• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pembelajaran dengan metode Inkuiri untuk menarik minat dan meningkatkan prestasi belajar siswa pada materi gaya di SMP Pangudi Luhur 1 Kalibawang.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pembelajaran dengan metode Inkuiri untuk menarik minat dan meningkatkan prestasi belajar siswa pada materi gaya di SMP Pangudi Luhur 1 Kalibawang."

Copied!
139
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

Benedekta Rena Yuleasane, 2015. Pembelajaran dengan Metode Inkuiri untuk Menarik Minat dan Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Pada Materi Gaya di SMP Pangudi Luhur 1 Kalibawang. Skrepse, Program Stude Pendedekan Feseka, Jurusan Pendedekan Matemateka dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendedekan, Uneversetas Sanata Dharma Yogyakarta. Pembembeng: Prof. Dr. Paul Suparno, S.J., M.S.T. Tujuan dare peneletean ene adalah untuk mengetahue: penengkatan menat dan prestase belajar seswa SMP Pangude Luhur 1 Kalebawang dalam mempelajare matere gaya.

Peneletean ene delaksanakan pada tanggal 26 September 2014 sampae dengan 16 Oktober 2014. Subyek Peneletean adalah seswa kelas VIII de SMP Pangude Luhur 1 Kalebawang. Sampel berjumlah 53 seswa yang terbage menjade 25 seswa kelas VIII A sebagae kelas kontrol dan 28 seswa kelas VIII B sebagae kelas eksperemen. Treatmen yang delakukan dengan melaksanakan metode enkuere pada kelas eksperemen dan menggunakan metode ceramah pada kelas kontrol. Untuk mengetahue prestase belajar seswa, penelete menggunakan soal pretest dan posttest, sedangkan untuk mengetahue menat belajar seswa penelete menggunakan kueseoner. Analesa yang degunakan menggunakan uje statestek dengan bantuan SPSS.

Hasel peneletean menunjukan bahwa: (1) Metode enkuere membuat seswa bermenat terhadap pembelajaran IPA pada matere Gaya de SMP Pangude Luhur 1 Kalebawang; (2) Metode Inkuere menengkatkan prestase belajar seswa kelas VIII pada matere gaya de SMP Pangude Luhur 1 Kalebawang.

(2)

ABSTRACT

Benedekta Rena Yuleasane, 2015.Using Inquiry Method Learning to Draw Out the Students’ Interest and Increase the Students’ Learning Achievement Towards the Force Topic in SMP Pangudi Luhur 1 Kalibawang. Physecs Educateon Study Program. Department of Mathematecs and Natural Sceences. Faculty of Theacher Traeneng and Educateon. Sanata Dharma Uneversety en Yogyakarta. Supervesor: Prof. Dr. Paul Suparno, S.J., M.S.T.

The objecteve of thes research es to fend out the students emprovement of enterest and learneng acheevement on the force topec en SMP PL 1 Kalebawang.

Thes research was conducted on September, 26 2014 up to October, 16 2014. The subject of thes research was the VIII graders’ students of SMP Pangude Luhur 1 Kalebawang. The number of the sample was 53 students, whech consested of 25 students from VIII A class as control class and 28 students from VIII B as experement class. Treatment was done by carryeng out the method of enquery en the experemental class and uses the lecture method en the control class. The researcher used pre-test and post-test questeon to fend out the learneng acheevement of the students, whereas the questeonnaere was employed to fend out the students’ enterest. Research analyses used statestecal test weth SPSS.

The results of the study show that: 1) Inquery method made the students of SMP PL 1 Kalebawang felt enterested en the sceence learneng on force topec 2) Inquery method encreased the VIII graders students’ learneng acheevement on the force topec en SMP PL 1 Kalebawang.

(3)

i

PEMBELAJARAN DENGAN METODE INKUIRI UNTUK MENARIK MINAT DAN MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA

MATERI GAYA DI SMP PANGUDI LUHUR 1 KALIBAWANG

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Fisika

Disusun Oleh : Benedikta Rina Yuliasani

NIM : 101424012

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

(4)
(5)
(6)

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

Sebab Allah memberikan kepada kita bukan Roh ketakutan tetapi Roh yang membangkitkan kekuatan, kasih dan ketertiban (2 Timotius 1: 7)

Sebab Janganlah kamu kuatir akan hari esok karena hari besok, karena hari besok mempunyai kesusahan sendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk

sehari ( Matius 6: 34)

Skripsi ini saya persembahkan untuk : Yesus Kristus juru Selamatku Bunda Maria

Almarhum Bapak ku tercinta Yohanes Sutarto yang telah meninggal sewaktu aku masih usia 11 bulan

Almarhum Bapak Bartolomeus Sudarno yang selalu membimbingku dengan doa dan materi

(7)

v

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak

memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam

kutipan dan dalam daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah

Yogyakarta, 30 April 2015

Penulis

(8)

vi

HALAMAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata

Dharma :

Nama : Benedikta Rina Yuliasani

NIM : 101424012

Demi pengembangan Ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya Ilmiah saya yang berjudul :

PEMBELAJARAN DENGAN METODE INKUIRI UNTUK MENARIK MINAT DAN MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATERI GAYA DI SMP PANGUDI LUHUR 1 KALIBAWANG

beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan pada perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas dan mempublikasikannya di Internet dan media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun tanpa memberi royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal : 30 April 2014 Yang menyatakan

(9)

vii ABSTRAK

Benedikta Rina Yuliasani, 2015. Pembelajaran dengan Metode Inkuiri untuk Menarik Minat dan Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Pada Materi

Gaya di SMP Pangudi Luhur 1 Kalibawang. Skripsi, Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Pembimbing: Prof. Dr. Paul Suparno, S.J., M.S.T. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui: peningkatan minat dan prestasi belajar siswa SMP Pangudi Luhur 1 Kalibawang dalam mempelajari materi gaya.

Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 26 September 2014 sampai dengan 16 Oktober 2014. Subyek Penelitian adalah siswa kelas VIII di SMP Pangudi Luhur 1 Kalibawang. Sampel berjumlah 53 siswa yang terbagi menjadi 25 siswa kelas VIII A sebagai kelas kontrol dan 28 siswa kelas VIII B sebagai kelas eksperimen. Treatmen yang dilakukan dengan melaksanakan metode inkuiri pada kelas eksperimen dan menggunakan metode ceramah pada kelas kontrol. Untuk mengetahui prestasi belajar siswa, peneliti menggunakan soal pretest dan posttest, sedangkan untuk mengetahui minat belajar siswa peneliti menggunakan kuisioner. Analisa yang digunakan menggunakan uji statistik dengan bantuan SPSS.

Hasil penelitian menunjukan bahwa: (1) Metode inkuiri membuat siswa berminat terhadap pembelajaran IPA pada materi Gaya di SMP Pangudi Luhur 1 Kalibawang; (2) Metode Inkuiri meningkatkan prestasi belajar siswa kelas VIII pada materi gaya di SMP Pangudi Luhur 1 Kalibawang.

(10)

viii ABSTRACT

Benedikta Rina Yuliasani, 2015. Using Inquiry Method Learning to Draw Out the Students’ Interest and Increase the Students’ Learning Achievement Towards the Force Topic in SMP Pangudi Luhur 1 Kalibawang. Physics Education Study Program. Department of Mathematics and Natural Sciences. Faculty of Theacher Training and Education. Sanata Dharma University in Yogyakarta. Supervisor: Prof. Dr. Paul Suparno, S.J., M.S.T.

The objective of this research is to find out the students improvement of interest and learning achievement on the force topic in SMP PL 1 Kalibawang.

This research was conducted on September, 26 2014 up to October, 16 2014. The subject of this research was the VIII graders’ students of SMP Pangudi Luhur 1 Kalibawang. The number of the sample was 53 students, which consisted of 25 students from VIII A class as control class and 28 students from VIII B as experiment class. Treatment was done by carrying out the method of inquiry in the experimental class and uses the lecture method in the control class. The researcher used pre-test and post-test question to find out the learning achievement of the students, whereas the questionnaire was employed to find out the students’ interest. Research analysis used statistical test with SPSS.

The results of the study show that: 1) Inquiry method made the students of SMP PL 1 Kalibawang felt interested in the science learning on force topic 2) Inquiry method increased the VIII graders students’ learning achievement on the force topic in SMP PL 1 Kalibawang.

(11)

ix

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena peneliti telah mampu

menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul “Pembelajaran dengan Metode

Inkuiri untuk Menarik Minat dan Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Pada

Materi Gaya di SMP Pangudi Luhur 1 Kalibawang”. Penulisan skripsi ini

merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan di

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Penelitian ini selesai berkat bantuan

dukungan dan saran dari berbagai pihak. Oleh karena itu peneliti mengucapkan

terimakasih kepada :

1. Prof. Dr. Paul Suparno, S.J., M.S.T., selaku dosen pembimbing yang telah

sabar dan telah memberikan banyak waktu untuk membimbing.

Terimakasih atas kritik dan saran yang telah diberikan selama penyusunan

skripsi.

