ABSTRAK
Benedekta Rena Yuleasane, 2015. Pembelajaran dengan Metode Inkuiri untuk Menarik Minat dan Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Pada Materi Gaya di SMP Pangudi Luhur 1 Kalibawang. Skrepse, Program Stude Pendedekan Feseka, Jurusan Pendedekan Matemateka dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendedekan, Uneversetas Sanata Dharma Yogyakarta. Pembembeng: Prof. Dr. Paul Suparno, S.J., M.S.T. Tujuan dare peneletean ene adalah untuk mengetahue: penengkatan menat dan prestase belajar seswa SMP Pangude Luhur 1 Kalebawang dalam mempelajare matere gaya.
Peneletean ene delaksanakan pada tanggal 26 September 2014 sampae dengan 16 Oktober 2014. Subyek Peneletean adalah seswa kelas VIII de SMP Pangude Luhur 1 Kalebawang. Sampel berjumlah 53 seswa yang terbage menjade 25 seswa kelas VIII A sebagae kelas kontrol dan 28 seswa kelas VIII B sebagae kelas eksperemen. Treatmen yang delakukan dengan melaksanakan metode enkuere pada kelas eksperemen dan menggunakan metode ceramah pada kelas kontrol. Untuk mengetahue prestase belajar seswa, penelete menggunakan soal pretest dan posttest, sedangkan untuk mengetahue menat belajar seswa penelete menggunakan kueseoner. Analesa yang degunakan menggunakan uje statestek dengan bantuan SPSS.
Hasel peneletean menunjukan bahwa: (1) Metode enkuere membuat seswa bermenat terhadap pembelajaran IPA pada matere Gaya de SMP Pangude Luhur 1 Kalebawang; (2) Metode Inkuere menengkatkan prestase belajar seswa kelas VIII pada matere gaya de SMP Pangude Luhur 1 Kalebawang.
ABSTRACT
Benedekta Rena Yuleasane, 2015.Using Inquiry Method Learning to Draw Out the Students’ Interest and Increase the Students’ Learning Achievement Towards the Force Topic in SMP Pangudi Luhur 1 Kalibawang. Physecs Educateon Study Program. Department of Mathematecs and Natural Sceences. Faculty of Theacher Traeneng and Educateon. Sanata Dharma Uneversety en Yogyakarta. Supervesor: Prof. Dr. Paul Suparno, S.J., M.S.T.
The objecteve of thes research es to fend out the students emprovement of enterest and learneng acheevement on the force topec en SMP PL 1 Kalebawang.
Thes research was conducted on September, 26 2014 up to October, 16 2014. The subject of thes research was the VIII graders’ students of SMP Pangude Luhur 1 Kalebawang. The number of the sample was 53 students, whech consested of 25 students from VIII A class as control class and 28 students from VIII B as experement class. Treatment was done by carryeng out the method of enquery en the experemental class and uses the lecture method en the control class. The researcher used pre-test and post-test questeon to fend out the learneng acheevement of the students, whereas the questeonnaere was employed to fend out the students’ enterest. Research analyses used statestecal test weth SPSS.
The results of the study show that: 1) Inquery method made the students of SMP PL 1 Kalebawang felt enterested en the sceence learneng on force topec 2) Inquery method encreased the VIII graders students’ learneng acheevement on the force topec en SMP PL 1 Kalebawang.
i
PEMBELAJARAN DENGAN METODE INKUIRI UNTUK MENARIK MINAT DAN MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA
MATERI GAYA DI SMP PANGUDI LUHUR 1 KALIBAWANG
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Fisika
Disusun Oleh : Benedikta Rina Yuliasani
NIM : 101424012
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
Sebab Allah memberikan kepada kita bukan Roh ketakutan tetapi Roh yang membangkitkan kekuatan, kasih dan ketertiban (2 Timotius 1: 7)
Sebab Janganlah kamu kuatir akan hari esok karena hari besok, karena hari besok mempunyai kesusahan sendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk
sehari ( Matius 6: 34)
Skripsi ini saya persembahkan untuk : Yesus Kristus juru Selamatku Bunda Maria
Almarhum Bapak ku tercinta Yohanes Sutarto yang telah meninggal sewaktu aku masih usia 11 bulan
Almarhum Bapak Bartolomeus Sudarno yang selalu membimbingku dengan doa dan materi
v
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak
memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam
kutipan dan dalam daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah
Yogyakarta, 30 April 2015
Penulis
vi
HALAMAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata
Dharma :
Nama : Benedikta Rina Yuliasani
NIM : 101424012
Demi pengembangan Ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya Ilmiah saya yang berjudul :
PEMBELAJARAN DENGAN METODE INKUIRI UNTUK MENARIK MINAT DAN MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATERI GAYA DI SMP PANGUDI LUHUR 1 KALIBAWANG
beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan pada perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas dan mempublikasikannya di Internet dan media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun tanpa memberi royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal : 30 April 2014 Yang menyatakan
vii ABSTRAK
Benedikta Rina Yuliasani, 2015. Pembelajaran dengan Metode Inkuiri untuk Menarik Minat dan Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Pada Materi
Gaya di SMP Pangudi Luhur 1 Kalibawang. Skripsi, Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Pembimbing: Prof. Dr. Paul Suparno, S.J., M.S.T. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui: peningkatan minat dan prestasi belajar siswa SMP Pangudi Luhur 1 Kalibawang dalam mempelajari materi gaya.
Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 26 September 2014 sampai dengan 16 Oktober 2014. Subyek Penelitian adalah siswa kelas VIII di SMP Pangudi Luhur 1 Kalibawang. Sampel berjumlah 53 siswa yang terbagi menjadi 25 siswa kelas VIII A sebagai kelas kontrol dan 28 siswa kelas VIII B sebagai kelas eksperimen. Treatmen yang dilakukan dengan melaksanakan metode inkuiri pada kelas eksperimen dan menggunakan metode ceramah pada kelas kontrol. Untuk mengetahui prestasi belajar siswa, peneliti menggunakan soal pretest dan posttest, sedangkan untuk mengetahui minat belajar siswa peneliti menggunakan kuisioner. Analisa yang digunakan menggunakan uji statistik dengan bantuan SPSS.
Hasil penelitian menunjukan bahwa: (1) Metode inkuiri membuat siswa berminat terhadap pembelajaran IPA pada materi Gaya di SMP Pangudi Luhur 1 Kalibawang; (2) Metode Inkuiri meningkatkan prestasi belajar siswa kelas VIII pada materi gaya di SMP Pangudi Luhur 1 Kalibawang.
viii ABSTRACT
Benedikta Rina Yuliasani, 2015. Using Inquiry Method Learning to Draw Out the Students’ Interest and Increase the Students’ Learning Achievement Towards the Force Topic in SMP Pangudi Luhur 1 Kalibawang. Physics Education Study Program. Department of Mathematics and Natural Sciences. Faculty of Theacher Training and Education. Sanata Dharma University in Yogyakarta. Supervisor: Prof. Dr. Paul Suparno, S.J., M.S.T.
The objective of this research is to find out the students improvement of interest and learning achievement on the force topic in SMP PL 1 Kalibawang.
This research was conducted on September, 26 2014 up to October, 16 2014. The subject of this research was the VIII graders’ students of SMP Pangudi Luhur 1 Kalibawang. The number of the sample was 53 students, which consisted of 25 students from VIII A class as control class and 28 students from VIII B as experiment class. Treatment was done by carrying out the method of inquiry in the experimental class and uses the lecture method in the control class. The researcher used pre-test and post-test question to find out the learning achievement of the students, whereas the questionnaire was employed to find out the students’ interest. Research analysis used statistical test with SPSS.
The results of the study show that: 1) Inquiry method made the students of SMP PL 1 Kalibawang felt interested in the science learning on force topic 2) Inquiry method increased the VIII graders students’ learning achievement on the force topic in SMP PL 1 Kalibawang.
ix
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena peneliti telah mampu
menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul “Pembelajaran dengan Metode
Inkuiri untuk Menarik Minat dan Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Pada
Materi Gaya di SMP Pangudi Luhur 1 Kalibawang”. Penulisan skripsi ini
merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan di
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Penelitian ini selesai berkat bantuan
dukungan dan saran dari berbagai pihak. Oleh karena itu peneliti mengucapkan
terimakasih kepada :
1. Prof. Dr. Paul Suparno, S.J., M.S.T., selaku dosen pembimbing yang telah
sabar dan telah memberikan banyak waktu untuk membimbing.
Terimakasih atas kritik dan saran yang telah diberikan selama penyusunan
skripsi.
2. Bapak Dr. Ignatius Edi Santosa selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Fisika yang selalu memberikan bantuan baik itu bantuan langsung maupun
tidak langsung.
3. Ibu Dwi Nugraheni Rositawati. M.Si selaku Wakaprodi yang selalu
memberikan semangat, dan selalu memberikan jawaban ketika kami
menanyakan apapun.
