• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DAN AKTIVITAS SISWA PADA POKOK BAHASAN ARITMATIKA SOSIAL DI KELAS VII MTS ALWASHLIYAH SEI MENCIRIM.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DAN AKTIVITAS SISWA PADA POKOK BAHASAN ARITMATIKA SOSIAL DI KELAS VII MTS ALWASHLIYAH SEI MENCIRIM."

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR

DAN AKTIVITAS SISWA PADA POKOK BAHASAN ARITMETIKA SOSIAL DI KELAS VII M.Ts

ALWASHLIYAH SEI MENCIRIM

Oleh :

HAFIZATUL ABADI NIM. 061244110028

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Matematika

JURUSAN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke haribaan Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis sehingga dengan izin-Nya

penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang tak

berhingga kepada Bapak Drs. Yasifati Hia, M.Si selaku dosen pembimbing skripsi

sekaligus sekretaris jurusan Matematika yang telah meluangkan waktunya untuk

memberikan arahan dan bimbingan berupa ilmu, nasihat, motivasi serta kasih

sayang sejak awal sampai selesainya penulisan skripsi ini. Terima kasih pula

kepada Bapak Pardomuan Sitompul, S.Si, M.Si dan Bapak Drs. Syafari, M.Pd

sebagai Dosen Pembimbing Akademik yang telah membimbing penulis terutama

dalam bidang akademik. Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada

Bapak Prof. Dr. Asmin, M.Pd, Bapak Drs. W.L. Sihombing, M.Pd, dan Ibu Dra.

Katrina Samosir, M.Pd selaku dosen penguji yang telah memberikan masukan dan

sara-saran mulai dari perencanaan penelitian sampai selesainya penyusunan

skripsi ini.

Terima kasih yang sebesar-besarnya juga penulis ucapkan kepada Bapak

Prof. Dr. Ibnu Hajar, M.Si, selaku Rektor UNIMED beserta staf-stafnya di

Universitas Negeri Medan. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak

Prof. Drs. Motlan, M.Sc, Ph.d, selaku Dekan FMIPA UNIMED beserta

staf-stafnya. Terima kasih juga kepada Bapak Prof. Dr. Mukhtar, M.Pd selaku ketua

jurusan Matematika UNIMED dan Bapak Drs. Syafari, M.Pd selaku ketua Prodi

Matematika UNIMED, serta seluruh Bapak dan Ibuk Dosen dan staf pegawai

jurusan Matematika yang telah banyak membantu kelancaran selama penyusunan

skripsi ini.

Terima kasih kepada Ibu Lathifah Hanim sebagai Kepala Yayasan MTs

Alwashliyah Sei Mencirim, yang telah memberikan izin kepada penulis untuk

melakukan penelitian di yayasan sekolah yang Ibu pimpin, juga kepada guru

bidang studi Matematika Ibu Dian Darmayanti, S.Pd yang telah memberikan

(4)

Teristimewa kepada yang tercinta Ibunda Asmah dan Ayahanda

tersayang Abu Bakar yang telah begitu banyak memberikan kasih sayang, do’a,

motivasi, semangat serta dukungan moral dan materi kepada penulis hingga

mampu menyelesaikan studi di UNIMED. Serta kepada Kakanda dan Adinda

terkasih, Rian, Mala, Herman, Yani, Ainun, Subhan, Amie, Parlan, Rozi, dan Iim

serta seluruh keluarga yang tak hentinya memberikan do’a, dukungan, semangat

dan kasih sayangnya kepada penulis dalam menyelesaikan studi.

Ucapan terima kasih juga kepada teman-teman tersayang di Mumtahanah

serta rekan-rekan kerja tercinta di TKIT Bunayya 7 yang sangat banyak memberi

motivasi dan dukungan hingga penulis mampu bertahan dalam menyelesaikan

skripsi ini. Tak lupa juga ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya untuk

sahabat-sahabat terbaik yang pernah penulis punya yang senantiasa mendukung

dan menemani penulis dalam suka maupun duka, dalam tangis maupun tawa.

Begitu juga dengan teman-teman PPLT di SMAN I Stabat, teman-teman di

Matematika khususnya Dik’ 06 dan saudara-saudara ku tercinta di LDK

UNIMED serta seluruh pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu yang

telah membantu penulis menyelesaikan skripsi ini.

Penulis menyadari masih banyak terdapat kelemahan baik dari segi isi

maupun tata bahasa, karenanya penulis mengharapkan kritik dan saran yang

bersifat membangun dari pembaca demi sempurnanya skripsi ini. Kiranya skripsi

ini dapat bermanfaat dalam memperkaya khasanah ilmu pendidikan kita.