2. Bapak Dr. Ignatius Edi Santosa selaku Ketua Program Studi Pendidikan

Fisika yang selalu memberikan bantuan baik itu bantuan langsung maupun

tidak langsung.

3. Ibu Dwi Nugraheni Rositawati. M.Si selaku Wakaprodi yang selalu

memberikan semangat, dan selalu memberikan jawaban ketika kami

menanyakan apapun.

4. Segenap dosen dan Karyawan Program Studi Pendidikan Fisika

Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan pengetahuan dan

(12)

x

menempuh studi di Program Studi Pendidikan Fisika Universitas Sanata

Dharma.

5. Maria Elisabeth EK. S.Si yang memperbolehkan saya penelitian,

meluangkan waktu untuk saya dan membantu saya dalam penelitian.

6. Murid-Murid SMP PL 1 Kalibawang kelas VIII A dan VIII B yang

membantu dalam penelitian ini

7. Bapak Bartolomeus Sudarno yang telah memberikan dukungan materi dan

semangat serta Ibu, dan Adeku Erna yang selalu memberikan doa.

8. Anak-anak Mondol Gita, Hesti, Rita, Ruth, Cristin, dan Dian yang selalu

memberikan dukungan dan semangat untuk berjuang bersama.

9. Keluarga Pendidikan Fisika angkatan 2010 yang selalu memberikan

pengalaman dan belajar bersama.

10.Mas Agustinus Ari Setiawan yang selalu memberikan semangat dan

membantu segala hal selama kuliah di Sanata Dharma.

11.Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah

membantu dalam menyelesaikan skripsi ini.

Peneliti menyadari penulisan skripsi ini jauh dari sempurna. Untuk itu

peneliti sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun

(13)

xi DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... v

HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vi

ABSTRAK ... vii

ABSTRACT ... viii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 4

D. Manfaat Penelitian ... 5

(14)

xii

B. Filsafat Kontruktivisme ... 8

C. Metode Inkuiri 1. Pengertian Metode Inkuiri... 9

2. Langkah Metode Inkuiri ... 10

3. Jenis Inkuiri ... 11

4. Prinsip Metode Inkuiri ... 12

5. Unsur yang Ada dalam Metode Inkuiri ... 15

6. Keunggulan Metode inkuiri ... 16

D. Minat 1. Pengertian Minat ... 16

2. Indikator Minat... 18

E. Prestasi 1. Pengetian Prestasi Belajar ... 21

2. Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar ... 22

3. Cara Mengukur Prestasi Belajar ... 23

F. Gaya 1. Pengertian Gaya ... 25

2. Resultan Gaya Segaris Kerja ... 26

3. Macam-macam gaya ... 28

4. Gaya Gesek ... 29

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 32

(15)

xiii

C. Waktu dan Tempat Penelitian ... 33

D. Treatmen ... 33

E. Instrumen Penelitian 1. Instrumen Pembelajaran ... 36

2. Instrumen Pencarian Data ... 38

F. Validitas Tes... 42

G. Analisis Data 1. Analisis Kuisioner Minat ... 42

2. Analisis Pretest dan Posttest ... 44

BAB IV DATA DAN ANALISIS DATA A. Pelaksanaan Penelitian 1. Sebelum penelitian ... 48

2. Selama pelaksanaan penelitian ... 48

B. Data dan Analisis Data 1. Minat Belajar Siswa ... 58

2. Prestasi Belajar Siswa ... 62

C. Keterbatasan Penelitian ... 69

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan ... 70

2. Saran ... 70

DAFTAR PUSTAKA ... 71

(16)

xiv

LAMPIRAN TABEL

Tabel 1. Tabel Data Percobaan Pengukuran Gaya ... 35

Tabel 2. Kisi-Kisi Minat Belajar ... 38

Tabel 3. Kisi-kisi Soal Pretest dan Posttest ... 40

Tabel 4. Pemberian Skor Pada Kuisioner Minat ... 43

Tabel 5. Pengisian hasil Kuisioner Minat Belajar Siswa ... 43

Tabel 6. Pemberian Kategori Minat Belajar Siswa ... 44

Tabel 7. Skor Tiap Aspek... 45

Tabel 8. Pelaksanaan Pembelajaran di Kelas VIII B (Kelas Eksperimen) ...48

Tabel 9. Pelaksanaan Pembelajaran di Kelas VIII A (Kelas Kontrol) ... 49

Tabel 10. Hasil Skor Minat Belajar Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 59

Tabel 11. Analisis SPSS Minat Belajar Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol .. 60

Tabel 12. Kategori Minat Belajar Siswa terhadap Pembelajaran di Kelas Kontrol ... 61

Tabel 13. Kategori Minat Belajar Siswa terhadap Pembelajaran di Kelas Eksperimen . 61 Tabel 14. Data Pretest dan Postest Kelas Kontrol ... 62

Tabel 15. Data Pretest dan Postest Kelas Eksperimen ... 63

Tabel 16. Analisis Pretest Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen ... 64

Tabel 17. Analisis SPSS Pretest Dan Posttest Kelas Kontrol ... 65

Tabel 18. Analisis pretest dan postest kelas eksperimen ... 66

(17)

xv

LAMPIRAN GAMBAR

Gambar 1. Dua gaya segaris yang berlawanan arah dengan nilai gaya yang sama

besar �̅ = �̅̅̅ ... 27

Gambar 2. Tiga garis gaya �̅berarah ke kiri sedangkan �̅̅̅ dan �̅̅̅ berarah ke kanan ... 28

Gambar 3.Diagram arah gaya gesekan dan arah gerak benda ... 29

Gambar 4.Suasana Pretest kelas VIII B ... 51

(18)

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat Ijin Penelitian Sekolah ... 72

Lampiran 2. Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian ... 73

Lampiran 3. RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) Kelas Kontrol... 74

Lampiran 4. RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) Kelas Eksperimen .... 80

Lampiran 5. Soal Pretest dan Posttest ... 93

Lampiran 6. Jawaban Soal Pretest dan Posttest ... 94

Lampiran 7. Pernyataan validitas oleh ahli 1 ... 98

Lampiran 8. Pernyataan validitas oleh ahli 2 ... 99

Lampiran 9. Pernyataan validitas oleh ahli 3 ... 100

Lampiran 10. Kuisioner Minat Belajar ... 101

Lampiran 11. Daftar Distribusi Skor Pretest kelas Kontrol ... 102

Lampiran 12. Daftar Distribusi Skor Pretest kelas Eksperimen ... 103

Lampiran 13. Daftar Distribusi Skor Postest kelas Kontrol ... 104

Lampiran 14. Daftar Distribusi Skor Postest kelas Eksperimen ... 105

Lampiran 15. Daftar Distribusi Kuisioner Minat Belajar kelas Kontrol ... 106

Lampiran 16. Daftar Distribusi Kuisioner Minat Belajar kelas Eksperimen .. 107

Lampiran 17. Contoh hasil lembar Kerja siswa 1 ... 108

Lampiran 18. Contoh hasil lembar Kerja siswa 2 ... 109

Lampiran 19. Contoh Hasil Penelitian Pretest Kelas Kontrol... 111

Lampiran 20. Contoh hasil penelitian Posttest kelas Kontrol ... 112

Lampiran 21. Contoh Hasil Penelitian Pretest Kelas Eksperimen ... 114

(19)

xvii

Lampiran 23. Contoh hasil penelitian kuisioner minat belajar kelas kontrol . 118

(20)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pendidikan saat ini menuntut sebuah proses pembelajaran berupa proses

pemberdayaan dan pengembangan potensi diri siswa melalui proses

pembelajaran yang dilakukan setiap guru. Guru tidak hanya memberikan ilmu

saja pada siswa tetapi guru harus mengembangkan potensi siswa melalui proses

pembelajarannya. Proses pembelajaran merupakan interaksi antara siswa dan

guru. Guru berperan penting dalam mencapai tujuan pembelajaran. Guru

merupakan fasilitator yang membantu siswa dalam belajar. Guru saat ini tidak

hanya dituntut untuk menguasai bidang kajian yang diampu tetapi juga mampu

menyampaikan dengan baik. Guru perlu mengembangkan metode

pembelajaran yang dapat mengdongkrak minat belajar siswa untuk mencapai

tujuan pembelajaran.

Belajar menurut W.S Winkel (2004: 59) adalah suatu aktivitas mental

yang berlangsung dalam interaksi aktif antara seseorang dengan lingkungannya

dan menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman,

keterampilan dan nilai sikap yang relatif konstan dan berbekas. Pengetahuan

hendaknya berasal dari keterampilan berpikir dan menemukan. Teori

konstruktivis mengungkapkan bahwa pengetahuan yang dibentuk oleh siswa

merupakan inti sebuah pembelajaran. Teori perkembangan Piaget mewakili

(21)

proses di mana anak secara aktif membangun sistem makna dan pemahaman

realitas melalui pengalaman-pengalaman dan interaksi-interaksi mereka. Proses

penemuan inilah yang akan membuat pengetahuan ini bertahan lama. Akan

tetapi pada saat ini guru lebih banyak mendominasi. Guru lebih berpikir untuk

mengejar materi ajar dibandingkan proses pembelajarannya. Guru lebih banyak

menggunakan metode ceramah. Akibatnya siswa hanya menghafalkan materi

pelajaran dan pengetahuan hanya didapat dari guru saja. Suasana belajar di

kelas menjadi membosankan dan kemampuan berpikir siswa tidak berkembang

sehingga prestasi belajar siswa kurang memuaskan.

