
a/. Produksi Petelur 1221
M : Rataan umum.
: Pengaruh pemberian
taraf ke- i;
: Pengaruh pada pemberian
beluntas taraf ke-i ulangan ke-j.
Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan
Untuk mangetahui perbedaan rataan
digunakan Tukey.
ltik yang di pada penelitian ini
uan sebagai berikut :
1. ltik pakan komersial ayam
petelur dengan taraf tepung daun
beluntas 0%.
2. ltik diberi pakan komersial ayam petelur dengan taraf tepung daun
beluntas 1 %.
1. Kandungan nutrisi pakan perlakuan
2%. Kandungan nutrisi
pada I.
Setiap perlakuan ulang-an dan setiap
ekor, sehingga jumlah itik yang
ltik . . .
90 pada individual cage
dapat perlakuan secara acak Peubah yang
penelitian ini adalah konsumsi produksi telur, bobot telur dan pakan.
Penelitian ini dimulai dari kandang yang meliputi
kandang, desinfeksi dan pemberian
Komposisi Pakan Perlakuan
BK Abu PK Kalsium Pospor
EB 4066
Surnber : Hasil analisa Laboratoriurn Nutrisi dan Teknologi Pakan; dan Hasil
2. Kandungan tepung daun beluntas.
Komponen Nutrisi (%) Tepung Daun Beluntas
Bahan Kering Abu
Protein Kasar Serat Kasar Lemak Kasar Kalsium Phospor
EM
Surnber : Setyanto (2005)
tersebut mendapat pemberian
glekorlhari.
ternpat diiqersihkan
p a g k a i . Qiqluhtas
Bogor Kernis,
diambil
tanarnan,
menit
65°C Setelah
tersebut
enam
perlakuarr 25:75,
5050
75:25.
hari
HASlL
Tabel
lokal
139,60 139,85
banyak
Tabel
0%
(BI) (82)139,64
*
2,05 139,85*
0,98 139,60 k 0,98 58,77*
11,05 64,17 2 8,61 56,55 k 3,93 Bobot (grlbutir) 59,73*
0,83 60,11 k 1,03 58,46 2 1,IO 243,47*
47,30 220,35*
27,59 247,75*19,07AI;ROBEDIA, Vol. 2 Agustus
kandang. ltik sebanyak 90 ekor, dibagi
secara acak ke dalarn 9 kandang yang telah disiapkan. Itik-itik
perlakuan tepung daun
beluntas pada taraf yang berbeda secara acak pula. Pakan diberikan sebanyak 150 Pernberian pakan dilakukan pada pagi dan sore hari, masing-masing
sebanyak 75 g. Air minum diberikan ad
libitum. Lantai kandang, pakan dan
air minum sehari sekali yaitu
setiap
yang digunakan berasal
dari daerah Sindang Barang, dan
Pasar Tanggerang. Daun Beluntas
dan dipetik sekitar 30-50 cm dari
ujung diangin-anginkan pada
suhu kamar selama satu hingga dua hari
lalu dijemur sekitar 30 dan dioven
dalam kantung semen pada suhu
sekitar 2-3 jam. kering (renyah),
daun digiling. Hasil penggilingan
dimasukan dalam kantung semen, lalu dalam kantung plastik dan disimpan pada suhu kamar sebelum dicampurkan ke dalam pakan penelitian.
ltik diberi pakan adaptasi terlebih dahulu sebelu-m itik mendapatkan pakan perlakuan. Pakan adaptasi diberikan
selarna hari. Dua hari pertama,
perbandingan pakan kontrol dan pakan
adalah meningkat
menjadi pada dua hari berikutnya
dan dua hari selanjutnya dengan
perbandingan Selanjutnya diberikan
pakan perlakuan 100%. Pengarnbilan telur
dilakukan setiap pada pagi hari, kemudian
telur ditimbang satu persatu. Konsumsi pakan merupakan selisih antara pemberian pakan awal dengan sisa sisa pakan. Konsumsi pakan dihitung setiap rninggu.
DAN PEMBAHASAN
Pengaruh penambahan tepung daun
beluntas dalam pakan terhadap konsumsi pakan, produksi telur, bobot telur dan
konversipakan dapat dilihat pada 3.
Konsumsi Pakan
Rataan konsumsi pakan itik petelur selama perneliharaan berkisar antara sarnpai dengan gramlekorl hari. Perlakuan penambahan tepung daun beluntas sarnpai dengan taraf 2% ke dalam pakan tidak mempengaruhi konsumsi pakan. Hal ini menunjukkan bahwa penambahan tepung daun beluntas dalam pakan sampai dengan taraf 2% tidak menurunkan palatabilitas pakan. Konsurnsi pakan yang tidak berbeda karena kandungan protein kasar dan energi dalarn pakan sama.
Konsumsi pakan pada unggas di-pengaruhi oleh faktor, diantaranya
3. Rataan produksi telur, bobot telur, konsumsi pakan dan konversi pakan selama 12 minggu pemeliharaan
Penarnbahan tepung daun beluntas Peubah
(BO) 1% 2%
Kons. pakan (grlekorl hari) Produksi telur (% Duck Days)
telur
Konversi pakan (grlbutir telur)
25, No.
