• Tidak ada hasil yang ditemukan

NASKAH PUBLIKASI UPAYA PENGEMBANGAN KEMANDIRIAN ANAK Upaya Pengembangan Kemandirian Anak Kelompok A Melalui Cooking Class Di TK Banaran Ngemplak Kalijambe Sragen Tahun Pelajaran 2012/2013.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "NASKAH PUBLIKASI UPAYA PENGEMBANGAN KEMANDIRIAN ANAK Upaya Pengembangan Kemandirian Anak Kelompok A Melalui Cooking Class Di TK Banaran Ngemplak Kalijambe Sragen Tahun Pelajaran 2012/2013."

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

NASKAH PUBLIKASI

UPAYA PENGEMBANGAN KEMANDIRIAN ANAK KELOMPOK A MELALUI COOKING CLASS

DI TK BANARAN NGEMPLAK KALIJAMBE SRAGEN

TAHUN AJARAN 2012/2013

Diajukan oleh : LENI VERAWATI

A.520 090 127

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ANAK USIA DINI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

(2)
(3)

ABSTRAK

UPAYA PENGEMBANGAN KEMANDIRIAN ANAK KELOMPOK A MELALUI COOKING CLASS

DI TK BANARAN NGEMPLAK KALIJAMBE SRAGEN

TAHUN AJARAN 2012/ 2013

Leni Verawati, A 520090127 Program Studi Pendidikan Anak Usia Dini, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2013.

Penelitian ini bertujuan untuk peningkatan kemandirian melalui Cooking Class di TK

Banaran Ngemplak Kalijambe Sragen Tahun Ajaran 2012/ 2013. Subyek penelitian ini

adalah anak TK A dengan jumlah 12 anak. Teknik pengumpulan data yang digunakan

yaitu observasi, catatan lapangan dan dokumentasi. Teknik analisis data yang

digunakan adalah teknik analisis kualitatif berupa kemandirian anak setelah kegiatan

Cooking Class dan teknik analisis kuantitatif berupa nilai yang dituangkan dalam

bentuk nilai. Data yang telah terkumpul dianalisis dengan membandingkan hasil

tindakan pada setiap siklus dengan indikator keberhasilan tindakan yang telah

ditentukan untuk mengetahui peningkatan kemandirin anak pada setiap siklus.

Pelaksanaan tindakan dalam tiga siklus. Hasil yang diperoleh menunjukkn ada

peningkatan kemandirian anak dengan melalui Cooking class yaitu peningkatan

kemandirian anak pada pra siklus 43,92 %, siklus I sebesar 57,83 %, siklus II sebesar

70,84 %, dan siklus III sebesar 80,68 %, maka kesimpulan dari penelitian ini adalah

melalui kegiatan Cooking Class dapat meningkatkan kemandirian anak.

(4)

A. PENDAHULUAN

Proses pembiasaan kemandirian anak dapat muncul karena peniruan, selanjutnya dilakukan pembiasaan di rumah atas bimbingan orang tua dan oleh guru disekolah, peserta didik akan semakin terbiasa. Bila sudah menjadi kebiasaan yang tertanam dalam hati anak, kelak anak akan sulit untuk meninggalkan kebiasaan tersebut, misalnya untuk dapat mandiri tidak cukup kecerdasan yang tinggi tetapi juga merupakan hasil dari proses pembiasaan. Hal ini disebabkan karena dengan pembiasaan maka perilaku yang sifatnya otomatis, tanpa direncanakan maupun disuruh berlangsung dengan sendirinya tanpa pemikiran lagi.

Pembiasaan tergadap kemandirian anak ini juga muncul karena adanya sikap disiplin pada diri anak. Kemandirian yang dimiliki anak menyebabkan anak akan mudah menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Anak secara bertahap perlu disadarkan tentang pentingnya kemandirian melalui kegiatan cooking class.

Setiap orang termasuk anak TK A Banaran Ngemplak Kalijambe Sragen harus bisa hidup secara mandiri dalam hal sekecil apapun, misalnya membuat minuman sendiri, mengambil makanan sendiri, mengembalikan peralatan memasak yang habis dipakai, bahkan mencoba membuat masakan sendiri dari bahan yang sederhana. Dengan pendidikan melalui cooking class anak akan menjadi mandiri, karena dalam kehidupan setiap saat kesibukan orang tua tidak sama, dengan pembelajaran kemandirian ini anak tidak khawatir lagi dalam pemenuhan kebutuhannya meskipun orang tua mereka sibuk, karena akan sudah bisa menyiapkan sendiri kebutuhannya.