Ilmu Pengetahuan Alam (sains) merupakan ilmu pengetahuan yang

mempelajari alam sekitar. Siswa diharapkan dapat mengenali alam sekitar

secara lebih mendalam lewat Sains. Sains berkembang menuju ke pengetahuan

mengenai alam dan gejala-gejala alam tersebut yang sering digolongkan

sebagai ilmu alam (natural sceince). Sains lebih banyak berkaitan dengan

hal-hal yang bersifat menemukan sendiri. Dalam belajar sains siswa hendaknya

dibawa dalam keadaan nyata sehingga siswa dapat melihat dan membuktikan

sendiri. Siswa diharapkan dapat mengkonstruksi pengetahuannya sendiri lewat

pengalamannya.

Cara pengembangan proses pembelajaran adalah dengan membuat

inovasi metode pembelajaran. Salah satu metode yang dapat dikembangkan

adalah menggunakan metode inkuiri. Inkuiri menurut Kindsvatter, Wilen, dan

Ishler (1996, dalam Suparno, 2007) adalah model pembelajaran di mana guru

(22)

memecahkan persoalan secara sistematik. Metode inkuiri menekankan adanya

proses berpikir ilmiah dalam diri siswa. Dengan metode inkuiri, siswa diajak

untuk lebih banyak berpikir sendiri dalam memecahkan masalahnya. Metode

inkuiri ada dua macam yaitu inkuiri terbimbing dan inkuiri bebas. Penerapan

metode inkuiri untuk siswa SMP dalam pembelajaran IPA menggunakan

metode inkuiri terbimbing. Dalam inkuiri terbimbing guru lebih banyak

memberikan petunjuk. Siswa diharapkan dapat menemukan konsep dan

pengetahuan melalui petunjuk-petunjuk yang diberikan oleh guru.

Petunjuk-petunjuk tersebut berupa pertanyaan-pertanyaan yang bersifat membimbing.

Hasil observasi peneliti di SMP Pangudi Luhur 1 Kalibawang

menunjukan bahwa siswa kurang berminat belajar IPA dan prestasi siswa

kurang memuaskan. Hal ini disebabkan karena Guru IPA masih menggunakan

metode ceramah. Sumber pengetahuan berasal dari guru dan buku paket saja.

Siswa hanya menghafalkan materi tanpa mengetahui prosesnya. Siswa di

dalam kelas merasa bosan dan kurang berminat untuk belajar. sehingga ketika

pembelajaran IPA dimulai banyak siswa yang diam dan kurang berperan aktif

di dalam kelas. Kemampuan siswa tidak berkembang secara optimal sehingga

(23)

Untuk itu guru perlu mengembangkan metode yang dapat menarik minat

siswa dan meningkatkan prestasi belajar siswa. Salah satu metode yang dapat

meningkatkan minat dan prestasi belajar siswa adalah metode inkuiri.

Berdasarkan latar berlakang di atas peneliti melakukan penelitian tentang, “Pembelajaran dengan Metode Inkuiri untuk Menarik Minat dan

Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa pada Materi Gaya di SMP Pangudi

Luhur 1 Kalibawang”.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apakah metode inkuiri dapat menarik minat belajar siswa SMP Pangudi Luhur 1 Kalibawang dalam mempelajari materi gaya?

2. Apakah metode inkuiri dapat meningkatkan prestasi belajar siswa Pangudi Luhur 1 Kalibawang tentang materi gaya?

C. TUJUAN PENELITIAN

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui:

1. Perbedaan minat belajar siswa kelas kontrol dengan kelas eksperimen

Pangudi Luhur 1 Kalibawang dalam mempelajari materi gaya;

2. Peningkatan prestasi belajar siswa Pangudi Luhur 1 Kalibawang tentang

(24)

D. MANFAAT PENELITIAN 1. Bagi sekolah

Penelitian ini dapat memberikan informasi mengenai

pengembangan metode inkuiri di sekolah.

2. Bagi guru dan calon guru

Penelitian ini bermanfaat bagi guru dan calon guru sebagai

gambaran konkret mengenai metode inkuiri sehingga mereka dapat

mengembangkan metode tersebut. Sebagai guru dan calon guru dapat

memotivasi untuk mengembangkan metode ini sehingga dapat

membantu siswa untuk meningkatkan prestasi belajar.

3. Bagi penelitian

Penelitian ini bermanfaat sebagai informasi mengenai

pengembangan metode inkuiri untuk menarik minat siswa dalam belajar

IPA. Selain itu pembelajaran inkuiri dapat dilaksanakan untuk

(25)

6 BAB II

LANDASAN TEORI

A. HAKIKAT BELAJAR DAN PEMBELAJARAN

Belajar menurut W.S Winkel (2004: 59) adalah suatu aktivitas mental

yang berlangsung dalam interaksi aktif antara seseorang dengan

lingkungannya dan menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan,

pemahaman, keterampilan dan nilai sikap yang relatif konstan dan berbekas.

Jadi belajar adalah suatu proses yang berkepanjangan yang ditandai dengan

perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan nilai sikap..

Aspek yang terkandung dalam belajar adalah bertambahnya jumlah

pengetahuan, adanya kemampuan mengingat dan mereproduksi, adanya

penerapan pengetahuan, menyimpulkan makna, menafsirkan dan mengaitkan

dengan realitas dan adanya perubahan secara pribadi.

Paradigma pembelajaran berkembang, belajar dimaknai sebagai

kegiatan aktif siswa dalam membangun makna atau pemahaman (Suyono,

2011: 14). Siswa memiliki tanggung jawab untuk belajar sedangkan guru

bertanggung jawab untuk menciptakan situasi yang menumbuhkan minat

siswa dalam belajar. Belajar membutuhkan keterlibatan aktif dari siswa.

(26)

Ciri-ciri belajar dalam pandangan konstruktivisme yang

dikemukakan oleh Driver dan Oldham (1994, dalam Siregar, 2010: 39)

adalah:

a. Orientasi, yaitu siswa diberi kesempatan untuk mengembangkan

motivasi dalam mempelajari suatu topik dengan memberikan

kesempatan melakukan observasi;

b. Elisitas, yaitu siswa mengungkapkan idenya dengan berdiskusi,

menulis, membuat poster dan lain-lain;

c. Restrukturisasi ide, yaitu klarifikasi ide dengan ide orang lain,

membangun ide baru, mengevaluasi ide baru;

d. Penggunaan ide baru dalam berbagai situasi, yaitu ide atau

pengetahuan yang telah terbentuk perlu diaplikasikan pada

bermacam-macam situasi;

e. Review, yaitu dalam mengaplikasikan pengetahuan, gagasan yang

ada perlu direvisi dengan menambahkan atau mengubah.

Pembelajaran konstruktivis menenkankan pada proses belajar bukan

mengajar. Peserta didik diberi kesempatan untuk membangun

pengetahuan dan pemahaman baru yang didasarkan pada

pengalaman yang nyata.

Pada hakikatnya belajar bertujuan untuk memperoleh hikmah belajar

(Suyono, 2011: 15). Hikmah belajar merupakan pengetahuan atau

pemahaman yang diperoleh melalui pengalaman. Lewat belajar siswa

(27)

dapat direfleksikan, kemudian dapat dibagikan kembali. Dengan saling

berbagi pengalaman, siswa diharapkan mampu memperoleh hikmah

pembelajaran sehingga pembelajaran menjadi bermakna.

B. FILSAFAT KONSTRUKTIVISME

Konstruktivisme adalah aliran filsafat pengetahuan yang

menekankan bahwa pengetahuan merupakan sebuah konstruksi (bentukan)

kita sendiri (Suparno, 1997: 18). Konstruktivisme memahami belajar sebagai

proses pembentukan pengetahuan oleh orang yang belajar itu sendiri.

Konstruktivisme menyumbangkan ide yang besar dalam dunia pendidikan.

Menurut Teori Konstruktivis, prinsip paling penting dalam belajar yaitu guru

tidak hanya sekedar memberikan pengetahuan pada siswa. Siswa harus

membangun sendiri pengetahuannya. Pengetahuan tidak dapat dipindahkan

begitu saja dari otak seorang guru kepada siswanya (Suparno, 1997: 19)

Kegiatan belajar siswa berkaitan dengan kemampuan

mengkonstruksi pengetahuannya sendiri. Berkaitan dengan proses konstruksi

menuntut siswa pada kemampuan dasar. Kemampuan dasar yang harus

dimiliki siswa menurut von Glasersfeld (dalam Suparno, 1997 : 20) adalah:

(1) kemampuan mengingat dan mengungkapkan kembali pengalaman, (2)

kemampuan membandingkan, serta (3) kemampuan lebih menyukai

pengalaman yang satu daripada pengalaman yang lain.

