• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Kebijakan Sunset Policy terhadap Peningkatan Penerimaan Pajak (Studi Kasus pada KPP Pratama Bandung "X").

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Kebijakan Sunset Policy terhadap Peningkatan Penerimaan Pajak (Studi Kasus pada KPP Pratama Bandung "X")."

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

i ABSTRAK

Pajak merupakan suatu bentuk usaha pemerintah dalam upaya menghimpun dana dalam membiayai pembangunan negara, dan merupakan sarana bagi perusahaan untuk ikut berpartisipasi dalam pembangunan. Walaupun demikian tidak semua wajib pajak mau dengan sukarela membayar pajaknya karena menganggap bahwa pajak sebagai suatu beban yang sama dengan biaya lainnya yang terjadi pada perusahaan yang perlu diperlakukan secara efisien. Pemerintah dalam rangka menanggulangi keresahan wajib pajak membuat suatu kebijakan baru disebut sebagai kebijakan Sunset Policy yang hanya berlaku untuk tahun 2008 dan dibantu oleh Direktorat Jenderal Pajak untuk mensosialisasikan kebijakan ini dan memberikan arahan bagi wajib pajak yang memanfaatkan kebijakan ini untuk membayar pajak.

Penelitian ini dilakukan dengan judul “Pengaruh Kebijakan Sunset Policy terhadap Peningkatan Penerimaan Pajak” pada KPP Pratama “X”. Agar penerimaan pajak meningkat diperlukan kesadaran dari wajib pajak dan masyarakat untuk membayar pajak serta kemampuan wajib pajak maupun masyarakat untuk memahami Ketentuan Peraturan Perundang-undangan Perpajakan. Wajib pajak dan masyarakat telah dianggap dapat menghitung, menyetor, dan melaporkan jumlah pajak terutangnya sendiri karena Indonesia juga menggunakan Self-assessment system.

Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif analisis. Dari hasil penelitian yang dilakukan, dapat dilihat bahwa adanya kebijakan Sunset Policy cukup berpengaruh terhadap penerimaan pajak. Hal ini disimpulkan dari hasil perhitungan statistik dengan menggunakan metode regresi yaitu pengaruh sebesar 77,41% yang mengindikasikan hipotesis dapat diterima.

(2)

ii

Hal.

ABSTRAK………...i

KATA PENGANTAR………ii

DAFTAR ISI...v

DAFTAR LAMPIRAN………..x

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah……….. 1

1.2 Identifikasi Masalah……….4

1.3 Tujuan Penelitian……….4

1.4 Kegunaan Penelitian……….5

1.5 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis………..6

1.6 Metode Penelitian………...10

1.7 Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian………11

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pajak……….12

2.1.1 Definisi Pajak……….12

2.1.2 Penggolongan Pajak………...14

2.1.3 Sistem Pemungutan Pajak………..20

(3)

iii

2.1.5 Pengertian serta Fungsi dari NPWP dan NPPKP...23

2.2 Pembayaran, Pemotongan/Pemungutan, dan Pelaporan...24

2.2.1 Pembayaran Pajak dan Surat Setoran Pajak (SSP)………24

2.2.2 Pemotongan/Pemungutan………...26

2.2.3 Pelaporan………28

2.2.4 Batas Waktu Pembayaran dan Pelaporan………...30

2.3 Pembetulan SPT……….32

2.3.1 Wajib Pajak yang Dikecualikan Dari Kewajiban SPT…...34

2.4 Pemeriksaan dan Penyidikan...34

2.4.1 Pemeriksaan...35

2.4.2 Penyidikan...35

2.5 Jenis-Jenis Pajak...37

2.5.1 Pajak Penghasilan Pasal 21...43

2.5.2 Pajak Penghasilan Pasal 22...46

2.5.3 Pajak Penghasilan Pasal 23...48

2.5.4 Pajak Penghasilan Pasal 24...50

2.5.5 Pajak Penghasilan Pasal 25...51

2.5.6 Pajak Penghasilan Pasal 26...52

2.5.7 PPN...53

2.5.8 PPnBM...54

2.6 Sanksi dalam Perpajakan...55

2.7 Kebijakan Sunset Policy...56

(4)

iv

2.7.3 Saat Kebijakan Sunset Policy Berakhir...59

BAB III OBJEK DAN METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian...60