(5)

Masalah tersebut merupakan permasalahan yang dihadapi guru kelompok A. Peneliti yang sekaligus guru TK A di TK Banaran Ngemplak Kalijambe Sragen, mengalami kesulitan dalam mengajarkan kemandirian.sampai saat ini tingkat kemandirian anak masih sangat rendah atau kurang. Hal ini bisa disebabkan karena guru dalam mengajar kurang tegas, serta metode yang digunakan tidak sesuai dengan pokok bahasan yang diajarkan, sehingga perhatian anak kurang.

Untuk mengatasi permasalahan tersebut, maka peneliti akan melaksanakan kegiatan melalui cooking class. yang dimaksud cooking class adalah suatu kegiatan memasak didalam kelas yang dilalakukan secara berkelompok dalam sebuah tempat untuk mengolah dan memasak dengan cara lebih terkonsep dengan benar (Desi, 2010: 07:26).

B. METODE PENELITIAN

Tempatnya digunakan sebagi penelitian adalah TK Banaran Ngemplak Kalijambe Sragen Tahun 2012/ 2013. Alasan peneliti memilih tempat tersebut karena peneliti bekerja pada TK tersebut, sehingga memudahkan perolehan data dan mempunyai waktu yang luas, selain itu di TK A Banaran Ngemplak Kalijambe Sragen belum pernah diadakan penelitian yang serupa dengan penelitian ini. Waktu pelaksanaan penelitian direncanakan pada semester genap tahun pelajaran 2012/ 2013.

Subyek penelitian ini adalah anak kelompok A TK Banaran Ngemplak Kalijambe Sragen tahun pelajaran 2012/ 2013 dengan jumlah 12 anak yang terdiri 8 anak perempuan dan 4 anak laki- laki. Alasan peneliti memilih TK kelompok A karena TK kelompok A tingkat kemandiriannya masih sangat rendah/ kurang.

(6)

meningkatkan kemantapan rasional dari tindakan-tindakan yang dilakukan, serta memperbaiki dimana praktek-praktek pembelajaran dilaksanakan.

Penelitian tindakan kelas dilakukan bersifat diskriptif kualitatif dan diskriptif kuantitatif sumber data primer penelitian perolehan dengan cara penelitian melakukan tindakan sedangkan anak yang menerima tindakan. Pengambilan data peneliti lakukan dengan melakukan observasi, catatan lapangan, dan dokumentasi. 1. Metode pengamatan atau observasi

Metode observasi atau pengamatan adalah suatu metode pengumpulan data berdasarkan pengamatan langsung terhadap fenomena maupun gejala psikis dan psikologis dengan pencatatan langsung (Suharsimi Arikunto, 2006:229).

2. Catatan lapangan

Catatan menurut Moleong (2002:155) adalah pernyataan tentang semua peristiwa yang dialami yaitu yang didengar dan dilihat serta tidak boleh berisi penafsiran, hanya ccatatan sebagaimana adanya.

3. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan metode untuk memperoleh atau mengetahui sesuatu, bisa melalui buku, arsip yang berhubungan dengan yang diteliti. Dokumentasi yang peneliti gunakan dalam penelitian ini merupakan foto kegiatan anak, serta data dan nama-nama anak TK kelompok A.

Teknik Analisis data yang penulis gunakan adalah teknik analisis data diskriptif kuantitatif yaitu untuk mengetahui tingkat kemandirian anak, dan diskriptif kuantitatif untuk mengetahui nilai yang dicapai oleh anak sudah mencapai rata-rata kelas atau belum berdasarkan siklus I, siklus II, dan siklus III. Hasil dari rata-rata kelas setiap siklus dijasikan pedoman untuk melakukan refleksi sehingga kekurangan dalam proses pembelajaran dapat diperbaiki pada siklus berikutnya. Agar peneliti dapat mengobservasi anak dalam penelitiani ini akan dilakukan beberapa tahap sebagai berikut:

1. Menstabilkan skor berdasarkan hasil pengamatan kemandirian anak. 2. Menjumlah hasil skor untuk setiap anak

(7)

a. Prosentase Pencapaian Tingkat Kemandirian Anak

Jumlah skor setiap anak

Skor maksimum

b. Skor maximum = Jumlah butir amatan x skor maksimum butir amatan, jumlah skor maksimum = 4 x 8 = 32

4. Membandingkan prosentase rata-rata pencapaian dengan indikator pencapaian pada setiap siklus yang telah ditentukan.

C. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Sebelum penelitian ini dilaksanakan, terlebih dahulu peneliti melakukan penelitian awal atau pra siklus, dimana tahapan pra siklus untuk mengetahui kondisi awal anak dalam tingkat kemandiriannya pada TK Banaran Ngemplak Kalijambe Sragen pada kelompok A. Pengamatan dimulai dari kegiatan awal, inti, dan kegiatan akhir. Hasil pengamatan sebelum dilakukan tondakan diperoleh rata- rata prosentasi tingkat kemandirian anak sebesar nilai tersebut masih dikategorikan rendah atau kurang.

Hal tersebut dapat menjadikan penghambat bagi kemandirian anak, sehingga peneliti perlu melakukan tindakan untuk meningkatkan kemandirian anak tersebut dengan menggunakan metode yang menyenangkan dan terutama sesuai dengan pokok bahasan atau materi yang sedang diajarkan, sehingga anak termotivasi untuk dapat mandiri, melalui kegiatan Icooking class. Isebelum peneliti melakukan tindakan terlebih dahulu peneliti berdiskusi dengan kepala sekolah untuk merencanakantindakan yang akan dilakukan.

Tindakan yang dilakukan selama kegiatan dengan melalui kegiatan cooking

class kemudian dianalisis dan direfleksi. Analisis dan refleksi pada siklus I

bertujuan untuk memperbaiki tindakan mengajar pada siklus berikutnya. Analisis dan refleksi pada siklus I meliputi:

a. Pelaksanaan proses pembelajaran melalui kegiatan cooking class sudah sesuai RAB.

(8)

b. Kegiatan memasak dimulai dengan pengenalan alat-alat memasak pada anak, tetapi masih banyak anak yang belum mengenal peralatan memasak yang disediakan oleh peneliti.

c. Adanya kebosanan pada anak karena penggunaan alat memasak kurang lengkap dan sangat terbatas jumlahnya.

d. Adanya penurunan konsentrasi pada anak karena tidak adanya motivasi dari gur atas peningkatan kemandirian anak.

e. Sudah ada peningkatan kemandirian anak dibandingkan dengan sebelum tindakan. Akan tetapi hasil tersebut belum maksimal karena anak masih banyak yang belum mau mengambil peralatan sendiri bahkan tidak mau mengembalikan ketempat semula.

f. Tingkat kemandirian anak dalam satu kelas masih merata. Ada anak yang kemandiriannya sudah meningkat, tapi masih banyak anak yang belum mampu mandiri.

Pada siklus II peneliti dan kepala sekolah mengadakan perbaikan dengan rencana kegiatan sebagai berikut:

a. Peneliti menyusun RBP untuk pedoman pembelajaran

b. Peneliti menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan dalam praktek memasak.

c. Peneliti membuka kegiatan dengan berdoa dan salam.

d. Peneliti menyampaikan tujuan dan gambaran umum tentang kegiatan, membuat bola- bola coklat.

e. Peneliti memberikan kontrak kerja kepada anak. f. Peneliti membagi anak menjadi 2 kelompok.

g. Selama kegiatan berlangsung peneliti mengamati kegiatan anak dengan dibantu kepala sekolah sebagai kolaborator.

h. Peneliti melakukan evaluasi serta memberi motivasi terhadap anak yang kurang maksimal dalam melaksanakan kegiatan.

(9)

a. Adanya penurunan konsentrasi pada anak karena kurangnya motivasi dan pemberian reward oleh peneliti terhadap peningkatan kemandirian anak.

b. Adanya rasa malas terhadap anak karena harus mengaduk sendiri yang menyebabkan tangan kotor.

c. Sudah terdapat peningkatan terhadap kemandirian anak bila dibandingkan sebelum tindakan meskipun hasil yang diperoleh belum maksimal. Hal ini peneliti dan kepala sekolah perlu memperbaiki proses pembelajaran berikutnya.