4. Segenap dosen dan Karyawan Program Studi Pendidikan Fisika
Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan pengetahuan dan
x
menempuh studi di Program Studi Pendidikan Fisika Universitas Sanata
Dharma.
5. Maria Elisabeth EK. S.Si yang memperbolehkan saya penelitian,
meluangkan waktu untuk saya dan membantu saya dalam penelitian.
6. Murid-Murid SMP PL 1 Kalibawang kelas VIII A dan VIII B yang
membantu dalam penelitian ini
7. Bapak Bartolomeus Sudarno yang telah memberikan dukungan materi dan
semangat serta Ibu, dan Adeku Erna yang selalu memberikan doa.
8. Anak-anak Mondol Gita, Hesti, Rita, Ruth, Cristin, dan Dian yang selalu
memberikan dukungan dan semangat untuk berjuang bersama.
9. Keluarga Pendidikan Fisika angkatan 2010 yang selalu memberikan
pengalaman dan belajar bersama.
10.Mas Agustinus Ari Setiawan yang selalu memberikan semangat dan
membantu segala hal selama kuliah di Sanata Dharma.
11.Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah
membantu dalam menyelesaikan skripsi ini.
Peneliti menyadari penulisan skripsi ini jauh dari sempurna. Untuk itu
peneliti sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun
xi DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... v
HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vi
ABSTRAK ... vii
ABSTRACT ... viii
KATA PENGANTAR ... ix
DAFTAR ISI ... xi
DAFTAR TABEL ... xiv
DAFTAR GAMBAR ... xv
DAFTAR LAMPIRAN ... xvi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1
B. Rumusan Masalah ... 4
C. Tujuan Penelitian ... 4
D. Manfaat Penelitian ... 5
xii
B. Filsafat Kontruktivisme ... 8
C. Metode Inkuiri 1. Pengertian Metode Inkuiri... 9
2. Langkah Metode Inkuiri ... 10
3. Jenis Inkuiri ... 11
4. Prinsip Metode Inkuiri ... 12
5. Unsur yang Ada dalam Metode Inkuiri ... 15
6. Keunggulan Metode inkuiri ... 16
D. Minat 1. Pengertian Minat ... 16
2. Indikator Minat... 18
E. Prestasi 1. Pengetian Prestasi Belajar ... 21
2. Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar ... 22
3. Cara Mengukur Prestasi Belajar ... 23
F. Gaya 1. Pengertian Gaya ... 25
2. Resultan Gaya Segaris Kerja ... 26
3. Macam-macam gaya ... 28
4. Gaya Gesek ... 29
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 32
xiii
C. Waktu dan Tempat Penelitian ... 33
D. Treatmen ... 33
E. Instrumen Penelitian 1. Instrumen Pembelajaran ... 36
2. Instrumen Pencarian Data ... 38
F. Validitas Tes... 42
G. Analisis Data 1. Analisis Kuisioner Minat ... 42
2. Analisis Pretest dan Posttest ... 44
BAB IV DATA DAN ANALISIS DATA A. Pelaksanaan Penelitian 1. Sebelum penelitian ... 48
2. Selama pelaksanaan penelitian ... 48
B. Data dan Analisis Data 1. Minat Belajar Siswa ... 58
2. Prestasi Belajar Siswa ... 62
C. Keterbatasan Penelitian ... 69
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan ... 70
2. Saran ... 70
DAFTAR PUSTAKA ... 71
xiv
LAMPIRAN TABEL
Tabel 1. Tabel Data Percobaan Pengukuran Gaya ... 35
Tabel 2. Kisi-Kisi Minat Belajar ... 38
Tabel 3. Kisi-kisi Soal Pretest dan Posttest ... 40
Tabel 4. Pemberian Skor Pada Kuisioner Minat ... 43
Tabel 5. Pengisian hasil Kuisioner Minat Belajar Siswa ... 43
Tabel 6. Pemberian Kategori Minat Belajar Siswa ... 44
Tabel 7. Skor Tiap Aspek... 45
Tabel 8. Pelaksanaan Pembelajaran di Kelas VIII B (Kelas Eksperimen) ...48
Tabel 9. Pelaksanaan Pembelajaran di Kelas VIII A (Kelas Kontrol) ... 49
Tabel 10. Hasil Skor Minat Belajar Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 59
Tabel 11. Analisis SPSS Minat Belajar Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol .. 60
Tabel 12. Kategori Minat Belajar Siswa terhadap Pembelajaran di Kelas Kontrol ... 61
Tabel 13. Kategori Minat Belajar Siswa terhadap Pembelajaran di Kelas Eksperimen . 61 Tabel 14. Data Pretest dan Postest Kelas Kontrol ... 62
Tabel 15. Data Pretest dan Postest Kelas Eksperimen ... 63
Tabel 16. Analisis Pretest Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen ... 64
Tabel 17. Analisis SPSS Pretest Dan Posttest Kelas Kontrol ... 65
Tabel 18. Analisis pretest dan postest kelas eksperimen ... 66
xv
LAMPIRAN GAMBAR
Gambar 1. Dua gaya segaris yang berlawanan arah dengan nilai gaya yang sama
besar �̅ = �̅̅̅ ... 27
Gambar 2. Tiga garis gaya �̅berarah ke kiri sedangkan �̅̅̅ dan �̅̅̅ berarah ke kanan ... 28
Gambar 3.Diagram arah gaya gesekan dan arah gerak benda ... 29
Gambar 4.Suasana Pretest kelas VIII B ... 51
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Surat Ijin Penelitian Sekolah ... 72
Lampiran 2. Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian ... 73
Lampiran 3. RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) Kelas Kontrol... 74
Lampiran 4. RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) Kelas Eksperimen .... 80
Lampiran 5. Soal Pretest dan Posttest ... 93
Lampiran 6. Jawaban Soal Pretest dan Posttest ... 94
Lampiran 7. Pernyataan validitas oleh ahli 1 ... 98
Lampiran 8. Pernyataan validitas oleh ahli 2 ... 99
Lampiran 9. Pernyataan validitas oleh ahli 3 ... 100
Lampiran 10. Kuisioner Minat Belajar ... 101
Lampiran 11. Daftar Distribusi Skor Pretest kelas Kontrol ... 102
Lampiran 12. Daftar Distribusi Skor Pretest kelas Eksperimen ... 103
Lampiran 13. Daftar Distribusi Skor Postest kelas Kontrol ... 104
Lampiran 14. Daftar Distribusi Skor Postest kelas Eksperimen ... 105
Lampiran 15. Daftar Distribusi Kuisioner Minat Belajar kelas Kontrol ... 106
Lampiran 16. Daftar Distribusi Kuisioner Minat Belajar kelas Eksperimen .. 107
Lampiran 17. Contoh hasil lembar Kerja siswa 1 ... 108
Lampiran 18. Contoh hasil lembar Kerja siswa 2 ... 109
Lampiran 19. Contoh Hasil Penelitian Pretest Kelas Kontrol... 111
Lampiran 20. Contoh hasil penelitian Posttest kelas Kontrol ... 112
Lampiran 21. Contoh Hasil Penelitian Pretest Kelas Eksperimen ... 114
xvii
Lampiran 23. Contoh hasil penelitian kuisioner minat belajar kelas kontrol . 118
1 BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pendidikan saat ini menuntut sebuah proses pembelajaran berupa proses
pemberdayaan dan pengembangan potensi diri siswa melalui proses
pembelajaran yang dilakukan setiap guru. Guru tidak hanya memberikan ilmu
saja pada siswa tetapi guru harus mengembangkan potensi siswa melalui proses
pembelajarannya. Proses pembelajaran merupakan interaksi antara siswa dan
guru. Guru berperan penting dalam mencapai tujuan pembelajaran. Guru
merupakan fasilitator yang membantu siswa dalam belajar. Guru saat ini tidak
hanya dituntut untuk menguasai bidang kajian yang diampu tetapi juga mampu
menyampaikan dengan baik. Guru perlu mengembangkan metode
pembelajaran yang dapat mengdongkrak minat belajar siswa untuk mencapai
tujuan pembelajaran.
Belajar menurut W.S Winkel (2004: 59) adalah suatu aktivitas mental
yang berlangsung dalam interaksi aktif antara seseorang dengan lingkungannya
dan menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman,
keterampilan dan nilai sikap yang relatif konstan dan berbekas. Pengetahuan
hendaknya berasal dari keterampilan berpikir dan menemukan. Teori
konstruktivis mengungkapkan bahwa pengetahuan yang dibentuk oleh siswa
merupakan inti sebuah pembelajaran. Teori perkembangan Piaget mewakili
proses di mana anak secara aktif membangun sistem makna dan pemahaman
realitas melalui pengalaman-pengalaman dan interaksi-interaksi mereka. Proses
penemuan inilah yang akan membuat pengetahuan ini bertahan lama. Akan
tetapi pada saat ini guru lebih banyak mendominasi. Guru lebih berpikir untuk
mengejar materi ajar dibandingkan proses pembelajarannya. Guru lebih banyak
menggunakan metode ceramah. Akibatnya siswa hanya menghafalkan materi
pelajaran dan pengetahuan hanya didapat dari guru saja. Suasana belajar di
kelas menjadi membosankan dan kemampuan berpikir siswa tidak berkembang
sehingga prestasi belajar siswa kurang memuaskan.