Teori perkembangan Piaget mewakili konstruktivisme, yang

(28)

aktif membangun sistem makna dan pemahaman akan realitas melalui

pengalaman-pengalaman dan interaksi-interaksi mereka (Suyono, 2011: 106).

Teori Konstruktivis menurut Piaget menyumbangkan pemikiran bahwa

pengetahuan memang tidak dapat diperoleh secara transfer. Pengetahuan

diperoleh melaui proses belajar. Pengetahuan tidak dibawa sejak lahir tetapi

pengetahuan dipelajari menurut proses dan kebutuhannya

C. METODE INKUIRI

1. Pengertian Metode Inkuiri

Metode inkuiri menurut Paul Suparno (2007: 65) adalah metode

belajar di mana siswa sungguh terlibat aktif berpikir dan menemukan

sendiri pengertian yang ingin diketahuinya. Pada metode ini siswa

dilibatkan secara langsung melalui penemuan langsung melalui

pengumpulan data dan tes hipotesis. Pembelajaran inkuiri dirancang

untuk mengajak siswa secara langsung dalam, proses ilmiah ke dalam

waktu yang relatif singkat.

Inkuiri atau penemuan adalah proses mental di mana siswa

mengasimilasi suatu konsep atau prinsip, misalnya mengamati,

menggolongkan, membuat dugaan, menjelaskan, mengukur, dan

(29)

2. Langkah Metode Inkuiri

Metode inkuiri adalah metode yang sebagian atau seluruhnya

menggunakan prinsip metode ilmiah. Siswa mengasimilasi suatu konsep

atau prinsip, misalnya mengamati, menggolongkan, membuat dugaan,

menjelaskan, mengukur, dan membuat kesimpulan. Berikut dijelaskan

langkah-langkah metode inkuiri menurut Kindsvatter, (dalam Suparno,

2007: 66):

a. Identifikasi dan klarifikasi persoalan

Persoalan hendaknya disiapkan oleh guru dan disiapkan

sebelum mulai pelajaran. Persoalan harus jelas sehingga dapat

dipikirkan, didalami dan dipecahkan oleh siswa. Persoalan dapat

dipecahkan dan real, dapat dikerjakan oleh siswa, dan sesuai

dengan kemampuan siswa.

b. Membuat Hipotesis

Pada langkah ini siswa diminta untuk mengajukan jawaban

sementara tentang persoalan tersebut (hipotesis). Hipotesis siswa

perlu dikaji apakah jelas atau tidak. Bila belum jelas, sebaiknya

guru membantu memperjelas maksudnya terlebih dahulu.

c. Mengumpulkan Data

Siswa mencari dan mengumpulkan data

sebanyak-banyaknya untuk membuktikan apakah hipotesis mereka benar

atau tidak. Dalam bidang Fisika pada langkah ini siswa harus

(30)

pengumpulan data (langkah eksperimen). Biasanya dilakukan di

laboratorium atau di luar sekolah.

d. Menganalisis Data

Data yang sudah dikumpulkan harus dianalisis untuk dapat

membuktikan hipotesis apakah benar atau tidak. Dalam

menganalisis sering diperlukan alat hitung seperti rumus

matematika ataupun statistik yang memudahkan siswa mengambil

keputusan.

e. Ambil Kesimpulan

Berdasarkan data yang telah dikelompokan dan dianalisis,

kemudian diambil kesimpulan dengan generalisasi. Kesimpulan

tersebut dicocokan dengan hipotesis asal, apakah hipotesis kita

diterima atau tidak.

3. Jenis Inkuiri

Metode inkuiri menurut Paul Suparno (2007: 65) adalah metode

belajar dimana siswa sungguh terlibat aktif berpikir dan menemukan

sendiri pengertian yang ingin diketahuinya. Metode inkuiri menurut

Kindsvateer (dalam Suparno, 2007: 68) terdiri dari dua macam yaitu

inkuiri terbimbing (quided inquiry) dan inkuiri bebas (open inquiry).

a. Inkuiri Terbimbing (Quided Inquiry)

Inkuiri yang terarah adalah inkuiri yang banyak dicampuri oleh

(31)

lewat prosedur maupun lewat pertanyaan-pertanyaan pengarah

selama proses inkuiri. Siswa diminta memecahkan suatu masalah

lewat prosedur yang ditetapkan. Guru sudah punya jawaban

sebelumnya, sehingga siswa tidak begitu bebas mengembangkan

gagasan dan idenya. Penerapan metode inkuiri guru banyak

memberikan pertanyaan, sehingga kesimpulan lebih mudah

diambil.

b. Inkuiri Bebas (Open Inquiry)

Inkuiri bebas lebih banyak memberikan kesempatan pada siswa

untuk memikirkan bagaimana memecahkan persoalan yang

dihadapi. Siswa sendiri yang berpikir, menentukan hipotesis, lalu

menentukan peralatan yang akan digunakan, merangkai, dan

mengumpulkan data sendiri. Siswa pada inkuiri bebas lebih

bertanggung jawab, lebih mandiri dan guru tidak banyak ikut

campur. Guru hanya sebagai fasilitator, membantu sejauh mana

siswa kesulitan.

4. Prinsip Metode Inkuiri

Metode inkuiri merupakan sebuah metode yang menekankan pada

pengembangan intelektual anak. Perkembangan intelektual menurut

Piaget (dalam Wina Sanjaya, 2006: 127) dipengaruhi oleh 4 faktor yaitu

maturation, physical experience, social experience dan equilibration.

(32)

experience adalah kematangan fisik, tindakan-tindakan fisik yang

dilakukan individu terhadap benda-benda yang ada di lingkungan

sekitarnya. Social experience adalah aktivitas yang berhubungan dengan

orang lain. Equilibration adalah proses penyesuaian antara pengetahuan

yang sudah ada dengan pengetahuan baru yang ditemukan.

Berdasarkan penjelasan di atas dalam penggunaan metode inkuiri

terdapat beberapa prinsip yang harus diperhatikan. Prinsip tersebut

adalah :

a. Berorientasi pada pengembangan intelektual

Tujuan utama dari metode inkuiri adalah pengembangan

kemampuan berpikir. Metode ini tidak hanya berorientasi pada

hasil belajar, tetapi juga pada proses belajar. Kriteria keberhasilan

siswa ditunjukkan dari sejauh mana siswa beraktivitas mencari

dan menemukan suatu hal dari proses berpikir. Hal tersebut dapat

berupa gagasan.

b. Prinsip interaksi

Proses pembelajaran pada dasarnya adalah proses interaksi,

baik antara siswa dengan guru maupun interaksi antara siswa

dengan lingkunganya. Pembelajaran di sini menempatkan guru

bukan sebagai sumber belajar, tetapi sebagai pengatur interaksi

itu sendiri.

(33)

c. Prinsip bertanya

Guru berperan sebagai penanya, yang memberikan

pertanyaan bantuan kepada siswa. Teknik bertanya perlu dikuasai

oleh guru, bertanya untuk meminta perhatian siswa, untuk

melacak, untuk mengembangkan kemampuan maupun pertanyaan

untuk menguji. Kemampuan siswa untuk menjawab setiap

pertanyaan merupakan bagian dari proses berpikir.

d. Prinsip belajar untuk berpikir

Belajar bukan hanya mengingat sejumlah fakta, akan

tetapi belajar adalah proses berpikir, yaitu mengembangkan

potensi seluruh otak. Pembelajaran berpikir adalah pemanfaatan

dan penggunaan otak secara maksimal.

e. Prinsip keterbukaan

Belajar adalah suatu proses mencoba berbagai

kemungkinan, segala sesuatu mungkin saja terjadi. Anak perlu

diberikan kebebasan untuk mencoba sesuai dengan

perkembangan kemampuan logika dan nalarnya. Tugas guru

adalah menyediakan ruang untuk memberikan kesempatan

kepada siswa mengembangkan hipotesis dan secara terbuka

(34)

5. Unsur yang Ada Dalam Metode Inkuiri

Unsur berikut perlu diperhatikan secara sungguh-sungguh agar

metode inkuiri berjalan dengan lancar dan mendukung pembelajaran

siswa (Trowbrigde & Bybee dalam Suparno, 2007: 70) :

a. Persoalan: harus nyata, punya arti bagi siswa dan dapat diteliti oleh

siswa;

b. Informasi tentang latar belakang menjadi penting;

c. Material: alat-alat yang diperlukan perlu disediakan, sehingga siswa

tidak bingung mencari;

d. Pertanyaan pengarah: perlu disiapkan guru agar siswa terfokus;

e. Hipotesis: perlu dilihat oleh guru dan dimengerti maksudnya oleh

siswa lain;

f. Data perlu dikumpulkan dengan baik oleh siswa;

g. Pengambilan kesimpulan perlu diperhatikan apakah logis atau tidak,

tepat atau tidak. Siswa perlu dibantu untuk dapat mengambil

kesimpulan bagi diri mereka sendiri;

h. LKS (Lembar Kerja Siswa) dapat disiapkan untuk membantu siswa

dalam proses inkuiri, sehingga proses berjalan dengan efektif dan

(35)

6. Keunggulan metode inkuiri

Setiap metode pasti memiliki keunggulan dan kelemahan, berikut

adalah keunggulan metode inkuiri menurut Wina Sanjaya (2010: 130):

a. Inkuiri merupakan metode pembelajaran yang menekankan

kepada pengembangan aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik

secara seimbang, sehingga pembelajaran melalui metode ini

dianggap lebih bermakna.

b. Inkuiri dapat memberikan ruang kepada siswa untuk belajar

sesuai dengan gaya belajar mereka.

c. Inkuiri merupakan metode yang dianggap sesuai dengan

perkembangan psikologi belajar modern yang menganggap

belajar adalah proses perubahan tingkah laku berkat adanya

pengalaman.

d. Keuntungan lain adalah metode ini dapat melayani kebutuhan

siswa yang memiliki kemampuan di atas rata-rata. Siswa yang

memiliki kemampuan belajar bagus tidak akan terhambat oleh

siswa yang lemah dalam belajar.