Adapun peningkatan tanggung jawab anak pada siklus II mengalami peningkatan dari 51,82 % menjadi 70, 84 %.

Pada siklus III peneliti dan kepala sekolah mengadakan perbaikan proses pembelajaran dengan langkah- langkah sebagai berikut :

a. Peneliti memaksimalkan tindakan yang lebih terhadap anak yang tingkat kemandiriannya rendah dan terus memberikan motivasi.

b. Untuk pembelajaran yang kurang variatif, penliti mengubah jenis masakan yang baru lagi yang bahan- bahan serta alatnya menarik minat anak untuk terlibat dalam kegiatan.

c. Peneliti memberikan porsi yang berbeda terhadap anak yang kemandiriannya masih rendah atau kurang.

d. Peneliti enyusun RBP untuk pedoman pembelajaran.

e. Peneliti menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan untuk memasak (membuat sate buah).

f. Peneliti membuka kegiatan dengan berdoa dan salam.

g. Peneliti menyampaikan tujuan dan gambaran umum tentang kegiatan memasak membuat sate buah.

h. Peneliti memberikan kontrak kerja pada anak i. Peneliti membagi anak menjadi 2 kelompok.

j. Selama kegiatan berlangsung peneliti mengamati kegiatan yang dilakukan oleh anak dengan dibantu kepala sekolah sebagai kolaborator.

(10)

Secara garis besar pada siklus III ini terdapat peningkatan yang signifikan dengan dibuktikan banyaknya anak yang sudah mampu melakukan kegiatan dengan tanpa bantuan orang lain, melainkan anak sudah mandiri. Hal ini terbukti nilai rata- rata kelas yang diharapkan mencapai 80,68 %. Melihat hal terebut berarti peneliti dan kepala sekolah sudah tidak perlu lagi melakukan siklus berikutnya.

Berdasarkan hasil tindakan mulai dari siklus I sampai dengan siklus II peneliti berhasil melaksanakan pembelajaran melalui kegiatan cooking class untuk meningkatkan kemandirian pada anak. Adapun peningkatan kemandirian pada anak dapat dilihat dari tabel berikut

Aspek Pra sikLus Siklus I Siklus II Siklus III Peningkatan

Kemandirian Anak

43,92 % 57,82 % 70,84 % 80,68 %

Berdasarkan tabel diatas pat diketahui bahwa peningkatan kemandirian anak kelompok A TK Banaran Ngemplak Kalijambe Sragen tahun ajaran 2012/ 2013 mengalami peningkatan dari pra siklus 43,93 %, siklus I 57,82 %, siklus II 70,84 %, siklus III 80, 68 %. Hal tersebut menunjukkan adanya peningkatan kemandirian anak melalui kegiatan cooking class adalah berhasil.

D. SIMPULAN

Dari penelitian diatas dapat disimpulkan bahwa melalui kegiatann cooking

class dapat meningkatkan kemandirian anak kelompokA TK Banaran Ngemplak

Kalijambe Sragen. Hal tersebut dapat dilihat adanya peningkatan rata- rata kelas dari pra siklus samapai dengan siklus III, yaitu rata-rata kelas pra siklus 43,92 %, siklus I 57,82 %, siklus II 70,84 %, dan siklus II 80,68 % sesuai indikator. Sesuai dengan indikator keberhasilan yaitu 80 %, sehingga penelitian tindakan kelas ini dapat dikatakan berhasil.

(11)

pembelajaran, meskipun masih terdapat satu anak yang belum bisa mandiri, peneliti menyadari bahwa setiap anak memiliki perbedaan dalam kemandiriannya.

E. DAFTAR PUSTAKADAFTAR PUSTAKA Abu, Ahmadi. 1991. Psikologi Sosial. Rineka Cipta.

Arifin, Zainal.2011. Penelitian Tindakan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Arikunto, Suharsimi. 2001. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta

Arikunto, Suharsimi. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara Azwar, Saifudin. 1998. Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Damayant, Oktri. 2011. “Penerapan Cooking class untuk Meningkatkan Kemandirian Anak Usia Dini” (online). (http://library.um.ac.id,diakses tanggal 24 November 2012).