Ilmu Pengetahuan Alam (sains) merupakan ilmu pengetahuan yang
mempelajari alam sekitar. Siswa diharapkan dapat mengenali alam sekitar
secara lebih mendalam lewat Sains. Sains berkembang menuju ke pengetahuan
mengenai alam dan gejala-gejala alam tersebut yang sering digolongkan
sebagai ilmu alam (natural sceince). Sains lebih banyak berkaitan dengan
hal-hal yang bersifat menemukan sendiri. Dalam belajar sains siswa hendaknya
dibawa dalam keadaan nyata sehingga siswa dapat melihat dan membuktikan
sendiri. Siswa diharapkan dapat mengkonstruksi pengetahuannya sendiri lewat
pengalamannya.
Cara pengembangan proses pembelajaran adalah dengan membuat
inovasi metode pembelajaran. Salah satu metode yang dapat dikembangkan
adalah menggunakan metode inkuiri. Inkuiri menurut Kindsvatter, Wilen, dan
Ishler (1996, dalam Suparno, 2007) adalah model pembelajaran di mana guru
memecahkan persoalan secara sistematik. Metode inkuiri menekankan adanya
proses berpikir ilmiah dalam diri siswa. Dengan metode inkuiri, siswa diajak
untuk lebih banyak berpikir sendiri dalam memecahkan masalahnya. Metode
inkuiri ada dua macam yaitu inkuiri terbimbing dan inkuiri bebas. Penerapan
metode inkuiri untuk siswa SMP dalam pembelajaran IPA menggunakan
metode inkuiri terbimbing. Dalam inkuiri terbimbing guru lebih banyak
memberikan petunjuk. Siswa diharapkan dapat menemukan konsep dan
pengetahuan melalui petunjuk-petunjuk yang diberikan oleh guru.
Petunjuk-petunjuk tersebut berupa pertanyaan-pertanyaan yang bersifat membimbing.
Hasil observasi peneliti di SMP Pangudi Luhur 1 Kalibawang
menunjukan bahwa siswa kurang berminat belajar IPA dan prestasi siswa
kurang memuaskan. Hal ini disebabkan karena Guru IPA masih menggunakan
metode ceramah. Sumber pengetahuan berasal dari guru dan buku paket saja.
Siswa hanya menghafalkan materi tanpa mengetahui prosesnya. Siswa di
dalam kelas merasa bosan dan kurang berminat untuk belajar. sehingga ketika
pembelajaran IPA dimulai banyak siswa yang diam dan kurang berperan aktif
di dalam kelas. Kemampuan siswa tidak berkembang secara optimal sehingga
Untuk itu guru perlu mengembangkan metode yang dapat menarik minat
siswa dan meningkatkan prestasi belajar siswa. Salah satu metode yang dapat
meningkatkan minat dan prestasi belajar siswa adalah metode inkuiri.
Berdasarkan latar berlakang di atas peneliti melakukan penelitian tentang, “Pembelajaran dengan Metode Inkuiri untuk Menarik Minat dan
Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa pada Materi Gaya di SMP Pangudi
Luhur 1 Kalibawang”.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apakah metode inkuiri dapat menarik minat belajar siswa SMP Pangudi Luhur 1 Kalibawang dalam mempelajari materi gaya?
2. Apakah metode inkuiri dapat meningkatkan prestasi belajar siswa Pangudi Luhur 1 Kalibawang tentang materi gaya?
C. TUJUAN PENELITIAN
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui:
1. Perbedaan minat belajar siswa kelas kontrol dengan kelas eksperimen
Pangudi Luhur 1 Kalibawang dalam mempelajari materi gaya;
2. Peningkatan prestasi belajar siswa Pangudi Luhur 1 Kalibawang tentang
D. MANFAAT PENELITIAN 1. Bagi sekolah
Penelitian ini dapat memberikan informasi mengenai
pengembangan metode inkuiri di sekolah.
2. Bagi guru dan calon guru
Penelitian ini bermanfaat bagi guru dan calon guru sebagai
gambaran konkret mengenai metode inkuiri sehingga mereka dapat
mengembangkan metode tersebut. Sebagai guru dan calon guru dapat
memotivasi untuk mengembangkan metode ini sehingga dapat
membantu siswa untuk meningkatkan prestasi belajar.
3. Bagi penelitian
Penelitian ini bermanfaat sebagai informasi mengenai
pengembangan metode inkuiri untuk menarik minat siswa dalam belajar
IPA. Selain itu pembelajaran inkuiri dapat dilaksanakan untuk
6 BAB II
LANDASAN TEORI
A. HAKIKAT BELAJAR DAN PEMBELAJARAN
Belajar menurut W.S Winkel (2004: 59) adalah suatu aktivitas mental
yang berlangsung dalam interaksi aktif antara seseorang dengan
lingkungannya dan menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan,
pemahaman, keterampilan dan nilai sikap yang relatif konstan dan berbekas.
Jadi belajar adalah suatu proses yang berkepanjangan yang ditandai dengan
perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan nilai sikap..
Aspek yang terkandung dalam belajar adalah bertambahnya jumlah
pengetahuan, adanya kemampuan mengingat dan mereproduksi, adanya
penerapan pengetahuan, menyimpulkan makna, menafsirkan dan mengaitkan
dengan realitas dan adanya perubahan secara pribadi.
Paradigma pembelajaran berkembang, belajar dimaknai sebagai
kegiatan aktif siswa dalam membangun makna atau pemahaman (Suyono,
2011: 14). Siswa memiliki tanggung jawab untuk belajar sedangkan guru
bertanggung jawab untuk menciptakan situasi yang menumbuhkan minat
siswa dalam belajar. Belajar membutuhkan keterlibatan aktif dari siswa.
Ciri-ciri belajar dalam pandangan konstruktivisme yang
dikemukakan oleh Driver dan Oldham (1994, dalam Siregar, 2010: 39)
adalah:
a. Orientasi, yaitu siswa diberi kesempatan untuk mengembangkan
motivasi dalam mempelajari suatu topik dengan memberikan
kesempatan melakukan observasi;
b. Elisitas, yaitu siswa mengungkapkan idenya dengan berdiskusi,
menulis, membuat poster dan lain-lain;
c. Restrukturisasi ide, yaitu klarifikasi ide dengan ide orang lain,
membangun ide baru, mengevaluasi ide baru;
d. Penggunaan ide baru dalam berbagai situasi, yaitu ide atau
pengetahuan yang telah terbentuk perlu diaplikasikan pada
bermacam-macam situasi;
e. Review, yaitu dalam mengaplikasikan pengetahuan, gagasan yang
ada perlu direvisi dengan menambahkan atau mengubah.
Pembelajaran konstruktivis menenkankan pada proses belajar bukan
mengajar. Peserta didik diberi kesempatan untuk membangun
pengetahuan dan pemahaman baru yang didasarkan pada
pengalaman yang nyata.
Pada hakikatnya belajar bertujuan untuk memperoleh hikmah belajar
(Suyono, 2011: 15). Hikmah belajar merupakan pengetahuan atau
pemahaman yang diperoleh melalui pengalaman. Lewat belajar siswa
dapat direfleksikan, kemudian dapat dibagikan kembali. Dengan saling
berbagi pengalaman, siswa diharapkan mampu memperoleh hikmah
pembelajaran sehingga pembelajaran menjadi bermakna.
B. FILSAFAT KONSTRUKTIVISME
Konstruktivisme adalah aliran filsafat pengetahuan yang
menekankan bahwa pengetahuan merupakan sebuah konstruksi (bentukan)
kita sendiri (Suparno, 1997: 18). Konstruktivisme memahami belajar sebagai
proses pembentukan pengetahuan oleh orang yang belajar itu sendiri.
Konstruktivisme menyumbangkan ide yang besar dalam dunia pendidikan.
Menurut Teori Konstruktivis, prinsip paling penting dalam belajar yaitu guru
tidak hanya sekedar memberikan pengetahuan pada siswa. Siswa harus
membangun sendiri pengetahuannya. Pengetahuan tidak dapat dipindahkan
begitu saja dari otak seorang guru kepada siswanya (Suparno, 1997: 19)
Kegiatan belajar siswa berkaitan dengan kemampuan
mengkonstruksi pengetahuannya sendiri. Berkaitan dengan proses konstruksi
menuntut siswa pada kemampuan dasar. Kemampuan dasar yang harus
dimiliki siswa menurut von Glasersfeld (dalam Suparno, 1997 : 20) adalah:
(1) kemampuan mengingat dan mengungkapkan kembali pengalaman, (2)
kemampuan membandingkan, serta (3) kemampuan lebih menyukai
pengalaman yang satu daripada pengalaman yang lain.