Medan, 2012 Penulis

(5)

iii

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISSTED INDIVIDUALIZATION UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN

HASIL BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN ARITMETIKA SOSIAL DI KELAS VII MTs ALWASHLIYAH SEI MENCIRIM

HAFIZATUL ABADI (NIM. 061244110028) ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa dengan model pembelajaran Team Assissted Individualization pada materi Aritmetika Sosial di MTs Alwashliyah Sei Mencirim. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Objek penelitian ini adalah meningkatkan aktivitas dan hasil belajar melalui penerapan pembelajaran kooperatif tipe TAI di kelas VII MTs Alwashliyah Sei Mencirim. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VII yang berjumlah 44 orang.

Sebelum tindakan dilakukan terlebih dahulu diberikan tes awal untuk mengetahui kemampuan awal dan penentuan kelompok siswa berdasarkan tingkat kemampuan. Data yang diberikan diperoleh dari tes hasil belajar berbentuk esai dan sebelum diujikan terlebih dahulu peneliti memvalidkan ke 3 orang validator. Tes tersebut diberikan sebanyak satu kali pada setiap akhir siklus. Pada penelitian ini penggunaan LAS bertujuan sebagai alat bantu pengajaran untuk memudahkan proses belajar aktif siswa dalam kelompok.

Hasil analisa dari tes awal diperoleh 8 siswa (18,18%) yang mencapai standar minimal keuntasan belajar dan 36 siswa (81,82%) belum tuntas. Setelah diberikan tindakan I dari tes hasil belajar I (THB I) diperoleh 27 siswa (61,36 %) mencapai ketuntasan belajar dan 17 siswa (38,64 %) belum tunas. Sedangkan untuk aktivitas belajar belum mencapai kriteria aktivitas belajar ideal karena hanya dua aspek yang memenuhi batas toleransi waktu ideal yaitu visual activities dan listening activities. Pada siklus ini berdasarkan ketuntasan belajar secara klasikal belum tercapai. Adapun kesulitan yang masih dialami siswa adalah kurang memahami penyelesaian soal aritmatika sosial yang berbentuk aplikasi dan cerita.

(6)

vi

DAFTAR ISI

Halaman

Lembar Pengesahan i

Riwayat Hidup ii

Abstrak iii

Kata Pengantar iv

Daftar Isi vi

Daftar Gambar viii

Daftar Tabel ix

Daftar Lampiran x

BAB I PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang Masalah 1

1.2.Identifikasi Masalah 8

1.3.Batasan Masalah 8

1.4.Rumusan Masalah 9

1.5.Tujuan Penelitian 9

1.6.Manfaat Penelitian 10

BAB II KAJIAN PUSTAKA

2.1.Hakikat Belajar Mengajar 11

2.2.Pengertian Hasil Belajar 14

2.3.Model Pembelajaran Kooperatif 16

2.4.Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI 20

2.5.Hakikat aktivitas Belajar 24

2.6.Nilai Aktivitas Dalam Pengajaran 31

2.7.Aritmetika Sosial 32

(7)

vii

2.9.Hipotesis Tindakan 35

BAB III METODE PENELITIAN

3.1.Lokasi Penelitian 36

3.2.Subjek dan Objek Penelitian 36

3.3.Jenis Penelitian 36

3.4.Prosedur Penelitian 36

3.5.Alat Pengumpul Data 44

3.6.Analisis Data 47

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Tes Awal dan Hasil Penelitian 54

4.2 Temuan Penelitian 80

4.3 Pembahasan 82

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan 87

5.2 Saran 88

(8)

viii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1. Skema faktor yang menentukan aktivitas belajar siswa 27

Gambar 3.1. Alur dalam Penelitian Tindakan Kelas 44

Gambar 4.1 Diagram Prosentase Waktu Aktivitas Siswa Pada Siklus I 64

Gambar 4.2 Diagram Prosentase Waktu Aktivitas Siswa Pada Siklus II 79

(9)

ix

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.1 Nilai UN TA 2009-2010 di MTs Alwashliyah Sei Mencirim 2

Tabel 2.1 Perbedaan pembelajaran kooperatif dengan pembelajaran Tradisional 17

Tabel 2.2 Sintaks pembelajaran kooperatif 19

Table 2.3 Kisi-kisi Aktivitas Belajar Siswa 30

Tabel 3.1 Hasil analisis tes diagnostik awal siswa kelas VII MTs Al-Washliyah Sei Mencirim 39