Desmita, (2009). Psikologi Perkembangan Peserta Didik

http://id.shvoong.com/social-sciences/1830/70/7-pentingkah-kemandirian-bagi-anak Ismail, Andang. 2009. Education Games. Jogjakarta: Pro-U Media.

Michelle Kennedy. 2004. Melatih Anak agar Mandiri. Jakarta: Erlangga.

Moleong, Lexy J. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya

Montolalu, B.E.F. 2007. Materi Pokok Bermain dan Permainan Anak. Jakarta: Universitas Terbuka

Munandar, Utami. 2001. Cerdas dan Gemilang. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Romani, Abdah. 2012. “Kegiatan Cooking Class untuk Meningkatkan Kemampuan

Motorik Halus Anak Kelompok B TK Succes Kecamatan Rungkit Surabaya”. (Skripsi Program Studi PAUD) Surabaya : FKIP Universitas Negeri Surabaya. Tadkiroatun Mustifiroh. 2005. Bermain Sambil Belajar dan Mengasah Kecerdasan.

Jakarta: Universitas Terbuka.

Wuntat. 2005. Mendidik Anak Dengan Memanfaatkan Metode BBM. Yogyakarta: Syahida.

(12)

DAFTAR PUSTAKA

Abu, Ahmadi. 1991. Psikologi Sosial. Jakarta: Rineka Cipta.

Arifin, Zainal.2011. Penelitian Tindakan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Arikunto, Suharsimi. 2001. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta

Arikunto, Suharsimi. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara

Azwar, Saifudin. 1998. Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Damayant, Oktri. 2011. “Penerapan Cooking class untuk Meningkatkan Kemandirian Anak Usia Dini” (online). (http://library.um.ac.id,diakses tanggal 24 November 2012).

Desmita, (2009). Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Hasan, Maimunah. 2009. PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini). Jogjakarta: Diva Press.

http://id.shvoong.com/social-sciences/1830/70/7-pentingkah-kemandirian-bagi-anak.

Ismail, Andang. 2009. Education Games. Jogjakarta: Pro-U Media.

Martuti, A. 2008. Mengelola PAUD dengan aneka Permainan Meraih

Kecerdasan Majemuk. Yogyakarta: Kreasi Wacana.

Michelle Kennedy. 2004. Melatih Anak agar Mandiri. Jakarta: Erlangga.

Moleong, Lexy J. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya

Montolalu, B.E.F. 2007. Materi Pokok Bermain dan Permainan Anak. Jakarta: Universitas Terbuka.

Munandar, Utami. 2001. Cerdas dan Gemilang. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

(13)

Santrock, John W. 2007. Perkembangan Anak. Jakarta : Erlangga.

Tadkiroatun Mustifiroh. 2005. Bermain Sambil Belajar dan Mengasah

Kecerdasan. Jakarta: Universitas Terbuka.

Wuntat. 2005. Mendidik Anak Dengan Memanfaatkan Metode BBM. Yogyakarta: Syahida.

Referensi

Dokumen terkait

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Deteksi Merkuri Asal Darah Lumba-lumba Hidung Botol ( Tursiops aduncus ) di Kawasan Konservasi Ocean Dream

[r]

Parmun, 2007, Aktivitas Antiplasmodium Fraksi Nonpolar Ekstrak Metanol Kulit Batang Mimba (Azadirachta indica A. Juss.) Terhadap Plasmodium falciparum secara In Vitro dan

yang menggambarkan suatu proses dengan mengembangkan suatu model dan menerapkan serangkaian uji coba terencana untuk memprediksikan tingkah laku proses sepanjang waktu,

Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan segala nikmat rahmat dan hidayah -Nya , serta kepada kedua orang tua atas do’a restu dan senantiasa

Untuk mengetahui manfaat Motor Relearning Programme terhadap penurunan spastisitas, peningkatan fungsi koordinasi dan keseimbangan serta peningkatan kemampuan

Proses pembuatan biodiesel dengan bahan baku trigliserida (minyak jarak pagar) dan metanol di pabrik ini adalah proses transesterifikasi. Untuk membantu mempercepat

    Mempelajari  aspek  kelembagaan,  struktur  organisasi  perusahaan, .. pengelolaan   manajemen