Leeson kandung- tanin
menwunkan badan
~ e l y r - a
kq'telur
4
I(isar 56,5564,17%.
64'17%
58,77%
56,55%.
masuk juga
semakin
19901.
58,46
60,11 Tabel
demikian
analisis ragam
rendah
220,35 247,75.
220,35 247,75 B1 i32. tersebut B1, 82. tanpa PUSTAKA htt~://www. a s i a m a v a . c o m / i a m u l i s i l
pluchea less.htm
110
20061a/. Penampilan
adalah palatabilitas pakan, kandungan energi pakan dan kualitas nutrisi pakan,
(North dan Bell, 1-990). dan
Summers (2001) menambahkan
an yang tinggi dalam pakan yang
diberikan pada unggas pedaging dapat pertambahan bobot
dan efisiensi pakan dan akan menurunkan produksi telur pada unggas petelur.
Rataan prod (Duck Days) selama
penelitian antara
Produksi
-sampai ltik yang mendapat perlakuan penambahan tepung daun beluntas 1 % memiliki rataan produksi paling tinggi yaitu diikuti oleh itik yang mendapat perlakuan kontrol yaitu sebesar
dan perlakuan penambahan tepung daun beluntas 2% dengan nilai rataan
Perlakuan penambahan tepung daun beluntas tidak mem-pengaruhi produksi telur karena tingkat konsumsi pakan yang relatif sarna sehingga nutrisi pakan yang
ke dalam tubuh ternak tidak
berbeda.
Produksi telur dipengaruhi oleh tingkat konsumsi pakan, protein dan energi, tinggi tingkat konsumsi pakan, produksi telur relatif meningkat pula (North dan Bell,
Bobot Telur
Rataan bobot telur yang didapat dari hasil
penelitian berkisar antara gram
sampai dengan gram. Dari 2
terlihat bahwa rataan bobot telur per butir dari itik yang mendapat perlakuan penambahan tepung daun beluntas 1% paling tinggi diikuti oleh itik yang mendapat perlakuan kontrol dan itik yang mendapat
perlakuan 2%. Namun hasil
sidik tidak menunjukan
hasil berbeda. Bobot telur yang tidak berbeda karena umur dari itik yang
digunakan relatif sama dan kandungan protein serta kalsium dalam pakan perlakuan juga tidak berbeda.
Faktor-faktor yang mempengaruhi bobot telur adalah tingkat protein dan kalsium dalam pakan (Romanoff dan Romanoff, 1963). Besar telur dapat dipengaruhi oleh tingkat protein dalam pakan. Pakan
dengan protein yang akan
menyebabkan pembentukan kuning telur yang kecil, sehingga telur yang dihasilkan kecil (Stadelman dan Cotteril, 1977).
Konversi Pakan
Rataan konversi pakan per butir telur
berkisar antara sampai
Artinya untuk mendapatkan satu butir telur membutuhkan pakan sebanyak
sampai gram. Rataan konversi
pakan perlakuan merupakan yang
terkecil, diikuti oleh perlakuan BO dan Hal ini karena rataan konsumsi pakan yang sama antara ketiga perlakuan
disertai dengan tingginya nilai rataan produksi dan bobot telur pada perlakuan lebih tinggi daripada perlakuan BO dan
Pemberian tepung daun beluntas
dalarn pakan sampai taraf 2% dapat ,
digunakan sebagai campuran pakan mempengaruhi konsumsi pakan, produksi telur, bobot telur, dan konversi pakan itik petelur fase produksi.
DAFTAR
Asiamaya. 2003. Beluntas. beluntas indica
Desem ber
P.
IV. Raton.
S,
4Ih
~nive+si
1
FBooks.P
Matram,
Bogor.
4"Ed.
Nostrand Reinhold
Bagian-
Penambahan
Bogor).
Cotteril.
Willey&Sons,
124 AI;ROM€DIA,
Cheeke, R. 1990. Toxicants of Plant Origin. Volume Phenolic. CRC Press Inc. Boca Florida
Direktorat Jendral Bina Produksi Peternakan. 2003. Buku Statistika
Peternakan. Departemen
Pertanian, Jakarta.
Lesson, and Summers, J. D. 2001. Nutritio of The Chicken. Edition.
Ontario.
.
1984. Pengaruh lmbangan Kalori, Protein dan Pembatasan Pakan terhadap Pertumbuhan dan Produksi ltik Bali. (Desertasi Doktor, Universitas Padjadjaran. Bandung).Mattjik, A.A. dan I.M. Sumertajaya. 2002. Perancangan Percobaan. Jilid I.
Edisi kedua. IPB Press.
North, M.O. dan D.D. Bell. 1990. Comercial Chicken Production Manual.
Van Publishing,
New York.
Setyanto, R. D. 2005. Persentase
bagian Tubuh ltik Jantan Lokal
Umur 10 Minggu dengan
Tepung Daun Beluntas (Pluchea indica L.) dalam Pakan. (Skripsi. Fakultas Peternakan, lnstitut Pertanian
Stadelman, M.J. and O.J. 1977. Egg Science and Technology. The AVI Publishing Co., Inc., Wesrport. Connect
Romanoff, A.L. and A. J. Romanoff. 1963.
The Avian Eggs. Jhon
Inc., New York.