Tabel 3.2 Tahapan-tahapan siklus 1 41

Tabel 3.3 Pedoman Skala Penilaian Observasi Aktivitas Belajar Siswa 46

Table 3.4 Kriteria Pencapaian Waktu Ideal Aktivitas Siswa 51

Tabel 4.1 Hasil analisis tes awal siswa 54

Tabel 4.2 Observasi aktivitas siswa siklus I 64

Tabel 4.3 Deskriptif hasil observasi guru pada siklus I 65

Tabel 4.4 Hasil analisis tes hasil belajar I 68

Tabel 4.5 Observasi aktivitas siswa siklus II 78

(10)

x

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran I 59

Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran II 63

Lampiran 3. Skala Penilaian Observasi Aktivitas Belajar Siswa 67

Lampiran 4. Lembar Observasi Aktivitas Siswa 69

Lampiran 5. Lembar Test Observasi 70

Lampiran 6. Lembar Pretest 72

Lampiran 7. Lembar Aktivitas Siswa I Siklus I 74

Lampiran 8. Lembar Aktivitas Siswwa II Siklus I 77

Lampiran 9. Lembar Evaluasi I siklus I 79

Lampiran 10. Alternatif Jawaban Pretest 81

Lampiran 11. Alternatif Jawaban LAS I Siklus I 83

Lampiran 12. Alternatif Jawaban LAS II Siklus I 85

Lampiran 13. Alternatif Jawaban Evaluasi I Siklus I 86

Lampiran 14. Kisi-kisi Soal Evaluasi I Siklus I 88

Lampiran 15. Lembar Validitas Soal Evaluasi I Siklus I 89

Lampiran 16. Lembar Observasi Aktivitas Guru 90

Lampiran 17. Pedoman Penskoran Pre-test 92

(11)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pendidikan sangat menentukan perkembangan individu dan

perkembangan masyarakat. Kemajuan masyarakat dapat dilihat dari

perkembangan pendidikannya. Seperti yang dikemukan oleh Nurhadi (2004 : 1)

bahwa ”Peran pendidikan sangat penting untuk membentuk masyarakat yang

cerdas, bermoral, mandiri, terbuka, dan demokratis.” Hal yang serupa juga

disampaikan oleh Fuad (2001 : 11) bahwa ”Fungsi pendidikan secara makro (luas)

adalah sebagai alat pengembangan pribadi, pengembangan warga negara,

pengembangan kebudayaan dan pengembangan bangsa.”

Kualitas pendidikan di Indonesia masih dikatakan rendah. Hal ini dapat

dilihat dari rendahnya tingkat kelulusan hasil UN T.A 2009-2010. Data yang

tercatat dalam Dinas Pendidikan Pusat di Jakarta menunjukkan bahwa sebanyak

28,97 persen atau 39.179 siswa SMP/ MTs dinyatakan tidak lulus UN. Bahkan

angka kelulusan UN tahun 2009-2010 mengalami penurunan cukup tajam

dibanding tahun 2008-2009 yang mencapai 99,8 persen (dalam

http://edukasi.kompas.com/read/2010/05/06/16552537/Foke.Prihatin..39.179.Sisw

a.SMP.Gagal.UN. Sekolah sebagai pendidikan formal belum mampu mengikut

arus perubahan cepat yang terjadi di masyarakat. Rendahnya hasil belajar hampir

di semua jenjang pendidikan masih sering terdengar, khususnya mata pelajaran

matematika yang termasuk ke dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA).

Matematika merupakan salah satu penguasaan mendasar yang dapat

menumbuhkan kemampuan penalaran siswa dan sangat dibutuhkan dalam

perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Hal ini senada dengan pernyataan

Ruseffendi (1993 : 58) yang mengatakan bahwa “Untuk memajukan kecerdasan

bangsanya, kekuatan pertahanan negaranya, kemajuan teknologi dan

perekonomiannya, diperlukan manusia-maniusia yang menguasai matematika.”

Matematika disadari sangat penting peranannya. Namun tingginya

tuntutan untuk menguasai matematika tidak berbanding lurus dengan prestasi

(12)

2

matematika siswa. Kenyataan yang ada menunjukkan prestasi siswa pada bidang

studi matematika masih memprihatinkan. Seperti yang dikemukakan oleh Ketua

Asosiasi Guru Matematika Indonesia (AGMI), Noor

(http://www.sampoernafoundation.org/content/view/208/105/lang.id) pada

konferensi pers The First Sympostium on Realictic Teaching in Mathematics di

Bandung, mengatakan bahwa :

“Prestasi matematika siswa di Indonesia masih rendah dibandingkan dengan Malaysia dan Singapura yang jumlah jam pengajarannya setiap tahun lebih sedikit dibandingkan Indonesia. Prestasi Indonesia 411, Malaysia prestasinya 508 dan Singapura 605, padahal jam pelajaran di Indonesia adalah 169 jam rata-rata setiap tahun. Sedangkan Malaysia 120 jam dan Singapura hanya 112 jam. Bila nilai tersebut dikelompokkan nilai 400-474 termasuk rendah, 475-549 termasuk menengah, 550-624 termasuk tinggi dan 625 termasuk tingkat lanjut. Nilai tersebut merupakan hasil analisis pelaksanaan Trends In International Mathematics and Sciences Study (TIMMS).”