3.1.1 Sejarah Singkat KPP Pratama...60

3.1.2 Struktur Organisasi KPP Pratama...62

3.1.3 Sistem Informasi pada KPP Pratama...65

3.1.4 Sumber Daya Manusia yang Kompeten...66

3.1.5 Pola Pengelolaan KPP Pratama……….67

3.2 Metode Penelitian………..67

3.2.1 Langkah Penelitian……….68

3.2.2 Identifikasi Variabel………...69

3.2.3 Teknik Pengumpulan Data……….69

3.2.4 Operasional Variabel………..70

3.2.5 Analisis Pengujian Hipotesis………..71

3.3 Penarikan Simpulan………...71

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Ruang Lingkup Pembahasan………..72

(5)

v

yang Telah Memiliki NPWP………..75 4.3 Keuntungan Wajib Pajak yang Memanfaatkan Sunset Policy…...79 4.4 Wajib Pajak yang Tidak Memanfaatkan Sunset Policy………….80 4.5 Cara Direktorat Jenderal Pajak Mengetahui Data Wajib Pajak….80 4.6 Pengaruh Kebijakan Sunset Policy Terhadap Penerimaan Pajak...81

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan………88

5.2 Saran………..89

(6)

1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pajak dilihat dari sudut pandang pemerintah merupakan salah satu sumber penerimaan untuk membiayai pengeluaran baik rutin maupun pembangunan. Sebagai sumber keuangan negara terbesar, pemerintah berupaya memasukkan uang sebanyak-banyaknya untuk kas negara. Semakin tinggi pemasukan pajak maka akan terjadi peningkatan penerimaan pajak. Peningkatan penerimaan pajak berpengaruh terhadap pendanaan pembangunan negara. Kesadaran membayar pajak merupakan landasan bagi kemakmuran rakyat. Fasilitas-fasilitas, sarana, dan prasarana yang diberikan oleh pemerintah sebagian besar berasal dari pembayaran pajak.

(7)

2

perundang-undangan perpajakan sekarang ini telah dianggap sebagai peraturan yang dibuat oleh rakyat melalui Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).

Indonesia menerapkan Self-Assessment System dalam pemungutan pajaknya. Dalam sistem tersebut masyarakat Wajib Pajak diberi kepercayaan dan tanggung jawab untuk menghitung, membayar, dan melaporkan sendiri besarnya pajak yang harus dibayar, dengan mempergunakan sarana yang telah ditentukan untuk keperluan tersebut. Wajib Pajak dianggap mampu menghitung pajak, mampu memahami undang-undang perpajakan yang sedang berlaku, dan mempunyai kejujuran yang tinggi, serta menyadari arti pentingnya membayar pajak. Sistem Self-Assessment ini secara penuh berlaku di Indonesia sejak tahun 1984 sampai sekarang khususnya terhadap pemungutan Pajak Penghasilan. Dengan demikian, berhasil atau tidaknya pemungutan pajak tergantung pada Wajib Pajak sendiri.

(8)

Sunset Policy adalah fasilitas penghapusan sanksi administrasi berupa

bunga 2% per bulan bagi Wajib Pajak yang melaporkan jumlah tanggungan pajak dengan benar. Sunset Policy ini juga merupakan sarana bagi masyarakat untuk mendaftarkan diri sebagai Wajib Pajak dan memperoleh Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP). Kebijakan Sunset Policy ini diharapkan dapat meningkatkan partisipasi dan kesadaran masyarakat dalam membayar pajak sehingga dana pajak dapat dirasakan lebih luas bagi kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat.

Kebijakan Sunset Policy hanya digunakan untuk melaporkan pajak penghasilan Wajib Pajak Orang Pribadi dan/atau Badan. Wajib Pajak Orang Pribadi dan atau Badan dapat melaporkan pajak penghasilannya menggunakan Surat Pemberitahuan Tahunan. Wajib Pajak Orang Pribadi dan atau Badan menghitung, membayar, dan melaporkan jumlah pajak terutang yang tidak atau kurang dibayar pada suatu tahun pajak tertentu.