Teori perkembangan Piaget mewakili konstruktivisme, yang
aktif membangun sistem makna dan pemahaman akan realitas melalui
pengalaman-pengalaman dan interaksi-interaksi mereka (Suyono, 2011: 106).
Teori Konstruktivis menurut Piaget menyumbangkan pemikiran bahwa
pengetahuan memang tidak dapat diperoleh secara transfer. Pengetahuan
diperoleh melaui proses belajar. Pengetahuan tidak dibawa sejak lahir tetapi
pengetahuan dipelajari menurut proses dan kebutuhannya
C. METODE INKUIRI
1. Pengertian Metode Inkuiri
Metode inkuiri menurut Paul Suparno (2007: 65) adalah metode
belajar di mana siswa sungguh terlibat aktif berpikir dan menemukan
sendiri pengertian yang ingin diketahuinya. Pada metode ini siswa
dilibatkan secara langsung melalui penemuan langsung melalui
pengumpulan data dan tes hipotesis. Pembelajaran inkuiri dirancang
untuk mengajak siswa secara langsung dalam, proses ilmiah ke dalam
waktu yang relatif singkat.
Inkuiri atau penemuan adalah proses mental di mana siswa
mengasimilasi suatu konsep atau prinsip, misalnya mengamati,
menggolongkan, membuat dugaan, menjelaskan, mengukur, dan
2. Langkah Metode Inkuiri
Metode inkuiri adalah metode yang sebagian atau seluruhnya
menggunakan prinsip metode ilmiah. Siswa mengasimilasi suatu konsep
atau prinsip, misalnya mengamati, menggolongkan, membuat dugaan,
menjelaskan, mengukur, dan membuat kesimpulan. Berikut dijelaskan
langkah-langkah metode inkuiri menurut Kindsvatter, (dalam Suparno,
2007: 66):
a. Identifikasi dan klarifikasi persoalan
Persoalan hendaknya disiapkan oleh guru dan disiapkan
sebelum mulai pelajaran. Persoalan harus jelas sehingga dapat
dipikirkan, didalami dan dipecahkan oleh siswa. Persoalan dapat
dipecahkan dan real, dapat dikerjakan oleh siswa, dan sesuai
dengan kemampuan siswa.
b. Membuat Hipotesis
Pada langkah ini siswa diminta untuk mengajukan jawaban
sementara tentang persoalan tersebut (hipotesis). Hipotesis siswa
perlu dikaji apakah jelas atau tidak. Bila belum jelas, sebaiknya
guru membantu memperjelas maksudnya terlebih dahulu.
c. Mengumpulkan Data
Siswa mencari dan mengumpulkan data
sebanyak-banyaknya untuk membuktikan apakah hipotesis mereka benar
atau tidak. Dalam bidang Fisika pada langkah ini siswa harus
pengumpulan data (langkah eksperimen). Biasanya dilakukan di
laboratorium atau di luar sekolah.
d. Menganalisis Data
Data yang sudah dikumpulkan harus dianalisis untuk dapat
membuktikan hipotesis apakah benar atau tidak. Dalam
menganalisis sering diperlukan alat hitung seperti rumus
matematika ataupun statistik yang memudahkan siswa mengambil
keputusan.
e. Ambil Kesimpulan
Berdasarkan data yang telah dikelompokan dan dianalisis,
kemudian diambil kesimpulan dengan generalisasi. Kesimpulan
tersebut dicocokan dengan hipotesis asal, apakah hipotesis kita
diterima atau tidak.
3. Jenis Inkuiri
Metode inkuiri menurut Paul Suparno (2007: 65) adalah metode
belajar dimana siswa sungguh terlibat aktif berpikir dan menemukan
sendiri pengertian yang ingin diketahuinya. Metode inkuiri menurut
Kindsvateer (dalam Suparno, 2007: 68) terdiri dari dua macam yaitu
inkuiri terbimbing (quided inquiry) dan inkuiri bebas (open inquiry).
a. Inkuiri Terbimbing (Quided Inquiry)
Inkuiri yang terarah adalah inkuiri yang banyak dicampuri oleh
lewat prosedur maupun lewat pertanyaan-pertanyaan pengarah
selama proses inkuiri. Siswa diminta memecahkan suatu masalah
lewat prosedur yang ditetapkan. Guru sudah punya jawaban
sebelumnya, sehingga siswa tidak begitu bebas mengembangkan
gagasan dan idenya. Penerapan metode inkuiri guru banyak
memberikan pertanyaan, sehingga kesimpulan lebih mudah
diambil.
b. Inkuiri Bebas (Open Inquiry)
Inkuiri bebas lebih banyak memberikan kesempatan pada siswa
untuk memikirkan bagaimana memecahkan persoalan yang
dihadapi. Siswa sendiri yang berpikir, menentukan hipotesis, lalu
menentukan peralatan yang akan digunakan, merangkai, dan
mengumpulkan data sendiri. Siswa pada inkuiri bebas lebih
bertanggung jawab, lebih mandiri dan guru tidak banyak ikut
campur. Guru hanya sebagai fasilitator, membantu sejauh mana
siswa kesulitan.
4. Prinsip Metode Inkuiri
Metode inkuiri merupakan sebuah metode yang menekankan pada
pengembangan intelektual anak. Perkembangan intelektual menurut
Piaget (dalam Wina Sanjaya, 2006: 127) dipengaruhi oleh 4 faktor yaitu
maturation, physical experience, social experience dan equilibration.
experience adalah kematangan fisik, tindakan-tindakan fisik yang
dilakukan individu terhadap benda-benda yang ada di lingkungan
sekitarnya. Social experience adalah aktivitas yang berhubungan dengan
orang lain. Equilibration adalah proses penyesuaian antara pengetahuan
yang sudah ada dengan pengetahuan baru yang ditemukan.
Berdasarkan penjelasan di atas dalam penggunaan metode inkuiri
terdapat beberapa prinsip yang harus diperhatikan. Prinsip tersebut
adalah :
a. Berorientasi pada pengembangan intelektual
Tujuan utama dari metode inkuiri adalah pengembangan
kemampuan berpikir. Metode ini tidak hanya berorientasi pada
hasil belajar, tetapi juga pada proses belajar. Kriteria keberhasilan
siswa ditunjukkan dari sejauh mana siswa beraktivitas mencari
dan menemukan suatu hal dari proses berpikir. Hal tersebut dapat
berupa gagasan.
b. Prinsip interaksi
Proses pembelajaran pada dasarnya adalah proses interaksi,
baik antara siswa dengan guru maupun interaksi antara siswa
dengan lingkunganya. Pembelajaran di sini menempatkan guru
bukan sebagai sumber belajar, tetapi sebagai pengatur interaksi
itu sendiri.
c. Prinsip bertanya
Guru berperan sebagai penanya, yang memberikan
pertanyaan bantuan kepada siswa. Teknik bertanya perlu dikuasai
oleh guru, bertanya untuk meminta perhatian siswa, untuk
melacak, untuk mengembangkan kemampuan maupun pertanyaan
untuk menguji. Kemampuan siswa untuk menjawab setiap
pertanyaan merupakan bagian dari proses berpikir.
d. Prinsip belajar untuk berpikir
Belajar bukan hanya mengingat sejumlah fakta, akan
tetapi belajar adalah proses berpikir, yaitu mengembangkan
potensi seluruh otak. Pembelajaran berpikir adalah pemanfaatan
dan penggunaan otak secara maksimal.
e. Prinsip keterbukaan
Belajar adalah suatu proses mencoba berbagai
kemungkinan, segala sesuatu mungkin saja terjadi. Anak perlu
diberikan kebebasan untuk mencoba sesuai dengan
perkembangan kemampuan logika dan nalarnya. Tugas guru
adalah menyediakan ruang untuk memberikan kesempatan
kepada siswa mengembangkan hipotesis dan secara terbuka
5. Unsur yang Ada Dalam Metode Inkuiri
Unsur berikut perlu diperhatikan secara sungguh-sungguh agar
metode inkuiri berjalan dengan lancar dan mendukung pembelajaran
siswa (Trowbrigde & Bybee dalam Suparno, 2007: 70) :
a. Persoalan: harus nyata, punya arti bagi siswa dan dapat diteliti oleh
siswa;
b. Informasi tentang latar belakang menjadi penting;
c. Material: alat-alat yang diperlukan perlu disediakan, sehingga siswa
tidak bingung mencari;
d. Pertanyaan pengarah: perlu disiapkan guru agar siswa terfokus;
e. Hipotesis: perlu dilihat oleh guru dan dimengerti maksudnya oleh
siswa lain;
f. Data perlu dikumpulkan dengan baik oleh siswa;
g. Pengambilan kesimpulan perlu diperhatikan apakah logis atau tidak,
tepat atau tidak. Siswa perlu dibantu untuk dapat mengambil
kesimpulan bagi diri mereka sendiri;
h. LKS (Lembar Kerja Siswa) dapat disiapkan untuk membantu siswa
dalam proses inkuiri, sehingga proses berjalan dengan efektif dan
6. Keunggulan metode inkuiri
Setiap metode pasti memiliki keunggulan dan kelemahan, berikut
adalah keunggulan metode inkuiri menurut Wina Sanjaya (2010: 130):
a. Inkuiri merupakan metode pembelajaran yang menekankan
kepada pengembangan aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik
secara seimbang, sehingga pembelajaran melalui metode ini
dianggap lebih bermakna.