Rendahnya prestasi atau hasil belajar siswa pada bidang studi

matematika tidak hanya terlihat secara umum atau nasional. Dari hasil observasi

peneliti di MTs Al-Washliyah Sei Mencirim juga diperoleh nilai hasil Ujian

Nasional (UN) pada tahun ajaran 2009-2010 yang dapat dilihat pada tabel berikut

ini:

Tabel 1.1. Nilai UN Pada Tahun Ajaran 2009-2010 di MTs Al-Washliyah Sei Mencirim

Nilai B.Indonesia B.Inggris Matematika IPA

Terendah 5,40 4,25 1,20 1,75

Tertinggi 8,80 8,75 8,00 9,25

Rata-Rata 8,09 9,36 7,23 8,63

Sumber : Data sekolah MTs Al-Washliyah Sei Mencirim

Dari data diatas terlihat bahwa perolehan nilai matematika terendah

masih dibawah perolehan nilai terendah bidang studi Bahasa Indonesia, Bahasa

Inggris dan IPA dan perolehan nilai matematika tertinggi juga masih dibawah

perolehan nilai tertinggi tiga bidang studi yang lain. Selain itu rata-rata perolehan

(13)

3

yang lain sehingga dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa MTs.

Al-Washliyah Sei Mencirim dalam bidang studi Matematika lebih rendah daripada

beberapa bidang studi lainnya.

Khusus di kelas VII MTs. Al-Washliyah Sei Mencirim melalui test awal

diperoleh hasil 81,82 % atau 36 siswa dari 44 siswa belum mencapai nilai

ketuntasan hasil belajar yaitu 65. Dan juga diperoleh data hasil ujian semester

gasal dikelas VII tersebut bahwa 31 siswa dari 44 siswa mendapat nilai dibawah

65. Melalui data-data tersebut disimpulkan bahwa hasil belajar matematika di

kelas VII MTs. Al-Wasliyah Sei Mencirim masih juga rendah.

Banyak faktor yang menjadi penyebab rendahnya hasil belajar

matematika siswa diantaranya : Kurangnya minat siswa dalam mengikuti

pelajaran matematika. Hal ini disebabkan adanya anggapan bahwa matematika

adalah salah satu mata pelajaran yang paling sulit. Salah seorang siswa di MTs

Al-Washliyah Sei Mencirim melalui wawancara mengatakan bahwa :

“Matematika adalah pelajaran yang sulit karena banyak rumusnya dan juga susah

dimengerti.” Pernyataan ini sejalan dengan yang diungkapkan oleh Abdurrahman

(1999 : 252) bahwa : “Dari berbagai bidang studi yang diajarkan di sekolah,

matematika merupakan bidang studi yang dianggap paling sulit oleh para siswa

baik yang tidak berkesulitan belajar dan lebih-lebih bagi siswa yang berkesulitan

belajar.” Banyaknya rumus dalam pelajaran matematika sering dianggap siswa

sebagai hal yang membuat matematika menjadi pelajaran yang sulit sehingga

kurang digemari. Holly Bears dalam Slavin (2008 : 193) juga menyatakan bahwa :

“Seringkali para siswa yang mengalami kesulitan dalam pelajaran matematika

menjadi sangat frustasi dan tidak bisa memahami pelajaran tersebut dan sebagai

akibatnya mereka gagal dalam ujian dan kuis.” Dari pernyataan-pernyataan

tersebut dapat disimpulkan bahwa pemikiran awal siswa terhadap matematika

berpengaruh terhadap minat belajar siswa, baik buruknya penguasaan konsep

matematika siswa dan juga terhadap nilai matematika siswa.

Faktor lain yang menjadi penyebab rendahnya nilai matematika siswa

adalah kemampuan awal. Kemampuan awal matematika siswa yang minim juga

(14)

4

MKPBM (2001 : 36) bahwa : “Kemampuan awal siswa merupakan faktor penentu

keberhasilan proses belajar sehingga jika seorang siswa belajar dengan terlebih

dahulu memiliki bekal kemampuan yang dipersyaratkan untuk mempelajari

sesuatu maka dia cenderung akan lebih berhasil tentang hal tersebut.” Jika siswa

memiliki kemampuan awal yang baik maka kemungkinan terbesar siswa akan

memperoleh hasil belajar yang baik pula dan begitu juga sebaliknya.

Untuk memperoleh hasil belajar yang baik tidak hanya dibutuhkan minat

dan kemampuan awal yang baik dari siswa. Peran aktif siswa dalam proses

pembelajaran juga sangat diperlukan agar tercipta komunikasi dua arah antara

guru dan siswa sehingga kesulitan-kesulitan yang dialami siswa dalam

pembelajaran dapat diselesaikan secara bersama-sama. Akan tetapi kenyataannya

hanya sedikit saja siswa yang aktif dalam kegiatan belajar mengajar. Sejauh ini

aktivitas belajar matematika masih dikatakan rendah. Hal ini dapat dilihat dari

hasil observasi yang dilakukan oleh Suryanto dan Somerset seperti yang

diungkapkan oleh Soekisno (2009) dalam

(http://kimfmipa.unnes.ac.id/home/61-membangun_keterampilan_komunikasi_matematika.html) : “Hasil observasi dan

tes diagnostik yang dilakukan oleh Suryanto dan Somerset di 16 sekolah

menengah beberapa provinsi di Indonesia menginformasikan bahwa aktivitas

dan hasil tes pada mata pelajaran matematika sangat rendah.”