D. MINAT

1. Pengertian Minat

Minat menurut Susanto (2013: 58) merupakan dorongan dalam

diri seseorang atau faktor yang menimbulkan ketertarikan atau perhatian

(36)

yang menguntungkan, menyenangkan dan lama kelamaan akan

mendatangkan kepuasan dalam dirinya.

Minat secara tidak langsung dipengaruhi oleh perasaan senang dan

tidak senang yang terbentuk pada setiap fase perkembangan fisik dan

psikologis anak (Susanto, 2013: 64). Siswa akan banyak menekuni hal

yang disenangi dibandingkan hal yang tidak disenangi. Sebagai contoh

siswa tidak suka dengan guru IPA di sekolah karena sering marah-marah.

Berawal dari guru yang galak tersebut siswa mulai tidak menyukai

pelajaran IPA, akibatnya siswa merasa tidak berminat ketika berada di

kelas.

Minat berpengaruh besar terhadap belajar karena bila bahan belajar

tidak sesuai dengan minat siswa, siswa tidak akan belajar dengan

sebaik-baiknya, karena tidak ada daya tarik baginya (Slameto, 2010: 57). Siswa

yang sudah menyukai suatu bidang pelajaran misalnya IPA, mereka

cenderung akan memusatkan perhatian terhadap bidang tersebut. Tetapi

jika ia diberikan bidang lain misalkan olahraga, bila dari kecil sudah

tidak berminat dengan olahraga maka secara tidak langsung siswa tidak

berminat terhadap bidang tersebut.

Minat tidak dibawa sejak lahir, melainkan diperoleh melalui suatu

proses belajar. Minat terhadap sesuatu merupakan suatu hasil belajar dan

menyubang untuk minat-minat baru selanjutnya. Seorang siswa yang

orangtuanya pemain musik, ia sudah terbiasa dengan suara-suara alunan

(37)

Ia lebih suka bermain-main dengan musik dibandingkan dengan

mengarang. Hal tersebut berkelanjutan dengan minat-minat lain.

Mengembangkan minat terhadap sesuatu pada dasarnya akan

membantu siswa melihat bagaimana hubungan antara materi yang

diharapkan dengan dirinya. Proses ini berarti menunjukan pada siswa

bagaimana pengetahuan atau kecakapan tertentu mempengaruhi dirinya,

membantu mencapai tujuan-tujuannya, memuaskan

kebutuhan-kebutuhannya. Bila siswa menyadari bahwa belajar merupakan suatu alat

untuk mencapai beberapa tujuan yang dianggap penting, dan bila siswa

melihat bahwa hasil dari pengalaman belajarnya akan membawa

kemajuan dirinya, kemungkinan besar ia akan berminat dan bermotivasi

untuk mempelajarinya.

2. Indikator minat

Dalam kamus besar Bahasa Indonesia indikator adalah alat

pemantau (sesuatu) yang dapat memberikan petunjuk/keterangan

(Depdikbud, 1991: 329). Kaitannya dengan minat belajar siswa maka

indikator adalah sebagai alat pemantau yang dapat memberikan petunjuk

ke arah minat belajar. Berdasarkan uraian pengertian minat diatas peneliti

menggolongkan indikator minat belajar siswa menjadi 4 yaitu perasaan

senang, perhatian dalam belajar, bahan pelajaran dan sikap guru yang

menarik serta manfaat dan fungsi mata pelajaran. Berikut indikator

(38)

a. Perasaan Senang

Seorang siswa yang memiliki perasaan senang atau suka terhadap

pelajaran Sains akan terus mempelajari ilmu yang berhubungan

dengan Sains. Sama sekali tidak ada perasaan terpaksa untuk

mempelajari bidang tersebut.

b. Perhatian dalam Belajar

Adanya perhatian juga menjadi salah satu indikator minat belajar.

Perhatian merupakan konsentrasi atau aktifitas jiwa kita terhadap

pengamatan, pengertian, dan sebagainya dengan mengesampingkan

yang lain dari pada itu. Seseorang yang memiliki minat belajar pada

objek tertentu maka dengan sendirinya dia akan memperhatikan objek

tersebut. Misalnya, seorang siswa menaruh minat belajar terhadap

pelajaran Sains, maka ia berusaha untuk memperhatikan penjelasan

dari gurunya.

c. Bahan Pelajaran dan Sikap Guru yang Menarik

Tidak semua siswa menyukai suatu mata pelajaran karena faktor

minat belajarnya sendiri. Ada yang mengembangkan minat belajarnya

terhadap bidang pelajaran tersebut karena pengaruh dari gurunya,

teman sekelas, bahan pelajaran yang menarik. Lama-kelamaan jika

siswa mampu mengembangkan minat belajarnya terhadap mata

pelajaran, ia bisa memperoleh prestasi yang tinggi sekalipun ia

(39)

Tertarik kepada guru, artinya tidak membenci atau bersikap acuh

tak acuh, tertarik kepada mata pelajaran yang diajarkan, mempunyai

antusias yang tinggi serta mengendalikan perhatiannya terutama

kepada guru, ingin selalu bergabung dalam kelompok kelas, ingin

identitas dirinya diketahui oleh orang lain, tindakan kebiasaan dan

moralnya selalu dalam kontrol diri, selalu mengingat pelajaran dan

mempelajarinya kembali, dan selalu terkontrol oleh lingkungannya

(Ali, 1996 : 88).

d. Manfaat dan Fungsi Mata Pelajaran

Adanya manfaat dan fungsi pelajaran (dalam hal ini pelajaran

Sains) juga merupakan salah satu indikator minat belajar, karena

setiap pelajaran mempunyai manfaat dan fungsinya. Kehidupan kita

tidak lepas dari sains, seperti saat kita mempelajari gaya. Kegunaan

gaya dalam kehidupan kita mendorong kita untuk belajar lebih baik

lagi. Misalnya dua orang yang sedang tarik tambang. Gaya tarik kedua

orang tersebut berlawanan. Bila gaya tarik kedua orang tersebut

sama, resultan gaya yang bekerja pada tali sama dengan nol. Kita

dapat mengetahui mafaat dari materi gaya tersebut dalam kehidupan

sehari-hari. Siswa menjadi tertarik untuk belajar mengenai fisika. Jika

materi dalam fisika tidak berguna dalam kehidupannya, siswa juga

(40)

E. PRESTASI

1. Pengertian Prestasi Belajar

Prestasi belajar adalah suatu bukti keberhasilan atau kemampuan

seseorang yang melakukan proses belajar sesuai dengan bobot atau nilai

yang berhasil diraihnya (Winkel, 2004: 167). Sebuah prestasi dapat diraih

apabila dilandasi usaha untuk meraih prestasi tersebut. Prestasi berupa

nilai hasil belajar siswa. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia

prestasi adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang

dikembangkan melalui mata pelajaran yang lazimnya ditunjukan dengan

nilai tes. Jadi prestasi belajar merupakan sebuah bukti keberhasilan siswa

yang ditunjukan dengan pemahaman konsep mengenai suatu mata

pelajaran yang ditunjukan dengan nilai yang berhasil diraih.

Setiap kegiatan belajar akan menghasilkan suatu perubahan pada

siswa. Perubahan itu akan nampak dalam tingkah laku siswa dan prestasi

siswa. Dewasa ini Istilah “prestasi belajar”, diganti dengan istilah “pernyataan perbuatan belajar”; hasil belajar yang nampak dalam tingkah

laku siswa (Winkel, 2004: 338). Siswa yang belajar dapat dilihat hasil

perubahannya. Seseorang yang mengalami pembelajaran akan terlihat

dari perubahan pengetahuan. Siswa yang dahulunya tidak bisa

menghitung kemudian setelah belajar siswa tersebut dapat menghitung.

Lewat lingkungan di sekitarnya siswa dapat belajar, tingkah lakunya

(41)

langsung di kelas, yaitu dari pengetahuan dan pemahaman siswa di kelas.

Siswa dikatakan berprestasi jika mampu menunjukan kemampuanya.

2. Faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Faktor yang memperngaruhi prestasi belajar ada 2 macam yaitu

faktor intern dan ekstern. Faktor intern adalah faktor dari dalam yang

mempengaruhi prestasi, sedangkan faktor ekstern merupakan faktor dari

luar yang memperngaruhi prestasi.

a. Faktor internal

Faktor yang mempengaruhi kegiatan belajar ini lebih

ditekankan pada faktor dalam individu yang belajar. Adapun faktor

yang mempengaruhi kegiatan tersebut adalah faktor psikologis,

antara lain motivasi, perhatian, pengamatan dan tanggapan.

b. Faktor eksternal

Pencapaian tujuan belajar perlu diciptakan adanya sistem

lingkungan belajar yang kondusif. Hal ini akan berkaitan dengan

faktor dari luar siswa. Adapun faktor yang mempengaruhi adalah

mendapatkan pengetahuan, pemahaman konsep dan keterampilan

(42)

3. Cara Pengukuran Prestasi Belajar.

Prestasi belajar siswa dapat diketahui dari hasil evaluasi yang

dilaksanakan oleh guru. Dalam pelaksanaannya seorang guru dapat

menggunakan ulangan harian, pemberian tugas, dan ulangan umum.

Supaya lebih jelas mengenai alat evaluasi tersebut maka dijelaskan

sebagai berikut:

a. Teknik Tes

Teknik tes adalah suatu alat pengumpul informasi yang berupa

serentetan pertanyaan atau latihan yang dapat digunakan untuk

mengukur keterampilan, pengetahuan, inteligensi, kemampuan atau

bakat yang dimiliki oleh individu maupun kelompok (Arikunto,

2006: 150). Adapun wujud tes ditinjau dari segi kegunaan untuk

mengukur siswa dibagi menjadi tiga macam yaitu:

1) Tes diagnosis

Tes diagnosis yaitu tes yang digunakan untuk mengetahui

kelemahan-kelemahan siswa sehingga berdasarkan kelemahan

tersebut dapat dilakukan pemberian perlakuan yang tepat.

2) Tes formatif

Tes formatif adalah tes yang dimaksudkan untuk mengetahui

sejauh mana siswa telah terbentuk setelah mengikuti suatu

program tertentu. Dalam kedudukan seperti ini tes formatif

dapat juga dipandang sebagai tes diagnostik pada akhir

(43)

3) Tes sumatif

Tes sumatif adalah tes yang dilaksanakan pada saat berakhirnya

pemberian sekelompok program atau sebuah program yang lebih

besar. Dalam pengalaman di sekolah tes formatif dapat

disamakan dengan ulangan harian, dan sumatif dapat disamakan

ulangan umum setiap akhir semester.

b. Teknik non tes

Teknik non tes adalah sekumpulan pertanyaan yang

jawabannya tidak memiliki nilai benar atau salah sehingga semua

jawaban responden bisa diterima dan mendapatkan skor.

1) Kuesioner (questioner)

Kuesioner merupakan sejumlah pertanyaan tertulis yang

digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam

arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui.

2) Wawancara

Merupakan sebuah dialog yang dilakukan oleh

pewawancara (interviewer) untuk memperoleh informasi dari

terwawancara

3) Pengamatan/observasi

Pengamatan adalah suatu teknik yang dilakukan dengan

cara mengamati langsung menggunakan alat indra serta

(44)

4) Skala bertingkat (rating scale

Skala bertingkat merupakan suatu ukuran subjektif yang

dibuat berskala.

5) Dokumentasi

Dokumentasi merupakan tulisan yang dapat dijadikan

sumber informasi. Metode dokumentasi dapat dilaksanakan

dengan pedoman dokumentasi yang memuat garis-garis besar

atau kategori yang akan dicari datanya dan check-list (Suharsimi

Arikunto, 2006: 151).

Berdasarkan penjelasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa dalam

mengukur prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran tertentu dapat

menggunakan beberapa cara sesuai dengan apa yang kita kehendaki. Melalui

beberapa cara pengukuran prestasi belajar tersebut, dapat diketahui

keberhasilan siswa dalam memahami materi yang sudah diajarkan oleh guru.

Penelitian ini menggunakan tes formatif dan observasi untuk mengukur

prestasi belajar siswa.

F. GAYA

1. Pengertian Gaya

Gaya adalah suatu dorongan dan tarikan yang dapat menyebabkan

perubahan bentuk benda, arah gerak benda dan kecepatan gerak benda.

(45)

itu gaya termasuk dalam besaran vektor. Dalam fisika terdapat perjanjian

tentang tanda arah positif dan negatif suatu gaya. Gaya bernilai positif

jika gaya itu mempunyai arah ke kanan atau atas, sedangkan gaya yang

arahnya ke kiri atau ke bawah bernilai negatif. Satuan Gaya dalam SI adalah Newton. Gaya dapat diukur menggunakan alat yang disebut neraca pegas (Tim Abdi Guru, 2014: 8).

2. Resultan Gaya Segaris Kerja

Resultan gaya segaris kerja adalah perpaduan dua atau lebih gaya

yang bekerja pada sebuah benda (Tim Abdi Guru, 2014: 19)

a. Gaya-gaya yang segaris dan searah

Misalkan dua buah gaya �̅ dan �̅̅̅ segaris kerja dan searah.

Besar resultan kedua gaya tersebut adalah jumlah kedua gaya.

Arah resultan gaya ini searah dengan kedua gaya.

Jika gaya-gaya yang segaris dan searah itu lebih dari satu,

besar resultan gaya-gaya tersebut adalah jumlah semua gaya

itu.

(46)

b. Gaya-gaya yang segaris dan berlawanan arah

Misalkan sebuah tali, dengan ujung A dan ujung B yang

ditarik dengan gaya tertentu. Ujung A ditarik dengan gaya �̅

sebesar 75 N ke arah kiri, sedangkan bagian B menarik dengan

gaya �̅̅̅ sebesar 150 N ke arah kanan.

Oleh karena �̅̅̅> �̅, tali akan bergerak ke arah B. Jadi

resultan gaya tersebut mempunyai arah ke kanan. �̅ berarah ke

kiri sehingga bertanda negatif, dan �̅̅̅ berarah ke kanan

sehingga bertanda positif. Besar resultan gaya tersebut adalah �̅ = −�̅ + �̅̅̅ � � �̅ = �̅̅̅ − �̅

Jika ada dua gaya segaris, berlawanan arah, dan gayanya

sama besar (�̅̅̅ = �̅ , akan terjadi keseimbangan. Jika

keduanya bekerja pada sebuah benda, benda tersebut akan tetap

diam. Pernyataan tersebut ditujukan pada gambar 1.

�̅ �̅̅̅

Gambar 1. Dua gaya segaris yang berlawanan arah dengan nilai gaya yang sama besar (�̅̅̅ = �̅ ,

Jika ada lebih dari dua gaya yang segaris dan berlawanan

arah maka gaya yang mempunyai arah ke kanan bertanda

positif, sedangkan gaya yang mempunyai arah ke kiri bertanda

(47)

�̅ �̅̅̅ �̅̅̅

Gambar 2. Tiga garis gaya, �̅berarah ke kiri sedangkan �̅̅̅ dan �̅̅̅ berarah ke kanan

Untuk keadaan ini berlaku

�̅ = −�̅ + �̅̅̅ + �̅̅̅

3. Macam-macam gaya

Macam-macam gaya berdasarkan penyebabnya, gaya dikelompolam

sebagai berikut (Tim Abdi Guru, 2014: 23) :

a. Gaya otot

Gaya otot adalah gaya yang dilakukan oleh otot-otot tubuh kita. Gaya

otot sangat fleksibel karena dikendalikan oleh koordinasi biologis

pada manusia. Oleh karena itu, gaya otot bisa mendorong dan

menarik.

b. Gaya magnet

Gaya magnet adalah gaya yang diakibatkan oleh magnet. Gaya

magnet bersifat menarik benda-benda yang terbuat dari besi.

c. Gaya gravitasi bumi

Gaya gravitasi bumi adalah gaya yang diakibatkan oleh gaya tarik

(48)

bumi menyebabkan kita tetap dapat berdiri di atas permukaan Bumi

dan tidak melayang-layang di udara.

d. Gaya mesin

Gaya yang dihasilkan oleh kerja mesin. Gaya mesin sangat membantu

aktivitas kita.

e. Gaya Listrik

Gaya listrik adalah gaya yang dihasilkan oleh muatan-muatan listrik.

f. Gaya Pegas

Gaya pegas adalah gaya yang dihasilkan oleh kerja benda elastis.

4. Gaya gesek

Gaya gesek adalah gaya yang ditimbulkan oleh dua benda yang saling

bergesekan. Gaya gesek dipengaruhi oleh kasar halusnya permukaan

benda yang saling bergesekan. Permukaan benda yang kasar akan

menimbulkan gaya gesek yang relatif besar daripada permukaan yang

lebih halus. Gaya gesek juga dipengaruhi oleh berat benda, tetapi tidak

mempengaruhi luas permukaan yang saling bergesekan. Arah gaya gesek

berlawanan dengan arah gerak benda (Tim Abdi Guru, 2014: 24)

Gambar 3.Diagram arah gaya gesekan dan arah gerak benda

Arah gaya gesek

(49)

Gaya gesek dikelompokan dalam dua jenis yaitu gaya gesek statis

dan gaya gesek kinetis. Gaya gesek yang terjadi pada saat benda belum

bergerak disebut gaya gesek statis, sedangkan gaya gesek yang terjadi

setelah benda bergerak disebut gaya gesek kinetis.