b. Inkuiri dapat memberikan ruang kepada siswa untuk belajar
sesuai dengan gaya belajar mereka.
c. Inkuiri merupakan metode yang dianggap sesuai dengan
perkembangan psikologi belajar modern yang menganggap
belajar adalah proses perubahan tingkah laku berkat adanya
pengalaman.
d. Keuntungan lain adalah metode ini dapat melayani kebutuhan
siswa yang memiliki kemampuan di atas rata-rata. Siswa yang
memiliki kemampuan belajar bagus tidak akan terhambat oleh
siswa yang lemah dalam belajar.
D. MINAT
1. Pengertian Minat
Minat menurut Susanto (2013: 58) merupakan dorongan dalam
diri seseorang atau faktor yang menimbulkan ketertarikan atau perhatian
yang menguntungkan, menyenangkan dan lama kelamaan akan
mendatangkan kepuasan dalam dirinya.
Minat secara tidak langsung dipengaruhi oleh perasaan senang dan
tidak senang yang terbentuk pada setiap fase perkembangan fisik dan
psikologis anak (Susanto, 2013: 64). Siswa akan banyak menekuni hal
yang disenangi dibandingkan hal yang tidak disenangi. Sebagai contoh
siswa tidak suka dengan guru IPA di sekolah karena sering marah-marah.
Berawal dari guru yang galak tersebut siswa mulai tidak menyukai
pelajaran IPA, akibatnya siswa merasa tidak berminat ketika berada di
kelas.
Minat berpengaruh besar terhadap belajar karena bila bahan belajar
tidak sesuai dengan minat siswa, siswa tidak akan belajar dengan
sebaik-baiknya, karena tidak ada daya tarik baginya (Slameto, 2010: 57). Siswa
yang sudah menyukai suatu bidang pelajaran misalnya IPA, mereka
cenderung akan memusatkan perhatian terhadap bidang tersebut. Tetapi
jika ia diberikan bidang lain misalkan olahraga, bila dari kecil sudah
tidak berminat dengan olahraga maka secara tidak langsung siswa tidak
berminat terhadap bidang tersebut.
Minat tidak dibawa sejak lahir, melainkan diperoleh melalui suatu
proses belajar. Minat terhadap sesuatu merupakan suatu hasil belajar dan
menyubang untuk minat-minat baru selanjutnya. Seorang siswa yang
orangtuanya pemain musik, ia sudah terbiasa dengan suara-suara alunan
Ia lebih suka bermain-main dengan musik dibandingkan dengan
mengarang. Hal tersebut berkelanjutan dengan minat-minat lain.
Mengembangkan minat terhadap sesuatu pada dasarnya akan
membantu siswa melihat bagaimana hubungan antara materi yang
diharapkan dengan dirinya. Proses ini berarti menunjukan pada siswa
bagaimana pengetahuan atau kecakapan tertentu mempengaruhi dirinya,
membantu mencapai tujuan-tujuannya, memuaskan
kebutuhan-kebutuhannya. Bila siswa menyadari bahwa belajar merupakan suatu alat
untuk mencapai beberapa tujuan yang dianggap penting, dan bila siswa
melihat bahwa hasil dari pengalaman belajarnya akan membawa
kemajuan dirinya, kemungkinan besar ia akan berminat dan bermotivasi
untuk mempelajarinya.
2. Indikator minat
Dalam kamus besar Bahasa Indonesia indikator adalah alat
pemantau (sesuatu) yang dapat memberikan petunjuk/keterangan
(Depdikbud, 1991: 329). Kaitannya dengan minat belajar siswa maka
indikator adalah sebagai alat pemantau yang dapat memberikan petunjuk
ke arah minat belajar. Berdasarkan uraian pengertian minat diatas peneliti
menggolongkan indikator minat belajar siswa menjadi 4 yaitu perasaan
senang, perhatian dalam belajar, bahan pelajaran dan sikap guru yang
menarik serta manfaat dan fungsi mata pelajaran. Berikut indikator
a. Perasaan Senang
Seorang siswa yang memiliki perasaan senang atau suka terhadap
pelajaran Sains akan terus mempelajari ilmu yang berhubungan
dengan Sains. Sama sekali tidak ada perasaan terpaksa untuk
mempelajari bidang tersebut.
b. Perhatian dalam Belajar
Adanya perhatian juga menjadi salah satu indikator minat belajar.
Perhatian merupakan konsentrasi atau aktifitas jiwa kita terhadap
pengamatan, pengertian, dan sebagainya dengan mengesampingkan
yang lain dari pada itu. Seseorang yang memiliki minat belajar pada
objek tertentu maka dengan sendirinya dia akan memperhatikan objek
tersebut. Misalnya, seorang siswa menaruh minat belajar terhadap
pelajaran Sains, maka ia berusaha untuk memperhatikan penjelasan
dari gurunya.
c. Bahan Pelajaran dan Sikap Guru yang Menarik
Tidak semua siswa menyukai suatu mata pelajaran karena faktor
minat belajarnya sendiri. Ada yang mengembangkan minat belajarnya
terhadap bidang pelajaran tersebut karena pengaruh dari gurunya,
teman sekelas, bahan pelajaran yang menarik. Lama-kelamaan jika
siswa mampu mengembangkan minat belajarnya terhadap mata
pelajaran, ia bisa memperoleh prestasi yang tinggi sekalipun ia
Tertarik kepada guru, artinya tidak membenci atau bersikap acuh
tak acuh, tertarik kepada mata pelajaran yang diajarkan, mempunyai
antusias yang tinggi serta mengendalikan perhatiannya terutama
kepada guru, ingin selalu bergabung dalam kelompok kelas, ingin
identitas dirinya diketahui oleh orang lain, tindakan kebiasaan dan
moralnya selalu dalam kontrol diri, selalu mengingat pelajaran dan
mempelajarinya kembali, dan selalu terkontrol oleh lingkungannya
(Ali, 1996 : 88).
d. Manfaat dan Fungsi Mata Pelajaran
Adanya manfaat dan fungsi pelajaran (dalam hal ini pelajaran
Sains) juga merupakan salah satu indikator minat belajar, karena
setiap pelajaran mempunyai manfaat dan fungsinya. Kehidupan kita
tidak lepas dari sains, seperti saat kita mempelajari gaya. Kegunaan
gaya dalam kehidupan kita mendorong kita untuk belajar lebih baik
lagi. Misalnya dua orang yang sedang tarik tambang. Gaya tarik kedua
orang tersebut berlawanan. Bila gaya tarik kedua orang tersebut
sama, resultan gaya yang bekerja pada tali sama dengan nol. Kita
dapat mengetahui mafaat dari materi gaya tersebut dalam kehidupan
sehari-hari. Siswa menjadi tertarik untuk belajar mengenai fisika. Jika
materi dalam fisika tidak berguna dalam kehidupannya, siswa juga
E. PRESTASI
1. Pengertian Prestasi Belajar
Prestasi belajar adalah suatu bukti keberhasilan atau kemampuan
seseorang yang melakukan proses belajar sesuai dengan bobot atau nilai
yang berhasil diraihnya (Winkel, 2004: 167). Sebuah prestasi dapat diraih
apabila dilandasi usaha untuk meraih prestasi tersebut. Prestasi berupa
nilai hasil belajar siswa. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
prestasi adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang
dikembangkan melalui mata pelajaran yang lazimnya ditunjukan dengan
nilai tes. Jadi prestasi belajar merupakan sebuah bukti keberhasilan siswa
yang ditunjukan dengan pemahaman konsep mengenai suatu mata
pelajaran yang ditunjukan dengan nilai yang berhasil diraih.
Setiap kegiatan belajar akan menghasilkan suatu perubahan pada
siswa. Perubahan itu akan nampak dalam tingkah laku siswa dan prestasi
siswa. Dewasa ini Istilah “prestasi belajar”, diganti dengan istilah “pernyataan perbuatan belajar”; hasil belajar yang nampak dalam tingkah
laku siswa (Winkel, 2004: 338). Siswa yang belajar dapat dilihat hasil
perubahannya. Seseorang yang mengalami pembelajaran akan terlihat
dari perubahan pengetahuan. Siswa yang dahulunya tidak bisa
menghitung kemudian setelah belajar siswa tersebut dapat menghitung.