Rendahnya aktivitas belajar siswa ini bisa dipengaruhi oleh peran guru

dan pemilihan model pembelajaran yang tepat. Penggunaan model pembelajaran

yang baik dan bervariasi juga perlu diperhatikan. Penggunaan model

pembelajaran yang kurang bervariasi menyebabkan siswa merasakan situasi

belajar yang membosankan dan kurang aktif dalam kegiatan belajar mengajar. Hal

ini bisa berpengaruh terhadap hasil belajar matematika siswa. Seperti yang

diungkapkan oleh Yuniarti (http://one.indoskripsi.com) bahwa:

(15)

5

Pernyataan serupa juga disampaikan oleh Sukamti (dalam http://etd.eprints.ums.ac.id/3375/1/A410040151.pdf.peningkatan_aktivitas_belajar ) bahwa :

“Proses pembelajaran yang berlangsung selama ini, pada umumnya menunjukkan guru senantiasa mendominasi kegiatan dan segala inisiatif datang dari guru, sementara siswa dijadikan sebagai obyek untuk menerima apa-apa yang dianggap penting dan menghafal materi yang disampaikan oleh guru. Keadaan seperti ini, menunjukkan guru yang lebih aktif sehingga aktivitas siswa terbatas pada mendengarkan, mencatat dan menjawab pertanyaan. Sehingga proses pembelajaran tidak mendorong siswa untuk berfikir dan beraktivitas, bahkan cenderung membosankan dan membuat siswa pasif dan menambah rasa takut.”

Penggunaan model pembelajaran yang kurang bervariatif ini juga terlihat

melalui pengamatan di kelas VII MTs. Al-Wasliyah Sei Mencirim saat

berlangsungnya kegiatan belajar mengajar matematika dan wawancara peneliti

dengan guru bidang studi matematika di MTs. Alwashliyah Sei Mencirim yaitu

Ibu Dian Darmayanti S.Pd . Dari hasil pengamatan dan wawancara ini diperoleh

keterangan bahwa kegiatan pembelajaran matematika selama ini masih bersifat

teacher oriented dan tidak melibatkan siswa. Sebagian besar kegiatan

pembelajaran masih terpusat pada guru, dimana guru lebih banyak menjelaskan,

dan memberikan informasi tentang konsep-konsep yang akan dibahas. Menurut

beliau, hal itu dikarenakan kemampuan dasar matematika yang dimiliki anak

masih rendah. Hal ini mengakibatkan hanya beberapa orang siswa saja yang aktif

dalam mengikuti pembelajaran, seperti mengerjakan soal-soal ke depan ataupun

memberikan pendapat. Bahkan tidak sedikit siswa yang hanya menyalin jawaban

soal-soal dari temannya tanpa ia mengerti apa yang ia salin.

Pemilihan model pembelajaran yang tepat dan menarik dapat

meningkatkan minat dan aktivitas belajar siswa. Selain itu guru juga harus bisa

memilih model pembelajaran yang mampu melibatkan siswa ikut aktif dalam

proses belajar mengajar di kelas sehingga dengan demikian siswa tidak lagi hanya

duduk dan diam mendengarkan materi yang disampaikan oleh guru secara mutlak.

Jadi, proses belajar mengajar yang berlangsung tidak hanya terpusat pada aktivitas

(16)

6

”Sesuai isi Pasal 19 PP No. 19 Tahun 2005 dikatakan bahwa proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk aktif serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreatifitas, dan kemandirian sesuai denagn bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.”

Adapun faktor-faktor yang menjadi penyebab rendahnya hasil belajar

matematika siswa seperti yan dinyatakan sebelumnya juga terlihat pada siswa

kelas VII M.Ts Alwashloiyah Sei Mencirim melalui hasil angket yang diberikan

pada saat observasi. Dari 44 siswa yang mengisi angket diperoleh data sebagai

berikut :

4 orang siswa menggemari pelajaran matematika selebehinya

menyukai mata pelajaran lain.

17 orang siswa berpendapat bahwa matematika merupakan

pelajaran yang sulit dan kurang menyenangkan dan 12 orang siswa

menyatakan biasa saja lebihnya lain – lain.

39 orang siswa menyatakan bahwa pembelajaran matematika

selama ini dilakukan dengan mencatat dan mengerjakan soal

36 orang siswa menyatakan menginginkan pelajaran matematika

dilakukan dengan berdiskusi dan 5 orang siswa ingin banyak

praktikum dan demonstrasi

15 orang siswa menyatakan bahwa nilai matematika mereka adalah

di bawah 6 dan 23 orang menyatakan 6-7, selebihnya diatas 7.