Menurut Siti Resmi (2007,60), definisi Pajak Penghasilan (PPh) adalah sebagai berikut:

“Pajak Penghasilan (PPh) adalah pajak yang dikenakan terhadap subjek pajak atau penghasilan yang diterima atau diperolehnya dalam suatu tahun pajak.”

Pasal 2 ayat (1) UU No. 17 Tahun 2000 mengelompokkan Subjek Pajak sebagai berikut: Subjek Pajak Orang Pribadi, Subjek Pajak warisan yang belum terbagi sebagai suatu kesatuan menggantikan yang berhak, Subjek Pajak Badan, dan Subjek Pajak Bentuk Usaha Tetap (BUT).

Sunset policy diatur dalam Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007 Pasal

(9)

4

“Wajib pajak yang menyampaikan pembetulan Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan sebelum Tahun Pajak 2007, yang mengakibatkan pajak yang masih harus dibayar menjadi lebih besar dan dilakukan paling lama dalam jangka waktu 1 (satu) tahun setelah berlakunya Undang-Undang ini, dapat diberikan pengurangan atau penghapusan sanksi administrasi berupa bunga atas keterlambatan pelunasan kekurangan pembayaran pajak yang ketentuannya diatur dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan.”

Berdasarkan uraian diatas, peneliti menyadari pentingnya kebijakan Sunset Policy untuk diketahui semua pihak. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk

melakukan penelitian mengenai “Pengaruh Kebijakan Sunset Policy terhadap Peningkatan Penerimaan Pajak.”

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian diatas, maka diidentifikasikan masalah-masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana pelaksanaan Sunset Policy terhadap penerimaan pajak pada Kantor Pelayanan Pajak (KPP) “X” Bandung?

2. Seberapa besar pengaruh kebijakan Sunset Policy terhadap peningkatan penerimaan pajak?

1.3 Tujuan Penelitian

(10)

Adapun tujuan penyusunan skripsi adalah:

1. Untuk mengetahui pengaruh pelaksanaan kebijakan Sunset Policy terhadap penerimaan pajak pada Kantor Pelayanan Pajak (KPP) “X” Bandung.

2. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh kebijakan Sunset Policy terhadap peningkatan penerimaan pajak.

1.4 Kegunaan Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat-manfaat sebagai berikut:

1. Bagi Peneliti

Penelitian ini bermanfaat untuk menerapkan pengetahuan teoritis dan praktis yang telah didapatkan peneliti selama mengambil program S1 Ekonomi Jurusan Akuntansi di Universitas Kristen Maranatha. Penelitian ini juga diharapkan dapat membuat peneliti peduli terhadap suatu masalah dengan cara lebih memahami masalah tidak hanya memahami secara teori tetapi juga dalam praktik di lapangan, memecahkan masalah dengan cara memberikan solusi yang dapat diterapkan juga oleh Kantor Pelayanan Pajak, dan mengantisipasi masalah dengan cara-cara yang bisa diterapkan dalam praktiknya.

2. Bagi Kantor Pajak

(11)

6

3. Bagi Pembaca

Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan pembaca serta menjadi bahan referensi untuk penelitian-penelitian selanjutnya.

1.5 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis

Masyarakat pada dasarnya tidak taat pajak. Seseorang menjadi wajib pajak dikarenakan beberapa hal, seperti: berhubungan langsung dengan pekerjaan (pemungut pajak, pegawai negeri sipil, dll), memiliki kesadaran untuk membayar pajak, memiliki keinginan agar usahanya dilindungi negara, menghindari di kemudian hari dilakukan pemeriksaan pajak, dll.