Gaya gesek tidak hanya terjadi pada dua benda padat yang saling

bergesekan. Gaya gesek juga terjadi antara benda dan udara atau pada

benda dan zat cair.

Dalam kehidupan sehari-hari gaya gesek dapat menguntungkan,

tetapi juga dapat merugikan. Berikut contoh-contoh gaya gesek yang

menguntungkan antara lain sebagai berikut:

a. Alas kaki sepatu dan sandal dibuat dari bahan karet, dan

bentuknya dibuat sedemikian hingga jika dipakai akan menahan

pemakainya agar tidak terpeleset

b. Ban mobil, ban sepeda dan ban sepeda motor dibuat dari karet dan

bentuk desain sedemikian hingga memperbesar gaya gesek antara

ban dengan jalan raya yang dibuat kasar.

Gaya gesek dapat juga mengganggu dan menyebabkan keausan yang

merugikan, sehingga gaya gesek dibuat sekecil mungkin. Contoh gaya

gesek yang merugikan antara lain:

a. Gir roda dan rantai pada sepeda motor yang sering bergesekan

dapat aus atau rusak. Usaha untuk mengurangi gesekan ini dapat

(50)

b. Pada mesin-mesin mobil, sepeda motor, atau mesin-mesin pabrik

selalu terjadi gesekan antara bagian-bagian mesin itu sehingga

cepat aus atau rusak. Usaha untuk mengurangi gesekan ini bisa

(51)

32 BAB III

METODE PENELITIAN

A. JENIS PENELITIAN

Penelitian ini bersifat kualitatif-kuantitatif. Pada penelitian ini peneliti

ingin meneliti bagaimana pengaruh Metode inkuiri untuk menarik minat dan

meningkatkan prestasi belajar siswa pada materi gaya.

Pengukuran minat dilakukan menggunakan kuesioner yaitu berupa

kuesioner minat. Selain berupa kuisioner peneliti memfoto setiap proses

pembelajaran siswa di dalam kelas. Bukti tersebut kemudian akan dianalisis.

Pada proses ini peneliti menggunakan penelitian bersifat kualitatif.

Peneliti ingin mengetahui apakah metode inkuiri ini dapat meningkatkan

prestasi siswa. Prestasi siswa dapat diukur melalui soal-soal yang berhubungan

dengan materi Gaya. Soal yang diberikan berupa soal tertulis. Tes ini berupa

pretest dan posttest. Pretest diberikan untuk mengetahui pengetahuan awal

siswa terhadap materi yang diajarkan oleh peneliti. Posttest dilakukan sebagai

alat ukur terhadap prestasi belajar siswa. Pretest dan posttest diberikan pada

kedua kelas yaitu kelas kontrol dan kelas eksperimen. Kelas eksperimen adalah

kelas yang proses pembelajaranya menggunakan metode inkuiri. Sedangkan

kelas kontrol adalah kelas yang proses pembelajaranya menggunakan merode

ceramah. Analisis yang digunakan peneliti untuk mengetahui prestasi siswa

yaitu dengan uji T-Test. Penelitian ini menggunakan penelitian bersifat

(52)

B. SAMPEL PENELITIAN

Sampel penelitian ini adalah siswa-siswi SMP PL 1 Kalibawang yang

berjumlah 53 orang yang terdiri dari 17 siswa perempuan dan 37 siswa

laki-laki. Siswa tersebut dibagi dalam dua kelas yaitu kelas VIII A dengan jumlah

25 dan VIII B dengan jumlah 28. Pada penelitian ini kelas VIII A sebagai kelas

kontrol dan kelas VIII B sebagai kelas ekperimen.

C. WAKTU DAN TEMPAT PENELITIAN

Penelitian dilaksanakan pada 12 September 2014 sampai dengan 31

Oktober 2014. Penelitian dilaksanakan di SMP Pangudi Luhur 1 Kalibawang.

D. TREATMEN

Pada penelitian ini treatmen yang dilakukan adalah dengan melaksanakan

metode inkuiri di dalam ruang laboratorium fisika. Kegiatannya sebagai

berikut:

 Kegiatan 1. Gaya menimbulkan perubahan

 Tujuan: menyelidiki perubahan-perubahan yang ditimbulkan oleh

gaya

 Alat dan Bahan: lilin mainan, meja dan kelereng

 Siswa diminta untuk melihat LKS 1 yang diberikan oleh peneliti.

 Satu persatu percobaan dilakukan dimulai dari kelereng yang

(53)

 Siswa memberikan hipotesis awal sebelum percobaan

dilaksanakan.

 Siswa dibimbing oleh guru melaksanakan percobaan.

 Siswa menjawab pertanyaan-pertanyaan yang ada dalam LKS 1.

Lewat pertanyaan-pertanyaan tersebut siswa dapat menyimpulkan

tujuan percobaan 1 tersebut.

 Kemudian percobaan dilakukan dengan lilin mainan dan meja.

 Lewat ketiga percobaan tersebut siswa mengambil kesimpulan.

 Kegiatan 2. Mengukur gaya dengan neraca pegas

 Tujuan

1. Mengukur gaya dengan neraca pegas

2. Mengetahui cara megukur gaya dengan neraca pegas  Alat dan Bahan

 Neraca pegas 2 buah

 1 set beban

 Benang sepanjang 1 m

 Siswa diminta membuat rancangan alat sesuai dengan gambar yang

disediakan.

 Siswa diminta membuat hipotesis di kertas yang sudah disediakan.

 Setelah siswa mampu membuat rancangan alat siswa diminta untuk

mengukur besar gaya yang ditimbulkan oleh sebuah benda. Siswa

(54)

 Mengulangi percobaan untuk beban yang lain dan masukan data ke

dalam tabel 1.

Tabel 1. Tabel data percobaan pengukuran gaya

No. Massa beban (kg) Besar Gaya (N/m)

 Kegiatan 3. Resultan gaya segaris dan searah

 Tujuan :

Mengetahui cara menghitung gaya –gaya segaris dan searah.  Alat dan bahan:

 Neraca pegas

 1 set beban

 Statif

 Siswa membuat rancangan alat sesuai dengan kegiatan pertama.

 Siswa diminta membuat hipotesis di kertas yang sudah disediakan.

 Setelah siswa dapat merancang alat, siswa menggantungkan beban

100 gram, kemudian membaca skala pada neraca pegas. Siswa

mengganti beban dengan beban 200 gram.

 Siswa menggantungkan kedua beban secara bersama-sama

kemudian membaca skala dalam neraca pegas.

 Siswa mengecek hipotesis yang diberikan sama dengan percobaan.

Siswa mengambil kesimpulan berdasarkan percobaan tersebut

(55)

 Kegiatan 4. Resultan gaya-gaya segaris dan berlawanan awah

 Tujuan : menyelidiki resultan gaya segaris dan berlawanan arah

 Alat dan bahan: tali yang kuat untuk tarik tambang

 Siswa diminta berhadap-hadapan antara siswa yang badan kecil

dan berbadan besar. Untuk membuktikannya perlu ditimbang.  Siswa diminta membuat hipotesis secara lisan maupun tertulis.

 Tali diberikan tanda dibagian tengah, kemudian salah satu siswa

memegang ujung tali dan siswa lain memegang tali pada ujung

yang lain. Siswa menarik kedua ujung dan lihat tanda pada bagian

tengah tersebut?

 Siswa mengecek apakah hipotesis yang diberikan sama dengan

percobaan. Jika salah satu siswa tersebut bebanya lebih besar, arah

mana tali tersebut tertarik dengan kuat. Siswa mengambil

kesimpulan pada bercobaan tersebut

E. INSTRUMEN PENELITIAN 1. Instrumen pembelajaran

a. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Rencana Pelaksaan Pembelajaran atau sering dikenal

dengan RPP merupakan rencana pembelajaran yang akan

dilaksanakan di dalam kelas. RPP ini sangat berguna bagi

kelancaran proses penelitian. RPP disusun berdasarkan kurikulum

(56)

dan RPP untuk kelas eksperimen. Kedua RPP dibuat hampir mirip

namun berbeda pada model pembelajaranya.

b. Bahan ajar

Bahan yang akan diajarkan yaitu materi gaya. Materi gaya

meliputi pengertian gaya, resultan gaya, macam-macam gaya, dan

Gaya Gesek. Bahan tersebut disusun berdasarkan KI dan KD yang

ada dalam Kurikulum 2013. Buku acuan yang digunakan pun

menggunakan buku IPA terpadu untuk kurikulum 2013.

c. Lembar Kerja Siswa (LKS)

Pada penelitian Lembar Kerja Siswa digunakan sebagai

panduan siswa untuk melaksanakan metode inkuiri. LKS berisi

tentang langkah kerja dan soal-soal yang berkaitan dengan

praktikum. LKS ini dikerjakan oleh siswa dalam kelas eksperimen.