Seluruh siswa berharap bahwa nilai matematika mereka dapat lebih

baik di masa yang akan datang

Dengan melihat jawaban siswa melalui angket tersebut untuk itu

diperlukan alternatif untuk memilih suatu model pembelajaran yang mampu

melibatkan siswa secara aktif dalam proses belajar mengajar.

Pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran yang

mengembangkan diskusi dan kerja kelompok serta memberikan aktivitas lebih

(17)

7

kelompok pada umumnya karena kelompok kooperatif bersifat heterogen dalam

kemampuan dan adanya ketergantunga social. Muslimin (2000:16) mengatakan:

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan Slavin yang menunjukkan bahwa teknik-teknik pembelajaran kooperatif lebih unggul dalam meningkatkan hasil belajar dibandingkan dengan pengalaman-pengalaman individual atau kooperatif. Selain itu model pembelajarn kooperatif memiliki keunggulan yaitu unggul dalam membantu siswa dalam memahami konsep-konsep yang sulit.

Model pembelajaran kooperatif tidak hanya unggul dalam membantu

siswa memahami konsep-konsep IPA yang sulit terutama matematika, tetapi juga

sangat berguna menimbulkan kerja sama, berfikir kritis, kemampuan membantu

teman dan sebagainya. Pada prinsipnya model pembelajaran kooperatif bertujuan

mengembangkan tingkah laku, aktifitas sekaligus membantu siswa dalam

pelajaran akademiknya. Model pembelajaran kooperatif terdiri dari beberapa tipe

dan salah satunya adalah TAI (Teams Assissted Individualization). TAI

merupakan pembelajaran kooperatif yang memadukan pembelajaran individu dan

pembelajaran kelompok. TAI juga merupakan pembelajaran yang dikembangkan

untuk melibatkan lebih banyak siswa dalam menelaah materi dan dapat membantu

kesulitan belajar yang dialami tiap siswa sehingga kegiatan belajar mengajar akan

lebih menarik dan siswa terlibat di dalamnya. Oleh karena itu tidak hanya

melakukan pembelajaran secara individu tetapi juga secara berkelompok sehingga

diharapkan adanya peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa.

Slavin (2008 : 195) menuliskan beberapa materi pelajaran yang dapat

diajarkan dengan menggunakan model TAI. Beberapa diantaranya adalah :

geometri, penyelesaian masalah, aljabar, pengukuran, waktu dan ruang. Dalam

penelitian ini, peneliti akan mengambil materi aritmetika sosial yang tergolong

dalam jenis penyelesaian masalah. Dari hasil tes observasi diperoleh 65 % atau 22

siswa dari 34 siswa mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal-soal yang

diberikan. Adapun kesulitan-kesulitan yang dialami siswa pada materi aritmetika

sosial adalah :

(18)

8

• Siswa belum mampu meyelesaikan suatu permasalahan secara terstruktur.

• Siswa belum paham menuliskan nominal uang secara baik. • Siswa belum paham dengan penggunaan rumus

Berdasarkan uraian di atas penulis ingin melakukan penelitian dengan

alur PTK yang berjudul : “Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI (Teams Assissted Individualization) untuk Meningkatkan Hasil Belajar dan Aktivitas Siswa pada Pokok Bahasan Aritmetika Sosial di Kelas VII MTs Al-Washliyah Sei Mencirim.”

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang maka identifikasi masalah dalam penelitian

ini adalah :

a. Hasil belajar matematika siswa kelas VII MTs Alwashliyah Sei

Mencirim pada pokok bahasan aritmetika sosial masih rendah.

b. Penerapan pembelajaran yang kurang variatif dengan materi pelajaran

matematika di MTs Alwashliyah Sei Mencirim.

c. Kegiatan belajar mengajar yang diterapkan guru kurang melibatkan

siswa

d. Aktivitas belajar matematika siswa kelas VII MTs Alwashliyah Sei

Mencirim masih rendah.

e. Siswa mengalami kesulitan belajar padapokok bahasan aritmetika

sosial.

1.3 Batasan Masalah

Sehubungan dengan adanya beberapa masalah yang teridentifikasi, maka

penulis membatasi masalah dalam penelitian ini. Batasan masalah dalam

penelitian ini adalah :

a. Penerapan pembelajaran kooperatif tipe TAI untuk meningkatkan hasil

(19)

9

b. Penerapan pembelajaran kooperatif tipe TAI untk meningkatkan aktivitas

belajar matematika siswa pada pokok bahasan aritmetika sosial.

c. Penerapan pembelajaran kooperatif tipe TAI untuk mengatasi kesulitan

belajar matematika siswa pada pokok bahasan aritmetika sosial.