Lewat lingkungan di sekitarnya siswa dapat belajar, tingkah lakunya
langsung di kelas, yaitu dari pengetahuan dan pemahaman siswa di kelas.
Siswa dikatakan berprestasi jika mampu menunjukan kemampuanya.
2. Faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
Faktor yang memperngaruhi prestasi belajar ada 2 macam yaitu
faktor intern dan ekstern. Faktor intern adalah faktor dari dalam yang
mempengaruhi prestasi, sedangkan faktor ekstern merupakan faktor dari
luar yang memperngaruhi prestasi.
a. Faktor internal
Faktor yang mempengaruhi kegiatan belajar ini lebih
ditekankan pada faktor dalam individu yang belajar. Adapun faktor
yang mempengaruhi kegiatan tersebut adalah faktor psikologis,
antara lain motivasi, perhatian, pengamatan dan tanggapan.
b. Faktor eksternal
Pencapaian tujuan belajar perlu diciptakan adanya sistem
lingkungan belajar yang kondusif. Hal ini akan berkaitan dengan
faktor dari luar siswa. Adapun faktor yang mempengaruhi adalah
mendapatkan pengetahuan, pemahaman konsep dan keterampilan
3. Cara Pengukuran Prestasi Belajar.
Prestasi belajar siswa dapat diketahui dari hasil evaluasi yang
dilaksanakan oleh guru. Dalam pelaksanaannya seorang guru dapat
menggunakan ulangan harian, pemberian tugas, dan ulangan umum.
Supaya lebih jelas mengenai alat evaluasi tersebut maka dijelaskan
sebagai berikut:
a. Teknik Tes
Teknik tes adalah suatu alat pengumpul informasi yang berupa
serentetan pertanyaan atau latihan yang dapat digunakan untuk
mengukur keterampilan, pengetahuan, inteligensi, kemampuan atau
bakat yang dimiliki oleh individu maupun kelompok (Arikunto,
2006: 150). Adapun wujud tes ditinjau dari segi kegunaan untuk
mengukur siswa dibagi menjadi tiga macam yaitu:
1) Tes diagnosis
Tes diagnosis yaitu tes yang digunakan untuk mengetahui
kelemahan-kelemahan siswa sehingga berdasarkan kelemahan
tersebut dapat dilakukan pemberian perlakuan yang tepat.
2) Tes formatif
Tes formatif adalah tes yang dimaksudkan untuk mengetahui
sejauh mana siswa telah terbentuk setelah mengikuti suatu
program tertentu. Dalam kedudukan seperti ini tes formatif
dapat juga dipandang sebagai tes diagnostik pada akhir
3) Tes sumatif
Tes sumatif adalah tes yang dilaksanakan pada saat berakhirnya
pemberian sekelompok program atau sebuah program yang lebih
besar. Dalam pengalaman di sekolah tes formatif dapat
disamakan dengan ulangan harian, dan sumatif dapat disamakan
ulangan umum setiap akhir semester.
b. Teknik non tes
Teknik non tes adalah sekumpulan pertanyaan yang
jawabannya tidak memiliki nilai benar atau salah sehingga semua
jawaban responden bisa diterima dan mendapatkan skor.
1) Kuesioner (questioner)
Kuesioner merupakan sejumlah pertanyaan tertulis yang
digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam
arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui.
2) Wawancara
Merupakan sebuah dialog yang dilakukan oleh
pewawancara (interviewer) untuk memperoleh informasi dari
terwawancara
3) Pengamatan/observasi
Pengamatan adalah suatu teknik yang dilakukan dengan
cara mengamati langsung menggunakan alat indra serta
4) Skala bertingkat (rating scale
Skala bertingkat merupakan suatu ukuran subjektif yang
dibuat berskala.
5) Dokumentasi
Dokumentasi merupakan tulisan yang dapat dijadikan
sumber informasi. Metode dokumentasi dapat dilaksanakan
dengan pedoman dokumentasi yang memuat garis-garis besar
atau kategori yang akan dicari datanya dan check-list (Suharsimi
Arikunto, 2006: 151).
Berdasarkan penjelasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa dalam
mengukur prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran tertentu dapat
menggunakan beberapa cara sesuai dengan apa yang kita kehendaki. Melalui
beberapa cara pengukuran prestasi belajar tersebut, dapat diketahui
keberhasilan siswa dalam memahami materi yang sudah diajarkan oleh guru.
Penelitian ini menggunakan tes formatif dan observasi untuk mengukur
prestasi belajar siswa.
F. GAYA
1. Pengertian Gaya
Gaya adalah suatu dorongan dan tarikan yang dapat menyebabkan
perubahan bentuk benda, arah gerak benda dan kecepatan gerak benda.
itu gaya termasuk dalam besaran vektor. Dalam fisika terdapat perjanjian
tentang tanda arah positif dan negatif suatu gaya. Gaya bernilai positif
jika gaya itu mempunyai arah ke kanan atau atas, sedangkan gaya yang
arahnya ke kiri atau ke bawah bernilai negatif. Satuan Gaya dalam SI adalah Newton. Gaya dapat diukur menggunakan alat yang disebut neraca pegas (Tim Abdi Guru, 2014: 8).
2. Resultan Gaya Segaris Kerja
Resultan gaya segaris kerja adalah perpaduan dua atau lebih gaya
yang bekerja pada sebuah benda (Tim Abdi Guru, 2014: 19)
a. Gaya-gaya yang segaris dan searah
Misalkan dua buah gaya �̅ dan �̅̅̅ segaris kerja dan searah.
Besar resultan kedua gaya tersebut adalah jumlah kedua gaya.
Arah resultan gaya ini searah dengan kedua gaya.
Jika gaya-gaya yang segaris dan searah itu lebih dari satu,
besar resultan gaya-gaya tersebut adalah jumlah semua gaya
itu.
b. Gaya-gaya yang segaris dan berlawanan arah
Misalkan sebuah tali, dengan ujung A dan ujung B yang
ditarik dengan gaya tertentu. Ujung A ditarik dengan gaya �̅
sebesar 75 N ke arah kiri, sedangkan bagian B menarik dengan
gaya �̅̅̅ sebesar 150 N ke arah kanan.
Oleh karena �̅̅̅> �̅, tali akan bergerak ke arah B. Jadi
resultan gaya tersebut mempunyai arah ke kanan. �̅ berarah ke
kiri sehingga bertanda negatif, dan �̅̅̅ berarah ke kanan
sehingga bertanda positif. Besar resultan gaya tersebut adalah �̅ = −�̅ + �̅̅̅ � � �̅ = �̅̅̅ − �̅
Jika ada dua gaya segaris, berlawanan arah, dan gayanya
sama besar (�̅̅̅ = �̅ , akan terjadi keseimbangan. Jika
keduanya bekerja pada sebuah benda, benda tersebut akan tetap
diam. Pernyataan tersebut ditujukan pada gambar 1.
�̅ �̅̅̅
Gambar 1. Dua gaya segaris yang berlawanan arah dengan nilai gaya yang sama besar (�̅̅̅ = �̅ ,
Jika ada lebih dari dua gaya yang segaris dan berlawanan
arah maka gaya yang mempunyai arah ke kanan bertanda
positif, sedangkan gaya yang mempunyai arah ke kiri bertanda
�̅ �̅̅̅ �̅̅̅
Gambar 2. Tiga garis gaya, �̅berarah ke kiri sedangkan �̅̅̅ dan �̅̅̅ berarah ke kanan
Untuk keadaan ini berlaku
�̅ = −�̅ + �̅̅̅ + �̅̅̅
3. Macam-macam gaya
Macam-macam gaya berdasarkan penyebabnya, gaya dikelompolam
sebagai berikut (Tim Abdi Guru, 2014: 23) :
a. Gaya otot
Gaya otot adalah gaya yang dilakukan oleh otot-otot tubuh kita. Gaya
otot sangat fleksibel karena dikendalikan oleh koordinasi biologis
pada manusia. Oleh karena itu, gaya otot bisa mendorong dan
menarik.
b. Gaya magnet
Gaya magnet adalah gaya yang diakibatkan oleh magnet. Gaya
magnet bersifat menarik benda-benda yang terbuat dari besi.
c. Gaya gravitasi bumi
Gaya gravitasi bumi adalah gaya yang diakibatkan oleh gaya tarik
bumi menyebabkan kita tetap dapat berdiri di atas permukaan Bumi
dan tidak melayang-layang di udara.
d. Gaya mesin
Gaya yang dihasilkan oleh kerja mesin. Gaya mesin sangat membantu
aktivitas kita.
e. Gaya Listrik
Gaya listrik adalah gaya yang dihasilkan oleh muatan-muatan listrik.
f. Gaya Pegas
Gaya pegas adalah gaya yang dihasilkan oleh kerja benda elastis.