Pemerintah berupaya agar masyarakat menjadi warga negara yang taat pajak. Pemerintah selalu memperbaharui Undang-Undang Perpajakan agar peraturan-peraturannya mudah dimengerti, mensosialisasikan kepada masyarakat mengenai pentingnya membayar pajak, dan mencari pemecahan masalah agar beban pajak yang dibayar masyarakat menjadi seminimal mungkin (penentuan tarif, penentuan PTKP, dll).

(12)

juga akan dikenai pajak baik dipotong oleh pemberi kerja maupun mendaftarkan diri ke KPP untuk memperoleh NPWP sehingga dapat membayar pajak yang terutangnya.

Pada tahun 2008 ini, Pemerintah memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada masyarakat dan wajib pajak untuk menjadi warga negara yang taat pajak. Kesempatan tersebut adalah dalam hal menyetorkan jumlah pajak yang tidak atau kurang dibayar dengan benar maupun mendaftarkan diri untuk memperoleh NPWP. Kebijakan yang membuka kesempatan seperti itu di tahun 2008 disebut sebagai kebijakan Sunset Policy.

Tujuan dari adanya kebijakan Sunset Policy ini adalah untuk menghindarkan masyarakat dari pengenaan sanksi perpajakan yang timbul apabila masyarakat tidak melaksanakan kewajiban perpajakannya dengan benar. Wajib pajak yang melaporkan jumlah pajak kurang bayarnya pada saat ini hanya perlu membayar pokok pajaknya tetapi sanksi administrasi berupa bunga sebesar 2% per bulan yang seharusnya dibayarkan juga oleh wajib pajak dihapuskan.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2007 tentang Perubahan Ketiga atas Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan [Lembaran Negara RI Tahun 2007 Nomor 85 dan Tambahan Lembaran Negara Nomor 4740] menyatakan bahwa:

(13)

8

Pajak sebagai sumber penerimaan pemerintah terbesar digunakan sebaik-baiknya untuk kemakmuran rakyat. Jumlah pajak yang besar akan menyebabkan peningkatan penerimaan pajak. Peningkatan penerimaan pajak akan terjadi bila masyarakat bekerja sama dengan cara melaporkan pajak dengan benar dan membayar pajak dengan benar. Wajib pajak yang melaporkan pajak dengan benar dalam suatu tahun pajak akan terbebas dari sanksi-sanksi yang dibuat dalam Undang-Undang untuk mencegah terjadinya penyimpangan dalam pembayaran pajak. Wajib pajak akan merasa tenang dalam menjalankan usahanya karena telah membayar pajak dengan benar dan tepat waktu. Pemerintah telah menggunakan berbagai cara agar wajib pajak tidak merasa takut untuk melaporkan pajak dengan benar dan salah satu cara yang sekarang sedang dilaksanakan adalah dengan mengeluarkan kebijakan Sunset Policy.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2007 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan dalam Pasal 37A ayat (1) menyatakan bahwa:

“Wajib pajak yang ingin menyampaikan pembetulan Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan sebelum Tahun Pajak 2007, yang mengakibatkan pajak yang masih harus dibayar menjadi lebih besar dan dilakukan paling lama dalam jangka waktu 1 (satu) tahun setelah berlakunya Undang-Undang ini, dapat diberikan pengurangan atau penghapusan sanksi administrasi berupa bunga atas keterlambatan pelunasan kekurangan pembayaran pajak yang ketentuannya diatur dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan.”

Sunset Policy adalah pengampunan bagi wajib pajak yang melaporkan

jumlah tanggungan pajak dengan benar. Ada 2 jenis pengampunan pajak yaitu: 1. Pengurangan atau penghapusan sanksi administrasi berupa bunga atas

(14)

2. Penghapusan sanksi administrasi atas pajak yang tidak atau kurang dibayar untuk tahun pajak sebelum diperoleh NPWP bagi wajib pajak orang pribadi.

Ada 2 jenis Sunset Policy berdasarkan ketentuan yaitu: 1. Sunset Policy untuk Wajib Pajak Baru

2. Sunset Policy untuk Wajib Pajak Lama

Pelaksanaan Sunset Policy cukup signifikan bagi APBN. Meski dampaknya bersifat tidak langsung, karena melalui usaha ini, penerimaan pajak tahun 2008 diharapkan akan lebih tinggi dibandingkan tahun lalu.