1.4. Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah yang telah diungkapkan diatas, maka

rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

a. Apakah dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Teams

Assisted Individualization (TAI) pada pokok bahasan aritmetika sosial

dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa di kelas VII MTs

Alwashliyah Sei Mencirim?

b. Apakah dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Teams

Assisted Individualization (TAI) pada pokok bahasan aritmetika sosial

dapat meningkatkan aktivitas belajar matematika siswa di kelas VII MTs

Alwashliyah Sei Mencirim?

c. Apakah dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Teams

Assisted Individualization (TAI) pada pokok bahasan aritmetika sosial

dapat mengatasi kesulitan belajar matematika siswa di kelas VII MTs

Alwashliyah Sei Mencirim?

1.5. Tujuan Penelitian

Berdasarkan dari rumusan masalah, maka tujuan yang ingin dicapai

dalam penelitian ini adalah :

a. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar matematika siswa kelas VII

MTs Alwashliyah Sei Mencirim dengan penerapan model pembelajaran

kooperatif tipe Teams Assisted Idividualization (TAI) pada pokok

bahasan aritmetika sosial.

b. Untuk mengetahui peningkatan aktivitas belajar matematika siswa kelas

(20)

10

pembelajaran kooperatif tipe Teams Assisted Idividualization (TAI) pada

pokok bahasan aritmetika sosial.

c. Untuk mengatasi kesulitan belajar matematika siswa kelas VII MTs

Alwashliyah Sei Mencirim dengan penerapan model pembelajaran

kooperatif tipe Teams Assisted Idividualization (TAI) pada poko bahasan

aritmetika sosial.

1.6. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah :

a. Sebagai bahan masukan bagi guru MTs Alwashliyah Sei Mencirim

dalam pembinaan dan peningkatan mutu pendidikan matematika.

b. Sebagai bahan masukan bagi peneliti sendiri sebagai calon guru

c. Sebagai bahan masukan kepada siswa agar berupaya meningkatkan

penguasaan pelajaran dan berusaha memperbaiki aktivitas dan hasil

(21)

87

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dari hasil penelitian dan analisis data dapat disimpulkan bahwa :

1. Kesulitan-kesulitan yang dialami siswa dalam menyelesaikan soal-soal

aritmetika sosial adalah siswa kurang mampu memahami permasahan dengan

baik dan siswa kurang teliti dalam melakukan operasi hitung serta

penggunaan rumus.

2. Upaya-upaya yang dilakukan oleh peneliti untuk meningkatkan hasil belajar

dan aktivitas belajar siswa adalah dengan menerapkan model pembelajaran

kooperatif tipe Team Assissted Individualization serta dengan aktif

merangsang siswa dengan pertanyaan dan pernyataan, memberikan motivasi,

memantau jalannya diskusi secara intensif, dan mengarahkan setiap siswa

untuk aktif dalam kelompoknya masing-masing.

3. Dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TAI diperoleh

adanya peningkatan hasil belajar matematika siswa pada pokok bahasan

aritmetika sosial yakni dari 18,18 % pada tes awal menjadi 61,36% pada

akhir siklus I dan semakin meningkat menjadi 88,63% pada akhir siklus II.

Setelah analisis data siklus II dilakukan, diperoleh data bahwa ketuntasan

klasikal siswa telah tercapai.

4. Setelah dilakukan observasi aktivitas siswa hasil analisis diperoleh bahwa

adanya peningkatan aspek-aspek aktivitas belajar yakni dari sikus I ke sikus

II aktivitas semakin meningkat dan menjadi ideal pada akhir sikus II.

5. Dari hasil evaluasi siklus I dan siklus II diperoleh bahwa jumlah siswa yang

mengalami kesulitan belajar matematika khususnya pada pokok bahasan

aritmetika sosial mengalami penurunan.

6. Dengan penerapan model pembelajaran koperatif tipe TAI pada pokok

bahasan aritmetika sosial di kelas VII MTs Alwashiyah Sei Mencirim dapat

meningkatkan hasi belajar dan aktivitas belajar matematika siswa serta dapat

(22)

88

5.2 Saran

1. Kepada guru matematika, mengajarkan materi aritmetika sosial atau topik

lain dapat menggunakan strategi pembelajaran Team Assissted

Individualization akan tetapi harus lebih memperhatikan jalannya proses

pembelajaran dan aktif merangsang siswa dan memotivasi agar siswa lebih

aktif dalam pembelajaran.