4. Gaya gesek
Gaya gesek adalah gaya yang ditimbulkan oleh dua benda yang saling
bergesekan. Gaya gesek dipengaruhi oleh kasar halusnya permukaan
benda yang saling bergesekan. Permukaan benda yang kasar akan
menimbulkan gaya gesek yang relatif besar daripada permukaan yang
lebih halus. Gaya gesek juga dipengaruhi oleh berat benda, tetapi tidak
mempengaruhi luas permukaan yang saling bergesekan. Arah gaya gesek
berlawanan dengan arah gerak benda (Tim Abdi Guru, 2014: 24)
Gambar 3.Diagram arah gaya gesekan dan arah gerak benda
Arah gaya gesek
Gaya gesek dikelompokan dalam dua jenis yaitu gaya gesek statis
dan gaya gesek kinetis. Gaya gesek yang terjadi pada saat benda belum
bergerak disebut gaya gesek statis, sedangkan gaya gesek yang terjadi
setelah benda bergerak disebut gaya gesek kinetis.
Gaya gesek tidak hanya terjadi pada dua benda padat yang saling
bergesekan. Gaya gesek juga terjadi antara benda dan udara atau pada
benda dan zat cair.
Dalam kehidupan sehari-hari gaya gesek dapat menguntungkan,
tetapi juga dapat merugikan. Berikut contoh-contoh gaya gesek yang
menguntungkan antara lain sebagai berikut:
a. Alas kaki sepatu dan sandal dibuat dari bahan karet, dan
bentuknya dibuat sedemikian hingga jika dipakai akan menahan
pemakainya agar tidak terpeleset
b. Ban mobil, ban sepeda dan ban sepeda motor dibuat dari karet dan
bentuk desain sedemikian hingga memperbesar gaya gesek antara
ban dengan jalan raya yang dibuat kasar.
Gaya gesek dapat juga mengganggu dan menyebabkan keausan yang
merugikan, sehingga gaya gesek dibuat sekecil mungkin. Contoh gaya
gesek yang merugikan antara lain:
a. Gir roda dan rantai pada sepeda motor yang sering bergesekan
dapat aus atau rusak. Usaha untuk mengurangi gesekan ini dapat
b. Pada mesin-mesin mobil, sepeda motor, atau mesin-mesin pabrik
selalu terjadi gesekan antara bagian-bagian mesin itu sehingga
cepat aus atau rusak. Usaha untuk mengurangi gesekan ini bisa
32 BAB III
METODE PENELITIAN
A. JENIS PENELITIAN
Penelitian ini bersifat kualitatif-kuantitatif. Pada penelitian ini peneliti
ingin meneliti bagaimana pengaruh Metode inkuiri untuk menarik minat dan
meningkatkan prestasi belajar siswa pada materi gaya.
Pengukuran minat dilakukan menggunakan kuesioner yaitu berupa
kuesioner minat. Selain berupa kuisioner peneliti memfoto setiap proses
pembelajaran siswa di dalam kelas. Bukti tersebut kemudian akan dianalisis.
Pada proses ini peneliti menggunakan penelitian bersifat kualitatif.
Peneliti ingin mengetahui apakah metode inkuiri ini dapat meningkatkan
prestasi siswa. Prestasi siswa dapat diukur melalui soal-soal yang berhubungan
dengan materi Gaya. Soal yang diberikan berupa soal tertulis. Tes ini berupa
pretest dan posttest. Pretest diberikan untuk mengetahui pengetahuan awal
siswa terhadap materi yang diajarkan oleh peneliti. Posttest dilakukan sebagai
alat ukur terhadap prestasi belajar siswa. Pretest dan posttest diberikan pada
kedua kelas yaitu kelas kontrol dan kelas eksperimen. Kelas eksperimen adalah
kelas yang proses pembelajaranya menggunakan metode inkuiri. Sedangkan
kelas kontrol adalah kelas yang proses pembelajaranya menggunakan merode
ceramah. Analisis yang digunakan peneliti untuk mengetahui prestasi siswa
yaitu dengan uji T-Test. Penelitian ini menggunakan penelitian bersifat
B. SAMPEL PENELITIAN
Sampel penelitian ini adalah siswa-siswi SMP PL 1 Kalibawang yang
berjumlah 53 orang yang terdiri dari 17 siswa perempuan dan 37 siswa
laki-laki. Siswa tersebut dibagi dalam dua kelas yaitu kelas VIII A dengan jumlah
25 dan VIII B dengan jumlah 28. Pada penelitian ini kelas VIII A sebagai kelas
kontrol dan kelas VIII B sebagai kelas ekperimen.
C. WAKTU DAN TEMPAT PENELITIAN
Penelitian dilaksanakan pada 12 September 2014 sampai dengan 31
Oktober 2014. Penelitian dilaksanakan di SMP Pangudi Luhur 1 Kalibawang.
D. TREATMEN
Pada penelitian ini treatmen yang dilakukan adalah dengan melaksanakan
metode inkuiri di dalam ruang laboratorium fisika. Kegiatannya sebagai
berikut:
Kegiatan 1. Gaya menimbulkan perubahan
Tujuan: menyelidiki perubahan-perubahan yang ditimbulkan oleh
gaya
Alat dan Bahan: lilin mainan, meja dan kelereng
Siswa diminta untuk melihat LKS 1 yang diberikan oleh peneliti.
Satu persatu percobaan dilakukan dimulai dari kelereng yang
Siswa memberikan hipotesis awal sebelum percobaan
dilaksanakan.
Siswa dibimbing oleh guru melaksanakan percobaan.
Siswa menjawab pertanyaan-pertanyaan yang ada dalam LKS 1.
Lewat pertanyaan-pertanyaan tersebut siswa dapat menyimpulkan
tujuan percobaan 1 tersebut.
Kemudian percobaan dilakukan dengan lilin mainan dan meja.
Lewat ketiga percobaan tersebut siswa mengambil kesimpulan.
Kegiatan 2. Mengukur gaya dengan neraca pegas
Tujuan
1. Mengukur gaya dengan neraca pegas
2. Mengetahui cara megukur gaya dengan neraca pegas Alat dan Bahan
Neraca pegas 2 buah
1 set beban
Benang sepanjang 1 m
Siswa diminta membuat rancangan alat sesuai dengan gambar yang
disediakan.
Siswa diminta membuat hipotesis di kertas yang sudah disediakan.
Setelah siswa mampu membuat rancangan alat siswa diminta untuk
mengukur besar gaya yang ditimbulkan oleh sebuah benda. Siswa
Mengulangi percobaan untuk beban yang lain dan masukan data ke
dalam tabel 1.
Tabel 1. Tabel data percobaan pengukuran gaya
No. Massa beban (kg) Besar Gaya (N/m)
Kegiatan 3. Resultan gaya segaris dan searah
Tujuan :
Mengetahui cara menghitung gaya –gaya segaris dan searah. Alat dan bahan:
Neraca pegas
1 set beban
Statif
Siswa membuat rancangan alat sesuai dengan kegiatan pertama.
Siswa diminta membuat hipotesis di kertas yang sudah disediakan.
Setelah siswa dapat merancang alat, siswa menggantungkan beban
100 gram, kemudian membaca skala pada neraca pegas. Siswa
mengganti beban dengan beban 200 gram.
Siswa menggantungkan kedua beban secara bersama-sama
kemudian membaca skala dalam neraca pegas.
Siswa mengecek hipotesis yang diberikan sama dengan percobaan.
Siswa mengambil kesimpulan berdasarkan percobaan tersebut
Kegiatan 4. Resultan gaya-gaya segaris dan berlawanan awah
Tujuan : menyelidiki resultan gaya segaris dan berlawanan arah
Alat dan bahan: tali yang kuat untuk tarik tambang
Siswa diminta berhadap-hadapan antara siswa yang badan kecil
dan berbadan besar. Untuk membuktikannya perlu ditimbang. Siswa diminta membuat hipotesis secara lisan maupun tertulis.
Tali diberikan tanda dibagian tengah, kemudian salah satu siswa
memegang ujung tali dan siswa lain memegang tali pada ujung
yang lain. Siswa menarik kedua ujung dan lihat tanda pada bagian
tengah tersebut?