LKS menjadi alat bantu bagi peneliti untuk mengetahui bagaimana

siswa melakukan metode inkuiri.

d. Power Point Presentation (PPT)

PPT digunakan untuk mempermudah proses pembelajaran.

PPT akan digunakan pada kelas kontrol dan kelas eksperimen. PPT

(57)

2. Instrumen Pecarian Data a. Kuisioner minat belajar

Indikator minat menurut beberapa ahli yaitu adanya

perasaan senang, perhatian dalam belajar, bahan belajar dan sikap

guru yang menarik serta manfaat dan fungsi mata pelajaran. Untuk

mengetahui minat siswa dalam pembelajaran Fisika pada materi

gaya ini peneliti menggunakan indikator minat tersebut kemudian

mengembangkannya. Indikator tersebut sebagai acuan peneliti

untuk mengembangkannya menjadi sebuah pernyataan. Pernyataan

tersebut akan membantu peneliti melihat minat belajar siswa di

kelas. Berikut adalah idikator dan pernyatan minat berdasarkan

pengetian minat.

Tabel 2. Kisi-Kisi Minat Belajar

Aspek Indikator Minat Pernyataan

Minat belajar

Suka

 Saya merasa senang belajar IPA dengan metode yang diberikan guru

 Saya tidak mengeluh ketika diberikan tugas dari guru

 Saya yakin bahwa saya akan berhasil dalam pelajaran ini

Perhatian

 Saya sering bertanya di dalam kelas

 Saya dapat menjawab pertanyaan guru dengan benar

 Saya memperhatikan penjelasan guru di dalam kelas

Bahan belajar dan sikap guru yang menarik

 Saya membaca buku penunjang agar saya lebih memahami materi IPA

 Guru dapat menyampaikan bahan ajar dengan cara yang menarik

Manfaat dan fungsi mata pelajaran

 Mata pelajaran ini berguna bagi masa depan saya

(58)

Cara pengukuran minat dengan memberikan pilihan pada

setiap pernyataan. Pilihan yang diberikan oleh penulis terdiri dari 5

pilihan yaitu Sangat Tidak Setuju (STS), Tidak Setuju (TS),

ragu-ragu (R), Setuju (S) dan Sangat Setuju (SS). Pilihan jawaban

tersebut dikonversi menjadi skor (5, 4, 3, 2, 1). Pilihan jawaban

pernyataan tersebut kemudian dimodifikasi menjadi 4 pilihan saja

yaitu dengan menghilangkan pilihan Ragu-ragu (R). Pilihan R

dihilangkan dengan pertimbangan agar siswa tidak kebingungan

dalam memberi skor. Kuisioner tersebut yang akan digunakan

penulis untuk mengukur minat belajar siswa terhadap metode

pembelajaran Inkuiri.

b. Pretest dan posttest

Pembuatan Soal Pretest dan posttest dilihat dari kompetensi

yang diajarkan. Kompetensi ini menunjukan materi yang akan

diajarkan. Indikator inilah yang digunakan peneliti untuk membuat

soal. Kisi-kisi soal harus mencakup Kompetensi Inti (KI),

Kompetensi Dasar (KD) dan indikator. Setelah membuat Kisi-kisi

peneliti baru dapat membuat atau menentukan soal yang cocok.

Peneliti juga mencantumkan kunci jawaban dan pedoman

pemberian skor pada setiap soal. Soal-soal tersebut sebelum

(59)

siswa sendiri. Soal pretest dan posttest dibuat untuk mengukur

peningkatan prestasi belajar siswa.

Tabel 3.Kisi-Kisi Soal Pretest-Posttest

KD Indikator Soal Aspek

3.1 Memahami

gerak lurus, pengaruh gaya terhadap gerak, serta penerapannya

pada gerak

makhluk

hidup dan

gerak benda dalam

kehidupan sehari-hari

Siswa menjelaskan pengertian dari

gaya dengan

benar

Apa yang dimaksud dengan gaya? Berikanlah contoh untuk

memperjelas penjelasan anda!

Ingatan

Siswa dapat

menyelesaikan persoalan tentang gaya

Jelaskan

langkah-langkah cara pengukuran gaya gravitasi

Pemahaman

Sebuah balok ditarik dengan gaya sebesar 10 N ke kanan. Gambarlah seluruh gaya yang bekerja pada benda tersebut!

Pemahaman

Sebuah balok ditarik dengan gaya sebesar 10 N ke kanan dan ditarik gaya 10 N ke kiri. Gambarlah seluruh gaya yang bekerja pada benda tersebut!

Pemahaman

Arif mendorong sebuah benda bermassa 10 kg di atas permukaan yang licin. Ternyata benda tersebut mengalami percepatan 0,75 m/s2. Berapa besar gaya

yang diberikan oleh Arif?

(60)

Siswa dapat membedakan antara resultan gaya segaris dan tak segaris

Perhatikan gambar

dibawah ini!

30 N

7N 10 N

Resultan gaya diatas

adalah...

Ingatan

Dalam Sebuah

pertandingan tarik

tambang, regu A menarik ke arah kiri sebesar 175 N. Regu B berusaha bertahan dan menarik tambang ke arah berlawanan dengan

gaya 155N. Buatlah

diagram gaya yang bekerja pada titik tengah tambang

tersebut. Siapakah

pemenang pada

pertandingan ini? Penerapan Siswa menyelesaikan penerapan gaya gesek dalam kehidupan sehari-hari

Sebuah benda ditarik dengan gaya ke arah kanan, ke arah mana gaya gesek yang terjadi pada benda tersebut? Jelaskan jawabanmu dengan gambar!

Ingatan

Dua buah benda dengan massa yang sama. Benda pertama bergerak di lantai yang kasar sedangkan benda kedua bergerak pada lantai yang licin. Jarak yang ditempuh kedua benda sama yaitu 10 m.Benda manakah yang akan lebih cepat sampai jika benda tersebut digerakan dengan kecepatan awal yang sama? Mengapa demikian?

(61)

F. VALIDITAS TES

Validitas pretest dan posttest menggunakan validitas isi. Validitas isi

adalah validitas yang diperoleh setelah dilakukan penganalisan, penelusuran

atau pengujian terhadap isi yang terkandung dalam tes hasil belajar tersebut.

(Sudijono, 2011: 165). Jadi suatu soal tes dikatakan valid apabila dapat

mengukur apa yang seharusnya dapat diukur. Pengukuran tes dapat dilihat dari

indikator dan tujuan pembelajaran. Sebelum membuat soal sebaiknya peneliti

juga membuat kisi-kisi soal yang akan diberikan.

Cara mencari validitas isi dengan mengkoreksikan soal pretest dan

posttest pada ahli. Ahli tersebut diminta menilai kesesuaian antara materi

dengan alat ujinya. Kisi-kisi soal diberikan kepada ahli untuk dikoreksi. Jika

memang tidak sesuai harus direvisi ulang. Validitas menurut ahli dapat dilihat

di lampiran 7, 8 dan 9.

G. ANALISIS DATA

1. Analisis Kuisioner Minat

Peneliti ingin mengetahui sejauh mana minat siswa dalam belajar,

peneliti menggunakan kuesioner. Kuisioner diisi oleh siswa

berdasarkan keadaan yang dialaminya. Data minat digunakan untuk

mengetahui minat siswa terhadap metode yang digunakan. Kedua kelas,

kelas kontrol dan kelas ekperimen diberikan kuisioner yang sama yaitu

(62)

siswa terdiri dari 4 macam jawaban dan setiap jawaban memiliki skor

1-4.

Tabel 4. Pemberian skor pada kuisoner

Alternatif Jawaban Skor

Sangat Tidak Setuju (STS) 1

Tidak Setuju (TS) 2

Setuju (S) 3

Sangat Setuju (SS) 4

Tabel 5 Pengisian Hasil Kuisioner Minat Belajar Siswa Nomor

Pertanyaan

STS TS S SS Skor 1

2 3

Jumlah skor total

Set

Referensi

Dokumen terkait

[r]

perawatan gigi pada tempat praktek di Kecamatan Medan Baru Periode 2016.. xi +

Asosiasi antara PAM dengan Kemampuan Berpikir Kritis Uji Homogenitas Varians Populasi Skor Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Berdasarkan PAM Siswa dan Model

syuf’ah padanya dikarenakan benda tersebut benda yang tidak bisa dibagi, dengan keadaan tersebut kita selaku warga muslim yang sudah mengetahui bahwa persepsi

Kondisi relatif masih rendahnya kwalitas sumber daya aparatur satuan polisi pamong praja Kota Mataram tercermin dari tingkat kemampuan dalam kajian dan

Berdasarkan hasil gambaran dan analisis system yang telah berjalan di atas, yang ditinjau melalui use case dan Activity diagram dapat digambarkan beberapa

Pada unsur kualitas pelayanan kenyamanan lingkungan dan ketersediaan sarana prasarana pelayanan didapatkan hasil bahwa tingkat kinerja yang dilakukan oleh pihak

Untuk melakukan perancangan antena mikrostrip yang lebih dari 1 elemen, terlebih dahulu harus dilakukan perancangan antena mikrostrip elemen tunggal setelah model