2. Kepada siswa agar lebih aktif selama pembelajaran dan mau bertanya kepada

temannya serta mau mengulang pelajaran yang telah dipelajari di rumah

3. Kepada peneliti yang berminat melakukan penelitian sejenis diharapkan

mampu mengelola kelas dengan baik dan mampu mengembangkan penelitian

(23)

89

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, M, (1999), Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, Rineka Cipta, Jakarta

Arikunto, S, (2006), Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis Edisi Revisi IV, Rineka Cipta, Jakarta

Arikunto, S, (2008), Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Rineka Cipta, Jakarta

Arikunto, dkk, (2009), Penelitian Tindakan Kelas, Bumi Aksara, Jakarta

Dimyati dan Moedjiono, (2006), Pengertian Hasil Belajar, http://pgri1amlapura.co.cc/pengertianhasilbelajar

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan, (2010), Buku Pedoman Penulisan Skripsi dan Proposal Penelitian Kependidikan, FMIPA Unimed

Hamalik, Oemar, (2008), Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem, Penerbit Bumi Aksara, Jakarta

Ihsan, Fuad, (2001), Dasar – Dasar Kependidikan, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta

Mulyati, dkk, (2006), Matematika untuk SMP Kelas VII, Penerbit Piranti Darma Kalokatama, Jakarta

Nurhadi, (2004), Pemahaman Individu, Penerbit Usaha Nasional, Surabaya

Noor, (2008), Prestasi Matematika Siswa Indonesia,

http://www.sampoernafoundation.org/content/view/2008/105/lang.id

Nuharini, Dewi, (2008), Matematika Konsep dan Aplikasinya Untuk Kelas SMP dan MTs,Penerbit Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta

Nuh, Muhammad, (2010), Hasil Ujian Nasional, http

://edukasi.kompas.com/read/2010/05/06/16552537/Foke.Prihatin..39.179.Si swa.SMP.Gagal.UN

(24)

90

Rahmaida, Eka, (2010), Penerapan Pembelajaran Realistik dalam Peningkatan Hasil Belajar dan Akivitas Matematika Siswa pada Pokok Bahasan Bilangan di Kelas V SDN 107444 Sukatani Serdang Bedagai, FMIPA UNIMED, Medan

Rochman, N, (2003), Evaluasi Pembelajaran, Penerbit Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta

Slameto, (2003), Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, Rineka Cipta, Jakarta

Sujatmiko dan Lili N, (2003), Kurikulum Berbasis Kompetensi dalam Menunjang Kecakapan Hidup Siswa, Penerbit Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta

Sanjaya, Wina, (2008), Strategi Pengajaran Pembelajaran, Penerbit Bumi Aksara, Jakarta

Sinaga, Bornok, (2008), Pengembangan Model Pembelajaran Matematika Berdasarkan Masalah Berbasis Budaya Batak (PBM- B3), Disertasi, Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), Bandung

Slavin, Robert E (2003), Cooperative Learning Theory, Riset dan Praktik, Nusa Media, Jakarta

Sukardi, (2008), Metodologi Penelitian Pendidikan, Penerbit Bumi aksara, Jakarta

Surya, Mohammad, (2008), Hakikat Belajar,

http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/hakikatbelajar

Soegiyanto, (2009), Pembelajaran Inovatif, Bumi Aksara, Jakarta

Soekisno, (2009), Aktivitas Belajar,

http://kimfmipa.unnes.ac.id/hom/61-membangun_keterampilan_komunikasi.html

Sukanto, Toety, Pengertian Belajar,

http://www.google.co.id=pengertian+belajar//whandi.net

Sahriulya, (2010), Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar Matematika Siswa Kelas X SMA N Tanjung Pura, FMIPA UNIMED, Medan

(25)

91

Wibawa, Basuki, (2003), Penelitian Tindakan Kelas, Penerbit Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta

Wahyudi, Heru, (2009), Pembeljaran Tipe TAI,

http://heru2009/modelpembelajaranTAI

Gambar

Gambar 2.1. Skema faktor yang menentukan aktivitas belajar siswa
Tabel 1.1. Nilai UN Pada Tahun Ajaran 2009-2010 di MTs Al-Washliyah Sei

Referensi

Dokumen terkait

上述是笔者的结论和建议 ,笔者希望对 Santo Aloysius、

Dalam bab ini akan dijelaskan mengenai gambaran umum perusahaan dan uraian mengenai Pemisahan biaya menurut fungsinya, Pemisahan biaya menjadi biaya tetap, biaya

Selanjutnya penelitian yang juga berperan terhadap efektivitas penaganan gangguan stress yaitu peranan dukungan sosial terhadap tingkat stres siswa kelas unggulan

(disesuaikan dengan judul dan masalah yang dihadapi perusahaan/lembaga, serta alternatif yang diusulkan serta bagaimana seharusnya yang ideal berdasarkan kajian teori dan

Yang bertanda tangan dibawah ini Kelompok Kerja Barang Unit Layanan Pengadaan Kabupaten Kepulauan Aru, berdasarkan :. Berita Acara Pemberian Penjelasan (BAPP) Nomor

[r]

Dalam bab ini akan dikemukakan hal-hal yang berkaitan dengan metode penelitian yaitu tipe penelitian, partisipan penelitian/sumber data, teknik pengumpulan

A client may provide a list of languages in preferred order and the service creates a response using the supported language that has highest client preference - if none of the