Siswa mengecek apakah hipotesis yang diberikan sama dengan
percobaan. Jika salah satu siswa tersebut bebanya lebih besar, arah
mana tali tersebut tertarik dengan kuat. Siswa mengambil
kesimpulan pada bercobaan tersebut
E. INSTRUMEN PENELITIAN 1. Instrumen pembelajaran
a. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Rencana Pelaksaan Pembelajaran atau sering dikenal
dengan RPP merupakan rencana pembelajaran yang akan
dilaksanakan di dalam kelas. RPP ini sangat berguna bagi
kelancaran proses penelitian. RPP disusun berdasarkan kurikulum
dan RPP untuk kelas eksperimen. Kedua RPP dibuat hampir mirip
namun berbeda pada model pembelajaranya.
b. Bahan ajar
Bahan yang akan diajarkan yaitu materi gaya. Materi gaya
meliputi pengertian gaya, resultan gaya, macam-macam gaya, dan
Gaya Gesek. Bahan tersebut disusun berdasarkan KI dan KD yang
ada dalam Kurikulum 2013. Buku acuan yang digunakan pun
menggunakan buku IPA terpadu untuk kurikulum 2013.
c. Lembar Kerja Siswa (LKS)
Pada penelitian Lembar Kerja Siswa digunakan sebagai
panduan siswa untuk melaksanakan metode inkuiri. LKS berisi
tentang langkah kerja dan soal-soal yang berkaitan dengan
praktikum. LKS ini dikerjakan oleh siswa dalam kelas eksperimen.
LKS menjadi alat bantu bagi peneliti untuk mengetahui bagaimana
siswa melakukan metode inkuiri.
d. Power Point Presentation (PPT)
PPT digunakan untuk mempermudah proses pembelajaran.
PPT akan digunakan pada kelas kontrol dan kelas eksperimen. PPT
2. Instrumen Pecarian Data a. Kuisioner minat belajar
Indikator minat menurut beberapa ahli yaitu adanya
perasaan senang, perhatian dalam belajar, bahan belajar dan sikap
guru yang menarik serta manfaat dan fungsi mata pelajaran. Untuk
mengetahui minat siswa dalam pembelajaran Fisika pada materi
gaya ini peneliti menggunakan indikator minat tersebut kemudian
mengembangkannya. Indikator tersebut sebagai acuan peneliti
untuk mengembangkannya menjadi sebuah pernyataan. Pernyataan
tersebut akan membantu peneliti melihat minat belajar siswa di
kelas. Berikut adalah idikator dan pernyatan minat berdasarkan
pengetian minat.
Tabel 2. Kisi-Kisi Minat Belajar
Aspek Indikator Minat Pernyataan
Minat belajar
Suka
Saya merasa senang belajar IPA dengan metode yang diberikan guru
Saya tidak mengeluh ketika diberikan tugas dari guru
Saya yakin bahwa saya akan berhasil dalam pelajaran ini
Perhatian
Saya sering bertanya di dalam kelas
Saya dapat menjawab pertanyaan guru dengan benar
Saya memperhatikan penjelasan guru di dalam kelas
Bahan belajar dan sikap guru yang menarik
Saya membaca buku penunjang agar saya lebih memahami materi IPA
Guru dapat menyampaikan bahan ajar dengan cara yang menarik
Manfaat dan fungsi mata pelajaran
Mata pelajaran ini berguna bagi masa depan saya
Cara pengukuran minat dengan memberikan pilihan pada
setiap pernyataan. Pilihan yang diberikan oleh penulis terdiri dari 5
pilihan yaitu Sangat Tidak Setuju (STS), Tidak Setuju (TS),
ragu-ragu (R), Setuju (S) dan Sangat Setuju (SS). Pilihan jawaban
tersebut dikonversi menjadi skor (5, 4, 3, 2, 1). Pilihan jawaban
pernyataan tersebut kemudian dimodifikasi menjadi 4 pilihan saja
yaitu dengan menghilangkan pilihan Ragu-ragu (R). Pilihan R
dihilangkan dengan pertimbangan agar siswa tidak kebingungan
dalam memberi skor. Kuisioner tersebut yang akan digunakan
penulis untuk mengukur minat belajar siswa terhadap metode
pembelajaran Inkuiri.
b. Pretest dan posttest
Pembuatan Soal Pretest dan posttest dilihat dari kompetensi
yang diajarkan. Kompetensi ini menunjukan materi yang akan
diajarkan. Indikator inilah yang digunakan peneliti untuk membuat
soal. Kisi-kisi soal harus mencakup Kompetensi Inti (KI),
Kompetensi Dasar (KD) dan indikator. Setelah membuat Kisi-kisi
peneliti baru dapat membuat atau menentukan soal yang cocok.
Peneliti juga mencantumkan kunci jawaban dan pedoman
pemberian skor pada setiap soal. Soal-soal tersebut sebelum
siswa sendiri. Soal pretest dan posttest dibuat untuk mengukur
peningkatan prestasi belajar siswa.
Tabel 3.Kisi-Kisi Soal Pretest-Posttest
KD Indikator Soal Aspek
3.1 Memahami
gerak lurus, pengaruh gaya terhadap gerak, serta penerapannya
pada gerak
makhluk
hidup dan
gerak benda dalam
kehidupan sehari-hari
Siswa menjelaskan pengertian dari
gaya dengan
benar
Apa yang dimaksud dengan gaya? Berikanlah contoh untuk
memperjelas penjelasan anda!
Ingatan
Siswa dapat
menyelesaikan persoalan tentang gaya
Jelaskan
langkah-langkah cara pengukuran gaya gravitasi
Pemahaman
Sebuah balok ditarik dengan gaya sebesar 10 N ke kanan. Gambarlah seluruh gaya yang bekerja pada benda tersebut!
Pemahaman
Sebuah balok ditarik dengan gaya sebesar 10 N ke kanan dan ditarik gaya 10 N ke kiri. Gambarlah seluruh gaya yang bekerja pada benda tersebut!
Pemahaman
Arif mendorong sebuah benda bermassa 10 kg di atas permukaan yang licin. Ternyata benda tersebut mengalami percepatan 0,75 m/s2. Berapa besar gaya
yang diberikan oleh Arif?
Siswa dapat membedakan antara resultan gaya segaris dan tak segaris
Perhatikan gambar
dibawah ini!
30 N
7N 10 N
Resultan gaya diatas
adalah...
Ingatan
Dalam Sebuah
pertandingan tarik
tambang, regu A menarik ke arah kiri sebesar 175 N. Regu B berusaha bertahan dan menarik tambang ke arah berlawanan dengan
gaya 155N. Buatlah
diagram gaya yang bekerja pada titik tengah tambang
tersebut. Siapakah
pemenang pada
pertandingan ini? Penerapan Siswa menyelesaikan penerapan gaya gesek dalam kehidupan sehari-hari
Sebuah benda ditarik dengan gaya ke arah kanan, ke arah mana gaya gesek yang terjadi pada benda tersebut? Jelaskan jawabanmu dengan gambar!
Ingatan
Dua buah benda dengan massa yang sama. Benda pertama bergerak di lantai yang kasar sedangkan benda kedua bergerak pada lantai yang licin. Jarak yang ditempuh kedua benda sama yaitu 10 m.Benda manakah yang akan lebih cepat sampai jika benda tersebut digerakan dengan kecepatan awal yang sama? Mengapa demikian?
F. VALIDITAS TES
Validitas pretest dan posttest menggunakan validitas isi. Validitas isi
adalah validitas yang diperoleh setelah dilakukan penganalisan, penelusuran
atau pengujian terhadap isi yang terkandung dalam tes hasil belajar tersebut.
(Sudijono, 2011: 165). Jadi suatu soal tes dikatakan valid apabila dapat
mengukur apa yang seharusnya dapat diukur. Pengukuran tes dapat dilihat dari
indikator dan tujuan pembelajaran. Sebelum membuat soal sebaiknya peneliti
juga membuat kisi-kisi soal yang akan diberikan.
Cara mencari validitas isi dengan mengkoreksikan soal pretest dan
posttest pada ahli. Ahli tersebut diminta menilai kesesuaian antara materi
dengan alat ujinya. Kisi-kisi soal diberikan kepada ahli untuk dikoreksi. Jika
memang tidak sesuai harus direvisi ulang. Validitas menurut ahli dapat dilihat
di lampiran 7, 8 dan 9.
G. ANALISIS DATA
1. Analisis Kuisioner Minat
Peneliti ingin mengetahui sejauh mana minat siswa dalam belajar,
peneliti menggunakan kuesioner. Kuisioner diisi oleh siswa
berdasarkan keadaan yang dialaminya. Data minat digunakan untuk
mengetahui minat siswa terhadap metode yang digunakan. Kedua kelas,
kelas kontrol dan kelas ekperimen diberikan kuisioner yang sama yaitu
siswa terdiri dari 4 macam jawaban dan setiap jawaban memiliki skor
1-4.
Tabel 4. Pemberian skor pada kuisoner
Alternatif Jawaban Skor
Sangat Tidak Setuju (STS) 1
Tidak Setuju (TS) 2
Setuju (S) 3
Sangat Setuju (SS) 4
Tabel 5 Pengisian Hasil Kuisioner Minat Belajar Siswa Nomor
Pertanyaan
STS TS S SS Skor 1
2 3
Jumlah skor total
Set