Ada beberapa keuntungan bila memanfaatkan kebijakan Sunset Policy, diantaranya tidak ada sanksi administrasi berupa sanksi bunga bagi wajib pajak. Selain itu, tidak dilakukan pemeriksaan terhadap wajib pajak dan data atau informasi yang tercantum dalam Surat Pemberitahuan Tahunan (SPT) atas Pajak Penghasilan (PPh) tidak dapat digunakan sebagai dasar menerbitkan surat ketetapan pajak atas pajak lainnya.

Namun sanksi membayar bunga dua persen (2%) akan tetap diterapkan bila terdapat selisih pembayaran pada wajib pajak yang menyampaikan pembetulan SPT atas PPh-nya. Dengan adanya ketentuan baru ini sanksi administrasi bisa batal jika wajib pajak menyampaikan pembetulan SPT-nya sesuai waktu yang ditetapkan.

(15)

10

1.6 Metode Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah penelitian deskriptif analisis. Menurut Prof. Dr. Sugiyono (1999,11) menyatakan bahwa:

“Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih (independen) tanpa membuat perbandingan, atau menghubungkan dengan variabel yang lain.”

Metode penelitian yang digunakan untuk mendapatkan data yang diperlukan adalah metode kualitatif dan teknik pengumpulan data yang digunakan adalah:

1. Studi Lapangan (Field Research) - Metode Survey

Menurut Indriantoro (1999,152) yang dimaksud metode survey adalah metode pengumpulan data primer yang menggunakan pertanyaan lisan dan tertulis. Metode survey yang dilakukan penulis dalam penelitian lapangan adalah wawancara.

Peneliti melakukan wawancara dengan pihak berwenang untuk mengetahui gambaran secara umum tentang Kantor Pajak dan memperoleh data yang mendukung penelitian sehingga dapat dianalisis dan hasilnya dapat digunakan sebagai bahan untuk menarik kesimpulan.

(16)

Menurut Indriantoro (1999,157) yang dimaksud dengan metode observasi adalah merupakan proses pencatatan pola perilaku subjek (orang), objek (benda), atau kejadian yang sistematik tanpa adanya pertanyaan atau komunikasi dengan individu-individu yang diteliti.

Metode observasi yang digunakan oleh peneliti adalah observasi langsung (direct observation), dimana peneliti melakukan observasi dengan melakukan pengamatan berkenaan dengan perilaku manusia, proses kerja dan peninjauan secara langsung ke Kantor Pajak yang diteliti.

2. Studi Kepustakaan (Library Research)

Peneliti melakukan pengumpulan data dengan cara mempelajari, meneliti, mengkaji dan menelaah berbagai sumber bacaan berupa buku-buku, literatur yang berhubungan dengan objek penelitian dan masalah yang dibahas.

Data yang diperoleh peneliti adalah data yang bersifat kualitatif. Menurut Prof. Dr. Sugiyono (1999,13) yang dimaksud dengan data kualitatif adalah data yang berbentuk kata, kalimat, skema dan gambar.

1.7 Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian

(17)

88 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Kebijakan Sunset Policy pada umumnya merupakan kebijakan pemberian fasilitas perpajakan dalam bentuk penghapusan sanksi administrasi perpajakan berupa bunga yang diatur dalam Pasal 37A Undang-Undang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan (Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007), dan pada awal pembuatannya berlaku hanya di tahun 2008.

Seiring dengan berjalannya kebijakan Sunset Policy ini dan beberapa pendapat dari para kalangan masyarakat, Pemerintah memutuskan untuk memperpajang jangka waktu pelaporan pajak hingga akhir bulan Februari 2009 untuk wajib pajak lama dan untuk wajib pajak baru hingga akhir Maret 2009.

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan atas pelaksanaan kebijakan Sunset Policy pada KPP Pratama Bandung “X” dengan didukung oleh data yang

diperoleh, maka peneliti menarik kesimpulan sebagai berikut:

(18)

2. Jumlah kurang bayar (nilai Sunset Policy) berpengaruh positif (korelasi positif) terhadap penerimaan pajak. Batas-batas nilai koefisien korelasi adalah -1 ≤ r ≤ +1 maka dengan nilai koefisien korelasi yang didapatkan dari perhitungan yaitu r = 0,8798 pengujian ini memiliki koefisien korelasi positif yang tinggi. Dengan kata lain, apabila jumlah kurang bayar (variabel X) meningkat maka penerimaan pajak (variabel Y) cenderung meningkat atau sebaliknya. Hasil perhitungan dengan metode regresi menunjukkan besarnya pengaruh jumlah kurang bayar (X) terhadap penerimaan pajak (Y) yaitu sebesar 77,41% dan sisanya 22,59% adalah pengaruh faktor lain terhadap penerimaan pajak.

5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan yang diuraikan di atas, penulis memberikan beberapa saran yang dianggap dapat membantu berbagai pihak yang berkepentingan dalam pelaksanaan kebijakan Sunset Policy:

(19)

90

mendaftarkan diri untuk memperoleh NPWP dan melaporkan jumlah pajak terutangnya.

(20)

Hasan, Iqbal. 1999. edisi 2. Pokok-Pokok Materi Statistik 1 (Statistik Deskriptif). Jakarta: Bumi Aksara.

http://www.infopajak.com. diakses terakhir pada tanggal 27 November 2008. http://www. pajak.go.id. diakses terakhir pada tanggal 27 November 2008. Jogiyanto. 2004. Metodologi Penelitian Bisnis. Yogyakarta: Salemba Empat. Mardiasmo. 2003. edisi Kesebelas (Revisi). Perpajakan. Yogyakarta: Andi. Muljono, Djoko. 2006. edisi 2. Akuntansi Pajak. Yogyakarta: Andi.

Peraturan Menteri Keuangan Nomor 66/PMK.03/2008 Tentang Tata Cara Penyampaian atau Pembetulan Surat Pemberitahuan dan Persyaratan Wajib Pajak yang Dapat Diberikan Penghapusan Sanksi Administrasi dalam Rangka Penerapan Pasal 37A Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 Tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan Sebagaimana Telah Beberapa kali Diubah Terakhir Dengan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007

Resmi, Siti. 2007. edisi 3. Perpajakan Teori & Kasus. Yogyakarta: Salemba Empat.

Suandy, Erly. 2006. edisi 2. Perpajakan. Jakarta: Salemba Empat.

Surat Edaran Nomor SE-33/PJ/2008 Tentang Tata Cara Pemberian NPWP, Penerimaan dan Pengolahan SPT Tahunan PPh, Penghapusan Sanksi Administrasi, Penghentian Pemeriksaan, dan Pengadministrasian Laporan Terkait dengan Pelaksanaan Pasal 37A Undang-Undang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Surat Ketetapan Pajak Daerah Lebih Bayar, yang dapat disingkat SKPDLB, adalah surat ketetapan pajak yang menentukan jumlah kelebihan pembayaran pajak karena

Adapun pada penelitian ini, analisis materi senyawa turunan alkana dalam buku teks pelajaran Kimia untuk SMA/MA kelas XII oleh penulis A, penerbit B dianalisis

[r]

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan etika liberasi, nilai karakter pada kumpulan puisi Negeri Daging karya A. Mustofa Bisri, , dan penerapannya

Peraturan Menteri (Permen) ESDM Nomor 12 Tahun 2017 tentang Pemanfaatan Sumber Energi Terbarukan untuk Penyediaan Tenaga Listrik. Peraturan Menteri (Permen) ESDM Nomor 13 Tahun

Penulis menggunakan metode studi pustaka untuk membuat aplikasi pengelolaan nilai akhir semester di SMU 28 oktober 1928 jakarta yang terdiri dari 4 buah form yaitu form Menu Utama,

PENGARUH BUDIDAYA TANAMAN MENDONG (Fimbristylis globulosa) TERHADAP TINGKAT.. KESEJAHTERAAN PETANI MENDONG DI KECAMATAN MANONJAYA